• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA CEPAT DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SCANNING DI KELAS VI SDN SUKAGALIH 5 TAROGONG KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA CEPAT DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SCANNING DI KELAS VI SDN SUKAGALIH 5 TAROGONG KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

DA

N

IL

MU

PEND

IDIK

AN

SE

KO

LA

H T

INGGI KE

GU

RU

AN

MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA CEPAT DENGAN

MENGGUNAKAN TEKNIK SCANNING

DI KELAS VI SDN SUKAGALIH 5 TAROGONG

KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012

MAKALAH

Oleh

Alfiah

1021.1002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) SILIWANGI BANDUNG

2012

(2)

MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA CEPAT DENGAN

MENGGUNAKAN TEKNIK SCANNING

DI KELAS VI SDN SUKAGALIH 5 TAROGONG

KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012

Alfiah

1021.1002

Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

(STKIP) Siliwangi Bandung 2012

ABSTRAK Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah

a. Untuk melihat keberhasilan membaca dengan menggunakan teknik scanning di kelas V SDN Sukagalih 5 Tarogong Kidul. b. Untuk memperoleh data ada tidaknya perbedaan hasil belajar antara pembelajaran yang menggunakan teknik scanning

dengan yang menggunakan teknik lain.

c. Untuk mengetahui keefektifan membaca dengan menggunakan teknik scanning.

Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan satu variabel yaitu membaca dengan teknik scanning pada SDN Sukagalih 5 Tarogong Kidul di kelas V yang terdiri dan 40 orang siswa.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilangsungkan dapat dibuktikan bahwa pembelajaran membaca dengan menggunakan teknik scanning berhasil efektif pada siswa kelas V SDN Sukagalih 5 Tarogong Kidul tahun pelajaran 2011/2012 dengan perolehan nilai rata - rata 8,9 pada setiap sampel, padahal sebelumnya nilai rata - rata yang diperoleh 6,5 dari setiap sampel.

Penulis berkeyakinan apabila teknik membaca ini dapat dikembangkan dan dikuasai siswa, maka bukan hal yang mustahil perolehan prestasi tinggi dari setiap pembelajaran akan jadi kenyataan.

Kata Kunci : Membaca, Teknik Scanning PENDAHULUAN

Sebenarnya keempat keterampilan tersebut dapat dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu keterampilan yang bersifat menerima ( reseptif ) yang meliputi keterampilan menyimak dan berbicara, serta keterampilan yang bersifat mengungkapkan ( produktif ) yang meliputi keterampilan menulis dan membaca. Dalam pengajaran Bahasa Indonesia dapat kita mengenal istilah yang disebut membaca permulaan. Membaca permulaan itu biasanya dilaksanakan di kelas I SD. Sedangkan membaca lanjutan (pemahaman) dilaksanakan di kelas yang lebih tinggi. Dengan bobot kegiatan anak mampu memahami isi, menyerap pikiran dan perasaan orang lain secara lisan.

Dalam membaca lanjutan diperlukan teknik-teknik membaca. Khususnya kelas VI yang dimungkinkan siswanya sudah mampu menyerap isi dan bacaan tersebut. Mengingat pentingnya untuk mengembangkan kegiatan membaca, kiranya guru

harus dapat memberi teknik-teknik dalam kegiatan membaca, diantaranya Teknik Scanning. Dengan kata lain, secara singkat dapat kita katakan bahwa Scanning dipergunakan bila kita ingin secara cepat menemukan sesuatu kata, fakta, tunggal, nama dan sebagainya. Kita pun dapat pula secara cepat membaca sepintas untuk menemukan suatu bagian ataupun suatu gagasan yang hendak kita baca selanjutnya dengan cara yang lebih teliti.

Berdasarkan pengamatan penulis selama ini, banyak orang tua yang resah karena prestasi belajar anaknya menurun disebabkan oleh ketidakmampuan dalam membaca cepat.

KAJIAN TEORI DAN METODE Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu proses timbal balik /interaksi antara guru dan siswa dalam mencapai hasil tujuan belajar yang telah ditetapkan.

(3)

membaca yang menunjukkan komponen - komponen sensoris, semantik, sintaksis, dan gramatik yang diperoleh dalam bentuk intraktif untuk memahami baca tulis ( Slamet, 1996 : 4). Dengan demikian model pembelajaran tersebut akan dapat mengatasi permasalahan yang berkenaan dengan proses kebahasaan.

Apabila dalam proses pembelajaran rnenggunakan model yang tepat., maka pelaksanaan kegiatan belajar mengajar akan mudah dan akan lancar serta berbasil

dengan baik.Tanpa menggunakan model

pembelajaran ini maka guru dan siswa akan banyak menghadapi hambatan dalam proses pembelajaran yang dijalaninya.

Pengertian Membaca Poewadarminta

Membaca adalah melihat tulisan dan mengerti atau dapat melisankan sesuai dengan apa yang ditulis. (Poerwadarminta, 1984 : 56)

Tarigan kutipan dan Anderson

Membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembacaan sandi ( a recording process and decoding) berlainan dengan berbicara yang justru melibatkan penyandian ( encoding). Aspek pernbacaan sandi (decoding) adalah menghubungkan kata - kata tulis ( written words) dengan makna bahasa lisan ( Language meaning) yang mencakup pengubahan tulisan menjadi bunyi yang bermakna. Harjasujana

Mengatakan bahwa membaca merupakan interaksi antara pembaca dan penulis, interaksi tersebut tidak langsung tetapi bersifat komutitatif. Komunikasi antara pembaca dan penulis akan semakin baik apabila pembaca mempunyai kemampuan yang lebih baik. (1981: 13).

Dari pengertian membaca yang telah diungkapkan oleh beberapa ahli bahasa tersebut dapat disimpulkan bahwa membaca adalah suatu proses yang dilakukan oleh seorang pembaca untuk mendapatkan pesan yang dimaksud dalam bacaan. Oleh karena itu setiap siswa yang baru belajar membaca haruslah dibantu terutama dalam menanggapi atau memberi respon, terutama dalam menghadapi atau memberi respon terhadap lambang -lambang visual yang menggambarkan tanda - tanda yang mereka hadapi sebelum itu.

Pengertian Scanning

Teknik membaca scanning ( sepintas ) adalah teknik pembacaan sekilas tetapi dilakukan dengan teliti dengan maksud memperoleh atau menirukan informasi khusus, informasi tertentu dati bahan bacaan. Teknik membaca scanning ini sangat tergantung kepada beberapa tujuan atau pertanyaan yang telah ditentukan sebelumnya. Teknik adalah prosedur ( Richards : 1986), atau teknik adalah segala kiat dan strategi yang digunakan di kelas untuk

mencapai tujuan.

Ingin cepat menemukan sesuatu fakta, kata, tanggal, nama, dan sebagainya. Untuk menemukan suatu bagian ataupun suatu gagasan yang hendak kita baca. Namun untuk menguasai teknik ini perlu pentahapan dan tidak dapat sekaligus, seperti yang diungkapkan oleh Roger Farr dan Nancy Roser bahwa: “Dalam mengajarkan praktek membaca sepintas / scanning kepada anak - anak sebaiknya secara bertahap “. (1979 359).

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriftif. Metode teknik yang digunakan adalah teknik Propotional Stattified Random Sampling maksudnya untuk memperoleh sampel representatif pengambilan subyek dan setiap kelas ditentukan seimbang atau sebanding dengan banyaknya subyek dalam masing -masing kelas

.

Teknik Penelitian

Berdasarkan metode penelitian yang telah ditentukan diatas teknik yang akan digunakan adalah satu variable, yaitu membaca dengan teknik scanning. Teknik penelitian atau alat yang dipilih untuk mendapatkan data - data agar penelitian ini menjadi baik dan mudah adalah:

a) Telaah pustaka yakni membaca, memahami dan menemukan berbagai sumber bacaan.

b) Survey dengan melihat jumlah siswa disetiap kelas yang ada untuk dijadikan sampel

c) Observasi dilakukan disetiap kelas untuk melihat guru kelas memberikan materi pelajaran membaca dengan menggunakan teknik scanning. d) Mengadakan test kepada siswa yang dijadikan

sampel dengan memberikan judul pembelajaran lingkungan alam dengan menggunakan model pembelajaran membaca dengan teknik scanning. HASIL DAN PEMBAHASAN

Sebelum melaksanakan proses pembelajaran membaca dengan teknik scanning, penulis memberikan tes awal (pretes ) kepada siswa. Tujuannya adalah untuk mengetahui keinampuan awal yang dimiliki oleh siswa.

Bentuk tes yang digunakan adalah menjawab pertanyaan. Sedangkan materi tes adalah tentang kemampuan siswa dalam membaca. Siswa diberikan sebuah wacana untuk dibaca, kemudian siswa harus menjawab butir soal tentang isi wacana. Siswa yang mempunyai bakat membaca yang baik tentu akan mendapatkan nilai yang baik dalam pretes ini.

Setelah tes awal diberikan kepada siswa, penulis melakukan perhitungan skor terhadap hasil tes. Skor tersebut selanjutnya diolah menjadi nilai.

(4)

Annisa Adzani mendapat skor akhir 8 dan hasil skor perolehan dibagi skor ideal atau banyaknya jumlah soal dan dikali 10. Mengerjakan soal berbentuk pilihan ganda sebanyak 20 soal, dengan perincian salah menjawab soal nomor 7, 9, 17, dan 19. Dengan demikian, siswa menjawab soal yang benar hanya 16 soal. Skor akhir siswa tersebut 8 yaitu hasil 16/20 x 10.

Angga Prasetyo mendapat skor akhir 8 dan hasil skor perolehan dibagi skor ideal atau banyaknya jumlah soal dan dikali 10. Mengerjakan soal berbentuk pilihan ganda sebanyak 20 soal, dengan perincian : salah menjawab soal nomor 4, 5, 7, dan 16. Dengan demikian, siswa menjawab soal yang benar hanya 16 soal. Skor akhir siswa tersebut 8 yaitu hasil 16/20 x 10.

Data Nilai Pretes

Hasil rata - rata nilai pretes adalah 6,5. nilai tersebut termasuk klasifikasi kurang. Demikian juga presentase terbesar nilai yang diperoleh siswa di kelas mi didominasi oleh nilai kurang, yaitu nilai dibawah 6,9 sebesar 47,5 %. Dengan demikian terbukti bahwa kelas ini memiliki kemampuan membaca yang tergolong kurang. Selanjutnya hal ini akan dibandingkan dengan hasil perolehan nilai postes yang akan penulis kemukakan pada bagian selanjutnya.

Analisis Deskripsi Hasil Postes

Annisa Adzani mendapat skor akiur 9 dari hasil skor perolehan dibagi skor ideal atau banyalmya jumlah soal dan dikali 10. Mengerjakan soal yang sama seperti tes awal ( Pretes ) bentuknya pilihan ganda sebanyak 20 soal, dengan perincian salah menjawab soal nomor 17, dan 19. Dengan demikian, siswa menjawab soal yang benar hanya 18 soal. Skor akhir siswa tersebut 9 yaitu hasil 18/20 X 10.

Bintari Dian. S mendapat skor akhir 9 dan hasil skor perolehan dibagi skor ideal atau banyaknya junilah soal dan dikali 10. Mengerjakan soal yang sama seperti tes awal ( Pretes ) bentuknya piihan ganda sebanyak 20 soal, dengan perincian salah menjawab soal nomor 16 dan 19. Dengan demikian, siswa menjawab soal yang benar hanya 18 soal. Skor akhir siswa tersebut 9 yaitu hasil 18/20x 10.

Data Nilai Postes

Berdasarkan nilai terbukti bahwa

pembelajaran membaca dengan teknik scanning mencapai hasil 8,9 %. Presentase tersebut termasuk kategori baik. Dari data tersebut bahwa hipotesis dalam penelitian ini dapat diterima. Penggunaan

teknik scanning efektif digunakan untuk

pembelajaran membaca ditingkat Sekolah Dasar. Pembuktian Hipotesis

Berdasarkan hasil nilai terlihat bahwa secara umum kemampuan membaca siswa di kelas ini mengalami peningkatan. Siswa yang tergolong baik sekali naik

menjadi 50 % dari 2.5 %. Hal ini berarti peningkatan sebesar 52.5%. Sebaliknya siswa yang memiliki kemampuan membaca rendah menjadi lebih sedikit yaitu hanya 5 %. Untuk melihat distribusi hasil proses tersebut, penulis gambarkan pada tabel berikut.

Klasifikasi Nilai pretes

No Rentang

Nilai Klasifikasi Frekuensi Persen

1 2 3 4 9.0 – 10 8.0 – 8.9 7.0 – 7.9 …-6.9 Baik Sekali Baik Cukup Kurang 1 8 12 19 2.5% 20% 30% 47.5% 40 100%

Klasifikasi Nilai postes

No Rentang

Nilai Klasifikasi Frekuensi Persen 1 2 3 4 9.0 – 10 8.0 – 8.9 7.0 – 7.9 …-6.9 Baik Sekali Baik Cukup Kurang 25 10 3 2 50% 35% 10% 5% 40 100% SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data penelitian, penulis dapat merumuskan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Model pembelajaran ineinbaca dengan

menggunakan teknik scanning berhasil

digunakan pada siswa kelas V SDN Sukagalih 5 Tarogong tahun ajaran 2011/2012

2. Berdasarkan penelitian penulis, perbedaan penggunaan tekuik scanning dengan yang tidak menggunakan teknik scanning sangat mencolok terlihat. dan hasil tes terbukti dengan tercapainya nilai rata- rata postes sebesar 8,9.

3. Model pembelajaran membaca dengan teknik scanning sangat efektif digunakan pada siswa kelas V SDN Sukagalih 5 Tarogong ajaran 2011/2012

4. Teknik scanning dapat digunakan di SD Teknik ini memiliki efektivitas yang tinggi daripada teknik lainnya. Hal ini terbukti dengan tercapainya nilai rata - rata pretes 6,5 menjadi nilai rata - rata postes 8,9.

(5)

DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud, 1988, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta; Balai Pustaka

Nana, S. (1988 ) Dasar - dasar Proses Belajar Mengajar Bandung: Algensindo,

Nana, S. (1999) Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Surakhmad, W. 1982, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Teknik Bandung : Tarsito. Tarigan, D & Tarigan H.G 1986. Teknik Pengajaran

Keterampilan Berbahasa, Bandung : Angkasa.

Tarigan H.G. 198.3. Membaca Ekspresif Bandung: Angkasa.

Tarigan H.G. ( 1986 : 10 ). Membaca Sebagai Suatu

Keterampilan Berbahasa, Bandung:

Angkasa.

Trihasmoro. L, dkk, 2006, Materi Bahasa Indonesia Untuk Kelas VI SD\ Bogor: Yudhistira.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis Regresi berganda memperlihatkan bahwa karakteristik internal Penyuluh Perikanan Swadaya memberikan pengaruh nyata terhadap kinerja Penyuluh Perikanan

Pemberian sumber kalium dengan menggunakan pupuk KCl memberikan hasil tinggi tanaman (tabel 1), jumlah daun (tabel 2), jumlah cabang (tabel 3), jumlah polong isi, dan

Jika nilai standar deviasi dikaitkan dengan regresi linear sederhana (Gambar 4), semakin linear negatif hubungan antara kadar air serasah dengan persentase bobot kering

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis dari Colaizzi (Polit, D. Untuk mencegah terjadinya permasalahan etik dalam proses

Untuk melakukan pemotongan gaji terhadap semua pinjaman guru dan karyawan di SMAN 15 padang yang meminjam uang pada Bank, Disini Bendahara dalam hal ini

Rumusan masalah difokuskan pada kondisi fisik pasar tradisional dan penataan ruang dalam aksesibilitas atau ruang gerak dalam pasar berdasarkan penerapan kriteria

Pada penelitan ini ditemukan perbedaan gambaran histopatologis ginjal tikus wistar yang bermakna antar kelompok dengan p=0.002*. Hal ini menunjukkan bahwa adanya

[r]