iv ABSTRAK
PENGARUH EKSTRAK ETANOL RIMPANG JAHE MERAH (Zingiberis rhizoma) TERHADAP PERILAKU SEKSUAL MENCIT JANTAN GALUR
Swiss-Webster
Shirley Tanuwireja, 2007, Pembimbing I : Sugiarto Puradisastra, dr., M.Kes Pembimbing II : July Ivone, dr., M.S
Libido adalah suatu hal yang penting bagi manusia khususnya kaum laki-laki. Penurunan libido dapat mengganggu aktivitas seksual manusia dan kehidupan manusia secara keseluruhan. Cara-cara yang telah ditempuh oleh kaum laki-laki untuk meningkatkan libido adalah cara konvensional dan cara alternatif antara lain mengkonsumsi jahe merah (Zingiber officinale Rosc.), bagian tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah rimpang (rhizoma). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh rimpang jahe merah (Zingiberis rhizoma) dalam meningkatkan perilaku seksual.
Penelitian ini menggunakan metode prospektif eksperimental sungguhan, memakai Rancangan Acak Lengkap (RAL), bersifat komparatif. Uji perilaku seksual ini menggunakan 25 ekor mencit jantan galur Swiss-Webster dengan berat badan antara 20-30 gram. Mencit dibagi secara acak dalam 5 kelompok perlakuan (n = 5), masing-masing diberi EERJM (Ekstrak Etanol Rimpang Jahe Merah) dosis 1 (400mg/kgBB mencit), EERJM dosis 2 (800mg/kgBB mencit), EERJM dosis 3 (1200mg/kgBB mencit), kontrol (Na-CMC 1%), dan pembanding (Sildenafil sitrat) tiap hari selama 7 hari. Data yang diukur adalah jumlah pengenalan (introducing) dan jumlah penunggangan (mounting) selama 15 menit pertama dan 15 menit kedua pada hari ketiga, kelima, dan ketujuh setelah perlakuan. Analisis data dengan menggunakan Repeated Measurement ANOVA, dilanjutkan uji Least Significant Difference (LSD) dengan = 0,05, menggunakan program komputer.
Hasil penelitian adalah EERJM dosis 1 dan 3 berefek meningkatkan introducing yang berbeda secara bermakna bila dibandingkan dengan kontrol dengan nilai p = 0,001 dan p = 0,001. EERJM dosis 1 dan 3 berefek meningkatkan mounting yang berbeda secara bermakna bila dibandingkan dengan kontrol dengan nilai p = 0,032 dan p = 0,046. EERJM dosis 2 tidak berbeda bermakna dengan kontrol baik introducing maupun mounting dengan nilai p = 0,443 dan p = 0,675.
Kesimpulan, ekstrak etanol rimpang jahe merah (Zingiberis rhizoma) berpengaruh meningkatkan perilaku seksual baik pengenalan (introducing) maupun penunggangan (mounting) terutama dosis 1 dan 3.
ABSTRACT
THE EFFECT OF ETHANOL EXTRACT FROM RED GINGER RHIZOME (Zingiberis rhizoma) ON SEXUAL BEHAVIOUR ON MALE MICE STRAIN
Swiss-Webster
Shirley Tanuwireja, 2007, 1st Tutor : Sugiarto Puradisastra, dr., M.Kes 2nd Tutor : July Ivone, dr., M.S
Libido is one of the most important things for human being especially for men. Lack of libido can disturb human sexual activity and whole human life. Methods which were done with men for increasing their libido are conventional methode and alternative methode for example using red ginger (Zingiber officinale Rosc.), part of this plant which are used in this research are finger shaped tuber (rhizoma). The purpose of this research is for knowing the effect of red ginger rhizome (Zingiberis rhizome) to increase sexual behaviour.
This research used real experimental-prospective method, used complete random design, and have comparative characteristic. This sexual behaviour experiment used 25 Swiss-Webster strain male mice which weight of each body range are between 20-30 grams. Mice divided randomly into 5 treatment groups (n = 5), each of them given with ethanol extract of red ginger rhizome dose 1 (400 mg/kgBB mice), ethanol extract of red ginger rhizome dose 2 (800 mg/kgBB mice), ethanol extract of red ginger rhizome dose 3 (1200 mg/kgBB mice), controle (Na-CMC 1%), and comparative (Sildenafil citrate) every day for seven days. Data that measured was introducing account and mounting account in first 15 minutes periode and second 15 minutes periode, on third, fifth, and seventh days after treatment. Data analyzing used Repeated Measurement ANOVA, continued with Least Significant Difference (LSD) examination with = 0.05 and used computer program.
The result of this research is ethanol extract of red ginger rhizome dose 1 and 3 have effect to increase introducing significantly if compare with controle with p = 0.001 and p = 0.001. Ethanol extract of red ginger rhizome dose 1 and 3 have effect to increase mounting significantly if compare with controle with p = 0.032 and p = 0.046. Ethanol extract of red ginger rhizome dose 2 have no effect to increase introducing and mounting significantly if compare with controle with p = 0.443 and p = 0.675.
The conclusion are ethanol extract of red ginger rhizome (Zingiberis rhizome) have effect to increase sexual behaviour not only introducing but also mounting especially dose 1 and 3.
Key words : red ginger, sexual behaviour
vi
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas perlindungan dan berkat-Nya yang begitu besar sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Karya Tulis Ilmiah ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran.
Penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan, bimbingan, dan dukungan yang telah diberikan selama pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini. Terima kasih kepada :
1. Sugiarto Puradisastra, dr., M.Kes selaku pembimbing pertama yang telah membantu, mengarahkan, dan meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, dorongan, serta saran-saran yang sangat berarti bagi penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
2. July Ivone, dr., M.S selaku pembimbing kedua yang telah membantu, memberikan saran-saran yang sangat berarti bagi penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
3. Tim Pengajar KTI yang telah memberikan pengarahan dan petunjuk yang sangat bermanfaat bagi penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. 4. Pak Nana dan Pak Kris yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
penelitian Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Papa Sugijatno Tanuwiredja dan Mama Djenawati Wiradinata tersayang yang selalu memberikan dukungan, bimbingan, saran serta doa bagi penulis selama menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Adik perempuanku Caroline Tanuwireja tersayang yang selalu menemani dan memberikan saran-saran selama penulis menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. 7. Teman-teman seperjuangan Merry, Santi, Frans, Ci The Yuliani, atas bantuan,
saran, dan doa bagi penulis selama penelitian ini.
9. Untuk sahabatku Eva yang selalu menemani, mendukung, memberikan semangat, sumbangan ide, dan doanya selama penulis menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
10.Sahabat-sahabat tersayang Ira, Rossy, Paula, Meilina, Maria, Veny, Nope dan masih banyak lagi yang tidak dapat disebutkan satu per satu untuk bantuan saran dan doanya bagi penulis selama menyelesaikan penelitian ini.
Penulis berharap agar Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembacanya. Akhir kata penulis mendoakan semoga Tuhan membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Terima kasih. Tuhan Yesus Memberkati.
Penulis
viii DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
SURAT PERNYATAAN ... iii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
PRAKATA ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR GRAFIK ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 3
1.3 Maksud dan Tujuan ... 3
1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 3
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian ... 4
1.6 Metodologi Penelitian ... 5
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pusat yang Berhubungan Dengan Perilaku Seksual; Sistem Limbik 2.1.1 Anatomi Fungsional Sistem Limbik; Peran Kunci Hipotalamus ... 6
2.1.2.1 Pengaturan Kardiovaskular ... 7
2.1.2.2 Pengaturan Suhu Tubuh ... 8
2.1.3 Fungsi Perilaku dari Hipotalamus dan Sistem Limbik yang Berkaitan ... 8
2.1.4 Hipotalamus Daerah Pengatur Utama Untuk Sistem Limbik ... 8
2.1.5 Fungsi Spesifik Dari Bagian-Bagian Lain Sistem Limbik 2.1.5.1 Fungsi Hipokampus ... 9
2.1.5.2 Fungsi Amigdala ... 10
2.1.5.2.1 Efek Perangsangan Amigdala ... 10
2.1.5.3 Fungsi Korteks Limbik ... 11
2.2 Aksi Seksual Pria ... 12
2.2.1 Rangsangan Saraf Untuk Kinerja Aksi Seksual Pria ... 12
2.2.2 Tahap-tahap Aksi Seksual Pria ... 12
2.2.2.1 Fase Perangsangan (Excitement phase) ... 12
2.2.2.2 Fase Plateau (Plateau Phase) ... 13
2.2.2.3 Fase Orgasme (Orgasmic Phase) ... 13
2.2.2.4 Fase Resolusi (Resolution phase) ... 13
2.2.3 Mekanisme Aksi Seksual Pria dan Sistem Saraf yang Berhubungan ... 14
2.2.3.1 Ereksi; Peran Saraf Parasimpatis ... 14
2.2.3.2 Lubrikasi; Suatu Fungsi Parasimpatis ... 15
2.2.3.3 Emisi dan Ejakulasi; Fungsi Saraf Simpatis ... 15
2.2.4 Pengaturan Fungsi Seksual Pria Melalui Hormon dari Hipotalamus dan Kelenjar Hipofisis Anterior ... 15
2.2.5 Anatomi dan Fisiologi Ereksi pada Penis ... 16
2.2.6 Kehidupan Seksual Pria Dewasa dan Klimakterium Pria 18 2.3 Libido ... 18
2.3.1 Definisi Libido ... 18
2.3.2 Faktor-faktor yang Menyebabkan Penurunan Libido ... 19
x
2.3.4 Terapi pada Gangguan Libido ... 21
2.4 Disfungsi Ereksi ... 21
2.4.1 Penyebab Disfungsi Ereksi ... 21
2.4.2 Diagnosis Disfungsi Ereksi ... 23
2.4.3 Pemeriksaan Penunjang Disfungsi Ereksi ... 24
2.5 Aphrodisiak ... 24
2.5.1 Definisi Aphrodisiak ... 24
2.5.2 Tanaman Obat Aphrodisiak ... 25
2.6 Jahe (Zingiber officinale ) ... 27
2.6.1 Sejarah ... 27
2.6.2 Ciri morfologis ... 27
2.6.3 Habitat ... 28
2.6.4 Pengolahan dan Pemasaran ... 28
2.6.4.1 Produk jahe ... 29
2.6.5 Varietas ... 30
2.6.6 Jahe Merah (Zingiber officinale Roscoe) ... 30
2.6.6.1 Nama Daerah ... 30
2.6.6.2 Nama Lokal ... 30
2.6.6.3 Taksonomi ... 30
2.6.6.4 Bagian Tanaman yang Digunakan dan Manfaatnya ... 31
2.6.6.4.1 Khasiat Lainnya ... 33
2.7 Sildenafil Sitrat ... 33
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Alat Penelitian 3.1.1 Bahan Penelitian ... 38
3.1.2 Alat-alat Penelitian ... 38
3.2 Persiapan Penelitian 3.2.1 Hewan Coba ... 39
3.3 Metode Penelitian
3.3.1 Desain Penelitian ... 40
3.3.2 Variabel Penelitian ... 40
3.3.3 Definisi Operasional ... 41
3.3.4 Metode Penarikan Sampel ... 42
3.3.5 Penyimpulan Bahan Uji ... 42
3.3.6 Prosedur Penelitian ... 42
3.3.7 Analisis Data ... 43
3.3.8 Kriteria Uji ... 44
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 46
4.2 Uji Hipotesis ... 53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 55
5.2 Saran ... 55
DAFTAR PUSTAKA ... 56
LAMPIRAN 1 ... 61
LAMPIRAN 2 ... 64
LAMPIRAN 3 ... 67
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Daftar tanaman yang secara tradisional digunakan sebagai
aphrodisiak ...25 Tabel 4.1 Rerata introducing ...46 Tabel 4.2 Uji Repeated MeasurementANOVA terhadap frekuensi rerata
introducing ...47 Tabel 4.3 Uji LSD terhadap frekuensi rerata introducing ...48 Tabel 4.4 Rerata mounting ...49 Tabel 4.5 Uji Repeated MeasurementANOVA terhadap frekuensi rerata
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Grafik frekuensi rerata introducing dan rerata mounting
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Perhitungan Dosis ...61 Lampiran2 Data Penelitian ...64 Lampiran 3 Uji Statistik ...67
LAMPIRAN 1
Perhitungan dosis
1. Perhitungan dosis ekstrak etanol rimpang jahe merah (Zingiberis rhizoma)
keringkan ekstrak etanol 50% 5 liter
Jahe merah basah 1,6 kg --->350 gram--->18,298 gram
Dosis jahe merah efektif untuk mencit = 400 mg/kgBB (Mdidea, 2007)
Mencit yang digunakan = ± 20 gram
Volume lambung mencit = ± 0,5 ml
Perhitungan
Dosis yang digunakan =
Ekstrak etanol rimpang jahe merah dosis 1 = 400 mg/kgBB mencit
Ekstrak etanol rimpang jahe merah dosis 2 = 800 mg/kgBB mencit
Ekstrak etanol rimpang jahe merah dosis 3 = 1200 mg/kgBB mencit
Dosis 1
= 400 mg/kgBB mencit
= 20/1000 x 400 mg
= 8 mg/mencit 20 gram
Dosis 2
= 800 mg/kgBB mencit
= 20/1000 x 800 mg
= 16 mg/mencit 20 gram
Dosis 3
= 1200 mg/kgBB mencit
= 20/1000 x 1200 mg
= 24 mg/mencit 20 gram
Dosis 3 = 24 mg/mencit 20 gram /0,5 ml (1 kali sonde)
48 mg/mencit 20 gram/ml
480 mg/10 ml Na-CMC 1%
1% Na-CMC = 1 gram Na-CMC/100 ml aquadest
= 0,1 gram/10 ml
62
480 mg ekstrak jahe + 100 mg serbuk Na-CMC
Gerus + aquadest sampai 10 ml
Dosis 3
Dosis 1 : Dosis 2 : Dosis 3 = 1 : 2 : 3
Dosis 1 = 8 mg/0,5 ml = 16 mg/ml
Dosis 2 = 16 mg/0,5 ml = 32 mg/ml
Dosis 3 = 24 mg/0,5 ml = 48 mg/ml
Dosis 2 = 32/48 x 4 ml = 2,67 ml dosis 3 + 1,33 ml Na-CMC 1% = 4 ml dosis 2
Dosis 1 = 16/48 x 4 ml = 1,33 ml dosis 3 + 2,67 ml Na-CMC 1% = 4 ml dosis 1
2. Perhitungan dosis Sildenafil Sitrat
Kandungan sildenafil sitrat (1 tablet) = 50 mg
Dosis sildenafil sitrat efektif untuk mencit = 5 mg/kgBB mencit (Tajuddin, 2003)
Berat badan mencit rata-rata yang digunakan = ± 20 gram
Volume lambung mencit = ± 0,5 ml
Perhitungan dosis yang dibutuhkan
5 mg/kgBB mencit x 0,02 kg = 0,1 mg/mencit 20 gram
Cara pengenceran = 0,1 mg / 0,5 ml (Jumlah dosis yang dibutuhkan)
2 mg / 10 ml
0,2 mg / ml
50 mg / tablet
50 mg / 10 ml
= 2/50 x 10 ml = 0,4 ml
1 tablet disuspensikan dalam 10 ml larutan Na-CMC 1%
50 mg / 10 ml
ambil 0,4
ml sildenafil sitrat dalam larutan Na-CMC 1% tambahkan 9,6 ml larutan Na-CMC 1%.
63
1 tablet sildenafil sitrat digerus dan ditambah 100 mg serbuk Na-CMC kemudian
ditambahkan akuades hingga 10 ml lalu homogenkan, kemudian disondekan ke mencit
64
LAMPIRAN 2
DATA PENELITIAN
INTRODUCING
Introducing 15 menit I
Kelompok perlakuan (n=5) Jahe I Hari 3 Jahe I Hari 5 Jahe I Hari 7 Jahe 2 Hari 3 Jahe 2 Hari 5 Jahe 2 Hari 7 Jahe 3 Hari 3 Jahe 3 Hari 5 Jahe 3 Hari 7 K Hari 3 K Hari 5 K Hari 7 P Hari 3 P Hari 5 P Hari 7
1 24 40 24 15 16 7 17 32 15 3 3 4 41 27 25
2 16 27 33 14 5 13 13 15 24 6 3 3 34 46 40
3 13 18 30 10 9 17 15 35 42 14 11 8 24 27 33
4 7 16 31 6 2 3 12 11 15 4 19 12 45 20 34
5 14 19 25 15 7 3 13 16 34 12 5 2 65 36 25
Introducing 15 menit II
Kelompok perlakuan (n=5) Jahe I Hari 3 Jahe I Hari 5 Jahe I Hari 7 Jahe 2 Hari 3 Jahe 2 Hari 5 Jahe 2 Hari 7 Jahe 3 Hari 3 Jahe 3 Hari 5 Jahe 3 Hari 7 K Hari 3 K Hari 5 K Hari 7 P Hari 3 P Hari 5 P Hari 7
1 14 10 14 11 11 6 9 15 14 5 2 3 19 12 20
2 12 3 7 5 0 4 5 7 13 3 3 5 35 40 20
3 7 13 18 11 3 13 28 23 16 7 1 9 26 29 24
4 9 15 9 0 1 2 9 11 4 4 3 8 19 23 14
65
Rerata Introducing
Kelompok perlakuan (n=5) Jahe I Hari 3 Jahe I Hari 5 Jahe I Hari 7 Jahe 2 Hari 3 Jahe 2 Hari 5 Jahe 2 Hari 7 Jahe 3 Hari 3 Jahe 3 Hari 5 Jahe 3 Hari 7 K Hari 3 K Hari 5 K Hari 7 P Hari 3 P Hari 5 P Hari 7
1 19 25 19 13 13,5 6,5 13 23,5 14,5 4 2,5 3,5 30 19,5 22,5
2 14 15 20 9,5 2,5 8,5 9 11 18,5 4,5 3 4 34,5 43 30
3 10 15,5 24 10,5 6 15 21,5 29 29 10,5 6 8,5 25 28 28,5
4 8 15,5 20 3 1,5 2,5 10,5 11 9,5 4 11 10 32 21,5 24
5 9 15 17,5 14,5 4,5 8,5 8,5 10,5 24,5 10 3,5 3 48,5 30,5 20
MOUNTING
Mounting 15 menit I
Kelompok perlakuan (n=5) Jahe I Hari 3 Jahe I Hari 5 Jahe I Hari 7 Jahe 2 Hari 3 Jahe 2 Hari 5 Jahe 2 Hari 7 Jahe 3 Hari 3 Jahe 3 Hari 5 Jahe 3 Hari 7 K Hari 3 K Hari 5 K Hari 7 P Hari 3 P Hari 5 P Hari 7
1 3 13 3 2 1 0 16 5 2 0 0 0 9 9 8
2 0 7 1 2 0 1 2 0 0 0 0 0 1 13 13
3 0 2 3 3 0 3 4 2 12 0 3 2 4 7 9
4 0 10 3 0 0 0 3 0 0 2 0 3 1 14 14
66
Mounting 15 menit II
Kelompok perlakuan (n=5) Jahe I Hari 3 Jahe I Hari 5 Jahe I Hari 7 Jahe 2 Hari 3 Jahe 2 Hari 5 Jahe 2 Hari 7 Jahe 3 Hari 3 Jahe 3 Hari 5 Jahe 3 Hari 7 K Hari 3 K Hari 5 K Hari 7 P Hari 3 P Hari 5 P Hari 7
1 1 9 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 6 6 12
2 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 2 1 17 10
3 0 2 1 2 1 0 2 6 0 1 3 2 0 7 7
4 3 6 2 1 0 0 0 0 0 0 1 0 6 10 9
5 0 12 1 0 0 0 0 2 9 2 0 3 7 8 5
Rerata mounting
Kelompok perlakuan (n=5) Jahe I Hari 3 Jahe I Hari 5 Jahe I Hari 7 Jahe 2 Hari 3 Jahe 2 Hari 5 Jahe 2 Hari 7 Jahe 3 Hari 3 Jahe 3 Hari 5 Jahe 3 Hari 7 K Hari 3 K Hari 5 K Hari 7 P Hari 3 P Hari 5 P Hari 7
1 2 11 1,5 1,5 1 0 8,5 2,5 1 0 0,5 0,5 7,5 7,5 10
2 0 3,5 0,5 1 0 0,5 1,5 0 0,5 0 0 1 1 15 11,5
3 0 2 2 2,5 0,5 1,5 3 4 6 0,5 3 2 2 7 8
4 1,5 8 2,5 0,5 0 0 1,5 0 0 1 0,5 1,5 3,5 12 11,5
5 0,5 10,5 2 0 0 0 4 1 11,5 2,5 0,5 1,5 4,5 9,5 7,5
Keterangan :
Jahe 1 = Ekstrak Etanol Rimpang Jahe Merah Dosis 1 = 400 mg/kgBB mencit
Jahe 2 = Ekstrak Etanol Rimpang Jahe Merah Dosis 2 = 800 mg/kgBB mencit
Jahe 3 = Ekstrak Etanol Rimpang Jahe Merah Dosis 3 = 1200 mg/kgBB mencit
K = Kontrol = Na-CMC 1 % 10 ml/kgBB mencit
67
LAMPIRAN 3
UJI STATISTIK
3.1 Rerata introducing hari ketiga, kelima dan ketujuh
General Linear Model
Within-Subjects Factors
Measure: intro
Intro3
Intro5
Intro7 hari
1
2
3
Dependent Variable
Between-Subjects Factors
Jahe merah
dosis I 5
Jahe merah
dosis II 5
Jahe merah
dosis III 5
Kontrol 5
Pembanding 5 1
2
3
4
5 Perlakuan
68
Descriptive Statistics
12.0000 4.52769 5
10.1000 4.43565 5
12.5000 5.32682 5
6.6000 3.34290 5
34.0000 8.82468 5
15.0400 11.15135 25
17.2000 4.36749 5
5.6000 4.74868 5
17.0000 8.66747 5
5.2000 3.51070 5
28.5000 9.28036 5
14.7000 10.67708 25
20.1000 2.40832 5
8.2000 4.52217 5
19.2000 7.75887 5
5.8000 3.21325 5
25.0000 4.16833 5
15.6600 8.70431 25
Perlakuan
Jahe merah dosis I
Jahe merah dosis II
Jahe merah dosis III
Kontrol
Pembanding
Total
Jahe merah dosis I
Jahe merah dosis II
Jahe merah dosis III
Kontrol
Pembanding
Total
Jahe merah dosis I
Jahe merah dosis II
Jahe merah dosis III
Kontrol
Pembanding
Total Intro hari ke3
Intro hari ke5
Intro hari ke7
Mean Std. Deviation N
Repeated Measurement ANOVA
Tests of Between-Subjects Effects
Measure: intro
Transformed Variable: Average
17176.333 1 17176.333 317.541 .000 .941
5056.000 4 1264.000 23.368 .000 .824
1081.833 20 54.092
Source Intercept
Perlakuan
Error
Type III Sum
of Squares df Mean Square F Sig.
69
Estimated Marginal Means
Perlakuan
Estimates
Measure: intro
16.433 1.899 12.472 20.395
7.967 1.899 4.005 11.928
16.233 1.899 12.272 20.195
5.867 1.899 1.905 9.828
29.167 1.899 25.205 33.128 Perlakuan
Jahe merah dosis I
Jahe merah dosis II
Jahe merah dosis III
Kontrol
Pembanding
Mean Std. Error Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval
Uji LSD
Pairwise Comparisons
Measure: intro
8.467 * 2.686 .005 2.865 14.069
.200 2.686 .941 -5.402 5.802
10.567 * 2.686 .001 4.965 16.169
-12.733 * 2.686 .000 -18.335 -7.131
-8.467 * 2.686 .005 -14.069 -2.865
-8.267 * 2.686 .006 -13.869 -2.665
2.100 2.686 .443 -3.502 7.702
-21.200 * 2.686 .000 -26.802 -15.598
-.200 2.686 .941 -5.802 5.402
8.267 * 2.686 .006 2.665 13.869
10.367 * 2.686 .001 4.765 15.969
-12.933 * 2.686 .000 -18.535 -7.331
-10.567 * 2.686 .001 -16.169 -4.965
-2.100 2.686 .443 -7.702 3.502
-10.367 * 2.686 .001 -15.969 -4.765
-23.300 * 2.686 .000 -28.902 -17.698
12.733 * 2.686 .000 7.131 18.335
21.200 * 2.686 .000 15.598 26.802
12.933 * 2.686 .000 7.331 18.535
23.300 * 2.686 .000 17.698 28.902
(J) Perlakuan Jahe merah dosis I Jahe merah dosis II Jahe merah dosis III Kontrol
Pembanding Jahe merah dosis I Jahe merah dosis II Jahe merah dosis III Kontrol
Pembanding Jahe merah dosis I Jahe merah dosis II Jahe merah dosis III Kontrol
Pembanding Jahe merah dosis I Jahe merah dosis II Jahe merah dosis III Kontrol
Pembanding Jahe merah dosis I Jahe merah dosis II Jahe merah dosis III Kontrol
Pembanding (I) Perlakuan
Jahe merah dosis I
Jahe merah dosis II
Jahe merah dosis III
Kontrol
Pembanding
Mean
Difference (I-J) Std. Error Sig.a Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval for
Differencea
Based on estimated marginal means
The mean difference is significant at the .05 level. *.
Adjustment for multiple comparisons: Least Significant Difference (equivalent to no adjustments). a.
70
General Linear Model
Within-Subjects Factors
Measure: mounting
Mount3
Mount5
Mount7 hari
1
2
3
Dependent Variable
Between-Subjects Factors
Jahe merah
dosis I 5
Jahe merah
dosis II 5
Jahe merah
dosis III 5
Kontrol 5
Pembanding 5 1
2
3
4
5 Perlakuan
71
Descriptive Statistics
.8000 .90830 5
1.1000 .96177 5
3.7000 2.88531 5
.8000 1.03682 5
3.7000 2.51496 5
2.0200 2.21020 25
7.0000 4.07738 5
.3000 .44721 5
1.5000 1.73205 5
.9000 1.19373 5
10.2000 3.32791 5
3.9800 4.62889 25
1.7000 .75829 5
.4000 .65192 5
3.8000 4.93204 5
1.3000 .57009 5
9.7000 1.89077 5
3.3800 4.07042 25
Perlakuan
Jahe merah dosis I
Jahe merah dosis II
Jahe merah dosis III
Kontrol
Pembanding
Total
Jahe merah dosis I
Jahe merah dosis II
Jahe merah dosis III
Kontrol
Pembanding
Total
Jahe merah dosis I
Jahe merah dosis II
Jahe merah dosis III
Kontrol
Pembanding
Total Mounting hari ke3
Mounting hari ke5
Mounting hari ke7
Mean Std. Deviation N
Repeated Measurement ANOVA
Tests of Between-Subjects Effects
Measure: mounting
Transformed Variable: Average
733.203 1 733.203 110.951 .000 .847
500.880 4 125.220 18.949 .000 .791
132.167 20 6.608
Source Intercept
Perlakuan
Error
Type III Sum
of Squares df Mean Square F Sig.
72
Perlakuan
Estimates
Measure: mounting
3.167 .664 1.782 4.551
.600 .664 -.785 1.985
3.000 .664 1.615 4.385
1.000 .664 -.385 2.385
7.867 .664 6.482 9.251
Perlakuan
Jahe merah dosis I
Jahe merah dosis II
Jahe merah dosis III
Kontrol
Pembanding
Mean Std. Error Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval
Uji LSD
Pairwise Comparisons
Measure: mounting
2.567 * .939 .013 .609 4.525
.167 .939 .861 -1.791 2.125
2.167 * .939 .032 .209 4.125
-4.700 * .939 .000 -6.658 -2.742
-2.567 * .939 .013 -4.525 -.609
-2.400 * .939 .019 -4.358 -.442
-.400 .939 .675 -2.358 1.558
-7.267 * .939 .000 -9.225 -5.309
-.167 .939 .861 -2.125 1.791
2.400 * .939 .019 .442 4.358
2.000 * .939 .046 .042 3.958
-4.867 * .939 .000 -6.825 -2.909
-2.167 * .939 .032 -4.125 -.209
.400 .939 .675 -1.558 2.358
-2.000 * .939 .046 -3.958 -.042
-6.867 * .939 .000 -8.825 -4.909
4.700 * .939 .000 2.742 6.658
7.267 * .939 .000 5.309 9.225
4.867 * .939 .000 2.909 6.825
6.867 * .939 .000 4.909 8.825
(J) Perlakuan Jahe merah dosis I
Jahe merah dosis II
Jahe merah dosis III
Kontrol
Pembanding
Jahe merah dosis I
Jahe merah dosis II
Jahe merah dosis III
Kontrol
Pembanding
Jahe merah dosis I
Jahe merah dosis II
Jahe merah dosis III
Kontrol
Pembanding
Jahe merah dosis I
Jahe merah dosis II
Jahe merah dosis III
Kontrol
Pembanding
Jahe merah dosis I
Jahe merah dosis II
Jahe merah dosis III
Kontrol
Pembanding (I) Perlakuan
Jahe merah dosis I
Jahe merah dosis II
Jahe merah dosis III
Kontrol
Pembanding
Mean
Difference (I-J) Std. Error Sig.a Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval for
Differencea
Based on estimated marginal means
The mean difference is significant at the .05 level. *.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peran libido dalam aktivitas seksual adalah sangat vital. Naik turunnya libido
diduga berhubungan erat dengan kondisi tubuh seseorang. Banyak hal yang dapat
menyebabkan turunnya libido antara lain kelelahan, kurang tidur, gaya hidup yang
tidak sehat, stress dan kelainan seksual. Keadaan tersebut berhubungan dengan
kondisi psikologis di dalam otak (Info Sehat, 2007).
Dalam Journal of the American Medical Association penelitian pada tahun
1999 yang mengikutsertakan 1410 laki-laki dan 1749 perempuan dengan usia
antara 18-59 tahun, pada perempuan, 43% mengalami penurunan libido, 26%
mengalami ketidakmampuan untuk mencapai orgasme dan 16% mengalami nyeri
saat berhubungan seksual. Pada laki-laki, 31% mengalami penurunan libido, 18%
mengalami kecemasan berlebihan saat melakukan hubungan seksual dan 18%
mengalami disfungsi ereksi. Penurunan libido ini disebabkan antara lain kadar
hormon testosteron yang rendah di dalam tubuh, stress, kurang tidur, terlalu
banyak bekerja (workaholic), konsumsi alkohol berlebihan, penyakit
kardiovaskular, diabetes mellitus dan penyakit Parkinson (Sheri & Stritof, 2007).
Sampai kini belum ada data pasti berapa jumlah laki-laki penderita disfungsi
ereksi (DE) di Indonesia, namun seksolog dan androlog Wimpie Pangkahila
memperkirakan angkanya berkisar 10-15% pada laki-laki yang sudah menikah
(Suara Merdeka, 2001).
Efek dari disfungsi ereksi (DE) sangat besar antara lain depresi bagi penderita
yang berujung pada terganggunya keharmonisan hubungan suami istri. Hubungan
seksual suami istri merupakan kebutuhan dan relaksasi yang dapat meningkatkan
keharmonisan pasangan suami istri. Hubungan seksual sering digunakan sebagai
indikator kebahagian rumah tangga. Dampak yang paling berat bagi pasangan
suami istri adalah tidak dapat memiliki anak. Disfungsi ereksi juga sering menjadi
Universitas Kristen Maranatha 2
Upaya masyarakat untuk mengatasi penurunan libido dilakukan dengan
mengkonsumsi obat konvensional seperti sildenafil sitrat. Penggunaan obat-obat
yang terbuat dari bahan kimia (sildenafil sitrat) dapat menimbulkan efek samping
antara lain sakit kepala, kemerahan pada wajah, dyspepsia, hidung tersumbat,
gangguan penglihatan, infeksi saluran kemih, diare, pusing, dan ruam kulit. Efek
samping pada sistem kardiovaskular yang serius seperti infark miokard, sudden
cardiac death, aritmia ventricular, perdarahan serebrovaskular, transient
ischaemic attack (TIA) dan hipertensi pernah dilaporkan setelah penggunaan obat
sildenafil sitrat pada pasien yang memiliki faktor resiko kardiovaskular.
Penggunaan tablet sildenafil sitrat juga merupakan kontraindikasi bagi pasien
yang menggunakan nitrat organik intermiten atau regular dan pasien
hipersensitivitas (Home intekom, 2005 ; MIMS Indonesia, 2006).
Bahan yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan vitalitas pria dewasa
tidak hanya obat-obatan kimia namun juga ramuan yang berasal dari ekstrak
tanaman. Masyarakat lebih menyukai bahan dari tanaman karena lebih alamiah
sehingga dianggap lebih aman, lebih baik ditoleransi oleh tubuh, lebih mudah
didapat dan lebih murah dibandingkan dengan obat konvensional. Hal ini
disebabkan karena bahan alami mengandung fungsi komponen aktif (active
component) yang dipengaruhi adanya faktor pendukung (enhancing factor) dan
faktor penghambat (inhibiting factor) sehingga efek sampingnya pun minim.
WHO melaporkan, tidak kurang dari 75 persen penduduk dunia mulai lebih
banyak menggunakan obat-obatan fitofarmaka yang disebut sebagai healing herbs
(Arif Adimoelja, 2002 ; Terus Sehat Sehat Terus, 2007).
Tanaman obat yang berefek afrodisiak adalah tanaman yang dapat
meningkatkan dan merangsang aktivitas seksual, salah satunya adalah jahe merah
(Zingiber officinale). Tanaman ini berasal dari Asia Selatan (India) dan RRC, kini
ditemukan di wilayah tropis dan subtropis, contohnya di Indonesia. Menurut
daftar prioritas WHO, jahe merupakan tanaman obat-obatan yang paling banyak
dipakai di dunia (Asiamaya, 2007).
Berdasarkan hal diatas penulis tertarik untuk meneliti rimpang jahe merah
3
Pada penelitian ini akan dinilai efek afrodisiak rimpang jahe merah (Zingiberis
rhizoma) dengan cara mengamati perilaku seksual mencit jantan galur
Swiss-Webster.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas identifikasi masalah penelitian ini adalah
apakah ekstrak etanol rimpang jahe merah (Zingiberis rhizoma) berpengaruh
meningkatkan perilaku seksual.
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud dari penelitian ini adalah untuk menjadikan jahe merah sebagai obat
untuk mengatasi penurunan libido.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh rimpang jahe
merah (Zingiberis rhizoma) dalam meningkatkan perilaku seksual.
1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah
1.4.1 Manfaat Akademis
Pembuatan karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
baru dalam bidang farmakologi tanaman obat khususnya rimpang jahe merah
(Zingiberis rhizoma) dalam meningkatkan perilaku seksual.
1.4.2 Manfaat Praktis
Untuk memberi informasi kepada masyarakat bahwa rimpang jahe merah
Universitas Kristen Maranatha 4
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian
1.5.1 Kerangka Pemikiran
Perilaku seksual pria diatur oleh sistem saraf dan sistem endokrin (Ganong,
2003). Pusat seksual di otak adalah sistem limbik. Perangsangan pada sistem saraf
dapat mempengaruhi perilaku seksual pada pria. Demikian juga penggunaan
zat-zat yang bersifat aphrodisiak dapat meningkatkan perilaku seksual.
Jahe merah bekerja sebagai general stimulant, circulatory stimulant, dan
berfungsi sebagai afrodisiak. Zat aktif yang terdapat dalam rimpang jahe merah
(Zingiberis rhizoma) adalah 1,8 cineole, terpenes, dan oleoresins (ginger oil)
(Mdidea, 2007).
Zat 1,8 cineole, terpenes, dan oleoresins meningkatkan sirkulasi darah ke
seluruh tubuh termasuk ke pembuluh darah perifer di penis (Mdidea, 2007). Hal
ini akan menyebabkan pembuluh darah di penis berdilatasi terutama daerah
korpus kavernosum. Impuls dilatasi pembuluh darah di penis ini akan diteruskan
melalui N. pudendus kemudian melalui pleksus sakralis ke bagian sakral medulla
spinalis. Impuls kemudian akan diteruskan ke serebrum (Guyton&Hall, 1997)
sehingga perilaku seksual akan meningkat.
1.5.2 Hipotesis Penelitian
Ekstrak etanol rimpang jahe merah (Zingiberis rhizoma) meningkatkan
5
1.6 Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode prospektif eksperimental
sungguhan yang menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang bersifat
komparatif.
Data yang diukur adalah jumlah pengenalan (introducing) dan penunggangan
(mounting).
Analisis data menggunakan metode Repeated Measurement one-way analysis
of variance (ANOVA) dilanjutkan dengan uji Least Significant Difference (LSD)
dengan α = 0,05. Kemaknaan ditentukan berdasarkan nilai p.
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Maranatha Bandung selama bulan Juli 2007 sampai Januari
55 Universitas Kristen Maranatha BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Ekstrak etanol rimpang jahe merah (Zingiberis rhizoma) dosis 400 mg/kgBB
mencit dan 1200 mg/kgBB mencit berpengaruh meningkatkan perilaku seksual
baik pengenalan (introducing) maupun penunggangan (mounting).
5.2 Saran
Penelitian lebih lanjut dengan dosis yang lebih bervariasi dan sampel yang
lebih banyak atau menggunakan sampel yang lain.
Penelitian yang serupa dengan sediaan yang lain dan hewan coba yang
lain.
Penelitian mengenai farmakokinetik ekstrak etanol rimpang jahe merah.
Uji toksisitas rimpang jahe merah dalam meningkatkan perilaku seksual
untuk mengetahui batas keamanannya (margin of safety).
Penelitian pada manusia langsung untuk mengetahui efektivitasnya pada
manusia karena penelitian ini bertujuan untuk penggunaan pada manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Abcbodybuilding. 2007. Thalamus. http://www.abcbodybuilding.com/psycho.php. 6 Januari 2008.
Adhi Djuanda, Aulia Sani, Azrul Azwar, Handaya, Merdias Almatsier, Rianto Setiabudy, dkk. 2006. MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi. Ed: 6, Jakarta : PT. InfoMaster. 250.
Alzheimer adna. 2007. Hippocampus. http://www.alzheimer-adna.com/Images/hippocampus.gif. 17 Oktober 2007.
Amaral J.R., Oliveira J.M. 2007. Limbic System: The Center of Emotions. http://www.healing-arts.org/n-r-limbic.htm. May 1st, 2007.
Arif Adimoelja. 2002. Prospek Tanaman Obat untuk Disfungsi Seksual. http://www.kompas.com/kompas-cetak/0211/10/iptek/pros22.htm. 10 November 2002.
Asiamaya. 2007. JAHE (Zingiber officinale Rosc.).
http://www.asiamaya.com/jamu/isi/jahe_zingiberofficinale.htm. 28 April 2007.
Bestdrugsnow. 2007. Viagra. http://www.bestdrugsnow.com/viagra/. 5 Januari 2008.
Blog Pertanian Indonesia. 2007. Tanaman Jahe.
http://tumbuh.wordpress.com/2007/06/07/jahe-tanaman-ajaib/. 6 Januari 2008.
Boeree G. 2002. The Emotional Nervous System.
http://webspace.ship.edu/cgboer/limbicsystem.html. May 1st, 2007.
Brain M. 2007. How Viagra Works. http://health.howstuffworks.com/viagra3.htm. 17 Oktober 2007.
Brainwaves.corante. 2007. Hippocampus.
http://brainwaves.corante.com/hippocampus-2.gif. 17 Oktober 2007.
Cakmoki. 2007. Disfungsi Ereksi.
http://www.freewebtown.com/cakmoki/ebook/disfungsi_ereksi.pdf. 17 Oktober 2007.
Cardoso S.H. 1997. Human Sexual Response Cycle.
Universitas Kristen Maranatha 57
Cumed. 2007. Tanaman Jahe. http://www.sld.cu/fitomed/imagenes/jengib.gif. 17 Oktober 2007.
Delvin D. 2007. Lack of sex drive (Lack of libido).
http://www.netdoctor.co.uk/sex_relationships/facts/lackingsexdrive.htm. May 1st, 2007.
Diah Krisnatuti, Lina Mardiana. 2005. Ramuan dan Menu untuk Meningkatkan Gairah Seksual. Depok : Penebar Swadaya. 8-11, 21.
Dorland W.A.N. 2002. Kamus Kedokteran Dorland. Ed : 29. Jakarta : EGC. 137, 1206.
Emofree-info. 2007. Amygdala. http://www.emofree-info.de. 17 Oktober 2007.
Ganong W.F. 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed : 20. Jakarta : EGC. 248-253.
Geocities. 2007. Proses Terjadinya Ereksi.
http://www.geocities.com/klinikfamilia/ereksi1.html. 17 Oktober 2007.
Glicksman H. 2005.Male Erectile Dysfunction: How Exactly Does Viagra Work?. http://www.arn.org/docs/glicksman/eyw_051201. October 22th, 2007.
GourmetSleuth. 2007. Aphrodisiac Foods.
http://www.gourmetsleuth.com/aphrodis_foods.htm. May 1st, 2007.
Guyton A.C., Hall J.E. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed: 9, Jakarta : EGC. 929-942, 1272-1280.
Healing Center. 2007. Thalamus. http://www.healing-arts.org/n-r-limbic.htm. 19 Oktober 2007.
Hembing Wijayakusuma. 2007. Kembali Perkasa Dengan Afrodisiak.
http://racik.wordpress.com/2007/04/07/kembali-perkasa-dengan-afrodisiak/. 7 April 2007.
Howstuffworks. 2007. Viagra. http://health.howstuffworks.com/viagra1.htm. 17 Oktober 2007.
Indomedia. 2007. Mencari Viagra Dalam Herbal.
http://www.indomedia.com/intisari/online/kesehatan/1910kes2.htm. 17 Oktober 2007.
58
Infosehat. 2007. Libido: Penting Untuk Aktivitas Seksual. http://www.info-sehat.com/content.php?s_sid=909. 28 April 2007.
Intekom. 2005. Viagra. http://home.intekom.com/pharm/pfizer/viagra.html. 5 Januari 2008.
Ipteknet. 2007. Jahe (Zingiber officinale Rosc.).
http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id=293. 9 Juli 2007.
K.M. Arsyad. 1999. Permasalahan Disfungsi Seksual Pada Pria.
http://downunder-g.blogspot.com/2007/05/permasalahan-disfungsi-seksual-pada.html. 2 Mei 2007.
Kapanlagi. 2007. Disfungsi Ereksi, Bukan Dominasi Pria Dewasa. http://www.kapanlagi.com/a/0000003080.html. 17 Oktober 2007.
Kemas Ali Hanafiah. 2006. Dasar-dasar Statistika. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. h. 257-262.
Kemper K.J. 1999. Ginger (Zingiber officinale).
http://www.longwoodherbal.org/ginger/ginger.pdf. 1 Mei 2007.
Kenyon. 2006. Hormones & Sexual Behaviour.
http://www.flyfishingdevon.co.uk/salmon/year1/psy128sexual_behaviour/sex behav.htm. October 20th, 2007.
Kompas Cyber Media. 2004. Jahe merah. www.google.com. 28 April 2007.
Lina Mardiana, Fendy R. Paimin. 2006. Ramuan Tradisional untuk Kesuburan Suami Istri. Depok : Penebar Swadaya. 24-48, 105-106.
Mayoclinic. 2007. Ginger (Zingiber officinale Roscoe).
http://www.mayoclinic.com/health/ginger/NS_patient-ginger. 28 April 2007.
Mdidea. 2007. Ginger(Zingiber officinale).
http://www.mdidea.com/products/new/new021.html. May 1st, 2007.
Medicastore. 2007. Disfungsi Ereksi.
http://www.medicastore.com/sanomale/disfungsi_ereksi.htm. 5 Januari 2008.
Nur Rasyid. 2007. Proses Terjadinya Ereksi.
http://www.geocities.com/klinikfamilia/ereksi1.html. 17 Oktober 2007.
Nusaindah Tripod. 2007. Penyebab Disfungsi Ereksi.
Universitas Kristen Maranatha 59
Prcvaldelsa.altervista. 2007. Viagra.
http://prcvaldelsa.altervista.org/blog/images/viagra.jpg. 17 Oktober 2007.
Republika Online. 2004. Pria, Waspadai Kesehatan Reproduksi Anda.
http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1091508209,59323. 17 Oktober 2007.
Rise duke. 2007. How Viagra Works.
http://www.rise.duke.edu/phr150/Viagra/images/mechanism.jpg. October 22th, 2007.
Samsuridjal Djauzi. 2007. Amankah VIAGRA?.
http://www.kompas.co.id/kesehatan/news/0311/22/055704.htm. 17 Oktober 2007.
Sheri, Stritof B. 2007. When a Husband Isn't Interested in Sex.
http://marriage.about.com/cs/lowsexdrive/a/2malelowlibido.htm. May 1st, 2007.
Soehadi. 1989. Permasalahan Disfungsi Seksual Pada Pria. http://downunder-g.blogspot.com/2007/05/permasalahan-disfungsi-seksual-pada.html. 2 Mei 2007.
Sofyan Tsauri. 2005. Ramuan Tradisional Madura. Depok : Penebar Swadaya. 35-36.
Suara Merdeka. 2001. Dampak Pemakaian Obat Disfungsi Ereksi Palsu. http://www.suaramerdeka.com/harian/0108/24/kha4.htm. 4 Mei 2007.
Tajuddin, Shamshad Ahmad,Abdul Latif,Iqbal Ahmad Qasmi. 2003. Aphrodisiac activity of 50% ethanolic extracts of Myristica fragrans Houtt. (nutmeg) and Syzygium aromaticum (L) Merr. & Perry. (clove) in male mice: a comparative study. http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?artid=270058. January 4th, 2008.
Taro. 2007. Disfungsi Ereksi.
http://www.bintangmawar.net/forum/archive/index.php/t-15094.html. 17 Oktober 2007.
Terus Sehat Sehat Terus. 2007.Tingkatkan Vitalitas Seksual Dengan Bahan Alami. www.google.com. 28 April 2007.
The IAmShaman Shop. 2007. Herbal Aphrodisiacs.
60
Unigraz. 2007. Ginger (Zingiber officinale Rosc.). http://www.uni-graz.at/~katzer/engl/Zing_off.html#orig. 28 April 2007.
Uspharmacist. 2007. Ginger.
http://www.uspharmacist.com/NewLook/pix/Fea/ginger.jpg. 17 Oktober 2007.
Wikipedia. 2007. Aphrodisiac. http://en.wikipedia.org/wiki/Aphrodisiac. May 1st, 2007.
Wikipedia. 2007. Disfungsi Ereksi. http://id.wikipedia.org/wiki/Disfungsi_ereksi. 17 Oktober 2007.
Wikipedia. 2007. Ginger. http://en.wikipedia.org/wiki/Ginger. 28 April 2007.
Wikipedia. 2007. Jahe. http://id.wikipedia.org/wiki/Jahe. 13 Februari 2007.
Wikipedia. 2007. Libido. http://en.wikipedia.org/wiki/Libido. 1 Mei 2007.
Wikipedia. 2007. Limbic System. http://en.wikipedia.org/wiki/Limbic_system. May 1st, 2007.
Wordpress. 2007. Kembali Perkasa dengan Afrodisiak.