33 Hasil
N Mean Std. Deviation
KN 5 2.6000 .8944
KP 5 2.6000 .5477
D1 5 2.2000 .4472
D2 5 2.8000 .8367
D3 5 2.6000 .5477
Total 25 2.5600 .6506
Test of Homogeneity of Variances Hasil
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
1.394 4 20 .272
ANOVA Hasil
Sum of
Squares df Square Mean F Sig. Between
Groups .960 4 .240 .522 .721
Within
Groups 9.200 20 .460
Total 10.160 24
Keterangan :
KN : Kelompok mencit jantan yang diberikan suspensi CMC 1% KP : Kelompok mencit jantan yang diberikan suspensi Asetosal
N Mean Std. Deviation
KN 5 2.8000 .8367
KP 5 8.9000 5.0680
D1 5 4.8000 2.9496
D2 5 4.2000 .8367
D3 5 5.6800 4.0196
Total 25 5.2760 3.6045
ANOVA Hasil
Sum of
Squares df Square Mean F Sig. Between
Groups 104.058 4 26.014 2.504 .075 Within
Groups 207.768 20 10.388
Total 311.826 24
Keterangan :
KN : Kelompok mencit jantan yang diberikan suspensi CMC 1% KP : Kelompok mencit jantan yang diberikan suspensi Asetosal
Lampiran 3. Pengamatan Setelah 20 Menit
Descriptives Hasil
N Mean Std. Deviation
KN 5 2.4000 1.1402
KP 5 6.4600 3.9740
D1 5 4.8000 3.3466
D2 5 7.4000 6.1074
D3 5 5.1600 2.3266
Total 25 5.2440 3.8521
ANOVA Hasil
Sum of
Squares df Square Mean F Sig. Between
Groups 72.098 4 18.024 1.269 .315 Within
Groups 284.024 20 14.201
Total 356.122 24
Keterangan :
KN : Kelompok mencit jantan yang diberikan suspensi CMC 1% KP : Kelompok mencit jantan yang diberikan suspensi Asetosal
KN 5 1.8000 .8367
KP 5 7.1800 2.4914
D1 5 4.6000 3.2863
D2 5 6.4000 4.9295
D3 5 3.8800 2.0229
Total 25 4.7720 3.3846
ANOVA Hasil
Sum of
Squares df Square Mean F Sig. Between
Groups 90.534 4 22.634 2.455 .079 Within
Groups 184.396 20 9.220
Total 274.930 24
Keterangan :
KN : Kelompok mencit jantan yang diberikan suspensi CMC 1% KP : Kelompok mencit jantan yang diberikan suspensi Asetosal
Lampiran 5. Pengamatan Setelah 45 Menit
Descriptives Hasil
N Mean Std. Deviation
KN 5 1.8000 .8367
KP 5 5.8000 3.5700
D1 5 2.2000 1.7889
D2 5 6.0000 1.2247
D3 5 2.8200 1.5023
Total 25 3.7240 2.6082
ANOVA Hasil
Sum of
Squares df Square Mean F Sig. Between
Groups 81.658 4 20.414 5.003 .006 Within
Groups 81.608 20 4.080
Mean Differenc
e (I-J)
Std. Error Sig. 95% Confidenc
e Interval
(I)
Perilaku Perilaku (J) Bound Lower Bound Upper KN KP -4.0000* 1.2776 .005 -6.6649 -1.3351 D1 -.4000 1.2776 .757 -3.0649 2.2649 D2 -4.2000* 1.2776 .004 -6.8649 -1.5351 D3 -1.0200 1.2776 .434 -3.6849 1.6449 KP KN 4.0000* 1.2776 .005 1.3351 6.6649 D1 3.6000* 1.2776 .011 .9351 6.2649 D2 -.2000 1.2776 .877 -2.8649 2.4649 D3 2.9800* 1.2776 .030 .3151 5.6449 D1 KN .4000 1.2776 .757 -2.2649 3.0649 KP -3.6000* 1.2776 .011 -6.2649 -.9351 D2 -3.8000* 1.2776 .007 -6.4649 -1.1351 D3 -.6200 1.2776 .633 -3.2849 2.0449 D2 KN 4.2000* 1.2776 .004 1.5351 6.8649 KP .2000 1.2776 .877 -2.4649 2.8649 D1 3.8000* 1.2776 .007 1.1351 6.4649 D3 3.1800* 1.2776 .022 .5151 5.8449 D3 KN 1.0200 1.2776 .434 -1.6449 3.6849 KP -2.9800* 1.2776 .030 -5.6449 -.3151 D1 .6200 1.2776 .633 -2.0449 3.2849 D2 -3.1800* 1.2776 .022 -5.8449 -.5151 * The mean difference is significant at the .05 level.
Keterangan :
KN : Kelompok mencit jantan yang diberikan suspensi CMC 1% KP : Kelompok mencit jantan yang diberikan suspensi Asetosal
Lampiran 6. Pengamatan Setelah 60 Menit
Descriptives Hasil
N Mean Std. Deviation
KN 5 1.6000 .8944
KP 5 5.5000 1.7635
D1 5 2.6000 2.3022
D2 5 5.4000 1.5166
D3 5 2.6600 2.1927
Total 25 3.5520 2.3173
ANOVA Hasil
Sum of
Squares Df Square Mean F Sig. Between
Groups 63.610 4 15.903 4.873 .007 Within
Groups 65.272 20 3.264
Mean Difference
(I-J)
Std. Error Sig. 95% Confidenc
e Interval
(I)
Perilaku Perilaku (J) Bound Lower Bound Upper KN KP -3.9000* 1.1426 .003 -6.2833 -1.5167 D1 -1.0000 1.1426 .392 -3.3833 1.3833 D2 -3.8000* 1.1426 .003 -6.1833 -1.4167 D3 -1.0600 1.1426 .365 -3.4433 1.3233 KP KN 3.9000* 1.1426 .003 1.5167 6.2833 D1 2.9000 1.1426 .020 .5167 5.2833 D2 1.000E-01 1.1426 .931 -2.2833 2.4833 D3 2.8400* 1.1426 .022 .4567 5.2233 D1 KN 1.0000 1.1426 .392 -1.3833 3.3833 KP -2.9000* 1.1426 .020 -5.2833 -.5167 D2 -2.8000* 1.1426 .024 -5.1833 -.4167 D3 -6.0000E-02 1.1426 .959 -2.4433 2.3233 D2 KN 3.8000* 1.1426 .003 1.4167 6.1833 KP -1.0000E-01 1.1426 .931 -2.4833 2.2833 D1 2.8000* 1.1426 .024 .4167 5.1833 D3 2.7400* 1.1426 .026 .3567 5.1233 D3 KN 1.0600 1.1426 .365 -1.3233 3.4433 KP -2.8400* 1.1426 .022 -5.2233 -.4567 D1 6.000E-02 1.1426 .959 -2.3233 2.4433 D2 -2.7400* 1.1426 .026 -5.1233 -.3567 * The mean difference is significant at the .05 level.
Keterangan :
KN : Kelompok mencit jantan yang diberikan suspensi CMC 1% KP : Kelompok mencit jantan yang diberikan suspensi Asetosal
Lampiran 7. Pengamatan Setelah 75 Menit
Descriptives Hasil
N Mean Std. Deviation
KN 5 1.6000 .5477
KP 5 5.3800 1.6084
D1 5 2.0000 1.2247
D2 5 4.4000 .5477
D3 5 1.8600 .7503
Total 25 3.0480 1.8299
ANOVA Hasil
Sum of
Squares Df Square Mean F Sig. Between
Groups 59.362 4 14.841 14.134 .000 Within
Groups 21.000 20 1.050
Mean Differenc
e (I-J)
Std. Error Sig. 95% Confidenc
e Interval
(I)
Perilaku Perilaku (J) Lower Bound Bound Upper KN KP -3.7800* .6481 .000 -5.1319 -2.4281 D1 -.4000 .6481 .544 -1.7519 .9519 D2 -2.8000* .6481 .000 -4.1519 -1.4481 D3 -.2600 .6481 .693 -1.6119 1.0919 KP KN 3.7800* .6481 .000 2.4281 5.1319 D1 3.3800* .6481 .000 2.0281 4.7319 D2 .9800 .6481 .146 -.3719 2.3319 D3 3.5200* .6481 .000 2.1681 4.8719 D1 KN .4000 .6481 .544 -.9519 1.7519 KP -3.3800* .6481 .000 -4.7319 -2.0281 D2 -2.4000* .6481 .001 -3.7519 -1.0481 D3 .1400 .6481 .831 -1.2119 1.4919 D2 KN 2.8000* .6481 .000 1.4481 4.1519 KP -.9800 .6481 .146 -2.3319 .3719 D1 2.4000* .6481 .001 1.0481 3.7519 D3 2.5400* .6481 .001 1.1881 3.8919 D3 KN .2600 .6481 .693 -1.0919 1.6119 KP -3.5200* .6481 .000 -4.8719 -2.1681 D1 -.1400 .6481 .831 -1.4919 1.2119 D2 -2.5400* .6481 .001 -3.8919 -1.1881 * The mean difference is significant at the .05 level.
Keterangan :
KN : Kelompok mencit jantan yang diberikan suspensi CMC 1% KP : Kelompok mencit jantan yang diberikan suspensi Asetosal
Lampiran 8. Pengamatan Setelah 90 Menit
Descriptives Hasil
N Mean Std. Deviation
KN 5 1.2000 .4472
KP 5 4.1200 2.7950
D1 5 3.0000 2.9155
D2 5 4.4000 2.7928
D3 5 3.3600 .9182
Total 25 3.2160 2.3485
ANOVA Hasil
Sum of
Squares df Square Mean F Sig. Between
Groups 31.754 4 7.938 1.578 .219 Within
Groups 100.620 20 5.031
Total 132.374 24
Keterangan :
KN : Kelompok mencit jantan yang diberikan suspensi CMC 1% KP : Kelompok mencit jantan yang diberikan suspensi Asetosal
o D1 = 100 mg/kg BB Mencit Jantan.
22,21/ 1000 x 100 = 2,22 mg/mencit jantan/0,5mL o D2= 200 mg/kg BB Mencit Jantan
22,21/1000 x 200 = 4,44 mg/mencit jantan/0,5 mL o D3= 400 mg/kg BB Mencit Jantan
22,21/1000 x 400 = 8,88 mg/mencit jantan/0,5 mL Asetosal=10 mg.kgBB Mencit Jantan
o 22,21/1000 x 10 = 0,22 mg/mencit/0,5 mL
1
merupakan potensi pasar obat herbal dan fitofarmaka. Penggunaan bahan alam sebagai obat tradisional di Indonesia telah dilakukan oleh nenek moyang sejak berabad-abad yang lalu. Obat herbal telah diterima secara luas di negara berkembang dan di negara maju (Tim Lentera, 2004)
Rasa nyeri adalah mekanisme protektif yang dimaksudkan untuk menandakan seseorang bahwa telah atau akan terjadi kerusakan jaringan. Tidak seperti sensasi yang lain, persepsi subjektif terhadap nyeri dapat dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu atau sekarang (Sherwood, 2001).
Rasa nyeri dapat dirasakan melalui beberapa jenis rangsangan. Semua ini dikelompokkan sebagai rangsang nyeri mekanis, nyeri suhu, dan nyeri kimiawi. Pada umumnya, nyeri cepat diperoleh melalui rangsangan jenis mekanis atau suhu, sedangkan nyeri lambat dapat diperoleh melalui ketiga jenis tersebut (Sherwood, 2001).
Beberapa zat kimia yang merangsang jenis nyeri kimiawi meliputi bradikinin, serotonin, histamin, ion kalium, asam, asetilkolin, dan enzim proteolitik. Selain itu, prostaglandin dan substansi P meningkatkan sensitivitas ujung-ujung serabut nyeri tetapi tidak secara langsung merangsangnya (Guyton, Hall 1997).
jahe merah. Hal ini berdasarkan suatu penelitian sebelumnya ternyata perasan rimpang jahe putih memberikan efek yang nyata terhadap perpanjangan waktu reaksi. Semakin besar dosis yang diberikan maka semakin besar efek perpanjangan waktu reaksi (Natur Indonesia, 2009).
Dalam dunia obat-obatan rakyat, parutan jahe yang mentah digunakan untuk mengobati pembengkakan atau rematik dan kadang-kadang juga dapat mengobati sakit kepala. Menurut Ridley, air yang diperas dari akar rimpang yang ditumbuk oleh orang Melayu digunakan sebagai obat kolik. Jahe kering mengandung 20% tepung dan bahan setengah cair, jernih, berwarna merah (gingerol) yang menyebabkan jahe tersebut terasa pedas (Heyne, 1988). Hal ini mendorong penulis untuk meneliti jenis jahe merah dalam bentuk sediaan berbeda yaitu ekstrak.
1.2 Identifikasi Masalah
Apakah Jahe merah ( Zingiber officinale Rosc.) mempunyai efek analgesik pada mencit jantan.
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui manfaat dari jahe merah sebagai analgesik.
Tujuan penelitian adalah mengetahui efek analgesik jahe merah terhadap rangsangan nyeri dengan cara termis pada mencit jantan.
1.4 Manfaat penelitian
1.4.1 Manfaat akademis
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
1.5.1 Kerangka Pemikiran
Nyeri merupakan suatu tanda bahwa ada suatu jaringan yang mengalami kerusakan dan setiap orang pasti pernah mengalaminya. Pengurangan inflamasi dengan OAINS seringkali bisa meredakan rasa nyeri. Mekanisme kerja dari obat AINS adalah dengan menghambat biosintetis prostaglandin (Katzung 2002). Prostaglandin tersebut berasal dari konversi asam arakidonat oleh enzim siklooksigenase (Wilmana, 2007). Jahe merah kaya akan unsur pati (60%) dan mengandung protein, lemak (10%) yang berasal dari 10 sampai 25 mL/Kg minyak atsiri dan resin. Komposisi minyak atsiri sebagian besar yaitu memiliki kandungan senyawa kimia oleoresine ,gingerole, 1-8 cineole, 10-dehydrogingerdione, 6-gingerdione, arginine, a-linolenic acid, aspartic, β-sitosterole, caprilyc acid, capsaicine, chlorogenis acid, farnesale, farnesene, farnesole (Bruneton, 1999). Senyawa kimia yang mempunyai efek menghambat kerja enzim siklooksigenase dan menekan prostaglandin adalah 10-dehydroginger-dione, 6-gingerdione, dan gingerole sehingga dapat dijadikan sebagai alternatif pengobatan (Tim Lentera, 2004).
1.5.2 Hipotesis
Jahe merah (Zingiber officinale Rosc.) mempunyai efek analgesik pada mencit jantan.
1.6 Metodologi Penelitian
dengan pemberian ekstrak jahe merah (Zingiber officinale Rosc.) terhadap mencit yang telah diberi rangsangan nyeri secara termis. Data yang diamati adalah waktu reaksi (dalam detik) terhadap rangsangan termis sebelum dan sesudah pemberian perlakuan. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan ANAVA dan dilanjutkan dengan uji beda rerata LSD dengan α 0,05.
1.7 Lokasi dan Waktu
1.7.1 Lokasi Penelitian
Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha.
1.7.2 Waktu Penelitian
30
Efek analgesik terlihat pada dosis ekstrak jahe merah 200 mg/kgBB.
5.2 Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan fraksi-fraksi jahe merah sehingga diharapkan mendapatkan hasil yang lebih jelas.
46 Nomor Pokok Mahasiswa : 0710185
Tempat dan Tanggal Lahir : Pontianak, 22 Oktober 1989 Alamat : Jalan Pulau We No. 12, Pontianak Riwayat Pendidikan :
TK Aisiah, Pontianak, 1993
SD MIS BAWARI, Pontianak, 1995 SMP Negeri 3, Pontianak, 2001 SMU Negeri 1, Pontianak, 2004
31
Guyton & Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9. Jakarta: EGC.Hal 761-762.
Heyne,K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Jakarta: Badan Litbang Kehutanan. Hal 569 – 573.
Howland, R. D. dan M.J.Mycek.2006.Lippincott’s Illustrated Reviews: Pharmacology 3rd edition.Philadelphia:Lippincott Williams & Wilkins. Hal:
497-498.
Kemas Ali Hanafiah. 2005. Rancangan percobaan aplikatif: aplikasi kondisional bidang pertanaman, peternakan, perikanan, industri dan hayati. Edisi 1. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Hal: 10-12.
Katzung, B.G. 2002. Farmakologi Dasar dan Kinik Buku 2. Jakarta:Penerbit Salemba Medika. Hal 450-452.
Malu, S.P, G.O Obochi, E.N.Tawo dan B.E. Nyong.2009.Antibacterial Activity and Medicinal Properties of Ginger (zingiber officinale).Global Journal of Pure and Applied Sciences.Vol.15.No.3. 365-368.
Medicinal Herb Indexin Indonesia (Second Edition.1995.Jakarta:PT.Eisai Indonesia.
Morakinyo, Adeniyi O.S dan Arikawe A.P.2008.Effects of Zingiber officinale on Reproductive Functions in the Male Rat.Journal of Biomedical Research, Vol.11; 329-334.
Natur Indonesia. 2009. Jahe. dalam situs :
Setiohadi, Bambang, Sumariyono, Yoga I. Kasjmir, Harry Isbagio, Handono Kalim.2007.Nyeri dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Jakarta:Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal 1166-1172.
Sjamsuhidayat, Dra. Sri Sugiarti.1997.Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Sherwood, L. 2001. Fisiologi Manusia; Dari Manusia Sel ke Sistem. Jakarta: EGC. Hal 156.
Sirait, Midian. 1993. Penapisan Farmakologi, Pengujian Fitokimia, dan Pengujian Klinik. Jakarta:Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alam Phyto Medica. Hal 3-5.
Suprapti, M.Lies.2003.Aneka Awetan Jahe.Yogyakarta:Penerbit Kanasius. Hal 13.
Tamsuri, Anas.2007.Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri.Jakarta:EGC.
Tim Lentera. 2002. Khasiat & Manfaat Jahe Merah si Rimpang Ajaib. Jakarta:Agromedia Pustaka. Hal 1, 11-14.
Tjay,T.H., Rahardja, K.2002.Obat-obat Penting Khasiat dan Penggunaannya (edisi 5).Jakarta:PT.Elex Media Computindo.
Untung, Onny.2007.Herbal Indonesia Berkhasiat.Jakarta:Trubus Indonesia.
Wilmana, P.Freedy dan Sulistia Gan. 2007. Analgesik-Antipiretik Analgesik Anti-Inflamasi NonSteroid dn Obat Gangguan Sendi Lainnya dalam Famakologi dan Terapi. Jakarta: Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal 230-246.
Wresdiyati, Tutik, Made Astawan dan I Ketut Mudite Adnyane.Aktivitas Anti Inflamasi Oleoresin Jahe (Zingiber officinale) pada Ginjal Tikus yang Mengalami Perlakuan Stres.Jurnal Teknol. dan Industri Pangan.VolXIV No.2 113-120.