• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

Kepiting diklarifikasikan sebagai berikut : Filum : arthopoda Kelas : crustacea Ordo : decapoda Family : a) kanthidae b) Cancridae c) Potamonidae d) Portunidae Genus : Scylla

Spesies : Scilla serrata, S. oceania, S. transquebarica (M. Ghufron, 1997). Jumlah jenis dalam marga (genus) Scylla masih diperdebatkan. Estampador, seorang peneliti berpendapat bahwa marga Scylla ada tiga jenis (S. Serrata, S. oceania dan S.transquebarica). Namun sebagian besar peneliti menganggap marga Scylla hanya beranggotakan satu jenis saja, yaitu Scylla serrata (M. Ghufron, 1997).

(2)

Kepiting dapat dibedakan berdasarkan beberapa jenis, antara lain: a. Kepiting Bakau (Scylla Serrata)

Jenis ini banyak ditemukan di pasaran. Kepiting bakau juga dikenal dengan nama kepiting hijau atau kepiting cina (mungkin karena sering dijual di restoran - restoran Cina). Ukurannya bisa mencapai lebih 20 cm. sapit pada yang jantan dewasa lebih panjang dari pada sapit pada yang betina (Ghufron,1997).

b. Kepiting Rajungan (Portunus pelagicus)

Kepiting rajungan merupakan jenis yang memiliki nilai ekspor tinggi, baik dalam bentuk rajungan beku maupun sudah dalam bentuk daging rajungan dalam kaleng. Daging rajungan berbeda secara fisik dengan daging kepiting. Bila daging rajungan berwarna putih, maka daging kepiting lainnya bewarna kemerahan (Burhan, 2006).

c. Kepiting Batu (Grapus Tenuicristatus)

Kepiting ini badannya relatif kecil, memiliki warna kulit kehijau – hijauan dan sebagian dadanya berwarna putih. Sapit kepiting batu relatif kecil bila dibandingkan dengan ukuran badannya, akan tetapi dilengkapi dengan gerigi yang sangat tajam sehingga cukup efektif untuk menangkap mangsa dan menghadapi musuhnya (M. Ghufron, 1997).

d. Kepiting Tentara (Muotiris Longicarpus)

Kepiting tentara “soldier crub” atau sering pula dijuluki tentara Jepang. Jika sering sedang surut kepiting ini bergerak kian kemari di atas pasir, serentak dalam gerombolan besar yang terdiri dari ratusan atau ribuan individu dengan penuh kewaspadaan (M. Ghufron, 1997).

(3)

e. Kepiting Binatu (Uca Demani)

Kepiting binatu mempunyai ukuran tubuh relatif kecil dan dikenal sebagai kepiting yang telah lebih baik beradaptasi dengan lingkungan darat. Meskipun sudah beradaptasi dengan lingkungan darat, kepiting ini tidak sepenuhnya meninggalkan lingkungan air (M. Ghufron, 1997).

d. Kepiting Gelenteng (Oypode Ceratophthalmus dan Ocypode Marcrophtalmus) Kepiting ini hidup dengan menyesuaikan diri pada kehidupan darat. Kemampuan menyesuaikan diri dengan kehidupan darat ini karena kepiting ini mempunyai kantong insang yang berisi air. Jika kantung insang ini telah jenuh, maka air di dalamnya harus diganti dengan air yang lebih segar

Kepiting - kepiting lain

Jenis kepiting yang tidak dikenal secara umum, tetapi telah akrab dengan ilmuwan (terutama ilmuwan yang menggeluti dunia kepiting) diantarannya:

1. Pinotheres Palaensis 2. Pinnotheres Semperi

3. Hapalocarcinus Marsupiali (M. Ghufron, 1997).

Untuk pemasaran dalam negeri kepiting ini dipasarkan diwilayah Medan, Jakarta, Surabaya dan Bandung. Harga untuk pemasaran dalam negeri Rp. 60.000/Kg, sampai dengan Rp 65.000/Kg. Untuk permintaan luar negeri kepiting sebelumnya ditampung dipabrik (coll storage) di Kawasan Industri Medan (KIM) setelah memenuhi syarat ekspor baru dikirim dalam container untuk memenuhi permintaan pasar luar negeri seperti Jepang, Amerika Serikat, Singapura dan Malaysia. Harga nya pun lebih tinggi dibanding kepiting biasa karena dari komoditas ini seluruh organ

(4)

tubuhnya lunak sehingga dapat dimakan secara keseluruhan tanpa harus susah payah memisahkan antara daging dan cangkangnya (Herman, 2013).

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang menjadi rujukan buat peneliti adalah penelitian yang dilakukan oleh Hasri dengan judul penelitiannya Analisis Usaha Agribisnis Pembudidayaan Kepiting Cangkang Lunak Di Sulawesi Selatan

Dengan analisisnya yang menyatakan usaha pembesaran kepiting di Sulawesi Selatan memperoleh R/C sebesar 1,42.

2.3 Landasan Teori

Usahatani merupakan suatu usaha yang dilakukan petani dalam mengusahakan penggunaan faktor-faktor produksi dengan efektif dan efisien untuk memberikan pendapatan yang semaksimal mungkin, dalam mengusahakannya.

(Suratiyah, 2009)

Ilmu usahatani dapat dianggap sebagai ilmu terapan yang sangat tergantung kepada struktur pertanian suatu wilayah, cara-cara bertani serta kondisi sosial ekonominya. Oleh karena itu usahatani juga disebut sebagai ilmu terapan yang membahas atau mempelajari bagaimana membuat atau menggunakan sumber daya secara efisien pada suatu usaha pertanian. Karena sifatnya adalah manajemen, maka usahatani dapat pula diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana membuat atau melaksanakan keputusan pada usaha pertanian untuk mencapai tujuan yang telah disepakati sebelumnya oleh manajer atau petani (Prawirokusumo, 1990).

(5)

Usahatani dilakukan untuk memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Suatu usahatani dikatakan efektif jika petani atau produsen dapat mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki sebaik-baiknya dan usahatani tani itu dikatakan efiien apabila pemanfaatan sumberdaya tersebut dapat menghasilkan output yang melebihi input (Soekartawi, 1995).

Usahatani yang dilakukan untuk meghasilkan suatu produk perlu melalui proses yang cukup panjang dan beresiko. Panjang waktu yang dibutuhkan setiap usahatani tidak sama, tergantung pada jeis komoditas yang diusahakn masing-masing. Komoditas tanaman pangan dan sebagian tanaman hortikultura umumnya membutuhkan waktu yang lebih pendek dibandingkan dengan tanaman lainnya dan dapat dilakukan proses penanaman sampi dua kali atau lebih dalam setahun. Proses produksi akan dapat berjalan jika persyaratan yang dbutuhkan tanaman dapat terpenuhi. Persyaratan ini lebih dikenal dengan nama faktor produksi. Faktor produksi ini mutlak harus tersedia dan akan lebih sempurna jika syarat dipenuhi (Moehar Daniel, 2002).

Dalam pengelolaan usahataninya setiap petani mempunyai tujuan yang berbeda-beda. Ada tujuannya untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang disebut usahatani subsisten, dan ada yang bertujuan mencari keuntungan disebut usahatani komersial. Petani umumnya bertujuan untuk mencari keuntungan dalam meningkatkan penghasilan/pendapatannya bukan semata-mata untuk memenuhi kebutuhan keluarga (Rismayani, 2007).

Usahatani juga memiliki faktor-faktor yang bekerja yaitu faktor alam, tenaga, dan modal. Faktor alam yang menentukan adalah tanah dan air, karena merupakan

(6)

tempat tumbuh dan berkembangnya tanaman dan hewan. Tenaga kerja adalah salah satu unsur penentu dalam keberhasilan suatu usahatani. Distribusi tenaga kerja pertahun dalam usahatani tidak merata karena sangat bergantung pada musim. Banyak sedikitnya tenaga kerja yang dibutuhkan dalam suatu usahatani berbeda-beda tergantung pada jenis komoditas yang diusahakan. Kelangkaan tenaga kerja akan berakibat pada mundurnya penanaman sehingga akan berpengaruh pada pertumbuhan tanaman, produktivitas dan kualitas produk. Pada saat-saat tertentu jumlah tenaga kerja sangat banyak dibutuhkan misalnya pada saat pengelolaan tanah dan pada saat tanam dimana tidak dapat diselesaikan sendiri oleh tenaga kerja keluarga. Peranan anggota keluarga yang lain adalah sebagai tenaga kerja luar yang diupah. Banyak sedikitnya tenaga kerja yang diupah tergantung pada dana yang tersedia untuk membiayai tenaga kerja luar tersebut (Suratiyah, 2009).

Sedangkan modal adalah syarat mutlak untuk berlansungnya suatu usaha. Modal dapat dikelompokkan berdasarkan sifat, kegunaan, waktu, juga fungsi. Pembagian modal berdasarkan fungsi sangat penting dilakukan dalam memperhitungkan biya usahatani. Modal berdasarkan fungsinya dibagi atas modal tidak tetap dan modal tetap. Modal tidak tetap adalah modal yang hanya dipakai sekali dalam produksi, sedangkan modal tetap perlu diperhitungkan terlebih dahulu karena tidak semua modal tetap dibebankan pada produksi. Salah satu kosekuensi dari penggunaan modal tetap adalah penyusutan (Suratiyah, 2009).

Penyusutan adalah alokasi harga perolehan dan biaya secara sistematis dan rasional sepanjang umur manfaat aktiva tetap yang bersangkutan. Berbagai metode sudah dikembangkan untuk menetapkan konsep dasar penyusutan aktiva tetap.

(7)

Metode-metode tersebut mengkombinasikan nilai perolehan, taksiran umur atau manfaat, dan taksiran nilai residu dengan asumsi-asumsi tertentu menyangkut sifat dan pola penurunan potensial aktiva tetap (Soekartawi, 1995).

Dalam usahatani biaya diklarifikasikan menjadi dua, yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cost). Biaya tetap ini umumnya didefinisikan sebagai biaya yang relative tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak maupun sedikit. Jadi besarnya biaya tetap tidak tergantung pada besar kecilnya produksi yang diperoleh. Misalnya biaya pajak yang akan tetap dibayar walaupun usahatani itu besar atau gagal sekalipun. Disisi lain biaya tidak tetap atau biaya variable biasanya didefenisikan sebagai biaya yang besar-kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh. Misalnya biaya untuk sarana produksi. Kalau menginginkan produksi yang tinggi maka tenaga kerja perlu ditambah, pupuk juga perlu ditambah dan sebagainya, sehingga biaya ini sifatnya berubah-ubah

(Soekartawi, 1995).

Penerimaan total (total revenue) adalah seluruh pendapatan yang diterima perusahaan atas penjualan barang hasil produksinya. Penerimaan rata-rata (average revenue) adalah penerimaan dari hasil penjualan setiap unit barang. Penerimaan marginal (marginal revenue) adalah tambahan penerimaan dengan menjual suatu unit lagi hasil produksinya (Soekartawi, 1995).

Pendapatan usahatani dapat dihitung dengan mengurangi nilai output total (penerimaan) dengan nilai total input (biaya). Selisih dinamakan pendapatan pengelola atau manajemen income. Jadi pendapatan adalah jumlah yang tersisa

(8)

setelah biaya yaitu semua nilai input untuk produksi, baik yang benar-benar dibayar maupun yang hanya diperhitungkan, telah dikurangkan dari penerimaan

(Soekartawi, 1995).

Studi kelayakan atau yang sering disebut feasibility study merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan usaha/proyek yang direncanakan. Pengertian layak dalam penelitian studi kelayakan adalah kemungkinan dari gagasan usaha/proyek yang akan dilaksanakan memberikan manfaat (benefit), baik dalam arti financial maupun dalam arti sosial benefit (Ibrahim, 2009).

Kriteria investasi yang digunakan dalam menentukan kelayakan suatu usaha adalah R/C. hal ini ditentukan atas dasar umur tanaman. Apabila tanam semusim jangka pendek, maka tidak diperlukan penggangdaan Discount Factors (DF), misal tanaman semusim seperti cabe, sayur-mayur, padi dan ikan. Sedangkan tanaman tahunan seperti kakao, kelapa sawit, cengkeh, angroindustri (usaha pengelolaan) menghendaki waktu dengan umur proyek yang lama (10-20 tahun) baru investasinya kembali. (Musa, 2012)

2.4 Kerangka Pemikiran

Usahatani kepiting di Desa Pantai Cermin Kiri melibatkan beberapa faktor produksi seperti faktor produksi alam, tenaga, dan juga modal. Faktor produksi alam yang digunakan seperti air laut dan faktor produksi tenaga yang digunakan yaitu seperti tenaga kerja luar keluarga.

(9)

Dalam produksi kepiting dibutuhkan berbagai sarana produksi, peralatan dan tenaga kerja yang merupakan masukan (input). Sarana produksi yang digunakan dalam usahatani kepiting ini adalah bibit, dan pakan.

Masukan (input) yang digunakan dalam produksi kepiting akan menjadi biaya produksi usahatani kepiting yaitu seluruh biaya yang dikeluarkan dalam usahatani kepiting. Dari proses produksi yang dilakukan akan diperoleh keluaran (output) berupa kepiting yang dihitung dalam satuan berat.

Biaya yang dikeluarkan selama pasca panen juga termasuk dalam biaya produksi, seperti biaya transportasi. Hasil penjualan dari kepiting merupakan penerimaan yang diperoleh oleh petani kepiting, sedangkan pendapatan petani diperoleh dari selisih antara penerimaan dengan total biaya dalam usahatani kepiting.

Penerimaan usahatani tersebut kemudian dapat dianalisis kelayakan usahatani kepiting. Usahatani tersebut dikatakan layak untuk dikembangkan jika nilai dari R/C ≥ 1. Secara skematis pemikiran tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.

(10)

Menyatakan Hubungan Menunjukkan kelayakan

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

PENERIMAAN TIDAK LAYAK LAYAK USAHATANI KEPITING PROSES INPUT OUTPUT BIAYA PRODUKSI Net R/C

(11)

2.5 Hipotesis Penelitian

1. Biaya produksi usahatani kepiting di daerah penelitian didominasi oleh komponen biaya penyusutan alat-alat usahatani.

2. Usahatani kepiting di daaerah penelitian adalah usaha yang menguntungkan

3.

Usahatani kepiting di daerah penelitian secara financial layak untuk diusahakan.

Gambar

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

pada tahap ini yang dilakukan guru adalah menyampaikan topic materi yang diajarkan pada awal pembelajaran, Guru mengelompokkan siswa secara berpasangan, Guru

Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi parsial menunjukkan besarnya pengaruh lingkungan sekolah terhadap hasil belajar sebesar 5,5%; (4) Secara keseluruhan

Prinsip kerja dari arus searah adalah membalik phasa tegangan dari gelombang yang mempunyai nilai positif dengan menggunakan komutator, dengan demikian arus yang berbalik arah

Data dari HYCOM+NCODA NRL archieve dataset untuk periode tahun 2012 (Cummings dan Smedstad 2013) menunjukkan pola pergerakan arus pada ekoregion 6.3.4 ini lebih

Bentuk RIP siswa yang dominan muncul adalah bentuk interogatif yang berfungsi untuk bertanya, dengan penanda kesantunan berupa tuturan yang panjang disertai ungkapan

Upaya yang dapat dilakukan untuk mencoba memecahkan permasalahan ini adalah dengan menerapkan metode pengukuran jarak pada deteksi gambar bagian belakang mobil

 Bahwa tata cara penentuan nama-nama yang LULUS dalam tahapan tes Psikologi diatur secara detail dalam Keputusan KPU Nomor 35/PP.06-Kpt/05/KPU/II/2018 tentang Petunjuk

Spora berwarna krem hingga kekuningan, atau kemerahmudaan, berbentuk ellip, permukaan licin , berukuran 6–8 x 3–3,5 mikron.Habitat: pada hutan cemara atau kayu lapuk, hidup