• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL ILMIAH BINALITA SUDAMA MEDAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JURNAL ILMIAH BINALITA SUDAMA MEDAN"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL ILMIAH

BINALITA SUDAMA

MEDAN

Rancang Bangun Sistem Setting Suhu PadaAlat Infant Warner Berbasis Mikrokontroller ATMEGA 8535 (Bambang Suryanto, ZuhrinaKustanti, Rapindo Saragih)

Pengembangan Bahan Ajar Menulis Teks Eksposisi Berbasis Teks Kearifan Lokal Di SMA Swasta YPK Medan (Kesya Nirma Lumbantobing)

Analisa Rangkaian Pendeteksi Putaran Motor Pada Alat Syringe Pump MERK TERUMO TYPE TE-331

Nova Irwan, Rizal Thalib, Roberto Siallaga

ANALISA KALIBRASI AKURASI ENERGY DAN PADA DEFIBRILATOR PHILIPS EFFICIA DFM100

Hotromasari Dabukke, M. Si

Tingkat pengetahuan Siswa SMA Aek Kanopan Terhadap Pengunaan Kacamata yang tidak sesui Resep Tahun 2020

Syahru Romadhan, Roy Candra Nainggolan, Eka Maya Sari

GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA WILAYAH KERJA PUSKESMAS PABATU TEBING TINGGI

Elvi Susanti Lubis

GAYA HIDUP PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT HEPATITIS B DI RUANG RAWAT INAP RSUD DR PIRNGADI MEDAN

Havija Sihotang,Romatua Juliana Marpaung

KONTRIBUSI DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP ANAK PENDERITA

LOW VISION DI PERTUNI MEDAN

Khairuna Irma

VOLUME 5

NOMOR 2

NOVEMBER 2020

E-ISSN: 2716-4527

ISSN: 2541-1039

(2)

E-ISSN: 2716-4527

JURNAL ILMIAH

BINALITA SUDAMA

MEDAN

Rancang Bangun Sistem Setting Suhu PadaAlat Infant Warner Berbasis Mikrokontroller ATMEGA 8535 (Bambang Suryanto, ZuhrinaKustanti, Rapindo Saragih)

Pengembangan Bahan Ajar Menulis Teks Eksposisi Berbasis Teks Kearifan Lokal Di SMA Swasta YPK Medan (Kesya Nirma Lumbantobing)

Analisa Rangkaian Pendeteksi Putaran Motor Pada Alat Syringe Pump MERK TERUMO TYPE TE-331

Nova Irwan, Rizal Thalib, Roberto Siallaga

ANALISA KALIBRASI AKURASI ENERGY DAN PADA DEFIBRILATOR PHILIPS EFFICIA DFM100

Hotromasari Dabukke, M. Si

Tingkat pengetahuan Siswa SMA Aek Kanopan Terhadap Pengunaan Kacamata yang tidak sesui Resep Tahun 2020

Syahru Romadhan, Roy Candra Nainggolan, Eka Maya Sari

GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA WILAYAH KERJA PUSKESMAS PABATU TEBING TINGGI

Elvi Susanti Lubis

GAYA HIDUP PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT HEPATITIS B DI RUANG RAWAT INAP RSUD DR PIRNGADI MEDAN

Havija Sihotang,Romatua Juliana Marpaung

KONTRIBUSI DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP ANAK PENDERITA

LOW VISION DI PERTUNI MEDAN

Khairuna Irma

VOLUME 5

NOMOR 2

NOVEMBER 2020

(3)

JURNAL ILMIAH

BINALITA SUDAMA MEDAN

Diterbitkan oleh Yayasan Binalita Sudama Medan

Pelindung

Pembina Yayasan Binalita Sudama Medan

Penasehat

Pengurus Yayasan Binalita Sudama Medan

Penanggung jawab

Arya Novika Naulista Siregar, RO, M.Pd

Pemimpin Redaksi

Berkat Panjaitan, S. Si, M. Pd

Sekretaris Redaksi

Kesya Nirma Lumbantobing, S. Pd, M. Pd

Bendahara

Sri Wida Harahap, S. Pd, M. Pd

Tim Reviewer

1. Elvi Susanti Lubis, SKM, M.Kes 2. Widyawati, S. Kep, Ners. M. Kes 3. Riny Apriani, M.Kep

4. Roy Chandra Nainggolan, RO, SE,MM 5. Tuful Zucri Siregar, BE, ST, M. Ph 6. Sri Dhamayani, SKM, M. Kes 7. Havija Sihotang, S.Kep, Ns, M. Kep

Tim Editor

1. Romodhona Nuryadi, ST 2. Firli Aulia Rizki, A. Md 3. Vivi Wilyanti, Amd. TEM

4. Santhi Marlina Sidauruk, S. Kep, Ns

(4)

JURNAL ILMIAH

BINALITA SUDAMA MEDAN

VOL. 5

NO. 2

NOVEMBER 2020

E-ISSN 2716-4527

Rancang Bangun Sistem Setting Suhu PadaAlat Infant Warner Berbasis Mikrokontroller ATMEGA 8535

Bambang Suryanto, ZuhrinaKustanti, Rapindo Saragih ... 56

Pengembangan Bahan Ajar Menulis Teks Eksposisi Berbasis Teks Kearifan Lokal Di SMA Swasta YPK Medan

Kesya Nirma Lumbantobing ... 63

Analisa Rangkaian Pendeteksi Putaran Motor Pada Alat Syringe Pump MERK TERUMO TYPE TE-331

Nova Irwan, Rizal Thalib, Roberto Siallaga ... 68

ANALISA KALIBRASI AKURASI ENERGY DAN PADA DEFIBRILATOR PHILIPS EFFICIA DFM100

Hotromasari Dabukke, M. Si ... 76

Tingkat pengetahuan Siswa SMA Aek Kanopan Terhadap Pengunaan Kacamata yang tidak sesui Resep Tahun 2020

Syahru Romadhan, Roy Candra Nainggolan, Eka Maya Sari ... 84

GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA WILAYAH KERJA PUSKESMAS PABATU TEBING TINGGI

Elvi Susanti Lubis ... 92

GAYA HIDUP PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT HEPATITIS B DI RUANG RAWAT INAP RSUD DR PIRNGADI MEDAN

Havija Sihotang,Romatua Juliana Marpaung ... 100

KONTRIBUSI DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP ANAK

PENDERITA LOW VISION DI PERTUNI MEDAN

Khairuna Irma,RO, M.K.M ... 108

D A F T A R I S I

(5)

PEDOMAN PENULISAN NASKAH JURNAL ILMIAH KESEHATAN BINALITA SUDAMA MEDAN

(6)

JURNAL ILMIAH

BINALITA SUDAMA

Diterbitkan oleh Yayasan Binalita Sudama Medan

Jadwal Penerbitan

Terbit dua kali dalam setahun

Penyerahan Naskah

Naskah merupakan hasil penelitian dan kajian pustaka ilmu kesehatan yang belum pernah dipublikasikan/diterbitkan paling lama 5 (lima) tahun terakhir. Naskah dapat dikirim melalui e-mail atau diserahkan langsung ke Redaksi dalam bentuk rekaman

Compact Disk (CD) dan Print-out 2 eksemplar, ditulis dalam MS Word atau dengan

program pengolahan data yang kompatibel. Gambar, ilustrasi, dan foto dimasukkan dalam file naskah.

Penerbitan Naskah

Naskah yang layak terbit ditentukan oleh Dewan Redaksi setelah mendapat rekomendasi dari Mitra Bestari. Perbaikan naskah menjadi tanggung jawab penulis dan naskah yang tidak layak diterbitkan akan dikembalikan kepada penulis.

Alamat Redaksi

Jl. Gedung PBSI/ Jl. Pancing No.1 Pasar V Barat Medan Estate 20371

(7)

PENGANTAR REDAKSI

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga Jurnal Ilmiah Binalita Sudama ini dapat kami terbitkan.

Jurnal Ilmiah Binalita Sudama ini diterbitkan dalam rangka memberikan wadah bagi para dosen/mahasiswa untuk mempublikasikan hasil penelitian dan karya ilmiah dalam bidang kesehatan.

Sebagai jurnal yang baru pertama diterbitkan, kami menyadari tentunya banyak sekali kekurangan baik dari segi tampilan maupun isinya. Karena itu kritik dan saran amat kami butuhkan demi perbaikan jurnal ini dikemudian hari.

Akhir kata semoga jurnal ini dapat memberi manfaat besar bagi dunia pendidikan, khususnya bidang kesehatan.

Medan, November 2020

(8)

76

ANALISIS KALIBRASI AKURASI ENERGI DAN PADA DEFIBRILLATOR PHILIPS EFFICIA DFM100

Hotromasari Dabukke

Prodi Tehnologi Elektromedis Universitas Sari Mutiara Indonesia

Abstrak

Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui akurasi energi pada defibrillator masih dalam kondisi baik, Untuk mengetahui jumlah energi maksimum 5 kali pengisian pada defibrillator masih dalam kondisi baik penelitian ini Memberikan informasi tentang alat defibrillator, Memberikan informasi tentang pentingnya kalibrasi pada defibrillator sehingga pasien tidak terkena energi berlebih pada saat melakukan shock, Memberikan informasi tentang cara perawatan dan pemeliharaan pada defibrillator, Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen dengan melakukan observasi di Laboratorium BPFK Medan dan Penelitian ini dilakukan pada di Rumah Sakit Umum Sari Mutiara, Jalan Kapten Muslim Nomor 79, Dwi Kora, Kecamatan Medan Helvetia, Kota Medan, Sumatera Utara dan di Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Medan.

Setelah melakukan Kalibrasi Akurasi Energi Dan Pengukuran Energi Maksimum Pada Defibrillator Philips Efficia DFM100, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut : 1. Jumlah energi yang terbaca pada alat kalibrasi dari tiga kali percobaan adalah sama. Yaitu a. Energi yang diset 50 J dan energi yang terbaca sebesar 50,6 J , b. Energi yang diset 100 J dan energi yang terbaca sebesar 101,2 J, c. Energi yang diset 150 J dan energi yang terbaca sebesar 151,8 J, d. Energi yang diset 50 J dan e. energi yang terbacasebesar 202,8 J . 2. Dari hasil kalibrasi Defibrillator Philips Efficia DFM100 yang dilakukan dengan melakukan kalibrasi akurasi Energi (J) pada Energi 50 J, 100 J, 150 J dan 200 J, hasilnya masih mendekati dengan pembacaan pada alat kalibrasi yaitu Defibrillator Analyzer. 3. Defibrillator Efficia DFM100 di RS Sari Mutiara dapat dikatakan dalam kondisi baik.

(9)

77

PENDAHULUAN:

Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, dunia kesehatan juga ikut berkembang mengikuti kemajuan teknologi tersebut. Terutama dalam hal perkembangan alat-alat kesehatan yang saat ini sudah banyak digunakan pada rumah sakit atau lembaga-lembaga kesehatan yang ada di Indonesia. Pembangunan di bidang kesehatan dipengaruhi oleh perkembangan teknologi kesehatan dan elektronika yang saling menunjang satu dengan yang lainnya, sehingga semakin membantu para ahli medis untuk menciptakan serta menemukan ide baru dalam hal pembuatan alat kesehatan yang lebih efisien dan efektif sehingga mutu pelayanan kesehatan dapat meningkat.

Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah peralatan kesehatan. Salah satu alat yang digunakan adalah alat untuk membantu pasien yang mengalami kegagalan jantung seperti ini disebut fibrilasi ventikuler dan keadaan pasien akan bertambah parah dalam beberapa menit apabila keadaan ini tidak diperbaiki, untuk mengembalikan denyutan jantung agar dapat bekerja sebagaimana

mestinya, maka digunakan alat yang disebut defibrilator.

Defibrillator atau kerap disebut juga alat pacu jantung adalah alat untuk memberikan terapi energi listrik dengan dosis tertentu ke jantung pasien melalui elektroda (paddle) yang ditempatkan di permukaan dinding dada pasien. Defibrillator digunakan untuk membantu para medis dibagian perawatan jantung untuk mengatasi kelainan pada jantung (cardioarrytmia). Dengan memberikan rangsangan arus listrik pada jantung diharapkan jantung akan mulai berdenyut secara teratur. fungsi alat itu sendiri yang kurang akurat. Berkaitan dengan hal tersebut perlu dilakukan kalibrasi untuk menentukan nilai kebenaran suatu defibrillator dengan cara membandingkannya dengan standart ukur yang tertelusur. Hal ini tercantum

dalam Permenkes No

363/Menkes/PER/IV/1998 tentang Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan pada sarana Pelayanan Kesehatan. Kalibrasi peralatan untuk kesehatan dilakukan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan masyarakat, dan ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit Pasal 16 Ayat 2 bahwa peralatan medis harus diuji dan dikalibrasi secara

(10)

78

berkala oleh Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan dan/atau institusi pengujian fasilitas kesehatan yang berwenang (sumber : Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit).

Mengingat bahwa defibrillator ini merupakan peralatan yang menggunakan frekuensi tinggi dari arus listrik dan digunakan dalam keadaan darurat maka perlu dilakukan analisa pada defibrillator dengan melakukan pengukuran kinerja dengan cara membandingkan antara akurasi energi, energi maksimum 10 kali pengisian, dan waktu pengisian maksimum hasil pembacaan pada defibrillator analyzer sehingga dapat ditentukan bahwa alat itu laik pakai.

LANDASAN TEORI: Kalibrasi

Kalibrasi adalah proses verifikasi bahwa suatu akurasi alat ukur sesuai dengan rancangannya. Kalibrasi

biasa dilakukan dengan

membandingkan suatu standar yang tertelusur dengan standar nasional maupun internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi.

Menurut ISO/IEC Guide 17025, kalibrasi merupakan serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah

diketahui yang berkaitan dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu.

Definisi lain dari kalibrasi adalah kegiatan peneraan untuk menentukan kebenaran nilai penunjukkan alat ukur dan/atau bahan ukur (sumber : Permenkes RI No. 54 Tahun 2015 tentang Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan, BAB I, Pasal 1 ayat 2). Sedangkan menurut Dewan Standarisasi Nasional (DNS/1990), kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional penunjukan instrumen ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkannya terhadap standart ukurannya yang ditelusuri (traceable) ke standart nasional atau internasional.

Adapun kriteria alat kesehatan yang wajib dikalibrasi yaitu :

1. Belum memiliki sertifikat dan/atau tanda.

2. Sudah berakhir jangka waktu sertifikat dan/atau tanda.

3. Diketahui penunjukannya atau keluarannya atau kinerjanya atau keamanannya tidak sesuai lagi walaupun sertifikat dan/atau tanda masih berlaku.

4. Telah mengalami perbaikan walaupun sertifikat dan/atau tanda masih berlaku.

5. Telah dipindahkan bagi yang memerlukan instalasi, walaupun sertifikat dan/atau tanda masih berlaku.

(11)

79

Kegiatan kalibrasi bersifat wajib dan rutin dilakukan, maka dari itu waktu kalibrasi dapat dinyatakan sebegai berikut :

1. Dinyatakan dalam waktu kalender, misalnya enam bulan sekali.

2. Dinyatakan dalam jam pemakaian, misalnya 1000 jam pakai, 5000 jam pakai dan seterusnya.

3. Gabungan cara pertama dan kedua diatas, misalnya enam bulan sekali atau 1000 jam pakai, tergantung pihak rumah sakit.

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 54 Tahun 2015 tentang Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan, BAB II, Pasal 8 ayat 1 juga diterangkan bahwa pengujian dan/atau kalibrasi alat kesehatan dilakukan secara berkala paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun.

Defibrillator

Defibrillator adalah peralatan elektronik yang dirancang untuk memberikan kejut listrik ke otot jantung dengan waktu yang relatif singkat dan intensitas tegangan yang tinggi kepada pasien yang mengalami kelainan jantung. Tujuan penggunaan alat ini yaitu sebagai alat penyelamatan yang memberikan kejut elektrik untuk menormalkan ritme jantung pada pasien

yang mengalami fibrillasi ventrikular atau ritme abnormal lainnya yang dapat diatasi dengan pemberian kejut elektrik. Defibrilator menghantarkan impulse arus dengan amplitudo tinggi ke jantung untuk memperbaiki ritme normal dan fungsi kontraktil pada pasien yang mengalami ventrikular fibrilasi (VF) atau ventrikular takikardia (VT) yang tidak disertai dengan palpable pulse.

Jenis-Jenis Defibrillator

a. Berdasarkan Jenis Gelombangnya 1. Defibrillator Monophasic

Defibrillator monophasic adalah defibrillator yang hanya menggunakan kejutan listrik dari satu sisi saja. Arus listrik dari elektroda satu ke elektroda yang lain hanya berjalan sekali.

2. Defibrillator Biphasic

Defibrillator biphasic adalah defibrillator yang menggunakan kejutan listrik dari dua sisi. Arus listrik mengalir dua kali. Pertama dari paddle defibrillator pertama ke elektroda yang lain kemudian kembali lagi. Jenis defibrillator ini lebih efisien dan memiliki tingkat keberhasilan yang lebih tinggi.

Bagian-Bagian Alat Defibrillator

Bagian yang akan dibahas ini terdapat pada alat manual external

(12)

80

defibrillator merk Philips Efficia DFM 100

Gambar 1. Bagian-Bagian Alat Defibrillator

Keterangan gambar : 1) External Power Indicator

Berfungsi sebagai indikator bahwa tegangan AC sudah tersambung.

2) Battery Indicator

Berfungsi sebagai indikator bahwa baterai sudah ada di dalam alat.

3) Ready For Use (RFU) Indicator Berfungsi sebagai indikator bahwa defibrillator sudah siap untuk digunakan.

4) Therapy Port

Berfungsi sebagai tempat untuk memasukkan kabel terapi.

5) Therapy Knob

Berfungsi untuk menentukan mode atau setting yang akan kita pilih.

6) Sync button

Berfungsi untuk menyinronkan kelistrikan di tubuh pasien apakah pasien itu layak diberikan shock atau tidak.

7) Charge button

Berfungsi untuk mengisi energi yang akan di shock ke pasien.

8) Shock button

Berfungsi untuk menembakkan energi yang sudah di charge ke pasien.

9) Smart Select Knob

Berfungsi sebagai tombol kontrol menu yang terdapat pada monitor.

10) Printer button

Tombol yang berfungsi untuk mencetak hasil dari diagnosa pada alat.

11) Reports button

Tombol yang berfungsi untuk menampilkan laporan terakhir ketika mengoperasikan alat tersebut.

12) Mark Event button

Tombol yang berfungsi untuk menandai kejadian penting yang terjadi ketika memberikan shock ke pasien.

13) Alarm buttons

Tombol yang berfungsi untuk mengatur alarm-alarm pada alat.

14) Soft keys (4)

Tombol yang berfungsi untuk kontrol pada monitor.

(13)

81

Berfungsi sebagai tempat untuk menyambungkan kabel-kabel parameter.

16) Display

Berfungsi untuk menampilkan keadaan pasien secara real-time pada monitor. 17) Lead select button

Tombol yang berfungsi untuk menampilkan jenis lead yang digunakan ke pasien.

18) Patient category button

Tombol yang berfugsi untuk memilih jenis kategori keadaan pasien.

19) External Paddles

Berfungsi untuk menghantarkan energi langsung ke tubuh pasien.

Blok Diagram Defibrillator

Gambar 2. Blok Diagram Defibrillator

Secara garis besar cara kerja blok diagram di atas adalah tegangan jala-jala (AC) dari PLN masuk memberikan tegangan pada blok power supply, lalu output dari power supply

digunakan untuk mengisi baterai dan menghasilkan output berupa tegangan DC. Tegangan DC ini digunakan pada rangkaian driver relay dan pembangkit tegangan.

Pada blok driver relay berfungsi sebagai kontrol waktu discharge. Kontrol waktu discharge ini berfungsi sebagai timer atau lamanya pembuangan muatan pada kapasitor yang akan dibuang menuju paddle atau elektroda.

Pada blok pembangkit tegangan digunakan untuk menguatkan tegangan yang masuk pada blok SAG Multiplier. SAG Multiplier ini berfungsi sebagai penyearah, sehingga akan didapatkan tegangan DC yang tinggi. Output dari SAG Multiplier berupa tegangan DC yang tinggi.

Lalu masuk pada blok pengisisan pada power kapasitor. Kemudian diberikan pada elektroda yang sebelumnya diatur oleh kontrol waktu discharge tadi. Dan dari elektroda atau paddle akan di expose pada pasien.

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen dengan melakukan observasi di Laboratorium BPFK Medan .

Prosedur Penelitian

1. Sambungkan kabel AC ke sumber tegangan.

(14)

82

2. Pastikan lampu indikatornya menyala.

3. Putar Therapy Port ke Mode Monitor.

4. Tunggu sampai alat menyala. 5. Tunggu sampai indikator Ready

For Use (RFU) menyala

6. Apabila indikatornya sudah menyala, berarti defibrillator sudah siap digunakan.

Kalibrasi Akurasi Energi (Joule)

1. Siapkan defibrillator dan

defibrillator analyzer

2. Lakukan koneksi defibrillator dan

defibrillator analyzer sesuai SOP

3. Tentukan setting pengukuran 50 Joule pada alat defibrillator.

4. Lakukan pengisian dengan menekan tombol charge, tunggu sampai display defibrillator menunjukan nilai setting Energi. 5. Letakkan paddle defibrillator pada

contact electrode plate defibrillator analyzer.

6. Tekan tombol shock pada paddle defibrillator.

7. Catat penunjukan hasil nilai energi pada display defibrillator analyzer, pada lembar kerja, minimal 3 kali pada tiap titik data pengukuran. 8. Lakukan langkah 2 s.d 4 untuk

setting 50, 100, 150, dan 200 Joule

Analisa Data

Mengacu pada metode kerja Perhitungan dan Evaluasi Ketidakpastian Pengukuran Nomor MK 002-18

a) Kalibrasi Akurasi Energy (Joule) 1) Model Matematis

Model matematis metode kalibrasi adalah direct calibration (kalibrasi langsung), defibrillator dan

defibrillator analyzer dihubungkan secara langsung.

C = Pstd – Pdefibrillator Dimana,

C : koreksi penunjukan energi pada defibrillator

Pstd : nilai energi yang ditampilkan pada standar

PDefibrillator : nilai setting energi oleh defibrillator

Kesimpulan

Setelah melakukan Kalibrasi Akurasi Energi Dan Pengukuran Energi Maksimum Pada Defibrillator Philips Efficia DFM100, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :

1) Jumlah energi yang terbaca pada alat kalibrasi dari tiga kali percobaan adalah sama.

Energi yang diset 50 J dan energi yang terbaca sebesar 50,6 J

Energi yang diset 100 J dan energi yang terbaca sebesar 101,2 J

(15)

83

Energi yang diset 150 J dan energi yang terbaca sebesar 151,8 J

Energi yang diset 50 J dan energi yang terbacasebesar 202,8 J

2) Dari hasil kalibrasi Defibrillator Philips Efficia DFM100 yang dilakukan dengan melakukan kalibrasi akurasi Energi (J) pada Energi 50 J, 100 J, 150 J dan 200 J, hasilnya masih mendekati dengan pembacaan pada alat kalibrasi yaitu Defibrillator Analyzer.

3) Defibrillator Efficia DFM100 di RS Sari Mutiara dapat dikatakan dalam kondisi baik.

Saran

1. Dalam melakukan kalibrasi alat, harus dilakukan dengan sesuai prosedur yang ada.

2. Dalam membuat penulisan laporan, diharapkan untuk mengkaji lebih banyak sumber maupun referensi yang terkait dengan alat yang akan kita analisis agar hasilnya lebih baik dan lebih lengkap lagi.

3. Lebih mempersiapkan diri dalam proses pengambilan dan pengumpulan data agar hasilnya lebih baik lagi.

4. Pada metode penelitian, ditambahkan metode wawancara dengan narasumber yang berkompeten sesuai dengan alat yang akan dibahas

DAFTAR PUSTAKA:

1. Dabukke, Hotromasari. 2018.

Pengujian Iluminasi, Kolimasi,

Ketegaklurusan Dan Kualitas Berkas Pesawat Sinar-X Radiographi Umum Dengan Radiographi Mobile [tesis]. Medan (ID) : Universitas Sumatera Utara.

2. Firmansyah, Moh. Yusuf, Syahrir,

M. Fikri Fauzi. 2018. Tugas

Elektronika Biomedik tentang

Defibrillator. Malang (ID) :

Universitas Brawijaya.

3. Hasmar, A. Rozak. 2014. Laporan Kalibrasi II. Jakarta (ID) : Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta II.

4. Keputusan Direktur Jenderal

Pelayanan Kesehatan Nomor :

HK.02.02/V/5771/2018 Tentang

Metode Kerja Pengujian Dan Atau Kalibrasi Alat Kesehatan.

5. Keputusan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 118

MENKES/SK/IV2014 Tentang

Kompedium Alat Kesehatan.

6. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 54 Tahun 2015 Tentang

Pengujian dan Kalibrasi Alat

Kesehatan.

7. Purba, Feriyanta, Yulizam. Analisis Kalibrasi Electrosurgical Di RSU Dr. H. Kumpulan Pane Tebing Tinggi [skripsi]. Medan (ID) : Universitas Sumatera Utara.

8. Putra, Yoviandri Satrio, Zaky,

Muhammad. 2014. Makalah Fisika

Dasar II tentang Defibrillator.

Depok (ID) : Universitas Indonesia. 9. Rahmah, Siti. 2008. Analisis Sistem

Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan [tesis]. Medan (ID) : Universitas Sumatera Utara.

10. Rizki, Putra, Cahyani, Nani. Juli 2017. Tatalaksana Henti Jantung di Lapangan Permainan. 13(2):139-151.

(16)

PEDOMAN PENULISAN NASKAH JURNAL ILMIAH BINALITA SUDAMA

Tujuan Penulisan

Penerbitan Jurnal Ilmiah Keperawatan ditujukan untuk menginformasikan hasil-hasil penelitian dalam bidang kesehatan.

Jenis Naskah

Naskah yang diajukan untuk diterbitkan dapat berupa: penelitian, tinjauan kasus, dan tinjauan pustaka. Naskah merupakan karya ilmiah asli dalam lima tahun terakhir dan belum pernah dipublikasikan sebelumnya. Ditulis dalam bentuk baku (MS Word) dan gaya bahasa ilmiah , tidak kurang dari 20 halaman, tulisan times new roman ukuran 12 font, ketikan 1 spasi dan ukuran kertas A4. Naskah yang telah diterbitkan menjadi hak milik redaksi dan naskah tidak boleh diterbitkan dalam bentuk apapun tanpa persetujuan redaksi. Pernyataan dalam naskah sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.

Format Naskah

Naskah diserahkan dalam bentuk compact disk (CD) dan print-out 2 eksemplar. Naskah disusun sesuai format baku terdiri dari: judul naskah, nama penulis, abstrak, latar belakang, metode, hasil dan pembahasan, kesimpulan dan saran, daftar pustaka.

Judul Naskah

Judul ditulis secara jelas dan singkat dalam bahasa Indonesia yang menggambarkan isi pokok/variabel, maksimum 20 kata.

Nama Penulis

Meliputi nama lengkap penulis utama tanpa gelar dan anggota (jika ada), disertai nama institusi/instansi, alamat institusi/instansi, kode pos, PO Box, e-mail penulis, dan no telp.

Abstrak

Ditulis dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia, dibatasi 200-300 kata dalam satu paragraph, bersifat utuh dan mandiri, tidak boleh ada referensi. Abstrak terdiri dari:latar belakang, tujuan , metode, hasil analisa statistik, dan kesimpulan, disertai kata kunci/keywords.

Latar Belakang

Berisi informasi secara sistematis/urut tentang:masalah penelitian, skala masalah, kronologis masalah, dan konsep solusi yang disajikan secara ringkas dan jelas.

Metode Penelitian

Berisi tentang: jenis penelitian, desain, teknik sampling dan jumlah sampel, karakteristik responden, waktu, tempat penelitian, instrument yang digunakan, serta uji analisis statistik disajikan dengan jelas.

(17)

Hasil dan Pembahasan

Hasil penelitian hendaknya disajikan secara berkesinambungan dari mulai hasil penelitian utama hingga hasil penelitian penunjang yang dilenkapi dengan pembahasan. Hasil dan pembahasan dapat dibuat dalam suatu bagian yang sama atau terpisah. Jika ada penemuan baru, hendaknya tegas dikemukakan dalam pembahasan. Nama tabel/diagram/gambar/skema, isi beserta keterangannya ditulis dalam bahasa Indonesia dan diberi nomor sesuai dengan urutan penyebutan teks. Satuan pengukuran yang digunakan dalam naskah hendaknya mengikuti sistem internasional yang berlaku.

Simpulan dan Saran

Kesimpulan hasil penelitian dikemukakan secara jelas. Saran dicantumkan setelah kesimpulan yang disajikan secara teoritis dan secara praktis yang dapat dimanfaatkan langsung oleh masyarakat.

Daftar Pustaka

Sumber pustaka yang dikutip meliputi: jurnal ilmiah, tesis, disertasi, dan sumber pustaka lain yang harus dicantumkan dalam daftar pustaka. Sumber pustaka disusun berdasarkan alfabetis, secara berurutan yaitu: nama, marga, tahun penerbitan pustaka, judul pustaka, edisi (jika ada), kota penerbit, dan nama penerbit, jumlah acuan minimal 10 pustaka.

(18)

Gambar

Gambar  1.  Bagian-Bagian  Alat  Defibrillator
Gambar  2.  Blok  Diagram  Defibrillator

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bersifat korelasi dengan pendekatan cross-sectional dengan bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara prilaku merokok dengan kejadian penyakit hipertensi di

Penelitian yang digunakan dengan metode pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk mengidentifikasi Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan dengan Pemberian

Motor pada alat ini digunakan untuk mendorong syringe yang sudah terisi cairan atau obat dengan dosis tertentu, yang berarti banyaknya cairan atau obat yang

Desain penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif yaitu untuk mengetahui pengetahuan dan sikap siswa tentang penyalahgunaan narkoba di SMA Aek Kanopan Kecamatan

Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa mutu pelayanan asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Aek Kanopan, mayoritas responden menyatakan

Soal tes diberikan langsung kepada responden untuk menjawab pertanyaan yang disajikan, dimana hasilnya digunakan untuk mengetahui hubungan dan pengaruh penguasaan

Berdasarkan kesimpulan diatas dapat dibuat saran sebagai berikut: Untuk meningkatkan kualitas dalam penggunaan alat, sebaiknya alat suction pump selalu diperhatikan

Data penelitian ini diperoleh dari angket (quesioner) yang diberikan kepada responden berupa angket gabungan terbuka dan tertutup untuk menjaring data tentang