• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tekno Efisiensi Jurnal Ilmiah KORPRI Kopertis Wilayah IV, Vol 1, No. 1, Mei 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tekno Efisiensi Jurnal Ilmiah KORPRI Kopertis Wilayah IV, Vol 1, No. 1, Mei 2016"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Tekno Efisiensi

Jurnal Ilmiah KORPRI Kopertis Wilayah IV, Vol 1, No. 1, Mei 2016

FORMULASI SEDIAAN SAMPO JELLY ANTI KETOMBE

DARI EKSTRAK KANGKUNG (IPOMOEA AQUATICA FORSSK)

Oleh:

Imas Maesaroh

Akademi Farmasi Muhammadiyah Kuningan

ABSTRAK - Ketombe disebabkan oleh tumbuhnya mikroorganisme pityrosporum ovale di rambut secara berlebih. Konsentrasi 3,125% ekstrak kangkung (Ipomoea Aquatica Forssk) dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme pityrosporum ovale. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan yang tepat untuk formulasi sediaan sampo jelly anti ketombe dari ekstrak kangkung (ipomoea aquatia forssk) terhadap kestabilan fisik penyimpanan dan uji hedonik. Hasil penelitian yang digunakan menggunakan metode pengembangan berupa modifikasi dari hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya yang berorientasi menghasilkan produk. Penelitian menggunakan 4 formula sampo jelly dengan variasi konsentrasi ekstrak kangkung 1%, 2%, 3% dan 4% dan Na-CMC sebagai basis gel dengan konsentrasi yang optimal yaitu 3% pada formula 2. Pengaruh konsentrasi ekstrak menunjukan stabitas fisik penyimpanan yang baik dilihat dari parameter organoleptis dan pH terdapat pada formula 3. Uji hedonik berdasarkan urutan tingkat kesukaan, formula 1 menjadi urutan pertama dengan persentase 67,3%, formula 2 menjadi urutan kedua dengan persentase 63,5%, formula 4 menjadi urutan ketiga dengan persentase 61,5% sedangkan formula 3 menjadi urutan terakhir dengan persentase 59,6%.

Kata kunci : ekstrak kangkung (Ipomoea Aquatia Forssk), sampo jelly, stabilitas fisik.

ABSTRACT - Dandruff is caused by the growth of the microorganism Pityrosporum ovale in

excessive hair. 3.125% concentration of extract kale (Ipomoea Aquatica Forssk) can inhibit the growth of microorganisms Pityrosporum ovale. This study aims to find ways of making the right for the formulation of anti-dandruff shampoo jelly extract kale (ipomoea aquatia forssk) for storage physical stability and hedonic test. The research results using methods developed in the form of a modification of the results of previously conducted studies oriented products. Research using 4 formula shampoo jelly with watercress extract concentration variation of 1%, 2%, 3% and 4% and Na-CMC as a base gel with optimal concentration of 3% in the formula 2. Effect of the concentration of the extract showed good storage physical stability views pH and organoleptic parameters contained in the formula 3. Test hedonic by order of preference level, formula 1 into a first sequence with the percentage of 67.3%, formula 2 into second place with a percentage of 63.5%, the formula 4 into third place with a percentage of 61, 5% while the formula 3 into the final sequence with a percentage of 59.6%.

Keywords: watercress extract (Ipomoea Aquatia Forssk), shampoo jelly, physical stability PENDAHULUAN

Ketombe (dandruff, pityriasis capitis) berwujud sebagai pengelupasan sel kulit kepala yang berlebih, ketika proses keratinisasi sel kulit kepala belum sempurna. Gejala kelainan yang timbul dapat bervariasi dalam antar individu.Pada umumnya ketombe seringkali menjadi masalah karena dapat mengganggu penampilan seseorang karena timbulnya sisik putih dan serpihan yang berjatuhan di baju dan menyebabkan kulit kepala menjadi kotor serta lepek dan

(2)

berbau. Selain itu ketombe menyebabkan keresahan karena rasa gatal yang berlebih yang memungkinkan penderita menggaruk kulit kepala hingga lecet dan berdarah, akibat yang paling parah dari ketombe adalah kerontokan rambut pada tingkat yang meresahkan ditambah dengan kondisi rambut yang menjadi berbau kurang sedap.

Ketombe dapat diperparah dengan tumbuhnya mikroorganisme di rambut secara berlebihan. Pityrosporum ovale sebenarnya adalah flora normal dirambut. Akan tetapi berbagai keadaan seperti suhu,kelembapan, kadar minyak yang tinggi dan penurunan imunitas tubuh, dapat memicu pertumbuhan jamur ini.

Upaya untuk menghilangkan ketombe dengan sampo anti ketombe dengan bahan kimia yang telah disarankan dan yang telah beredar dipasaran dirasa belum cukup untuk dapat mengatasi masalah, karena ketombe dapat kembali pada kondisi rambut dan kulit kepala kotor dan minyak berlebih.Namun mengingat bahan kimia yang diterapkan pada kulit dapat membahayakan kesehatan seperti methylisothiazolinone (MIT).Kulit dapat mengabsorsi bahan kimiawi yang dipakaikan pada kulit kepala maka penggunaan bahan alami sebagai alternatife yang lebih aman dan tidak menimbulkan efek samping untuk mengatasi dan mengobati masalah ketombe kering.(5)

Kangkung(Ipomoea aquatica Forssk) merupakan sayur yang berumur panjang. Tanaman semusim tumbuh merambat dan menyukai tempat yang berair atau berlumpur seperti sawah, aliran sungai kecil, tepi danau, kolam, rawa atau ladang.Batang kangkung berbentuk bulat dan berongga.Daunnya berupa daun tunggal dengan tangkai panjang yang tumbuh berseling.Bentuk daunnya segitiga memanjang, pipih dan agak lemas.Karangan bunga yang keluar dari ketiak daun berbentuk seperti corong.Buahnya berbentuk bulat telur dengan 2-4biji.(8)

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya (Purnamasari 2012) didapatkan konsentrasi 3,125% ekstrak kangkung (Ipomoea aquatica Forssk) karena mengandung zinc (2,47 ± 0,27 mg per 100 mg) yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme pityrosporum ovale. Untuk lebih memudahkan pemanfaatannya sebagai anti ketombe maka penulis tertarik untuk membuat formulasi kangkung yang digunakan sebagai zat aktif dalam pembuatan formulasi sampo jelly anti ketombe ekstrak kangkung (Ipomoea aquatica Forssk). Bentuk sampo disajikan dalam berbagai bentuk meliputi sampo cair jernih, sampo dalam bentuk krim, sampo dalam bentuk gel dan sampo kering. Dari berbagai bentuk sampo, penulis memilih untuk membuat formulasi sampo gel atau jelly karena dalam pemakaiannya sampo ini mudah dituang karena konsistensinya tidak begitu kental seperti pada sampo bentuk krim bahkan tidak encer seperti sampo cair jernih.

METODE Bahan

Ekstrak kangkung (Ipomoea Aquatica Forssk), etanol 70%, sodium lauryl sulfate 10%, cocamide DEA 4%, Na-CMC, propel paraben 0,2%, asam sitrat, menthol 0,25%, aquadest ad 100ml.

Alat

Mortir dan stemper, penangas air, kompor dan tabung gas, lap, erlenmeyer, batang pengaduk, sudip, timbangan analitis, becker glass, kertas perkamen, kaca arloji, pipet tetes, blender, indikator pH

(3)

Pembuatan ekstrak kangkung 1. Pengumpulan simplisia

Pengumpulan simplisia ini terdiri dari beberapa langkah, yaitu:

Pemerikasaan organoleptis yang meliputi pemeriksaan penampilan, warna, dan bau dari daun tanaman kangkung yang akan digunakan.Sortasi basah, tanaman kangkung yang segar dibersihkan dari kotoran yang tertinggal dengan air mengalir.Pengecilan ukuran, tanaman kangkung diambil daun dan batang muda nya.Dan pengeringan daun dan batang muda dari tanaman kankung yang sudah dipilih kemudian di keringkan di bawah sinar matahari.Setelah kering kemudian di blender.

2. Ekstraksi Daun Kangkung

Ekstraksi Daun Kangkung dilakukan dengan metode maserasi, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Masukan 200 gram serbuk simplisia kedalam maserator, kemudian ditambahkan pelarut etanol 70% (pembasah) secukupnya hingga seluruh simplisia terendam, dan dibiarkan selama 10 menit agar proses pembasahan simplisia berlangsung.Tambahkan kembali etanol 70% sebanyak 2x volume etanol 70% sebelumnya (pembasah). Diamkan selama 48 jam sambil diaduk-aduk pada waktu tertentu.Saring ekstrak cair yang diperoleh ke dalam penampung.Uapkan cairan ekstrak yang telah disaring hingga diperoleh ekstrak kental.

Optimasi Konsentrasi Basis Gel

Optimasi basis gel bertujuan untuk mencari konsentrasi Na- CMC yang optimal.Dilakukan 5 Formula dengan berbagai konsentrasi Na-CMC berbeda yaitu F1 2%, F2 3%, F3 4% dan F4 5% dan F5 6%.Optimasi gel ini tanpa zat khasiat.Pengamatan organoleptik dilakukan, kemudian dipilih satu konsentrasi dari masing-masing jenis basis berdasarkan sifat fisik yang paling mendekati basis kontrol, selanjutnya dibuat sediaan sampo gel anti ketombe.

Formulasi Sampo Jelly

Setelah didapatkan konsentrasi Na-CMC yang optimal, dilakukan formulasi Sampo Jelly dengan 4 formula ekstrak kangkung berbeda yaitu F1 1%, F2 2%, F3 3%, dan F4 4%.

Cara Pembuatan Sediaan Sampo Jelly

Buat basis gel : Menaburkan Na CMC serbuk yang telah ditimbang diatas air panas, biarkan beberapa menit sampai mengembang dan diaduk perlahan sampai terbentuk massa gel (1). Air yang dipanaskan pada suhu 600 C ±20 ml dimasukkan kedalam beaker glass Tambahkan Sodium Lauryl Sulfate, aduk sampai larut (2). Larutkan menthol dengan etanol 70% secukupnya, aduk sampai larut kemudian tambahkan Propil Paraben dan Asam sitrat aduk sampai homogen (3).Larutan Sodium Lauryl Sulfate (2) dimasukkan sedikit demi sedikit kedalam masa gel (1) sambil diaduk perlahan sampai homogen (4).Tambahkan Cocamide DEA sedikit demi sedikit, aduk sampai homogen (5).Masukan ekstrak kangkung, aduk sampai homogen (6).Masukan larutan campuran (3) kedalam campuran (6), aduk perlahan sampai homogen.Tambahkan air panas sampai batas kalibrasi botol 100ml, dan masukan ke dalam botol 100ml.

(4)

Evaluasi Sediaan Sampo 1. Pengamatan Organoleptis

Analisis organoleptis dilakukan untuk melihat tampilan fisik sediaan dengan mengamati perubahan-perubahan bentuk, bau, dan warna sediaan sampo jelly anti ketombe.Pemeriksaan organoleptik dilakukan sesaat setelah pembuatan dan selama penyimpanan 28 hari.

2. Pengukuran pH

Pengukuran pH sediaan sampo jelly antiketombe dilakukkan untuk melihat tingkat keasaman sediaan dan menjamin sediaan tidak menyebabkan iritasi pada kulit. Sediaan sampo jelly diukur pH nya dengan mencelupkan kertas indikator pH ke dalam sediaan shampo, setelah itu sesuaikan warna yang terjadi pada kertas indikator dengan spektrum warna pada indikator pH. Sediaan sampo jelly harus memenuhi kriteria pH kulit yaitu dalam interval 4,5 -6,5. Pemeriksaan pH dilakukan sesaat setelah pembuatan sediaan dan selama periode penyimpanan tertentu.

3. Uji stabilitas fisik Penyimpanan

Stabilitas adalah kemampuan suatu produk untuk mempertahankan sifat dan karakteristiknya agar sama dengan yang dimilikinya pada saat dibuat (identitas, kekuatan, kualitas, kemurnian) dalam batasan yang ditetapkan sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan.

Sampo jelly disimpan pada suhu ruangan antara 15oC-30oC dan suhu kamar mandi antara 8o C-15oC selama penyimpanan 28 hari.

4. Uji Hedonik

Uji hedonik disebut juga uji kesukaan.Dalam uji hedonik, seseorang diminta tanggapan pribadinya mengenai kesukaan atau ketidaksukaan, yang disebut skala hedonik.Misalnya, dalam hal suka dapat mempunyai skala hedonik seperti sangat suka sekali, sangat suka, suka, dan agak suka.Sebaliknya, jika tanggapan itu tidak suka dapat berupa amat sangat tidak suka, sangat tidak suka, tidak suka, dan agak tidak suka.

Dalam penelitian uji hedonik ini subyek tertentu harus memiliki ciri-ciri atau karakteristik bersama yang membedakan dari kelompok subyek yang lain. Ciri tersebut dapat meliputi ciri lokasi, ciri individu atau juga ciri karakter tertentu.

Subyek dalam penelitian ini yaitu mahasiswi Akademi Farmasi Muhammadiyah Kuningan sebanyak 106 orang, yang terdiri dari mahasiswi tingkat I sebanyak 33 orang, tingkat II sebanyak 47 orang dan tingkat III sebanyak 26 orang, Salah satu cara menentukan besaran sampel adalah dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut :

Dimana :

n =Number of samples (jumlah sampel)

(5)

e =Error tolerance (toleransi terjadinya galat), misal 10%

Sampel adalah sebagian yang diambil dan keseluruhan obyek yang di teliti dan di anggap mewakili seluruh populasi ini. Salah satu cara menentukan besaran sampel adalah dengan

menggunakan rumus Slovin dengan kriteria:

a Mahasiswi Akademi Farmasi Muhammadiyah Kuningan b Usia 18-25 tahun

c Tidak memiliki kulit yang sensitive

Jumlah sampel yang diambil dihitung menggunakan rumus sebagai berikut: N = 106 e = 10% maka, n = N 1 + N (e)2 = 106 1 + 106 (0,1)2 = 106 2,06 = 51, 5 = 52

Data yang telah dikumpulkan berupa skors terhadap formulasi Ssediaan Sampo Jelly akan dihitung dengan cara sebagai berikut:

HASIL DAN PEMBAHASAN Optimasi Basis Gel

Setelah melakukan optimasi basis gel dengan variasi konsentrasi Na-CMC 2%, 3%, 4%, 5%, dan 6% diperoleh basis gel yang optimal yaitu basis dengan konsentrasi Na-CMC 3%.

Ekstraksi

Pengamatan Ekstrak Kangkug

Pemerian Kental

Warna Hijau kehitaman

Bau Khas kangkung

Evaluasi Sediaan Sampo Jelly Anti Ketombe 1. Organoleptik dan Homogenitas

Hasil pengamatan organoleptik dari masing-masing formula berbau khas kangkung, berwarna hijau kehitaman, dengan bentuk semi padat yang kental pada F1(1%), lebih padat dari F1pada

(6)

F2(2%), lebih padat dari F2 pada F3(3%) dan kental pada F4(4%). Dari hasil evaluasi sifat fisik semua formula sampo jelly terlihat penyebaran warna yang merata.

2. Pengukuran pH

Hasil pengukuran pH sediaan sampo jelly anti ketombe dari ekstrak kangkung selama pengukuran hari 1, 3, 7, 14, 21, dan hari ke 28 menunjukkan pH 4 untuk Formula 1 dan Formula 2, dan pH 5 untuk Formula 3 dan Formula 4. Perbedaan pH dipengaruhi oleh banyaknya ekstrak kental kangkung yang ditambahkan pada setiap Formula.pH yang asam disebabkan pengaruh zat asam sitrat dan pengaruh zat aktif ekstrak kangkung yang mempunyai pH asam yaitu 5.

3. Uji Stabilitas Penyimpanan

Dari setiap formula mengalami perubahan yang sama mulai dari hari pertama terbentuk busa sampai busa hilang pada saat penyimpanan. Perubahan bentuk dan warna semakin stabil dan merata karena sampo mengandung surfaktan, selain sebagai zat pembersih juga berguna sebagai zat pengemulsi untuk menstabilkan bentuk sediaan sampo.

4. Uji Hedonik

Sampel A, tingkat tertinggi responden memilih nilai Suka yaitu sebanyak 33% dan tingkat terendah dengan 0% responden tidak memilih nilai Sangat Tidak Suka. Sampel B, tingkat tertinggi responden memilih nilai Suka yaitu sebanyak 42% dan tingkat terendah dengan 2% responden memilih nilai Sangat Tidak Suka. Sampel C, tingkat tertinggi responden memilih nilai Suka yaitu sebanyak 58% dan tingkat terendah dengan 2% responden memilih nilai Sangat Tidak Suka.S Dan sampel D, tingkat tertinggi responden memilih nilai Suka yaitu sebanyak 35% dan tingkat terendah dengan 2% responden memilih nilai Sangat Tidak Suka. KESIMPULAN

1 Konsentrasi Na-CMC yang diuji sebagai basis gel sebanyak lima formula yaitu F1 2%, F2 3%, F3 4%, F4 5%, dan F5 6%. Dari beberapa konsentrasi Na-CMC didapatkan konsentrasi yang optimal yang mendekati homogen yaitu konsentrasi 3% pada Formula 2. Dengan cara pembuatan dilakukan seperti percobaan ketiga.

2 Formulasi sampo jelly dengan berbagai konsentrasi ekstrak kangkung yaitu F1 1%, F2 2%, F3 3%, dan F4 4% menunjukan sediaan pada Formula 3 (3%) yang lebih stabil pada penyimpanan. Yang artinya sediaan tidak memisah pada saat penyimpanan, melainkan lebih menyatu bentuk dan warnanya karena mengandung surfaktan, selain sebagai zat pembersih juga berguna sebagai zat pengemulsi untuk menstabilkan bentuk sediaan sampo.

3 Hasil yang diperoleh dari uji hedonik pada 52 responden berdasarkan urutan tingkat kesukaan, Formula 1 (1%) menjadi urutan pertama dengan persentase 67,3%, Formula 2 (2%) menjadi urutan kedua dengan persentase 63,5%, Formula 4 (4%) menjadi urutan ketiga dengan persentase 61,5%, sedangkan Formula 3 (3%) menjadi urutan yang terakhir yang disukai responden dengan persentase 59,6%

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. (1979) : Farmakope Indonesia edisi ketiga. Penerbit Dirjen POM, Jakarta. Halaman: 362, 535, 637, 652.

dr. Maria Dwikarya, DSSK.. (2006) : Merawat Kulit dan Wajah. Penerbit PT. Kawan Pustaka, Depok 16411, Halaman: 9-10.

Dr. Retno I.T., SpKK., Dra. Fatmah L.,Apt..(2007) : Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 10270, Halaman: 73.

Kandi. (2009) : Terampil Budidaya Kangkung dan Palawija, Cetakan ke 1, Penerbit PT. Sarana Ilmu Pustaka, Bandung 40295, Halaman: 2-4.

Kusumadewi. (2003) : Rambut ANDA Masalah, Perawatan, dan Penataanny. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 10270, Halaman: 68-71.

Mahataranti, N., Astuti, I.,Y., Astriningdhiani, B. (2012) : Formulasi Sampo Anti Ketombe Ekstrak Etanol Seledri (Apium graveolens L.) dan Aktivitasnya terhadap Jamur Pityrosporum Ovale.

Mayasari, F. (2013) : Optimasi Konsentrasi Hidroksi Etil Selulosa sebagai Pengental dalam Sediaan Sampo Cair Ekstrak Kangkung. Skripsi, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, Fakultas Farmasi dan Sains, Halaman: 1.

Muhlisah, F., Hening, S.. (2007) : Sayur dan Bumbu Dapur Berkhasiat Obat. Penerbit Penebar Swadaya, Depok. Halaman: 26.

Referensi

Dokumen terkait

Sebaran normal baku (Z) telah mulai digunakan di CIMMYT (Pusat Penelitian Internasional untuk Jagung dan Serelia Meksiko) dalam memilih famili dengan karakter tumbuh dan hasil

Latar belakang penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan program pelatihan yang dilakukan oleh pihak damkar dan insentif yang telah diberikan

Maiyah Mocopat Syafaat merupakan aktivitas keilmuan untuk saling asah, asih, asuh dengan merupakan acara rutin yang di adakan setiap tanggal 17 di setiap bulannya

[r]

Activity Diagram Melihat Nilai untuk menjelaskan alur melihat nilai yang di lakukan oleh user guru kelas, setelah melakukan penambahan nilai, guru tersebut dapat melihat hasil dari

12 Dengan demikian banyaknya testosteron yang terikat pada protein pengangkut sangat berhubungan dengan jumlah dan kualitas spermatozoa, Disamping itu, biosintesis

Kelompok Usaha menerapkan PSAK 71: Instrumen Keuangan, PSAK 72: Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan, dan PSAK 73: Sewa untuk pertama kalinya. Sifat dan pengaruh

Beberapa hal yang berkaitan dengan batasan penelitian yang diajukan sehubungan dengan penelitian ini antara lain : (a) deteksi secara visual pelanggaran lalulintas