33
Penelitian ini dilaksanakan di SD pararel yaitu SD N 01 Maduretno semester II Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo pada siswa kelas VA di sebagai kelas eksperimen dan kelas VB sebagai kelas kontrol. Pemilihan SD ini didasarkan pada:
a) Dasar matematika, dari hasil ulangan harian mata pelajaran Matematika kelas V di kedua kelas relatif sama. Rata-rata nilai ulangan harian sebelum materi perbandingan dan skala pada kelas eksperimen dan kelas kontrol masih dibawah KKM.
b) Ruang kelas, ruangan kelas VA dan kelas VB tidak ada perbedaan kebisingan, kepengapan karena ventilasi yang kurang, tata ruang, dan tata cahaya. Selain itu fasilitas yang ada di kedua kelas misalnya bangku, meja, papan tulis, dan lain-lain dalam kondisi bagus.
c) SD Negeri 01 Maduretno kecamatan kalikajar kabupaten Wonosobo ini, khususnya kelas VA dan kelas VB ini terbiasa dengan metode pembelajaran yang konvensional. Pembelajaran terpusat pada guru, didalam proses pembelajaran guru hanya menjelaskan, kemudian memberikan tugas. Sedangkan, siswa hanya duduk, diam mendengarkan penjelasan guru dan mengerjakan perintah guru ketika siswa diminta guru untuk mengerjakan soal. Siswa yang memiliki nilai akademis yang rendah atau siswa yang memiliki tingkat konsentrasi yang rendah diberikan tempat tersendiri dideretan bangku depan agar guru dapat memantau dengan baik.
d) Kedua kelas mempunyai varians yang sama pada kemampuan akademisnya. Sehingga tidak terjadi ketimpangan antara kemampuan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dalam pembagian kelompok juga dibagi sama rata, setiap kelompok memiliki anggota yang memiliki nilai tinggi, nilai sedang, dan nilai rendah. Supaya dalam
prakteknya seimbang dan bisa saling membantu apabila anggota kelompok mengalami kesulitan dalam proses belajar. Penelitian ini terdiri dari satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebasnya adalah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan pembelajaran konvensional, sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar matematika siswa pada pokok bahasan skala dan perbandingan.
4.2 Pelaksanaan Penelitian
Penelitian yang dilakukan pada siswa kelas V semester II SDN 01 Maduretno yang memiliki dua kelas yaitu kelas VA berjumlah 24 siswa dan kelas VB berjumlah 21 siswa. Kelas VA menjadi kelompok eksperimen dan kelas VB menjadi kelompok kontrol yang sudah diuji kesamaan varian menunjukkan keadaan kedua kelompok yang homogen. Artinya data berdistribusi normal dan memiliki varians yang tidak berbeda secara signifikan. Ini menunjukkan bahwa sebelum diberi perlakuan kedua kelompok mempunyai kemampuan awal yang sama. Sehingga, kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan kelas kontrol hanya seperti biasa yaitu menggunakan metode ceramah. Dalam pembelajaran ini waktu yang digunakan adalah 3 kali pertemuan (6 jam pelajaran) untuk masing-masing kelas yaitu kelas eksperimen yang diberi perlakuan ataupun kelas kontrol yang tidak diberi perlakuan. Setelah 3 pertemuan selesai masing-masing kelas diberi post test. Pada tahap penelitian ini kelas eksperimen membentuk kelompok ahli dan kelompok asal sampai pertemuan terakhir kemudian di beri soal post test. Sedangkan untuk kelas kontrol 3 kali pertemuan hanya menggunakan pembelajaran dimana guru ceramah dan siswa hanya duduk diam mendengarkan, setelah 3 kali pertemuan kelas kontrol juga mengerjakan soal post test.
Tabel Pelaksanaan Penelitian
Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen
Pertemuan I: 7 Maret 2012 Pertemuan II: 10 Maret 2012 Pertemuan III: 12 Maret 2012
Pertemuan I: 6 Maret 2012 Pertemuan II: 8 Maret 2012 Pertemuan III: 9 Maret 2012
Post test: 14Maret 2012 Post test: 15Maret 2012
4.3 Hasil Penelitian 4.3.1 Dokumentasi
Dari penelitian secara dokumentasi didapatkan data berupa daftar nama siswa dan nilai ulangan harian matematika siswa kelas V sebelum materi perbandingan dan skala. Data ini digunakan untuk menentukan pembagian kelompok eksperimen dan kontrol sesuai dengan nilai ulangan harian matematika siswa kelas V. Nilai rata-rata dari siswa kelas Va adalah 55,62 sedangkan kelas Vb adalah 56,42. Dari rata-rata tersebut maka kelas Va ditempatkan sebagai kelas eksperimen sedangkan kelas Vb ditempatkan sebagai kelas kontrol. Data dapat dilihat pada lampiran.
4.3.2 Observasi
Observasi yang dilakukan terdiri dari satu macam observasi yaitu observasi yang dilakukan oleh guru kelas V yang memantau jalannya pembelajaran untuk mengetahui kesesuaian pembelajaran dengan model pembelajaran yang digunakan yaitu model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.
Berdasarkan hasil observasi yang didapat menyatakan bahwa kedua model pembelajaran yang diterapkan peneliti dalam kegiatan mengajar pada siswa kelas VA dan siswa kelas VB SD Negeri 01 Maduretno sudah dilaksanakan dengan baik.
Hasil observasi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang meliputi langkah-langkah pembelajaran terdiri dari pra pembelajaran, kegiatan awal,
kegiatan inti dan kegiatan penutup. Dalam analisis pembelajaran ini dilaksanakan selama 3x pertemuan pembelajaran matematika pada kelas VB sebagai kelas kontrol di SD Negeri 01 Maduretno. Untuk mempermudah dalam menganalisis hasil pembelajaran maka dilakukan observasi yang dilakukan oleh guru kelas V untuk mengamati peneliti dalam menerapkan langkah langkah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajaran matematika. Di samping penelitian pada kelas eksperimen, peneliti juga melaksanakan pembelajaran di kelas kontrol. Hasil observasi pembelajaran selama 3x pertemuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dijelaskan seperti dibawah ini:
1. Hasil Observasi Pembelajaran Pertemuan I
Pertemuan pertama ini dilakukan pada tanggal 6 Maret 2012 untuk kelas eksperimen dan tanggal 7 Maret 2012 untuk kelas kontrol. Dari hasil observasi pembelajaran pada kelas eksperimen menunjukkan bahwa peneliti sudah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan baik. Hasil dapat dilihat pada lampiran observasi guru.
2. Hasil Observasi Pembelajaran Pertemuan II
Pertemuan kedua ini dilaksanakan pada tanggal 8 Maret 2012 untuk kelas eksperimen dan tanggal 10 Maret 2012 untuk kelas kontrol. Dalam penelitian ini, peneliti sudah melaksanakan aspek-aspek pembelajaran yang ada dalam lembar observasi pembelajaran, sehingga kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan pada pertemuan kedua ini sudah terlaksana dengan baik dan sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun sebelumnya berdasarkan langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Penilaian lembar observasi guru dapat dilihat di lampiran.
3. Hasil Obsevasi Pembelajaran Pertemuan III
Pertemuan ketiga ini dilaksanakan pada tanggal 9 Maret 2012 untuk kelas eksperimen dan tanggal 12 Maret 2012 untuk kelas kontrol. Hasil observasi pembelajaran tidak jauh berbeda dengan hasil observasi
pembelajaran pertemuan kedua. Dalam penelitian, peneliti memang sudah melaksanakan aspek-aspek pembelajaran yang ada dalam lembar observasi pembelajaran, sehingga kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan pada pertemuan kedua ini sudah terlaksana dengan baik berdasarkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang telah disusun peneliti sebelum melaksanakan penelitian.
Suasana dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sudah terasa, masing-masing kelompok ahli aktif menyampaikan materi ke kelompok asal. Setelah masing-masing kelompok asal memahami materi dari kelompok ahli. Maka setiap kelompok asal mempresentasikan di depan kelas setelah materi yang telah dipelajari selasai.
Setelah pertemuan III selesai peneliti mengadakan post test pada tanggal 14 Maret 2012 pada kelas kontrol dan pada tanggal 15 Maret 2012 pada kelas eksperimen. Soal post test dapat dilihat pada lampiran.
4.3.3 Metode Tes
Nilai ulangan harian matematika siswa kelas VA sebelum materi perbandingan dan skala pada kelompok kontrol ditetapkan sebagai nilai awal dengan rata-rata 55,62. Dan nilai ulangan harian matematika siswa kelas VA pada materi perbandingan dan skala setelah dilakukan treatment mempunyai rata-rata 70,16. Rata-rata nilai post test setelah pelaksanaan treatmen telah mencapai batasan minimal ketuntasan belajar di SD 01 Maduretno yaitu 60. Terdapat selisih nilai setelah dan sebelum pelaksanaan treatmen dengan rata-rata selisihnya 14,54. Kelompok ini memiliki nilai tertinggi (maksimum) 92 dan dan terendah (minimum) 64.
Nilai ulangan harian matematika siswa kelas VB sebelum materi skala dan perbandingan pada kelompok eksperimen ditetapkan sebagai nilai awal dengan rata-rata 56,42. Dan nilai matematika siswa kelas V pada materi perbandingan dan skala kelompok eksperimen setelah dilakukan treatment mempunyai rata-rata 62,85. Rata-rata nilai menggunakan pembelajaran konvensional telah mencapai peningkatan batas minimal ketuntasan belajar
di SD 01 Maduretno yaitu 60. Terdapat selisih nilai dengan rata-rata selisihnya 06,43. Kelompok ini memiliki nilai tertinggi (maksimum) 80 dan dan terendah (minimum) 44. Data dapat dilihat pada lampiran.
4.4 Hasil Uji Persyaratan
4.4.1 Uji Normalitas Pre Test Kelompok Kontrol dan Eksperimen
Uji normalitas data awal kelas kontrol dan kelas eksperimen dilakukan pada nilai pre test setelah dilaksanakan pembelajaran baik pada kelompok kontrol dan eksperimen. Berikut hasil analisis uji normalitas menggunakan SPSS17.0 for windows pada data awal kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Tabel 4.1
Uji Normalitas Pre Test Kelompok Kontrol Dan Eksperimen
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Dari tabel di atas diketahui bahwa nilai pre test baik kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen berdistribusi normal. Menurut Duwi Priyatno (2009:189) data berdistribusi normal jika signifikansi > 0,05. Sedangkan pada kelompok kontrol adalah 0,427 dan kelompok eksperimen adalah 0,365. PRE TEST KELOMPOK KONTROL KELOMPOK EKSPRMEN N 21 24
Normal Parameters(a,b) Mean 48,95 52,50
Std. Deviation 10,191 9,385
Most Extreme Differences Absolute ,191 ,188
Positive ,191 ,188
Negative -,136 -,107
Kolmogorov-Smirnov Z ,876 ,921
4.4.2 Uji Homogenitas Pre Test Kelompok Kontrol dan Eksperimen
Uji homogenitas data awal kelas kontrol dan kelas eksperimen dilakukan pada nilai pre test setelah dilaksanakan pembelajaran baik pada kelompok kontrol dan eksperimen. Berikut hasil analisis uji normalitas menggunakan SPSS for windows version 17.0 pada data awal kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Tabel 4.2
Uji Homogenitas Pre Test Kelompok kontrol Dan Eksperimen
Berdasarkan output pada Test of Homogeneity of Variance, homogenitas dapat dilihat dari kolom sig. yang menunjukkan skor pre test mempunyai nilai signifikan (0,311) lebih besar dari alpha yang ditetapkan yaitu 0,05. Dengan demikian, disimpulkan data skor pre test adalah homogen.
4.4.3 Uji Normalitas Post Test Kelompok Kontrol dan Eksperimen
Uji normalitas data akhir kelas kontrol dan kelas eksperimen dilakukan pada nilai post test setelah dilaksanakan pembelajaran baik pada kelompok kontrol dan eksperimen. Berikut hasil analisis uji normalitas menggunakan SPSS for windows version 17.0, pada data akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Test of Homogeneity of Variances
PRE TEST
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Tabel 4.3
Uji Normalitas Post Test Kelompok Kontrol dan Eksperimen
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
A
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Dari tabel di atas diketahui bahwa nilai post test baik kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen berdistribusi normal. Menurut Duwi Priyatno (2009:189) data berdistribusi normal jika signifikansi > 0,05. Sedangkan pada kelompok kontrol adalah 0,760 dan kelompok eksperimen adalah 0,426.
4.4.4 Uji Homogenitas Post Test Kelompok Kontrol dan Eksperimen
Uji homogenitas data akhir kelas kontrol dan kelas eksperimen dilakukan pada nilai post test setelah dilaksanakan pembelajaran baik pada kelompok kontrol dan eksperimen. Berikut hasil analisis uji normalitas menggunakan SPSS for windows version 17.0 pada data akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol.
POST TEST KELOMPOK KONTROL KELOMPOK EKSPERIMEN N 21 24
Normal Parameters(a,b) Mean 62,86 76,88
Std. Deviation 9,478 6,726
Most Extreme Differences Absolute ,146 ,179
Positive ,146 ,138
Negative -,135 -,179
Kolmogorov-Smirnov Z ,670 ,876
Tabel 4.4
Uji Homogenitas Post Test Kelompok Kontrol dan Eksperimen
Test of Homogeneity of Variances
POST TEST
Levene Statistic df1 df2 Sig.
3,583 1 43 ,564
Berdasarkan output pada Test of Homogeneity of Variance, homogenitas dapat dilihat dari kolom sig. yang menunjukkan skor pre test mempunyai nilai signifikan (0,564) lebih besar dari alpha yang ditetapkan yaitu 0,05. Dengan demikian, disimpulkan data skor post test adalah homogen.
4.5 Hasil Analisis Data Penelitian
Pengujian dengan menggunakan t-test bertujuan untuk mengetahui perbedaan total rata-rata hasil belajar matematika antara kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan kelas kontrol dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Analisis data t-test dengan menggunakan SPSS for windows version 17.00.
Tabel dibawah ini merupakan uraian dari beda rata-rata hasil belajar matematika antara kelas kontrol dengan menggunakan model pembelajaran konvensional dan kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
Tabel 4.5
Uji T-Test Kelompok Kontrol dan Eksperimen
4.6 Hasil Uji Hipotesis
Berdasarkan hipotesa penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa: Ho : Tidak ada perbedaan hasil belajar matematika kelas V yang
signifikan antara pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan model pembelajaran konvensional.
H1 : Ada perbedaan hasil belajar matematika kelas V yang signifikan antara pembelajaran yang menggunakan kooperatif tipe jigsaw dan model pembelajaran konvensional.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini “Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar Matematika siswa kelas V SD Negeri 01 Maduretno Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo”. Dari hasil diatas terlihat bahwa nilai t sebesar 2.602 dengan signifikansi 0.013. Dikarenakan nilai signifikansi kurang dari 0.05 dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw efektif terhadap hasil belajar pada kelompok eksperimen. Maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima.
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper
nilai Equal variances
assumed 1.144 .291 2.602 43 .013 6.80952 2.61683 1.53218 12.08687
Equal variances not
4.7 Pembahasan
Pada bagian ini peneliti akan menjabarkan pembahasan hasil penelitian. Hasil penelitian tentang perbedaan hasil belajar matematika kelas V antara penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, menunjukkan adanya perbedaan hasil belajar matematika kelas V antara metode ceramah. Hal tersebut dapat diketahui dari nilai t sebesar 2.602 dengan nilai signifikansi 0.013 menunjukkan lebih kecil dari 0,05 (α) atau 0.013 < 0,05. Dengan rata-rata hasil belajar matematika dengan menggunakan metode ceramah adalah 62,85, lebih rendah dari pada menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, rata-rata hasil belajarnya adalah 70,16.
Berdasarkan hasil analisis nilai matematika siswa kelas V semester II SDN 01 Maduretno tahun pelajaran 2010/2011 yang telah dibagi menjadi kelompok eksperimen dan Kontrol menunjukkan bahwa kelompok tersebut homogen. Artinya data berdistribusi normal dan memiliki varians yang tidak berbeda secara signifikan. Ini menunjukkan bahwa sebelum diberi perlakuan kedua kelompok mempunyai kemampuan awal yang sama sehingga kelompok eksperimen dapat diberi perlakuan yaitu dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan kelas kontrol menggunakan metode ceramah. Setelah diberi perlakuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan tes akhir. Dalam pembelajaran ini waktu yang digunakan adalah 3 kali pertemuan (6 jam pelajaran).
Hasil belajar siswa kelas Va sebagai kelas eksperimen yang dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menunjukkan hasil belajar matematika yang lebih tinggi dengan rata-rata 70,16. Hal ini terjadi karena siswa kelas Va sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, membuat siswa lebih aktif di dalam kelas, siswa merasa semangat dalam belajar dan mengikuti setiap kegiatan pembelajaran. Para siswa merasa senang dan tidak bosan karena suasana pembelajaran menyenangkan. Terjadinya interaksi antar siswa yang bekerja sama dalam kelompoknya
masing-masing. Sehingga pembelajaran lebih hidup dan menyenangkan kegiatan kelompok tersebut.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh guru, didapatkan bahwa proses pembelajaran pada kelompok eksperimen berlangsung dengan baik. Baik dari aspek persiapan, kegiatan inti dan kegiatan akhir dinyatakan baik dan sesuai dengan prosedur dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
Sedangkan hasil belajar siswa kelas Vb sebagai kelas kontrol yang pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode ceramah dengan rata-rata nilainya 62,85 lebih rendah apabila dibandingkan dengan pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Karena dalam pembelajaran ini tidak semua siswa aktif dalam proses pembelajaran terutama dalam diskusi. Dalam pelaksanaan diskusi ada beberapa siswa dalam kelompok hanya melihat dan ada yang asyik bermain sendiri hal ini yang membuat kondisi kelas susah terkendali. Sehingga materi pembelajaran tidak dapat dipahami siswa secara optimal
Dari hasil penelitian dan pengolahan data dapat diketahui bahwa hasil belajar matematika kelompok eksperimen lebih baik dari kelompok kontrol. Secara umum adanya perbedaan hasil belajar matematika antara kelas eksperimen dan kelas kontrol karena pada kelas eksperimen diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan keterampilan siswa dalam bekerja sama, berkomunikasi, menerima orang lain berpendapat serta menjelaskan materi untuk menyelesaikan tugas secara bersama sehingga memotivasi siswa untuk belajar dan akhirnya efektif terhadap hasil belajar matematika kelas Va SD Negeri 01 Maduretno.
Dengan demikian, Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw efektif digunakan dalam pembelajaran matematika. Terjadinya perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol ini salah satunya disebabkan adanya Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw pada kelompok eksperimen. Pembelajaran pada kelas eksperimen membuat siswa belajar dengan suasana menyenangkan dan bekerja sama dalam
kelompoknya, sehingga anak didik dapat melihat struktur dari berbagai pandangan yang berbeda-beda dan memperkaya imajinasinya terhadap setiap konsep matematika yang disajikan.