• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSOLIDASIAN. Per 30 Juni 2018 LAPORAN KEUANGAN. Laporan Keuangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KONSOLIDASIAN. Per 30 Juni 2018 LAPORAN KEUANGAN. Laporan Keuangan"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2018

dengan perbandingan angka-angka per

31 Desember 2017 dan untuk periode 6 bulan

yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017

(2)

LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN PER 30 JUNI 2018

(Dengan Perbandingan Angka-angka per 31 Desember 2017) 1 - 2

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE 6 BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2018

(Dengan Perbandingan Angka-angka untuk Periode 6 Bulan yang Berakhir pada

Tanggal 30 Juni 2017) 3

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE 6 BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2018 (Dengan Perbandingan

Angka-angka untuk Periode 6 Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2017) 4

LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE 6 BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2018 (Dengan Perbandingan Angka-angka

Untuk Periode 6 Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2017) 5

(3)
(4)

30 Juni 31 Desember Catatan 2 0 1 8 2 0 1 7

ASET LANCAR

Kas dan Bank 2 & 4 6.082.703 1.631.685

Deposito Berjangka 2 & 5 - 3.000.000

Piutang Usaha kepada Pihak Ketiga 2 & 6 30.577.486 8.598.982

Piutang Lain-lain 2 20.566 33.476

Persediaan 2 & 7 48.516.746 9.483.228

Pajak Dibayar di Muka 35.374

Uang Muka dan Biaya Dibayar di Muka 2.930.102 2.865.851

Total Aset Lancar 88.162.977 25.613.222

ASET TIDAK LANCAR

Aset Pajak Tangguhan 2 & 11 503.222 798.914

Aset Tetap - Setelah Dikurangi Akumulasi Penyusutan sebesar USD 83.892.850

(31 Desember 2017:USD 80.291.313) 2,8&26 50.187.103 40.411.962 Aset Pengampunan Pajak - Setelah Dikurangi

Akumulasi Penyusutan sebesar USD 19.791

(31 Desember 2017: USD 13.541) 2 96.890 103.141

Aset Tidak Lancar Lainnya:

Uang Jaminan 2 70.242 75.203

Biaya Ditangguhkan - Neto 2 212.249 201.246

Total Aset Tidak Lancar 51.069.707 41.590.466

TOTAL ASET 139.232.685 67.203.688

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian merupakan

(5)

30 Juni 31 Desember Catatan 2 0 1 8 2 0 1 7

LIABILITAS JANGKA PENDEK

Utang Bank Jangka Pendek 2 & 26 2.000.000

Utang Usaha kepada Pihak Ketiga 2 & 9 65.278.317 7.037.578

Utang Lain-lain 2 & 10 4.302.086 3.163.864

Utang Pajak 2 & 11 270.250 535.622

Beban Akrual 2 576.981 344.525

Uang Muka Pendapatan 2 & 12 367.607 756.096

Total Liabilitas Jangka Pendek 72.795.241 11.837.685

LIABILITAS JANGKA PANJANG

Utang Bank Jangka Panjang 2 & 26 6.942.516

Utang Lain-lain 2 & 10 2.213.392 506.372

Jaminan Sewa 2 694 369

Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang 2 & 13 4.378.839 4.328.981

Total Liabilitas Jangka Panjang 13.535.441 4.835.722

Total Liabilitas 86.330.682 16.673.407

E K U I T A S

Modal Saham, nilai nominal Rp 150 per saham Modal Dasar - 4.920.000.000 saham

Ditempatkan dan Disetor - 1.771.448.000 saham 1 & 14 32.329.685 32.329.685

Tambahan Modal Disetor 1,2&15 20.466.592 20.466.592

Saham Treasuri - 354.289.500 saham 2 & 16 (3.515.438) (3.515.438) Selisih Kurs atas Penjabaran Laporan Keuangan 2 (635) (133)

Saldo Laba: 20

- Ditentukan Penggunaannya 85.421 85.421

- Belum Ditentukan Penggunaannya 3.530.992 1.158.777

Ekuitas yang Dapat Diatribusikan Langsung

kepada Pemilik Entitas Induk 52.896.617 50.524.904

Kepentingan Non Pengendali 2 5.386 5.377

Total Ekuitas 52.902.003 50.530.281

TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 139.232.685 67.203.688

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan

(6)

Catatan 2 0 1 8 2 0 1 7

PENDAPATAN 2 & 17 66.608.800 42.364.280 BEBAN POKOK PENDAPATAN 2 & 18 (59.187.487) (37.992.780) LABA KOTOR 7.421.313 4.371.500

Beban Usaha 2 & 19 (4.859.957) (4.072.685)

Laba Penjualan Sisa Produksi 149.367 70.578

Laba Penjualan Aset Tetap 8 24.791 64.725

Jasa Giro dan Bunga Deposito 13.954 43.672

Laba (Rugi) Selisih Kurs - Neto 320.753 (58.067)

Beban Bunga dan Provisi Bank 26 (12.876) (6.200)

Lain-lain 190.134 149.698

LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK 3.247.480 563.221

Beban Pajak Penghasilan 2 & 11 (864.459) (193.439)

LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN 2.383.021 369.782 PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN

Item yang Tidak Akan Direklasifikasi ke Laba Rugi:

Pengukuran Kembali atas Liabilitas Imbalan Pascakerja 2,11&13 (14.397) (55.948)

Pajak Penghasilan Terkait 2 & 11 3.599 13.987

Item yang Akan Direklasifikasi ke Laba Rugi -

-TOTAL LABA (RUGI) KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN 2.372.223 327.821 LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN YANG DAPAT

DIATRIBUSIKAN KEPADA:

Pemilik Entitas Induk 2.383.011 369.771

Kepentingan Non Pengendali 10 11

Total 2.383.021 369.782

TOTAL LABA (RUGI) KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA:

Pemilik Entitas Induk 2.372.214 327.810

Kepentingan Non Pengendali 10 11

Total 2.372.223 327.821

LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN PER 1.000 SAHAM DASAR 2 & 21 1,68 0,26

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian merupakan

(7)

SALDO PER 1 JANUARI 2017 32.329.685 20.466.592 (3.515.438) (63) 63.292 945.263 50.289.331 5.355 50.294.686

DANA CADANGAN 20 - - - - 22.129 (22.129) - -

-LABA TAHUN BERJALAN 6 BULAN - - - - - 369.771 369.771 11 369.782

PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN

Keuntungan (Kerugian) Aktuaria atas Liabilitas

Imbalan Pascakerja - Neto 2 & 13 - - - - - (41.961) (41.961) - (41.961)

SELISIH KURS ATAS PENJABARAN - - - 74 - - 74 - 74

LAPORAN KEUANGAN 2

SALDO PER 30 JUNI 2017 32.329.685 20.466.592 (3.515.438) 11 85.421 1.250.942 50.617.213 5.366 50.622.579

SALDO PER 31 DESEMBER 2017 32.329.685 20.466.592 (3.515.438) (133) 85.421 1.158.777 50.524.904 5.377 50.530.281

DANA CADANGAN 20 - - - - - - - -

-LABA TAHUN BERJALAN 6 BULAN - - - - - 2.383.011 2.383.011 10 2.383.021

PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN

Keuntungan (Kerugian) Aktuaria atas Liabilitas

Imbalan Pascakerja - Neto 2 & 13 - - - - - (10.798) (10.798) - (10.798)

SELISIH KURS ATAS PENJABARAN

LAPORAN KEUANGAN 2 - - - (502) - - (502) - (502)

SALDO PER 30 JUNI 2018 32.329.685 20.466.592 (3.515.438) (635) 85.421 3.530.992 52.896.617 5.386 52.902.003

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan

(8)

Catatan 2 0 1 8 2 0 1 7

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan Kas dari Pelanggan 44.241.804 41.883.224

Pembayaran kepada Komisaris, Direksi dan Karyawan (10.934.608) (6.064.063)

Pembayaran kepada Pemasok dan Lainnya (29.033.739) (28.902.191)

Kas yang Dihasilkan dari Aktivitas Operasi 4.273.457 6.916.970

Pembayaran Pajak Penghasilan Badan 11 (834.084) (702.938)

Penerimaan Pengembalian Pajak Penghasilan -

-Kas Neto Diperoleh dari Aktivitas Operasi 3.439.372 6.214.032

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Perolehan Aset Tetap 8 (11.079.532) (7.322.122)

Penjualan Aset Tetap 8 209.802 148.629

Pencairan Deposito Berjangka 5 3.000.000 2.000.000

Perolehan Biaya Ditangguhkan (16.915)

-Kas Neto Digunakan untuk Aktivitas Investasi (7.886.645) (5.173.493)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Pembayaran Bunga dan Provisi Bank (44.225) (200)

Pembayaran Utang Bank 26 (300.000) (600.000)

Perolehan Utang Bank 26 9.242.516 600.000

Setoran Modal Saham Entitas Anak oleh Kepentingan

Non Pengendali -

-Kas Neto Digunakan untuk Aktivitas Pendanaan 8.898.291 (200)

PENINGKATAN (PENURUNAN) NETO KAS DAN BANK 4.451.018 1.040.339 KAS DAN BANK, AWAL TAHUN 1.631.685 1.792.262 KAS DAN BANK, AKHIR TAHUN 6.082.703 2.832.601

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian merupakan

(9)

a. Pendirian Perseroan

PT Sat Nusapersada (Perseroan) didirikan berdasarkan Akta No. 5 tanggal 1 Juni 1990 dari Notaris Maria Anastasia Halim, SH. Akta Pendirian Perseroan telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-4877.HT.01.01.Th.91 tanggal 18 September 1991 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 93 tanggal 19 Nopember 1991, Tambahan No. 4299.

Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dalam Akta No. 103 tanggal 23 Juni 2015 dari Notaris Soehendro Gautama, SH, M.Hum. mengenai persetujuan perubahan Anggaran Dasar Perseroan sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. 32/POJK.04/2014 tanggal 8 Desember 2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka serta Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. 33/POJK.04/2014 tanggal 8 Desember 2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik. Perubahan Anggaran Dasar Perseroan tersebut telah memperoleh persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat No. AHU-AH.01.03-0951924 tanggal 23 Juli 2015.

Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, ruang lingkup kegiatan Perseroan adalah bergerak dalam bidang usaha perakitan alat-alat elektronik, developer, kontraktor, perdagangan, pertanian, pertambangan, perkebunan, perikanan, perhutanan dan angkutan darat.

Pada saat ini, Perseroan bergerak dalam bidang usaha perakitan alat-alat elektronik.

Perseroan berkedudukan di Batam. Kantor Pusat dan pabrik Perseroan berlokasi di Jl. Pelita VI No. 99, Batam, Propinsi Kepulauan Riau.

Perseroan mulai beroperasi komersial pada bulan Desember 1990. Perseroan tidak memiliki entitas induk dan entitas induk terakhir.

b. Penawaran Umum

Pada tanggal 21 Agustus 2007, melalui Surat Pengantar Pernyataan Pendaftaran No. 755/SK/SNP/VIII/07, Perseroan telah menawarkan sahamnya kepada masyarakat

melalui pasar modal sejumlah 531.388.000 saham dengan nilai nominal Rp 150 per saham dengan harga penawaran Rp 580 per saham. Pada tanggal 26 Oktober 2007, berdasarkan Surat Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) No. S-5364/BL/2007, Perseroan telah memperoleh Surat Pemberitahuan Efektif Pernyataan Penawaran. Selisih lebih jumlah yang diterima dari pengeluaran saham terhadap nilai

nominalnya sebesar USD 24.370.397 dicatat dalam akun “Tambahan Modal Disetor”

setelah dikurangi biaya emisi saham sebesar USD 1.201.713. Pada tanggal 8 Nopember 2007, seluruh saham Perseroan telah tercatat pada Bursa Efek Indonesia.

(10)

c. Entitas Anak

Laporan Keuangan Konsolidasian mencakup akun-akun entitas anak dimana Perseroan mempunyai kemampuan untuk mengendalikan entitas anak tersebut, terdiri dari:

Tahun Beroperasi

Entitas Kegiatan Operasi Lokasi Komersial 2 0 1 8 2 0 1 7 2 0 1 8 2 0 1 7 PT SM Engineering Pengepisan Logam Batam 2 0 0 2 99,96% 99,96% 2.479.817 2.701.340 PT SNI International Jasa Batam Tahap Pengembangan 100,00% 100,00% 242.590 258.031 SNI International S.A. Konsultasi Manajemen Timor Leste Tahap Pengembangan 99,96% 99,96% 49.909 49.901 PT Tata Sarana Perdagangan

Nusapersada Eceran Software Batam Tahap Pengembangan 50,00% 50,00% 7.948 8.431 Persentase Kepemilikan Total Aset setelah Eliminasi

PT SM Engineering (SME)

Berdasarkan Akta Perjanjian Jual Beli Saham No. 38 tanggal 18 Desember 2007 dari Notaris Fathiah Helmi, SH, Perseroan membeli saham SME milik PT Sat Nusapersada Brothers dan Abidin, keduanya pihak sepengendali, secara keseluruhan sebanyak 2.499 saham dengan biaya perolehan sebesar Rp 23.000.000.000 (USD 2.441.873) atau 99,96% dari seluruh modal ditempatkan dan disetor SME. Pembelian saham SME tersebut telah disetujui pemegang saham Perseroan dalam Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan No. 37 tanggal 18 Desember 2007 dari Notaris Fathiah Helmi, SH. Selisih biaya perolehan di atas nilai buku bagian Perseroan atas ekuitas SME sebesar Rp 6.664.126.585 (USD 707.520) dicatat dalam akun Tambahan Modal Disetor sebagai Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali.

PT SNI Internasional (SNI)

Berdasarkan Akta No. 15 tanggal 11 Desember 2013 dari Notaris Yosephina Hotma Vera, SH, Mkn, Perseroan dan SME mendirikan SNI dengan penyertaan saham sebanyak 5.000 saham atau sebesar 100% dari modal ditempatkan dan disetor SNI. SNI merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa dan belum beroperasi secara komersial. SNI Internasional S.A. (SNISA)

Berdasarkan Memorandum Asosiasi di Timor Leste tanggal 12 Maret 2014, Perseroan melalui SNI mendirikan SNISA dengan penyertaan saham sebanyak 4.998 saham atau sebesar 99,96% dari modal ditempatkan dan disetor SNISA. SNISA merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang konsultasi manajemen berdasarkan sertifikat pendaftaran usaha dan persetujuan melakukan kegiatan usaha yang diterbitkan oleh Badan Pelayanan Registrasi dan Verifikasi Perusahaan Timor Leste (SERVE) dengan Satuan Nomor Unik Perusahaan (TIN) 1195070. SNISA berkedudukan di Timor Leste.

PT Tata Sarana Nusapersada (TSN)

Berdasarkan Akta No. 96 tanggal 27 Mei 2016 dari Notaris Soehendro Gautama, SH, M.Hum., Perseroan melakukan penyertaan saham sebanyak 625 saham atau sebesar 50% dari total modal ditempatkan dan disetor TSN. Perseroan memiliki pengendalian atas operasional dan kebijakan strategi dalam TSN. TSN merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan eceran piranti lunak (software) dan belum beroperasi secara komersial.

(11)

d. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan

Berdasarkan Akta No. 50 tanggal 13 Juni 2017 dari Notaris Soehendro Gautama, SH, M.Hum., susunan pengurus Perseroan per 30 Juni 2018 dan 31 Desember 2017 sebagai berikut:

Dewan Komisaris

Komisaris Utama : Megawati

Komisaris : Usman Fan

Komisaris Independen : Herry Santoso

Direksi

Direktur Utama : Abidin

Direktur : Bidin Yusuf

Direktur Independen : Kustina

Susunan komite audit Perseroan adalah sebagai berikut:

Ketua : Herry Santoso

Anggota : Adetya Alverina, SE

Yenny

Manajemen kunci meliputi anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan.

Gaji dan tunjangan yang dibayarkan kepada komisaris dan direksi Perseroan dan Entitas Anak adalah sebesar USD 548.788 dan USD 638.641 masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2018 dan 2017.

Perseroan dan Entitas Anak memiliki 414 dan 421 karyawan tetap masing-masing pada tanggal 30 Juni 2018 dan 31 Desember 2017.

e. Penyelesaian Laporan Keuangan Konsolidasian

Manajemen bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian yang telah diselesaikan dan disetujui untuk diterbitkan oleh Direksi Perseroan pada tanggal 31 Juli 2018.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN

a. Dasar Penyusunan Laporan KeuanganKonsolidasian

Laporan Keuangan Konsolidasian telah disusun sesuai Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, yang mencakup Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia dan Peraturan Suatu Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan yang diterbitkan oleh OJK.

Laporan Keuangan Konsolidasian disusun berdasarkan basis Akrual, kecuali Laporan Arus Kas Konsolidasian dengan menggunakan konsep biaya historis, kecuali seperti yang diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian.

(12)

a. Dasar Penyusunan Laporan KeuanganKonsolidasian (Lanjutan)

Laporan Arus Kas Konsolidasian menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan bank yang diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan serta disusun berdasarkan metode Langsung (Direct method).

Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian adalah mata uang Dolar Amerika Serikat, yang merupakan mata uang fungsional Perseroan dan Entitas Anak.

Perubahan atas PSAK dan ISAK

Penerapan dari perubahan standar akuntansi berikut oleh Perseroan, yang berlaku efektif sejak dan setelah tanggal 1 Januari 2017, tidak memberikan dampak yang material terhadap Laporan Keuangan Konsolidasian tahun berjalan:

- Amandemen PSAK 1 (2015), “Penyajian Laporan Keuangan”

- PSAK 3 (Penyesuaian 2016), “Laporan Keuangan Interim”

- PSAK 24 (Penyesuaian 2016), “Imbalan Kerja”

- PSAK 58 (Penyesuaian 2016), “Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan

Operasi yang Dihentikan”

- PSAK 60 (Penyesuaian 2016), “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”

- ISAK 31, “Interpretasi atas Ruang Lingkup PSAK 13, “Properti Investasi ”

- ISAK 32, “Definisi dan Hierarki Standar Akuntansi Keuangan”

Standar baru, revisi dan interpretasi yang telah diterbitkan, namun belum berlaku efektif untuk tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2017 adalah sebagai berikut:

- Amandemen PSAK 2, “Laporan Arus Kas - Prakarsa Pengungkapan”

- Amandemen PSAK 13, “Properti Investasi – Pengalihan Properti Investasi”

- Amandemen PSAK 15, “Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama”

- Amandemen PSAK 16, “Aset Tetap”

- Amandemen PSAK 46, “Pajak Penghasilan - Pengakuan Aset Pajak Tangguhan untuk

Rugi yang Belum Direalisasi”

- Amandemen PSAK 53, “Pembayaran Berbasis Saham – Klasifikasi dan Pengukuran

Transaksi Pembayaran Berbasis Saham”

- Amandemen PSAK 62, “Kontrak Asuransi ”

- Amandemen PSAK 71, “Instrumen Keuangan – Fitur Percepatan Pelunasan dengan

Kompensasi Negatif”

- PSAK 15 (Penyesuaian 2017), “Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama”

- PSAK 67 (Penyesuaian 2017), “Pengungkapan Investasi pada Entitas Lain”

- PSAK 69, “Agrikultur”

- PSAK 71, “Instrumen Keuangan”

- PSAK 72, “Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan”

- PSAK 73, “Sewa”

- ISAK 33, “Transaksi Valuta Asing dan Imbalan di Muka”

Pada tanggal pengesahan Laporan Keuangan Konsolidasian, manajemen masih mempelajari dampak yang mungkin timbul dari penerapan standar baru dan revisi tersebut terhadap Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak.

(13)

b. Prinsip-prinsip Konsolidasi

Laporan Keuangan Konsolidasian meliputi Laporan Keuangan Perseroan dan entitas di mana Perseroan memiliki pengendalian. Kendali diperoleh bila Perseroan terekspos atau memiliki hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan suatu entitas dan memiliki kemampuan untuk mempengaruhi imbal hasil tersebut melalui kekuasaannya atas entitas tersebut. Perseroan menyusun Laporan Keuangan Konsolidasian dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk transaksi dan peristiwa lain dalam keadaan serupa.

Entitas anak dikonsolidasi sejak tanggal pengendalian beralih kepada Perseroan dan tidak lagi dikonsolidasi sejak tanggal hilangnya pengendalian.

Saldo dan transaksi signifikan termasuk keuntungan/kerugian yang belum direalisasi atas transaksi antar perusahaan dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan kinerja keuangan Perseroan dan Entitas Anak sebagai satu kesatuan usaha.

Seluruh laba rugi dan setiap komponen penghasilan komprehensif lain entitas anak diatribusikan pada pemilik entitas induk dan pada Kepentingan Non Pengendali (KNP) bahkan jika hal ini mengakibatkan KNP bersaldo defisit. Perseroan menyajikan KNP di ekuitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari ekuitas Perseroan sebagai pemilik entitas induk.

Perubahan dalam bagian kepemilikan Perseroan pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian dicatat sebagai transaksi ekuitas.

Bila kehilangan pengendalian atas suatu entitas anak, maka Perseroan menghentikan pengakuan atas aset (termasuk goodwill), liabilitas dan komponen lain dari ekuitas terkait, sementara rugi atau laba yang dihasilkan diakui pada laba rugi. Bagian dari investasi yang tersisa diakui pada nilai wajar.

c. Kombinasi Bisnis

Kombinasi bisnis dicatat dengan menggunakan metode akuisisi. Biaya perolehan dari sebuah akuisisi diukur pada nilai agregat imbalan yang dialihkan, diukur pada nilai wajar pada tanggal akuisisi dan jumlah setiap KNP pada pihak yang diakuisisi. Untuk setiap kombinasi bisnis, pihak pengakuisisi mengukur KNP pada entitas yang diakuisisi baik pada nilai wajar ataupun pada proporsi kepemilikan KNP atas aset neto yang teridentifikasi dari entitas yang diakuisisi. Biaya-biaya akuisisi yang timbul dibebankan langsung pada tahun berjalan.

Kombinasi bisnis entitas sepengendali dicatat dengan menggunakan metode yang serupa dengan penyatuan kepemilikan. Selisih antara jumlah imbalan yang dialihkan dengan jumlah tercatat aset neto entitas yang diakuisisi dicatat dalam akun Tambahan Modal Disetor dalam bagian ekuitas pada Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian.

(14)

d. Instrumen Keuangan Aset Keuangan

Pengakuan Awal dan Pengukuran

Aset keuangan pada saat pengakuan awal diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, aset keuangan tersedia untuk dijual, atau sebagai derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai dalam lindung nilai efektif, jika memenuhi syarat. Pada saat pengakuan awal, aset keuangan diukur pada nilai wajarnya, dan dalam hal aset keuangan tidak diukur pada nilai wajar dalam laba rugi, termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan atau penerbitan aset keuangan tersebut.

Perseroan dan Entitas Anak menentukan klasifikasi aset keuangan pada saat pengakuan awal, dan jika diperbolehkan dan sesuai, akan dievaluasi kembali setiap akhir periode pelaporan.

Aset keuangan terdiri dari kas dan bank, deposito berjangka, piutang usaha, piutang lain-lain dan uang jaminan yang termasuk dalam kategori pinjaman yang diberikan dan piutang. Pengukuran Selanjutnya

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut dicatat pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif. Keuntungan atau kerugian diakui pada laba rugi, pada saat pinjaman yang diberikan dan piutang tersebut dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi.

Penghentian Pengakuan

Penghentian pengakuan atas suatu aset keuangan (atau, apabila dapat diterapkan untuk bagian dari aset keuangan atau bagian dari kelompok aset keuangan sejenis) terjadi bila hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau Perseroan dan Entitas Anak mentransfer hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut atau menanggung liabilitas untuk membayar arus kas yang diterima tersebut tanpa penundaan yang signifikan kepada pihak ketiga melalui suatu kesepakatan penyerahan, dan Perseroan dan Entitas Anak secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut, atau Perseroan dan Entitas Anak secara substansial tidak mentransfer dan tidak mempertahankan seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut, namun telah mentransfer pengendalian atas aset tersebut.

Penurunan Nilai Aset Keuangan

Pada setiap akhir periode pelaporan, Perseroan dan Entitas Anak mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai.

(15)

d. Instrumen Keuangan (Lanjutan) Aset Keuangan (Lanjutan)

Penurunan Nilai Aset Keuangan (Lanjutan)

Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Perseroan dan Entitas Anak terlebih dahulu menentukan bahwa terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual. Jika Perseroan dan Entitas Anak menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.

Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang (tidak termasuk kerugian kredit di masa mendatang yang belum terjadi). Nilai kini estimasi arus kas masa datang didiskonto dengan menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Jika pinjaman yang diberikan memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif yang berlaku. Perseroan dan Entitas Anak tidak mendiskontokan arus kas yang berasal dari piutang jangka pendek, apabila pengaruh pendiskontoan tersebut tidak material.

Nilai tercatat atas aset keuangan dikurangi melalui penggunaan pos cadangan penurunan nilai dan jumlah kerugian yang terjadi diakui dalam laba rugi. Pendapatan bunga selanjutnya diakui sebesar nilai tercatat yang diturunkan nilainya berdasarkan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan. Pinjaman yang diberikan dan piutang beserta dengan cadangan terkait dihapuskan jika tidak terdapat kemungkinan yang realistis atas pemulihan di masa mendatang dan seluruh agunan telah terealisasi atau dialihkan kepada Perseroan dan Entitas Anak. Jika, pada periode berikutnya, nilai estimasi kerugian penurunan nilai aset keuangan bertambah atau berkurang karena peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang diakui sebelumnya bertambah atau berkurang dengan menyesuaikan pos cadangan penurunan nilai. Jika di masa mendatang penghapusan tersebut dapat dipulihkan, jumlah pemulihan tersebut diakui pada laba rugi.

Liabilitas Keuangan

Pengakuan Awal dan Pengukuran

Liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, liabilitas keuangan pada biaya perolehan diamortisasi atau derivatif yang telah ditetapkan untuk tujuan lindung nilai yang efektif, jika memenuhi syarat.

(16)

d. Instrumen Keuangan (Lanjutan) Liabilitas Keuangan (Lanjutan)

Pengakuan Awal dan Pengukuran (Lanjutan)

Saat pengakuan awal, liabilitas keuangan diukur pada nilai wajar, dan dalam hal liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.

Liabilitas keuangan terdiri dari utang usaha, utang lain-lain, beban akrual dan jaminan sewa yang termasuk dalam kategori liabilitas keuangan pada biaya perolehan diamortisasi. Pengukuran Selanjutnya

Setelah pengakuan awal, liabilitas keuangan diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif. Keuntungan dan kerugian diakui dalam laba rugi pada saat liabilitas dihentikan pengakuannya atau diturunkan nilainya melalui proses amortisasi.

Penghentian Pengakuan

Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya ketika liabilitas yang ditetapkan dalam kontrak dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.

Ketika liabilitas keuangan awal digantikan dengan liabilitas keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan ketentuan yang berbeda secara substansial, atau modifikasi secara substansial atas liabilitas keuangan yang saat ini ada, maka pertukaran atau modifikasi tersebut dicatat sebagai penghapusan liabilitas keuangan awal dan pengakuan liabilitas keuangan baru dan selisih antara nilai tercatat liabilitas keuangan tersebut diakui sebagai laba atau rugi.

Saling Hapus Instrumen Keuangan

Aset keuangan dan liabilitas keuangan disaling hapus dan nilai netonya disajikan dalam Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian ketika terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan adanya niat untuk menyelesaikan dengan menggunakan dasar neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara simultan.

Pengukuran Nilai Wajar Instrumen Keuangan

Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan dalam pasar aktif pada setiap tanggal pelaporan ditentukan berdasarkan referensi harga pasar kuotasian, tanpa dikurangi biaya transaksi.

Untuk instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan dalam pasar aktif, nilai wajarnya ditentukan berdasarkan teknik penilaian yang sesuai. Teknik penilaian tersebut meliputi transaksi pasar wajar terkini, referensi kepada nilai wajar kini instrumen keuangan lainnya yang secara substansi adalah serupa, analisa arus kas diskonto, atau model penilaian lainnya.

(17)

d. Instrumen Keuangan (Lanjutan)

Pengukuran Nilai Wajar Instrumen Keuangan (Lanjutan)

Jika nilai wajar instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan di pasar aktif tidak dapat ditentukan secara wajar, instrumen keuangan tersebut diakui dan diukur pada nilai tercatatnya.

e. Sewa

Penentuan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung sewa didasarkan atas substansi perjanjian pada tanggal awal sewa dan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset dan perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tersebut. Sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset, diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Selanjutnya, suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi, jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset.

Dalam sewa operasi dimana Perseroan dan Entitas Anak sebagai lessee, Perseroan dan Entitas Anak mengakui pembayaran sewa sebagai beban dengan dasar Garis Lurus selama masa sewa.

f. Kas dan Setara Kas

Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan deposito yang jatuh tempo dalam waktu 3 bulan atau kurang sejak saat penempatan dan tidak dijaminkan serta tidak dibatasi

penggunaannya.

Deposito yang jatuh temponya lebih dari tiga bulan tetapi tidak lebih dari satu tahun disajikan sebagai deposito berjangka.

g. Piutang

Piutang pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi, setelah dikurangi cadangan penurunan nilai piutang.

Cadangan penurunan nilai piutang dibentuk pada saat terdapat bukti obyektif bahwa saldo piutang tidak dapat ditagih. Piutang dan cadangan penurunan nilai piutang dihapus pada saat piutang tersebut dipastikan tidak tertagih.

h. Persediaan

Persediaan dicatat berdasarkan nilai terendah antara biaya perolehan dengan nilai realisasi bersih. Biaya perolehan ditentukan dengan menggunakan Metode Rata-rata.

Nilai realisasi bersih adalah estimasi harga jual dalam kegiatan usaha normal, dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan beban penjualan.

Cadangan penurunan nilai persediaan dilakukan untuk mengurangi nilai tercatat menjadi nilai realisasi bersih dan ditentukan berdasarkan penelahaan terhadap keadaan persediaan.

(18)

i. Aset Tetap

Aset tetap dibukukan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai, jika ada. Aset tetap, disusutkan dengan menggunakan metode Garis Lurus (Straight-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat keekonomian masing-masing aset tetap sebagai berikut:

Bangunan dan Sarana 10 - 30 tahun

Mesin dan Peralatan 4 - 12 tahun

Kendaraan 4 tahun

Inventaris Kantor dan Mess 4 - 8 tahun

Tanah tidak disusutkan. Biaya pengurusan legal hak atas tanah ketika tanah diperoleh pertama kali diakui sebagai bagian dari biaya perolehan tanah dan tidak diamortisasi. Biaya terkait dengan pembaharuan hak atas tanah diakui sebagai aset tak berwujud dan diamortisasi sepanjang umur hukum atau umur ekonomi tanah mana yang lebih pendek. Aset tetap dalam penyelesaian dicatat sebesar biaya perolehan. Akumulasi biaya perolehan akan direklasifikasi ke masing-masing aset tetap pada saat aset tersebut siap digunakan. Penyusutan mulai dibebankan pada bulan aset tersebut digunakan.

Biaya-biaya setelah pengakuan awal aset diakui sebagai bagian dari nilai tercatat aset atau sebagai aset yang terpisah, sebagaimana seharusnya, hanya apabila kemungkinan besar Perseroan dan Entitas Anak akan mendapatkan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut dan biaya perolehan aset dapat diukur dengan handal. Nilai yang terkait dengan penggantian komponen tidak diakui. Biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan ke dalam laba rugi selama periode dimana biaya-biaya tersebut terjadi.

Nilai residu, umur manfaat aset dan metode penyusutan ditelaah, dan jika perlu disesuaikan, pada setiap akhir periode pelaporan. Pada tahun 2016, manajemen melakukan evaluasi atas masa manfaat aset tetap bangunan dan sarana dan memperpanjang sebagian umur ekonomis bangunan dan sarana menjadi 30 tahun dan diterapkan prospektif.

Apabila aset tetap dihentikan pengakuannya, maka nilai tercatat dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari akun aset tetap dan keuntungan atau kerugian yang dihasilkan diakui dalam laba rugi berjalan.

j. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan

Aset non-keuangan ditelaah untuk mengetahui apakah telah terjadi penurunan nilai bilamana terdapat kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat aset tersebut tidak dapat dipulihkan. Kerugian akibat penurunan nilai diakui sebesar selisih lebih antara nilai tercatat aset dengan jumlah terpulihkannya.

Jumlah terpulihkan adalah nilai yang lebih tinggi antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakai aset. Dalam rangka mengukur penurunan nilai, aset dikelompokkan hingga unit terkecil yang menghasilkan arus kas terpisah.

(19)

j. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan (Lanjutan)

Pada setiap akhir periode pelaporan, aset non-keuangan yang telah mengalami penurunan nilai ditelaah untuk menentukan apakah terdapat kemungkinan pemulihan penurunan nilai. Jika terjadi pemulihan nilai, maka langsung diakui dalam laba rugi, tetapi tidak boleh melebihi akumulasi rugi penurunan nilai yang telah diakui sebelumnya.

k. Pengukuran Nilai Wajar

Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran. Pengukuran nilai wajar mengasumsikan bahwa transaksi untuk menjual aset atau mengalihkan liabilitas terjadi di pasar utama untuk aset atau liabilitas tersebut; atau jika tidak terdapat pasar utama, di pasar yang paling menguntungkan untuk aset atau liabilitas tersebut.

Pengukuran nilai wajar aset nonkeuangan memperhitungkan kemampuan pelaku pasar untuk menghasilkan manfaat ekonomik dengan menggunakan aset dalam penggunaan tertinggi dan terbaiknya atau dengan menjualnya kepada pelaku pasar lain yang akan menggunakan aset tersebut dalam penggunaan tertinggi dan terbaiknya.

Perseroan menggunakan teknik penilaian yang sesuai dengan keadaan dan dimana data yang memadai tersedia untuk mengukur nilai wajar, memaksimalkan penggunaan input yang dapat diobservasi yang relevan dan meminimalkan penggunaan input yang tidak dapat diobservasi.

Semua aset dan liabilitas yang nilai wajarnya diukur atau diungkapkan dalam Laporan Keuangan Konsolidasian dikategorikan dalam hirarki nilai wajar berdasarkan level input terendah yang signifikan terhadap keseluruhan pengukuran nilai wajar sebagai berikut: i) Input Level 1: harga kuotasian (tanpa penyesuaian) di pasar aktif untuk aset atau

liabilitas yang identik yang dapat diakses entitas pada tanggal pengukuran.

ii) Input Level 2: input selain harga kuotasian yang termasuk dalam Level 1 yang dapat diobservasi untuk aset dan liabilitas, baik secara langsung atau tidak langsung.

iii) Input Level 3: input yang tidak dapat diobservasi baik secara langsung atau tidak langsung.

l. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan diperoleh Perseroan dan Entitas Anak dan jumlahnya dapat diukur secara andal.

Pendapatan dari penjualan barang diakui pada saat risiko dan manfaat kepemilikan barang secara signifikan telah berpindah kepada pelanggan.

Pendapatan jasa diakui pada saat jasa diberikan.

(20)

m. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan dalam mata uang Dolar Amerika Serikat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi terjadi.

Aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan dalam mata uang Dolar Amerika Serikat dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada akhir periode pelaporan. Laba atau rugi kurs yang timbul dari transaksi dan penyesuaian aset dan liabilitas dalam mata uang asing tersebut dikreditkan atau dibebankan dalam laba rugi tahun berjalan.

Nilai tukar yang digunakan Perseroan pada tanggal Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian sebagai berikut:

2 0 1 8 2 0 1 7

IDR 1.000 0,0694 0,0738

SGD 1 0,7310 0,7480

JPY 1 0,0091 0,0089

MYR 1 0,2473 0,2462

n. Biaya Emisi Saham

Biaya yang terjadi sehubungan dengan penerbitan modal saham Perseroan kepada publik dikurangkan langsung dengan hasil emisi dan disajikan sebagai pengurang akun tambahan modal disetor dalam Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian.

o. Perpajakan

Pajak kini dan pajak tangguhan diakui sebagai penghasilan atau beban dalam laba rugi tahun berjalan, kecuali jika pajak tersebut terkait dengan transaksi atau kejadian yang diakui ke penghasilan komprehensif lain atau langsung ke ekuitas.

Beban pajak kini ditentukan berdasarkan penghasilan kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Pajak kini dihitung untuk setiap entitas sebagai badan hukum yang berdiri sendiri.

Pajak tangguhan dicatat dengan menggunakan metode liabilitas atas perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan liabilitas dengan dasar pengenaan pajaknya. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dan akumulasi rugi fiskal, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang.

(21)

o. Perpajakan (Lanjutan)

Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substantial telah berlaku pada akhir periode pelaporan. Perubahan nilai tercatat aset atau liabilitas pajak tangguhan yang disebabkan penyisihan dan/atau penyesuaian kembali dari seluruh perbedaan temporer, termasuk perubahan tarif pajak dibebankan atau dikreditkan pada laba rugi tahun berjalan.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan saling hapus ketika terdapat hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus aset pajak kini terhadap liabilitas pajak kini dan pajak tangguhan tersebut terkait dengan entitas yang sama dan otoritas perpajakan yang sama.

Untuk setiap entitas yang dikonsolidasi, pengaruh pajak atas perbedaan temporer dan akumulasi rugi pajak yang masing-masing dapat berupa aset atau liabilitas, disajikan dalam jumlah bersih untuk masing-masing entitas tersebut.

Pendapatan, beban dan aset diakui neto atas jumlah Pajak Pertambahan Nilai (PPN), kecuali PPN yang timbul dari pembelian aset atau jasa yang tidak dapat dikreditkan, maka PPN tersebut diakui sebagai bagian dari biaya perolehan aset atau sebagai bagian dari beban yang bersangkutan, dan piutang dan utang yang disajikan termasuk dengan jumlah PPN.

Jumlah tambahan pokok dan denda pajak yang ditetapkan dengan surat ketetapan pajak diakui sebagai penghasilan atau beban dalam laba rugi tahun berjalan, kecuali jika diajukan upaya penyelesaian selanjutnya. Jumlah tambahan pokok pajak dan denda yang ditangguhkan pembebanannya sepanjang memenuhi kriteria pengakuan aset.

p. Imbalan Karyawan

(i) Kewajiban imbalan pasca masa kerja

Program pensiun imbalan pasti adalah program pensiun yang menentukan jumlah imbalan pensiun yang akan diberikan, biasanya berdasarkan satu faktor atau lebih seperti usia, masa kerja, atau kompensasi.

Perusahaan harus menyediakan imbalan pensiun dengan jumlah minimal sesuai dengan Undang-Undang (“UU”) Ketenagakerjaan No. 13/2003 atau Kontrak Kerja Bersama (“KKB”), mana yang lebih tinggi. Karena UU Ketenagakerjaan atau KKB menentukan rumus tertentu untuk menghitung jumlah minimal imbalan pensiun, pada dasarnya program pensiun berdasarkan UU Ketenagakerjaan atau KKB adalah program pensiun imbalan pasti.

Kewajiban program pensiun imbalan pasti yang diakui di laporan posisi keuangan adalah nilai kini kewajiban imbalan pasti pada tanggal akhir tahun dikurangi nilai wajar aset program.

(22)

p. Imbalan Karyawan (Lanjutan)

(i) Kewajiban imbalan pasca masa kerja (Lanjutan)

Kewajiban imbalan pasti dihitung setiap tahun oleh aktuaris independen menggunakan metode projected unit credit. Nilai kini kewajiban imbalan pasti ditentukan dengan mendiskonto estimasi arus kas keluar masa depan menggunakan tingkat bunga obligasi pemerintah (dengan pertimbangan saat ini tidak ada pasar aktif untuk obligasi korporat berkualitas tinggi) dalam mata uang yang sama dengan mata uang imbalan yang akan dibayarkan dan waktu jatuh tempo yang kurang lebih sama dengan waktu jatuh tempo imbalan yang bersangkutan.

Biaya jasa kini dari program pensiun imbalan pasti diakui dalam laporan laba rugi pada beban imbalan kerja dimana mencerminkan peningkatan kewajiban imbalan pasti yang dihasilkan dari jasa karyawan dalam tahun berjalan.

Biaya jasa lalu diakui secara langsung dilaporan laba rugi.

Keuntungan dan kerugian aktuarial yang timbul dari penyesuaian dan perubahan asumsi aktuaria dibebankan atau dikreditkan ke laba komprehensif lainnya yang merupakan bagian dari laba ditahan pada periode di mana terjadinya perubahan tersebut.

(ii) Pesangon pemutusan kontrak kerja

Pesangon pemutusan kontrak kerja terutang ketika Perusahaan memberhentikan hubungan kerja sebelum usia pensiun normal, atau ketika seorang pekerja menerima penawaran mengundurkan diri secara sukarela dengan kompensasi imbalan pesangon. Perusahaan mengakui pesangon pemutusan kontrak kerja pada tanggal yang lebih awal antara (i) ketika Perusahaan tidak dapat lagi menarik tawaran atas imbalan tersebut dan (ii) ketika Perusahaan mengakui biaya untuk restrukturisasi yang berasal dalam ruang lingkup PSAK 57 dan melibatkan pembayaran pesangon. Dalam hal menyediakan pesangon sebagai penawaran untuk mengundurkan diri secara sukarela, pesangon pemutusan kontrak kerja diukur berdasarkan jumlah karyawan yang diharapkan menerima penawaran tersebut. Imbalan yang jatuh tempo lebih dari 12 bulan setelah periode pelaporan didiskontokan menjadi nilai kininya.

q. Informasi Segmen

Segmen adalah bagian khusus dari Perseroan dan Entitas Anak yang terlibat baik dalam menyediakan produk dan jasa (segmen usaha), maupun dalam menyediakan produk dan jasa dalam lingkungan ekonomi tertentu (segmen geografis), yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dari segmen lainnya.

Pendapatan, beban, hasil, aset dan liabilitas segmen termasuk item-item yang dapat diatribusikan langsung kepada suatu segmen serta hal-hal yang dapat dialokasikan dengan dasar yang sesuai segmen tersebut.

(23)

r. Aset dan Liabilitas Pengampunan Pajak

Aset Pengampunan Pajak sebagaimana diatur dalam PSAK 70 (Revisi 2016), “Akuntansi Aset dan Liabilitas Pengampunan Pajak”, diakui sebesar biaya perolehan (nilai yang tercatat pada Surat Keterangan Pengampunan Pajak “SKPP”). Selisih antara pengakuan aset pengampunan pajak dan liabilitas pengampunan pajak diakui di ekuitas sebagai tambahan modal disetor. Pembayaran uang tebusan langsung diakui dalam laba rugi pada periode SKPP disampaikan.

Pengukuran setelah pengakuan awal atas aset/liabilitas yang diperoleh dari pengampunan pajak mengacu pada PSAK yang relevan berdasarkan sifat aset/liabilitas tersebut.

Aset pengampunan pajak disusutkan dengan metode Garis Lurus (Straight-line method) berdasarkan taksiran manfaat keekonomian sesuai dengan kriteria aset tetap (Catatan 2i dan 2j).

s. Laba Per Saham

Laba per saham dihitung dengan membagi laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang dari jumlah saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.

Pada tanggal 30 Juni 2018 dan 31 Desember 2017, Perseroan tidak mempunyai efek berpotensi saham biasa yang bersifat dilutif, sehingga laba per saham dilusian tidak dihitung dan disajikan pada Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian.

t. Saham Treasuri

Instrumen ekuitas yang diperoleh kembali (saham treasuri) diakui pada biaya perolehan kembali dan disajikan sebagai pengurang ekuitas. Tidak ada laba atau rugi yang diakui pada laba rugi atas perolehan, penjualan kembali, penerbitan atau pembatalan dari instrumen ekuitas Perseroan. Selisih antara jumlah tercatat dan penerimaan, bila diterbitkan kembali, diakui sebagai bagian dari tambahan modal disetor pada ekuitas.

3. ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI PENTING

Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia dimana prinsip tersebut mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi nilai yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan liabilitas pada tanggal Laporan Keuangan serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan: estimasi, asumsi dan penilaian tersebut dievaluasi secara terus menerus dan berdasarkan perjalanan historis dan faktor-faktor lainnya, termasuk harapan akan terjadi atau tidak terjadinya peristiwa di masa mendatang.

Informasi tentang asumsi utama yang dibuat mengenai masa depan dan sumber utama dari estimasi ketidakpastian lain pada akhir periode pelaporan, yang memiliki risiko signifikan yang mengakibatkan penyesuaian material terhadap jumlah tercatat aset dan liabilitas dalam periode pelaporan mendatang dijelaskan berikut dibawah ini.

(24)

Penyisihan Penurunan Nilai atas Piutang

Perseroan dan Entitas Anak mengevaluasi akun tertentu yang diketahui bahwa para pelanggannya tidak dapat memenuhi kewajiban keuangannya. Dalam hal tersebut, Perseroan dan Entitas Anak mempertimbangkan, berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada, jangka waktu hubungan dengan pelanggan dan status kredit dari pelanggan berdasarkan catatan kredit pihak ketiga yang tersedia untuk mencatat provisi spesifik atas pelanggan terhadap jumlah terutang guna mengurangi jumlah piutang yang diharapkan dapat diterima oleh Perseroan dan Entitas Anak. Provisi spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika terdapat tambahan informasi yang diterima mempengaruhi jumlah cadangan penurunan nilai piutang.

Penyisihan Penurunan Nilai atas Persediaan

Dalam menentukan cadangan penurunan nilai persediaan, manajemen menggunakan estimasi mengenai tingkat penjualan atau penggunaan atas persediaannya. Perubahan signifikan atas asumsi ini akan berdampak secara material terhadap kinerja keuangan.

Taksiran Masa Manfaat Ekonomis Aset Tetap

Masa manfaat setiap aset tetap Perseroan dan Entitas Anak ditentukan berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomisnya. Estimasi ini ditentukan berdasarkan evaluasi teknis internal dan pengalaman Perseroan dan Entitas Anak atas aset sejenis.

Masa manfaat setiap aset direviu secara periodik dan disesuaikan apabila prakiraan berbeda dengan estimasi sebelumnya karena keausan, keusangan teknis dan komersial, hukum atau keterbatasan lainnya atas pemakaian aset. Namun terdapat kemungkinan bahwa kinerja keuangan dimasa datang dapat dipengaruhi secara signifikan oleh perubahan atas jumlah serta periode pencatatan biaya yang diakibatkan karena faktor yang disebutkan diatas.

Perubahan masa manfaat aset tetap dapat mempengaruhi jumlah biaya penyusutan yang diakui dan penurunan nilai tercatat aset.

Penurunan Nilai Aset Non Moneter

Reviu atas penurunan nilai dilakukan apabila terdapat indikasi penurunan nilai. Penentuan nilai pakai aset memerlukan estimasi mengenai arus kas yang diharapkan untuk dihasilkan dari penggunaan aset dan penjualan aset tersebut. Walaupun asumsi yang digunakan dalam mengestimasi nilai pakai aset yang tercermin dalam Laporan Keuangan Konsolidasian dianggap telah sesuai dan wajar, namun perubahan signifikan atas asumsi ini akan berdampak material terhadap penentuan jumlah yang dapat dipulihkan dan akibatnya kerugian penurunan nilai yang timbul akan berdampak terhadap kinerja keuangan.

(25)

Imbalan Karyawan

Penentuan liabilitas imbalan pascakerja bergantung pada pemilihan asumsi tertentu yang digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah liabilitas tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian. Hasil aktual yang berbeda dari asumsi yang ditetapkan Perseroan dan Entitas Anak langsung diakui dalam laba atau rugi pada saat terjadinya. Walaupun asumsi Perseroan dan Entitas Anak dianggap tepat dan wajar, perubahan signifikan pada kenyataannya atau perubahan signifikan dalam asumsi yang digunakan dapat berpengaruh secara signifikan terhadap liabilitas imbalan pascakerja Perseroan dan Entitas Anak.

Pajak Penghasilan

Ketidakpastian atas interpretasi dari peraturan pajak yang kompleks, perubahan peraturan pajak dan jumlah timbulnya pendapatan kena pajak dimasa depan, dapat menyebabkan penyesuaian di masa depan atas pendapatan dan beban pajak yang telah dicatat.

Estimasi juga dilakukan dalam menentukan penyisihan atas pajak penghasilan badan. Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya tidak pasti sepanjang kegiatan usaha normal.

Pemulihan Aset Pajak Tangguhan

Aset pajak tangguhan diakui atas seluruh perbedaan temporer yang dapat dikurangkan, sepanjang besar kemungkinannya bahwa penghasilan kena pajak akan tersedia sehingga perbedaan temporer tersebut dapat digunakan. Estimasi signifikan oleh manajemen disyaratkan dalam menentukan total aset pajak tangguhan yang dapat diakui, berdasarkan saat penggunaan dan tingkat penghasilan kena pajak serta strategi perencanaan pajak masa depan.

Nilai Wajar Instrumen Keuangan

Penentuan nilai wajar instrumen keuangan memerlukan adanya estimasi-estimasi tertentu. Dalam pasar yang tidak aktif, manajemen menggunakan teknik penilaian tertentu untuk menentukan nilai wajar. Manajemen memilih teknik penilaian yang dapat memaksimumkan penggunaan input yang dapat diobservasi dan meminimalkan penggunaan input yang tidak dapat diobservasi dalam menentukan nilai wajar. Ketika menentukan nilai wajar dengan cara tersebut di atas, manajemen juga memasukkan unsur kondisi pasar saat ini serta membuat penyesuaian risiko yang dianggap tepat akan dibuat oleh pelaku pasar.

(26)

Rinciannya sebagai berikut: 30 Juni 31 Desember 2 0 1 8 2 0 1 7 Kas Rupiah 11.759 12.174 SGD 5.727 4.321 MYR 910 721 Total 18.396 17.216 Bank

Dalam Mata Uang USD

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk - Batam 1.401.873 1.094.234

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk - Dili 49.909 49.901 Oversea Chinese Banking Corporation Limited -

Cabang Singapura 48.006 44.722

Sumitomo Mitsui Banking Corporation - Cabang Singapura 21.161 30.662

PT Bank Maybank Indonesia Tbk 5.102 12.962

Dalam Mata Uang SGD

Oversea Chinese Banking Corporation Limited -

Cabang Singapura 32.001 32.112

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 21.296 10.884

Sumitomo Mitsui Banking Corporation - Cabang Singapura 3.138 1.605 Dalam Mata Uang Rupiah

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 4.459.612 327.996

PT Bank Maybank Indonesia Tbk 1.142 1.185

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 168 668 Dalam Mata Uang JPY

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 20.897 7.538

Total 6.064.306 1.614.469

TOTAL 6.082.703 1.631.685

Pada tanggal 30 Juni 2018 dan 31 Desember 2017, tidak ada kas dan bank yang dibatasi penggunaannya dan ditempatkan pada pihak ketiga.

5. DEPOSITO BERJANGKA

Akun ini merupakan deposito berjangka waktu 6 bulan yang ditempatkan Perseroan pada PT Bank Maybank Indonesia Tbk. Per 30 Juni 2018, Perseroan tidak memilik saldo deposito dan per 31 Desember 2017, Perseroan memiliki saldo deposito sebesar USD 3.000.000 dengan tingkat suku bunga per tahun sebesar 1% - 1,25%.

(27)

Rinciannya sebagai berikut:

30 Juni 31 Desember

2 0 1 8 2 0 1 7

Asus Global Pte Ltd 18.159.630

-Tohoku Murata Manufacturing Co. Ltd. 2.788.439 2.343.335

PT Erajaya Swasembada Tbk 2.684.597 1.863.383

Allied Telesyn International (Asia) Pte. Ltd. 1.842.509 705.764

Asus Technology Indonesia 1.546.985

-TOA E& I (S) Pte. Ltd. 1.079.642 1.398.302

Panasonic Procurement Asia Pacific 492.229 647.899

Lain-lain (Saldo masing-masing di bawah USD 500.000) 1.983.455 1.640.299

Total 30.577.486 8.598.982

Rincian piutang usaha berdasarkan umur piutang sebagai berikut:

30 Juni 31 Desember 2 0 1 8 2 0 1 7 0 - 30 25.573.352 6.511.350 31 - 60 4.809.051 1.949.594 61 - 90 172.959 137.696 > 90 22.124 342 Total 30.577.486 8.598.982

Rincian piutang usaha berdasarkan jenis mata uang adalah sebagai berikut:

30 Juni 31 Desember

2 0 1 8 2 0 1 7

Dolar Amerika Serikat 25.358.354 6.239.609

Dolar Singapura 2.886 13.153

Rupiah 5.216.246 2.346.220

Total 30.577.486 8.598.982

Berdasarkan pengalaman dan penelaahan, manajemen berkeyakinan Perseroan tidak mengalami kesulitan atas kolektibilitas piutang usaha, sehingga tidak membentuk cadangan penurunan nilai piutang usaha.

(28)

Rinciannya sebagai berikut:

30 Juni 31 Desember

2 0 1 8 2 0 1 7

Barang Jadi 116.946 133.317

Barang dalam Proses 19.469.063 4.142.159

Bahan Baku 28.104.335 4.279.268

Bahan Pembantu 464.374 342.178

Suku Cadang Mesin 362.028 586.306

T o t a l 48.516.746 9.483.228

Persediaan telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan secara keseluruhan sebesar USD 173.511.000. Manajemen Perseroan berpendapat bahwa jumlah pertanggungan tersebut memadai untuk menutupi kemungkinan kerugian yang timbul dari risiko yang dipertanggungkan.

Berdasarkan hasil penelaahan kondisi persediaan pada akhir tahun, manajemen berkeyakinan bahwa tidak ada cadangan penurunan nilai persediaan yang perlu dibentuk pada tanggal 30 Juni 2018 dan 31 Desember 2017.

8. ASET TETAP

Rinciannya sebagai berikut:

Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir

Biaya Perolehan Pemilikan Langsung

Tanah 4.239.399 1.252.730 - - 5.492.129

Bangunan dan Sarana 35.073.266 358.334 - 29.965 35.461.565 Mesin dan Peralatan 70.126.276 9.198.195 196.847 - 79.127.625 Kendaraan 3.018.980 101.355 123.812 - 2.996.524 Inventaris Kantor 7.958.052 957.313 70.994 785 8.845.156 Inventaris Mess 226.928 4.319 - - 231.247 Total Pemilikan Langsung 120.642.901 11.872.247 391.652 30.750 132.154.246

Dalam Penyelesaian

Bangunan 60.374 1.896.083 - (30.750) 1.925.707

Total 120.703.275 13.768.330 391.652 - 134.079.953

(29)

Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir

Akumulasi Penyusutan Pemilikan Langsung

Bangunan dan Sarana 16.848.811 771.485 - - 17.620.296 Mesin dan Peralatan 54.676.283 2.747.133 13.331 - 57.410.085 Kendaraan 2.606.275 81.747 123.812 - 2.564.210 Inventaris Kantor 6.035.468 197.744 69.499 - 6.163.713 Inventaris Mess 124.476 10.070 - - 134.546 Total 80.291.313 3.808.178 206.641 - 83.892.850 Jumlah Tercatat 40.411.962 50.187.103 30 JUNI 2018

Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir

Biaya Perolehan Pemilikan Langsung

Tanah 4.239.399 - - - 4.239.399

Bangunan dan Sarana 28.549.229 1.433.655 - 5.090.382 35.073.266 Mesin dan Peralatan 65.807.466 7.472.569 3.153.759 - 70.126.276 Kendaraan 2.854.846 260.660 96.526 - 3.018.980 Inventaris Kantor 6.750.222 1.216.017 8.187 - 7.958.052 Inventaris Mess 213.452 13.476 - - 226.928 Total Pemilikan Langsung 108.414.614 10.396.377 3.258.472 5.090.382 120.642.901

Dalam Penyelesaian

Bangunan 1.237.214 3.913.542 - (5.090.382) 60.374

Total 109.651.828 14.309.919 3.258.472 - 120.703.275

Akumulasi Penyusutan Pemilikan Langsung

Bangunan dan Sarana 15.586.901 1.261.910 - - 16.848.811 Mesin dan Peralatan 52.664.256 5.063.666 3.051.639 - 54.676.283 Kendaraan 2.572.891 129.911 96.527 - 2.606.275 Inventaris Kantor 5.767.266 268.714 512 - 6.035.468 Inventaris Mess 105.858 18.618 - - 124.476 Total 76.697.172 6.742.819 3.148.678 - 80.291.313 Jumlah Tercatat 32.954.656 40.411.962 31 DESEMBER 2017

(30)

Beban penyusutan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2018 dan 2017 dialokasikan sebagai berikut:

2 0 1 8 2 0 1 7

Beban Pokok Penjualan 2.851.655 2.490.296

Beban Pokok Jasa Perakitan 628.809 552.950

Beban Umum dan Administrasi 327.714 229.799

Total 3.808.178 3.273.046

Rincian pengurangan aset tetap yang merupakan penjualan aset tetap sebagai berikut:

2 0 1 8 2 0 1 7

Harga Jual 209.802 148.629

Jumlah Tercatat (185.011) (83.904)

Laba Penjualan Aset Tetap 24.791 64.725

Jumlah tercatat bruto dari aset tetap yang telah disusutkan penuh dan masih digunakan sampai

dengan 30 Juni 2018 dan 31 Desember 2017 masing-masing sebesar USD 57.598.847 dan USD 27.105.146.

Bangunan, mesin dan peralatan telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya

dengan nilai pertanggungan secara keseluruhan sebesar USD 64.860.000 dan

IDR 179.542.675.000. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup memadai untuk menutupi kemungkinan kerugian yang timbul dari risiko yang dipertanggungkan. Aset tetap dengan jumlah tercatat sebesar USD 15.066.092 (2017: USD 15.210.221) digunakan sebagai jaminan atas fasilitas kredit yang diperoleh dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Catatan 26a).

Berdasarkan hasil penelaahan manajemen Perseroan, tidak terdapat kejadian dan perubahan keadaan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai aset tetap pada tanggal 30 Juni 2018 dan 31 Desember 2017.

(31)

Rinciannya sebagai berikut:

30 Juni 31 Desember

2 0 1 8 2 0 1 7

Asus Global Pte Ltd 54.648.546

-Allied Telesyn Internasional (Asia) Pte. Ltd. 4.367.975 2.137.167

Tohoku Murata Manufacturing Co. Ltd. 1.437.287 1.189.473

TOA E & I (S) Pte. Ltd. 1.381.936 1.559.072

Lain-lain (Saldo masing-masing di bawah USD 1.000.000) 3.442.573 2.151.866

Total 65.278.317 7.037.578

Rincian utang usaha berdasarkan umur utang sebagai berikut:

30 Juni 31 Desember 2 0 1 8 2 0 1 7 0 - 30 44.842.115 3.627.647 31 - 60 11.856.637 2.209.752 61 - 90 8.542.511 1.079.285 > 90 37.054 120.894 Total 65.278.317 7.037.578

Rincian utang usaha berdasarkan jenis mata uang adalah sebagai berikut:

30 Juni 31 Desember

2 0 1 8 2 0 1 7

Dolar Amerika Serikat 63.619.910 6.233.013

Dolar Singapura 45.589 50.238

R u p i a h 1.039.026 347.257

Yen Jepang 573.792 407.070

Total 65.278.317 7.037.578

10. UTANG LAIN-LAIN KEPADA PIHAK KETIGA

Rinciannya sebagai berikut:

30 Juni 31 Desember

2 0 1 8 2 0 1 7

Jangka Pendek

Mitsubishi UFJ Lease 1.117.226

Rohde & Schwarz Regional HQ Singapore Pte Ltd 547.400 Sumitomo Mitsui Finance & Leasing (Singapore) Pte. Ltd. 516.491 506.372 Shenzhen Aitexun Technology Co. Ltd 315.307 Shanghai Miller Supply Chain Management Ltd 220.548

(32)

-30 Juni 31 Desember

2 0 1 8 2 0 1 7

JT Universal Pte Ltd 146.275 21.882

PT Berca Hardayaperkasa 152.349 100.999

PT Cipta Utama Teknik 63.753 130.234

PT Johan Bajatama 51.214 594.004

PT Seltech Utama Karya 9.518 311.604

PT Satyamitra Kemas Lestari 5.013 616.942

Lain-lain (Saldo masing-masing dibawah USD 100.000) 970.962 881.827

T o t a l 4.302.086 3.163.864

Jangka Panjang

Mitsubishi UFJ Lease 1.955.146

Sumitomo Mitsui Finance & Leasing (Singapore) Pte. Ltd. 258.246 506.372

T O T A L 6.515.478 3.670.236

Utang lain-lain terutama terjadi dari utang pembelian dan pembangunan aset tetap.

11. PERPAJAKAN

Rinciannya sebagai berikut:

30 Juni 31 Desember

2 0 1 8 2 0 1 7

Utang Pajak

Pajak Penghasilan Pasal 21/26 70.392 118.308

Pajak Penghasilan Pasal 23 2.426 2.329

Pajak Penghasilan Pasal 25 - 5.298

Pajak Penghasilan Pasal 29 - 2018 172.627 Pajak Penghasilan Pasal 29 - 2017 - 400.873

Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat 2 24.805 8.814

Total 270.250 535.622

Pajak Penghasilan Badan

Rincian manfaat (beban) pajak penghasilan badan adalah sebagai berikut:

Pajak Kini Pajak Tangguhan Total

Perseroan (479.557) (304.733) (784.290) Entitas Anak (85.610) 5.440 (80.170)

Total (565.167) (299.292) (864.459) 2 0 1 8

(33)

Pajak Penghasilan Badan (Lanjutan)

Pajak Kini Pajak Tangguhan Total

Perseroan (466.756) 343.890 (122.865) Entitas Anak (79.397) 8.824 (70.573)

Total (546.153) 352.714 (193.439) 2 0 1 7

Pajak Kini

Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak dengan laba fiskal sebagai berikut:

2 0 1 8 2 0 1 7

Laba (Rugi) sebelum Pajak menurut Laporan Laba Rugi

dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian 3.247.480 563.221 Dikurangi:

Laba sebelum Pajak - Entitas Anak (300.224) (271.926)

Laba (Rugi) sebelum Pajak - Perseroan 2.947.256 291.294

Beda Temporer:

Penyusutan Aset Tetap - Komersial 3.697.165 3.159.702

Penyusutan Aset Tetap - Fiskal (4.960.327) (2.015.952)

Laba Penjualan Aset Tetap - Komersial (24.539) (59.849) Laba Penjualan Aset Tetap - Fiskal 36.929 70.272 Rugi Penghapusan Aset Tetap - Komersial - Rugi Penghapusan Aset Tetap - Fiskal -

Cadangan Imbalan Kerja 40.540 258.405

Pembayaran Imbalan Kerja (8.699) (37.016)

Total Beda Temporer (1.218.931) 1.375.562

Beda Permanen:

Sumbangan dan Representasi 116.598 136.663

Penyusutan Aset Tetap yang Tidak Diakui Fiskal 60.235 75.431

Asuransi 6.814 6.088

Pendapatan Final (30.432) (7.653)

Pajak 71

Jasa Giro dan Bunga Deposito (11.368) (39.719)

Lain-lain 47.985 29.357

Total Beda Permanen 189.902 200.167

(34)

Pajak Kini (Lanjutan)

2 0 1 8 2 0 1 7

Pajak Kini (25%) 479.557 466.756

Pajak Dibayar di Muka:

Pajak Penghasilan Pasal 22 (486) (178)

Pajak Penghasilan Pasal 23 (213.045) (82.673)

Pajak Penghasilan Pasal 25 (179.009) (58.128)

Total Pajak Dibayar di Muka (392.540) (140.978)

Pajak Penghasilan Pasal 29 87.017 325.778

Beban Pajak Kini

P e r s e r o a n 479.557 466.756

Entitas Anak 85.610 79.397

Total 565.167 546.153

Pajak Dibayar di Muka

P e r s e r o a n (392.540) (140.978)

Entitas Anak - (33.882)

Total (392.540) (174.860)

Pajak Penghasilan Kurang (Lebih) Bayar

P e r s e r o a n 87.017 325.778

Entitas Anak 85.610 45.515

Total 172.627 371.293

Jumlah laba fiskal untuk tahun 2017 seperti yang disebutkan di atas, akan dilaporkan oleh Perseroan dalam surat pemberitahuan tahunan PPh badan tahun 2017 ke kantor pelayanan pajak.

Berdasarkan peraturan perpajakan Indonesia, rugi fiskal dapat diperhitungkan hingga jangka waktu 5 (lima) tahun. Perseroan menghitung sendiri jumlah pajak yang terutang dalam surat pemberitahuan pajak. Otoritas pajak dapat meninjau kewajiban pajak Perseroan dalam batas waktu 5 tahun sejak tanggal terhutangnya pajak.

Gambar

Tabel berikut menyajikan nilai tercatat dan estimasi nilai wajar dari instrumen keuangan Perseroan  dan Entitas Anak pada tanggal 30 Juni 2018 dan 31 Desember 2017:

Referensi

Dokumen terkait

Jika nilai signifikansi dibandingkan dengan tingkat signifikan yang digunakan dalam penelitian ini (α= 0,05) maka terbukti bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari

Pelajar dilarang mengganggu guru mengajar dengan melakukan apa-apa perbuatan atau tingkah laku yang mendatangkan gangguan kepada ketenteraman bilik darjah.. Pelajar

Untuk Menganalisis pengolahan adalah data Pemeriksaan data pelanggan Yang Baru Masuk, Daftar Identitas pelanggan, Daftar Usulan Remisi dan Surat Keterangan pelanggan

Pembacaan kurva gamma ray dilakukan dengan cara menarik garis gamma ray yang mempunyai harga maksimum dan minimum pada suatu penampang log maka kurva log gamma

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan seni kerajinan akar kayu di Desa Tempellemahbang, meliputi faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan bentuk

Dari uraian tersebut penggerak utama dipilih varian kedua, yaitu motor listrik dengan alasan karena dalam perancangan mesin perajang ini tidak diperlukan daya

Berbagai permasalahan kompleks diharapkan bukan menjadi faktor penghalang untuk meningkatkan peran industri nasional dalam pembangunan ekonomi melainkan sebagai

Menguasai struktur, materi, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran/paket keahlian Agribisnis Ternak Unggas yang diampu. 20.21 Mengelola kegiatan agribisnis