1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangTren fesyen di Indonesia belakangan semakin berkembang memunculkan berbagai tren yang mempengaruhi gaya berpakaian. Kondisi tersebut sejalan dengan meningkatnya kesadaran bahwa fesyen kini menjadi bagian dari gaya hidup seseorang. Fesyen juga tidak hanya sekedar untuk dipakai pada tubuh melainkan mewakili gaya hidup dan identitas diri seseorang. Fenomena tersebut membuat masyarakat ingin terus mengikuti tren yang muncul dan mengikuti gaya hidupnya dengan membeli berbagai mode fesyen terbaru agar terus kekinian. Kondisi tersebut didukung dengan adanya modernisasi saat ini yang memudahkan masyarakat untuk mencari informasi sehingga tren fesyen dapat dengan mudahnya disebarluaskan. Hal tersebut akhirnya dapat berpengaruh terhadap gaya hidup masyarkat yang merasa harus mengikuti tren fesyen dan tak jarang rela mengeluarkan uang lebih untuk mengikuti tren yang ada agar tidak dianggap tertinggal.
Adanya media sosial dan online store seperti Instagram, Shopee, Tokopedia dan masih banyak lagi yang menyediakan berbagai jenis fesyen yang menjadi tren. Dengan adanya platform tersebut memberikan kemudahan untuk diakses, selain itu juga memudahkan masyarakat untuk berbelanja secara online dari rumah. Kemudahan tersebut pun membuat masyarakat menjadi lebih konsumtif terhadap produk fesyen.
Industri fesyen di Indonesia sendiri memiliki pengaruh yang cukup besar bagi perekonomian. Berdasarkan data dari CNBC Indonesia, Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) mengatakan fesyen memiliki kontribusi 18% untuk sumbangan ekonomi kreatif terhadap PDB atau Rp 116 triliun. Berpengaruhnya industri fesyen di Indonesia tentunya didorong oleh daya beli dari masyarakat Indonesia yang besar sehingga menjadikan industri fesyen tersebut memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap ekonomi Indonesia. Perubahan tren industri fesyen yang begitu cepat menimbulkan sebuah konsep yang mengarah ke industri fast fashion, yaitu produksi pakaian yang dihasilkan secara cepat dan siap dipakai yang di desain di suatu negara pun dapat dengan cepat di produksi dan di jual di negara lain. Tren tersebut terus meningkat seiring dengan berkembangnya perubahan gaya hidup konsumen. Beberapa contoh dari industri fast fashion yang ada di antaranya adalah Zara, H&M, Uniqlo, Topshop
2
dan lain sebagainya. Tren perkembangan fesyen yang ada membuat permintaan pasar yang semakin meningkat dan membuat industri fast fashion terus berusaha dalam memenuhi permintaan pasar hingga limbah yang dihasilkan dari industri tekstil tersebut mencemari lingkungan. Namun permasalahan yang terjadi tidak hanya lingkungan saja tetapi ke sosial dan ekonomi. Dari sisi sosial industri fast fashion seringkali mengeksploitasi pekerja sedangkan di sisi ekonomi industri fast fashion memiliki potensi mengalami kerugian yang diakibatkan dari pakaian yang sudah jarang dipakan kemudian tidak dilakukan proses daur ulang, sehingga nilai kerugiannya bernilai sekitar 500 miliar dollar per tahunnya (Pusparisa, 2019).
Kegiatan dari industri tersebut berlawanan dengan keberlanjutan. Lingkungan mendapatkan dampak yang serius akibat dari pembuatan pakaian dari industri tekstil. Dampak tersebut hingga saat ini dapat menimbulkan perubahan iklim yang ekstrem akibat dari emisi karbon yang dihasilkan dari kegiatan industri tersebut.
Gambar 1.1 Grafik Kegiatan yang menghasilkan emisi gas rumah kaca global Sumber:https://www.bbc.com/indonesia/lg/laporan_khusus/2009/12/091207_
grafikclimate
3
Berdasarkan grafik di atas, penyumbang emisi gas rumah kaca dihasilkan dari berbagai sektor, disebutkan bahwa sektor industri menempati posisi kedua dalam hal menghasilkan rumah kaca, selain itu sampah juga menyumbang emisi gas rumah kaca.
Fast fashion juga mendorong perilaku konsumen utnuk meninggalkan pakaian
lama dengan menggantinya dengan pakaian baru dengan berbagai mode yang ditawarkan. Tingginya ketertarikan masyarakat Indonesia terhadap fesyen menimbulkan dampak yang negatif bagi lingkungan karena menimbulkan sampah atau limbah tekstil yang menumpuk di Indonesia. Fast fashion yang saat ini menjadi tren dikalangan anak muda ternyata menjadi pendorong utama industri fesyen menjadi salah satu penyumbang polusi terbesar di dunia. Selain itu hingga saat ini, data produksi pakaian di dunia sudah mengalami peningkatan sebanyak dua kali lipat (Sax, 2018). Rata-rata pembelian pakaian pun meningkat sehingga banyak pakaian yang tidak digunakan kembali dan tersimpan lama pada lemari pakaian konsumen hal tersebut yang membuat sampah pakaian bekas semakin bertambah di tempat pembuangan sampah.
Sustainable fashion merupakan praktik di dunia fesyen yang lebih
mengutamakan nilai-nilai dari pihak-pihak yang terlibat, seperti kemanusiaan dan lingkungan. Fesyen atau gaya hidup sampai suatu bisnis agar meminimalkan kerugian yang ditimbulkan. Konsep fesyen berkelanjutan yang memiliki value lebih ini mempunyai tujuan untuk menciptakan kesadaran masyarakat dari segi produsen atau konsumen untuk melestarikan lingkungan serta meningkatkan kesejahteraan. Diharapkan dengan semakin berkembangnya fesyen berkelanjutan dapat berubah ke arah yang semakin baik (Zero Waste Indonesia, 2019).
Seiring berkembangnya fesyen berkelanjutan di Indonesia tetapi industri fesyen berkelanjutan masih menghadapi banyak tantangan, salah satunya ialah produk dan pengembangan produknya. Namun diyakini bahwa masih ada peluang untuk menghadapi tantangan tersebut dari sisi desainer dalam mengembangkan produk-produk fesyen berkelanjutan (Tahalele & Widyakirana, 2020). Fesyen berkelanjutan selain menggunakan bahan baku yang ramah lingkungan juga diharapkan bisa mengubah perilaku konsumen. Selain itu diharapkan dengan berkembangnya industri fesyen berkelanjutan bisa mengubah industri fesyen lebih ramah lingkungan.
4
Meskipun menjaga lingkungan merupakan tugas dari setiap masyarakat, di Indonesia masih terdapat beberapa organisasi dan komunitas yang berfokus pada kepedulian lingkungan dan mendukung gaya hidup untuk mendorong siklus hidup dari suatu barang agar dapat digunakan kembali. Dengan demikian gaya hidup yang ramah lingkungan diharapkan dapat menjaga bumi dari kerusakan yang diakibatkan oleh limbah dari industri fesyen. Bisa dilihat dari beberapa nama organisasi berikut yang terus berusaha menyuarakan mengenai gaya hidup yang bijak terhadap lingkungan dan melakukan program-program tentang kepedulian terhadap lingkungan demi menjaga alam sekitar.
Tabel 1.1 Organisasi dan Komunitas peduli lingkungan di Indonesia
No Nama Keterangan
1. Zero Waste Indonesia Zero Waste Indonesia merupakan komunitas yang mengajak dan memberikan edukasi mengenai pola hidup nol sampah yang didirikan pada tahuun 2018 oleh Maurila Imron yang memiliki gaya hidup sederhana. Zero Waste Indonesia beralamat di Bali dan memiliki tujuan untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya meminimalisasi sampah. (Zero Waste Indonesia, 2019)
2. Waste4change Waste4change adalah startup yang bergerak untuk pengelolaan sampah. Didirikan oleh Mohamad Bijaksana pada tahun 2014 di Bekasi, Jawa Barat. Waste4change mempunyai misi untuk mengurangi sampah yang pada akhirnya berakhir di TPA. (Waste4Change, 2020)
3. Sustaination Sustaination didirikan pertama kali oleh Dwi
Sasetyanintyas pada tahun 2018 yang berusaha untuk menerapkan gaya hidup yang berkelanjutan, saat ini Sustaination dioperasikan di bawah PT Lingkar Hijau Indonesia yang memiliki tujuan untuk
5
megajak masyarakat beralih ke gaya hidup yang berkelanjutan. (Sustaination, 2021)
4. Aliansi Zero Waste Indonesia
Aliansi Zero Waste Indonesia terdiri dari 9
Organisasi, yaitu YPBB, GIDKP, Nexus3,
Foundation, PPLH Bali, ECOTON, ICEL, Zero Trash, Greenpeace Indonesia dan Walhi.Aliansi Zero Waste Indonesia memiliki program yang dilakukan di berbagai kota dan kabupaten yang bertujuan untuk mengkampanyekan konsep zero waste dan memiliki visi untuk mewujudkan alam yang lestari. (Aliansi Zero Waste Indonesia, 2020) Sumber : Olahan Penulis, 2020
Berdasarkan tabel 1.1 di atas yang berisikan nama organisasi dan Komunitas peduli lingkungan di Indonesia, penulis tertarik untuk meneliti strategi komunikasi yang dilakukan Zero Waste Indonesia. Zero Waste Indonesia di dirikan pada tahun 2018 oleh Maurilla Imron dan Kirana Agustina yang memiliki tujuan untuk mengajak masyarakat Indonesia agar melakukan gaya hidup nol sampah atau zero waste lifestyle.
Zero waste lifestyle merupakan gaya hidup yang meminimalisir sampah yang
bersumber dari rumah tangga ataupun individu yang nantinya akan di bawa ke tempat pembuangan akhir. Gaya hidup tersebut berupaya untuk memberikan dampak yang positif dan menjaga kelestarian lingkungan sekitar. Zero Waste Indonesia terus berperan aktif dalam menyadarkan pentingnya dalam pengelolaan sampah agar tercipta sikap yang bijak dengan terus memberikan informasi mengenai penanganan limbah agar dapat terus melestarikan lingkungan hidup (Zero Waste Indonesia, 2019).
Oleh karena itu Zero Waste Indonesia menggagas sebuah kampanye #TukarBaju yaitu konsep dimana masyarakat datang dengan membawa baju yang masih layak pakai lalu menukarkan dengan baju milik orang lain. Kampanye ini juga sebagai solusi bagi masyarakat Indonesia yang ingin terus mengikuti perkembangan tren fesyen di Indonesia namun tetap dengan cara yang ramah lingkungan dengan menukarkan baju lama yang dimiliki dengan baju yang diinginkan tanpa membuang baju lama yang dapat mendorong penumpukan sampah pakaian bekas. Kampanye #TukarBaju ini juga untuk membantu menyebarkan informasi dan edukasi mengenai
6
lingkungan yang tercemar akibat sampah tekstil yang terus bertambah. Kampanye ini dilakukan oleh Zero Waste Indonesia sejak tahun 2019 dan sudah menggelar event tukar baju di beberapa kota di Indonesia sebagai implementasi dari kampanye tersebut.
Sumber : https://www.instagram.com/tukarbaju_/
(Diakses pada hari, Kamis 24 September 2020 pukul 20.19 WIB)
Zero Waste Indonesia melalui kampanye #TukarBaju ini sudah melakukan berbagai kegiatan salah satunya ialah event Tukar Baju yang sudah terlaksana dan diadakan di berbagai kota di Indonesia seperti Bandung, Yogyakarta, Jakarta dan Tangerang Selatan dan lain sebagainya. Berikut daftar tempat event Tukar Baju yang telah dilaksanakan oleh Zero Waste Indonesia.
Tabel 1.2 Daftar pelaksanaan event Tukar Baju
No Tanggal Pelaksanaan Tempat
1. 4 Mei 2019 Kebayoran Lama, Jakarta Selatan
2. 19 Mei 2019 Caturtunggal, Yogyakarta
3. 21 Juli 2019 Caturtunggal, Yogyakarta
4. 25 Juli 2019 Bintaro Jaya, Tangerang Selatan
5. 27 Juli 2019 DBS Bank Tower, Jakarta
6. 15-18 Agustus 2019 Grand Indonesia, Jakarta
7. 24 Agustus 2019 Hotel Four Points, Bandung
7
8. 26 Oktober 2019 Caturtunggal, Yogyakarta
9. 1 Desember 2019 UGM, Yogyakarta
10. 7-8 Desember 2019 Greenpeace, Jakarta
11. 22 Desember 2019 Denpasar, Bali
12. 23 Desember 2019 Taman Cibeunying, Bandung
Sumber : Olahan Penulis, 2020
Pada sebuah penelitian yang berjudul “Strategi Komunikasi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional” oleh Herdiana Ayu Susanti menyatakan bahwa suatu strategi komunikasi sangat penting untuk direncanakan agar tujuan dari program yang ingin disosialisasikan dapat tercapai dan diterima oleh khalayak sasaran (Susanti, 2015).
Hal serupa juga terdapat dalam sebuah jurnal penelitian yang berjudul “Strategi Komunikasi Lingkungan dalam Membangun Kepedulian Masyarakat Terhadap Lingkungan” oleh Uud Wahyudin yang menyatakan bahwa strategi komunikasi lingkungan adalah suatu Langkah awal dan akan menjadi penentu dalam bagaimana sebuah komunikasi lingkungan akan berjalan. Selain itu perlu dipertimbangkan hal-hal seperti faktor pendukung seperti apa atau yang mungkin menghal-halanginya dengan memperhatikan langkah salam strategi komunikasi lingkungan (Wahyudin, 2017).
Berdasarkan uraian di atas, maka melakukan perencanaan strategi komunikasi suatu kampanye atau program komunikasi penting untuk dilakukan agar tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Penelitian ini hanya akan membahas mengenai strategi komunikasi karena dalam merencanakan sebuah strategi komunikasi perlu memperhatikan hal-hal berikut agar dapat efektif, yaitu menetapkan komunikator, mengenal khalayak, menyusun pesan, pemilihan media dan menganalisis efek (Cangara, 2013). Sebuah strategi komunikasi haruslah efektif agar pesan yang akan disampaikan diterima dengan mudah dan bisa dipahami oleh komunikan yang diharapkan dapat mengubah sikap ataupun perilaku. Oleh karenanya sesuai dengan penjelasan oleh penulis mengenai fenomena di atas, penulis ingin melakukan penelitian yang berjudul “Strategi Komunikasi Zero Waste Indonesia dalam Kampanye #TukarBaju”
8 1.2 Fokus Penelitian
Agar pembahasan pada penelitian ini tidak terlalu luas, maka fokus pada penelitian ini akan membahas mengenai strategi komunikasi yang dilakukan oleh Zero Waste Indonesia dalam mengkomunikasikan kampanye pada pop-up event #TukarBaju
1.3 Batasan Penelitian
Batasan pada penelitian ini yaitu mencakup :
1. Strategi komunikasi dalam kampanye #TukarBaju
2. Penelitian ini membahas mengenai strategi komunikasi pop-up event #TukarBaju di Hotel Four Points, Bandung
1.4 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang sudah penulis paparkan di atas, maka identifikasi masalah pada penelitian ini :
Bagaimana strategi komunikasi Zero Waste Indonesia dalam kampanye #TukarBaju?
1.5 Tujuan Penelitian
Merujuk pada identifikasi dalam penelitian maka penulis menentukan beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu :
1. Untuk mengetahui bagaimana strategi komunikasi Zero Waste Indonesia dalam kampanye #TukarBaju
1.6 Kegunaan Penelitian 1.6.1 Kegunaan Teoritis
1. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi yang akan membahas mengenai strategi komunikasi
2. Dapat memberikan pemahaman mengenai pentingnya sebuah strategi komunikasi dalam sebuah kampanye
1.6.2 Kegunaan Praktis
Penelitian ini diharapkan bisa memberikan masukan dan pertimbangan untuk Zero Waste Indonesia dalam melakukan strategi komunikasi
9 1.7 Waktu dan Periode Penelitian
Penelitian ini dimulai dari bulan September 2020 hingga Maret 2021. Tabel 1.3 Tahap dan Rencana Penelitian
No Tahapan Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar
1 Pencarian informasi untuk penelitian 2 Penyusunan Proposal (Bab 1-3) 3 Persiapan dan Pengajuan Desk Evaluation 4 Desk Evaluation 5 Penyusunan Bab 4-5 6 Pendaftaran Skripsi