• Tidak ada hasil yang ditemukan

penerapan penganggaran program/kegiatan lebih pro-rakyat demi terwujudnya kesejahteraan rakyat. Program Desa Mandiri Anggur Merah sebagai program

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "penerapan penganggaran program/kegiatan lebih pro-rakyat demi terwujudnya kesejahteraan rakyat. Program Desa Mandiri Anggur Merah sebagai program"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Pengantar

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Tahun 2013-2018 merupakan tahun ketiga pelaksanaan RPJPD 2005-2025 dan tahun kedua pelaksanaan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara

Timur 2010-2030. Untuk mengoptimalkan kedua kebijakan

pembangunan daerah tersebut maka telah ditetapkan lima strategi

pokok pembangunan daerah yaitu: kemitraan, keberlanjutan,

peningkatan dan percepatan, pemberdayaan masyarakat dan

keterpaduan sektor.

Berdasarkan strategi pokok tersebut selanjutnya ditetapkan arah kebijakan pembangunan yang menjadi landasan seluruh program dan kegiatan pembangunan. Secara umum penjabaran strategi pokok pembangunan dalam arah kebijakan pembangunan dilakukan melalui; (i) peningkatan investasi pembangunan diwujudkan melalui penggalian sumber dana, peningkatan kualitas pengelolaan dan pemanfaatan hasil pembangunan; (ii) Optimalisasi Pelaksanaan 6 Tekad Pembangunan, (iii) Peningkatan dan Percepatan kegiatan utama Pembangunan yaitu Sumber Daya Manusia, Ekonomi kerakyatan, Konektivitas Wilayah, Perumahan dan air bersih, Kelistrikan, tata kelola pemerintahan, Pelayanan Publik berbasis Desa/Kelurahan

Penjabaran strategi pemberdayaan untuk mewujudkan anggaran pembangunan yang lebih besar berpihak pada kepentingan rakyat (belanja publik) dari belanja pemerintah (belanja aparatur) dengan

(2)

2

penerapan penganggaran program/kegiatan lebih pro-rakyat demi terwujudnya kesejahteraan rakyat. Program Desa Mandiri Anggur Merah sebagai program pemberdayaan masyarakat dengan pendekatan kewilayahan terpadu dan menyeluruh memilki posisi sangat strategis karena perannya sebagai berikut; (1) Mendukung pelaksanaan enam tekad pembangunan yang ditetapkan sebagai salah satu solusi dalam

meningkatkan pendapatan perkapita, menurunkan penduduk

kemiskinan yang mencapai 20,03% keadaan Maret 2013, (2) Meningkatkan produktivitas tenaga kerja sektor pertanian; (3) Mendukung pelaksanaan 8 agenda pembangunan; dan (4) Mendukung penyiapan lapangan kerja di pedesaan terutama tenaga

kerja yang bekerja pada sektor pertanian.

Pembangunan Terpadu Desa Mandiri Anggur Merah didukung alokasi dana APBD yaitu dana segar (Fresh money) Rp. 250 juta untuk ekonomi produktif, Rp.50 juta untuk pembangunan rumah layak huni, pendamping kelompok masyarakat (PKM), operasional pengendalian pembangunan tingkat desa, kelurahan dan unsur tripika yaitu pemerintah kecamatan didukung Polsek dan Koramil diharapkan dapat menciptakan masyarakat Desa/Kelurahan maju dan produktif. Program Desa Mandiri Anggur Merah disinergikan pelaksanannya dengan PNPM Mandiri, Program Kementrian/Lembaga, Program Hibah Lembaga Internasional, CSR BUMN dan Replikasi Program Desa Mandiri Anggur Merah melalui APBD Kabupaten/Kota serta partisipasi masyarakat pada Gerakan Pulang Kampung (GPK). Untuk mendukung pembangunan ekonomi pada lokasi program Desa Mandiri Anggur Merah maka melalui kemitraan Bank NTT dan Bank mitra lainnya, akan mendorong

(3)

3

kemitraan dengan Koperasi Desa Mandiri Anggur Merah dan Koperasi lainnya.

Optimalisasi strategi pembangunan termasuk suksesnya pelaksanaan Program Desa Mandiri Anggur Merah sebagai upaya mewujudkan visi

pembangunan daerah tahun 2013-2018 yaitu “Terwujudnya

masyarakat Nusa Tenggara Timur yang berkualitas, sejahtera, dan Demokratis, dalam Bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia”. Visi tersebut merupakan harapan bersama untuk dapat diwujudkan melalui sinergi investasi pembangunan pemerintah, masyarakat, swasta, asosiasi profesi, kelembagaan agama dan kelembagaan masyarakat. Kebijakan program pembangunan untuk mewujudkan visi dan misi pembangunan dilaksanakan melalui kebijakan 8 agenda pembangunan, 6 tekad pembangunan dan Pembangunan Terpadu Desa Mandiri Anggur Merah.

8 agenda pembangunan pemerintah Provinsi didukung

Kementrian/Lembaga dan sinergi dengan Program Kabupaten/Kota serta sumber pendanaan lainnya sebagai berikut (i) Agenda Peningkatan Kualitas Pendidikan, Kepemudaan dan Keolahragaan, (ii) Agenda Pembangunan Kesehatan, (iii) Agenda Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan dan Pengembangan Pariwisata, (iv) Agenda Pembenahan Sistem Hukum dan Birokrasi Daerah, (v) Agenda Percepatan Pembangunan Infrastruktur Berbasis Tata Ruang dan Lingkungan Hidup,

(vi) Agenda Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, (vii) Agenda Pembangunan Perikanan dan Kelautan, dan (viii) Agenda

Khusus: Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, Pembangunan Daerah Kepulauan, Penanggulangan Bencana dan Pembangunan Daerah Perbatasan

(4)

4

Dalam upaya peningkatan kapasitas ekonomi daerah dan mempercepat penurunan kemiskinan maka ditetapkan kebijakan enam tekad pembangunan yang merupakan kelanjutan empat tekad yang dilaksanakan tahun 2009-2013. Selanjutnya untuk lebih mendorong percepatan pembangunan ekonomi daerah berbasis keunggulan wilayah maka pada tahun 2014-2018 dilaksanakan 6 tekad pembangunan yaitu menjadikan NTT sebagai Provinsi Jagung, Provinsi Ternak, Provinsi Koperasi dan Provinsi Cendana serta mewujudkan NTT sebagai destinasi utama pariwisata dunia dan NTT sebagai Provinsi Kepulauan basis perikanan dan kelautan.

Pelaksanaan enam tekad merupakan wujud komitmen pemerintah daerah untuk meningkatkan kapasitas ekonomi daerah sesuai basisnya yaitu desa pertanian terpadu, desa perikanan dan kelautan terpadu,

desa/kelurahan wisata terpadu, Kelurahan jasa tepadu dan

desa/kelurahan industri terpadu. Pembangunan potensi ekonomi

tesebut untuk mencapai target pembangunan sebagai berikut; (i) Meningkatkan pendapatan perkapita Nusa Tenggara Timur dari

rata-rata 35% dari rata-rata-rata-rata nasional menjadi 40-50 % di tahun 2018, (ii) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dari rata-rata 5.5 % menjadi

di atas 7,5 % di akhir tahun 2018, (iii) menurunkan angka kemiskinan dari 20,03 % pada bulan Maret 2013 menjadi 15 % pada akhir tahun 2018.

Dari total penduduk miskin bulan Maret tahun 2013 sebanyak 993.560 orang atau 20,03 % dominan ada di pedesaan yang mencapai 879.990 atau 88,57 % dan di perkotaan sebagian kecil yaitu 113.57 orang atau 11, 43%. Selanjutnya berdasarkan penyebab kemiskinan antara lain; (i) Garis kemiskinan pada September 2012 sebesar Rp. 222.507

(5)

5

perkapita/bulan naik sebesar 6,26 persen menjadi Rp.235.805 perkapita/bulan pada Maret 2013; (ii) Pada Maret 2013, sumbangan komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan sebesar 78,65 persen, tidak jauh berbeda dengan September 2012 yang sebesar 79,16 persen, (iii) Indeks Kedalaman Kemiskinan turun dari 3,466 pada September 2012 menjadi 3,393 pada Maret 2013 dan (i) Demikian pula Indeks Keparahan Kemiskinan turun dari 0,908 menjadi 0,875 pada periode yang sama.

Kerentanan penduduk terhadap kemiskinan berdasarkan indikator kesejahteraan keluarga yang dipergunakan BKKBN menunjukkan bahwa kondisi kesejahteraan keluarga pada tahun 2011 didominasi keluarga pra sejahtera yang mencapai 606.166 Keluarga atau 57,17 % dari total keluarga sebanyak 1.060.355. Tingkat kesejahteraan lainnya yaitu keluarga sejahtera I sebanyak 274.170 (25,86%), Keluarga sejahtera II sebanyak 126.416 (11,92 %), keluarga sejahtera III sebanyak 45.789 (4.32 %) dan keluarga sejahtera III+ 7.794 (0.74 %). Atas dasar itu pembangunan perdesaan sangat penting dan perlu

dibangun untuk memperkuat fondasi perekonomian daerah,

mempercepat pengentasan kemiskinan, dan pengurangan kesenjangan antar wilayah. Pembangunan perdesaan identik dengan pembangunan pertanian, yang memerlukan dukungan kebijakan dan rencana aksi multi sektoral antara lain: (1) peningkatan kegiatan investasi, input produksi, pengelolaan pertanahan, pengembangan lahan usaha, dan pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan hidup secara berkelanjutan, (2) pengembangan SDM, pemberdayaan masyarakat

(petani-nelayan), serta penyediaan pelayanan sosial dasar, (3) penyediaan insentif untuk kegiatan produksi, industrialisasi

(6)

6

pertanian, pengembangan sistem perdagangan dan pemasaran produk, dan penjaminan harga produk pertanian, (4) penyediaan prasarana dan sarana perdesaan, serta pengembangan kawasan permukiman perdesaan, dan (5) peningkatan pengelolaan lingkungan untuk menjamin kesinambungan pembangunan.

Pembangunan pertanian berpengaruh fundamental terhadap

pembangunan daerah dan perekonomian daerah karena dominan penduduk sangat tergantung dari sektor pertanian yang kurang berkembang. Sejalan dengan itu “Pembangunan Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah 2011-2013 dilanjutkan dengan meningkatkan

sinergi dan keterpaduannya dengan program lain menjadi

Pembangunan Terpadu Desa Mandiri Anggur Merah Tahun 2014-2018. Komponen kegiatan yang dialokasikan meningkat karena ada sinergi dengan program lainnya. Komponen Dana Pembangunan Terpadu Desa Mandiri Anggur Merah meliputi dukungan dana APBD Provinsi, APBD Kabupten/kota, hibah kerjasama bilateral dan multilateral, CSR BUMN dan sinergi Program Kementrian/Lembaga.

Pembangunan Terpadu Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah akan dilaksanakan secara partisipatif, transparan dan terpadu dengan melibatkan semua stakeholders melalui pengembangan ekonomi produktif dan kegiatan bidang pembangunan lain yang dibutuhkan desa/kelurahan. Kegiatan ekonomi produktif yang dikembangkan disesuaikan dengan karakteristik, potensi dan keunggulan ekonomi komparatif desa/kelurahan sasaran. Untuk menjamin konsistensi pelaksanaannya maka ditetapkan Laporan Pembangunan Terpadu Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah 2014-2018.

(7)

7

1.2. Tujuan

Tujuan Pembangunan Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah di Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2011-2013 adalah :

1.Mengurangi angka kemiskinan melalui pengembangan usaha ekonomi produktif sesuai keunggulan komparatif dan kompetitif Desa/Kelurahan;

2.Memberdayakan kelembagaan pedesaan yang dapat mendukung pelaksanaan empat tekad pembangunan dan 8 agenda pembangunan daerah;

3.Menciptakan calon wirausahawan baru yang dapat membuka lapangan kerja baru yang dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja di Desa/Kelurahan.

1.3.Sasaran Pembangunan

Sasaran Pembangunan Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2011-2013 sebagai berikut:

1.Meningkatnya

kemampuan ekonomi

dan daya saing

Desa/Kelurahan

sesuai dengan basis unggulan;

(8)

8

2. Meningkatnya pemerataan dan keadilan pembangunan di

Desa/Kelurahan yang memiliki porsentase Rumah Tangga Miskin tinggi;

3. Terwujudnya Desa/Kelurahan yang mandiri secara ekonomi dan bebas dari kemiskinan.

1.4.Prinsip Pengembangan

Pembangunan Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah

dilakukan dengan beberapa prinsip antara lain :

1. Pemberdayaan, upaya meningkatkan kemampuan masyarakat

dan kapasitas pemerintah Desa/Kelurahan melalui pelaksanaan kegiatan yang berdampak langsung terhadap pemenuhan hak-hak dasar masyarakat miskin serta keberlanjutan pelaksanaan fungsi-fungsi pelayanan pemerintahan yang optimal;

2. Partisipatif, upaya mengedepankan keterlibatan aktif masyarakat dalam setiap tahapan kegiatan, baik dalam bentuk pikiran, tenaga maupun material sehingga tumbuh rasa memiliki dan rasa bertanggungjawab;

3. Demokratis, pengambilan keputusan dalam setiap tahapan

kegiatan didasarkan atas musyawarah-mufakat dan kesetaraan gender;

4. Bertumpu pada sumber daya lokal, penetapan jenis kegiatan didasarkan pada ketersediaan potensi dan kecocokan kegiatan sesuai kebutuhan setempat sehingga tercapai daya guna dan hasil guna pembangunan;

(9)

9

5. Efisiensi, menjamin pencapaian target program dalam kurun waktu tertentu dengan menggunakan dana dan daya yang tersedia serta dapat dipertanggungjawabkan;

6. Efektivitas, pelaksanaan kegiatan harus mempertimbangkan prioritas masalah dan kebutuhan masyarakat;

7. Transparansi, Manajemen penggelolaan pembangunan Desa

Mandiri Anggur Merah dilakukan secara transparan dan dipertanggungjawabkan;

8. Keterpaduan dan Keberlanjutan, pembangunan Desa Mandiri Anggur Merah dapat dilaksanakan secara simultan dengan program-program pembangunan perdesaan lainnya dengan memperhatikan keterkaitan dan keberlanjutannya, sehingga mampu menjawab berbagai persoalan mendasar setiap Desa/Kelurahan.

1.5.Lingkup Kegiatan dan Wilayah

Lingkup kegiatan Pembangunan Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah di Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2011-2013 adalah sebagai berikut:

1. Lingkup Kegiatan Dana Bantuan Sosial

Dana Bantuan Sosial

Desa/Kelurahan sebesar Rp.250 juta per Desa/Kelurahan untuk

mendukung pembangunan

ekonomi sesuai dengan potensi

(10)

10

pembangunan NTT. Wilayah sasaran pembangunan yaitu Desa/Kelurahan terpilih di seluruh Kabupaten/Kota se-Provinsi Nusa Tenggara Timur sesuai dengan kriteria teknis yang ditetapkan.

2. Lingkup Kegiatan Dana Satuan Kerja Perangkat Daerah/Satuan Kerja/Lembaga Internasional

Kegiatan melalui dana yang dikelola Satuan Kerja Perangkat

Daerah yang selanjutnya disingkat (SKPD)

Provinsi/Kabupaten/Kota, Satuan Kerja (SATKER) dan Lembaga Internasional merupakan kegiatan yang disinergikan dengan Dana Bantuan Sosial Desa/Kelurahan untuk percepatan penurunan kemiskinan.

1.6. Lokasi Program

Lokasi Program Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah yaitu seluruh Desa dan kelurahan di 1 Kota dan 21 Kabupaten se Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pelaksanaan dilaksanakan dengan sasaran sebagai berikut:

a.Tahun 2011-2013

Lokasi sasaran program Desa Mandiri Anggur Merah tahun 2011-2013 yaitu setiap kecamatan dialokasikan 1 Desa/Kelurahan

(11)

11

b. Tahun 2014-2018

Lokasi sasaran program Desa Mandiri Anggur Merah tahun 2014-2018 mengacu pada kriteria sebagai berikut:

- 1 desa/kelurahan untuk kecamatan dengan jumlah desa < 8

- 2 desa/kelurahan untuk kecamatan dengan jumlah desa < 14

- 4 desa/kelurahan untuk kecamatan dengan jumlah desa < 20

(12)

12

BAB II

TARGET, TAHAPAN DAN SINERGI PROGRAM

2.1. Target dan Indikator Kinerja

Program Desa Mandiri Anggur Merah sebagai program pro rakyat agar terlaksana secara optimal maka ditetapkan target dan indikator kinerja secara kuantitatif. Target capaian kinerja yang diharapkan bersifat fundamental sehingga difokuskan pada aspek ekonomi, tata kelola pembangunan desa dan kesejahteraan masyarakat dirancang sebagai upaya mendukung pencapaian target RPJMN, RPJMD Provinsi dan Kabupaten/Kota serta target MDGs di Provinsi Nusa Tenggara Timur.

2.1.1. Target Pembangunan

a. Pembangunan Ekonomi

Program pembangunan ekonomi dengan pertanian sebagai leading sector diprioritaskan pada upaya penekanan program pemberdayaan dan penguatan kelompok/ kelembagaan ekonomi masyarakat dengan upaya pencapaian peningkatan penyerapan tenaga kerja, baik pada tahapan produksi

maupun pada pasca produksi

dengan tetap berorientasai pada peningkatan nilai tambah komoditas spesifik daerah berupa jagung, palawija, ternak, rumput

(13)

13

laut, perikanan budidaya, industri kecil dan kerajinan serta pariwisata. Keterlibatan masyarakat secara langsung dalam upaya peningkatan produksi dan nilai tambah produk spesifik daerah ini setidak-tidaknya akan dapat menjawab upaya peningkatan peran sub sektor perdagangan dan jasa dalam pembentukan PDRB.

Pembangunan ekonomi mengalami peningkatan hampir 1 % tahun 2010 dan proyeksi sasaran pertumbuhan ekonomi Tahun 2011-2013 membutuhkan peningkatan pertumbuhan sekitar 2% - 3% per tahun agar mampu mengejar ketertinggalan. Atas dasar itu dibutuhkan fundamental ekonomi yang kuat yang menjangkau seluruh sektor terutama sektor pertanian sebagai penyerap tenaga kerja terbesar. Program Desa Mandiri Anggur Merah diharapkan mampu mendukung target pertumbuhan ekonomi pada RPJMD NTT 2009-2013 sebagaimana Tabel 2.1

Tabel 2.1

Proyeksi Sasaran Pembangunan Ekonomi Tahun 2011-2013

No Indikator Sasaran 2011 2012 2013 1 Laju Pertumbuhan RPJMD NTT (%) 5,38 5,44 5,55 2 Kebutuhan Laju Pertumbuhan (%) 6,50 9,25 10,50 3 Realisasi Laju Pertumbuhan (%) 5,63 5,48 5,5+1 * Catatan *) Target RKPD 2013

(14)

14

Kinerja laju pertumbuhan ekonomi Nusa Tenggara Timur periode 2011-2012 lebih besar dari target RPJMD yang mengindikasikan keberhasilan pembangunan. Laju pertumbuhan yang dicapai perlu makin dipacu karena masih berada dibawah rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai di atas 6 %. Dukungan program pemberdayaan, juga memberikan manfaat ganda yaitu tercapainya pertumbuhan ekonomi yang baik dan meningkatnya peluang pemerataan akses ekonomi terutama masyarakat miskin.

2.1.2. Target Penurunan Kemiskinan

Penurunan jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan merupakan tujuan

utama dari program penanggulangan

kemiskinan yang dilaksanakan oleh

pemerintah.

BPS NTT melaporkan bahwa sampai dengan tahun 2012 jumlah penduduk miskin di NTT 20,03 %. Berdasarkan data jumlah penduduk miskin yang ada dan rataan kecenderungan penurunannya selama tiga tahun terakhir mencapai rata-rata hampir mencapai 2% per tahun. Sasaran penurunan angka kemiskinan sesuai RPJMD yang harus didukung melalui pembangunan Desa Mandiri Anggur Merah sebagaimana Tabel 2.2

(15)

15

Tabel 2.2

Proyeksi Sasaran Penanggulangan Kemiskinan Tahun 2011-2013

No Indikator Menurunkan jumlah penduduk miskin Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 1 Target RPJMD

(%)

20,12 18,27 16,43

2 Realiasi (%) 20,48 20,03 18.5-19 *

Catatan: proyeksi berdasarkan trend penurunan

Pada periode tahun 2008-2018 Nusa Tenggara Timur mampu menurunkan angka kemiskinan sebesar 5,62. Sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk yang meningkat setiap tahun maka tambahan jumlah penduduk tidak miskin berjumlah 464.433 orang. Dari tambahan penduduk tidak miskin tersebut 230.625 orang terjadi pada periode 2011-2012.

Perkembangan penurunan penduduk miskin sebagaimana tabel 2.3.

Tabel 2.3

Penurunan Penduduk Miskin Tahun 2008-2012

Tahun Jumlah Panduduk

Penduduk Miskin Prosentase

Kota Desa Kota+Desa Kota Desa Kota+Desa 2008 4,534,319 119,300 979,100 1,098,400 15.5 27.9 25.65 2009 4,619,655 109,400 903,700 1,013,100 14 25.4 23.31 2010 4,683,827 107,400 906,700 1,014,100 13.6 25.1 23.03 2011 4,776,485 99,200 887,300 986,500 10.5 22.9 20.48 2012 4,900,652 117,400 882,900 1,000,300 12.2 22.4 20.03 2012-2008 366,333 -1,900 -96,200 -98,100 -3.30 -5.50 -5.62

(16)

16

2.1.3. Indikator Capaian Pembangunan

Indikator capaian kinerja pembangunan Desa Mandiri Anggur Merah berkaitan dengan tata kelola pembangunan desa, terwujudnya 4 tekad pembangunan dan meningkatnya pencapaian 8 agenda pembangunan di tingkat Desa. Target pencapaian indikator pembangunan sebagai berikut:

a.Tata Kelola Pembangunan Desa

Tata kelola pembangunan Desa sebagai salah satu indikator capaian pembangunan Desa Mandiri Anggur Merah. Tata kelola pembangunan Desa berkaitan dengan dokumen pendukung pembangunan sebagaimana Tabel 2.4.

Tabel 2.4

Indikator Target Capaian Tata Kelola Pembangunan Desa/Kelurahan 2011-2013

N o

Tata kelola Pemerintah Desa

Tingkat Perkembangan 2011 2012 2013 1 Peraturan Desa tentang

RPJMD Desa

v vv vvv

2 Perencanaan partisipatif v vv vvv 3 Rencana tahunan Desa v vv vvv 4 Adanya buku potensi Desa v vv vvv 5 Pembukuan dan

administrasi pemerintah Desa

v vv vvv

6 Terbentuknya kelompok dan pengurus usaha ekonomi produktif

v vv vvv

7 Rencana Kerja kelompok v vv vvv

(17)

17

b. Indikator Usaha Ekonomi Produktif Desa/Kelurahan

Usaha ekonomi Produktif sebagai salah satu indikator capaian pembangunan Desa Mandiri Anggur Merah. Ekonomi produktif terutama berkaitan dengan skala dan jenis usaha yang pembangunan sebagaimana Tabel 2.5.

Tabel 2.5

Indikator Target Capaian Ekonomi Produktif Desa/Kelurahan 2011-2013

No Indikator Ekonomi Prosentase kenaikan (%)

2011 2012 2013

A Usaha tani Lahan Kering/Basah:

1 Tanaman pangan (Jagung, palawija, padi)

- Luas tanam dan Produksi - Produktivitas 50 10 50 25 75 50

2 Luas Usaha Perkebunan (Kopi,kakao, Jambu Mete, kelapa)

50 50 75

3 Jumlah propulasi sapi 25 50 75

4 Jumlah populasi ternak kecil (kambing dan babi)

50 50 75

5 Pendapatan usaha tani 10 25 50

B Perikanan dan kelautan

1 Budidaya rumput laut 50 50 75

2 Sarana tangkap/budidaya 25 50 75

3 Pendapatan usaha perikanan dan kelautan

10 25 50

C Industri dan Jasa 1 Skala usaha dan jenis

industry

25 50 75

2 Jenis usaha jasa 25 50 75

3 Pendapatan usaha industri dan jasa 10 25 50 D Kelompok/Koperasi 1 Kelompok Usaha V - - 2 Lembaga Koperasi - v 3 Anggota Koperasi - 50 75 E Cendana 1 Luas tanam 25 50 75

2 Jumlah petani yang mengembangkan

25 50 75

(18)

18

c. Indikator Kesejahteraan

Usaha ekonomi produktif sebagai salah satu indikator capaian pembangunan Desa Mandiri Anggur Merah. Ekonomi produktif terutama berkaitan dengan skala dan jenis usaha yang pembangunan sebagaimana tabel 2.6.

Tabel 2.6

Indikator Target Pelayanan Dasar dan kemiskinan Desa/Kelurahan 2011-2013

N o

Indikator Kesejahetraan Tingkat Capaian (%)

2011 2012 2013

1 Pendidikan

- Naiknya APK dan APM

- Penurunan Angka drop out

- Menurunnya angka buta huruf 10 10 10 25 50 20 50 75 25 2 Kesehatan - Menurunnya penduduk Kekurangan Gizi - Menurunnya Kasus kesehatan

- Naiknya kualitas dan jangkauan pelayanan kesehatan 25 25 25 50 50 50 75 75 75 3 KK miskin menurun 25 25 75

d. Sinergi dan Capaian Akhir Program

Sinergi pelaksanaan Program untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas penggunaan sumberdaya pembangunan untuk mencapai hasil yang optimal. Target akhir program yaitu

penurunan angka kemiskinan 50-75% yang didukung

pertumbuhan ekonomi yang tinggi disertai pemerataan akses ekonomi pada seluruh masyarakat sebagaimana gambar 1.

(19)

19

Gambar 1. Sinergi Program penurunan Kemiskinan

2.2. Skenario Pemantapan Program

Program Desa Mandiri Anggur Merah merupakan program

berkelanjutan yang dilaksanakan secara bertahap untuk

mewujudkan kemandirian ekonomi Desa/Kelurahan. Skenario Tahapan Pemantapan Program Tahun 2011 sampai Tahun 2018 sebagaimana Matriks 1

Matriks 1. Skenario Pemantapan Program

Tahun Tahapan Pemantapan Program

2011 Pengembangan Usaha Ekonomi Produktif Kelompok Masyarakat

2012 - Pembentukan dan Pengembangan Koperasi

- Pengembangan lanjutan usaha ekonomi produktif 2013 Koperasi Mandiri siap bermitra dengan Bank 2014-2018 - Terbentuknya Koperasi di desa/kelurahan

- Pemantapan Ekonomi menuju Masyarakat Mandiri

- Lanjutan Program Desa/Kelurahan baru

Kondisi 2010 Hibah Desa Kelurahan Mandiri Anggur Merah Terwujudnya Pelaksanaan 4 Tekad Pembangunan di Desa/Kelurahan Program SKPD/Satker melalui APBD & APBN Terlaksananya 8 Agenda Pembangunan

sesuai kondisi & potensi Desa/Kel Hibah Luar Negeri; Swasta; Swadaya Masyarakat Tercapainya Target MDG’s KK Miskin berkurang 50-75% per Desa/kelurahan pada Tahun 2013

(20)

20

2.3. Paket Program

Paket program Desa Mandiri Anggur Merah untuk mencapai

hasil yang optimal dalam menurunkan kemiskinan dan

meningkatkan kapasitas ekonomi masyarakat sebagai berikut: a. Hibah Ekonomi Produktif Desa

Jumlah hibah kegiatan ekonomi produkif Program Pembangunan

Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah adalah sebesar Rp. 250.000.000 per Desa/Kelurahan. Selanjutnya untuk

meningkatkan kualitas 5 unit rumah yang tidak layak huni maka melalui program P2LDT dialokasikan dana Rp.50.000.000 per Desa/Kelurahan.

b. Gaji PKM

Pengelolaan program pada masing-masing Desa/Kelurahan agar mampu mencapai kesuksesan maka diperbantukan 1 orang pendamping kelompok masyarakat (PKM) per Desa/Kelurahan. Gaji dan biaya operasional PKM sebesar Rp. 2.000.000,-/bulan (untuk PKM yang mendampingi 1 Desa/Kelurahan) dan Rp.

2.500.000,-/bulan (untuk PKM yang mendampingi 2 Desa/Kelurahan)

c. Operasional Desa. Bantuan Operasional Desa/Kelurahan selama 1 (satu) tahun sebesar Rp. 2.000.000 per Desa/Kelurahan untuk 589 Desa/Kelurahan

d.Operasional Kecamatan. Bantuan Operasional Kecamatan selama 1 (satu) tahun sebesar Rp. 10.000.000 per Kecamatan untuk 306 Kecamatan.

(21)

21

e. Dana Pembinaan dari kegiatan SKPD. Dana Pembinaan untuk Program Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah dibebankan kepada masing-masing SKPD Provinsi NTT.

2.4. Basis Ekonomi Desa/Kelurahan

Sesuai karakteristik dan kecenderungan potensi

Desa/Kelurahan yang ada maka dalam upaya meningkatkan percepatan pembangunan daerah sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Gubernur Nomor 39 Tahun 2012 tentang Pembangunan Daerah Terpadu Berbasis Desa/Kelurahan maka ditetapakan klasifikasi basis ekonomi sebagai berikut:

1.Desa Pertanian Terpadu

• Unggulan Tanaman Pangan Lahan Kering

• Tanaman pangan lahan basah

• Perkebunan 2.Desa Pesisir Terpadu

• Unggulan Budidaya

• Unggulan perikanan Tangkap 3.Desa Wisata Terpadu

• Unggulan Wisata Bahari

• Unggulan Wisata Alam

• Unggulan Wisata Budaya dan Religius 4.Desa Pertambangan daan Industri terpadu

• Unggulan Pertambangan

• Unggulan Industri 5. Kelurahan Jasa terpadu

• Unggulan Perdagangan

(22)

22

2.5. Prioritas Pembangunan Kegiatan Pemberdayaan

Kebijakan pembangunan pemberdayaan untuk penurunan

kemiskinan sesuai Peraturan Gubernur Nomor 49 Tahun 2012 tentang MP3KI di Provinsi Nusa Tenggara Timur maka ditetapkan 4 kluster pembangunan yang perlu ditingkatkan sinerginya sebagai berikut:

1. Kluster-1: Bantuan Perlindungan sosial

Program prioritas percepatan dan perluasan penurunan kemiskinan di Provinsi Nusa Tenggara Timur harus dilaksanakan secara terpadu berbasis Desa/Kelurahan. Percepatan penurunan kemiskinan melalui bantuan perlindungan sosial sesuai kebijakan Nasional, Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagai berikut:

a. Program Nasional:

Program Nasional Bantuan perlindungan sosial penurunan kemiskinan sebagai berikut:

• Pembangunan pendidikan: Program Biaya Operasional

Sekolah (BOS);

• Pembangunan Kesehatan: Biaya Operasional Kesehatan

(BOK)

• Penguatan ekonomi dan perumahan: Keluarga Harapan

(PKH), Program Beras Bagi Keluarga Miskin, Program Bantuan Tunai langsung (BLT), Program bantuan pada korban bencana alam dan lansia dalam pelaksanaannya telah disinergikan dengan program hibah dari dana, Perumahan MBR, dan Perumahan KAT

(23)

23

b. Program Prioritas Provinsi:

Sinergi Program melalui APBD Provinsi dalam mendukung percepatan dan perluasan penurunan kemiskinan pada kluster-1 yaitu:

• Pembangunan pendidikan: beasiswa, penyediaan buku-buku,

penyediaan seragam sekolah;

• Pembangunan kesehatan: jamkesda, pemberian makanan

tambahan;

• Penguatan ekonomi: bantuan benih/bibit untuk keluarga miskin

c. Program Prioritas Kabupaten/Kota

Melalui APBD Kabupaten/Kota perlu mensinergikan

Program/Kegiatan yang dillaksanakan oleh

Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Provinsi

2. Kluster-2: Pemberdayaan Masyarakat

Program prioritas percepatan dan perluasan penurunan kemiskinan di Provinsi Nusa Tenggara Timur harus dilaksanakan secara terpadu berbasis Desa/Kelurahan. Percepatan penurunan kemiskinan melalui pemberdayaan masyarakat sesuai kebijakan Nasional, Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagai berikut:

a. Program Nasional:

Program Nasional pemberdayaan masyarakat untuk percepatan dan perluasan penurunan kemiskinan sebagai berikut:

• Program PNPM Mandiri meliputi PNPM Pedesaan, PUAP,

PPIPD dan Desa Wisata

(24)

24

b. Program Prioritas Provinsi:

Sinergi Program melalui APBD Provinsi dalam mendukung percepatan dan perluasan penurunan kemiskinan pada kluster-2 yaitu:

• Program Desa Mandiri Anggur Merah dan P2LDT

• Program Desa Destinasi Wisata

• Program Arsip dan Perpustakaan Desa Pengembangan

c. Program Prioritas Kabupaten/Kota

Melalui APBD Kabupaten/Kota perlu mensinergikan

Program/Kegiatan yang dilaksanakan oleh

Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Provinsi.

3. Kluster-3: Kredit Usaha Rakyat (KUR)

Percepatan dan perluasan penurunan kemiskinan melalui pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) sesuai kebijakan nasional, provinsi dan Kabupaten/Kota sebagaimana berikut:

a. Program Nasional:

• Pemberian Kredit Usaha Rakyat bagi keluarga miskin yang telah mampu meningkatkan kemampuan ekonomi setelah melewati fase pemberdayaan ekonomi untuk mendukung permodalan usaha yang telah dibangun;

• Pemberian Modal usaha bagi Koperasi dan pembentukan Mini

(25)

25

b. Program Prioritas Provinsi:

Sinergi Program melalui APBD Provinsi dalam mendukung percepatan dan perluasan penurunan kemiskinan pada kluster-3 yaitu:

• Program Penyediaan hibah modal koperasi

• Program bantuan Permodalan UMKM

• Program pelatihan kewirausaahan

c. Program Prioritas Kabupaten/Kota

Melalui APBD Kabupaten/Kota perlu mensinergikan

Program/kegiatan yang dilaksanakan oleh kementrian/lembaga dan Pemerintah Provinsi

4. Kluster-4: Program Pro Rakyat

Program prioritas percepatan dan perluasan penurunan kemiskinan di Provinsi Nusa Tenggara Timur harus dilaksanakan secara terpadu berbasis Desa/Kelurahan. Percepatan penurunan kemiskinan melalui program pro rakyat sesuai kebijakan nasional, provinsi dan Kabupaten/Kota sebagai berikut:

a. Program Nasional:

Program Nasional Bantuan perlindungan sosial penurunan kemiskinan sebagai berikut:

• Program rumah sangat murah dan murah

• Program kendaraan umum angkutan murah

• Program penyediaan air minum berbasis masyarakat,

(26)

26

b. Program Prioritas Provinsi:

Sinergi Program melalui APBD Provinsi dalam mendukung percepatan dan perluasan penurunan kemiskinan pada kluster-4 yaitu:

• Program pembangunan rumah tumbuh

• Program pembangunan air bersih pedesaan

c. Program Prioritas Kabupaten/Kota

Melalui APBD Kabupaten/Kota dapat mereplikasi

Program/Kegiatan yang dilaksanakan oleh

(27)

27 BAB III

PELAKSANAAN PROGRAM TAHUN 2011-2014

3.1. Lokasi Desa/Kelurahan

Program Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah dilaksanakan untuk meningkatkan kapasitas keuangan

Desa/Kelurahan dalam pembangunan sesuai

karakteristik dan kapasitas masyarakat. Sehubungan dengan itu hibah Desa/Kelurahan

dialokasikan untuk direncanakan dan dilaksanakan melalui musyarawarah dan mufakat oleh masyarakat. Selama tiga tahun pelaksanaan, Program telah menjangkau 891 Desa/Kelurahan atau 27,45 % dari total Desa/Kelurahan. Sebaran lokasi program di Kabupaten/Kota se-Nusa Tenggara Timur sebagaimana Tabel 3.1

Tabel 3.1 Jumlah Desa/Kelurahan Lokasi Program 2011-2013

No

Kabupaten/ Kota Jumlah Desa/Kelurahan 2011 2012 2013 Total 1 Kota Kupang 4 6 6 16 2 Kupang 24 24 24 72 3 TTS 32 32 32 96 4 TTU 24 24 24 72 5 Belu 24 24 24 72 6 Rote Ndao 8 10 10 28 7 Sabu Raijua 6 6 6 18 8 Alor 17 17 17 51 9 Lembata 9 9 9 27 10 Flores Timur 19 19 19 57 11 Sikka 21 21 21 63 12 Ende 20 21 21 62 13 Nagekeo 7 7 7 21 14 Ngada 9 9 12 30 15 Manggarai Timur 6 6 9 21 16 Manggarai 9 9 11 29 17 Manggarai Barat 7 10 10 27 18 Sumba Timur 22 22 22 66

(28)

28 No

Kabupaten/ Kota Jumlah Desa/Kelurahan 2011 2012 2013 Total 19 Sumba Tengah 5 5 5 15 20 Sumba Barat 6 6 6 18 21 Sumba Barat Daya 8 11 11 30 Jumlah 287 298 306 891

Sumber: Sekretariat Program Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah, Desember 2013

Jumlah Desa/Kelurahan penerima program tahun 2011

sebanyak 287 Desa/Kelurahan meningkat menjadi 298

Desa/Kelurahan atau naik 11 Desa/Kelurahan tahun 2012 dan meningkat menjadi 306 Desa/Kelurahan tahun 2013 atau naik 8 Desa/kelurahan. Peningkatan Desa/Kelurahan sasaran karena ada pemekaran Kecamatan di 8 Kabupaten/Kota sebagai berikut:(i) Kota Kupang pada tahun 2011 berjumlah 4 Kelurahan pada tahun

2012 dan 2013 meningkat menjadi 6 Kelurahan, (ii) Kabupaten Rote Ndao pada tahun 2011 berjumlah 8 desa, pada tahun 2012 berjumlah 20 Desa meningkat menjadi 21 Desa pada tahun 2012 pada 2013, (iv) Kabupaten Ngada pada tahun

2011 berjumlah 9 Desa meningkat menjadi 12 Desa pada tahun 2012 dan 2013, (v) Kabupaten Manggarai Timur dengan berjumlah 6 Desa

meningkat menjadi 11 Desa pada tahun 2012 dan 2013, (vi) Kabupaten Manggarai pada tahun 2011 berjumlah 9 Desa

meningkat menjadi 11

Desa pada tahun 2012 dan 2013, (vii) Kabupaten Manggarai Barat berjumlah 7 Desa meningkat pada

tahun 2012 & 2013 menjadi 10 Desa, dan (viii) Kabupaten Sumba Barat Daya

(29)

29

pada tahun 2011 berjumlah 8 Desa meningkat menjadi 11 Desa pada tahun 2012 dan 2013.

3.2. Alokasi Anggaran

Dana segar Pemerintah Provinsi yang dihibahkan pada

masing-masing Desa/Kelurahan untuk mendukung

pengembangan ekonomi produktif sebesar

Rp.250 juta, juga dihibahkan dana untuk peningkatan 5 unit rumah layak huni sebesar Rp.50 juta. Total alokasi dana program selama tiga tahun untuk kegiatan ekonomi produktif sebesar Rp. 222,75 Milyard. Sedangkan total alokasi untuk P2LDT sebesar Rp. 44.55 Milyard.

Alokasi anggaran yang dialokasikan per Kabupaten/Kota terus meningkat sesuai dengan peningkatan jumlah kecamatan akibat adanya pemekaran yaitu dari 287 Kecamatan tahun 2011 menjadi 298 Kecamatan pada Tahun 2012 dan 306 Kecamatan pada Tahun 2013. Berdasarkan penambahan target Desa/Kelurahan akibat pemekaran kecamatan tersebut maka alokasi anggaran meningkat dari Rp.71,75 milyard pada tahun 2011, menjadi Rp.74,5 milyard tahun 2012 dan Rp. 76.5 milyard tahun 2013. Rincian alokasi anggaran hibah desa pada Kabupaten/Kota sebagaimana Tabel 3.2.

(30)

30

Tabel 3.2 Alokasi Program per Kabupaten/Kota tahun 2011-2013

N o Kabupaten/ Kota Desa/ Kelurahan Total Prosentase Anggaran (%) 1 Kota Kupang 16 4.000.000.000 1.80 2 Kupang 72 18.000.000.000 8.08 3 TTS 96 24.000.000.000 10.77 4 TTU 72 18.000.000.000 8.08 5 Belu 72 18.000.000.000 8.08 6 Rote Ndao 28 7.000.000.000 3.14 7 Sabu Raijua 18 4.500.000.000 2.02 8 Alor 51 12.750.000.000 5.72 9 Lembata 27 6.750.000.000 3.03 10 Flores Timur 57 14.250.000.000 6.40 11 Sikka 63 15.750.000.000 7.07 12 Ende 62 15.500.000.000 6.96 13 Nagekeo 21 5.250.000.000 2.36 14 Ngada 30 7.500.000.000 3.37 15 Manggarai Timur 21 5.250.000.000 2.36 16 Manggarai 29 7.250.000.000 3.25 17 Manggarai Barat 27 6.750.000.000 3.03 18 Sumba Timur 66 16.500.000.000 7.41 19 Sumba Tengah 15 3.750.000.000 1.68 20 Sumba Barat 18 4.500.000.000 2.02 21 Sumba Barat Daya 30 7.500.000.000 3.37 Jumlah 891 222.750.000.000 100.00

Sumber: Sekretariat Program Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah, Desember 2013

Selama tiga tahun anggaran pelaksanaan program tiga kabupaten yang mendapatkan alokasi terbesar yaitu Kabupaten Timor Tengah Selatan Rp.24 milyard atau 10,77 % dari total anggaran, Kabupaten Kupang, Kabupaten Timor Tengah Utara dan Kabupaten Belu masing-masing Rp.18 milyard (8,08 % dari total anggaran). Besarnya dana hibah yang dialokasikan diharapkan akan

(31)

31

memacu percepatan peningkatan kapasitas ekonomi dan penurunan kemiskinan penduduk.

3.3. Kelompok Usaha

Program Desa Mandiri Anggur Merah melalui hibah kepada Desa/Kelurahan dalam teknis pelaksanaannya dikelola oleh kelompok yang terbentuk oleh hasil musyarawah dan mufakat. Secara umum Kelompok

dibentuk berdasarkan jenis usaha dan kedekatan

lokasi permukiman sehingga memudahkan

kerjasama antar anggota kelompok. Sebagai wadah usaha bersama, maka masing-masing kelempok menetapkan secara mandiri keanggotannya.

Jumlah dan anggota kelompok program selama tiga tahun anggaran di seluruh Kabupaten/Kota sebagaimana pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3. Kelompok dan Anggota Kelompok program 2011-2013

No Kabupaten/Kota Kelompok Anggota kelompok Jlh RTM Desa sasaran 1 Kota Kupang 159 1.405 10.144 2 Kupang 554 5.610 23.468 3 TTS 776 7.223 32.856 4 TTU 834 8.580 16.195 5 Belu 806 7.198 28.208 6 Rote Ndao 283 2.282 6.212 7 Sabu Raijua 40 764 3.820 8 Alor 485 5.069 9.454 9 Lembata 256 1.959 3.163 10 Flores Timur 585 6.230 7.533 11 Sikka 676 6.817 13.734 12 Ende 626 5.223 9.461 13 Nagekeo 148 1.517 2.871 14 Ngada 230 3.322 4.736 15 Manggarai Timur 366 3.867 3.990 16 Manggarai 451 4.785 11.609 17 Manggarai Barat 336 4.977 6.595 18 Sumba Timur 639 6.215 14.111 19 Sumba Tengah 125 1.433 3.471 20 Sumba Barat 285 2.514 6.149

21 Sumba Barat Daya 451 5.412 11.601

Jumlah 9.111 92.643 229.381

(32)

32

Melalui Program Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah Tahun 2011-2013 telah terbentuk 9.111 kelompok yang mewadahi 92.643 anggota. Apabila data tersebut disandingkan dengan jumlah rumah tangga miskin dari desa sasaran tahun 2011-2012 (Data BPS 2012), tercatat bahwa sekitar 40% masyarakat miskin di Desa/Kelurahan

sasaran sudah menjadi bagian/anggota dari kelompok

pemberdayaan masyarakat Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah. Masyarakat Miskin di 10 Kabupaten/Kota sudah ter-cover di atas 50% oleh program ini. Apabila fungsi pendampingan terhadap kelompok masyarakat dioptimalkan maka melalui pengembalian

dan perguliran, seharusnya pengentasan kemiskinan di

Desa/Kelurahan dapat berjalan lebih maksimal.

3.4. Usaha Ekonomi Produktif

Jenis-jenis usaha yang telah dikembangkan oleh masyarakat

berpedoman pada potensi wilayah Desa/Kelurahan serta

mendukung 4 (empat) tekad pembangunan NTT yaitu

Pengembangan Jagung, Pengembangan ternak, Ternak, Pengembangan Koperasi dan khusus untuk pengembangan Cendana dilaksanakan melalui pengembangan Hutan Desa yang diharapkan dapat dikembangkan masing-masing 1 ha per desa.

Berdasarkan proposal usulan kelompok dan pemerintah Desa dalam pengembangan

ekonomi produktif terdapat 7 jenis usaha. Jenis usaha dimaksud yaitu:(1) Usaha Peternakan, (2) Usaha Pertanian, (3) Usaha Koperasi

(33)

33

dan Simpan Pinjam, (4) Usaha Perikanan, (5) Usaha Perkebunan, (6) Usaha Perindustrian (Industri Kecil), dan (7) Perdagangan dan Jasa. Kelompok Usaha yang terbesar secara prosentase yaitu kelompok usaha peternakan serta usaha perdagangan dan jasa sebagaimana Tabel 3.4 berikut.

Tabel 3.4. Kelompok Usaha Ekonomi Produktif Tahun 2011-2013

No Kabupaten/Kota

Kelompok Usaha Ekonomi Produktif Peter Nakan dagang & Jasa Industri Tanaman pangan Peri kanan Simpan Pinjam Koper Asi Perke bunan 1 Kota Kupang 50 25 11 1 4 - 8 - 2 Kupang 482 25 5 30 20 - 39 - 3 TTS 701 17 6 46 9 - 1 1 4 TTU 659 44 63 23 14 14 1 - 5 Belu 608 42 26 20 20 96 2 - 6 Rote Ndao 115 44 20 37 48 1 5 1 7 Sabu Raijua 8 10 3 4 11 5 10 - 8 Alor 234 61 18 19 90 19 50 1 9 Lembata 84 52 58 20 36 1 2 4 10 Flores Timur 228 115 106 30 64 3 5 2 11 Sikka 487 196 99 18 45 61 8 3 12 Ende 366 263 153 67 40 - - 30 13 Nagekeo 116 73 4 1 - 8 2 1 14 Ngada 160 12 11 21 8 - 11 - 15 Manggarai Timur 305 14 4 6 1 11 3 - 16 Manggarai 340 39 14 34 4 - 4 2 17 Manggarai Barat 223 32 1 48 8 45 - - 18 Sumba Timur 547 28 5 33 12 - 10 - 19 Sumba Tengah 81 3 7 18 5 - 8 - 20 Sumba Barat 128 34 63 34 10 - 1 1 21 Sumba Barat Daya 345 29 15 24 1 - - 1 Jumlah 6.267 1.158 692 534 450 199 81 45

Prosentase (%) 65,84% 12,17% 7,27% 5,61% 4,73% 3,06% 0,85% 0,47% Sumber: Sekretariat Program Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah, Desember 2013

1. Usaha Peternakan

Kelompok usaha ternak bervariasi setiap tahun pelaksanaan dan kecenderungan pilihan kelompok pada usaha ternak makin bervariasi jumlahnya sejak tahun 2011 sampai tahun 2013. Total kelompok usaha ternak seluruh Kabupaten/Kota pada tahun 2011 berjumlah 2.174 kelompok, tahun 2012 berjumlah 2.057 kelompok

(34)

34

dan pada tahun 2013 berjumlah 2.036 kelompok. Perkembangan usaha peternakan berdasarkan jenis ternak yang diusahakan sebagai berikut:

a. Peternakan Sapi

Jumlah sapi pada Tahun 2011 mengalami peningkatan populasi yakni 835 ekor (beranak dan dari pembelian oleh kelompok masyarakat). Meskipun ada pengurangan dari hasil penjualan dan ternak yang mati yaitu sebanyak 1810 sebagaimana Tabel 3.5

Sapi Anggur Merah

Tabel 3.5

Perkembangan Usaha ternak Sapi Tahun 2011-2013

Sapi Ongle Sumba

N o

Tahun Desa Perkembangan Usaha Usaha Tambah Kurang 1 2011 146 6.789 835 1810 2 2012 156 6.432 95 373

3 2013 130 6.368 2 -

Jumlah 432 19.589 932 2.183 Prosentase (%) 48.37 2.26 1.23

Sumber: Sekretariat Program Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah

Pada tahun 2012, kelompok masyarakat mampu meningkatkan populasi sebanyak 835 ekor (beranak dan dibeli) meskipun mengalami pengurangan sebanyak 1810 (hasil penjualan dan ternak yang mati). Total jumlah sapi yang dihasilkan oleh kelompok masyarakat pada tahun 2012 adalah 6432 ekor, beranak dan dibeli sebanyak 95 ekor sedangkan yang terjual dan mati sebanyak 373 ekor. Untuk pelaksanaan program

(35)

35

tahun 2013 jumlah sapi yang sedang dalam proses pengembangan oleh Kelompok Masyarakat Program Desa Mandiri Anggur Merah sebanyak 6.368 ekor dan sudah mengalami penambahan sebanyak 2 ekor.

b. Ternak Kerbau

Desa yang mengembangkan populasi kerbau pada tahun 2011 sejumlah 12 desa (1 desa di Kabupaten Rote Ndao dan Ngada serta 10 desa di Kabupaten Sumba Timur). Dari jumlah awal sebesar 361 ekor.

Populasi ternak kerbau di Kabupaten Sumba Timur mengalami penurunan dari jumlah awal sebanyak 383 ekor menjadi 348 ekor akibat ternak mati dan penjualan oleh kelompok masyarakat sebanyak 35 ekor.

c. Ternak Kuda

Kabupaten Sumba Timur merupakan satu-satunya

kabupaten yang mengembangkan jenis usaha ternak Kuda pada tahun 2011 dengan jumlah awal yaitu 71 ekor, beranak 12 ekor, mati 2 ekor dan jumlah akhir yaitu 81 ekor.

Pada Tahun 2012 terdapat 3 Kabupaten yang mengembangkan Usaha ternak Kuda yaitu Kabupaten Sumba Timur dengan jumlah awal 52 ekor dan Kabupaten Sumba Tengah 16 ekor yang

(36)

36

telah bertambah menjadi 17 ekor. Untuk Program tahun 2013

kelompok tani di Kabupaten Sumba Timur mengusulkan

pengadaan ternak kuda sebanyak 42 ekor

d. Ternak Babi

Kabupaten penghasil ternak babi dalam jumlah yang besar yaitu Kabupaten Alor dengan jumlah awal 2.330 ekor, dan sampai dengan September 2013 berkembang menjadi 2367. Kabupaten dengan tingkat penjualan tertinggi yaitu Kabupaten Manggarai dengan total yang terjual sebanyak 276 ekor.Perkembangan usaha peternakan babi Program Desa Mandiri Anggur Merah Tahun 2011-2013 seperti pada tabel 3.6

Tabel 3.6

Perkembangan Usaha Peternakan Babi tahun 2011-2013

N o Tahun Desa Awal Perkembangan Tambah Kurang 1 2011 192 19.486 6.450 3.547 2 2012 167 14.076 1.284 1.161 3 2013 161 15.568 15.568 10 Jumlah 520 49.130 23.302 4.718

Sumber: Seketariat Program Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah

e. Ternak Kambing

Populasi ternak kambing yang dikembangkan oleh kelompok masyarakat Program Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah Tahun 2011 adalah sejumlah 8524 ekor dan mengalami peningkatan sebesar 9825 ekor sampai dengan Desember 2013.

(37)

37

Perkembangan per tahun usaha peternakan kambing seperti pada tabel 3.7.

Tabel 3.7

Perkembangan Usaha Peternakan Kambing Tahun 2011-2013

No Tahun Desa Awal Perkembangan Tambah Kurang 1 2011 99 8.698 2.929 1.325 2 2012 96 7.653 1.325 311 3 2013 82 7.423 - -

Jumlah 277 23,774 4.254 1.636 Sumber: Sekretariat Program Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah

Pada Tahun 2011 peningkatan populasi kambing karena ada pertambahan sebanyak 2.929 (beranak dan pembelian). Untuk Tahun 2012 pengadaan sebanyak 7.653 ekor dan mengalami peningkatan sebesar 8.978 ekor sampai dengan Desember 2013. Peningkatan terjadi karena ada penambahan ternak kambing sebanyak 1.325 ekor. Pada tahun 2013 pengadaan ternak kambing 7.423 ekor yang dikembangkan di 82 Desa/Kelurahan. Kabupaten dengan pengembang ternak kambing terbanyak sejak tahun 2011, 2012 dan tahun 2013 yaitu Kabupaten Sikka berjumlah 4.077 ekor dan Kabupaten Sumba Timur dengan jumlah 3.814 ekor.

2. Usaha Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan

Kegiatan ekonomi produktif bidang usaha pertanian tanaman pangan juga diusulkan oleh kelompok masyarakat. Dalam rentang waktu 2011-2013, kelompok masyarakat yang mengembangkan usaha pertanian paling banyak adalah pada tahun 2011 sejumlah 227 kelompok dan paling sedikit adalah pada tahun 2013. Jumlah kelompok usaha pertanian tanaman pangan selengkapnya sebagimana tabel 3.8

(38)

38

Tabel 3.8

Perkembangan Usaha Pertanian Tanaman Pangan Tahun 2011-2013

No Kabupaten/ Kota

Kelompok Usaha Pertanian

2011 2012 2013 Total 1 Kota Kupang 1 - - 1 2 Kupang 15 2 13 30 3 TTS 31 14 1 46 4 TTU 2 17 4 23 5 Belu 5 8 7 20 6 Rote Ndao 12 16 9 37 7 Sabu Raijua 4 - - 4 8 Alor 11 2 6 19 9 Lembata 8 7 5 20 10 Flores Timur 19 9 2 30 11 Sikka 12 5 1 18 12 Ende 12 27 28 67 13 Nagekeo - 1 - 1 14 Ngada - 15 6 21 15 Manggarai Timur 1 - 5 6 16 Manggarai 3 21 10 34 17 Manggarai Barat 6 34 8 48 18 Sumba Timur 23 6 4 33 19 Sumba Tengah 18 - - 18 20 Sumba Barat 20 7 7 34 21 Sumba Barat Daya 24 - - 24 Jumlah 227 191 116 534

Sumber: Sekretariat Program Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah

Usaha Perkebunan dikembangkan paling kecil oleh kelompok dengan pertimbangan membutuhkan waktu yang panjang untuk sampai berproduksi. Jumlah kelompok usaha perkebunan selama tiga tahun sebagaimana tabel 3.9

(39)

39

Tabel 3.9

Perkembangan Usaha Perkebunan Tahun 2011-2013

No. Kabupaten/ Kota

Jumlah Kelompok Usaha Perkebunan

2011 2012 2013 Total 1 TTS - 1 - 1 2 Rote Ndao - 1 - 1 3 Alor 1 - - 1 4 Lembata - 2 2 4 5 Flores Timur 1 1 - 2 6 Sikka 3 - - 3 7 Ende 9 20 1 30 8 Nagekeo 1 - - 1 9 Manggarai - - 2 2 Jumlah 15 25 5 45

Sumber: Sekretariat Program Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah

3. Kelompok Usaha Perikanan

Kabupaten Alor merupakan Kabupaten dengan kelompok usaha perikanan yang paling banyak dan cenderung meningkat dan Kabupaten Nagekeo adalah Kabupaten yang belum mengusahakan kegiatan di bidang perikanan sejak kurun waktu 2011-2013. Jumlah kelompok usaha perikanan seperti 3.10

Tabel 3.10

Perkembangan Usaha Perikanan Tahun 2011-2013

No Kabupaten/ Kota Jumlah Kelompok Usaha Perikanan 2011 2012 2013 Total 1 Kota Kupang 3 1 - 4 2 Kupang 5 11 4 20 3 TTS 3 6 - 9 4 TTU 7 4 3 14 5 Belu 6 5 9 20 6 Rote Ndao 28 5 15 48 7 Sabu Raijua 11 - - 11 8 Alor 28 28 34 90 9 Lembata 14 20 2 36 10 Flores Timur 34 15 15 64 11 Sikka 27 13 5 45 12 Ende 11 11 18 40 13 Ngada 3 3 2 8 14 Manggarai Timur - - 1 1 15 Manggarai 1 - 3 4 16 Manggarai Barat 8 - - 8 17 Sumba Timur 8 2 2 12 18 Sumba Tengah 2 2 1 5 19 Sumba Barat 5 3 2 10

20 Sumba Barat Daya - 1 - 1

Jumlah 204 130 116 450

(40)

40

4. Usaha Industri Kecil dan Kerajinan Rakyat (IKR)

Dari semua kelompok usaha yang dikembangkan, kelompok usaha Indusri kecil kecil dan kerajinan rakyat termasuk mengalami peningkatan jumlah yang sangat pesat yakni 211 pada tahun menjadi 692 usaha pada tahun 2013. Kabupaten yang mengembangkan IKR paling banyak adalah Kabupaten Ende diikuti oleh Kabupaten Flores Timur. Perkembangan kelompok usaha IKR sebagaimana tabel 3.11

Tabel 3.11

Perkembangan Usaha Industri dan Kerajinan Rakyat Tahun 2011-2013

No Kabupaten/ Kota Jumlah Kelompok Usaha IKR l 2011 2012 2013 Total 1 Kota Kupang 9 1 1 11 2 Kupang 1 3 1 5 3 TTS 2 3 1 6 4 TTU 34 16 13 63 5 Belu 8 14 4 26 6 Rote Ndao 1 11 8 20 7 Sabu Raijua 3 - - 3 8 Alor 7 8 3 18 9 Lembata 12 21 25 58 10 Flores Timur 44 29 33 106 11 Sikka 23 12 64 99 12 Ende 28 56 69 153 13 Nagekeo - 3 1 4 14 Ngada 1 3 7 11 15 Manggarai Timur 1 3 - 4 16 Manggarai - 3 11 14 17 Manggarai Barat - 1 - 1 18 Sumba Timur 3 - 2 5 19 Sumba Tengah 3 1 3 7 20 Sumba Barat 31 14 18 63

21 Sumba Barat Daya - 3 12 15

Jumlah 211 205 276 692

(41)

41

5. Kelompok Koperasi dan Simpan Pinjam

Secara kuantitas, terjadi peningkatan pembentukan Koperasi dan usaha simpan pinjam oleh kelompok masyarakat yakni 138 unit pada tahun 2011, 152 unit pada tahun 2012 dan. Menjadi 146 unit di tahun 2013. Kota Kupang merupakan daerah yang paling signifikan perkembangan pembentukan koperasi dari 1 unit pada tahun 2011 menjadi 8 unit pada tahun 2013. Kabupaten Flores Timur juga menunjukkan perkembangan yang baik, yakni tahun 2011 tanpa koperasi menjadi 5 unit (1 unit pada tahun 2012 dan 4 unit tahun 2013).

Sesuai dengan skenario perkembangan pelaksanaan program, maka untuk menjamin kesinambungan dan kemandirian ekonomi Desa/Kelurahan maka setiap kelompok ekonomi produktif diharapkan berhimpun menjadi satu wadah ekonomi bersama dalam Koperasi. Perkembangan jumlah koperasi dan usaha simpan pinjam (pra koperasi) sebagaimana tabel 3.12.

Tabel 3.12

Perkembangan Usaha Koperasi dan Simpan Pinjam Tahun 2011-2013

No Tahun Koperasi Simpan Pinjam Jumlah 1 2011 67 71 138 2 2012 52 100 152 3 2013 54 92 146 Jumlah 173 263 436

(42)

42

6. Perdagangan dan Jasa

Kelompok usaha perdagangan dan jasa kecil merupakan kelompok usaha dengan peningkatan yang paling signifikan yakni 265 kelompok pada tahun 2011 menjadi 1158 pada tahun 2013 dan dikembangkan di seluruh Kabupaten/Kota.

Berkembangnya kelompok usaha perdagangan dan jasa sangat menggembirakan karena pada sektor ini memiliki prospek yang sangat baik dalam pembentukan nilai tambah yang berpengaruh nyata terhadap produktivitas tenaga kerjanya. Sektor perdagangan dan jasa di provinsi Nusa Tenggara Timur mampu mencapai elastisitas produktivitas tenaga kerja lebih dari 2. Tingkat perkembangan kelompok usaha perdagangan dan jasa pada Program Desa Mandiri Anggur Merah sebagaimana tabel 3.13

Tabel 3.13

Kelompok usaha Perdagangan dan Jasa Tahun 2011-2013

No Kabupaten/ Kota

Jumlah Kelompok Usaha Dagang dan Jasa 2011 2012 2013 Total 1 Kota Kupang 7 16 2 25 2 Kupang 11 8 6 25 3 TTS 1 15 1 17 4 TTU 2 39 3 44 5 Belu 17 14 11 42 6 Rote Ndao 12 21 11 44 7 Sabu Raijua 6 4 - 10 8 Alor - 41 20 61 9 Lembata 4 25 23 52 10 Flores Timur 9 61 45 115 11 Sikka 59 17 120 196 12 Ende 22 118 123 263 13 Nagekeo 68 2 3 73 14 Ngada - 6 6 12 15 Manggarai Timur 3 1 10 14

(43)

43 No Kabupaten/ Kota

Jumlah Kelompok Usaha Dagang dan Jasa 2011 2012 2013 Total 16 Manggarai 3 26 10 39 17 Manggarai Barat 19 10 3 32 18 Sumba Timur 3 16 9 28 19 Sumba Tengah 1 - 2 3 20 Sumba Barat - 16 18 34 21 Sumba Barat Daya 18 4 7 29 Jumlah 265 460 433 1.158

Sumber: Sekretariat Program Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah

3.5. Pengembalian dan Perguliran di Luar Kelompok Tahun 2011-2013

Program Desa Mandiri Anggur Merah sebagai program hibah Desa/Kelurahan diharapkan berkembang menjadi modal abadi yang berkembang dan akan menjadi kekayaan Desa/Kelurahan. Berdasarkan hibah yang diberikan, kelompok yang telah berhasil mengembangkan usaha melakukan pengembalian untuk perguliran lebih lanjut para kelompok-kelompok dalam Desa/Kelurahan.

Perkembangan pengembalian untuk perguliran diluar kelompok yang telah berhimpun dalam koperasi maka sejak 2011-2013 telah ada pengembalian pinjaman hibah desa/kelurahan pada 746 desa/kelurahan dari 891 desa/kelurahan atau sekitar 83.72% dengan total jumlah pengembalian sebesar Rp. 60 milyar lebih dari total anggaran sebesar Rp.222.750.000.000.

Besar dan waktu pengembalian bergantung pada jenis usaha dan kesepakatan kelompok. Kelompok yang mengembalikan paling lancar adalah dari kelompok usaha dagang/jasa dan yang paling lama adalah kelompok ternak besar (kerbau dan sapi). Kabupaten yang membukukan pengembalian paling besar adalah Kabupaten

(44)

44

Ende yakni Rp. 7,659,932,764 dan yang paling kecil adalah Kabupaten Sumba Barat Daya yaitu Rp. 274,926,380 Jumlah desa/kelurahan dan total jumlah pengembalian dari anggota kelompok tahun 2011-2013 sebagaimana tabel 3.14

Tabel 3.14

Jumlah Pengembalian per Kabupaten/Kota tahun 2011 s/d 2013

No Kabupaten/kota Desa/Kel Jumlah Pengembalian (Rp) 1 Kota Kupang 15 1,866,850,000 2 Kupang 63 5,881,871,554 3 TTS 71 4,636,335,200 4 TTU 55 4,316,104,212 5 Belu 31 2,429,689,867 6 Malaka 23 745,580,859 7 Rote Ndao 24 1,042,040,194 8 Sabu Raijua 15 935,988,672 9 Alor 39 1,418,041,487 10 Lembata 27 2,489,917,421 11 Flores Timur 57 6,326,571,846 12 Sikka 63 6,548,805,939 13 Ende 62 7,659,932,764 14 Nagekeo 21 2,889,116,000 15 Ngada 27 3,729,027,653 16 Manggarai Timur 8 678,580,000 17 Manggarai 28 1,904,005,304 18 Manggarai Barat 18 1,095,944,800 19 Sumba Timur 56 2,638,382,977 20 Sumba Tengah 13 428,941,681 21 Sumba Barat 17 599,873,628 222 Sumba Barat Daya 13 274,926,380

Jumlah 746 60,536,528,438

Sumber: Sekretariat Program Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah

Perkembangan perguliran dana pengembalian kelompok (diluar usaha koperasi yang telah dikelola dalam manajemen rutin

(45)

45

dan kesinambungan) untuk program tahun 2011 sebagaimana tabel 3.15

[

Tabel 3.15

Jumlah Perguliran Kelompok Tahun 2011

No Kabupaten/

Kota Desa/Kel Kelompok Anggota

Jumlah Gulir (Rp) 1 Kota Kupang 2 1 - 125,000,000 2 Kupang 11 65 609 1,800,500,000 3 TTS 9 48 431 1,166,764,400 4 TTU 4 8 65 212,500,000 5 Belu 5 60 343 731,025,000 6 Malaka 3 5 22 216,500,000 7 Rote Ndao 2 1 49 200,200,000 8 Sabu Raijua 3 3 - 374,000,000 9 Alor 1 1 17 21,350,000 10 Lembata 3 8 23 70,000,000 11 Flores Timur 6 30 173 980,066,000 12 Sikka 10 30 212 1,167,500,000 13 Ende 6 27 296 1,125,000,000 14 Nagekeo 2 17 83 648,000,000 15 Ngada 3 3 30 340,000,000 16 Manggarai Timur - - - - 17 Manggarai 6 15 194 441,173,800 18 Manggarai Barat 2 16 77 248,390,000 19 Sumba Timur 5 15 134 435,750,000 20 Sumba Tengah 1 1 5 15,000,000 21 Sumba Barat 2 2 - 117,000,000

(46)

46 No Kabupaten/

Kota Desa/Kel Kelompok Anggota

Jumlah Gulir (Rp) 22 Sumba Barat Daya - - - -

Jumlah 86 356 2,763 10,435,719,200

Sumber: Sekretariat Program Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah

Perguliran dana dari hasil usaha kelompok masyarakat penerima program Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah Tahun 2011 telah dilakukan oleh 86 desa dengan total perguliran sebesar Rp. 10,435,719,200 Besarnya jumlah perguliran tiap kabupaten berbeda karena tergantung pada jumlah pengembalian dan kesepakatan kelompok usaha. Pada tahun 2011 Kabupaten dengan jumlah perguliran terbesar adalah Kabupaten Kupang dengan jumlah perguliran sebesar Rp. 1.800.500.000.

Selanjutnya perkembangan perguliran dana pengembalian kelompok (diluar usaha koperasi yang telah dikelola dalam manajemen rutin dan kesinambungan) untuk program tahun 2012 sebaimana tabel 3.16

Tabel 3.16

Jumlah Perguliran Tahun 2012

No Kabupaten/ Kota

Desa/ Kel

Kelompok Anggota Jumlah Gulir (Rp) 1 Kota Kupang 5 95 312,000,000 2 Kupang 1 - - 148,000,000 3 TTS 3 15 157 178,500,000 4 TTU 1 - - 252,000,000 5 Belu 3 5 37 73,400,000 6 Malaka 7 Rote Ndao 1 1 - 40,000,000 8 Sabu Raijua 2 2 25 124,000,000

(47)

47 No Kabupaten/

Kota

Desa/ Kel

Kelompok Anggota Jumlah Gulir (Rp) 9 Alor 1 - 4 115,000,000 10 Lembata 1 5 15 53,000,000 11 Flores Timur 2 3 35 191,280,000 12 Sikka 4 15 77 611,000,000 13 Ende 4 12 193 823,410,000 14 Nagekeo 2 14 148 521,000,000 15 Ngada 14 9 99 346,000,000 16 Manggarai Timur 1 1 8 60,000,000 17 Manggarai 6 33 349 707,062,500 18 Manggarai Barat 2 1 5 50,834,850 19 Sumba Timur 1 3 - 203,500,000 20 Sumba Tengah 1 1 19 60,000,000 21 Sumba Barat - - - -

22 Sumba Barat Daya - - - -

Jumlah 55 120 1,266 4,869,987,350

Sumber: Sekretariat Program Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah

19 Kabupaten dari 21 Kabupaten dan 1 Kota yang melakukan Perguliran pada tahun 2012, dengan total perguliran sebesar Rp.4,869,987,350 dan Kabupaten Ende adalah Kabupaten dengan desa yang melakukan perguliran dengan jumlah dana perguliran terbanyak menyumbangkan 17 % terhadap total dana perguliran tahun 2012.

(48)

48

Tabel 3.17

Jumlah Perguliran Tahun 2013

No Kabupaten/ kota

Desa/ Kel

Kelompok Anggota Jumlah Gulir (Rp) 1 Kota Kupang 3 3 194,401,000 2 Kupang 1 - 20 40,000,000 3 TTS - - - - 4 TTU - - - - 5 Belu - - - - 6 Malaka 7 Rote Ndao 1 1 - 40,000,000 8 Sabu Raijua - - - - 9 Alor - - - - 10 Lembata - - - - 11 Flores Timur 3 4 15 106,700,000 12 Sikka - - - - 13 Ende 1 3 18 67,000,000 14 Nagekeo - - - - 15 Ngada - - - - 16 Manggarai Timur 1 - - 195,000,000 17 Manggarai 3 - - 41,377,000 18 Manggarai Barat 1 - - 97,450,000 19 Sumba Timur 1 1 16 49,000,000 20 Sumba Tengah - - - - 21 Sumba Barat - - - -

(49)

49 No Kabupaten/

kota

Desa/ Kel

Kelompok Anggota Jumlah Gulir (Rp) 22 Sumba Barat

Daya

- - - -

Jumlah 15 12 69 830,928,000

Sumber: Sekretariat Program Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah

9 Kabupaten dari 21 Kabupaten dan 1 Kota yang melakukan Perguliran pada tahun 2013, dengan total perguliran sebesar Rp. 830.928.000, dan Kota Kupang merupakan wilayah yang kelurahannya telah melakukan perguliran sebanyak 3 (tiga) Kelurahan dan jumlah dana perguliran sebesar 23 % terhadap total dana perguliran tahun 2013.

Total dana yang telah digulirkan kurun waktu 2011-2013 adalah Rp.15.920.134.550 di 153 Desa/Kelurahan dengan jumlah kelompok 483 kelompok yang melibatkan 4.076 anggota kelompok.

(50)

50

3.6. Sinergi Program

3.6.1. Sinergi dengan Program Kabupaten/Kota

Untuk mendukung pelaksanaan Program Desa Mandiri Anggur Merah, Kabupaten/Kota telah melakukan replikasi program dan telah dilaksanakan pada tahun 2011 serta dukungan untuk tahun 2012 dan tahun 2013. Sinergi Kabupaten/Kota terhadap Program Desa Mandiri Anggur Merah dilaksanakan lewat replikasi program serta dukungan operasional seperti pada tabel 3.18

Tabel 3.18

Sinergi Program Pemberdayaan APBD Kabupaten/Kota Tahun 2011-2013 No Kabupaten/ Kota 2011 2012 2013 Keterangan 1 Kota Kupang 0 2 51 Rp. 500.000.000 2 Kabupaten Kupang 24 24 24 Rp. 300.000.000/desa 3 TTS 8 8 8 Rp. 250.000.000/desa 4 TTU 0 24 24 Rp. 300.000.000/desa

5 Belu 0 0 0 Lokasi Program APBN dan

APBD

6 Rote Ndao 91 91 91 Semua Desa (91 Desa) @Rp.

50.000.000

7 Sabu Raijua 0 0 63 Mulai 2013 , Rp. 210 juta per

Desa

8 Alor 11 11 11 Rp. 250.000.000/desa

9 Lembata 9 9 9 Rp.100.000.000/desa

10 Flores Timur 1 1 29 Rp. 250.000.000 dan

dukunngan operasional

11 Sikka 0 1 1 Rp.250.000.000/desa

12 Ende 1 3 3 Rp. 250.000.000/desa

13 Nagekeo 7 7 7 Rp. 250.000.000/desa

14 Ngada 123 123 123 Alokasi Ternak Sapi

(51)

51

3.6.2. Sinergi dengan Program SKPD Provinsi

Program Desa Mandiri Anggur Merah mendapat dukungan SKPD melalui sinergi Program sebagai berikut:

 Pembangunan unit rumah swadaya melalui Program P2LDT

sebanyak 5 unit rumah per Desa/Kelurahan dengan total rumah sebanyak 4.435 unit rumah,

 Penyediaan infrastruktur Desa/Kelurahan

 Penyediaan bibit jagung, padi dan hortikultura serta usaha perikanan

 Pelatihan Koperasi pada kelompok-kelompok potensial  Pelatihan kearsipan desa

 Pembinaan 86 Desa/Kelurahan oleh SKPD Provinsi

 Audit program melalui Inspektorat Provinsi yang dilakukan setiap tahun pada kelompok pengelola program

3.6.3. Sinergi Program Lembaga Internasional

Pelaksanaan Program Desa Mandiri Anggur Merah didukung oleh lembaga internasional dalam bentuk penambahan kegiatan pelatihan bagi pendamping kelompok masyarakat (PKM) dan ada

No Kabupaten/

Kota

2011 2012 2013

Keterangan

16 Manggarai 0 0 0 dana Rp. 450.000.000/ kec

mendukung infrastruktur

17 Manggarai Barat 0 10 10 Rp. 50.000.000/desa

18 Sumba Timur 0 5 5 Rp. 250.000.000/desa

19 Sumba Tengah 15 15 15 Rp. 250.000.000/desa

20 Sumba Barat 6 6 6 Rp. 250.000.000/desa

21 Sumba Barat Daya 8 11 11 Rp. 150.000.000/desa

(52)

52

yang menambahkan kegiatan. Sinergi program masing-masing lembaga internasional sebagai berikut:

• Pelatihan Wirausaha bagi para Pemuda/pemudi

di Desa/Kelurahan sasaran Program sebanyak 15

Desa/Kelurahan oleh ILO-EAST NTT;

• Pelatihan pengembangan kapasitas sumber daya PKM Program Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah bagi 126 PKM di 126 Desa/Kelurahan oleh ILO-EAST NTT

• Dukungan WVI di 4 Kabupaten (Sikka, Alor, Sumba Timur dan Flores Timur) dalam Pengembangan Kapasitas dan manajemen ekonomi keluarga

• Dukungan AIPD AusAID sebanyak A$ 2 juta untuk pelatihan PKM

• Telah disepakati dalam AWP 2013 dukungan program ACF, Acces II, WVI, SPARC , AIPD dan WFP

3.7. Kemitraan Pelaksaan Program

Priogram Desa Mandiri Anggur Merah diharapkan mampu menjadi pintu masuk seluruh elemen pembangunan dalam kemitraan pembangunan. Sehubungan dengan itu dalam pelaksanan telah dilakukan kemitraan dengan pihak terkait sebagai berikut:

3.7.1. Dukungan Swadaya Masyarakat

Program Desa Mandiri Anggur Merah harus mampu

merangsang partisipasi masyarakat dalam pembangunan.

Sehubungan dengan itu keberhasilan Program sangat berkaitan dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam memberikan

(53)

53

kontribusi dalam pembangunan program. Berbagai jenis dukungan swadaya masyarakat dalam pelaksanaan program yang terukur sebagai berikut:

 Biaya penyusunan, transportasi pembukaan rekening, pengiriman dan penyediaan materai bagi usulan program dengan nilai rata-rata per Desa sekitar Rp. 500.000 sehingga nilai total partisipasi mencapai Rp. 143.500.000,-

 Tenaga kerja dan bahan-bahan lokal pembuatan kandang bagi pelaksana kegiatan usaha peternakan ayam, peternakan sapi dan peternakan babi;

 Tenaga kerja bagi usaha pertanian, perikanan, perkebunan, simpan pinjam dan kegiatan jasa perdagangan

3.7.2. Kemitraan Bank NTT

Dalam upaya menjamin transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan Program Desa Mandiri Anggur Merah maka telah dilaksanakan kemitraan dengan Bank NTT. Kemitraan yang dilaksanakan telah memberikan keuntungan dari berbagai aspek sebagai berikut:

a. Memperlancar penyaluran dan hibah:

 Menyalurkan dana bantuan program melalui rekening

Desa/Kelurahan pada PT. Bank NTT;

 Desa, kelompok, pemerintah Desa dan PKM bebas dari kewajiban membayar uang pembukaan rekening Bank

 Membantu melakukan pembinaan keterampilan para

(54)

54

perencanaan dan pengusulan kegiatan usaha yang memenuhi kualifikasi kelayakan secara finansial;

 Membantu melakukan verifikasi usulan proposal ekonomi

produktif dari kelompok-kelompok sasaran sehingga

memenuhi kelayakan usaha;

 Memberikan pertimbangan teknis yang dibutuhkan untuk peningkatan pecapaian sasaran Program Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah.

b. Meningkatkan akses masyarakat terhadap perbankan yang

ditunjukkan dengan meningkatkan jumlah nasabah Bank NTT sebanyak 4.502 nasabah dengan perincian sebagai berikut:

 Nasabah di tingkat kecamatan sebanyak 287 nasabah  Nasabah di tingat Desa sebanyak 574 nasabah

 Nasabah di tingkat kelompok sebanyak 3.641 nasabah

3.8. Potensi Nilai Tambah Program

3.8.1. Meningkatkan Efisiensi

Alokasi dana hibah yang langsung ditransfer ke rekening Pemerintah Desa/Kelurahan telah memberikan peluang lebih besar menerima manfaat dana dibadingkan dengan pengelolaan program melalui Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Berbagai nilai efisiensi yang diperoleh masyarakat yang terukur sebagai berikut:

• Pola hibah meningkatkan nilai efisiensi 20-30 % melalui pengandaan langsung kelompok dibandingkan melalui pihak ketiga;

(55)

55 • Tambahan dana hibah desa melalui bunga dana hibah per bulan yang dapat diperoleh dari bunga bank pada masing-masing rekening perbulan hingga kelompok mampu melakukan pengadaan kegiatan dengan besar bunga 5 % lebih per bulan;

• Meningkatkan akses masyarakat terhadap perbankan yang

ditunjukkan dengan meningkatkan jumlah nasabah Bank NTT sebanyak 585 rekening Desa, 306 rekening Pemerintah kecamatan, 585 rekening PKM dan sekitar 9.000 lebih rekening kelompok;

• Meningkatnya kesadaran pembuatan KTP karena menjadi salah

satu syarat dalam pembukaan rekening Bank.

3.8.2. Meningkatkan Efektifitas

Program Desa Mandiri Anggur Merah 2011-2012 telah dilaksanakan oleh Kelompok masyarakat di 891 Desa/Kelurahan. Dari pelaksanaan program telah mampu mencapai manfaat langsung pada kelompok. Kegiatan

program yang direncanakan dan

dilaksanakan langsung oleh masyarakat mampu meningkatkan efektifitas kegiatan yang berdaya ungkit besar dengan indikasi kegiatan kelompok berjalan dengan baik sehingga kelompok mulai

Gambar

Gambar 1. Sinergi Program penurunan Kemiskinan
Tabel 3.1  Jumlah Desa/Kelurahan Lokasi Program  2011-2013  No  Kabupaten/ Kota  Jumlah Desa/Kelurahan
Tabel 3.2  Alokasi  Program per Kabupaten/Kota tahun 2011-2013  N
Tabel 3.3. Kelompok dan Anggota Kelompok program  2011-2013
+6

Referensi

Dokumen terkait

Dengan mengacu kepada Sarwono (2006) dan Musick, et.al (2008), maka pengaruh karakteristik perairan terhadap produksi ikan pelagis besar akan dilihat dari hubungan regresi

Seminar Nasional “Leptospirosis and Rabies in Indonesia : Control, Logic Behind The Scene and its Consequent” Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta

1) Mudah dibawa kemana-mana: yakni dengan ukuran yang kecil kartu pintar dapat disimpan di tas bahkan di saku, sehingga tidak membutuhkan ruang yang luas, dapat digunakan di mana

Jakarta, 2012, h.. tepatnya kejadian-kejadian yang men-datang dapat diramalkan sebelumnya. Pembangunan ekonomi nasional dalam pencapaiannya tidak terlepas dari peran

Sampel hasil analisis laboratorium menunjukkan bahwa pupuk cair dari lindi sampah organik menunjukkan tingkat kelayakan menengah, hal ini disebabkan oleh

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh I Gusti dan Ni Ketut (2015), Al-Khatib dan Al-Horani (2012) yang menunjukkan hasil ukuran

a) Tegangan lentur yang terjadi pada pelat beton. b) Perbandingan tegangan dihitung dengan membagi tegangan lentur yang terjadi pada pelat dengan Modulus Keruntuhan

Jaringan sosial yang telah dijalin Siti Rodliyah ini memiliki peran penting dalam mengenalkannya kepada publik dari seorang dukun bayi menjadi seorang calon