• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISA HASIL OPTIMASI THIRD CARRIER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV ANALISA HASIL OPTIMASI THIRD CARRIER"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

36

ANALISA HASIL OPTIMASI THIRD CARRIER

Site yang diamati pada Tugas Akhir ini adalah site TELKOMSEL yang telah di optimasi menggunakan third carrier (f3). Penulis melakukan penelitian pada site

di wilayah Surabaya dengan data pada table berikut. Tabel 4.1 Nama Site Uji

OSS Site Name RNC/BSC F3 On Air

Date

N_MLG407MW1_TIRTOMOYOTBGMW RNC_Sawojajar1 7-Sep-14

4.1 Analisa Parameter KPI (Key Performance Indicator) Jaringan 3G

Parameter KPI dari tools database statistik yang dijadikan dasar oleh penulis dalam penyusunan Tugas Akhir ini dapat dilihat pada tabel 4.2. Standar Parameter KPI ini merupakan parameter acuan yang digunakan operator untuk melihat sejauh mana kualitas jaringan di wilayah tertentu melalui aplikasi yang ada dalam Network Monitoring Center ( NMC ). Setiap Operator bisa menetapkan nilai KPI yang berbeda-beda, perubahan nilai KPI bisa juga dilakukan sewaktu-waktu tergantung pada kebutuhan dan target yang ingin dicapai.

Tabel 4.2 Parameter KPI Jaringan 3G TELKOMSEL

Parameter KPI KPI Value (%)

Accessibility CSSR (CS, PS, HS) 98 Retain ability CCSR (CS, PS, HS) 99 Integrity SHO 99 IFHO 88 ISHO 88

(2)

4.1.1 Accessibility

Accessibility adalah kemampuan user untuk memperoleh layanan sesuai

dengan layanan yang disediakan oleh pihak penyedia jaringan. Parameter KPI ini mengukur CSSR (Call Setup Success Rate) yakni nilai yang digunakan untuk mengukur tingkat ketersediaan jaringan dalam memberikan pelayanan baik berupa voice call, video call maupun SMS.

Gambar 4.1 Persentase Pengukuran Parameter Accessibility

Grafik diatas menunjukkan pengukuran accessibility CSSR CS, PS, HS dan HSUPA. Sebelum site di optimasi menggunakan frekuensi third carrier pada rentang tanggal 30 Agustus 2014 hingga 6 September 2014, site mengalami

overload capacity sehingga terdapat failure yang terjadi RRC.

Penurunan hasil (drop) parameter KPI accessibility terjadi pada layanan data baik baik di sisi PS, HS dan HSUPA. Berikut adalah sampling failure yang terjadi di RRC karena Congest Power.

(3)

Gambar 4.2 Grafik Kegagalan Akses di RRC

Peningkatan jumlah user yang mengakses ke jaringan mengakibatkan jaringan kekurangan resource power sehingga rejection terjadi pada RRC (Radio

Resource Control). Jaringan tidak mampu melayani user-user baru atau

melepaskan user yang jaraknya lebih jauh ke Node B. Masalah pada kekurangan

resource power bisa diatasi dengan penambahan f3 karena pada data terlihat

setelah jaringan menggunakan f3 sudah tidak terjadi reject karena power pada

jaringan.

Dengan menghitung average accessibility harian sebelum dan sesudah optimasi jaringan menggunakan frekuensi third carrier maka diperoleh data berikut:

Data tersebut berdasarkan hasil pengukuran average accessibility harian yang di dapat sebagai berikut:

(4)

Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Accessibility Sebelum Optimasi f3 Waktu Pengukuran CSSR_CS (%) CSSR_PS (%) Average of CSSR_HS (%) Average of HSUPA (%) 30-Aug-14 95.0595 87.7736 87.6339 87.5072 31-Aug-14 99.5228 90.8825 90.7828 90.4129 1-Sep-14 99.3201 92.6668 92.6149 92.2751 2-Sep-14 99.3903 93.9378 93.9132 93.5942 3-Sep-14 94.9635 89.3134 89.1896 88.6427 4-Sep-14 97.5401 90.7231 90.6677 91.0274 5-Sep-14 98.6168 90.7412 90.6691 90.4889 6-Sep-14 98.7962 89.9211 89.8059 89.6342 Accessbility 97.9012 90.7449 90.6596 90.4478

Tabel 4.4 Hasil Pengukuran Accessibility Setelah Optimasi f3

Waktu Pengukuran CSSR_CS (%) CSSR_PS (%) CSSR_HS (%) HSUPA(%) 07-Sep-14 98.9752 98.4041 98.4163 99.0154 08-Sep-14 98.9341 99.6149 99.6397 99.8073 09-Sep-14 94.8818 99.5124 99.5347 99.8244 10-Sep-14 98.5801 99.6590 99.6808 99.8582 11-Sep-14 98.9240 99.7242 99.7348 99.8485 Accessbility 98.0496 99.2429 99.2616 99.5830

Tabel 4.5 Tabel Perbandingan CSSR Sebelum dan sesudah menggunakan f3

Parameter KPI Sebelum f3 (%) Setelah f3 (%)

CSSR CS 97.90 98.05

CSSR PS 90.74 99.24

CSSR HS 90.66 99.26

CSSR HSUPA 90.45 99.58

% Accessibility 92.44 99.03

Berdasarkan tabel diatas dapat kita simpulkan bahwa terjadi peningkatan nilai CSSR sebesar 6.59% setelah jaringan tersebut ditambahkan f3. Nilai parameter

(5)

dikarenakan pada pukul 03:00 pagi jaringan tidak menerima request sama sekali (NULL) untuk layanan Voice sehingga menyebabkan nikai CSSR CS menjadi turun karena nilai pembagi saat terjadi drop dengan total call attempt juga kecil.

4.1.2 Retainability

Adalah kemampuan user untuk mempertahankan layanan setelah layanan tersebut berhasil diperoleh. Parameter yang berhubungan dengan retainability adalah CCSR (Call Completion Success rate). CCSR merupakan kemampuan jaringan dalam mempertahankan Radio Access Bearer sampai layanan tersebut berakhir, atau mengukur persentase tingkat kesuksesan suatu hubungan sejak tersambung hingga salah satu pihak melakukan pemutusan.

Gambar 4.3 dibawah ini menunjukkan hasil pengukuran retainability jaringan sebelum dan sesudah optimasi jaringan menggunakan f3. CCSR CS

menunjukkan success rate yang rendah dibadingkan dengan parameter CCSR lainnya.

(6)

Tabel hasil pengukuran CCSR dibawah ini menggambarkan average CCSR harian pada jaringan. Parameter CCSR CS tidak memenuhi standard nilai yang di tetapkan sebelum menggunakan frekuensi carrier tambahan. Hasil pengukuran CCSR CS setelah optimasi jaringan menggunakan f3 terlihat juga

masih belum memenuhi standard nilai CCSR.

Tabel 4.6 Hasil Pengukuran Retainability Sebelum Optimasi f3

Waktu Pengukuran CCSR_CS (%) CCSR_PS (%) CCSR_HS (%) HSUPA Retainability(%) 30-Aug-14 95.5898 99.9577 99.5821 99.5683 31-Aug-14 95.6267 99.9674 99.7266 99.7251 01-Sep-14 99.0653 99.9643 99.7116 99.7581 02-Sep-14 98.5131 99.9790 99.7357 99.7608 03-Sep-14 95.6402 99.9635 99.6601 99.6569 04-Sep-14 97.5757 99.9528 99.5307 99.6080 05-Sep-14 98.6304 99.9694 99.6882 99.6955 06-Sep-14 97.3041 99.9783 99.6919 99.7545 Retainability 97.2431 99.9666 99.6659 99.6909

Tabel 4.7 Hasil Pengukuran Accessibility Setelah Optimasi f3

Waktu Pengukuran CCSR_CS (%) CCSR_PS (%) CCSR_HS (%) HSUPA Retainability( %) 07-Sep-14 98.9521 99.9939 99.7760 99.7893 08-Sep-14 98.9473 99.9948 99.8254 99.7314 09-Sep-14 98.8758 99.9916 99.7932 99.7285 10-Sep-14 97.8078 99.9949 99.8313 99.7626 11-Sep-14 99.5737 99.9933 99.9003 99.8575 Retainability 98.7555 99.9938 99.8113 99.7655

Penulis melakukan pengecekan sampling failure untuk CCSR CS yang terjadi di Radio yaitu pada RAB (Radio Access Bearer). RAB merupakan kanal penghubung antara jaringan dengan user, pada RAB terjadi delay dengan laju bit yang cukup tinggi sehingga menyeabkan terjadi error atau layanan menjadi drop.

(7)

Tabel 4.8 menunjukkan failure masih sering terjadi di jaringan setelah optimasi jaringan menggunakan f3. Terdata total failure hanya berkurang 0.18%

berdasarkan perbadingan CS_RAB_Success dengan CS_RAB_ATT. Tabel 4.8 Data Failure RAB

N_MLG407MW1_

TIRTOMOYOTBGMW CS_RAB_Success CS_RAB_FAIL CS_RAB_ATT

CS_RAB_Sebelum f3 21412 133 21545

CS_RAB_Setelah f3 15247 123 15370

Berikut adalah perbandingan nilai parameter KPI retainability sebelum dan sesudah jaringan di optimasi menggunakan f3:

Tabel 4.9 Perbandingan CCSR Sebelum dan sesudah menggunakan f3

Parameter KPI Sebelum f3 (%) Setelah f3 (%)

CCSR CS 97.24 98.75

CCSR PS 99.97 99.99

CCSR HS 99.67 99.81

CCSR HSUPA 99.69 99.77

Retainability 99.14 99.58

Dari data hasil pengukuran nilai retainability meningkat sebesar 0.44% dibandingkan dengan nilai yang dicapai sebelum menggunakan f3.

4.1.3 Integrity

Adalah derajat pengukuran disaat layanan berhasil diperoleh oleh user. Kemampuan mobilitas mobile phone untuk melakukan handover termasuk dalam rangka menjaga integritas jaringan agar layanan tidak terputus sehingga handover dimasukkan ke dalam kategori integrity.

(8)

a) SHO (Soft Handover)

Gambar 4.4 Grafik SHO Success Rate

Gambar 4.4 diatas menunjukkan proses handover pada site tersebut memiliki success rate yang relatif sama sebelum dan setelah penambahan f3. Nilai

achievement harian jariangan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.10 Hasil Pengukuran SHO

Waktu Pengukuran SHO (%)

30-Aug-14 99.9577 31-Aug-14 99.9637 01-Sep-14 99.9574 02-Sep-14 99.9649 03-Sep-14 99.9616 04-Sep-14 99.9562 05-Sep-14 99.9660 06-Sep-14 99.9654

Nilai sebelum optimasi 99.9616

07-Sep-14 99.9675

08-Sep-14 99.9635

09-Sep-14 99.9577

10-Sep-14 99.9639

11-Sep-14 99.9786

(9)

b) IFHO (Interfrequency Handover)

Gambar 4.5 Grafik IFHO Success Rate

Gambar diatas menunjukkan success rate IFHO rendah sebelum optimasi jaringan menggunakan f3. Berikut adalah nilai harian IFHO yang di dapat oleh

jaringan:

Tabel 4.11 Hasil Pengukuran IFHO

Waktu Pengukuran IFHO (%)

30-Aug-14 97.0900 31-Aug-14 96.6110 01-Sep-14 98.6277 02-Sep-14 98.9353 03-Sep-14 96.8452 04-Sep-14 97.9976 05-Sep-14 98.5768 06-Sep-14 98.4431 Nilai sebelum optimasi 97.8908 07-Sep-14 99.0929 08-Sep-14 99.2166 09-Sep-14 99.1818 10-Sep-14 99.2154

(10)

11-Sep-14 99.5563 Nilai

setelah optimasi 99.2526

Dari hasil perhitungan nilai IFHO 97.89% lebih rendah dari nilai standard yang di tetapkan. Rendahnya IFHO dipengaruhi oleh resource capacity pada

carrier lain yang terbatas atau full.

c) ISHO (Inter System Handover)

Gambar 4.6 ISHO Success Rate

Gambar 4.6 menunjukkan pada jaringan sering terjadi NULL ISHO (tidak ada perpindahan user inter radio). Null ISHO bisa disebabkan karena user sudah dilayani oleh jaringan 3G sehingga hampir tidak terjadi handover ke jaringan 2G. Kondisi yang sama juga terjadi pada jaringan setelah optimasi jaringan. Berikut adalah hasil pengukuran nilai ISHO harian:

(11)

Tabel 4.12 Hasil Pengukuran ISHO

Waktu Pengukuran ISHO (%)

30-Aug-14 69.7758 31-Aug-14 83.0128 01-Sep-14 94.8413 02-Sep-14 72.8894 03-Sep-14 84.9022 04-Sep-14 84.4444 05-Sep-14 84.6444 06-Sep-14 86.7975 Nilai sebelum optimasi 82.6635 07-Sep-14 76.1488 08-Sep-14 80.2778 09-Sep-14 90.0000 10-Sep-14 94.3386 11-Sep-14 59.5652 Nilai setelah optimasi 80.0661

Tabel pengukuran diatas menunjukkan jaringan tidak memenuhi standar nilai ISHO yang ditetapkan, hal ini dipengaruhi oleh NULL ISHO (Low Attempt ISHO) sehingga ketika terjadi drop maka pembagi nilai akan kecil dan mempengaruhi persentase nilai ISHO.

Pengelola jaringan biasanya mengajukan justifikasi nilai ISHO berdasarkan data ISHO attempt. Gambar dibawah ini merupakan data pengukuran ISHO attempt ke jaringan yang menunjukkan rendahnya jumlah user yang melakukan perpindahan antar sistem (ke 2G). Nilai ISHO setelah proses justifikasi akan naik menjadi sesuai target yaitu sebesar 88%

(12)

Gambar 4.7 Grafik ISHO Attempt

Untuk melihat pengaruh perubahan nilai parameter KPI yang didapat oleh jaringan setelah optimasi layanan menggunakan f3 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.13 Hasil Pengukuran KPI Jaringan

Parameter KPI Achievement

Sebelum f3 (%) Achievement Sesudah f3(%) Accessibility 92.44 99.03 Retainability 99.14 99.58 SHO 99.96 99.96 IFHO 97.89 99.25 ISHO 82.66 88.00 (Just) Overall KPI 94.42 97.17

Pada data tersebut peningkatan achivement KPI jaringan setelah optimasi menggunakan f3 meningkat dengan selisih nilai peningkatan sebesar 2.75%.

(13)

4.2 Analisa Trafik

Pada jaringan yang mengalami permasalahan dengan kapasitas atau ekspansi jaringan dengan penambahan kapasitas, Operator perlu melakukan pengukuran trafik pada jaringan sehingga proses hasil ekspansi dapat dilihat dan dimonitoring dengan baik.

Trafik adalah jumlah rata-rata panggilan yang sedang berlangsung (satuan Erlang). Dibawah ini merupakah grafik monitoring trafik layanan voice sebelum dan sesudah optimasi jaringan ke f3.

Gambar 4.8 Grafik Voice Traffic (erlang)

Dari gambar diatas terlihat site mampu menangani peningkatan trafik bahkan lonjakan trafik pada waktu tertentu setelah optimasi f3. Trafik terlihat

turun pada rentang waktu pukul 01:00 dan kembali mengalami kenaikan di pukul 04:00 sebagai pertanda aktifitas pelanggan sudah mulai kembali berlangsung setiap hari.

Rata-rata trafik yang dilayani oleh jaringan per jam adalah 3.67 erlang meningkat menjadi 5.67 erlang setelah optimasi jaringan menggunakan f3. Hasil

(14)

ini menunjukkan jaringan dapat menghandle peningkatan trafik sebesar 20.41% setelah optimasi jaringan menggunakan f3dari kapasitas trafik sebelumnya.

Semakin banyak user yang bisa dilayani oleh Oprator maka akan semakin meningkat juga revenue yang bisa diperoleh. Sebagai gambaran peningkatan revenue atau keuntungan yang di peroleh oleh operator yang melakukan optimasi jaringan menggunakan f3, penulis melakukan sampling data payload HSDPA pada

jaringan N_MLG407MW1_TIRTOMOYOTBGMW.

Gambar 4.9 Grafik Payload HSDPA

Payload HSDPA merupakan salah satu parameter monitoring untuk melihat revenue (keuntungan) yang diperoleh oleh Operator dari setiap byte yang digunakan. Gambar 4.9 diatas menunjukkan peningkatan usage data pelanggan setelah optimasi jaringan menggunakan f3. Berdasarkan hasil pengukuran, rata-rata

penggunaan layanan data pelanggan sebelum jaringan menggunakan f3 adalah

15339.28 MB dan meningkat menjadi 19897.83 MB setelah menggunakan f3.

Keuntungan yang diperoleh oleh PT Telkomsel setelah optimasi ke f3 dari site tersebut meningkat sebesar 12.94%.

Gambar

Tabel 4.1 Nama Site Uji
Gambar 4.1 Persentase Pengukuran Parameter Accessibility
Gambar 4.2 Grafik Kegagalan Akses di RRC
Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Accessibility Sebelum Optimasi f 3 Waktu  Pengukuran  CSSR_CS (%)  CSSR_PS (%)  Average of  CSSR_HS (%)  Average of  HSUPA (%)  30-Aug-14  95.0595  87.7736  87.6339  87.5072  31-Aug-14  99.5228  90.8825  90.7828  90.4129  1-Sep-1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kelima parameter antena yang akan diukur ini dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu pengukuran port tunggal (untuk mengukur return loss, VSWR, dan impedansi masukan),

Dari Gambar 4.9 dapat dilihat grafik dari nilai semua percobaan dengan Indexes dengan Round Robin ini mempunyai nilai yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan

Dari tabel 4.2 dan grafik gambar 4.4 di atas terlihat bahwa laju aliran air distilat tidak konstan, tetapi mengalami peningkatan setiap 10 menit pada 1 jam pertama saat

Pengukuran parameter QoS dalam jaringan MPLS diperlukan sehingga paket yang dikirimkan dalam setiap LSP dapat ditentukan disesuaikan dengan besarnya nilai bandwidth dan service

Dari gambar grafik 4.5 juga terlihat bahwa daya listrik untuk refrigeran MC-22 lebih rendah 10.35% dibandingkan dengan daya listrik refrigeran R-22 maka dapat disimpulkan bahwa

Gambar dibawah ini merupakan tampilan untuk memilih materi pada mata pelajaran Elektronika 1, tombol pertama berfungsi untuk menampilkan menu tampilan resistor,

Pada bagian ini pengukuran hasil keluaran berupa satuan liter, dilakukan dengan cara mandiri yang dimonitor langsung menggunakan serial monitor pada program arduino. Gambar

54 Gambar 4.5 Grafik Tujuan Wisata Responden Berdasarkan tabel dan grafik diatas dapat dilihat bahwa berdasarkan tujuan wisata responden ke taman kota Bungkul Surabaya dapat