• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEMINAR NASIONAL FMI KE-10

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SEMINAR NASIONAL FMI KE-10"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

SEMINAR NASIONAL FMI KE-10

(2)

SEMINAR NASIONAL FMI KE-10

2

MAIN HOST

KOORDINATOR WILAYAH SUMATERA SELATAN FORUM MANAJEMEN INDONESIA

CO HOST

UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA, MEDAN

UNIVERSITAS BINA DARMA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

UNIVERSITAS KATOLIK UNIVERSITAS HARAPAN MEDAN SOEGIJAPRANATA

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

(3)

SEMINAR NASIONAL FMI KE-10

4

PROSIDING ABSTRAK

SEMINAR NASIONAL, KONFERENSI, WORKSHOP

DAN PENGABDIAN MASYARAKAT

FORUM MANAJEMEN INDONESIA KE-10

TEMA

INNOVATION, TECHNOLOGY AND SOCIAL SCIENCE

IN DISRUPTION ERA

Panitia Pelaksana:

Ketua : Dr. Sunda Ariana, M.M., M.Pd Sekretaris : Sri Porwani, S.E., M.Si

Bendahara : Dr. Choiriyah, S.E., M.Si

Anggota : Marlina Widiyanti, S.E., S.H., M.M., Ph.D Abdullah Rasyid, S.E., M.Si

Reviewer:

Dr. Diah Isnaini, S.E., M.M Universitas Muhammadiyah Palembang Dr. Omar Hendro, S.E., M.Si Universitas Muhammadiyah Palembang Dr. Desi Ulpa Anggraini, SE., M.M STIE Rahmaniyah Sekayu

Editor:

Dr. Abdul Basyith., S.E., M.Si Universitas Bina Darma Dr. Muji Gunarto, S.Si., M.Si Universitas Bina Darma Fitriya, S.E., M.B.A., Ph.D Universitas Bina Darma

Dr. Choiriyah, S.E., M.Si Universitas Muhammadiyah Palembang Penerbit:

Forum Manajemen Indonesia

Koordinator Wilayah Sumatera Selatan Kampus Universitas Bina Darma Lt. 7 Jln. Jenderal Ahmad Yani No. 2 Palembang

ISBN:

All Right Reserved.

(4)

SEMINAR NASIONAL FMI KE-10 11

DAFTAR ISI

COVER ... 1 MAIN HOST ... 2 KATA PENGANTAR ... 5

KETUA FORUM MANAJEMEN INDONESIA KORWIL SUMSEL ... 7

KETUA FORUM MANAJEMEN INDONESIA PENGURUS PUSAT ... 8

BIDANG ILMU ... 9

PEER REVIEWER ... 10

DAFTAR ISI ... 11

JADWAL PRESENTASI MANAJEMEN KEUANGAN ... 42

JADWAL PRESENTASI MANAJEMEN PEMASARAN ... 61

JADWAL PRESENTASI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA ... 79

JADWAL MANAJEMEN STRATEGI ... 99

JADWAL KEWIRAUSAHAN... 108

JADWAL EKONOMI ISLAM ... 114

JADWAL MANAJEMEN PERBANKAN ... 118

JADWAL MANAJEMEN PENDIDIKAN ... 124

JADWAL PARIWISATA ... 127

JADWAL PERPAJAKAN ... 131

JADWAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT ... 133

JADWAL MANAJEMEN UMUM ... 136

JADWAL MANAJEMEN TEKNOLOGI INFORMASI ... 139

JADWAL MANAJEMEN AGRIBISNIS ... 141

ABSTRAK ... 143

MANAJEMEN KEUANGAN ... 143

SESI I ... 143

MANFAAT PERUBAHAN SISTEM KEUANGAN DARI SISTEM MANUAL KE KOMPUTERISASI PADA CV. PANDAWA TANI ... 144

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN PERSEPSI INVESTOR TERHADAP HARGA SAHAMPERUSAHAAN DALAM INDEKS KOMPAS 100 DI ERA DIGITALISASI ... 145

KEPEMILIKAN KELUARGA DAN STRUKTUR MODAL DENGAN MODERASI FAMILY CEOPERUSAHAAN NON KEUANGAN DI INDONESIA ... 146

PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN KINERJA PASAR TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA .... 147

(5)

SEMINAR NASIONAL FMI KE-10

15 Perusahaan Sektor Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2001 – 2013 ) ... 200 ANALYSIS THE EFFECT OF REPRESENTATIVENESS BIAS AND HERDING BEHAVIOR ON INVESTMENT DECISIONS (STUDY ON STUDENTS BASED IN YOGYAKARTA) ... 201 STRATEGI “KI4BOSOWA”: UPAYA PENINGKATAN KINERJA BELANJA PEMERINTAH PUSAT PADA SATUAN KERJA MITRA KERJA KPPN WATAMPONE ... 202 PENGARUH STRUKTUR ASET, SIZE, ASSETS GROWTH, DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL ... 203 PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIOMELALUI RETURN ON ASSET ... 204 PENENTUAN NILAI WAJAR PERUSAHAAN START-UP:STUDI KASUS PADA PT. FITURE TEKNOLOGI INOVASI ... 205 ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ANALISIS FUNDAMENTAL DALAM MENENTUKAN KEPUTUSAN INVESTASI SAHAM PADA BANK BUMN ... 206 THE INFLUENCE OF POLITICAL CONNECTION, OWNERSHIP STRUCTURE AND CASH HOLDINGS ON CORPORATE PERFORMANCE IN NONFINANCIAL COMPANIES LISTED ON THE INDONESIAN STOCK EXCHANGE ... 207 PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERBANKAN(Studi Kasus Pada Seluruh BPR Kabupaten Badung) ... 208 PENGARUH SISTEM INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL YANG DIMODERASI OLEH TEKNOLOGI INFORMASI DAN SELF DISRUPTION(Studi kasus pada perusahaan Manufaktur di Jabodetabek) ... 209 DETERMINANTS OF INDONESIAN GOVERNMENT BONDS YIELD RATE USING VECM ... 210

PENDANAAN, KEMUDAHAN BERUSAHA DAN PENDIDIKAN DALAM

MENGEMBANGKAN KEWIRAUSAHAAN DI INDONESIA... 211 Pengaruh Pertumbuhan Laba, Current Ratio, Price to Book Value, Debt to Equity Ratio dan Return On Assets terhadap Return Saham ... 212 PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN MULTINASIONAL DAN PERUSAHAAN DOMESTIK DI BURSA EFEK INDONESIA ... 213 PENGARUH PROFITABILITAS, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, STRUKTUR ASET, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG, DAN DAMPAKNYA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN(Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei 2014-2016) ... 214 TRANSFER INFORMASI INTRA-INDUSTRI ATAS PENGUMUMAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU (HMETD) DI BURSA EFEK INDONESIA ... 215 ANALISIS FINANCIAL DISTRESS DAN PENGARUHNYA TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA .... 216 Pengaruh Struktur Modal Dan Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Food And Beverage Periode 2012-2016 ... 217 ANALISIS PENILAIAN TINGKAT PERKEMBANGAN KESEHATAN BANK TERHADAP KINERJA BANK PADA BANK SUMSELBABEL CABANG MENTOK ... 218 OPTIMALISASI MANAJEMEN PIUTANG PADA PT GRAHA PUSRI MEDIKA ... 219

(6)

SEMINAR NASIONAL FMI KE-10

208

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERBANKAN(STUDI KASUS PADA SELURUH BPR KABUPATEN BADUNG)

Ngurah Agung Gilang Prawira Ni Putu Santi Suryantini Email: santisuryantini@gmail.com

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Udayana, Bali, Indonesia ABSTRACT

The government's efforts to support the activities of small and medium enterprises, one of which is through the people's credit bank financial institutions. The main function of people's credit banks for the financial community is to help small businesses and rural communities. Seeing the importance of this role, the BPR needs to maintain its financial performance. Many factors that affect financial performance, one of which is the financial ratio of banks. This study aims to examine and explain the effect of bank financial ratios (BOPO, CAR, NPL, LDR) on banking financial performance (ROA) in all Rural Banks in Badung Regency, Bali. The study population is all rural banks registered with Bank Indonesia. The data used is the Quarterly Financial Statements for the 2015-2016 period. The method used for determining the sample is the purposive sampling method and find there are 50 banks studied. Data analysis used is Multiple Linear Regression Analysis. The results of this study indicate that of the four banking financial ratios only Operational Costs Operating Income has a significant effect on the financial performance of banks, while Capital Adequacy Ratio, Non-Performing Loans, and Loan to Deposit Ratio have no significant effect on the financial performance of banks proxied by Return on Assets ( ROA). Research limitations are discussed in the paper.

Keywords : CAR, LDR, NPL, operational income operating cost

ABSTRAK

Usaha pemerintah dalam mendukung kegiatan usaha kecil dan menengah salah satunya adalah melalui lembaga keuangan bank perkreditan rakyat. Fungsi pokok bank perkreditan rakyat bagi masyarakat keuangan adalah membantu usaha-usaha kecil dan masyarakat desa. Melihat pentingnya peran tersebut, maka BPR perlu untuk menjaga kinerja keuangannya. Banyak fakor yang mempengaruhi kinerja keuangan salah satunya adalah rasio keuangan perbankan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menjelaskan pengaruh rasio keuangan bank (BOPO, CAR, NPL, LDR) terhadap kinerja keuangan perbankan (ROA) pada seluruh Bank Perkreditan Rakyat di Kabupaten Badung, Bali. Populasi penelitian adalah seluruh Bank Perkreditan Rakyat yang terdaftar di Bank Indonesia. Data yang digunakan adalah Laporan Keuangan Triwulan periode tahun 2015-2016. Metode penentuan sampel adalah metode Purposive Sampling sehingga terdapat 50 bank yang diteliti. Analisis data yang digunakan adalah Analisis Regresi Linear Berganda. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dari empat rasio keuangan perbankan hanya Biaya Opersional Pendapatan Operasional berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan, sedangkan Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, dan Loan to Deposit Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan yang diproksikan dengan Return on Asset (ROA). Keterbatasan penelitian didiskusikan dalam paper.

(7)

1

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan (Studi Kasus Pada Seluruh BPR Kabupaten Badung) Ngurah Agung Gilang Prawira1, Ni Putu Santi Suryantini, SE. MM2

Universitas Udayana, Bali, Indonesia Email: santisuryantini@gmail.com

ABSTRACT

The government's efforts to support the activities of small and medium enterprises, one of which is through the people's credit bank financial institutions. The main function of people's credit banks for the financial community is to help small businesses and rural communities. Seeing the importance of this role, the BPR needs to maintain its financial performance. Many factors that affect financial performance, one of which is the financial ratio of banks. This study aims to examine and explain the effect of bank financial ratios (BOPO, CAR, NPL, LDR) on banking financial performance (ROA) in all Rural Banks in Badung Regency, Bali. The study population is all rural banks registered with Bank Indonesia. The data used is the Quarterly Financial Statements for the 2015-2016 period. The method used for determining the sample is the purposive sampling method and find there are 50 banks studied. Data analysis used is Multiple Linear Regression Analysis. The results of this study indicate that of the four banking financial ratios only Operational Costs Operating Income has a significant effect on the financial performance of banks, while Capital Adequacy Ratio, Non-Performing Loans, and Loan to Deposit Ratio have no significant effect on the financial performance of banks proxied by Return on Assets ( ROA). Research limitations are discussed in the paper.

Keyword : CAR, LDR, NPL, BOPO, financial performance

1. PENDAHULUAN

Lembaga keuangan memiliki peranan yang sangat penting dalam perekonomian suatu negara. Lembaga keuangan bank merupakan lembaga keuangan yang memberikan jasa keuangan yang paling lengkap. Usaha keuangan yang dilakukan disamping menyalurkan dana atau memberikan pinjaman (kredit) juga melakukan usaha menghimpun dana dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan (Kasmir, 2011:3). BPR merupakan bank yang memiliki fungsi khusus menyediakan layanan rakyat bawah pada kecamatan serta desa. Kegiatan Bank Perkreditan Rakyat hanya meliputi penghimpunan dan penyaluran dana saja, bahkan dalam menghimpun dana Bank Perkreditan Rakyat dilarang untuk menerima simpanan giro (Kasmir, 2011:23).

Undang-Undang No.7 Tahun 1992 yang diperbaharui dengan UU No.10/1998, menegaskan bahwasannya Bank Perkreditan Rakyat yaitu bank yang melakukan kegiatan usaha dengan konvensional ataupun berdasar prinsip syariah yang didalam kegiatan itu tak memberi jasa didalam lalu lintas bayaran. Kegiatan

(8)

2

usaha Bank Perkreditan Rakyat diutamakan agar memberikan pelayanan usaha-usaha kecil serta rakyat desa. Bentuk hukum Bank Perkreditan Rakyat bisa berbentuk PT, PERDA ataupun koperasi. Statistik Perbankan periode Februari 2017 menyatakan, Bank Perkreditan Rakyat atau BPR di Provinsi Bali berjumlah sebanyak 137 Bank, dengan indikator sumber dana, penanaman dana, dan jumlah nasabah yang terus mengalami peningkatan setiap bulannya. Bank Perkreditan Rakyat atau BPR tersebar diseluruh kabupaten/kota di Provinsi Bali, diantaranya 52 BPR di Kabupaten Badung, 28 BPR di Kabupaten Gianyar, 24 BPR di Kabupaten Tabanan, 7 BPR di Kabupaten Buleleng, 5 BPR di Kabupaten Klungkung, 4 BPR di Kabupaten Karangasem, 3 BPR di Kabupaten Bangli, 1 BPR di Kabupaten Jembrana, dan 13 BPR di Kota Denpasar (www.bi.go.id, 2016).

Laporan keuangan perbankan dapat sangatlah buruk jika ada negative net

income serta kewajiban penyediaan modal minimum (Capital Adequacy Ratio)

yang tak dipenuhi. Modal adalah faktor yang sangat penting untuk pengembangan serta majunya bank langsung untuk menjaga rasa percaya rakyat. Makin besarnya

Capital Adequacy Ratio jadi makin besar pula kemampuan bank itu dalam

menerima resiko untuk tiap kredit/aktiva produktif yang memiliki risiko, situasi yang memberi keuntungan bank itu dapat memberi masukan yang tinggi untuk profitabilitas (Risna, 2012). Akibat dari munculnya negative net income juga keperluan penyediaan modal minimum (Capital Adequacy Ratio) yang tak dipenuhi itu yaitu bank mempunyai batas-batas didalam melaksanakan perluasan hutang (LDR). Batas-batas didalam melaksanakan perluasan kredit dapat membuat tumbuh kembang bank melambat, jadi bank haruslah mempunyai modal yang cukup dalam pelaksanaan perluasan usaha yang memberi akibat penambahan aset. Bank haruslah sering melakukan penjagaan penarikan dana, selain itu didalam memberikan kredit haruslah selalu memberi perhatian kecukupan modal yang dimiliki bank, sehingga bank tidak sembarang melakukan perluasan kredit. Alasan lainnya adalah supaya bank tidak berlebihan memberi batasan kredit dengan tujuan menghindarkan bank dari resiko pinjaman macet yang diperlihatkan oleh Non Performing Loan (NPL).

(9)

3

Sejumlah penelitian sebelumnya sudah melakukan penelitian mengenai kinerja keuangan yang diproksikan dengan Return on Asset serta kaitannya dengan rasio keuangan. Rengasamy (2014), melakukan penelitian mengenai Loan

to Deposit Ratio dimana hasilnya LDR berpengaruh positif terhadap Return on Asset. Haryanto (2016) meneliti dengan hasil menunjukkan variabel CAR, BOPO,

serta NPL dengan bersama memiliki pengaruh positif juga signifikan pada ROA. Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Pulungan dan Yustika (2014) menunjukkan bahwa variabel CAR, NPL, serta BOPO memiliki pengaruh positif juga signifikan terhadap ROA , sedangkan Dana Pihak Ketiga tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap Return On Assets. Namun bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Abdullah dan Jahan (2014) menunjukkan bahwa

Loan to Deposit Ratio berpengaruh tidak signifikan terhadap Return on Asset,

begitu pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Adebisi (2015) menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara Non Performing Loan dan

Return on Assets.

Berdasarkan uraian diatas, ada beberapa ketidakkonsistenan hasil penelitian sejumlah peneliti sebelumnya, jadi penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh rasio keuangan perbankan (Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan

Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) ) terhadap Kinerja Keuangan Perbankan yang diproksikan dengan Return on Asset (ROA). Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui pengaruh rasio keuangan terhadap kinerja keuangan perbankan pada bank Perkreditan Rakyat Di Kabupaten Badung.

2. LITERATUR REVIEW Kinerja Keuangan Perbankan

Kinerja menunjukkan sesuatu yang berhubungan dengan kekuatan serta

kelemahan suatu perusahaan. Kekuatan tersebut dipahami agar dapat dimanfaatkan dan kelemahan pun harus diketahui agar dapat dilakukan langkah-langkah perbaikan (Lestari dan Sugiharto, 2007).

Menurut Harahap (2003), kinerja perbankan dapat diukur dengan menggunakan rata-rata tingkat bunga pinjaman, rata-rata tingkat bunga simpanan,

(10)

4

dan profitabilitas perbankan. Lebih lanjut lagi dalam penelitiannya menyatakan bahwa tingkat bunga simpanan merupakan ukuran kinerja yang lemah dan menimbulkan masalah, sehingga dalam penelitiannya disimpulkan bahwa profitabilitas merupakan indikator yang paling tepat untuk mengukur kinerja suatu bank. Ukuran profitabilitas yang digunakan adalah rate of return equity (ROE) untuk perusahaan pada umumnya dan return on asset (ROA) pada industri perbankan. Return on Asset (ROA) memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam operasi perusahaan, sedangkan Return on Equity (ROE) hanya mengukur return yang diperoleh dari investasi pemilik perusahaan dalam bisnis tersebut (Mawardi, 2005). Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba selama periode tertentu (Munawir,2010:33). Penting bagi bank menjaga profitabilitasnya tetap stabil bahkan meningkat untuk memenuhi kewajiban kepada pemegang saham, meningkatkan daya tarik investor dalam menanamkan modal, dan meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk menyimpan kelebihan dana yang dimiliki pada bank.

Return on assets memfokuskan kemampuan perusahaan untuk

memperoleh earning dalam operasi perusahaan. Lebih lanjut lagi dijelaskan oleh Karya dan Rakhman seperti dikutip Wibowo (2013), Return on asset merupakan rasio antara laba sebelum pajak terhadap total asset. Semakin besar return on

asset suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank

tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset (Dendawijaya, 2009:118).

Rasio Keuangan Perbankan

Analisa berupa rasio keuangan dapat menjelaskan dan memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan dari suatu periode ke periode berikutnya (Febryani dan Rahadian, 2003). Hasil perhitungan rasio ini dapat digunakan untuk mengukur kinerja keuangan bank pada periode tertentu dan dapat dijadikan tolak ukur untuk menilai tingkat kesehatan bank selama periode keuangan tersebut (Riyadi, 2006). Menurut Taswan (2010:164), rasio-rasio keuangan bank dapat digolongkan menjadi: Permodalan (CAR (Modal terhadap ATMR), Aktiva tetap terhadap Modal), Aktiva Produktif (Aktiva Produktif bermasalah (Aktiva

(11)

5

produktif bermasalah terhadap total aktiva produktif), NPL (kredit bermasalah terhadap total kredit), PPAP terhadap aktiva produktif (Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif terhadap total aktiva produktif), Pemenuhan PPAP (Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang telah dibentuk terhadap Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang wajib dibentuk), Rentabilitas (ROA (Return

on Assets), ROE (Return on Equity), NIM (Net Interest Margin), dan BOPO

(Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional), Likuiditas (LDR : Kredit terhadap dana pihak ketiga), serta Kepatuhan /Compliance (Persentase Pelanggaran BMPK dan Persentase Pelampauan BMPK, GWM Rupiah (Presentase Giro Wajib Minimum Rupiah), dan PDN (Persentase Devisa Neto).

Capital Adequacy Ratio

Menurut Kuncoro dan Suhardjono (2011:519), capital adequacy ratio (CAR) adalah kecukupan modal yang menunjukkan kemampuan bank dalam mempertahankan modal yang mencukupi kemampuan manajemen bank dalam mengidentifikasi, mengukur, mengawasi dan mengontrol risiko-risiko yang timbul yang dapat berpengaruh terhadap besarnya modal bank. Rasio kecukupan modal merupakan rasio yang bertujuan untuk memastikan bahwa bank dapat menyerap kerugian yang timbul dari aktivitas yang dilakukannya. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/ 12 /PBI/2013 Tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Perkreditan Rakyat, BPR wajib menyediakan modal minimum yang dihitung dengan menggunakan rasio KPMM paling rendah sebesar 8% (delapan perseratus) dari ATMR.

Semakin tinggi CAR maka semakin tinggi modal sendiri yang dapat digunakan untuk mendanai aktiva produktifnya atau menutup risiko kerugian dari penanaman aktiva, sehingga semakin rendah biaya dana yang dikeluarkan oleh bank. Dengan demikian, semakin rendah biaya dana yang dikeluarkan maka laba bank akan semakin meningkat.

Non Performing Loan

Non Performing Loan (NPL) merupakan rasio keuangan yang

menunjukkan risiko kredit yang dihadapi bank akibat pemberian kredit dan investasi dana bank pada portofolio yang berbeda. Non Performing Loan (NPL) merupakan kredit yang sedang mengalami kemacetan dalam pelunasannya yang

(12)

6

terjadi karena faktor yang internal ataupun eksternal. Risiko kredit dapat meningkat jika bank meminjamkan kepada nasabah yang tidak memiliki pengetahuan yang memadai (Fiadevi dan Sudjarni, 2013).

Menurut Ismail (2013: 124) kredit non performing atau kredit bermasalah dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: kredit kurang lancer, kredit diragukan, serta kredit macet. Dalam kondisi normal, bank komersial mengandalkan komponen kredit untuk memperoleh earning assetnya. Artinya bahwa bank memperoleh pendapatan dengan mengandalkan pada bunga kredit yang dipinjamkan selain dari obligasi rekapitalisasi.

Loan to Deposit Ratio

Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan perbandingan antara kredit

dengan Dana Pihak Ketiga (DPK). Total kredit yang dimaksud adalah kredit yang diberikan kepada pihak ketiga, tidak termasuk kredit kepada bank lain (Mahardian dalam Artarina dan Gregorius, 2013).

Menurut Peraturan Bank Indonesia No.15/7/PBI/2013, Loan to Deposit

Ratio merupakan rasio kredit yang diberikan kepada pihak ketiga dalam Rupiah

dan valuta asing, tidak termasuk kredit kepada bank lain, terhadap dana pihak ketiga yang mencakup giro, tabungan, dan deposito dalam Rupiah dan valuta asing, tidak termasuk dana antar bank. Semakin tinggi tingkat Loan to Deposit

Ratio pada suatu bank menandakan bahwa jumlah kredit yang disalurkan lebih

maksimal. Jika bank mampu menyalurkan kredit secara maksimal namun tetap menjaga agar tingkat Loan to Deposit ratio tetap berada pada batas aman yaitu 78-100 persen maka profitabilitas yang dicapai akan lebih maksimal.

Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang sudah jatuh tempo. Salah satu rasio likuiditas yang sering digunakan dalam menilai kinerja suatu bank adalah Loan to Deposit Ratio (LDR). Ketentuan batas bawah untuk LDR adalah sebesar 78% dan batas atas yang dapat ditoleransi adalah 100% (SE BI No.15/41/DKMP tanggal 1 Oktober 2013).

Biaya Operasional Pendapatan Operasional

Rasio biaya operasional adalah perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional. Rasio ini sering juga disebut sebagai rasio efisiensi yang

(13)

7

digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Menurut Chatarine dan Lestari (2014) rasio biaya operasional pendapatan operasional yang tinggi menunjukkan bahwa bank tidak dapat mengelola sumber dana dan aktiva yang dimiliki untuk memperoleh laba.

Menurut Defri (2012), semakin tinggi rasio biaya operasional dengan pendapatan operasional berarti kurangnya kemampuan bank dalam menekan biaya operasional dan meningkatkan pendapatan operasionalnya, yang dapat menimbulkan kerugian karena bank kurang efisien dalam mengelola usahanya sehingga mengakibatkan menurunnya profitabilitas perbankan. Rasio BOPO digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional dan pendapatan operasional. Apabila semakin kecil rasio BOPO maka akan semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank (Pandia, 2012). Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, bank dapat dikatakan efisien apabila rasio BOPOnya dibawah 90%.

3. HIPOTESIS

Wibowo dan Syaichu (2013) memberi penjelasan bahwasannya makin tinggi Capital Adequacy Ratio jadi makin bagus kemampuan bank itu dalam menanggung resiko untuk tiap aset produktif yang memiliki resiko. Penelitian yang dilakukan Pulungan dan Yustika, (2014) memberi pernyataan bahwa Capital

Adequacy Ratio (CAR) memiliki pengaruh yang positif juga signifikan pada

profitabilitas. Penelitian yang dilakukan Amelia, (2015) menyatakan bahwa CAR signifikan berpengaruh terhadap profitabilitas. Penelitian yang dilaksanakan Susanto dan Kholis (2016) memberi pernyataan bahwa CAR mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap profitabilitas.

H1: Capital Adequacy Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

keuangan perbankan.

Berdasarkan hasil penelitian Sari dkk. (2012: 134), NPL merupakan utang yang memiliki masalah dimana yang meminjam tak bisa melakukan pembayaran tunggakan pinjaman serta bunga pada jangka waktu yang sudah dilakukan

(14)

8

kesepakatan didalam perjanjian. Bila NPL sebuah bank teruslah mengalami peningkatan jadi dapat memberi pengaruh permodalan bank dikarenakan bank haruslah melakukan penyediaan dana dalam menyelesaikan Penyisihan Penghapusan Aktifa Produktif (PPAP). Makin tinggi tingkat Non Performing

Loan memberi petunjuk bahwasannya bank itu tak profesional didalam mengelola

kreditnya, sekaligus memberi indikasi bahwasannya tingkat resiko atas pemberian kredit pada bank itu cukup besar searah dengan tingginya Non Performing Loan yang dihadapi bank (Riyadi, 2006:161).

Penelitian yang dilakukan Satriawan dan Sudiartha (2012) memberi pernyataan bahwasannya NPL mempunyai pengaruh negatif serta signifikan terhadap profitabilitas. Penelitian yang dilaksanakan Bhattarai, (2016) menyatakan bahwa NPL berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas. Penelitian yang dilakukan Dewi dkk. (2016) menyatakan bahwasannya NPL memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap profitabilitas.

H2: Non Performing Loan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja

keuangan perbankan.

Likuiditas bank merupakan kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih. Dengan kata lain, dapat membayar kembali pencairan dana deposannya pada saat ditagih serta dapat mencukupi permintaan kredit yang telah diajukan (Kasmir, 2014:315). Loan to Deposit Ratio digunakan untuk mengukur berapa besar kemampuan bank didalam melakukan penyaluran dana pihak ketiga yang dihimpun oleh bank (Agustiningrum 2013:891). Makin tinggi LDR maka profitabilitas perbankan akan meningkat dengan asumsi bank itu dapat melakukan proses penyaluran kredit secara efektif.

Penelitian yang dilakukan Rengasamy, (2014) memberi pernyataan bahwasannya Loan to Deposit Ratio (LDR) mempunyai pengaruh yang signifikan pada profitabilitas.

H3: Loan to Deposit Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

keuangan perbankan.

Ratio BOPO adalah ratio membandingkan diantara biaya operasional dengan pendapatan operasional, dimana bila tingkat BOPO yang dihasilkan makin

(15)

9

rendah jadi kinerja manajemen dari bank itu memiliki arti makin baik. pernyataan itu memberi petunjuk bahwasannya bank lebih efisien didalam memakai sumber daya yang tersedia dalam kegiatan operasionalnya sehingga profitabilitas akan semakin meningkat (Prasetyo dan Darmayanti, 2015).

Penelitian yang dilakukan oleh Paulin dan Wiryono, (2013) memberi pernyataan Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas. Penelitian yang dilakukan oleh Buchory, (2015) menyatakan bahwa BOPO memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas. Penelitian yang dilaksanakan Widyanti dkk. (2015) menyatakan bahwa BOPO memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap profitabilitas.

H4: Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan.

Gambar 1. Kerangka Konseptual

Sumber: Data Diolah, 2018

4. METODE PENELITIAN

a. Data

Penelitian ini dilakukan pada Bank Perkreditan Rakyat yang ada di Kabupaten Badung yang dapat diakses dalam www.bi.go.id. Data didapatkan berupa laporan keuangan triwulan periode 2015 – 2016. Metode pengumpulan data berupa observasi non perilaku. Obyek pada penelitian ini adalah kinerja keuangan bank yang diproksikan oleh Return on Asset pada perusahaan

(16)

10

perbankan, yang dipengaruhi oleh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan,

Loan to Deposit Ratio, dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional pada Bank

Perkreditan Rakyat yang ada di Kabupaten Badung periode 2015 – 2016.

d. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah seluruh Bank Perkreditan Rakyat yang ada di Kabupaten Badung pada Tahun 2015 – 2016 yaitu sejumlah 52 BPR. Metode yang digunakan untuk penentuan sampel adalah dengan metode Purposive

Sampling yakni merupakan teknik penentuan sampel dengan menggunakan

pertimbangan atau kriteria tertentu (Sugiyono, 2014:122), yaitu: BPR di Kabupaten Badung yang terdaftar di Bank Indonesia periode 2015 – 2016, mempublikasi laporan keuangan selama periode 2015 – 2016, serta mempublikasi laporan keuangan yang sesuai dengan variabel penelitian selama periode 2015 – 2016. Dari pertimbangan tersebut maka yang memenuhi syarat dalam penelitian ini adalah 50 BPR karena ada 1 BPR yang tidak mempublikasikan laporan keuangan selama periode penelitian dan 1 BPR yang tidak melaporkan variable-variabel yang diteliti.

c. Variabel

1). Variabel terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu Kinerja Keuangan Perbankan yang diukur dengan Return on Asset (Y)

2). Variabel bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini terdiri dari komponen rasio keuangan diantaranya Capital Aquedacy Ratio (X1), Non Performing Loan (X2), Loan to

Deposit Ratio (X3), dan Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional (X4).

d. Teknik Analisis

Metode analisis pada penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda, dengan tingkat α sebesar 5%. Analisa regresi linier berganda digunakan karena penelitian ini menggunakan lebih dari 2 variabel. Sebelum melakukan analisis regresi, maka data harus lolos dari uji asumsi klasik (uji normalitas, uji multikolinearitas, serta uji autokolerasi).

(17)

11

Hasil uji normalitas dalam penelitian ini menunjukkan koefisien Asym.Sig (2-tailed) sebesar 0,239 lebih besar dari 0,05, sehingga data tersebut berdistribusi normal. Hasil uji multikolinearitas menunjukkan bahwa nilai tolerance variabel bebas dalam penelitian ini lebih besar dari 10 persen dan nilai VIF kurang dari 10. Dengan demikian dapat dikatakan tidak ada gejala multikolinearitas antara variabel bebas dalam penelitian ini. nilai dl = 1.5922 dan nilai du = 1.782, K=4 dan n= 100. Dengan demikian setelah di perhitungkan dan di bandingkan dengan tabel Durbin Watson, bahwa nilai Durbin-Watson sebesar 1.790. 1,790 > 1782 maka tidak terdapat autokorelasi.

Statistik deskriptif memberi informasi mengenai karakteristik variabel penelitian, diantaranya nilai mean serta standar deviasi. Ringkasan statistik deskriptif disajikan dalam Tabel 2.

Tabel 2. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

Minimum Maximum Mean Std.Deviation N

CAR 11 52 20,97 8,367 100

NPL 0 35 5,41 5,463 100

LDR 52 104 80.83 9,233 100

BOPO 42 115 82,23 11,951 100

ROA -3 13 3,32 2,45 100

Sumber: Data Diolah, 2018

Ratio CAR didapatkan rata-rata sejumlah 20,97%, dengan data paling rendah sejumlah 11% adalah BPR Tapa pada periode 2015 dan yang paling tinggi 52% yaitu BPR Mambal pada periode 2016, sementara standar deviasi sebesar 8,367. Rasio NPL diperoleh rata-rata sebesar 5,41% dengan data terendah sebesar 0% yaitu BPR Dalung, BPR Ashi, dan BPR Bali Harta Santosa pada periode 2015 dan yang tertingi 35% yaitu BPR Urip Kalantas pada periode 2016, sementara untuk standar deviasi sebesar 5,463.

Rasio LDR diperoleh rata-rata sebesar 80,83% dengan data terendah sebesar 52% yaitu BPR Antenk pada periode 2016 dan yang tertinggi 104% yaitu BPR Santi Pala pada periode 2016, sementara standar deviasi sebesar 9,233. Ratio BOPO didapatkan rata-rata sebesar 82,23% dengan data paling rendah 42% yaitu BPR Jaya Kerti pada periode 2015 dan yang tertinggi 115% yaitu BPR Kapal Basak Pursada pada periode 2016, sementara untuk standar deviasinya sebesar 11,951. Rasio ROA diperoleh rata-rata sebesar 3,32% dengan data terendah -3% yaitu BPR Bukit Tanjung dan BPR Kapal Basak Pursada pada periode 2016 dan

(18)

12

tertinggi sebesar 13% yaitu BPR Jaya Kerti pada periode 2015. Sementara standar deviasinya sebesar 2,45. Masing-masing rasio menunjukan tingkat standar deviasi yang cukup tinggi sehingga dapat disimpulkan bahwa data capital adequacy ratio,

non performing loan, loan to deposit ratio, biaya operasional pendapatan

operasional, dan return on asset sangat berfluktuasi.

Hasil analisis regresi linear berganda antara variabel Capital Adequacy

Ratio (X1), Non Performing Loan (X2), Loan to Deposit Ratio (X3), dan Biaya

Operasional Pendapatan Operasional (X4) terhadap Return on Asset (Y) memperoleh hasil koefisien konstanta = 17,605, β1 = 0,016, β2 = 0,002, β3 = 0,014, serta β4 = -0,191. Hasil regresi linear berganda tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Uji Regresi Linear Berganda

Model

Unstandardized Standardized

Coefficients Coefficients T Sig.

B Std.Eror Beta (Constant) 17,605 1,002 17,565 0 CAR 0,016 0,009 0,053 1,753 0,083 NPL 0,002 0,013 -0,005 -0,163 0,871 LDR 0,014 0,008 0,053 1,725 0,088 BOPO -0,191 0,006 -0,932 -29,856 0 R R Square Adjusted R Square Std.Error of the Estimate F Signifikansi F 0,958a 0,918 0,915 0,716 266,334 0,000b

Sumber: Data Diolah, 2018

Dari hasil regresi diatas persamaan regresi yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut.

Ŷ= 17,605 + 0,016 X1 + 0,002 X2 + 0,014X3 – 0,191 X4 + ε

Uji analisis regresi linear berganda dilakukan dengan melihat koefisien determinasi (R2), uji kelayakan model (uji F) dan uji hipotesis (uji t) sebagai berikut. Berdasarkan Tabel 3, didapatkan nilai Adjusted R2 = 0,915 = 91,5 %. Hal

ini berarti bahwa 91,5 % variasi dari variabel Return on Asset Bank Perkreditan Rakyat di Kabupaten Badung dipengaruhi oleh variabel CAR, NPL, LDR, dan BOPO. Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.

Berdasarkan Tabel 3, didapatkan nilai Fhitung = 266,334 tingkat signifikansi

(19)

13

memberikan indikasi variabel Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan,

Loan to Deposit Ratio, dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional

berpengaruh secara serempak terhadap Return on Asset Bank Perkreditan Rakyat di kabupaten badung pada tingkat signifikansi 5%. Dengan demikian, maka model dianggap layak uji dan pembuktian hipotesis dapat dilanjutkan.

Variabel Capital Adequacy Ratio didapat thitung sebesar 1,753 dengan

tingkat signifikansi sebesar 0,083 yang berarti lebih besar dari 5%, maka sesuai dasar pengambilan keputusan dalam uji independen sampel T-test, maka dapat disimpulkan Ho diterima dan ditolak, yang berarti tidak terdapat pengaruh variabel CAR pada kinerja keuangan perbankan dalam hal ini yang diprosikan dengan Return on Asset (ROA).

Variabel NPL didapat thitung sebesar -0,163 dengan tingkat signifikansi

sebesar 0,871 yang berarti lebih besar dari 5% maka sesuai dasar pengambilan keputusan dalam uji independen sampel T-test, maka dapat disimpulkan Ho diterima dan ditolak, yang berarti tidak terdapat pengaruh variabel Non

Performing Loan pada kinerja keuangan perbankan dalam hal ini yang diprosikan

dengan Return on Asset (ROA).

Variabel LDR didapat thitung sebesar 1,725 dengan tingkat signifikansi

sebesar 0,088 yang berarti lebih besar dari 5% maka sesuai dasar pengambilan keputusan dalam uji independen sampel T-test, maka dapat disimpulkan Ho diterima dan ditolak, yang berarti tidak terdapat pengaruh variabel LDR pada kinerja keuangan perbankan dalam hal ini yang diprosikan dengan Return on

Asset (ROA).

Variabel Biaya Operasional Pendapatan Operasional didapat thitung sebesar

-29,856 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 yang berarti lebih kecil dari 5% maka sesuai dasar pengambilan keputusan dalam uji independen sampel T-test, jadi bisa dibuat kesimpulan Ho ditolak serta diterima, yang memiliki arti terdapat pengaruh variabel BOPO pada kinerja keuangan perbankan dalam hal ini yang diprosikan dengan Return on Asset (ROA).

(20)

14

Capital Adequacy Ratio tidak memiliki pengaruh signifikan pada kinerja

keuangan perbankan. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ramdany (2012) bahwasannya tak adanya pengaruh signifikan kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio) pada kinerja perbankan (Return on

Asset). Riset ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wibowo dan

Muhammad (2013) dan Agustiningrum (2012) yang menyimpulkan tidak adanya pengaruh antara Capital Aquedacy Ratio terhadap Kinerja Keuangan Perbankan (Return on Asset). Capital Adequacy Ratio tak memiliki pengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan Perbankan penyebabnya dikarenakan peraturan yang dikeluarkan oleh BI dimana adanya peningkatan persentase modal minimum pada perbankan (Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/12/PBI/2013). Ini berarti bahwa CAR tidak menentukan peningkatan maupun penurunan kinerja keuangan perbankan karena BI mengatur posisi CAR di semua bank di Indonesia untuk menjaga kondisi perbankan di Indonesia.

Non Performing Loan tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap

kinerja keuangan perbankan. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan hasil riset yang dilaksanakan oleh Zulfikar (2013) dimana Non Performing Loan tak berpengaruh signifikan terhadap ROA. Kemudian penelitian yang dilakukan Mahanavami (2013) juga menyimpulkan bahwa NPL tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan Perbankan (ROA), begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Adebisi (2013), Christianto dkk. (2014) yang menyimpulkan tidak adanya pengaruh antara Non Performing Loan terhadap Kinerja Keuangan Perbankan. Kecilnya gangguan NPL pada Kinerja Keuangan Perbankan (ROA) karena Non Performing Loan yang terjadi pada sebagian besar bank di Kabupaten Badung kurang dari 5% yang menunjukkan bahwa bank-bank tersebut mengalami risiko kredit yang rendah, sehingga Non Performing

Loan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan. Hal ini

dapat dilihat pada data rasio Non Performing Loan yang menunjukan bahwa pada Tahun 2015 terdapat 37 Bank yang memiliki rasio Non Performing Loan dibawah 5% dan pada Tahun 2016 terdapat 26 Bank yang memiliki rasio Non Performing Loan dibawah 5%.

(21)

15

Loan to Deposit Ratio tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap

kinerja keuangan perbankan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Prastiyaningtias (2010), Darmansyah (2014), Ramdany (2013), serta Arimi (2012). LDR tak memiliki pengaruh terhadap Kinerja Keuangan Perbankan (ROA) bisa terjadi dikarenakan tingginya penyerahan kredit tak didukung dengan kualitas kredit. Kualitas kredit yang jelek dapat menyebabkan peningkatan resiko khususnya apabila penyerahan kredit dilaksanakan dengan tak memakai prinsip hati-hati serta perluasan didalam penyerahan kredit yang tidak dikendalikan hingga bank dapat mendapatkan penanggungan resiko yang lebih tinggi juga. Selain itu, Loan to Deposit Ratio tak signifikan dikarenakan terdapatnya pergerakan data ataupun ratio Loan to Deposit Ratio yang fluktuatif di masing-masing organisasi perbankan di tiap tahun. Ada organisasi perbankan yang memiliki nilai Loan to Deposit Ratio sedikit serta terdapat organisasi perbankan yang memiliki nilai Loan to Deposit Ratio besar hingga terjadinya kesenjangan yang cukup besar diantara organisasi perbankan setiap tahunnya.

BOPO memiliki pengaruh negatif serta signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan. BOPO adalah ratio diantara biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Biaya operasi adalah biaya yang diserahkan oleh bank untuk melaksanakan kegiatan utamanya, contoh biaya bunga, biaya pemasaran, biaya tenaga kerja, serta biaya operasi lainnya. Pendapatan operasi adalah pendapatan utama bank, merupakan pendapatan yang didapatkan dari penempatan dana didalam bentuk kredit serta pendapatan operasi lain. Diterimanya hipotesis memberi petunjuk bahwasannya BOPO secara signifikan berpengaruh negatif terhadap Kinerja Keuangan Perbankan (ROA), berarti bahwasannya makin tingginya tingkat beban pembiayaan bank jadi untung yang didapatkan bank dapat makin rendah. Besarnya beban biaya operasional bank yang jadi tanggungan bank umumnya akan dilakukan pembebanan ke pendapatan yang didapatkan dari alokasi pembiayaan. Hal ini memiliki arti tingkat efisiensi bank didalam melaksanakan operasinya memiliki pengaruh terhadap tingkat pendapatan ataupun

“earning” yang dihasilkan oleh bank tersebut. Jika kegiatan operasional

dilakukan dengan efisien (dalam hal ini nilai rasio Biaya Operasional Pendapatan Operasional rendah) maka pendapatan yang dihasilkan bank tersebut akan naik.

(22)

16

Hasil penelitian ini mendukung penelitian Prasetyo (2015), Lemiyana dan Erdah (2016), Buchory (2015) dan Widyanti dkk. (2015) yang menunjukkan bahwa Biaya Operasional Pendapatan Operasional berpengaruh negatif terhadap Kinerja Keuangan Perbankan (ROA).

7. SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Variabel

Capital Adequacy Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan

Perbankan. Sehingga H1 yang menyatakan bahwa rasio Capital Aquedacy Ratio berpengaruh positif terhadap Kinerja Keuangan Perbankan ditolak. 2) Variabel

Non Performing Loan tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan

Perbankan, sehingga H2 yang menyatakan bahwa rasio Non Performing Loan berpengaruh negatif terhadap Kinerja Keuangan Perbankan ditolak. 3) Variabel

Loan to Deposit Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan

Perbankan, sehingga H3 yang menyatakan bahwa rasio Loan to Deposit Ratio berpengaruh positif terhadap Kinerja Keuangan Perbankan ditolak. 4) Variabel Biaya Operasional Pendapatan Operasional berpengaruh signifikan negatif terhadap Kinerja Keuangan Perbankan, sehingga H4 yang menyatakan bahwa rasio Biaya Operasional Pendapatan Operasional berpengaruh negatif terhadap Kinerja Keuangan Perbankan diterima.

Saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Sebaiknya perusahaan perbankan mempertimbangkan melakukan efisiensi biaya operasional seperti biaya pemeliharaan dan biaya barang atau jasa untuk dapat memaksimalkan pendapatan yang diperoleh sehingga akan meningkatkan kinerja keuangan bank mengingat bahwa dalam penelitian ini BOPO memiliki pengaruh yang besar terhadap kinerja keuangan bank. 2) Dalam penelitian ini didapat bahwa Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh signifikan negatif terhadap kinerja keuangan bank yang di proksikan dengan ROA. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan proksi lain untuk mengukur kinerja keuangan bank dan mempertimbangkan penggunaan variabel lain sebagai determinasi kinerja keuangan bank serta memperpanjang periode penelitian sehingga data yang terkumpul semakin baik.

(23)

17

8. REFERENSI

Abdullah, Mohammad Nayeem and Nusrat Jahan. 2014. The Impact Of Liquidity on Profitability in Banking Sector of Bangladesh : a Case of Cittagong Stock Exchange. EPRA International Journal of Economic and Business Vol. 2 issue 10, P.17 – 22.

Adebisi, Dr. Joseph Femi and Okike Benjamin Matthew. 2015. The Impact of Non-Performing Loans on Firm Profitability: A Focus on the Nigerian Banking Industry. American Research Journal of Business and

Management Original Article ISSN 2379-104, P.1-7.

Agustiningrum, Riski. 2013. Analisis Pengaruh CAR, NPL, dan LDR Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Perbankan. E-Jurnal Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, 2(8),

h.885-902.

Amelia , Erika. 2015. Financial Ratio And Its Influence To Profitability In Islamic

Banks. Journal Al-Iqtishad: Vol. VII No. 2, p.230-240.

Arimi, Millatina. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Perbankan. Skripsi. Sarjana Manajemen Ekonomika dan Bisnis Universitas Dipenogoro, Semarang.

Artarina, Octa dan Gregorius N. Masdjojo, 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rentabiltas PadaBPR Di Kabupaten Blora, Jurnal

Akuntansi Keuangan dan Perbankan Vol.2 No.1 Mei 2013, Hal:44-51.

Universitas Stikubank Semarang.

Bank Indonesia. 2016. Laporan Keuangan Publikasi Bank. www.bi.go.id

Bhattarai, Dr. Yuga Raj. 2016. Effect of Non-Performing Loan on the Profitability of Commercial Banks in Nepal. The International Journal Of Business &

Management (ISSN 2321–8916), P.435 – 442.

Buchory, Herry Achmad. 2015. Banking Profitability: How does the Credit Risk and Operational Efficiency Effect. Journal of Business and Management

Sciences, 2015, Vol. 3, No. 4, 118-123.

Chatarine, Alvita dan Lestari, Putu Vivi. 2014. Pengaruh Kualitas Aktiva Produktif, BOPO terhadap ROA dan CAR pada BPR Kabupaten Badung.

E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana. Vol. 3. (3) hal. 561-577

Christianto, Mario dkk. 2014. Analisis Terhadap Rasio-Rasio Keuangan Untuk Mengukur Profitabilitas Pada Bank-Bank Swasta Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal EMBA, Vol. 2, No.2, hal. 817-830.

Darmansyah. 2014. Capital Adequacy Ratio, Loan To Deposit Ratio, Non Performing Loan, Operational Cost Ratio, Net Interest Margin dan Return On Assets Perusahaan Perbankan. Jurnal Riset Akuntansi dan

Perpajakan, JRAP Vol. 1, No. 1, Juni 2014, hal 82 – 94.

Dendawijaya, Lukman. 2009. Manajemen Perbankan. Edisi Kedua. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Defri. 2012. Pengaruh capital adequacy ratio, likuiditas dan efisiensi operasional terhadap profitabilitas perusahaan perbankan yang terdaftar di bursa efek indonesia. Jurnal Manajemen. Vol. 1. (1) September. hal. 1-18.

Dewi, dkk. 2016. Analysis of effect of CAR, ROA, LDR, Company Size, NPL, and GCG to Bank Profitability (case study on banking companies listed

(24)

18

in bei period 2010-2013). Journal Of Accounting, Volume 2 No.2, p.1-17.

Febriani, Anita dan Rahadian, Zulfadin. 2003. Analisis Kinerja Bank Devisa dan Non Devisa di Indonesia. Kajian Ekonomi dan Keuangan Vol.7, No.4, pp.38-54.

Fiadevi, Luh Putu Wulandari dan Sudjarni, Luh Komang. 2013. Pengaruh CAR, NPL, dan CR Pada Profitabilitas BPR Se-Kabupaten Gianyar.Jurnal

Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Bali. Vol. 3, No. 1, hal.

99-116.

Harahap, Sofyan Safri. 2003. Teori Akuntansi, Edisi Kelima, PT. Raspindo, Jakarta.

Haryanto, S. 2016. Profitability Identification Of National Banking Through Credit, Capital, Capital Structure, Efficiency, And Risk Level. Jurnal

Dinamika Manajemen. 7(1): 11-21.

Ismail. 2013. Manajemen Perbankan : Dari Teori Menuju Aplikasi. Jakarta: Kencana.

Kajian Ekonomi Regional. 2016. www.bi.go.id

Kasmir. 2011. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Kasmir. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Satu. Cetakan Ketujuh. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Kuncoro, M. dan Suharjono. 2011. Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi. Edisi Kedua. BPFE-Yogyakarta. Yogyakarta.

Lemiyana dan Erdah, Litriani. 2016. Pengaruh Npf, Fdr, Bopo Terhadap Return

On Asset (Roa) Pada Bank Umum Syariah. I-Economic, Vol.2, No.1,

hal.31-49.

Lestari, Maharani Ika dan Sugiharto, Toto. 2007. Kinerja Bank Devisa Dan Bank

Non Devisa Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitek & Sipil). 21-22 Agustus,

Vol.2. Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma.

Mahanavami, Gusti Ayu. 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia. FORUM MANAJEMEN, Vol.11, No. 2.

Mawardi, Wisnu, 2005, ”Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi KinerjaKeuangan Bank Umum di Indonesia (Studi Kasus pada Bank Umumdengan Total Asset Kurang dari 1 Triliun)”, Jurnal Bisnis

Strategi,Vol.14, No.1, Juli, pp.83-94.

Munawir. 2010. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.

Pandia, Frianto. 2012. Manajemen Dana Dan Kesehatan Bank, Jakarta, Rineka Cipta.

Paulin, Okky and Wiryono, Sudarso Kaderi. 2013. Determinants of Islamic

Bank’s Profitability in Indonesia For 2009-2013. Journal of Business and Management, Vol.4, No.1, 2015: 175‐185.

Peraturan Bank Indonesia. 2013. No. 15/7/PBI/2013 Tentang Perubahan Kedua

Atas Perubahan Peraturan Bank Indonesia No. 12/19/PBI/2010 Tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum Pada Bank Indonesia dalam Rupiah atau Valuta Asing. (www.bi.go.id).

(25)

19

Peraturan Bank Indonesia. 2013. No. 15/ 12 /PBI/2013 Tentang Kewajiban

Penyediaan Modal Minimum Bank Perkreditan Rakyat. (www.bi.go.id).

Prasetyo, Dwi Agung dan Darmayanti, Ayu. 2015. Pengaruh Risiko Kredit Likuiditas, Kecukupan Modal. Dan Efisiensi Operasional Terhadap Profitabilitas Pada Pt Bpd Bali. E-Jurnal Manajemen Unud Vol. 4, No. 4, 2015: 2590-2617.

Prastiyaningtyas, Fitriani. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Perbankan Studi Kasus Bank Umum Go Public yang Listed di BEI Tahun 2005-2008, Skripsi, UniversitasDiponegoro Semarang.

Pulungan, Abdul Manap and Ahmad Erani Yustika. 2014. Bank Specific and Industry Characteristic Determinants of Commercial Bank Profitability : Empirical Study For Indonesia. 12th International Academic Conference,

Prague. P.947 – 956.

Ramdany, Riza Ayu. 2012. Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio,

Operational Efficiency, dan Loan To Deposit Ratio Terhadap Return On Asset. Skripsi Sarjana Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas

Hasanuddin, Makasar.

Rengasamy, Dhanuskodi. 2014. Impact of Loan Deposit Ratio (LDR) on Profitability: Panel Evidence from Commercial Banks in Malaysia.

Proceedings of the Third International Conference on Global Business, Economics, Finance and Social Sciences (GB14Mumbai Conference) Mumbai, India, P.1 – 11.

Risna Rinanti. 2012. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP). Jurnal Bisnis Strategi. Vol.21, No.2, Hal.92-111.

Riyadi, Slamet. 2006. Banking Assets and Liability Management. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Sari, Tia Melya, Dhaniel Syam dan Ihyaul Ulum. (2012). Pengaruh non

performing loan sebagai dampak krisis keuangan global terhadap

profitabilitas perusahaan perbankan (studi pada bank umum go public yang terdaftar di bursa efek indonesia tahun 2003-2010). Jurnal

Akuntansi dan Investasi. Vol. 13. (2). Juli. hal. 129-153.

Statistik Perbankan. 2016. www.bi.go.id

Satriawan, Gede Hendra Yudha dan Sudiartha, Gede Mertha. 2012. Pengaruh CAR, NPL dan LDR Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Periode 2008-2011. E-Jurnal Program Studi

Manajemen. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

hal.1449-1466.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 Surat Edaran Bank Indonesia No.13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 Surat Edaran Bank Indonesia No.15/29/DKBU tanggal 31 Juli 2013

Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/41/DKMP/2013 tentang Perhitungan Giro

Wajib Minimum Sekunder dan Giro Wajib Minimum Berdasarkan Loan to Deposit Ratio dalam Rupiah. (www.bi.go.id).

Susanto, Heri dan Kholis, Nur. 2016. Analalisis Rasio Keuangan Terhadap Profitabilitas Pada Perbankan Indonesia. Jurnal EBBANK Vol. 7, No.1, hal.11-22.

(26)

20

Taswan. 2010. Manajemen Perbankan. UPP STIM YKPN Yogyakarta, Yogyakarta.

Undang-Undang No.10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang_Undang No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan.

Wibowo, Edhi Satriyo dan Syaichu, Muhammad. 2013. Analisis Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, Car, Bopo, Npf Terhadap Profitabilitas Bank Syariah.

Diponegoro Journal Of Accounting Vol. 2, No. 2, hal.1-10.

Widyanti, dkk. 2015. Pengaruh Permodalan, Kualitas Aktiva, Likuiditas,dan Efisiensi Operasional Terhadap Profitabilitas Pada PT Bank Syariah Mandiri dan PT Bank Bri Syariah. Jurnal Manajemen & Bisnis Sriwijaya Vol. 13 No. 4, hal.526-544.

Zulfikar, Taufik. 2013. Pengaruh Car, Ldr, Npl, Bopo dan Nim Terhadap Kinerja Profitabilitas (Roa) Bank Perkreditan Rakyat Di Indonesia. Jurnal

Magister Manajemen Universitas Katolik Parahyangan. Vol. 1, No. 2,

(27)

SEMINAR NASIONAL FMI KE-10

Gambar

Gambar 1. Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

Diharapkan dapat memberikan masukan bagi pengelola rumah sakit khususnya institusi pelayanan kesehatan agar dapat menerapkan metode Self-Selected Individual Music Therapy

ketika telah memenuhi syarat panen seperti perubahan warna kulit buah dari hijau muda menjadi merah kecoklatan. Peubah yang diamati terdiri dari: 1) Panjang

Kharisma Ide Nusantara Garmindo mengalami suatu permasalahan yaitu jumlah pencapaian ouput yang dihasilkan pada proses produksinya tidak sesuai dengan target produksi yang

Rencana Kerja (RENJA) Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Padang merupakan bahan dalam penyusunan usulan rencana kegiatan pembangunan yang bersumber dari anggaran APBD

Untuk menghindari penelitian yang tidak terarah serta pembahasan yang panjang lebar, sesuai dengan judul skripsi ini adalah analisis tokoh utama dalam novel Pearl Of China

Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar matematika yaitu kecerdasan, kesiapan anak, bakat anak, kemauan belajar, minat anak, model penyajian materi,

tumpuan global yang selaras dengan visi untuk menjadikan Malaysia sebagai ‘ International Education Hub ”.. Memberi tumpuan kepada pendidikan yang berterasan nilai (

merupakan data yang diperoleh langsung dilapangan melalui wawancara dengan narasumber/ informen yang dianggap mengetahui permasalahan mengenai penegakan hukum