• Tidak ada hasil yang ditemukan

DISLIPIDEMIA. Venessa Nurhasanah Dewi Ayu Puspitasari dr. Lukas Daniel Leatemia, M.Kes, M.Pd.Ked.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DISLIPIDEMIA. Venessa Nurhasanah Dewi Ayu Puspitasari dr. Lukas Daniel Leatemia, M.Kes, M.Pd.Ked."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

DISLIPIDEMIA

oleh:

Venessa 0708015005

Nurhasanah 0708015023

Dewi Ayu Puspitasari 0808015014

Pembimbing:

dr. Lukas Daniel Leatemia, M.Kes, M.Pd.Ked.

Dibawakan Dalam Rangka Tugas Prakoass

Bagian Farmasi & Farmakologi Klinik

Fakultas Kedokteran

Universitas Mulawarman

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

Semua lipid plasma manusia diangkut sebagai kompleks dengan protein

dalam kompleks makromolekular lipoprotein. Sejumlah kelainan metabolik yang

mempengaruhi peningkatan konsentrasi plasma protein dinamakan

hiperlipoproteinemia, sedangkan hiperlipemia melibatkan peningkatan kadar

trigliserida dalam plasma dimana kedua grup tersebut termasuk dalam

hiperlipidemia.

a. Lipid plasma

Lipid plasma yang utama yaitu kolesterol, trigliserida, fosfolipid dan asam

lemak bebas tidak larut dalam cairan plasma. Karena sifat lipid yang susah

larut dalam lemak, maka susunan lipid tersebut perlu dimodifikasi, yaitu

dalam bentuk Lipoprotein yang terlarut. Sehingga, dibutuhkan suatu zat

pelarut yaitu suatu protein yang dikenal dengan Apolipoprotein atau

Apoprotein.

Metabolisme Lipoprotein dapat dibagi dalam tiga jalur yaitu :

Jalur Eksogen.

Hepar

VLDL

Remnants

kilomikro

n

Kolester ol Tinja

Usus

halus

Kolester ol Makana n

(3)

Keterangan:

Makanan yang didalamnya mengandung trigliserida dan kolesterol di dalam

usus dibentuk sebagai kilomikron yang akan diangkut dalam saluran limfe lalu

ke dalam darah melalui duktus torasikus. Di dalam jaringan lemak, trigliserida

dalam kilomikron mengalami hidrolisis oleh lipoprotein lipase yang terdapat

pada permukaan sel endotel sehingga terbentuk asam lemak dan kilomikron

remnan (kilomikron yang telah dihilangkan sebagian besar trigliseridanya

sehingga ukurannya mengecil tetapi jumlah ester kolesterol tetap). Asam

lemak bebas akan menembus endotel dan masuk ke dalam jaringan lemak atau

sel otot untuk diubah menjadi trigliserida kembali atau dioksidasi sedangkan

kilomikron remnan akan dibersihkan oleh hati dari sirkulasi dengan

mekanisme endositosis oleh lisosom. Hasil metabolismenya berupa kolesterol

bebas yang akan digunakan intuk sintesis berbagai struktur (membran plasma,

mielin, hormon steroid dll) disimpan dalam hati sebagai kolesterol ester lagi

atau diekskresi kedalam empedu (sebagai koleaterol atau asam empedu) atau

diubah jadi lipoprotein endogen yang dikeluarkan ke dalam plasma. Kolesterol

juga dapat disintesis dari asetat dibawah pengaruh enzim HMG-CoA

reduktase yang menjadi aktif jika terdapat kekurangan kolesterol endogen.

Asupan kolesterol dari darah juga diatur oleh jumlah reseptor LDL yang

terdapat pada permukaan sel hati.

Jalur Endogen.

Hati

VL DL VL DL LDL IDL Makrof ag Timbuna n kolester ol

(4)

Keterangan :

Trigliserida dan koleterol yang disintesis oleh hati diangkut secara endogen

dalam bentuk VLDL kaya trigliserida. Trigliserida didalam VLDL mengalami

hidrolisis dalam sirkulasi oleh lipoprotein lipase yang juga menghidrolisis

kilomikron menjadi partikel lipoprotein yang lebih kecil yaitu IDL dan LDL.

LDL merupakan lipoprotein yang mengandung kolesterol paling banyak

(60-70%). Makin banyak LDL dalam plasma makin banyak yang akan megalami

oksidasi dan ditangkap oleh sel makrofag.

LIPOPROTEIN

Dengan elektroforesis lipoprotein dibedakan menjadi 5 golongan:

1. Kilomikron

2. Very Low Density Lipoprotein (VLDL)

3. Intermediate Density Lipoprotein (IDL)

4. Low Density Lipoprotein (LDL)

5. High Density Lipoprotein (HDL)

b. Klasifikasi Hiperlipidemia

i.

Hiperlipoproteinemia

Dibedakan atas lima macam berdasarkan jenis lipoprotein yang

meningkat. Hiperlipidemia ini mungkin primer atau sekunder akibat diet,

penyakit atau pemberian obat. Hiperlipidemia primer berasal dari

kelainan gen tunggal yang diwarisi atau lebih sering disebabkan

kombinasi faktor genetik dan faktor lingkungan. Hiperlipidemia primer

dibagi dalam 2 kelompok besar:

(a) Hiperlipoproteinemia monogenik

(b) Hiperliporoteinemia poligenik / multifaktorial

Hiperlipidemia sekunder merupakan penyakit metabolik yang lebih

umum seperti diabetes melitus yang tidak terkontrol, asupan alkohol

yang berlebihan, hipotiroidisme, sirosis biliar primer, sindrom nefrotik,

uremia, penyakit penimbunan glikogen atau disproteinemia, juga dapat

(5)

disebabkan oleh pemberian kortikosteroid, estrogen, androgen, diuretik

atau penghambat adrenoseptor beta.

Pengetahuan mengenai kadar kolesterol dan trigliserida dapat

digunakan untuk menduga jenis lipoprotein mana yang meningkat yaitu:

1.

kadar kolesterol meningkat sedangkan kadar trigliserida normal,

maka hal ini hampir selalu disebabkan oleh kenaikan kadar LDL

dan merupakan hiperkolesterolemia poligenik.

2.

peningkatan kadar trigliserida (200-800mg/dl) dengan kadar

kolesterol normal, maka hal ini hampir selalu menunjukkan adanya

kenaikan VLDL.

3.

Peningkatan trigliserida diatas 1000mg/dl biasanya menunjukkan

adanya kilomikron dengan atau tanpa kenaikan VLDL. Kenaikan

moderat kolesterol dan trigliserida menunjukkan adanya kenaikan

LDL dan VLDL; hal ini biasanya ditemukan pada

hiperlipoproteinemia familial jenis multipel, hiperkolesterolemia

familial atau adanya disbetalipoproteinemia familial.

Klasifikasi hiperlipoproteinemia Frederickson atau NHLBI:

Pola

LIpoprotein

Peningkatan Utama dalam Plasma

Lipoprotein

Lipid

Tipe I

Kilomikron

Trigliserida

Tipe IIa

LDL

Kolesterol

Tipe IIb

LDL dan VLDL

Kolesterol dan Trigliserida

Tipe III

IDL

Trigliserida dan Kolesterol

Tipe IV

VLDL

Trigliserida

(6)

BAB II

PEMBAHASAN KASUS

Kasus

Seorang bapak berumur 45 tahun datang ke praktek dokter umum dengan

membawa hasil pemeriksaan laboratorium. Dari hasil pemeriksaan tersebut

didapatkan hasil kadar kolesterol total 189 mg/dl, HDL 30 mg/dl, LDL 168

mg/dl dan trigliserida 380 mg/dl. Selama ini OS sering merasakan adanya sakit

kepala terutama kalau dalam keadaan banyak pekerjaan. TD dan pemeriksaan

lainnya dalam batas normal.

Analisa Kasus

Pasien datang ke praktek dokter umum dengan membawa hasil laboratorium. Dari

hasil laboratorium, kadar kolesterol total 189 mg/dL, HDL 30 mg/dL. LDL 168

mg/dL, dan TG 380 mg/dL. Menurut kriteria National Cholesterol Education

Program Adult Panel III (NCEP-ATP III), hasil laboratorium tersebut telah

menunjukkan adanya keadaan dislipidemia, ditandai dengan kadar LDL tinggi (>

160-189 mg/dL), kadar HDL yang rendah (< 40 mg/dL) dan kadar TG yang tinggi

(200-499 mg/dL). Keadaan dislipidemia ini dapat terjadi primer maupun sekunder

karena penyakit lain seperti diabetes melitus, sindroma nefrotik, akromegali,

hipopituitarisme, kolestasis, dan sebagainya. Namun pada pasien ini, tidak

ditemukan kelainan dalam nilai metabolik yang lain dari hasil pemeriksaan

laboratorium, begitu pula tekanan darah pasien yang masih normal. Sehingga

dapat disimpulkan, bahwa dislipidemia pada pasien ini bersifat idiopatik atau

primer.

Keluhan sakit kepala pada pasien ini, mengarah kepada kurangnya perfusi darah

ke jaringan otak, karena viskositas darah yang terlalu tinggi, sebagai akibat

dislipidemia yang dialami pasien. Bisa juga karena faktor sudah mulai

terbentuknya proses aterosklerosis di daerah pembuluh darah vertebrobasiler

maupun di daerah intraserebral. Hal ini ditandai dengan nyeri kepala pada saat

pekerjaan banyak, dimana otak membutuhkan suplai darah yang memadai.

(7)

Apabila suplai darah tersebut tidak terpenuhi, bisa muncul gejala seperti nyeri

kepala. Apabila keadaan dislipidemia pasien teratasi, keluhan ini akan mereda.

P-Treatment

Tahapan penentuan P-treatment: 1) problem pasien, 2) tujuan terapi, 3) pemilihan terapi, 4) pemberian terapi (resep jika ada), 5) komunikasi terapi, 6) monitoring dan evaluasi.

2.1. Problem Pasien

Problem Utama : dislipidemia Problem Tambahan : sakit kepala

2.2. Tujuan Terapi

Menormalkan kadar lipid dalam darah.

2.3. Pemilihan Terapi

Advice

Pada pasien-pasien dengan dislipidemia perlu diperhitungkan skor kategori risko koroner. NCEP – ATP III sudah membuat suatu kategori risiko seseorang dengan dislipidemia, dan bagaimana penatalaksanaannya menurut kategori risikonya dan kadar LDL serumnya. Pada pasien ini belum diketahui berapa skor kategorinya, namun ditekankan untuk pertama kalinya, intervensi non farmakologis kurang lebih selama 3 bulan sebelum memulai terapi farmakologis dengan obat penurun lipid.

Terapi Non Farmakologis • Terapi nutrisi medik

Selalu merupakan tahap awal penatalaksanaan pasien dengan dislipidemia, disarankan pasien berkonsultasi dengan ahli gizi. Pada dasarnya pembatasan jumlah kalori dan jumlah lemak. Pasien dengan kadar LDL tinggi dianjurkan mengurangi asupan lemak jenuh, dan meningkatkan asupan asam lemak tak jenuh rantai tunggal dan ganda. Pada pasien dengan kadar TG yang tinggi perlu dikurangi asupan karbohidrat, alkohol, dan lemak.

(8)

Pada prinsipnya pasien dianjurkan untuk meningkatkan aktivitas fisik sesuai dengan kondisi dan kemampuannya. Semua jenis aktivitas fisik bermanfaat, seperti berenang, jalan kaki, bersepeda, dll. Penting sekali agar jenis olah raga disesuaikan dengan kemampuan dan hobi pasien, selain itu agar berlangsung terus menerus secara rutin, minimal tiga kali dalam seminggu

Terapi Farmakologis

Apabila pasien gagal diturunkan kadar dislipidemianya dengan intervensi non farmakologis, maka sudah seharusnya dimulai terapi farmakologis dengan menggunakan obat-obatan penurun lipid. NCEP-ATP III menganjurkan obat first line adalah golongan

HMG-CoA reductase inhibitor, oleh karena sesuai dengan kesepakatan, kadar LDL

merupakan sasaran utama pencegahan aterosklerosis. Pada keadaan kadar TG yang tinggi, bisa dikombinasikan dengan golongan derivat asam fibrat. Namun menurut

guideline yang diterbitkan oleh NCEP-ATP III, perlu diketahui kategori risiko individual

pada pasien-pasien dengan dislipidemia.

Gol.Obat

Efficacy

Safety

Suitability

Cost

Asam Fibrat

+++

Penurunan triasilgliserol plasma dengan memacu aktifitas lipoprotein lipase.

FD : peningkatan oksidasi asam lemak, sintesis LPL ( meningkatkan klirens lipoprotein yang kaya trigliserida) dan penurunan

ekspresi Apo C-III ( menurunkan VLDL), dan

HDL sedikit meningkat karena peningkatan ekspresi

Apo-AI dan Apo-II. LDL sedikit menurun FK : diabsorbsi (>90%) lewat usus, (>95%) obat

terikat pada protein (albumin), hasil metabolisme diekskresi

dalam urin dan tinja

++

ES : gangguan saluran cerna (mual, mencret, perut kembung), litiasis, ruam kulit, alopesia, impotensi, leukopenia, anemia, berat badan bertambah, gangguan

irama jantung

++

KI : pada pasien gagal ginjal, kelainan fungsi hati, penyakit kandung empedu, ibu hamil dan

ibu menyusui ++ Lopid® (gemfibrozil) Kaps 300 mg x 10 x 10 (Rp 551795) Tab salut selaput 900 mg (Rp 391060) Resin +++

Penurunan total konsentrasi kolesterol plasma FD : Penurunan kolesterol

++

Paling aman (tidak diabsorbsi di saluran cerna).

ES : gangguan pencernaan

++

Tidak efektif untuk pasien dengan hiperkolesterole-mia ++ Questran® (kolestiramin) bubuk 4 gr x 30 sacchet

(9)

dalam hati  menyebabkan meningkatnya jumlah reseptor LDL sehingga katabolisme LDL meningkat

dan meningkatnya aktivitas HMG CoA reduktase FK : diminum per oral, tidak

diabsorbsi atau dimetabolisme dalam usus,

diekskresi melalui feses.

(mual, muntah, konstipasi); meningkatkan trigliserida

plasma, meningkatkan aktifitas alkali fosfatase dan

transaminase sementara.

familial homozigot. Tidak bermanfaat pada

keadaan hiperkilomikronemia, peninggian VLDL atau IDL. (Rp 160.000) Inhibitor HMG-CoA reduktase (statin) ++++ FD: menghambat sintesis kolesterol dalam hati; LDL,

VLDL, dan IDL menurun sedangkan HDL meningkat.

Menurunkan kejadian penyakit jantung koroner

fatal dan nonfatal, serta stroke.

FK : diabsorbsi sekitar 40-75%, sebagian besar terikat protein plasma, mengalami metabolisme lintas pertama di hati, diekskresi oleh hati ke dalam cairan empedu dan

sebagian kecil lewat ginjal. T1/2 1-3 jam

+++

Paling aman dan efektif dalam menurunkan

kolesterol

Pada kira-kira 1-2% pasien terjadi peningkatan kadar

transaminase. ES : rabdomiolisis dan miopati(<1%) gangguan saluran cerna, sakit kepala,

rash, neuropati perifer dan sindrome lupus

++

KI: pada ibu hamil dan ibu menyusui ++ Zocor® (simvastatin) Tab 10 mg x 30 (Rp 277000); 20mg x 30 (Rp 315000) Asam nikotinat (niasin) ++

Merendahkan kadar plasma kolesterol dan triasilgliserol. FD : mengurangi transport asam lemak bebas ke hati,

mengurangi sintesis trigliserida hati ( berkurangnya produksi VLDL sehingga kadar LDL

menurun), meningkatkan aktifitas LPL yang akan

menurunkan kadar kilomikron dan trigliserida

VLDL, kadar HDL meningkat sedikit sampai

sedang. FK : diberikan per oral, diekskresikan dalam urin.

++

Penggunaan dalam klinik terbatas karena efek samping yang tidak

menyenangkan. Paling efektif dalam meningkatkan HDL

(30-40%), menurunkan trigliserida sebaik fibrat

(35-45%), menurunkan LDL (20-30%), kadar Lp(a)

menurun hingga 40% Tidak mempengaruhi katabolisme VLDL, sintesis kolesterol total atau ekskresi

asam empedu. ES: gatal, dan kemerahan kulit, gangguan fungsi hati,

gangguan saluran cerna dll

++

KI: pada ibu hamil Niaspan® +++ (nicotinic acid) tab 375mg x 2 x 14 (Rp 92400); 500mg x 2 x 14 (Rp 118000); 750mg x 2 x 10 (Rp 146608) Probukol ++ FD : Menurunkan kadar kolesterol serum dengan menurunkan kadar LDL (menurunkan kadar LDL dan HDL tanpa perubahan

++

Menimbulkan rasio LDL:HDL yang kurang

menguntungkan. Obat ini kurang kuat

dibanding resin.

++

KI : pasien dengan kelainan interval QT

(10)

kadar trigliserida) FK : diabsorbsi terbatas lewat saluran cerna (<10%),

metabolismenya tidak diketahui, diekskresi melalui

empedu ke feses. T1/2 23 hari

ES : gangguan gastrointestinal ringan (diare, flatus, nyeri perut dan mual), memperpanjang

interval QT

Golongan HMG-CoA reductase inhibitor

Obat

Efficacy

Safety

Suitability

Cost

Simvastatin +++

FD: menghambat sintesis kolesterol dalam hati; LDL,

VLDL, dan IDL menurun sedangkan HDL meningkat.

Menurunkan kejadian penyakit jantung koroner

fatal dan nonfatal, serta stroke.

FK : bioavailabilitas 5%, ikatan protein 95%, metabolisme di hepar, T½ 3 jam, ekskresi via renal 13%

dan feses 60%

++

ES : nyeri abdomen, diare, indigesti, kelemahan, nyeri sendi, memory loss, kram

otot, kolestasis, sirosis, rhabdomyolisis

+++

KI: pada ibu hamil dan ibu menyusui +++ Simvastatin generik 10mg x 3 x 10 (Rp. 24000) Pravastatin ++ FD: menghambat sintesis kolesterol dalam hati; LDL,

VLDL, dan IDL menurun sedangkan HDL meningkat.

Menurunkan kejadian penyakit jantung koroner

fatal dan nonfatal, serta stroke.

FK : ikatan protein 50%, T½ 77 jam

++

ES : nyeri kepala, nausea, vomitus, diare, nyeri otot,

gangguav fungsi hati

++

KI : pada ibu hamil dan mnyusui, gangguan fx. hati

Interaksi dengan gemfibrozil dapat

menyebabkan gangguan fungsi hepar

dan otot + Pravachol® Tab 10 mg x 60 (Rp 832700); 20mg x 60 (Rp 1126620); 40mg x 30 (Rp 675000) Fluvastatin ++ FD: menghambat sintesis kolesterol dalam hati; LDL,

VLDL, dan IDL menurun sedangkan HDL meningkat.

Menurunkan kejadian penyakit jantung koroner

fatal dan nonfatal, serta stroke.

FK : ikatan protein 98%, T½ 2,5 jam

+++ ES : jarang,

Konstipasi, diare, kelelahan, gas, heartburn, sakit kepala,

insomnia, , nyeri abdomen/kram, pandangan

kabur, pening, mudah berdarah, gatal, ruam ruam

+

KI : pada ibu hamil, menyusui, pada masa

subur, peningkatan enzim transaminase

hati

Tidak dianjurkan pada penggunaan bersama imunosupresan gemfibrozil, asam nikotinat, atau eitromisin ++ Lescol® Kaps 40mg x 4 x 7 (Rp 309515); tab XL 80mg x 4 x 7 (Rp 387980)

(11)

Golongan Derviat Asam Fibrat

Obat

Efficacy

Safety

Suitability

Cost

Gemfibrozil +++

Penurunan triasilgliserol plasma dengan memacu aktifitas lipoprotein lipase.

FD : peningkatan oksidasi asam lemak, sintesis LPL ( meningkatkan klirens lipoprotein yang kaya trigliserida) dan penurunan

ekspresi Apo C-III ( menurunkan VLDL), dan

HDL sedikit meningkat karena peningkatan ekspresi

Apo-AI dan Apo-II. LDL sedikit menurun FK : bioavailabilitas hampir

100%, ikatan protein 95%. Metabolisme hepar, T½ 1,5

jam, ekskresi renal 95%, fekal 5%

+++ ES : gangguan GI, pandangan kabur, ruam

kulit, pruritus, urtika, impotensi, pusing, sakit kepala, nyeri dan myalgia,

hipokalemia

++

KI : penyakit liver, kandung empedu, dan gangguan ginjal berat,

Pemberian bersama dengan gol statin dapat

menyebabkan kram otot, myopati, bahkan

rhabdomyolisis ++ Lopid® Kaps 300mg x 10 x 10 (Rp 551795), tab salut selaput 900 mg 3 x 10 (Rp 391060) Klofibrat ++ FD : Klofibrat mereduksi peningkatan konsentrasi VLDL dan LDL kolesterol, serta meningkatkan konsentrasi HDL FK : abs oral baik, ≥95% terikat protein, dimetab dg

hidrolisis menjadi bentuk aktif (asam klofibrat), ekskresi ginjal terkonjugasi,

T½ 18 – 22 jam

+++

ES : anoreksia, tidak nyaman di perut, stomatitis,

nyeri kepala, pening, vertigo, kelelahan, lekopenia, myotoksik, trombositopeni, vomitus, diare, dispepsi, flatulensi, kolesisititis, hepatomegali,

enzim hepar >>

++

KI : gangguan fungsi hati dan ginjal berat, hipoalbumin, sirosis bilier, penyakit kandung empedu, sindroma nefrotik, kehamilan, laktasi + Atromid-S® ?? Fenofibrat +++ FD : meningkatkan lipolisis dan menurunkan kadar TG

plasma melalui aktivasi

lipoprotein lipase, dan

penurunan sintesis apoprotein CIII, menurunkan kadar VLDL

dan LDL, serta meningkatkan HDL FK : diabsorbsi baik via

GIT, meningkat bila diberikan bersama makanan,

terikat protein 99%, metabolisme di hepar, ekskresi urine, T½ 20 jam

+++

ES : nyeri abdomen, nausea, vomitus, diare, flatulensi,

ruam kulit, pruritus, urtikaria, atau reaksi

fotosensitif

++

KI : pada anak, selama masa hamil dan laktasi, pasien dengan insufisiensi hepar dan ginjal, hipersensitif terhadap fibrat +++ Hyperchol® Kaps 100mg x 4 x 12 (Rp 148500); 200mg x 3 x 10 (Rp 231000); kaps 200M 200mg x 5 x 6 (Rp 275000)

(12)

2.4. Pemberian Terapi

Terapi non Farmakologis

• Terapi nutrisi medik

Selalu merupakan tahap awal penatalaksanaan pasien dengan dislipidemia, disarankan pasien berkonsultasi dengan ahli gizi. Pada dasarnya pembatasan jumlah kalori dan jumlah lemak. Pasien dengan kadar LDL tinggi dianjurkan mengurangi asupan lemak jenuh, dan meningkatkan asupan asam lemak tak jenuh rantai tunggal dan ganda. Pada pasien dengan kadar TG yang tinggi perlu dikurangi asupan karbohidrat, alkohol, dan lemak.

• Aktivitas fisik

Pada prinsipnya pasien dianjurkan untuk meningkatkan aktivitas fisik sesuai dengan kondisi dan kemampuannya. Semua jenis aktivitas fisik bermanfaat, seperti berenang, jalan kaki, bersepeda, dll. Penting sekali agar jenis olah raga disesuaikan dengan kemampuan dan hobby pasien, selain itu agar berlangsung terus menerus secara rutin, minimal tiga kali dalam seminggu

Terapi Farmakologis

Simvastatin tab 1 x 10 mg / hari (malam) Fenofibrate kaps 1 x 200 mg / hari

(13)

Penulisan Resep

dr. Venessa

Jl. M. Yamin No. 1 Samarinda No. SIP : DU/Kodya/VIII/2012

Samarinda, 6 Juli 2012

R/ Simvastatin tab 10 mg no. VII ∫ 1 dd 1 pc

---

ξ

R/ Fenofibrate tab 200 mg no. VII ∫ 1 dd 1 pc ---

ξ

Pro : Tn. X Umur : 45 tahun

2.5. Komunikasi Terapi

Informasi Penyakit

Perlu dijelaskan kepada pasien bahwa pasien memiliki kadar lemak dalam darah yang tinggi, bisa dilihat dari hasil pemeriksaan profil lipid darah. Pada pasien ini tidak diketahui secara pasti apakah terdapat penyebab atau penyakit yang mendasari terjadinya dislipidemia tersebut, sehingga dislipidemia pada pasien ini bersifat primer atau idiopatik. Perlu dijelaskan pula bahwa, dislipidemia yang dialami oleh pasien ini merupakan faktor risiko insiden penyakit jantung dan penyakit vaskuler lainnya seperti aterosklerosis dan stroke. Sehingga apabila tidak diturunkan kadar lemak dalam darahnya, dapat berkomplikasi ke pembuluh darah. Dibutuhkan modifikasi lifestyle serta intervensi dengan pengobatan farmakologis untuk menurunkan kadar lemak dalam darah.

(14)

Informasi Terapi

• Memberi penjelasan kepada pasien, bahwasannya dislipidemia yang dialaminya harus segera diatasi untuk mencegah angka kejadian penyakit jantung koroner, aterosklerosis, maupun stroke di masa mendatang.

• Untuk maksud tersebut, pasien diminta untuk merubah pola hidupnya, dimana terutama di fokuskan pada hal nutrisi medik, serta peningkatan aktivitas fisik. Disarankan pada pasien untuk berkonsultasi pada ahli gizi mengenai diet yang dikonsumsinya, dimana disarankan untuk mengurangi asupan karbohidrat (mencegah peningkatan TG), mengurangi asupan makanan dengan lemak jenuh dan menggantinya dengan lemak tak jenuh. Dengan melakukan konsultasi tersebut pasien akan mengetahui bahan makanan apa saja yang dianjurkan dan bahan makanan apa saja yang harus dihindari pada kasus-kasus seperti ini. Sedangkan dalam hal aktivitas fisik, cukup dilakukan secara rutin minimal 3 kali dalam seminggu, semua jenis aktivitas fisik dapat dilakukan, yang penting disini adalah rutinitas yang dijaga, serta kesenangan pasien dalam melakukannya.

• Berhenti merokok sangat dianjurkan pada pasien-pasien dengan dislipidemia

Informasi Obat dan Penggunaan

• Perlu dijelaskan pada pasien, yang bersangkutan akan mengkonsumsi dua jenis obat untuk menurunkan kadar lemak dalam darahnya. Obat yang pertama adalah simvastatin, dan yang kedua adalah fenofibrate. Simvastatin disini berfungsi dalam menurunkan kadar LDL-kolesterol, VLDL, dan meningkatkan kadar HDL darah, serta menghambat sintesis lipid di dalam hati. Sedangkan fenofibrate disini berfungsi sebagai penurun kadar TG dan meningkatkan kadar HDL dalam darah.

• Simvastatin diminum 1 tablet yang mengandung 10 mg simvastatin, satu hari satu tablet, diminum pada malam hari bisa setelah atau sebelum makan.

• Fenofibrate diminum 1 tablet yang mengandung 200 mg fenofibrate, satu kali minum satu tablet, sehari sekali, setelah makan, dengan selang waktu pemberian 24 jam.

(15)

2.6. Monitoring dan Evaluasi

Pasien diminta untuk kontrol kembali setelah 1 minggu, serta memeriksakan ulang profil lipid darahnya, serta kimia darah lengkap. Hal ini diperlukan untuk evaluasi keberhasilan terapi. Perlu ditentukan kategori risiko koroner (dari NCEP-ATP III) untuk pasien – pasien dengan dislipidemia, agar kita dapat men-target-kan kadar LDL-kolesterol untuk pasien yang bersangkutan setelah terapi. Terapi dijalankan selama 3 bulan, bersamaan dengan terapi non farmakologis. Pasien diminta untuk check up apabila terdapat efek samping dan interaksi obat yang terjadi, misalnya adanya kram-kram atau nyeri hebat pada otot-otot alat gerak pasien, nyeri abdomen yang hebat, atau gangguan visus.

(16)

BAB III

PENUTUP

Pasien laki-laki 45 tahun dengan hasil laboratorium menunjukkan hipertrigliseridemia, hiperkolesterolemia, dan defisiensi HDL. Keadaan dislipidemia mengarah kepada dislipidemia primer, bukan karena penyakit tertentu (sekunder). Intervensi yang dilakukan mencakup intervensi non farmakologis antara lain pengaturan diet dan aktivitas fisik. serta intervensi farmakologis dengan pemberian simvastatin dan

fenofibrate. Terapi dilaksanakan dalam 3 bulan dan dimonitoring kadar lipid dalam

(17)

DAFTAR PUSTAKA

PAPDI. (2007). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (Vol. III). Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 1926-1932.

Harrison, Tinsley R. (2005). Harrison’s Principles of Internal Medicine (16th ed.). New York: McGraw-Hill; 2286-2296.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian diperoleh volume sedimen dasar sungai Volume Belanting maksimum yang langsung ditinjau dan diamati adalah 28.623 M 3 / hari dan persamaan Kurva aliran

Rawa pitu ini sangat potensial untuk lahan pertanian, untuk meningkatkan hasil pertanian dengan jaringan irigasi yang sudah ada maka diperlukan revitalisasi

suatu pelaksanaan umum yang baku bagi semua bangsa dan Negara dan merupakan suatu pelaksanaan umum yang baku bagi semua bangsa dan Negara dan merupakan seperangkat hak yang melekat

Tingginya permintaan di tahun 2007 menyumbangkan kenaikan volume produksi ban sepeda motor menjadi 14,1 juta ban, atau naik sebesar 13% dibandingkan dengan 12,5 juta

Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau

nonpreferensi = antixenosis, antibiosis, dan toleransi. Faktor –faktor tersebut sangat terkait dengan interaksi antara tanaman dan serangga. Disamping itu pisang Agung Semeru

dsetorkan oleh pemegang saham n d2atat dalam akun yang terpsah bag masng# masng &#34;ens:kelas saham! apabla hanya terdapat satu &#34;ens saham atau

Seksi Perluasan Kesempatan Kerja.. JABATAN : PENGELOLA BAHAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN PERLUASAN KESEMPATAN KERJA 2. Melakukan kegiatan pengelolaan bahan penempatan