• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bias Tires. Production Performance

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bias Tires. Production Performance"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

S a l e s

Sales of bias tire sales in 2007 increased significantly by 9% to Rp. 2,031 billion compared to Rp. 1,857 billion in 2006 due to increase in average selling price. The bias tire sales represented 31% of the total Company’s consolidated sales.

Sales to the Domestic market represented 78% of the total bias tire sales in 2007 and these domestic sales increased by 17% to Rp. 1,577 billion from Rp. 1,351 billion in 2006. 9 4% o f sales t o t h e D o m estic m arke t w ere t o t h e Replacement market and the balance 6% to the OEM market.

Export sales represented 22% of the total bias tire sales in 2007 and these sales decreased by 10% to Rp. 455 billion,

Penjualan

Penjualan ban bias di tahun 2007 melonjak cukup tinggi yaitu sebesar 9% menjadi Rp. 2.031 milyar dibandingkan dengan Rp. 1.857 milyar di tahun 2006 yang disebabkan oleh kenaikan harga jual rata-rata. Penjualan ban bias mewakili 31% penjualan konsolidasi Perusahaan. Penjualan ke pasar domestik mew akili 78% dari total p enju ala n b a n bias Perusa h aa n di t a h u n 2 0 0 7 d a n penjualan domestik naik sebesar 17% menjadi Rp. 1.577 milyar dari Rp. 1.351 milyar di tahun 2006. 94% penjualan ke pasar domestik adalah ke pasar Replacement dan sisanya 6% adalah ke pasar OEM.

Penjualan ekspor mewakili 22% dari total penjualan ban bias di tahun 2007, penjualan turun sebesar 10% menjadi

• Bias Tires

The Company’s bias tire category includes passenger cars, light trucks, truck and bus, off-the road tires, industrial tires, and agricultural tires.

The Company has been well established in the bias tire market and its products have been well accepted in the Export and Domestic market.

• Ban Bias

Ka t e g ori b a n b ias Perusa h a a n t erm asu k b a n u n t u k kendaraan berpenumpang, truk ringan, truk dan bis, ban off-the-road, ban untuk keperluan industri, dan ban untuk keperluan pertanian.

Perusahaan memiliki reputasi di pasar ban bias dan produk-produknya telah diterima dengan baik di pasar ekspor dan pasar domestik.

Production Performance

In 2007, the amount of bias tires produced by the Company was 3.5 million tires, a 3% increase from 3.4 million tires in 2006.

Kinerja Produksi

Di tahun 2007, jumlah ban bias yang diproduksi Perusahaan adalah 3,5 juta ban, naik 3% dari 3,4 juta ban di tahun 2006.

(2)

S a l e s

The Company’s motorcycle tire sales in 2007 increased by 27% to Rp. 1,222 billion, compared to Rp. 965 billion in 2006. The increase w as contributed by Replacement market sales that reached Rp. 951 billion or 28% higher than Rp 745 billion in 2006. The motorcycle tire sales represented 18% of the total Company’s consolidated sales.

The Company’s motorcycle tire sales consisted of 78% sales to the Domestic Replacement market and 22% to the Domestic OEM market.

Penjualan

Penjualan ban sepeda motor Perusahaan di tahun 2007 naik sebesar 27% menjadi Rp. 1.222 milyar, dibandingkan dengan Rp. 965 milyar di tahun 2006. Kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan penjualan di pasar Replacement yang mencapai Rp. 951 milyar atau 28% lebih tinggi dari Rp. 745 milyar di tahun 2006. Penjualan ban sepeda motor mewakili 18% total penjualan konsolidasi Perusahaan. Penjualan ban sepeda motor Perusahaan terdiri dari 78% penjualan ke pasar domestik replacement dan 22% ke pasar domestik OEM.

• Motorcycle Tires

The Company’s motorcycle tires have already met high q u a l i t y s t a n d a r d s a c c e p t e d b y a l l m o t o r cy c l e manufacturers in Indonesia. In the replacement market, the Company actively promotes its product to increase its brand a w areness. O ne of the continuous promotion activities is the sponsoring of motorcycle racing events.

• Ban Sepeda Motor

Ban sepeda motor produksi Perusahaan telah memenuhi standar mutu yang tinggi sehingga diterima oleh semua produsen sepeda motor di Indonesia. Di pasar replacement, Perusahaan juga dengan aktif melakukan promosi untuk meningkatkan pengenalan akan merek ban perusahaan. Salah satu kegiatan promosi adalah dengan mensponsori kegiatan-kegiatan balap sepeda motor.

Production Performance

Strong demand in 2007 contributed to the increase in motorcycle tire production volume to 14.1 million, a 13% increase compared to 12.5 million tires in 2006.

Kinerja Produksi

Tingginya permintaan di tahun 2007 menyumbangkan kenaikan volume produksi ban sepeda motor menjadi 14,1 juta ban, atau naik sebesar 13% dibandingkan dengan 12,5 juta ban yang diproduksi di tahun 2006.

(3)

Karet Sintetis

Divisi Karet Sintetis Perusahaan menghasilkan Styrene Butadiene Rubber (SBR) yang merupakan pabrik SBR pertama di Indonesia sekaligus yang pertama di Asia Tenggara. Pabrik SBR ini berkapasitas produksi tahunan sebesar 60.000 ton.

Komposisi tiga produk utama pabrik SBR ini pada tahun 2007 adalah SBR 1712 sebesar 60%, SBR 1502 sebesar 39%, dan SBR 1721 sebesar 1%. Produk-produk SBR Perusahaan telah dikenal dan diterima dengan baik oleh para produsen ban baik di dalam maupun luar negeri. Penjualan SBR kepada pihak ketiga pada tahun 2007 mencapai Rp. 503 milyar. Penjualan kepada pihak ketiga sebesar Rp. 503 milyar meliputi penjualan sebesar Rp. 253 milyar kepada produsen-produsen ban dan produk karet lainnya di Indonesia serta penjualan ekspor sebesar Rp. 250 milyar.

Synthetic Rubber

The Company’s synthetic rubber division produces Styrene Butyl Rubber (SBR), w hich is the first Indonesian Styrene Butadine Rubber (SBR) plant and also the first South-East Asia’s SBR Plant. The plant has an annual production capacity of 60,000 tons.

The composition of three key products from this SBR plant in 2006 is 60% SBR 1712, 39% SBR 1502 and 1% SBR 1721. The Company’s SBR products are already well known and accepted by local and overseas tire manufacturers. SBR sales to third party in 2007 reached Rp. 503 billion. Sales to third parties of Rp. 503 billion included Rp. 253 billion sales to tire and rubber related manufacturers in Indonesia and Rp. 250 billion of export sales.

Tire Cord and SBR

Tire cord and SBR divisions produce ra w materials for the production of tire, and were integrated as the Company’s divisions since the end of 2004. The integration of these two divisions makes the Company’s production costs more competitive.

Tire Cord

The Company’s Tire Cord Division is one of South-East Asia’s largest tire cord manufacturers and its facilities were designed to produce high quality tire cords. The Company’s tire cords are already used as ra w m aterials by tire m a n u f a c t u r e rs i n I n d o n esi a a n d o t h e r b i g t ir e manufacturers abroad. The Company’s tire cord plant has an annual tire cord production capacity of 36,000 tons and in 2007 the production composition was: 73% nylon-6 tire cord, nylon-6% nylon-nylon-6nylon-6 tire cord, and 21% polyester tire cord.

In 2007, the tire cord sales to third parties w as Rp. 444 billion. Sales to third party of Rp. 444 billion included Rp. 242 billion sales to other tire manufacturers in Indonesia and balance Rp. 202 billion exported.

Kain Ban

Divisi Kain Ban Perusahaan merupakan salah satu produsen kain ban terbesar di Asia Tenggara dan fasilitasnya dirancang untuk memproduksi kain ban bermutu tinggi. Produk kain ban Perusahaan telah digunakan sebagai bahan baku oleh para produsen ban di Indonesia maupun produsen besar lain di luar negeri. Kapasitas produksi tahunan kain ban Perusahaan adalah sebesar 36.000 ton dan di tahun 2007 komposisi produksinya adalah: 73% kain ban nilon-6, 6% kain ban nilon-66, dan 21% kain ban polyester.

Di tahun 2007, penjualan kain ban kepada pihak ketiga mencapai Rp. 444 milyar. Penjualan kepada pihak ketiga sebesar Rp. 444 milyar terdiri dari penjualan sebesar Rp. 2 4 2 milyar ke p a d a pro d use n-pro d use n b a n lain di Indonesia dan sisanya senilai Rp. 202 milyar diekspor.

Kain Ban dan SBR

Divisi Kain Ban dan SBR memproduksi bahan baku untuk pembuatan ban, yang terintegrasi sebagai divisi Perusahaan seja k a khir t a h u n 2 0 0 4 . In t e grasi ke d u a divisi ini menjadikan biaya produksi Perusahaan menjadi lebih kompetitif.

(4)

During 2007, the Company has improved its operational performance through Increased production efficiencies and managed to minimize the financial impact arising from continuing key ra w material costs increase. Furthermore, our bond re-tap and rights issue in 2007 improved our liquidity position significantly.

Sela m a t a h u n 2 0 0 7 , Perusa h a a n t ela h m a m p u memperbaiki kinerja operasional melalui peningkatan utilitas kapasitas produksi dan meminimalisasi dampak keuangan akibat kenaikan harga barang baku utama yang berkelanjutan. Penerbitan Bond di tahun 2007 dan right issue di akhir tahun 2007 mampu meningkatkan posisi likuiditas Perusahaan secara siknifikan.

Penjualan

Selama tahun 2007, penjualan konsolidasi Perusahaan naik 22% menjadi Rp. 6.660 milyar, dibandingkan dengan Rp. 5.471 milyar selama tahun 2006.

Penjualan konsolidasi ke pasar domestik di tahun 2007 naik 23% menjadi Rp. 3.565 milyar dan mewakili 54% nilai penjualan konsolidasi Perusahaan. Sementara penjualan konsolidasi ke pasar ekspor mengalami kenaikan sebesar 21% menjadi sebesar Rp. 3.095 milyar dan mewakili 46% nilai penjualan konsolidasi Perusahaan di tahun 2007. Penjualan produk ban di tahun 2007 naik 24% dari Rp. 4.625 milyar di tahun 2006 menjadi sebesar Rp. 5.713 milyar dan memberi kontribusi sebesar 86% dari nilai penjualan konsolidasi Perusahaan. Penjualan produk non-ban mengalami kenaikan menjadi sebesar Rp. 947 milyar dan memberi kontribusi sebesar 14% dari nilai penjualan konsolidasi Perusahaan.

Penjualan produk ban ke pasar domestik di tahun 2007 mengalami kenaikan sebesar 22% menjadi Rp. 3.070 milyar dibandingkan dengan Rp. 2.517 milyar di tahun 2006 yang disebabkan oleh kenaikan volume penjualan ban dan harga jual rata-rata. Penjualan produk non-ban ke pasar domestik mencapai Rp. 495 milyar di tahun 2007.

Penjualan produk ban ke pasar ekspor di tahun 2007, naik 25% menjadi Rp. 2.643 milyar dibandingkan dengan Rp. 2.109 milyar di tahun 2006 juga disebabkan oleh kenaikan volume penjualan ban dan kenaikan harga jual rata-rata. Penjualan produk non-ban ke pasar ekspor di tahun 2007 sekitar Rp. 452 milyar.

S a l e s

During 2007, the Company’s consolidated sales increased by 22% to reach Rp. 6,660 billion, compared to Rp. 5,471 billion in 2006.

The consolidated sales to the domestic market in 2007 i n cre ase d b y 2 3% t o re a c h Rp . 3 , 5 6 5 b illi o n a n d represented 54% of the Company’s total consolidated sales. Whereas, the consolidated sales to the export market increased by 21% t o beco m e Rp. 3,095 billio n a n d represented 46% of the Company’s total consolidated sales in 2007.

Tire product sales in 2007 increased by 24% from Rp. 4,625 billion in 2006 to Rp. 5,713 billion and contributed around 86% of the Company’s total consolidated sales. The non-tire product sales rose to Rp. 947 billion and contributed 14% of the Company’s total consolidated sales.

The domestic sales of tire products in 2007 increased by 22% to Rp 3,070 billion, compared to Rp. 2,517 billion in 2006 due to increased volumes and average selling prices. The domestic sales of non-tire products reached Rp. 495 billion in 2007.

The export sales of tire products in 2007 increased by 25% to Rp. 2,643 billion, compared to Rp. 2,109 billion in 2006 also due to both sales volume increase and average selling price increase. The export sales of the non-tire products remained Rp. 452 billion in 2007.

Analisa Kinerja Keuangan

Konsolidasi

(5)

Laba (Rugi)

Pada tiga kwartal pertama tahun 2007, dimana harga bahan baku utama mulai relatif stabil dan kenaikan harga jual yang mulai efektif telah memberikan margin keuntungan yang lebih baik. Seiring dengan peningkatan penjualan 22%, margin laba kotor perusahaan di tahun 2007 naik menjadi 17,6% dibandingkan dengan 13,4% tahun lalu. Laba kotor Perusahaan melewati Rp 1 trilliun menjadi Rp. 1.175 milyar di tahun 2007.

Laba usaha Perusahaan di tahun 2007 naik sebesar 82% menjadi Rp. 665 milyar dibandingkan dengan Rp. 365 milyar di tahun 2006, dimana biaya operasi naik sebesar 35% terutama disebabkan kenaikan biaya transportasi dan biaya promosi dalam usaha mendukung penjualan Perusahaan. Melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar diakhir t a h u n 2 0 0 7 b era kib a t p a d a p e n uru n a n la b a b ersih perusahaan sebesar 23% menjadi Rp. 91 milyar dari Rp. 118 milyar di tahun 2006, karena sebagian kewajiban perusahaan dalam mata uang US Dollar, sehingga pada akhir 2007 tercatat kerugian kurs sebagai hasil translasi ke w ajib an m ata uan g asin g sebesar Rp . 1 3 2 milyar dibanding tahun lalu yang mencatat keuntungan laba kurs Rp. 316 millyar. Pembayaran dividen sekitar Rp. 5 per saham sama seperti tahun 2006. Beban bunga naik disebabkan penambahan obligasi di tahun 2007.

Profit (Loss)

In first three quarters of 2007, ra w m aterial prices stabilized, improving margins as price increases had already been put in place. As sales grew by almost 22%, the gross margin in 2007 rose to 17.6%, compared to 13.4% the year before. Gross profit passed the one trillion mark to become Rp.1,175 billion in 2007.

The Company’s operating income in 2007 increased by 82% to Rp. 665 billion compared to Rp. 365 billion in 2006, even as operating expenses rose 35% on higher transportation costs as fuel prices jumped and promotion costs to support sales.

Due to a weaker Rupiah at the end of 2007, we booked a 23% decrease in net income to Rp. 91 billion from Rp.118 billion in 2006 d ue t o our US Dollar deno minated liabilities, which caused a non-cash forex translation loss of Rp.132 billion in 2007 compared to a gain of Rp. 316 billion in the year before. Dividend payment will again account for Rp. 5 per share as in 2006. Interest expense increased due to our additional bonds in 2007.

(6)

Shareholders’ Equity

The Company’s equity increased by Rp. 251 billion as of 31 December 2007 to Rp. 2,386 billion, compared to Rp. 2,135 billion at 31 December 2006 as the rights issue in 2007 increased the number of subscribed and paid-up shares by 10% to 3,485 million.

E k u i t a s

Nilai ekuitas Perusahaan naik sebesar Rp. 251 milyar per tanggal 31 Desember 2007 menjadi Rp. 2.386 milyar dibandingkan dengan Rp. 2.135 milyar per tanggal 31 Desember 2006 terutama disebabkan oleh right issue pada akhir tahun 2007 yang menambah jumlah saham yang ditempatkan dan disetor sebesar 10% menjadi total 3.485 juta saham.

Liabilities

In aggregate, the Company’s total liabilities at 31 December 2007 was Rp. 6,069 billion, a 18% increase from Rp. 5,141 billion at 31 December 2006 due to the US$ 95 million re-tap of our 2005 Bonds. The Company’s total amount of non-current liabilities increased from Rp. 3,894 billion at 31 December 2006 to Rp. 4,509 billion at 31 December 2007. Current liabilities increased from Rp. 1,247 billion at 31 December 2006 to Rp 1,560 billion at 31 December 2007 as around US$52 million of our Global note will mature at the end of 2008. Our internal cash flo w will be sufficient to repay this maturing debt.

Kewajiban

Secara total, ke w ajiban Perusahaan per tang gal 31 Desember 2007 adalah sebesar Rp. 6.069 milyar, naik 18% dari Rp. 5.141 milyar per tanggal 31 Desember 2006 yang disebabkan oleh penerbitan obligasi tambahan sebesar USD. 95 juta. Akibatnya, jumlah kewajiban tidak lancar Perusahaan naik dari Rp. 3.894 milyar per tanggal 31 Desember 2006 menjadi Rp. 4.509 milyar per tanggal 31 Desember 2007. Kewajiban lancar naik dari Rp. 1.247 milyar per tanggal 31 Desember 2006 menjadi Rp. 1.560 milyar per tanggal 31 Desember 2007 dikarenakan sekitar USD 52 juta dari wesel bayar akan jatuh tempo di akhir tahun 2008. Arus kas internal perusahaan cukup untuk membayar wesel bayar yang jatuh tempo.

A k t i v a

Aktiva Lancar

Per tanggal 31 Desember 2007, Perusahaan memiliki aktiva lancar sebesar Rp. 3.445 milyar yang sebagian besar terdiri dari kas dan setara kas sebesar Rp. 573 milyar, investasi sementara sebesar Rp. 758 milyar, piutang usaha sebesar Rp. 666 milyar, dan persediaan sebesar Rp. 936 milyar. Aktiva lancar di tahun 2007 naik sebesar Rp. 1.022 milyar yang berasal dari penerbitan obligasi untuk pembiayaan barang modal dan keperluan riset dan pengembangan serta hasil right issue untuk keperluan modal kerja perusahaan.

Aktiva Tetap

Aktiva tetap Perusahaan per tanggal 31 Desember 2007 naik menjadi Rp. 3.270 milyar dibandingkan dengan Rp. 3.185 milyar per tanggal 31 Desember 2006. Kenaikan ini disebabkan oleh adanya penambahan mesin dan peralatan pabrik dan bangunan sehubungan dengan ekspansi fasilitas produksi Perusahaan.

A s s e t s

Current Assets

As at 31 December 2007, the Company had Rp. 3,445 billion of current assets consisting mainly of cash and cash equivalent of Rp. 573 billion, temporary investments of Rp. 758 billion, trade accounts receivables of 666 and inventories of Rp. 936 billion. The current assets increased by Rp. 1,022 billion, reflecting our bond-re-tap for capex and R&D purposes as well as our rights issue in 2007 for net working capital.

Fixed Assets

The Co m p a ny’s fixe d assets a t 31 Dece m b er 2007 increased to Rp. 3,270 billion, compared to Rp. 3,185 billion at 31 December 2006. This increase w as due to additional machinery and factory equipment and buildings related to the Company’s production facility expansion.

(7)

Aspek Pemasaran |

Market Outlook

Meskipun adanya kekhawatiran akibat resesi di Amerika Serikat, tingginya laju inflasi di Indonesia dan tingginya harga – harga produk komoditas yang dapat berpengaruh terhadap kinerja Perusahaan, manajemen masih memiliki pandangan masa depan yang positif di tahun 2008. Di pasar ekspor, Gajah Tunggal dapat dipandang sebagai produsen ban dengan harga yang terjangkau. Hal tersebut akan berakibat bagi konsumen yang memiliki anggaran yang terbatas dikarenakan penurunan daya beli, memiliki kemungkinan lebih besar untuk membeli ban produksi Perusahaan. Selain itu, keberadaan distribusi penjualan Perusahaan secara geografis tersebar di seluruh benua, menyebabkan Perusahaan dapat mengatasi penurunan aktivitas ekonomi di pasar tertentu.

Di pasar domestik replacement, permintaan pasar masih kuat, khususnya di sekmen ban sepeda motor, yang disebabkan penjualan sepeda motor di Indonesia adalah cukup kuat di tahun- tahun yang akan datang.

Brand Equity

TireZone adalah salah satu inovasi Perusahaan yang mencerminkan tekad Perusahaan untuk terjun di pasar ban ritel. TireZone adalah toko retail yang bekerjasama dengan Michelin yang menyediakan beberapa merek kelas dunia seperti GT Radial, Michelin, dan BF Goodrich berserta jasa servis ban untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Sampai akhir 2007, Perusahaan telah membuka 30 toko ritel di kota-kota besar seluruh Indonesia. Di samping, masih dipergunakan media periklanan yang konvensional, seperti billboard, koran, radio, dan televisi, Perusahaan juga secara teratur menggunakan program promosi yang inovatif, termasuk “lucky-draw “ dengan hadiah mobil, sepeda motor, bagi perserta rally GT Treasure Hunt. Selain itu, Perusahaan juga mensponsori acara balapan sepeda motor dan mobil di seluruh Indonesia dan luar negeri.

Despite the challenges of a possible US recession, higher inflation in Indonesia as well as higher commodity prices might pose to our Company, the management has a positive outlook for the year 2008.

In the export market Gajah Tunggal is generally viewed as a good value budget tire manufacturer. Hence, for price conscious costumers, facing a decrease in purchasing po wer, might actually increase the demand for our tires. Furthermore, as the sales distribution of the company is geographically evenly spread over different continents, it could cushion a slo w do w n in any one particular market. In the domestic replacement market, demand is expected to remain strong, especially in the motorcycle tire segment, as sales of motorcycles in Indonesia is expected to remain very strong in the coming years.

Brand Equity

TireZone illustrates one of the innovations that reflect the Company’s intent to capture the Indonesian retail tire market. TireZone, a multi-brand platform retail outlet working in partnership with Michelin, offers various brands of w orld class tires such as GT Radial, Michelin, and BF Goodrich - together with tire-related services that cater to tire consumers’ needs. By the end of 2007, the Company has opened 30 outlets in major cities throughout Indonesia. Beside its continuing use of conventional advertising media, such as billboard, newspaper, radio, and television, t h e C o m p a ny h as also re g ularly u tiliz e d in ova tive promotional programs, w hich include luxury lucky draws with prizes of automobiles and motorcycles, GT Radial Treasure Hunt Rally, and sponsorship of motorcycle and auto mobile racing teams in Indonesia and abroad.

(8)

Kerjasama dengan Produsen Ban

Terkemuka

Perusahaan merupakan partner secara kontrak untuk membuat ban sesuai pesanan produsen ban terkemuka di dunia. Sebelumnya, Perusahaan pernah memproduksi ban b agi perusahaan-perusahaan b an terkem uka seperti Yohohama dan Pirelli. Berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak, kontrak-kontrak ini telah dihentikan pada tahun 1995 dan tahun 2001.

Sejak tahun 2001, Perusahaan melakukan kerjasama produksi dengan Nokian Tyres Group, sebuah Perusahaan ban terkemuka dari Finlandia, untuk memproduksi ban mobil berpenumpang, termasuk ban musim dingin (salju), untuk pasar di luar Indonesia.

Di bulan Mei 2004, Perusahaan melakukan kerjasama bisnis den g an M ichelin, salah satu perusahaan b an terkemuka di dunia yang juga merupakan pemegang sa h a m b aru Perusa h a a n d a n m e miliki 1 0% sa h a m Perusahaan. Melalui perjanjian off-take, Perusahaaan setuju untuk memproduksi hingga mencapai 5 juta ban per tahun pada tahun 2010, beberapa merek ban dalam group Michelin, untuk pasar di luar Indonesia. Berdasarkan p erja njia n distri b usi, M ic h elin m e nye t ujui u n t u k mendistribusikan ban-ban Michelin & BF Goodrich melalui jaringan distribusi Perusahaan di Indonesia.

Perusahaan juga melaksanakan kerjasama lisensi dengan Inoue Rubber Company (IRC), perusahaan ban sepeda motor terkemuka di Jepang, untuk memproduksi dan menjual ban sepeda motor dengan merek IRC di Indonesia sejak tahun 1973.

Alliance with Leading Global

Manufacturer

The Company is a contract manufacturer for a couple of leading global tire companies.

In the past, the Company had manufactured tires for leading tire co m panies such as Yokoha m a an d Pirelli. These contracts have since been mutually terminated in 1995 and 2001.

Since 2001, the Company has entered into a manufacturing a gree m en t w it h N okia n Tyres Gro u p, a lea din g tire manufacturer based in Finland, to produce a selected range of passenger car tires, including winter (sno w) tires, for markets outside Indonesia.

In M ay 2004, the Company entered into business co-o p era tico-o n a gree m en ts w it h M ichelin, a lea din g tire manufacturer in the w orld and a new shareholder of the Company with a shareholding of 10% of the Company’s shares. Pursuant to an off-take agreement, the Company has agreed to manufacture 5 million tires of certain Michelin’s associated brands per year by 2010, for markets outside of Indonesia. Under a distribution agreement, Michelin will allo w their Michelin and BF Goodrich brand tires to be distributed through the Company’s distribution net w ork in Indonesia.

The Company also holds a license agreement with Inoue Rubber Company (IRC), a leading motorcycle tire company based in Japan to manufacture and sell IRC branded motorcycle tires in Indonesia since 1973.

Jaringan Distribusi yang Luas

Perusahaan telah membangun jaringan distribusi yang kuat b aik di d ala m m a u p u n di lu ar n e g eri.Ba n pro d u ksi Perusahaan dijual melalui lebih dari 50 dealer di seluruh Indonesia dan dapat dibeli dari agen-agen distribusi di lebih dari 80 negara di seluruh dunia.

Perusahaan melanjutkan inovasinya dengan menggunakan jalur distribusi baru di pasar domestik yaitu dengan menjual melalui outlet hipermarket. Sejak tahun 2007, Perusahaan mulai menjual produknya di beberapa outlet Carrefour di kota-kota besar di Indonesia.

Strong Distribution Network

The Co m pany has developed a strong do mestic and international distribution net w ork. The Company’s tires are sold through more than 50 dealers located throughout Indonesia and can be purchased from distribution agents in more than 80 countries all over the w orld.

In its effort to further utilize innovative distribution channels, the Company has also begun to sell its tires to do mestic custo mers in hiperm arts. Since 2007, the Company’s products are offered in selected Carrefour outlets in a few major cities in Indonesia.

(9)

Tata Kelola Perusahaan

Corporate Governance

Pertumbuhan PT. Gajah Tunggal Tbk. untuk menjadi p erusa h a a n b a n ya n g d i p erhit u n g ka n ti d a k h a nya didukung oleh profesionalisme dan inovasi, tetapi juga oleh komitmen kuat kami untuk menerapkan standar yang tinggi dalam melaksanakan Good Corporate Governance (GCG).

PT. Gajah Tunggal Tbk’s growth to become an established t ir e m a n u f a c t u r e r w a s s u p p o r t e d n o t o n l y b y p r o f essi o n a lis m a n d i n n o v a t i o n , b u t a lso b y o u r commitment to pursue a high standard of good corporate governance (GCG).

GCG Approach

During 2007, the Company managed to improve its overall financial performance. This improvement w as further aided by the management’s ability to implement good corporate governance (GCG) principles.

In im plementing the GCG principles, the Com pany’s management has taken steps to promote and nurture GCG as an important part of the Company’s culture and values to be a d o p ted by all em ployees at all levels of the organization.

Pendekatan GCG Perseroan

Selama tahun 2007 Perusahaan berhasil meningkatkan keseluruhan performa keuangannya. Peningkatan ini tidak terlepas dari kemampuan manajemen dalam menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG). D ala m m e n era p ka n prinsip-prinsip G C G t erse b u t , manajemen Perusahaan telah mengambil langkah-langkah untuk mencanangkan dan memelihara GCG sebagai bagian penting dari budaya dan nilai-nilai Perusahaan yang melekat pada setiap diri karya w an di seluruh jajaran organisasi.

Governing Boards

The management of the day-to-day operations of the Company is carried out by the Board of Directors (BOD) under the supervision of the Board of Commissioners (BOC), the members of which were appointed by a general meeting of shareholders. In addition, the Company has an Audit Committee that is chaired by one of its Independent Commissioners.

In performing their tasks, the governing board members act on a fully informed basis, in good faith, with due diligence and care, and for the best interest of the Company and its shareholders.

The governing board performs its duty independently, care f ully a n d w it h a d h ere nce t o t h e princi p les o f transparency, accountability, responsibility, and fairness. Adherence to these principles is crucial in building the Company’s trustworthiness to its shareholders and other stakeholders.

Dewan Pengelola

Pengelolaan operasional rutin Perusahaan dilaksanakan oleh Dewan Direksi di bawah pengawasan Dewan Komisaris, yang anggota-anggota-anggotanya ditetapkan melalui Rapat Umum Pemegang Saham. Di samping itu, Perusahaan juga memiliki Komite Audit yang dikepalai oleh salah satu Komisaris Independen Perusahaan.

Dalam melaksanakan tugas-tugasnya, anggota dewan pengelola bertindak berdasarkan informasi yang lengkap, niat baik, dengan prinspi kehati-hatian serta kepedulian, dan demi kepentingan Perusahaan serta para pemegang sahamnya.

Dewan pengelola melaksanakan tugas-tugasnya secara independen, hati-hati, dan selalu berpegang pada prinsip keterbukaan, dapat dipercaya, dapat dipertanggung jawabkan, bertanggung jawab, dan adil. Ketaatan pada prinsip-prinsip ini penting dalam membangun kepercayaan para pemegang saham dan stakeholder lainnya.

(10)

Director's Role

The Co m p a ny’s BO D is resp o nsible f or lea din g t he Company and for formulating Company policies in line w it h t he Co m p a ny’s p hiloso p hy a n d its Articles o f Association, in conformance with applicable la ws and regulations.

The BOD’s main responsibility is to lead the Company to w ard meeting its objectives, w hilst safeguarding and utilizing its assets and resources in a professional and responsible manner. The BOD is required to conduct meetin gs reg ularly, b ut m ay also hold unsched uled meetings as needed

The BOD held 12 formal meetings in 2007, with an average attendance of 95%. In these meetings, the BOD discusse d t he Co m p a ny’s o p era tio n al a n d fin a ncial performance, as well as the development of the Company’s business. The key decisions made in these meetings were reported in regular meetings to the BOC. Based on these reports, the BOC gave their advice and or approval.

Peran Direksi

De w an Direksi Perusahaan bertanggung ja w ab untuk memimpin perusahaan dan memformulasikan kebijakan-kebijakan yang sesuai dengan filosofi dan akte pendirian perusahaan, serta tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Tugas utama Dewan Direksi adalah memimpin Perusahaan dengan berpegang pada tujuan Perusahaan, memelihara dan mempergunakan aset dan sumber daya perusahaan dengan cara yang profesional dan bertanggung jawab. Dewan Direksi diwajibkan untuk mengadakan rapat secara teratur, namun, bila terjadi permasalahan yang harus ditangani dengan segera, juga wajib untuk mengadakan rapat mendadak.

Dewan Direksi mengadakan 12 kali rapat resmi pada tahun 2007, dengan rata-rata persentasi kehadiran 95%. Pada rapat-rapat tersebut, Dewan Direksi membahas performa operasional dan keuangan serta pengembangan bisnis Perusahaan. Keputusan-keputusan penting yang dihasilkan pada rapat tersebut dilaporkan pada rapat rutin dengan Dewan Komisaris. Berdasarkan laporan tersebut, Dewan Komisaris memberikan masukan dan/atau persetujuan.

Peran Komisaris

Perusahaan memahami peran penting yang dijalankan Komisaris dalam rangka melindungi kepentingan seluruh pemegang saham. Para komisaris Perusahaan adalah figur independen yang memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas dalam industri terkait, serta hukum dan peraturan keuangan dan pasar modal.

De w an Komisaris bertanggung ja w ab dan berw enang mengawasi tindakan Direksi, serta memberikan nasehat kep a d a De w an Direksi jika dip an d an g perlu. De w an Ko misaris b erh a k m e m p erole h a kses a t as in f orm asi Perseroan secara tepat waktu dan lengkap.

Dalam melaksanakan tugasnya dan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan dan peraturan Bursa Efek Jakarta, Dewan Komisaris dibantu oleh Komite Audit Independen yang dikepalai oleh seorang Komisaris Independen. Sepanjang tahun 2007, Dewan Komisaris mengadakan 4 kali rapat resmi, dengan persentasi kehadiran 86%. Pada rapat-rapat tersebut, De w an Komisaris mengkaji dan menyetujui usulan yang diajukan oleh Dewan Direksi.

Commisioners Role

The Company also realizes that the role of Commissioners is very im p ort a n t in pro t ectin g t he in t erests o f its sh a re h o l d ers. Th e C o m p a n y’s c o m m issi o n ers a re independent professionals with extensive experience and kno wledge in the industry, as well as in the financial and capital market laws and regulations.

BOC is responsible and fully authorized to supervise the Directors’ performance, and to provide advice to the Board of Directors as necessary. The BOC is entitled to access any corporate information in a timely and comprehensive manner.

To assist the BOC in discharging their role, an Independent Audit Committee, with an Independent Commissioner as its head w as established in conformance with the rules and regulations of the Jakarta Stock Exchange.

During 2007, the BOC held 4 formal meetings, with an average attendance of 86%. In these meetings, the Board of Co m missioners revie w ed and approved proposals submitted by the Board of Directors.

(11)

External Auditor

A ccordin g t o t h e Ju n e 2 0 0 7 G e n eral Sh are h old ers Meeting, the Company decided to appoint Registered Public Accountans Osman Bing Satrio & Partner, a member of Deloitte Touche Tohmatsu International as its external auditor for the period of 2007.

Akuntan Eksternal

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham pada bulan Juni 2007, Perusahaan memutuskan untuk menunjuk Kantor A kuntan Publik Osman Bing Satrio & Rekan, anggota dari Deloitte Touche Tohmatsu International untuk menjadi auditor eksternal Perusahaan pada periode 2007.

Risk Management

The Company’s continued ability in providing values to its stakeholders relies on its ability to sense the different risks relevant to its operation, to put in place a mechanism to m o n i t or t h ose risks, a n d t o h a n d le t h e d i f f ere n t

Pengelolaan Risiko

Kemampuan Perusahaan yang berkesinambungan dalam memberikan nilai-nilai kepada para stakeholder sangat tergantung pada kemampuannya untuk peka terhadap

Sekretaris Perusahaan

Sebagai perusahaan publik yang mematuhi dan mentaati hukum, peraturan dan ketentuan pasar modal perusahaan memiliki Sekretaris Perusahaan. Tugas utama dari Sekretaris Perusahaan adalah memastikan bahwa Perusahaan telah mematuhi dan mentaati hukum, peraturan dan ketentuan p asar m o d al. Selain d ari t u g as t erse b u t , Sekre t aris Perusa h a a n b erf u n gsi se b a g ai juru bicara d ala m mengkomunikasikan kebijakan-kebijakan dan pencapaian Perusahaan kepada para pemegang saham, investor, analis p asar m o d al, m e dia m assa , p u blik sert a le m b a g a penyelenggara dan pengawas Pasar Modal.

Company Secretary

As a public listed company that complies and abides by the laws, regulations and stipulations in the capital market, the Company has a Corporate Secretary. The main duty of the Company Secretary is to ensure that the Company complies with and abides by the la ws, regulations and stip ulations in the ca pital m arket. In a d dition, the C o m p a n y Se cr e t a ry f u n c t i o n s a s t h e s p e a k e r i n c o m m u n ic a t i n g p o licies a n d a c h ieve m e n ts o f t h e Co m p any to shareholders, investors, ca pital m arket analysts, mass media, the general public, government officials and capital market supervisor.

Audit Committee

The Audit Committee’s duties include the supervision of both Internal Audit Unit and External Auditors to maintain independency and objectivity. This entails reviewing the audit plan, execution, and result, as well as overseeing the follo w up to the audit result. This committee also actively participates in the selection of the Public Accountant, evaluates its ability to keep its independence, establishes evaluation criteria for its work, and performs the evaluation based on the criteria.

The Audit Committee has full and unlimited access to any records, employees, resources and funds, as well as other assets of the Company in performing its duty.

Thro u g h o u t 2 0 0 7, t h e A u d it C o m m it t e e h eld f o ur meetings with management, which were attended by the Company’s Independent Commissioner, in his role as the Audit Committee Head, and the members of the Audit Committee.

Komite Audit

Guna menjaga obyektifitas serta kemandirian, tugas-tugas Komite Audit meliputi pengawasan terhadap Unit Audit Internal maupun Auditor Eksternal Perusahaan. Komite Audit juga bertugas melakukan pengkajian atas rencana, pelaksanaan, hasil, sekaligus tindak lanjut dari sebuah hasil audit. Komite Audit juga secara aktif berpartisipasi dalam m e milih A ku n tan Pu blik, m en gevaluasi ke m a m p uan kemandiriannya, serta menyusun kriteria evaluasi terhadap kinerjanya serta melakukan evaluasi berdasarkan kriteria tersebut.

Komite Audit memiliki hak penuh serta akses tak terbatas terhadap semua catatan, karyawan, sumber daya dan dana, dan juga aset Perusahaan lainnya dalam menjalankan tugasnya.

Selama tahun 2007, Komite Audit melaksanakan 4 kali pertemuan resmi dengan manajemen, yang dihadiri oleh Komisaris Independen Perusahaan sebagai Ketua Komite Audit, dan anggota-anggota Komite Audit.

(12)

Pengendalian Internal

Perusahaan yakin bahwa hadirnya sistem nilai yang kuat dan sistem pengendalian internal merupakan kondisi yang perlu untuk memastikan bahwa strategi dan kebijakan yang ditentukan oleh Dewan Pengelola dilaksanakan sebaik-baiknya oleh setiap tingkat unit usaha Perusahaan. Dewan Direksi secara teratur menekankan pentingnya sistem pengendalian internal yang kuat melalui berbagai jalur, term asuk d ala m ra p a t ru tin o p erasio n al d a n kesempatan-kesempatan lainnya.

Sistem pengendalian internal Perusahaan dilakukan melalui penerapan Prosedur Operasi Standar, dokumentasi dan audit berkala ISO/TS 16494, dan implementasi Aplikasi Oracle untuk mengelola dan mengendalikan keuangan, distribusi, dan proses produksi Perusahaan.

Perusahaan juga telah menugaskan departemen audit internal untuk melakukan pengkajian operasional tiap unit usaha secara berkala untuk memastikan bahwa tingkat pengendalian internal yang diterapkan oleh sistem-sistem

Internal Control

The Company believes that the presence of a strong value and a system of internal control is a necessary condition to ensure that the strategy and policy defined by the Governing Board is executed in earnest by all levels of the Company’s business units.

The BOD communicates the value and importance of having a strong internal control regularly through various channels, including regular operational meetings and other opportunities.

Th e syst e m o f in t ern al co n trol in t h e C o m p a ny is i m ple m e n t e d t hro u g h t h e a p plica tio n o f st a n d ard operating procedure (SOP), ISO/TS 16494 documentation and its regular audit, and the implementation of Oracle A p p lic a t i o n t o m a n a g e a n d c o n t r o l i ts f i n a n ci a l, distribution, and manufacturing operations.

The Co m pany has also established an internal audit department to perform regular reviews of the operation of each business unit to ensure that the internal control contingencies arising from them. In its operation, the Company is exposed to the following market risks: foreign currency risk, raw material price risks, and energy cost risks.

The Company is exposed to the currency risks through its financing, which used USD denominated instruments. The Company’s purchases of imported ra w materials are in relative balance with more than half of its revenue it receives were in foreign currencies, in effect minimizing its currency risks from operations.

The Company is exposed to the fluctuation of its key ra w material prices, which are commodities. This exposure can usually be partially or fully compensated for adjusting its product prices to the Company’s customers.

The Company is exposed to the fluctuation of energy costs, which generally correlate to global oil prices. To minimize this exposure, the Company diversified its energy usage to include an ability to use the cheaper natural gas as an energy source in addition to diesel fuel and electricity supplied by PLN.

menempatkan suatu mekanisme untuk memonitor risiko-risiko tersebut, dan menangani situasi di luar rencana yang muncul dari risiko-risiko tersebut. Dalam operasinya, risiko-risiko pasar yang dihadapi oleh Perusahaan adalah: risiko mata uang asing, harga bahan baku, dan biaya energi.

Risiko mata uang dihadapi Perusahaan melalui aktivitas p e m b iaya a n ya n g m e n g g u n a ka n m a t a u a n g USD , sementara belanja bahan baku impor Perusahaan relatif seimbang dengan pendapatan ekspor yang diterima dalam mata uang asing, sehingga meminimalisasikan risiko mata uang asing operasional.

Risiko bahan baku dihadapi Perusahaan karena gejolak harga bahan baku utama yang digunakan Perusahaan, yang diperjualbelikan sebagai ko m o ditas. Risiko ini biasanya dapat ditangani sebagian atau seluruhnya dengan menyesuaikan harga produk Perusahaan terhadap pelanggan.

Risiko biaya energi dihadapi Perusahaan karena gejolak biaya energi, yang pada umumnya berkorelasi dengan harg a minyak d u nia. U n t uk m em p erkecil risiko ini, Perusahaan telah melakukan diversifikasi penggunaan energi melalui penggunaan gas alam yang lebih murah di samping pemakaian minyak solar dan listrik yang dipasok oleh PLN.

Referensi

Dokumen terkait

Gam- bar 6 menunjukkan data yang dapat dilihat oleh penyadap ketika dilakukan pengujian serangan Sniffing sehingga informasi data tersebut dapat diekstrak, setelah implementasi

Nilai ketepatan klasifikasi yang dihasilkan oleh FK-NNC lebih tinggi daripada nilai ketepatan klasifikasi yang dihasilkan oleh Algoritma C4.5 dan laju error (APER) yang

Hasil refleksi pada siklus IV Peneliti dan guru mitra bersepakat bahwa pendekatan klarifikasi nilai yang dilaksanakan dalam 4 (empat) siklus ini sudah cukup

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Pada observasi awal diperoleh data bahwa pada saat pembelajaran,

disebabkan oleh ayam yang sudah terinfeksi sebelumnya. Peternakan yang berada di wilayah Desa Kalisidi, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang ini banyak

Pembelajaran kolaboratif adalah pembelajaran yang menempatkan siswa dengan latar belakang dan kemampuan yang beragam bekerja sama dalam suatu kelompok kecil untuk mencapai

Khususnya ISIS Pertumbuhan ISIS di dunia (termasuk Indonesia) sangat signifikan, karena memanfaatkan IT Di Indonesia, tren ormas yang mendukung ISIS makin banyak..

Program LINUS  Penguasaan konstruk dalam kedua-dua literasi membaca dan menulis diambil kira bagi menentukan murid memasuki Program..  Murid yang belajar di kelas biasa..