17. Pembangunan
Sosial Ekonomi
17. Pembangunan
Sosial Ekonomi
Kela
s
01 SAKMA
308
REGULER
MALAM
Syukur
NIM : 2014122886
Tria Ningrum
Rohmawati
NIM : 2014121133
Syukur
NIM : 2014122886
Tria Ningrum
Rohmawati
NIM : 2014121133
Disusun Oleh
Pengertia
n
Pengertia
n
Pembangunan sosial
merupakan konsep
pembangunan yang menggabungkan aspek
sosial
dan
ekonomi
.
Konsep
ini
memperkenalkan
pembangunan
sosial
sebagai suatu proses
perubahan sosial
terencana
yang
dirancang
untuk
meningkatkan
taraf
hidup masyarakat,
dimana
pembangunan
dilakukan
saling
melengkapi
proses
pembangunan ekonomi.
Intinya adalah proses
perubahan terencana
Konsep
ini
memperkenalkan
pembangunan
sosial
sebagai suatu proses
perubahan sosial
terencana
yang
dirancang
untuk
meningkatkan
taraf
hidup
masyarakat
,
dimana
pembangunan
dilakukan
saling
melengkapi
proses
pembangunan ekonomi
.
Intinya adalah proses
perubahan terencana
Edi Suharto mengartikan
Pembangunan Sosial sebagai pendekatan pembangunan yang bertujuan meningkatkan kualitas kehidupan manusia secara paripurna, yakni memenuhi kebutuhan manusia yang terentang mulai dari kebutuhan fisik sampai sosial.
(Katz dalam
Tjokrowinoto, 1995: 1) Pembangunan
merupakan proses perubahan yang terencana dari suatu situasi nasional yang satu ke situasi nasional yang lain yang lebih tinggi
Edi Suharto mengartikan Pembangunan Sosial sebagai pendekatan pembangunan yang bertujuan meningkatkan kualitas kehidupan
manusia secara
paripurna, yakni memenuhi kebutuhan manusia yang terentang mulai dari kebutuhan fisik sampai sosial.
(Katz dalam
Tjokrowinoto, 1995: 1) Pembangunan
merupakan proses
perubahan yang
Dapat dikatakan bahwa pembangunan merupakan
suatu upaya perubahan menuju keadaaan dan
situasi yang lebih baik
Tertinggal menjadi maju
Tradisional menjadi modern
Bodoh menjadi pintar
Miskin menjadi kaya
Sakit menjadi sehat
Menurut Korten ( 2001 : 110 )
Pembangunan adalah :
Proses
dimana
anggota-anggota
suatu
masyarakat
Secara kontekstual pembangunan sosial lebih
berorientasi pada prinsip keadilan sosial ketimbang
pertumbuhan ekonomi.
Beberapa program yang menjadi pusat pehatian
pembangunan sosial mencakup : pendidikan, kesehatan,
ketenagakerjaan, perumahan, dan pengentasan
kemiskinan.
Tahun 1980
Tahun 1980
Pembangunan sosial sebagai salah satu pendekatan dalam
pembangunan, pada awal perkembangannya, seringkali
dipertentangkan dengan pembangunan ekonomi. Hal
ini terkait dengan pemahaman orang banyak yang menggunakan istilah
pembangunan yang dikonotasikan sebagai perubahan ekonomi yang
diakibatkan oleh industrialisasi.
Dengan kata lain Pembangunan Sosoal tidak sama dengan industrialisasi
Pembangunan sosial sebagai salah satu pendekatan dalam
pembangunan, pada awal perkembangannya, seringkali
dipertentangkan dengan pembangunan ekonomi. Hal
ini terkait dengan pemahaman orang banyak yang menggunakan istilah
pembangunan yang dikonotasikan sebagai perubahan ekonomi yang
diakibatkan oleh
industrialisasi.
Dengan kata lain Pembangunan Sosoal tidak sama dengan industrialisasi
Pada awal tahun ini, konsep pembangunan sosial mulai populer dalam lingkup pekerjaan sosial . Kemunculan konsep pembangunan sosial merupakan refleksi atas evaluasi terhadap jalannya pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi dinilai menyisakan distorsi masalah sosial seperti kemiskinan. Era industrialisasi telah mendorong kemajuan kapitalisme yang menekankan pada pertumbuhan ekonomi sehingga aspek-aspek sosial terabaikan.
Seiring dengan kemajuan kapitalisme, meningkat pula tekanan masalah sosial sehingga menyadarkan akan pentingnya konsep pembangunan yang tidak hanya
bertujuan meningkatkan
kualitas hidup manusia dari aspek fisik, tetapi juga merespon masalah pembangunan yang terdistorsi. Pembangunan terdistorsi dianggap sebagai residu pembangunan yang muncul karena paradigma yang salah tentang pembangunan di mana pembangunan yang terjadi tidak lagi berorientasi pada kesejahteraan manusia. Oleh karena itu, konsep pembangunan sosial hadir untuk melengkapi proses pembangunan ekonomi. Di Indonesia sendiri, konsep pembangunan sosial sempat diadaptasi dalam program perbaikan kampung MHT III, Jakarta, sekitar tahun 1993.
Pada awal tahun ini, konsep pembangunan
sosial mulai populer dalam lingkup pekerjaan sosial . Kemunculan konsep pembangunan sosial merupakan refleksi atas evaluasi terhadap jalannya pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi dinilai menyisakan distorsi masalah sosial seperti
kemiskinan. Era industrialisasi telah mendorong kemajuan kapitalisme yang menekankan pada pertumbuhan ekonomi sehingga aspek-aspek sosial terabaikan.
Seiring dengan kemajuan kapitalisme,
meningkat pula tekanan masalah sosial sehingga menyadarkan akan pentingnya konsep pembangunan yang tidak hanya
bertujuan meningkatkan
Tujuan
Tujuan
Menurut UN-ESCAPE,
pembangunan
sosial
pada
dasarnya
dilakukan
untuk
meningkatkan
taraf
hidup
manusia melalui upaya-upaya
untuk mengangkat manusia dari
keterbelakangan
menuju
kesejahteraan.
Pembangunan sosial bertujuan
meningkatkan
kapasitas
perseorangan
dan
institusi
mereka,
memobilisasi
dan
mengelola sumber daya guna
menghasilkan perbaikan yang
berkelanjutan dan merata dalam
kualitas hidup sesuai dengan
aspirasi mereka sendiri demi
mencapai hasil yang lebih baik
dan mencapai keadilan sosial.
Menurut UN-ESCAPE,
pembangunan
sosial
pada
dasarnya
dilakukan
untuk
meningkatkan
taraf
hidup
manusia melalui upaya-upaya
untuk mengangkat manusia dari
keterbelakangan
menuju
kesejahteraan
.
Manusia merupakan makhluk biopsikososial yang terdiri dari aspek biologis (tubuh), psikis (kejiwaan), dan lingkungan sosial . Oleh karena itu, pemenuhan aspek fisik saja dianggap tidak mencukupi kebutuhan manusia. Pembangunan ekonomi yang berjalan selama ini pada kenyataannya lebih terfokus pada pembangunan fisik seperti pertumbuhan GNP dan pembangunan gedung-gedung, sementara pemerataan hasil pembangunan dan penjagaan
lingkungan kurang diperhatikan, sehingga proses pembangunan justru menciptakan jarak semakin lebar antara yang kaya dan miskin, serta mengancam keberlangungan lingkungan.
KAYA
KAYA
MISKI
N
1.
PROSES PEMBANGUNAN SOSIAL TERKAIT DENGAN
PEMBANGUNAN EKONOMI.
2.
MEMILIKI FOKUS YANG INTERDISIPLIN, DI MANA IA
MENGGAMBARKAN SUDUT PANDANG DARI BERAGAM ILMU
SOSIAL.
3.
MENUNJUKKAN SEBAGAI PROSES.
4.
PROSES PERUBAHANNYA BERGERAK MAJU SECARA ALAMI.
5.
PROSES PEMBANGUNAN SOSIAL BERSIFAT INTERVENSIONIS.
6.
MEMILIKI STRATEGI YANG BERAGAM.
7.
MENEKANKAN PADA POPULASI SEBAGAI SUATU KESATUAN
(CAKUPANNYA BERSIFAT UNIVERSAL ATAU INKLUSIF).
8.
BERTUJUAN MEMPROMOSIKAN ATAU MENDUKUNG
TERWUJUDNYA KESEJAHTERAAN SOSIAL
Karakteristik
Karakteristik
Pendekatan pembangunan sosial untuk kesejahteraan
sosial dalam mengatasi permasalahan sosial memiliki
delapan karakteristik
Pendekatan pembangunan sosial untuk kesejahteraan
sosial dalam mengatasi permasalahan sosial memiliki
Strategi
Strategi
Menurut Midgley,
pembangunan sosial
memiliki tiga strategi
besar yaitu
Menurut Midgley,
pembangunan sosial
memiliki tiga strategi
besar yaitu
1. Pembangunan sosial oleh individu, dikenal juga sebagai pendekatan individualis atau perusahaan. Akar ideologinya adalah liberal atau individualis, di mana ideologi tersebut menekankan pada pentingnya kebebasan individu dalam memilih. Pendekatan individualis atau perusahaan memang saat ini tidak populer dalam pembangunan sosial. Pendekatan ini dipromosikan melalui peningkatan fungsi sosial individu dan hubungan antarpribadi. Dalam strategi ini, individu-individu dalam masyarakat secara swadaya membentuk usaha pelayanan guna memberdayakan masyarakat
1. Pembangunan sosial oleh individu, dikenal juga sebagai pendekatan individualis atau perusahaan. Akar ideologinya adalah liberal atau individualis, di mana ideologi tersebut menekankan pada pentingnya kebebasan individu dalam memilih. Pendekatan individualis atau perusahaan memang saat ini tidak populer dalam pembangunan sosial. Pendekatan ini dipromosikan melalui peningkatan fungsi sosial individu dan hubungan antarpribadi. Dalam strategi ini, individu-individu dalam masyarakat secara swadaya membentuk usaha pelayanan
guna memberdayakan masyarakat
2. Pembangunan sosial oleh komunitas dikenal juga sebagai pendekatan komunitarian Pendekatan komunitarian sendiri dipengaruhi kuat oleh ideologi populis Strategi ini percaya bahwa antara masyarakat dan komunitas memiliki kemampuan yang saling terkait untuk memastikan kebutuhan dasar mereka terpenuhi, masalah sosial mereka teratasi, dan kesempatan untuk maju tersedia Untuk mencapai hal tersebut, masyarakat dan komunitas perlu saling bekerja sama melalui pengembangan komunitas lokalnya.
2. Pembangunan sosial oleh komunitas dikenal juga sebagai pendekatan komunitarian Pendekatan komunitarian sendiri dipengaruhi kuat oleh ideologi populis Strategi ini percaya bahwa antara masyarakat dan komunitas memiliki kemampuan yang saling terkait untuk memastikan kebutuhan dasar mereka terpenuhi, masalah sosial mereka teratasi, dan kesempatan untuk maju tersedia Untuk mencapai hal tersebut, masyarakat dan komunitas perlu saling bekerja sama melalui pengembangan komunitas lokalnya.
3. Pembangunan sosial oleh pemerintah dikenal pula sebagai pendekatan statis. Pendekatan statis didasari oleh ideologi kolektivis atau sosialis di mana ia menekankan pada pentingnya kolektivitas. Kumpulan ini dibangun dari asosiasi masyarakat yang memiliki sumber daya secara kolektif dan membagi wewenang untuk membuat keputusan. Melalui strategi tersebut, pembangunan sosial dilakukan oleh lembaga-lembaga atau organisasi dalam pemerintahan. Di samping adanya partisipasi individu dan masyarakat,pemerintah juga memiliki tanggung jawab untuk memastikan apakah kebijakan pembangunan sosial diimplementasikan dan apakah kebijakan sosial dan ekonomi diselaraskan.
Faktor
Penghambat
Faktor
Penghambat
Faktor Penghambat dan
Pendukung Pembangunan Sosial
Indonesia
Faktor Penghambat dan
Pendukung Pembangunan Sosial
Indonesia
Faktor
Penghamba
t
Pembangunan ekonomi Indonesia masih diserahkan pada mekanisme pasar. Meskipun mekanisme pasar mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja, namun cenderung gagal
menciptakan pemerataan pendapatan dan
memberantas masalah sosial.
Luasnya wilayah dan beragamnya kondisi sosial budaya masyarakat
menyebabkan masalah kemiskinan di Indonesia menjadi beragam dengan sifat-sifat lokal yang kuat dan pengalaman
kemiskinan yang berbeda
Pemerintah menggunakan instrumen
penanggulangan
kemiskinan dari pinjaman luar negeri. Sampai
dengan Oktober 2010, pinjaman terhadap negara maupun lembaga asing mencapai 185,39 miliar U$ (Infid, 2010).
Kemiskinan yang timbul, bukan semata-mata akibat dari faktor-faktor yang ada dalam diri masyarakat sendiri, melainkan akibat dari eksploitasi.
Kemiskinan dalam
Faktor
Pendukung
Faktor
Pendukung
Pembangunan sosial sudah menjadi
Pengarusutamaan pendekatan pembangunan pada level global, sehingga pembangunan sosial sudah menjadi tata dunia baru.
Pembangunan sosial dijamin dalam konstitusi,
sebagaimana tujuan negara, pasal-pasal, dan Bab IX dalam UUD 1945, sebagaimana dibahas dalam uraian sebelumnya
Masyarakat Indonesia memiliki asset potensial,
diantaranya: social capital, human capital, environmental capital, financial capital, physical capital, dantechnological capital. Selain juga masyarakat Indonesia memiliki ketahanan terhadap badai krisis.
Dalam aspek pembangunan ekonomi, pemerintah
mulai menggabungkannya dengan aspek pembangunan sosial, sebagaimana rencana jangka panjang 2009-2014 pemerintahan SBY: pencegahan gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), penurunan harga BBM, pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT) pada saat terjadi tekanan sangat berat terhadap keluarga miskin.
Program pemerintah mulai mengarah pada
pemberdayaan, bukan lagi bantuan sosial semata: Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) dan Program Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Pembangunan sosial sudah menjadi
Pengarusutamaan pendekatan pembangunan
pada level global, sehingga pembangunan sosial sudah menjadi tata dunia baru.
Pembangunan sosial dijamin dalam konstitusi,
sebagaimana tujuan negara, pasal-pasal, dan Bab IX dalam UUD 1945, sebagaimana dibahas dalam uraian sebelumnya
Masyarakat Indonesia memiliki asset potensial,
diantaranya: social capital, human capital, environmental capital, financial capital, physical capital, dantechnological capital. Selain juga masyarakat Indonesia memiliki ketahanan terhadap badai krisis.
Dalam aspek pembangunan ekonomi, pemerintah
mulai menggabungkannya dengan aspek
pembangunan sosial, sebagaimana rencana jangka panjang 2009-2014 pemerintahan SBY: pencegahan gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), penurunan harga BBM, pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT) pada saat terjadi tekanan sangat berat terhadap keluarga miskin.
Program pemerintah mulai mengarah pada