• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PROFIL DAN PERENCANAAN WILAYAH DI KOTA SUKABUMI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV PROFIL DAN PERENCANAAN WILAYAH DI KOTA SUKABUMI"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

PROFIL DAN PERENCANAAN WILAYAH DI KOTA SUKABUMI

4.1 Administrasi

Kota Sukabumi secara geografis terletak di bagian selatanProvinsi Jawa

Barat pada koordinat 106045’50’’ Bujur Timur dan 106045’10’’ Bujur Timur,

6049’29’’ Lintang Selatan, dan 60

• Sebelah utara Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi

50’44’’ Lintang Selatan,di kaki Gunung Gede dan Gunung Pangrango yang ketinggiannya 584 meter diatas permukaan laut, dan berjarak 120 Km dari Ibukota Negara (Jakarta)atau 96 Km dari Ibukota Provinsi Jawa Barat (Bandung). Batas-batas wilayah Kota Sukabumi meliputi:

• Sebelah selatan Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi

• Sebelah barat Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi

• Sebelah timur Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi

Suhu udara Kota Sukabumi berkisar antara 15º-30º celsius, sedangkan rata-rata curah hujan tertinggi Tahun 2009 terjadi pada Bulan Desember dengan curah hujan 386 mm (14 hari hujan, rata-rata curah hujan 28 mm), sedangkan terendah pada Bulan Agustus dengan curah hujan 0 mm (0 hari hujan, rata-rata curah hujan 0 mm), atau dengan kata lain tidak terjadi hujan pada bulan tersebut.

Wilayah Kota Sukabumi berdasarkan PP No. 3 Tahun 1995 adalah 48,0023 Km² terbagi dalam 5 kecamatan dan 33 desa/kelurahan. Selanjutnya berdasarkan Perda Nomor 15 Tahun 2000 tanggal 27 September 2000, wilayah administrasi Kota Sukabumi mengalami pemekaran menjadi 7 kecamatan dengan 33 kelurahan. Kecamatan Baros dimekarkan menjadi 3 kecamatan yaitu Kecamatan Lembursitu, Kecamatan Baros, dan Kecamatan Cibeureum. Pada Tahun 2009 Kota Sukabumi terdiri dari 7 Kecamatan, meliputi 33 kelurahan, 1.481 RT, dan 349 RW.

Adapun jumlah desa dan kelurahan di Kota Sukabumi dapat dilihat pada Tabel 12.

(2)

Tabel 12 JumlahDesa dan Kelurahan di Kota Sukabumi Tahun 2009

Kecamatan Desa Kelurahan

Baros 0 4 Lembursitu 0 5 Cibeureum 0 4 Citamiang 0 5 Warudoyong 0 5 Gunung Puyuh 0 4 Cikole 0 6

Sumber:Kota SukabumiDalam Angka Tahun 2010

Berdasarkan luasan wilayah, maka Kecamatan Lembursitu merupakan

kecamatan terluas di Kota Sukabumi yaitu 8,77 Km2 sedangkan luas kecamatan

terkecil yaitu Kecamatan Citamiang yaitu 4,04 Km2. Luas wilayah Kota

Sukabumi dapat dilihat pada Gambar 16.

Sumber:Kota Sukabumi Dalam Angka Tahun 2010

Gambar 16Luas Wilayah Kota Sukabumi menurut Kecamatan (Km2

Tahun 2009

)

4.2 Fisik Dasar Wilayah 4.2.1 Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan di Kota Sukabumi dibedakan menjadi lahan sawah dan lahan bukan sawah (lahan kering). Lahan bukan sawah (lahan kering) sendiri

Baros; 6,11 Lembursitu; 8,9 Cibeureum; 8,77 Citamiang; 4,04 Warudoyong ; 7,6 Gunung Puyuh; 5,5 Cikole; 7,08

(3)

dibedakan atas lahan pekarangan/rumah, tegal/kebun, kolam/tebat/empang dan lahan lain-lain.

Luas wilayah Kota Sukabumi adalah 4.800 Ha. Menurut penggunaannya, dari seluruh wilayah sebesar sebesar 1.859 Ha ( 38,73%)digunakan untuk tanah sawah dan sisanya seluas 2.417 Ha (50,35%) merupakan tanah kering dan lain-lain.Adapun luas tanah menurut penggunaannya dapat dilhat pada Tabel 13.

Fenomena yang terjadi didaerah perkotaan menunjukkan luas lahan sawah akan semakin berkurang sejalan dengan banyaknya pembangunan di bidang perumahan, perdagangan ataupun industri sehingga fungsi lahan pertanian berubah fungsi menjadi lahan bukan pertanian.

Tabel 13 Luas Tanah Menurut Kecamatan dan Penggunaannya di Kota Sukabumi Tahun 2009 (Ha)

Kecamatan Tanah Sawah Tanah Kering Lain-lain Jumlah B a r o s 301 250 61 612 Citamiang 80 241 83 404 Warudoyong 370 334 56 760 Gunung Puyuh 147 345 58 550 C i k o l e 112 529 67 708 Lembursitu 344 414 131 889 Cibeureum 505 304 68 877 Jumlah Tahun 2009 1.859 2.417 524 4.800

Sumber:Kota Sukabumi Dalam Angka Tahun 2010.

4.2.2 Sumber Daya Air

Kota Sukabumi memiliki ± 29 sungai dengan sungai utamanya yaitu Sungai Cimandiri, Sungai Cipelang dan Sungai Cisuda. Kondisi air tanah di wilayah Kota Sukabumi dan sekitarnya untuk kebutuhan sehari-hari secara umum cukup tersedia.

Sumbernya berasal dari air tanah dan mata air. Sebaran akuifer dengan produktivitas tinggi terdapat di sekitar Kota Sukabumi dengan sebaran paling dominan mulai dari barat hingga ke timur. Di bagian utara merupakan zona air tanah dengan akuifer berproduktifitas sedang dan penyebaran luas. Bagian selatan merupakan zona akuifer yang produtivitasnya rendah hingga langka.

(4)

4.3 Perekonomian Daerah

4.3.1 Ekonomi Makro

Kota Sukabumi merupakan suatu wilayah yang tidak terpisahkan dari wilayah yang lebih luas yang tentunya juga akan terkait dengan pembangunan ekonomi yang lebih luas tersebut. Kota Sukabumi merupakan bagian dari Provinsi Jawa Barat.

4.3.1.1 Ekonomi Kota Sukabumi dalam Lingkup Provinsi Jawa Barat

PDRB Kota Sukabumi atas dasar harga berlaku pada Tahun 2008 sebesar Rp.3.742.659,06 yang memberikan kontribusi terhadap pembentukan PDRB Provinsi Jawa Barat sebesar 0,62 % terhadap PDRB Provinsi Jawa Barat Tahun 2008. Untuk lebih jelasnya perkembangan kontribusi Kota Sukabumi terhadap PDRB Provinsi Jawa Barat dari Tahun 2006 sampai dengan Tahun 2008 dapat dilihat pada Tabel 14 dan Gambar 17.

4.3.1.2 Ekonomi Kota Sukabumi dalam Lingkup Internal

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Sukabumi merupakan salah satu indikator ekonomi makro yang dapat digunakan untuk melihat tingkat perkembangan dan struktur perekonomiandi suatu daerah, dimana PDRB disajikan atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan 2000.

PDRB Kota Sukabumi atas dasar harga berlaku Tahun 2009 mencapai 4,39 trilyun rupiah, sedangkan atas dasar harga konstan 2000 mencapai 1,81 trilyun rupiah (lihat Tabel 15). Hal ini menunjukkan adanya peningkatan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Berdasarkan kontribusi terhadap perekonomian di wilayah Kota Sukabumi, sektor yang memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran, yaitu mencapai 45,70%. Urutan terbesar kedua dan ketiga adalah sektor pengangkutan dan komunikasi serta sektor jasa-jasa yang masing-masing membertikan kontribusi sebesar 15,89% dan 14,71%. Sedangkan sektor yang kontribusinya paling kecil terhadap PDRB adalah sektor pertambangan dan penggalian yang hanya 0%.

(5)

Tabel 14PDRB Jawa Barat Atas Dasar Harga Berlaku menurut Kabupaten/Kota (Termasuk Minyak dan Gas Bumi)Tahun 2006 - 2008

No. Kabupaten/Kota 2006 2007*) 2008**) 1 Kab. Bogor 44.792.697,77 51.280.219,68 58.389.411,43 2 Kab. Sukabumi 13.163.815,57 14.502.885,80 16.133.202,65 3 Kab. Cianjur 12.278.819,43 13.807.923,13 15.680.235,63 4 Kab. Bandung 29.431.046,06 33.319.630,76 38.282.169,44 5 Kab. Garut 15.890.281,38 17.715.223,88 20.360.836,52 6 Kab. Tasikmalaya 8.183.081,48 9.353.880,69 10.328.579,41 7 Kab. Ciamis 11.189.899,31 12.615.588,97 14.500.879,76 8 Kab. Kuningan 5.303.109,30 6.094.979,05 7.047.926,57 9 Kab. Cirebon 11.489.381,02 12.927.156,71 15.564.718,45 10 Kab. Majalengka 6.409.192,21 7.250.596,85 8.297.702,83 11 Kab. Sumedang 8.066.643,34 9.034.570,57 10.300.942,44 12 Kab. Indramayu 31.895.387,37 34.541.953,08 40.934.412,15 13 Kab. Subang 10.700.785,96 12.124.641,00 13.745.080,16 14 Kab. Purwakarta 9.698.906,14 11.271.570,60 13.215.852,89 15 Kab. Karawang 31.348.367,00 35.970.209,03 40.855.816,29 16 Kab. Bekasi 66.519.529,55 74.498.000,40 82.977.554,24

17 Kab. Bandung Barat 10.919.108,21 12.362.145,65 14.220.412,09

18 Kota Bogor 7.257.742,09 8.558.035,70 10.089.943,96 19 Kota Sukabumi 2.863.431,70 3.172.970,91 3.742.659,06 20 Kota Bandung 43.491.379,70 50.552.181,99 60.441.486,84 21 Kota Cirebon 8.039.886,97 9.149.434,86 10.697.971,67 22 Kota Bekasi 22.376.414,93 25.419.184,82 29.525.360,30 23 Kota Depok 9.005.066,64 10.599.147,15 12.542.499,04 24 Kota Cimahi 8.402.482,67 9.304.794,67 10.716.291,04 25 Kota Tasikmalaya 5.512.622,45 6.353.910,75 7.159.120,59 26 Kota Banjar 1.134.689,46 1.290.028,27 1.433.562,27 Jumlah 26 Kab/Kota 435.363.767,71 493.070.864,97 567.184.627,72 Jawa Barat 473.187.292,62 526.220.225,16 602.420.555,35

Sumber : Jawa Barat Dalam Angka Tahun 2008

Sumber : Jawa Barat Dalam Angka Tahun 2008

Gambar 17Persentase Kontribusi Kota Sukabumi dalam Pembentukan PDRB Provinsi Jawa Barat Tahun 2006 - 2008

4.3.1.3 Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita di Kota Sukabumi

Pada dasarnya PDRB per kapita atau lebih jamaknya digunakan istilah pendapatan per kapita adalah rata-rata nilai tambah bruto yang dihasilkan setiap

Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008 Persentase kontribusi 0,61 0,60 0,62 0,59 0,60 0,60 0,61 0,61 0,62 0,62 0,63 p er se n tas e

(6)

penduduk. Meskipun seringkali digunakan sebagai indikator kesejahteraan penduduk, namun komponen ini sebenarnya masih terlalu kasar untuk digunakan sebagai indikator riil kesejahteraan penduduk

Besarnya PDRB per kapita atas dasar harga berlaku Kota Sukabumi Tahun 2009 adalah Rp. 15.267.378,89. Sedangkan besarnya PDRB per kapita

atas dasar harga konstan 2000 Kota Sukabumi Tahun 2009 adalah Rp.6.288.389,74.

Untuk lebih jelasnya perkembangan PDRB per kapita Kota Sukabumi dari Tahun 2006 – Tahun 2009 dapat dilihat pada Gambar 18.

4.3.1.4 Ekonomi tiap Kecamatan di Kota Sukabumi

Kinerja perekonomian Kota Sukabumi dipengaruhi oleh kinerja perekonomian wilayah kecamatannya. Berputarnya roda penggerak perekonomian di masing-masing kecamatan maka akan menciptakan pertumbuhan ekonomi di tingkat kota. Dengan demikian, pengukuran kinerja perekonomian sampai tingkat kecamatan dapat memberikan pijakan yang kuat dalam pembangunan ekonomi Kota Sukabumi.

PDRB Kecamatan ini dapat pula dipergunakan untuk keterbandingan pertumbuhan dan struktur ekonomi kecamatan di Kota Sukabumi. Pada Tabel 18 disajikan PDRB atas dasar harga berlaku maupun kontribusinya terhadap PDRB Kota Sukabumi Tahun 2007 sampai Tahun 2009.

Analisis terhadap distribusi PDRB menurut kecamatan dapat memberikan gambaran kontribusi PDRB masing-masing kecamatan terhadap PDRB Kota Sukabumi. Adapun kontributor terbesar PDRB Kecamatan terhadap PDRB Kota Sukabumi pada Tahun 2009 adalah kecamatan Cikole yaitu sebesar 27,26 persen dengan nilai 1,188.21 milyar.

Kontributor terendah adalah kecamatan Baros yaitu sebesar 5,40 persen dengan nilai 237.23 milyar. Demikian pula kecamatan Cibeureum dan Lembursitu masing-masing memberikan kontribusi sebesar 5,44 persen dan 7,40 persen.

(7)

Tabel 15Produk Domestik Regional Bruto Kota Sukabumi Atas Dasar Harga Konstant 2000 Tahun 2006-2009 (Juta Rupiah)

Sumber:Kota Sukabumi Dalam Angka Tahun 2010

Gambar 18Perkembangan PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku di Kota Sukabumi dari Tahun 2006 – 2009

Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 PDRB per Kapita 10.433.87 11.386.77 13.431.20 15.267.37 -5.000.000 10.000.000 15.000.000 20.000.000 (R p.) LAPANGAN USAHA 2006 2007 2008*) 2009**) (1) (2) (3) (4) (5)

1. PERTANIAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN DAN

PERIKANAN 68,346.07 70,638.62 74,810.71 68,454.37

a. Tanaman bahan makanan 28,299.10 29,379.35 29,346.82 24,815.50 b. Tanaman perkebunan 71.82 111.05 84.39 85.12 c. Peternakan dan hasil-hasilnya 37,985.58 38,759.96 42,949.95 41,041.68

d. Kehutanan 0.00 0.00 0.00 0.00

e. Perikanan 1,989.56 2,388.26 2,429.55 2,512.07

2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 122.31 114.36 103.26 88.35

a. Minyak dan Gas Bumi (migas) 0.00 0.00 0.00 0.00 b. Pertambangan tanpa migas 0.00 0.00 0.00 0.00 c. Penggalian 122.31 114.36 103.26 88.35

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 80,194.85 88,029.08 94,920.39 96,906.46

a. Industri migas 0.00 0.00 0.00 0.00 1. Pengilangan Minyak Bumi 0.00 0.00 0.00 0.00 2. Gas Alam Cair 0.00 0.00 0.00 0.00 b. Industri Tanpa Migas 80,194.85 88,029.08 94,920.39 96,906.46

4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 18,176.10 20,844.36 20,943.71 22,780.00

a. Listrik 14,764.71 17,466.73 17,504.08 19,257.94

b. Gas Kota 0.00 0.00 0.00 0.00

c. Air bersih 3,411.39 3,377.63 3,439.63 3,522.06

5. B A N G U N A N 94,297.13 99,046.75 108,687.19 113,597.83

6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 640,624.37 685,245.68 727,000.73 802,300.02

a. Perdagangan Besar dan Eceran 583,357.98 622,623.89 662,690.00 739,757.50 b. H o t e l 4,100.84 4,325.16 5,035.70 4,905.71 c. Restoran 53,165.56 58,296.63 59,275.03 57,636.81

7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 248,145.19 268,596.06 295,601.53 318,781.40

a. Pengangkutan 202,882.54 216,393.44 231,492.79 247,804.60 1) Angkutan Rel 8.93 0.00 0.00 0.00 2) Angkutan Jalan Raya 173,104.45 185,455.08 201,447.61 218,105.47 3) Angkutan Laut 0.00 0.00 0.00 0.00 4) Angk. Sungai, Danau dan Penyeberangan 0.00 0.00 0.00 0.00 5) Angkutan Udara 0.00 0.00 0.00 0.00 6) Jasa Penunjang Angkutan 29,769.16 30,938.36 30,045.18 29,699.13 b. Komunikasi 45,262.65 52,202.62 64,108.74 70,976.80 1. Pos dan Telekomunikasi 45,262.65 52,202.62 64,108.74 0.00 2. Jasa Penunjang Komunikasi 0.00 0.00 0.00 0.00

8. KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERUSAHAAN 142,308.49 143,141.44 142,829.46 143,698.31

a. B a n k 40,632.00 33,820.89 34,280.74 31,940.84 b. Lembaga keuangan tanpa Bank 29,402.86 34,639.33 34,984.72 37,550.87 c. Jasa Penunjang Keuangan 248.50 279.48 0.00 0.00 c. Sewa Bangunan 35,928.34 37,059.64 34,952.78 33,369.59 d. Jasa Perusahaan 36,096.79 37,342.11 38,611.22 40,837.00

9. JASA-JASA 216,804.20 231,566.55 240,564.60 243,543.99

a. Pemerintahan Umum 139,835.09 149,483.10 154,276.87 153,659.89 1. Adm. Pemerintahan & Pertahanan 85,299.40 89,540.38 92,411.85 0.00 2. Jasa Pemerintahan Lainnya 54,535.68 59,942.72 61,865.02 0.00 b. S w a s t a 76,969.11 82,083.45 86,287.73 89,884.10 1) Sosial Kemasyarakatan 32,089.45 34,575.22 36,131.10 36,409.76 2) Hiburan dan Rekreasi 4,115.00 4,236.29 4,519.06 4,598.78 3) Perorangan dan Rumahtangga 40,764.66 43,271.94 45,637.57 48,875.55

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 1,509,018.71 1,607,222.90 1,705,461.58 1,810,150.72

*) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara

(8)

Apabila dicermati pada Tabel 16 terlihat bahwa dominasi perekonomian masih diberikan oleh wilayah Ciciwagu (Citamiang, Cikole, Warudoyong dan Gunungpuyuh) sedangkan wilayah Bacile (Baros, Cibeurem dan Lembursitu) belum mampu mengejar wilayah Ciciwagu. Hal ini mengindikasikan, bahwa masih terdapat kesenjangan yang cukup lebar diantara kedua wilayah tersebut.

Tabel 16Produk Domestik Regional Bruto KecamatanAtas Dasar Harga Berlaku Di Kota Sukabumi Tahun 2007-2009

Kecamatan Tahun 2007 2008*) 2009**) PDRB (Milyar Rp) Kontrib usi (%) PDRB (Milyar Rp) Kontrib usi (%) PDRB (Milyar Rp) Kontri busi (%) Baros 194.59 6.13 235.24 6.29 235,24 5,40 Lembursitu 234.10 7.38 278.57 7.44 322,54 7,40 Cibeureum 171.38 5.4 202.94 5.42 237,23 5,44 Citamiang 603.56 19.03 714.71 19.10 842,89 19,34 Warudoyong 633.32 19.97 753.37 20.13 884,76 20,30 Gunungpuyuh 471.10 14.85 548.17 14.65 647,85 14,86 Cikole 863.83 27.23 1.009.66 26.98 1.188,21 27,26 Jumlah 3,171.88 100.00 3,742.66 100.00 4,394.81 100.00

Sumber : Produk Domestik Regional Bruto per Kecamatan di Kota Sukabumi Tahun 2009

Catatan : *) Angka sementara

**) Angka sangat sementara

4.3.2 Ekonomi Sektoral

4.3.2.1 Industri

Sektor industri merupakan sektor yang didorong untuk menciptakan struktur ekonomi yang seimbang dan kokoh dalam rangka menciptakan landasan ekonomi yang kuat agar tumbuh dan berkembang atas kekuatan sendiri.

Pada Tahun 2009 jumlah perusahaan industri besar dan sedang di Kota Sukabumi sebanyak 22 perusahaan yang terdiri dari 6 perusahaan industri besar dan 16 perusahaan industri sedang dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 3.729 orang pekerja. Jumlah industri di Kota Sukabumi dapat dilihat pada Tabel 17.

Dari Tabel 17 dapat terlihat bahwa jumlah industri terbanyak berada di Kecamatan Warudoyong (9 perusahaan), sedangkan jumlah industri terkecil berada di Kecamatan Gunung Puyuh dan Kecamatan Lembursitu (1 perusahaan).

(9)

Tabel 17 Jumlah Perusahaan Industri Besar/Sedang Menurut Kecamatan di Kota SukabumiTahun 2009

Kecamatan Industri Jumlah

Besar Sedang B a r o s - 3 3 Citamiang 1 3 4 Warudoyong 2 7 9 Gunung Puyuh 1 - 1 C i k o l e - 2 2 Lembursitu 1 - 1 Cibeureum 1 1 2 Jumlah 6 16 22

Sumber:Kota Sukabumi Dalam Angka Tahun 2010

Tidak dapat dipungkiri bahwa industri merupakan penyumbang dari adanya dampak lingkungan. Bahan pencemar yang terdapat dalam limbah industri ternyata telah memberikan dampak serius mengancam satu atau lebih unsur lingkungan: jangkauan pencemar dalam jangka pendek maupun panjang tergantung pada sifat limbah,jenis, volume limbah, frekuensinya dan lamanya limbah berperan.

Dampak pencemaran semula tidak begitu kelihatan. Namun setelah menjalani waktu yang relatif panjang, dampak pencemaran kelihatan nyata dengan berbagai akibat yang ditimbulkan. Unsur-unsur lingkungan,mengalami perubahan kehidupan habitat. Tanaman yang semula hidup cukup subur menjadi gersang dan digantikan dengan tanaman lain. Jenis binatang tertentu yang semula berkembang secara wajar beberapa tahun kemudian menjadi langka, karena mati atau mencari tempat lain.

Oleh sebab itu antisipasi terhadap dampak pencemaran harus dilakukan sedini mungkin, sehingga kerusakan lingkungan yang lebih buruk dapat dihindarkan dari masa sekarang. Alam merupakan titipan generasi masa yang akan datang, sehingga harus memeliharanya dengan sebaik-baiknya.

Dampak pencemaran di Kota Sukabumi mulai terasa oleh penduduk Kota Sukabumi, salah satunya dengan adanya perubahan kualitas air sungai di

kota ini. Perkiraan beban limbah cair dari industri skala menengah dan besar di Kota Sukabumi dapat dilihat pada Tabel 18.

(10)

Tabel18 Perkiraan Beban Limbah Cair Industri Skala Menengah dan Besar di Kota Sukabumi Tahun 2009

No. Jenis Industri

Beban Limbah Cair (kg/Tahun)

BOD COD TSS Nitrit

(NO2 Fenol ) Total Nitrogen Amonia (NH3 Nitrat (NO ) 3 1. ) PT. Midix Graha Farma (Farmasi) 126,72 177,12 108,00 * 0,14 5,98 * * 2. PT. Graha Tama Wisesa (Farmasi) 93,60 120,96 79,20 * 0,14 9,72 * * 3. Kecap Samyu PD. Alam Aroma 93,60 142,27 227,52 * * * 2,91 * 4. PD. Pangan Sejahtera (Tauco) 109,44 122,54 93,60 0,29 * * * * 5. PT. Saga Multi Industri (Tabung Pompa Air) 50,40 112,32 93,60 * * * * * 6. RPH. Kota Sukabumi (Pemotongan Hewan) 115,20 173,52 221,76 1,58 * * * * 7. RPH. PD. Bersaudara (Pemotongan Hewan) 172,80 226,08 172,80 1,77 * * * * 8. RPH. PD. Mapat (Pemotongan Hewan) 74,88 93,60 50,40 0,42 * * * * 9. RPH. PD. Arromah 126,72 172,80 172,80 3,02 * * * * 10. PT. Cikusanto Minatani (Peternakan Sapi Perah) 112,32 128,16 266,40 0,14 * * * * 11. King Grass (Peternakan Sapi Perah) 128,16 180,13 223,20 1,22 * * * * 12. TPA. Cikundul 13,87 29,30 21,90 0,09 * * 0,16 0,22 Total 1.217, 71 1.678, 81 1.731, 18 8,54 0,28 15,70 3,06 0,22 Sumber: Buku Satuan Lingkungan Hidup Kota Sukabumi Tahun 2010

Keterangan : * Tidak dilakukan pengujian

Perkiraan beroperasi 24 hari per bulan dengan air limbah yang dihasilkan dalam 1 hari ± 5 m3

dihasilkan oleh TPA. Cikundul ± 0,5 m3 perhari selama 365 hari. sedangkan Air lindi yang

4.3.2.2 Perdagangan

Sektor Perdagangan merupakan sektor perekonomian yang memberikan kontribusi paling besar terhadap PDRB Kota Sukabumi yaitu mencapai 45,70 % pada Tahun 2009.Dari Buku Sukabumi Dalam Angka Kota Sukabumi pada Tahun 2009, diketahui bahwa perusahaan yang memilki SIUP mengalami peningkatan sebesar 9,04 % yaitu dari 4.493 perusahaan pada Tahun 2008 menjadi 4.899 perusahaan pada Tahun 2009. Dari 4.899 perusahaan yang memiliki SIUP

(11)

tersebut terdiri dari 124 perusahaan besar, 450 perusahaan menengah dan 4.325 perusahaan kecil.Jumlah perusahaan yang memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) di Kota Sukabumi meningkat setiap Tahunnya seperti yang digambarkan pada Gambar 19.

Sumber:Kota Sukabumi Dalam Angka Tahun 2010

Gambar 19 Jumlah Perusahaan yang Memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan di Kota Sukabumi Tahun 2004-2009

4.3.2.3 Pertanian

Pembangunan pertanian tanaman pangan merupakan bagian dari pembangunan ekonomi. Pembangunan di bidang ini diarahkan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani khususnya maupun masyarakat pada umumnya. Hal ini diupayakan melalui peningkatan produksi pangan baik kuantitas maupun kualitasnya.

Kegiatan sektor pertanian yang diusahakan oleh masyarakat Kota Sukabumi adalah; (1) sub sektor pertanian tanaman pangan yang meliputi padi sawah, palawija, hortikultura, sayur-sayuran, tanaman hias serta tanaman obat, dan 2) peternakan.

4.3.2.4 Wisata

Kota Sukabumi tidak memiliki obyek wisata terutama wisata alam yang banyak.Hanya ada satu obyek wisata alam yang ada di Kota Sukabumi yaitu

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Besar Menengah Kecil

(12)

Pemandian Air Panas Cikundul yang terletak di Kelurahan Cikundul Kecamatan Lembursitu.

4.3.2.5 Kondisi Aspek Transportasi

Aspek transportasi secara umum menguraikan mengenai arus lalu-lintas dan prasarana transportasi di Wilayah Kota Sukabumi. Sarana transportasi merupakan sarana untuk melakukan pergerakan yaitu kendaraan, baik angkutan umum maupun pribadi. Sarana angkutan umum merupakan sarana terpenting bagi penduduk di wilayah Kota Sukabumi.

Sarana Transportasi yang ada di wilayah Kota Sukabumi hanya terdiri dari sarana transportasi darat, sehingga transportasi darat memegang peranan yang cukup penting dalam sistem perekonomian, khususnya di wilayah Kota Sukabumi, kemacetan lalu-lintas yang sering terjadi di setiap kawasan pusat-pusat kegiatan sosial ekonomi, salah satunya disebabkan oleh kepemilikan kendaraan yang tinggi dan intensitas pergerakan serta jumlah bangkitan lalu lintas yang dari tahun ke tahunnya terus berkembang, sementara sarana jaringan jalan tidak mengalami peningkatan. Jenis angkutan transportasi di wilayah Kota Sukabumi adalah sepeda motor, angkot/mikrolet, mobil pribadi dan becak.

Sistem jaringan transportasi yang ada di wilayah Kota Sukabumi dapat menghubungkan dengan wilayah sekitarnya yang ada di Kabupaten Sukabumi. Jalan utama Kota Sukabumi merupakan jalan lintasan pergerakan yang menghubungkan antara Kabupaten Cianjur – Kabupaten Sukabumi – Kabupaten Bogor – Kota Bogor hingga ke wilayah DKI Jakarta, Jabodetabek, dan Banten. Secara garis besar kondisi prasarana jalan sebagai salah satu indikator tingkat kemudahan dari dan ke berbagai wilayah kabupaten/ kota pada umumnya menunjukan kualitas cukup baik dengan status jalan untuk hubungan antar kota, adalah jalan nasional/negara dan jalan provinsi.

(13)

Tabel 19Panjang Jalan Menurut Kewenangan di Kota Sukabumi Tahun 2010 No. Jenis Kewenangan Panjang Jalan (Km) 1. Jalan Nasional 8,95 2. Jalan Provinsi 15,090 3. Jalan Kabupaten 0 4. Jalan Kota 124,622

Sumber : Buku Satuan Lingkungan Hidup Dasar (SLHD) Kota Sukabumi Tahun 2010

4.4 Sosial dan Kependudukan

Pada dasarnya bahasan tentang sosial kependudukan dapat dibagi menjadi 2 (dua) hal utama, yaitu kependudukan dan ketenagakerjaan.

4.4.1 Kependudukan

Pada akhir Tahun 2009 berdasarkan hasil registrasi penduduk jumlah penduduk Kota Sukabumi tercatat sebanyak 282.228 jiwa yang terdiri dari 142.689 penduduk laki-laki (50,56%) dan 139.539 penduduk perempuan (49,44%). Berdasarkan data tersebut maka sex ratio (perbandingan penduduk laki-laki dengan perempuan) Kota Sukabumi sebesar 102,26%.

Berdasarkan jumlah penduduk setiap kecamatan, diketahui bahwa Kecamatan Cikole memiliki jumlah penduduk paling banyak (55.233 jiwa), sedangkan Kecamatan Baros merupakan kecamatan yang paling sedikit

penduduknya (29.156 jiwa).Kepadatan penduduk rata-rata per Km2

Jumlah penduduk di Kota Sukabumi semakin meningkat setiap tahunnya, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 20.

di Kota Sukabumi adalah 5.879,75. Dimana kepadatan penduduk tertinggi berada di Kecamatan Citamiang dengan kepadatan penduduk 11.312,62 jiwa per Km². Hal ini dimungkinkan karena luas wilayah Kecamatan Citamiang paling kecil diantara kecamatan yang lain dan merupakan wilayah yang dekat dengan pusat perbelanjaan. Sedangkan yang terendah kepadatan penduduknya adalah Kecamatan Cibeureum dengan kepadatan penduduk 3.446,86 jiwa per Km².

(14)

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Sukabumi,2011

Gambar 20Perkembangan Penduduk Kota Sukabumi Tahun 2004 – 2009

Apabila dilihat lima tahun ke belakang, maka jumlah penduduk di Kota Sukabumi mengalami perubahan lebih dari 7%. Kecamatan Lembursitu merupakan kecamatan dengan kenaikan jumlah penduduk tertinggi (15,66%). Kondisi ini dapat dilihat pada Gambar 21.

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Sukabumi,2011

Gambar 21 Perbandingan Jumlah Penduduk Tiap Kecamatan Pada Tahun 2005Tahun 2010

Penduduk Kota Sukabumi menurut mata pencaharian (selain yang masih sekolah dan lainnya) diketahui bahwa penduduk yang bekerja sebagai pedagang/wiraswasta merupakan yang paling banyak jumlahnya yaitu sekitar 26.375 orang. Di urutan kedua adalah penduduk yang bekerja sebagai pegawai swasta, yaitu sebanyak 21.970 orang. Sedangkan yang paling sedikit jumlahnya

Tahun 2004 Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Perkembangan Jumlah penduduk 253.139 263.369 263.001 280.647 281.030 282.228 235.000 240.000245.000 250.000255.000 260.000 265.000270.000 275.000 280.000 285.000 Ju m lah pe ndu du k ( ji wa)

Baros Citamiang Warudoyong Gunung Puyuh Cikole Lembursitu Cibeureum Tahun 2005 26.210 44.413 46.876 35.896 53.773 30.064 26.137 Tahun 2009 29.156 45.703 49.229 39.844 55.233 32.834 30.229 0 10.000 20.000 30.000 40.000 50.000 60.000 Jum la h pe nduduk (j iw a)

(15)

adalah penduduk yang bekerja sebagai TNI dan POLRI yakni hanya 1.122 orang.

Apabila dibandingkan dengan data Tahun 2005 maka proporsi mata pencaharian penduduk sebagai petani yang paling banyak menurun terutama di Kecamatan Baros. Sedangkan proporsi jumlah penduduk menurut mata pencaharian sebagai PNS yang paling banyak bertambah terutama di Kecamatan Cikole seperti diperlihatkan pada Tabel 20.

Tabel 20Perubahan Jumlah Penduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian di Kota Sukabumi Tahun 2005 dan Tahun 2009

Kecamatan Perubahan Jumlah Penduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian (%)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 Baros (77) 18,74 85,83 18,18 17,45 227,92 (40,99) 8,17 25,83 Citamiang (31) 0,32 11,30 (10,06) (35,08) 47,37 (16,63) (1,09) 6,75 Warudoyong 5 6,50 5,05 7,53 8,87 5,09 22,95 7,82 (2,27) Gunung Puyuh 8 12,38 37,26 122,30 112,18 (29,56) 12,51 16,94 5,61 Cikole (1) (13,15) 202,11 8,97 8,15 (3,80) (46) 2,90 7,42 Lembursitu 4 4,23 13,66 78,13 1,90 17,70 16,21 5,21 6,15 Cibeureum (9) 58,29 23,34 161,54 21,74 (39,59) (16,39) (55,25) 81,44 Kota Sukabumi (14) 4 61 48 22 8 (16) 2 14

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Sukabumi,2011

Keterangan : 1 : Petani 2 : PNS 3 : Pegawai Swasta 4 : TNI/POLRI 5 : Pensiunan 6 : Pedagang 7 : Buruh 8 : Pelajar/Mahasiswa

9 : Pengangguran / Ibu Rumah Tangga

4.4.2 Ketenagakerjaan

Ketenagakerjaan merupakan aspek yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia, karena mencakup dimensi ekonomi dan sosial. Oleh karenanya, setiap upaya pembangunan selalu diarahkan pada perluasan kesempatan kerja dan lapangan usaha, dengan harapan penduduk dapat memperoleh manfaat langsung dari pembangunan.

a. Angkatan Kerja

Angkatan kerja adalah sebagian penduduk yang berusia 15 Tahun ke atas yang siap terlibat dalam kegiatan ekonomi produktif. Mereka yang dapat diserap

(16)

oleh pasar kerja digolongkan sebagai bekerja, sedangkan yang tidak atau belum terserap oleh pasar kerja tetapi sedang berusaha untuk mendapatkan pekerjaan digolongkan sebagai penganggur (terbuka). Sementara itu yang bukan angkatan kerja, yaitu mereka yang kegiatan utamanya adalah mengurus rumah tangga, sekolah, atau mereka yang tidak mampu melakukan kegiatan. Untuk lebih jelasnya pada Tabel21ditampilkan kondisi ketenagakerjaan di Kota Sukabumi sebagai berikut :

Tabel 21Kondisi Ketenagakerjaan di Kota Sukabumi Tahun 2009 (%)

No. Kegiatan Laki-laki Perempuan Laki-laki +

Perempuan

I Angkatan Kerja 77,54 40,68 57,81

1 - Bekerja 64,81 33,58 48,10

2 - Mencari Pekerjaan 12,73 12,22 9,71 II Bukan Angkatan Kerja 19,48 63,74 42,19

1 - Sekolah 11,81 7,86 9,70 2 - Mengurus Rumah Tangga 0,42 46,00 24,82 3 - Lain-lain 10,23 5,54 7,67 Jumlah 100,0 100,0 100,0 Sumber : Sakernas 2009

b. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)merupakan perbandingan angkatan kerja terhadap penduduk berusia 15 Tahun ke atas. TPAK tersebut dapat menggambarkan partisipasi penduduk 15 Tahun keatas yang bekerja dan mencari pekerjaan. Atau dengan kata lain, keterlibatan penduduk dalam kegiatan ekonomi diukur dengan proporsi penduduk yang memasuki pasar tenaga kerja, dan mereka itu adalah penduduk yang bekerja dan mencari pekerjaan dan disebut tingkat partisipasi angkatan kerja. Gambaran TPAK Kota Sukabumi Tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 22.

Dari data di atas, TPAK pada Tahun 2007 sebesar 56,91 persen, artinya proporsi penduduk yang produktif untuk bekerja yang harus terserap oleh pasar tenaga kerja sebanyak 56,91 persen. Pada Tahun 2009 terjadi peningkatan TPAK menjadi 57,81 persen. Jika dilihat secara gender, TPAK laki-laki lebih banyak

(17)

dibanding TPAK perempuan, yaitu 77,54 persen berbanding 40,68 persen. Tingginya TPAK laki-laki ini dipengaruhi oleh penduduk yang bekerja yaitu sebanyak 67,48 persen sedangkan yang mencari pekerjaan sebanyak 13,04 persen

Tabel 22Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kota Sukabumi Tahun 2009 (persen)

Sumber : Sakernas 2009

4.5 Kebijakan

Dalam penelitian ini akan melihat sejauh mana prinsip pembangunan berkelanjutan yang ada dalam dokumen perencanaan di Kota Sukabumi. Oleh sebab itu dalam sub bahasan ini kebijakan yang akan dipaparkan adalah: (1) Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Sukabumi Tahun 2005-2025, (2) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Sukabumi Tahun 2008 – 2013, dan (3) Draft Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Sukabumi Tahun 2009-2029.

4.5.1 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Sukabumi Tahun 2005-2025

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Sukabumi adalah dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Sukabumi untuk periode 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak Tahun 2005 sampai dengan Tahun 2025 yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah.

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Sukabumi Tahun 2005 – 2025 ditetapkan dengan maksud untuk memberikan arah penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan pembangunan, dan pemberian pelayanan masyarakat serta sekaligus sebagai acuan bagi seluruh pelaku

No. Indikator

Ketenagakerjaan Laki-laki Perempuan

Laki-laki + Perempuan I Tahun 2007 TPAK 80,52 36,26 56,91 TPT 16,20 33,70 22,15 II Tahun 2009 TPAK 77,54 40,68 57,81 TPT 16,41 16,45 16,80

(18)

pembangunan di Kota Sukabumi.

Berdasarkan kondisi keunggulan dan kelemahan Kota Sukabumi pada saat ini, tantangan yang akan dihadapi dalam 20 tahun mendatang dengan mempertimbangkan modal dasar yang dimiliki yaitu sumber daya manusia, reformasi politik, sumber daya alam, sumber daya sosial, ekonomi serta budaya, maka Kota Sukabumi menetapkan visi pembangunan Tahun 2005 – 2025 sebagai berikut :“ Terwujudnya Kota Sukabumi sebagai Pusat Pelayanan Berkualitas bidang Pendidikan, Kesehatan dan Perdagangan di Jawa Barat Berlandaskan Iman dan Taqwa”

Visi tersebut mengandung konsekuensi bahwa Kota Sukabumi harus dapat memberikan pelayanan yang komprehensif dan berkualitas di bidang pendidikan, kesehatan, dan perdagangan kepada seluruh masyarakat untuk mencapai kesejahteraan yang diindikasikan dengan tingkat pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Visi tersebut mengandung makna dan tujuan bahwa Kota Sukabumi sangat memandang bahwa kapasitas dan kapabilitas civil society serta birokrat dalam memenuhi tantangan lokal, nasional dan internasional akan menentukan peningkatan investasi di segala bidang, selain itu Kota Sukabumi juga memandang kualitas sumber daya manusia sebagai salah satu faktor penentu daya saing suatu daerah.

Selain penduduk, lembaga pendidikan dan pelayanan kesehatan serta balai latihan yang dimiliki baik yang berskala lokal maupun regional merupakan potensi bagi perkembangan regional melalui upaya peningkatan kapasitas sumber daya manusia di Kota Sukabumi.

Dalam mewujudkan visi pembangunan Kota Sukabumi tersebut, terdapat 6 (enam) misi yang akan dilaksanakan dalam membangun Kota Sukabumi pada periode 2005 -2025 yaitu sebagai berikut :

1. Mewujudkan Sumber Daya Manusia Yang Beriman, Bertaqwa dan Berbudaya.

2. Mewujudkan Pelayanan Pendidikan Yang Berkualitas. 3. Mewujudkan Pelayanan Kesehatan Yang Berkualitas.

(19)

4. Mewujudkan Pengembangan Perdagangan dan Sektor Lapangan Usaha Lainnya Yang Berdaya Saing Tinggi.

5. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik Dengan Aparatur Pemerintah Daerah Yang Profesional Dan Amanah.

6. Mewujudkan Kota Sukabumi Yang Nyaman dan Indah.

4.5.2 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Sukabumi Tahun 2008-2013

4.5.2.1 Visi dan Misi

RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2008-2013 mempunyai visi : “ Dengan Iman dan Taqwa Mewujudkan Pemerintahan yang Amanah Berparadigma Surgawi Menuju Kota Sukabumi yang Cerdas, Sehat dan Sejahtera (dilandasi nilai filosofis shidiq, amanah, fatanah, tabligh)”.

Pemerintahan yang amanah dan berparadigma surgawi mengandung konsekuensi bahwa segala bentuk kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kota Sukabumi harus diarahkan sebesar-besarnya untuk kepentingan masyarakat dan memiliki pola pikir dan pola tindak yang didasarkan pada norma-norma agama, hukum dan sosial.

Untuk mewujudkan visi tersebut, maka terdapat 3 (tiga) misi yang akan dilaksanakan dalam membangun Kota Sukabumi pada periode 2008 – 2013 yaitu sebagai berikut :

1. Mewujudkan Pengamalan Nilai-Nilai Agama, Sosial dan Budaya

Misi ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan beragama dan sosial masyarakat yang ditandai dengan semakin eratnya kerukunan antar umat beragama sehingga pertikaian antar agama dapat dihindari, meningkatnya kepedulian sosial masyarakat, menurunnya tindak kriminalitas, makin banyaknya aktifitas yang bernuansa apresiasi budaya, berkurangnya angka penangguran, terpenuhinya kebutuhan pelayanan publik bagi penduduk miskin yang disertai angka kemiskinan yang semakin dapat ditekan.

(20)

2. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan Dan Aparatur Yang Profesional dan Religius (Good Governance and Clean Government) Misi ini bertujuan untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan pemerintahan yang bersih serta Berwibawa yang ditandai dengan menurunnya kasus penyalahgunaan wewenang dan KKN, tidak adanya pengaduan masyarakat atas kinerja pemerintahan yang tidak ditindaklanjuti dan meningkatnya kemampuan keuangan daerah dimana pendapatan daerah meningkat pada setiap tahun.

3. Mewujudkan Kualitas Pelayanan Publik Dalam Bidang

Pendidikan, Kesehatan, Perdagangan dan Sektor Lainnya.

Misi ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan pelayanan publik yang berkualitas sehingga dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia Kota Sukabumi yang dibarengi oleh peningkatan ekonomi dan perluasan kesempatan kerja.

4.5.2.2 Kebijakan dan Strategi

Kebijakan dan Strategi ini merupakan prioritas pembangunan jangka menengah dalam rangka mencapai visi dan misi yang telah dirumuskan.Adapun arah kebijakan dan strategi yang ditetapkan dalam RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2008-2013 yaitu :

A. Arah Kebijakan Umum (AKU) Tahun 2008-2013

Berdasarkan Visi dan Misi Walikota masa jabatan 2008 – 2013 yang tercantum dalam RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2008-2013 , diambil beberapa kebijakan umum untuk mewujudkan visi dan misi tersebut yang meliputi :

1. Mewujudkan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang diselaraskan dengan program pemerintah dan Tujuan Pembangunan Milenium (Millennium Development Goals/MDGs),

2. Meningkatkan daya saing Kota Sukabumi sebagai pusat pelayanan berkualitas melalui optimalisasi basis pertumbuhan ekonomi kota dan potensi kewilayahan,

(21)

3. Mewujudkan Kota Sukabumi yang aman, nyaman dan tertib, dalam rangka mendukung Kota Sukabumi sebagai pusat pelayanan berkualitas bidang pendidikan, kesehatan dan perdagangan,

4. Mewujudkan pelayanan publik yang berkualitas dan berkelanjutan, dan 5. Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa sebagai bentuk

tanggungjawab terhadap masyarakat Kota Sukabumi.

B. Strategi

Dalam menghadapi tantangan pembangunan yang dihadapi pada lima tahun ke depan, disusun strategi sebagai berikut :

Misi - 1, Mewujudkan Pengamalan Nilai-Nilai Agama Dalam Melaksanakan Kehidupan Sosial dan Budaya,

Strategi yang ditetapkan adalah :

a) Meningkatkan kualitas kehidupan beragama dan toleransi antar umat beragama guna mewujudkan masyarakat yang religius,

b) Meningkatkan rasa saling percaya dan harmonisasi antar kelompok, mengembangkan budaya yang berlandaskan nilai-nilai luhur dan meningkatkan keamanan, ketertiban dan penanggulangan kriminalitas gunamewujudkan kehidupan sosial yang kokoh dengan berlandaskan pada budaya dan kearifan lokal, dan

c) Meningkatkan pendapatan per kapita mencapai Rp.

13.520.254,daya beli mencapai Rp. 572.340, guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan tujuan pada akhir Tahun 2013.

Misi – 2, Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan Dan Aparatur Yang Profesional dan Religius (Good Governance and Clean Government)

Strategi yang ditetapkan diantaranya adalah: meningkatkan kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik pemerintah guna mewujudkan pemerintahan dengan kualitas pelayanan yang prima pada masyarakat yang ditandai dengan tidak adanya pengaduan dan permasalahan yang tidak ditindak lanjuti serta tidak adanya aparatur yang divonis melakukan korupsi, kolusi, dan nepotisme.

(22)

Misi – 3, Mewujudkan Kualitas Pelayanan Publik Dalam Bidang Pendidikan, Kesehatan, Perdagangan Dan Sektor Lainnya

Berbagai upaya dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan diharapkan dapat menjadikan pendidikan di Kota Sukabumi mempunyai standar kualitas tinggi dan terkemuka di tingkat nasional, mempunyai keunggulan kompetitif dan kompetensi yang berdaya saing tinggi.

Program pembangunan kesehatan di Kota Sukabumi diarahkan pada peningkatan mutu pelayanan kesehatan.

Upaya peningkatan investasi di Kota Sukabumi diarahkan untuk mendukung terwujudnya iklim investasi yang sehat dengan reformasi kelembagaan yang berkaitan dengan pelayanan investasi yang mampu mengurangi praktik ekonomi tinggi serta memperbaiki kebijakan investasi, serta merumuskan reformasi kelembagaan penanaman modal sebagai lembaga fasilitasi dan promosi investasi yang berdaya saing.

Adapun target indikator makro pembangunan Kota Sukabumi Tahun 2008-2013 dapat dilihat pada Tabel 23.

4.5.3 Draft Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Sukabumi Tahun 2009-2029

Dalam Draft RTRW Kota Sukabumi Tahun 2009-2029 sub bab yang dianggap penting diuraikan sebagai berikut ;

4.5.3.1 Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Kota Sukabumi Kota Sukabumi Tahun 2009-2029

Kebijakan penataan ruang wilayah Kota Sukabumi merupakan arah tindakan yang harus ditetapkan untuk mencapai tujuan penataan ruang wilayah kota. Dalam mewujudkan ruang wilayah Kota Sukabumi yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan dan mendukung Kota Sukabumi sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dan pusat pelayanan berkualitas bidang pendidikan, kesehatan dan perdagangan di Jawa Barat, maka disusunlah kebijakan penataan ruang wilayah di Kota Sukabumi.

(23)

Tabel 24 Target Indikator Makro Pembangunan Kota Sukabumi Tahun 2008 – 2013

Sumber : Perda No.8 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Sukabumi Tahun 2008-2013.

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Target Target Target Target Target Target Target

1. Kesejahteraan Dan Pemerataan Ekonomi

a. Jumlah Penduduk 282,944 289,706 296,572 303,512 310,554 317,696 324,908 b. Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP / %) 2.39 2.37 2.34 2.32 2.30 2.27 2.25 c. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE / %) 6.71 6.76 6.83 6.90 6.96 7.03 7.10 d. Inflasi (%) Asumsi 6.09 6.27 6.46 6.62 6.79 6.98 6.91 e. Ketimpangan Kemakmuran (Gini Ratio) 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 f. Pendapatan Perkapita (Rp.) / tahun 11,662,690 12,012,571 12,372,948 12,744,136 13,126,460 13,520,254 13,925,862 g. Daya Beli (Rp.ribu) per jiwa / bulan 566.651 567.784 568.920 570.058 571.198 572.340 573.485

2. Kesejahteraan Sosial Pendidikan

a. Angka Melek Huruf (AMH / %) 99.37 99.47 99.57 99.67 99.77 99.87 100.00 b. Angka Rata-Rata Lama Sekolah (RLS / tahun) 9.67 10.01 10.36 10.72 11.09 12.00 11.88 c. Angka Partisipasi Murni (APM / tahun)

- SD / MI / Paket A 99.99 99.99 99.99 99.99 99.99 99.99 99.99 - SMP / MTs / Paket B 99.93 99.94 99.95 99.96 99.97 99.98 99.99 - SMU / MA / Paket C 99.10 99.15 99.20 99.25 99.50 99.75 99.98 d. Angka Partisipasi Kasar (APK / tahun)

- SD / MI / Paket A 115.98 116.56 117.14 117.73 118.32 118.91 119.50 - SMP / MTs / Paket B 106.95 107.49 108.02 108.56 109.11 109.65 110.20 - SMU / MA / Paket C 102.88 103.39 104.89 105.40 106.91 107.43 108.95

3 Kesehatan

a. Angka Usia Harapan Hidup (AHH / tahun) 72.18 72.54 72.90 73.27 73.63 73.67 73.74 b. Angka Kematian Bayi (AKB / 1.000 kelahiran hidup) 30.68 29.91 29.16 28.43 27.72 27.03 26.35

4 Kemiskinan

a. Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa) 67,610 66,596 65,597 64,613 63,644 62,689 61,749 a. Persentase Penduduk Miskin (%) 23.90% 22.99% 22.12% 21.29% 20.49% 19.73% 19.01%

5 Ketenaga Kerjaan

a. Angka Partisipasi Angkatan Kerja (%) 45.54 45.56 45.59 45.62 45.65 45.71 45.75

6 Keuangan Daerah

a. Pendapatan Asli Daerah (PAD) 52,184,455,000 53,319,776,000 54,455,487,229 55,615,389,107 56,799,996,895 58,009,836,829 59,245,446,353 b. Dana Perimbangan 332,093,704,000 355,340,263,280 380,214,081,710 406,829,067,429 435,307,102,149 465,778,599,300 498,383,101,251 c. Lain-Lain Pendapatan Yang Sah 33,361,814,000 36,697,995,400 40,367,794,940 44,404,574,434 48,845,031,877 53,729,535,065 59,102,488,572 d. APBD 478,572,641,000 493,455,000,000 508,357,341,000 523,709,732,698 539,525,766,626 555,819,444,778 572,605,192,010

7 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 75.99 76.55 77.13 77.71 78.30 79.13 79.17

INDIKATOR No

(24)

Adapun kebijakan tersebut yaitu:

1. Membentuk struktur ruang wilayah Kota Sukabumi sebagai kerangka sistem pusat-pusat pelayanan kegiatan kota yang berhierarki dan satu sama lain dihubungkan oleh sistem jaringan prasarana wilayah kota .

2. Membentuk pola ruang wilayah kota yang meliputi fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.

3. Memberikan arahan pemanfaatan ruang wilayah kota sebagai upaya perwujudan rencana tata ruang yang dijabarkan ke dalam indikasi program utama penataan/pengembangan kota dalam jangka waktu perencanaan 5 (lima) tahunan sampai akhir tahun perencanaan 20 (dua puluh) tahun.

4. Memberikan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kota sebagai ketentuan yang diperuntukkan sebagai alat penertiban penataan ruang.

4.5.3.2 Rencana Struktur Ruang

Untuk mendukung struktur ruang yang direncanakan, wilayah Kota Sukabumi dibagi menjadi 7 (tujuh) Bagian Wilayah Kota (BWK), yaitu wilayah yang secara geografis berada dalam satu pusatpelayanan pusat sekunder. Adapun pembagian BWK di Kota Sukabumi adalah sebagai berikut :

1. BWK 1 dengan pusat BWK di Kelurahan Karangtengah, mencakup sebagian Kelurahan Gunung Parang, Kelurahan Selabatu, Kelurahan Gunung Puyuh, Kelurahan Karamat, sebagian Keluran Karang Tengah, Kelurahan Sriwedari.

2. BWK 2 dengan pusat BWK di Kelurahan Subangjaya, mencakup Kelurahan Cikole, sebagian Kelurahan Cisarua, sebagian Kelurahan Gunung Parang, sebagian Kelurahan Kebonjati, sebagian Kelurahan Subangjaya.

3. BWK 3 dengan pusat BWK di Kelurahan Cibeurem Hilir, mencakup sebagian Kelurahan Jayamekar, sebagian Jayaraksa, sebagian Sudajahilir, sebagian babakan, sebagian Limusnunggal, sebagian Cisarua, sebagian Gunung Parang, sebagian Subangjaya, sebagian Cikondang, sebagian Kelurahan Citamiang, sebagian Kelurahan

(25)

Gedongpanjang, sebagian Kelurahan Nanggelang, sebagian Kelurahan Tipar, sebagian Kelurahan Sindangsari.

4. BWK 4 dengan pusat BWK di Kelurahan Sukakarya, mencakup sebagian Kelurahan Karang Tengah, sebagian Kelurahan Cipanengah, Kelurahan Dayeuhluhur, Kelurahan Nyomplong, Kelurahan Sukakarya, Kelurahan Warudoyong.

5. BWK 5 dengan pusat BWK di Kelurahan Sindangpalay, mencakup kelurahan sebagian Kelurahan Baros, sebagian Kelurahan Babakan, sebagian Kelurahan Cibeurem Hilir, sebagian Kelurahan Limusnunggal, sebagian Kelurahan Sindang Palay.

6. BWK 6 dengan pusat BWK di Kelurahan Baros, mencakup kelurahan sebagian Kelurahan Baros, sebagian Kelurahan Jayamekar, sebagian Kelurahan Jayaraksa, sebagian Kelurahan Sudajahilir, Kelurahan Cikundul, sebagian Kelurahan Cipanengah, sebagian Kelurahan Sindangsari.

7. BWK 7 dengan pusat BWK di Kelurahan Lembur Situ, mencakup kelurahan sebagian Kelurahan Cipanengah, sebagian Kelurahan Situmekar.

Adapun pusat pelayanan Kota Sukabumi terdiri dari : 1) Pusat Pelayanan Kota Wilayah Utara, dan

2) Pusat Pelayanan Kota Wilayah Selatan.

4.5.3.3 Rencana Pola Pemanfaatan Ruang

Rencana pola pemanfaatan ruang di Kota Sukabumi dibagi menjadi (1) Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung dan (2) Rencana Pola Ruang Kawasan Budidaya.

A. Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung

Jenis kawasan lindung di Kota Sukabumi meliputi: kawasan perlindungan setempat yaitu sempadan sungai , Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan kawasan rawan bencana.

(26)

Kawasan perlindungan setempat di Kota Sukabumi adalah sempadan sungai. Sempadan sungai adalah kawasan sepanjang kiri kanan sungai, termasuk sungai buatan/kanal/saluran irigasi primer, yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai. Perlindungan terhadap sempadan sungai dilakukan untuk melindungi fungsi sungai dari kegiatan budidaya yang dapat mengganggu dan merusak kondisi sungai dan mengamankan aliran sungai.

B. Rencana Pola Ruang Kawasan Budidaya

Rencana pola ruang kawasan budi daya terdiri dari rencana untuk perumahan, perdagangan dan jasa, kawasan industri, kawasan kesehatan, kawasan pendidikan, pemerintahan dan perkantoran, kawasan parawisata, kawasan pertanian, kawasan BBPBAT, kawasan pergudangan dan kawasan peruntukan ruang bagi sektor informal.

4.5.3.4 Kawasan Strategis

Penetapan kawasan strategis Kota Sukabumi yang merupakan bagian wilayah kota yang penataan ruangnya diprioritaskan, karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kota di bidang ekonomi, sosial, budaya dan/atau lingkungan.

Kawasan strategis kota berfungsi:

a. Mengembangkan, melestarikan, melindungi, dan/atau mengkoordinasikan keterpaduan pembangunan nilai strategis kawasan yang bersangkutan dalam mendukung penataan ruang wilayah kota;

b. Sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, serta fungsi dan daya dukung lingkungan hidup dalam wilayah kota yang dinilai mempunyai pengaruh sangat penting terhadap wilayah kota bersangkutan;

c. Sebagai pertimbangan dalam penyusunan indikasi program utama RTRW kota; dan

(27)

Kawasan strategis Kota Sukabumi adalah sebagai berikut : 1. Kawasan pusat kota,

2. Kawasan perdagangan dan jasa, 3. Kawasan industri,

4. Kawasan perkantoran dan fasilitas Umum, dan

Gambar

Tabel 12 JumlahDesa dan Kelurahan di Kota Sukabumi Tahun 2009
Tabel  16Produk Domestik Regional Bruto KecamatanAtas Dasar Harga Berlaku  Di Kota Sukabumi Tahun 2007-2009
Gambar 19  Jumlah Perusahaan yang Memiliki Surat Izin Usaha  Perdagangan di  Kota Sukabumi Tahun 2004-2009
Gambar  21  Perbandingan  Jumlah Penduduk Tiap Kecamatan Pada Tahun  2005Tahun 2010
+4

Referensi

Dokumen terkait

Garis-garis Besar Haluan Negara juga menegaskan bahwa generasi muda yang di dalamnya termasuk para siswa adalah penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber

Staf Pengajar Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran, UniversitasDiponegoro Jl. Soedarto, SH.,Tembalang-Semarang 50275, Telp. Semarang adalah penyumbang angka HIV/AIDS terbesar

Distribusi Sumber Daya Air sebagaimana dimaksud dalam pasal 43 huruf c dilakukan dengan memperhatikan prioritas penyediaan sumber daya air sebagaimana diatur

Setiap karyawan, harus memiliki rasa keterikatan yang baik dengan perusahaan tempat karyawan tersebut bekerja, karena secara tidak langsung mereka memiliki rasa antusiasme

Dari uraian yang telah di kemukakan pada latar belakang, maka dapat disusun suatu rumusan masalah yaitu, bagaimana membuat iklan videotron sebagai media promosi

Dengan memperhatikan kondisi geometrik jalan, volume arus lalu lintas, hambatan samping dan lingkungan simpang, mencoba untuk mengatasi dengan menggunakan simpang

Metode dokumentasi dalam penelitian ini adalah teks berita yang di ambil dari situs berita liputan6.com dan sindonews.com yang berkaitan dengan berita Basuki

Perancangan detektor urutan masukan "110" atau "101" yang Perancangan detektor urutan masukan "110" atau "101" yang memberikan keluaran 1..