• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancangan RPJMN Dalam Perspektif Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) di Tanah Papua

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Rancangan RPJMN Dalam Perspektif Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) di Tanah Papua"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

Rancangan RPJMN 2015 – 2019 Dalam Perspektif Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) di Tanah Papua

Materi Presentasi pada Paparan Penjaringan Aspirasi Masyarakat Sebagai

Masukan Rancangan Tehnokratik RPJMN 2015 -2019 Kerjasama Kementrian PPN/BAPPENAS dan Universitas Cenderawasih,

Selasa 11 Maret 2014

Disiapkan Oleh :

Roberth Mandosir (Direktur)

Intern’l Resource Management and Development Institute

(2)

Image size: pixel 206 x 167 150 dpi Image size: cm 3.49 x 2.83 150 dpi -

Provinsi Papua dibentuk dengan UU No 12 Tahun 1969 dan Inpres 1 Tahun 2003

- Letak Provinsi Papua :

1º0’00” Lintang Utara dan 9º30’00” Lintang Selatan, serta 134º0’00” dan 141º1’10” Bujur Timur

- Batas - Batas Wilayah :

Utara : Samudra Pasifik Timur : Papua Nugini Selatan : Laut Arafura

Barat : Laut Seram, Laut Banda dan Provinsi Papua Barat

- Luas Wilayah : Daratan = 31.730.208 Ha Laut = 11.851.580 Ha - Administratif Pemerintahan : 28 Kabupaten 1 Kota 357 Distrik

3.569 kampung dan Kelurahan

(3)

Definisi Operasional OMS -  Organisasi Masyarakat Sipil/NGO/LSM yang bekerja dengan Masyarakat di Kampung-kampong yang tersebar di Tanah Papua.

OMS/NGO/LSM-  bekerja dan memulai pendampingan Masyarakat di Tanah Papua sejak Tahun 1980-an hingga kini.

OMS/NGO/LSM  memilik wilayah kerja dan kelompok dampingan yang berada pada tingkat Kampung di Tanah Papua Jumlah keseluruhan sebanyak 110 OMS.(Tercatat)

OMS/NGO/LSM-  bersama masyarakat berupaya untuk mengembangkan konsep-konsep alternative dalam rangka penangan berbagai permasalahan yang ada.

(4)

Image size: pixel 206 x 167 150 dpi Image size: cm 3.49 x 2.83 150 dpi

C. Penataan Relasi Timbal-Balik diantara Aktor-Penerima

Manfaat Pembangunan. (Troika dan Sinergitas Pembangunan). Pemerintah

Masya.Adat Swasta/private

Lahan dan Pertisipasi dlm Pemb.

Penyiapan Kebijakan dan Regulasi yang berpihak pada MA.

Kebijakan (Perijinan) Pemb. Infrastruktur

Modal/Ivestasi

Pajak dan Tenaga Kerja

Penyedian Lapangan Kerja dan Pendapatan Pelepasan Lahan dan

Kompensasi/CSR/Kemitraan.

RELASI antar Ketiga Pihak tidak selalu baik disebabkan oleh : Pelayanan Publik , Konflik LH-SDA dan Pengabaian Hak ECOSOC

Konsep dan Model Pembangunan

(5)

• Menemukan model terbaik resolusi konflik

• Upaya peningkatan IPM

• Tingginya angka kemiskinan dan rendahnya korelasi antara

pertumbuhan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan

• Kecenderungan meningkatnyaa kesenjangan sosial-ekonomi

antara orang Papua dan non Papua.

• Kesenjangan ketersediaan infrastruktur dasar, pendidikan dan pelayanan kesehatan antara OAP dan non-Papua,

perkotaan dan perkampungan dan antara kabupaten induk dan kabupaten pemekaran.

(6)

Image size: pixel 206 x 167 150 dpi Image size: cm 3.49 x 2.83 150 dpi

E.Wilayah dan sebaran OMS di Tanah Papua

Lima Wilayah Sebaran OMS antara Lain: 1. Wilayah Utara

2. Wilayah Pegunung Tengah. 3. Wilayah Selatan.

4. Wilayah Teluk Cenderawasih. 5. Wilayah Kepala Burung.

(7)

F. SEBARAN KAMPUNG MENURUT KAWASAN HUTAN DAN PERAIRAN : Fokus Wilayah KERJA OMS/LSM

(8)

G. SEBARAN KAMPUNG MENURUT KELOMPOK BAHASA-

(9)
(10)

Image size: pixel 206 x 167 150 dpi Image size: cm 3.49 x 2.83 150 dpi

• Mengacu pada PP No.40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional , khususnya Bagian kedua Pasal 10 Ayat 3 : ………Rancangan rencana

Pembangunan secara tehnokratik sebagaimana dimaksud pada ayat 2 yaitu : Kerangka Ekonomi Makro, Rencana

Pembangunan Sektoral dan Kewilayahan

I. Posisi Aspirasi Masyarakat (OMS) dalam PP No. 40 Tahun 2006.

(11)

Kebutuhan Masyarakat Kampung Dalam Program/Kebijakan Pembangunan yang belum terpenuhi secara proposional dengan situasi dan kondisi masyarakat kampong

Pelayanan Publik

•1). Pendidikan.

Komite Sekolah, Sistem Boarding School (Sekolah Berpola Asrama) :untuk anak dari kampung yang sekolah di kota.

Tersedianya Beasiswa -pendidikan lanjutan anak dari kampong-SLTA dan di Perguruan Tinggi.

Peningkatan kapasitas guru melalui kuliah lanjutan dan adanya perhatian

dinas terhadap guru honor.

Penanganan anak putus sekolah dan pendidikan moral untuk anak didik serta bahasa daerah bisa dijadikan muatan lokal.

•2). Kesehatan : kesehatan ibu dan anak - Kasus Gizi Buruk, , stok obat, memanfaatkan Kader-Kader Kesehatan , penderita HIV dan AIDS.

(12)

Image size: pixel 206 x 167 150 dpi Image size: cm 3.49 x 2.83 150 dpi

3).Ekonomi Kerakyatan: Dana-dana pemberdayaan kampung dikembangkan

ke arah pengembangan produk unggulan yang lebih mengangkat perekonomian masyarakat..

4). Infrastruktur, Penguatan Lembaga Pengelola Air Bersih Kampung

dalam pengelolaan dan pemanfaatan air bersih, Penguatan kapasitas masyarakat untuk pengelolaan dan pemanfaatan air bersih yang berkelanjutan.

5). PNPM Mandiri Respek, metodenya harus diperbaiki, tidak kaku, lebih didekatkan dengan adat budaya Masyarakat.

6). Penanganan Bencana, (Belum mengembangan strategi penanganan bencana terpadu).

7).Pemerintahan Kampung, Kelengkapan fasilitas untuk Pemerintahan Kampung, Penguatan kapasitas Aparat Pemerintahan Kampung(RPJMK, APBK), Pemberdayaan yang sesuai dengan adat budaya masyarakat, Proses Perencanaan yang in-konsisten,.

(13)

8) Perempuan dan pemuda,-  upaya penguatan kapasitas perempuan dan

pemuda melalui pelatihan ketrampilan dan pengembangan budaya untuk anak sebagai generasi penerus.

9). Penyelenggaraan Pemerintahan Yang Baik,

 Pola pelayanan dari Pemerintah yang menjawab berbagai kebutuhan masyarakat.

Pendekatan  pemberian bantuan yang tepat sasaran, Penempatan orang , Penerapan program lintas sektoral yang jelas untuk masyarakat di kampong, Penguatan Kelembagaan distrik  pelayanan publik).

(14)

Image size: pixel 206 x 167 150 dpi Image size: cm 3.49 x 2.83 150 dpi

Strategi Pengembangan Kelembagaan dan Program OMS di Papua Periode 2013 – 2028.

Membangun Koordinasi Kemitraan dengan INGO, National NGOs dan Donor serta Lembaga Badan Dunia-  Hibah dan bantuan Kerjasama Luar Negeri.

Proyeksi Pengembangan Kelembagaan OMS : a. Pembentukan Grand Making.

b. Pengembangan Penguatan Kapasitas (Capacity Building).

c. Pengembangan Pusat Pelatihan Terpadu berbasis Komoditi Unggulan.

d. Pengembangan Unit-Unit Produksi

K. FOKUS OMS Dalam Mendukung Proses Perencanaan dan Pengembangan Masyarakat Kampung.

(15)

1.1. Penguatan (lembaga) masyarakat pada tingkat akar rumput 1.2. Memberdayakan masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan.

1.3. Pendidikan politik rakyat.

2. Peranan dalam menjamin kepemerintahan yang baik.

2.1. Meningkatkan mutu proses penyusunan dan implementasi APBD

2.2. Mewujudkan ‘Otonomi Khusus Papua’ sesuai dengan tujuan semula.

2.3. Memperluas akses informasi tentang kebijakan-kebijakan pemerintah.

2.4. Mempengaruhi kebijakan pemerintah (secara umum)

(16)

Image size: pixel 206 x 167 150 dpi Image size: cm 3.49 x 2.83 150 dpi

2.7. Mengambil peran dalam penanganan pelanggaran HAM.

3. Pengembangan jaringan dan hubungan dengan aktor lain

3.1. Pengembangan jaringan antar OMS/LSM dan dengan aktor lain 3.2. Pengembangan hubungan dengan aktor lain (diluar dunia LSM)

4. Pengembangan komunitas OMS/LSM yang berkwalitas

(17)

•Bagi Masyarakat Adat Papua, LH dan SDA adalah identitas dan Jati diri.

•Masyarakat Adat memandang Hutan, Tanah dan Air adalah : Ibu/Mama.

•Ibu/Mama memberikan sumber penghidupan yang layak dan jaminan masa depan dalam bergenerasi.

•Masyarakat Adat  LH dan SDA adalah kitab suci , media pendidikan, Media Informasi, Sumber material bagi proses dan ritual, bahan dasar peralatan dan tehnologi tradisional masya. Adat Papua.

M. Pandangan Masyarakat terhadap LH dan SDA (Kosmologi M.Adat Papua)

(18)

Image size: pixel 206 x 167 150 dpi Image size: cm 3.49 x 2.83 150 dpi Lanjutan……….17

o Sebagian besar kampung (sebanyak 84%) dan

kawasan permukiman lainnya termasuk kawasan

transmigrasi di Provinsi Papua masih berada dalam

kawasan hutan.

o Sebagian besar ibukota distrik dan kabupaten

pemekaran berada dalam kawasan hutan.

o Pembangunan dan rencana pembangunan

infrastruktur yang berada dalam kawasan hutan.

o Ijin-ijin usaha (seperti HPH, perkebunan dll).

(19)

N. Sistim Kearifan Tradisional

• Masyarkat Adat Papua, dlm pemanfaatan SDA dan

LH selalu menggunakan sistim kearifan tradisional ;

misalnya : Pengelolaan Laut

Masyarakat Byak

menyebutnya : Sasisen, Masyarkat Depapre

Tiyaitiki, Masyarkat Kawera /Mamberamo : Etsin,

Masyarakat Tabi

Kombomau, dll.

• Pola pendidikan dalam rumah Adat memberikan

dasar dalam proses transformasi sistim kearifan

tradisional secara turun-temurun. (Indigenous

(20)

KAMPUNG di Kaw. Hutan Hutan Primer Hutan Sekunder Non Hutan Jumlah dan (%) Hutan Konservasi 58 29 102 189 (9%) Hutan Lindung 112 44 243 399 (19%) Hutan Produksi 114 106 247 467 (22%) Hutan Produksi Konversi (HPK) 130 80 501 711 (34%) Jumlah pada Kaw.

Hutan 414 259 1.093 1.766 (84%) Areal Peng Lain 16 22 295 333 (16%)

Jumlah 435 (21%) 283 (13%) 1.395 (66%) 2.113 (100%)

O. SEBARAN KAMPUNG DI KAWASAN HUTAN

(21)

• Kebijakan Affirmasi (UU No.21/2001)  Pemberdayaan, Perlindungan dan Penguatan Masyarakat Adat.

• Peraturan Daerah Khusus No.21/2008 tentang Pengelolaan Hutan Berkelanjutan di Provinsi Papua antara lain :

a. Bab II Pasal 2 (Azas Pengelolaan hutan),Pasal 3 ( Tujuan Pengelolaan hutan).

b. Bab III Kesatuan Kepemilikan Kawasan Hutan oleh M.Hukum Adat, pasal 5: bag. Ke tiga : - pasal 8: Hak Masayarakat hukum Adat , point a – e.

c. Bab III bagian Ketiga Penggunaan Kawasan Hutan dan pemanfaatan hasil hutan, pasal 32.

(22)

Image size: pixel 206 x 167 150 dpi Image size: cm 3.49 x 2.83 150 dpi

• Dasar Kebijakan yang mengatur keterpaduan antara Kawasan Konservasi dan Kearifan Masyarkat Adat.

• Pengaturan Kawasan Tradisional di dalam Pengelolaan Kawasan Konservasi ?

• Kawasan Konservasi yang berada di wilayah Pembangunan yang membutuhkan tambahan luasan lahan ? Bagaimana proses dan mekanisme pengajuan dan pemanfaatannya? • Sistim Kearifan tradisional Masyarakat dapat di sertakan

dalam dokumen pengelolaan kawasan Konservasi sebagai informasi dasar ?

Q. Peran Penting Kawasan Konservasi dan Kearifan Masyarakat Adat.

(23)

Konsepsi Pengembangan Pendidikan Kontekstual

Regulasi dan Dukungan Politik Pimpinan Daerah

Proses dan Pelaksanaan Model Pendidikan Integrasi Lifeskill dan IPR

(Intelectual Property Right) Lifeskill berbasis Komoditi (Keunggulan Komparatif)

Memadukan Intelektual Property right (IPR) Klaster wilayah/Pendekatan (5 Wilayah) Model Pengembangan Pendidikan Kontekstual (Boarding School)

Link and Mact /Sektoral Informal

Lembaga Pengelola dan Pendidikan lainnya.

Sektor Formal (PNS)

SKPD terkait dan sector prioritas.

SDM Papua : Kualitas Hidup dan Daya beli

R.Kerangka Pikir Pengembangan Pendidikan Berbasis Kontekstual (Lifeskill based on Commoditty)

(24)

Image size: pixel 206 x 167 150 dpi Image size: cm 3.49 x 2.83 150 dpi

Dalam rangka mengatur peran penting antara Kawasan Konservasi dan Hak-Hak pengelolaan Masyarakat Adat maka dua regulasi yang menjadi ruang dan upaya sinergitas adalah :

•PERDA RTRW Provinsi Papua- Akomodasi Zona ekologi tradisional, Tataruang Kelola Tradisional, Pola Kepemimpinan tradisional..

( Mengatur peran penting kawasan Konservasi dan posisi masyarakat Adat dalam pemanfaatan SDA dan LH serta aktifitas Pembangunan lainnya)

•PERDASUS No. 21/2008 ttg Pengelolaan Hutan berkelanjutan untuk pengaturan Pemanfaatan dan Tatakelola Ruang Tradisional.

S. Ruang , Upaya dan Sinergitas Kebijakan dan Regulasi antara Pusat dan Daerah dengan OMS dan Pendamping Masyarakat.

(25)

Pengembangan Makro Ekonomi

:

a. Mengembangkan komoditi unggulan untuk memacu daya beli Masyarakat.

b. Melatih dan Mengembangkan Ketrampilan berbasis potensi lokal.

c. Mendorong pembukaan Investasi- penyerapan tenaga Kerja lokal -

Keahlian (Link and Match).

d. Membangun Kerjasama Kemitraan untuk mempercepat peningkatan ketrampilan dan daya beli.

T. Integrasi Perspektif OMS ke dalam Rancangan

RPJMN

(26)

Image size: pixel 206 x 167 150 dpi Image size: cm 3.49 x 2.83 150 dpi

•Pengembangan Sektoral

: Pendidikan, Kesehatan, Infrastruktur Dasar.(Fokus pada kebijakan affirmasi).

•Pengembangan Kewilayahan

:

a. Pemetaan Partisipatif- Tatat Kelola Ruang Tradisional.

b. Sistim Kepemimpinan dan Kepemilikan tradisioinal.

c. Sistim Kearifan /zona ekologi tradisional

.

(27)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil uji F pada penelitian ini menunjukkan bahwa variabel ROA, ROE dan BOPO secara simultan berpengaruh signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito

Shera merupakan tokoh yang meletakkan ilmu perpustakaan sebagai sebuah ilmu, pemikiran Shera ini kemudian menegaskan keilmuan yang melandasi kepustakawanan di seluruh dunia..

The concentration of serum cholesterol in Caspian miniature horses was higher than the values reported for Arab, Thoroughbred and Standardbred horses ( AFIFI et al., 1979;

Objek penelitian ini adalah Perilaku Petani Mangga Gedong Gincu dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015. Tempat dilaksanakannya penelitian di

Berdasarkan permasalahan, maka tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk mengetahui strategi yang dilakukan guru dalam menerapkan pembelajaran nyanyian Kakor Lalong pada siswa

1) Pada RPJMD Kota Singkawang Tahun 2018-2022 telah ditetapkan tujuan, sasaran dan indikator pencapaian pembangunan Kota Singkawang yang terdiri dari 15 tujuan, 25

Sehubungan dengan itu bagi memastikan pembangunan pelancongan komuniti benar-benar berfungsi sebagai pemangkin pembangunan komuniti luar bandar khususnya di Malaysia,

Lemahnya kapasitas tata kelola pemerintahan kampung berdampak pada ketidakmampuan pemerintahan kampung dalam memenuhi kebutuhan multi-pihak (stakeholders) di Kampung Urumusu