• Tidak ada hasil yang ditemukan

RINGKASAN EKSEKUTIF PALTI SILITONGA,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RINGKASAN EKSEKUTIF PALTI SILITONGA,"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

RINGKASAN EKSEKUTIF

PALTI SILITONGA, 2006. Analisis Strategik Portofolio Komoditi PT Perkebunan Nusantara III. Dibawah bimbingan

SETIADI DJOHAR & IDQAN FAHMI

PT Perkebunan Nusantara III merupakan badan usaha milik negara yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan, pengolahan, dan pemasaran hasil perkebunan. Kegiatan usaha perseroan mencakup usaha budidaya dan pengolahan tanaman kelapa sawit dan karet. Produk utama perseroan adalah minyak sawit (CPO), inti sawit (Kernel/PK) dan produk hilir karet.

Sebagai perseroan yang menghasilkan berbagai jenis komoditi, PT Perkebunan Nusantara III telah melakukan portofolio terhadap berbagai jenis komoditi yang dimilikinya. Hanya saja perlu ditinjau kembali strategi portofolio yang telah dimiliki oleh PT Perkebunan Nusantara III karena sudah tidak memberikan hasil yang positif bagi perseroan akibat terjadinya perubahan lingkungan eksternal yang tidak dapat dikontrol oleh perseroan. Untuk dapat menghasilkan strategi portofolio harus melalui berbagai langkah meliputi bagaimana kondisi kekuatan bisnis dan daya tarik industri yang berkaitan dengan industri perkebunan bagi PT Perkebunan Nusantara III; bagaimana posisi komoditi perkebunan, khususnya kelapa sawit, karet dan industri hilir pada industri perkebunan saat ini dan masa yang akan datang; aspek indikator daya tarik industri dan kekuatan bisnis apa yang perlu ditingkatkan untuk mencapai posisi dimasa yang akan datang; dan bagaimana strategi masing-masing komoditi untuk mengatasi kesenjangan (gap) akibat perbedaan posisi komoditi saat ini dan masa yang akan datang. Oleh karena itulah maka tujuan dari penelitian ini adalah : (1) menganalisa daya tarik industri dan kekuatan bisnis masing-masing komoditi yang dihasilkan oleh PT Perkebunan Nusantara III, (2) menganalisa posisi komoditi yang dihasilkan oleh PT Perkebunan Nusantara III dalam matriks portofolio pada saat ini dan masa yang akan datang, (3) menetapkan aspek indikator daya tarik industri dan kekuatan bisnis yang perlu ditingkatkan untuk mencapai posisi di masa yang akan datang, (4) merumuskan strategi bagi

(2)

masing-masing komoditi untuk mengatasi kesenjangan (gap) akibat perbedaan posisi komoditi saat ini dan masa yang akan datang.

Penelitian ini dilakukan di PT Perkebunan Nusantara III, dari tanggal 5 Januari 2006 sampai dengan 28 Pebruari 2006. Pengambilan data dilakukan melalui wawancara langsung dan pemberian kuesioner. Wawancara langsung dilakukan kepada pihak manajemen yang berkompeten dibidangnya dan pengisian kuesioner dilakukan melalui focus group yang diketuai oleh DR. Ir. Chairul Muluk serta penyerahan kuesioner secara individu kepada Ir. Manogang Gultom, Ir. Rafel Sibagariang dan Tengku Zulhans, SE, MM. Sedangkan analisis data dilakukan melalui analisis portofolio dengan menggunakan matriks General Electric, dan untuk mengetahui kesenjangan indikator saat ini dan masa yang akan datang dilakukan dengan analisis kesenjangan (GAP). Hasil pengolahan data ini yang kemudian digunakan dalam pembahasan dan implikasi strategik bagi perseroan.

Dalam penelitian ini yang menjadi daya tarik industri bagi PT Perkebunan Nusantara III adalah : pasar, iklim usaha, modal, tingkat keuntungan, persaingan, ukuran pasar, teknologi, faktor lingkungan, peraturan/kebijakan pemerintah dan fluktuasi harga. Sedangkan yang menjadi kekuatan bisnis adalah : pangsa pasar, harga komoditi/produk, kapasitas produksi/produktivitas, kualitas komoditi/produk, citra perusahaan, pemodalan (pendanaan usaha), penelitian dan pengembangan, profit margin dan tenaga kerja.Yang menjadi daya tarik industri terbesar bagi perseroan adalah pasar, tingkat keuntungan dan fluktuasi harga. Sedangkan kekuatan bisnis tertinggi yang dimiliki oleh perseroan adalah pangsa pasar, profit margin dan kapasitas produksi/produktivitas.

Saat ini posisi komoditi kelapa sawit dalam matriks GE berada pada sel “Investasi dan Pertumbuhan”, sedangkan komoditi karet dan industri hilir karet berada pada sel “Selektif”. Untuk memperjelas gambaran tentang komoditi kelapa sawit, maka komoditi kelapa sawit dipilah lagi berdasarkan produk yang dapat dihasilkannya yaitu : Tandan Buah Segar (TBS), Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel (PK). Posisi bisnis TBS berada pada sel “Pertumbuhan Selektif”, produk CPO berada pada sel “Investasi dan pertumbuhan”, sedangkan produk PK berada pada sel “Selektif”. Demikian juga industri hilir karet, untuk memperjelas

(3)

gambaran industri hilir karet, maka industri hilir karet ini juga akan dipilah berdasarkan produk yang dihasilkannya yaitu : Resiprene, Rubber Thread dan Rubber Articles. Produk resiprene berada pada sel “Investasi dan Pertumbuhan”. Produk rubber thread dan rubber articles berada pada sel “Panen/Divestasi”.

Untuk Komoditi kelapa sawit, yang menjadi indikator daya tarik industri terpenting adalah pasar, teknologi, tingkat keuntungan dan ukuran pasar, sedangkan yang menjadi kekuatan bisnis terbesar adalah harga komoditi, pangsa pasar dan profit margin. Kemudian, untuk komoditi karet, yang menjadi indikator daya tarik industri terpenting adalah pasar, fluktuasi harga, modal dan peraturan/kebijakan pemerintah, sedangkan yang menjadi kekuatan bisnis terbesar adalah profit margin, kapasitas produksi/produktivitas, kualitas komoditi dan harga komoditi. Pada industri hilir karet, yang menjadi daya tarik industri terpenting adalah iklim usaha, modal dan teknologi, sedangkan yang menjadi kekuatan bisnis terbesar adalah harga komoditi, kualitas komoditi, pangsa pasar dan kapasitas produksi/produktivitas.

Pada produk TBS yang menjadi daya tarik industri terpenting adalah tingkat keuntungan, pasar dan iklim usaha, sedangkan yang menjadi kekuatan bisnis terbesar adalah profit margin, harga produk dan kualitas produk. Pada produk CPO yang menjadi indikator daya tarik industri terpenting adalah pasar, tingkat keuntungan dan iklim usaha, sedangkan yang menjadi kekuatan bisnis terbesar adalah pangsa pasar, profit margin dan kualitas produk. Pada produk PK yang menjadi daya tarik industri terpenting adalah tingkat keuntungan, pasar, iklim usaha dan ukuran pasar, sedangkan yang mejadi kekuatan bisnis terbesar adalah profit margin, harga produk dan kualitas produk.

Produk resiprene, yang menjadi daya tarik industri terpenting adalah pasar, teknologi dan persaingan, sedangkan yang menjadi kekuatan bisnis terbesar adalah pangsa pasar, profit margin dan kapasitas produksi/produktivitas. Produk rubber articles, yang menjadi daya tarik industri terpenting adalah pasar, ukuran pasar dan teknologi, sedangkan yang menjadi kekuatan bisnis terbesar adalah kualitas produk, pangsa pasar, pemodalan/pendanaan usaha dan kapasitas produksi/produktivitas. Produk rubber thread, yang menjadi daya tarik industri terpenting adalah iklim usaha, modal dan pasar, sedangkan yang menjadi

(4)

kekuatan bisnis terbesar adalah pangsa pasar, citra perusahaan, harga produk dan pemodalan/pendanaan usaha.

Dimasa mendatang, posisi komoditi kelapa sawit diharapkan tetap pada sel investasi dan pertumbuhan, kemudian posisi komoditi karet berada pada sel “Pertumbuhan Selektif” dan posisi industri hilir karet berada pada sel “Selektif”. Produk TBS, CPO, PK, resiprene berada pada sel “Investasi dan Pertumbuhan”, sedangkan produk rubber thread berada pada sel “Pertumbuhan Selektif” dan rubber articles berada pada sel “Selektif”.

Pada komoditi kelapa sawit kesenjangan indikator kekuatan bisnis terbesar berada pada indikator profit margin, kualitas komoditi dan kapasitas produksi/produktivitas. Pada komoditi karet kesenjangan indikator kekuatan bisnis terbesar berada pada indikator kapasitas produksi/produktivitas, kualitas komoditi, pangsa pasar dan tenaga kerja. Pada produk industri hilir karet, kesenjangan indikator kekuatan bisnis terbesar berada pada indikator profit margin, pangsa pasar, kapasitas produksi/produktivitas dan pemodalan/pendanaan usaha. Pada produk TBS kesenjangan terbesar terdapat pada indikator kekuatan bisnis kualitas produk, kapasitas produksi/produktivitas dan tenaga kerja. Pada produk CPO kesenjangan terbesar terdapat pada indikator kekuatan bisnis kualitas produk, kapasitas produksi/produktivitas dan citra perusahaan. Pada produk PK kesenjangan terbesar terdapat pada indikator kekuatan bisnis kualitas produk dan kapasitas produksi/produktivitas. Pada produk resiprene kesenjangan terbesar terjadi pada indikator kekuatan bisnis pangsa pasar, kapasitas produksi/produktivitas, dan kualitas produk. Pada produk rubber articles, kesenjangan terbesar terjadi pada indikator kekuatan bisnis pangsa pasar, kapasitas produksi/produktivitas dan harga produk. Pada produk rubber thread kesenjangan terbesar terjadi pada indikator kekuatan bisnis kapasitas produksi/produktivitas, profit margin dan pangsa pasar. Berdasarkan penilaian terhadap kinerja, komoditi kelapa sawit memberikan kontribusi terbesar terhadap luas lahan, tenaga kerja, pendapatan penjualan bersih dan volume penjualan, kemudian diikuti dengan komoditi karet dan industri hilir karet.

Berdasarkan penelitian ini dapat dihasilkan strategi untuk masing-masing komoditi. Untuk komoditi kelapa sawit strategi yang dihasilkan adalah

(5)

“Memaksimalkan Investasi”. Selanjutnya, implementasi strategik yang dapat dilakukan oleh perseroan guna melaksanakan strategi tersebut adalah : optimalisasi kerjasama dengan lembaga penelitian, melakukan perluasan perkebunan kelapa sawit, melakukan peremajaan tanaman kelapa sawit yang sudah tidak produktif, membangun industri hilir kelapa sawit, melakukan peremajaan pabrik kelapa sawit yang sudah tidak effisien karena faktor usia, penerapan pola tanam lubang besar untuk meningkatkan produktifitas tanaman, perbaikan infrastruktur seperti : jalan, peralatan pemanen, peralatan PKS dan sebagainya, pelatihan bagi karyawan pimpinan maupun karyawan pelaksana guna meningkatkan kinerja serta menjaga dan meningkatkan citra perusahaan. Untuk komoditi karet, strategi yang dihasilkan adalah “Evaluasi potensi untuk memimpin pasar”. Selanjutnya, implementasi strategik yang dapat dilakukan oleh perseroan guna melaksanakan strategi tersebut adalah : mengembangkan jaringan pemasaran dan distribusi serta menerobos pasar-pasar baru yang potensial yang belum disentuh oleh perseroan, meningkatkan volume penjualan, melakukan promosi yang lebih gencar, jika perlu langsung mendatangi konsumen (sistem jemput bola), meningkatkan kualitas SDM dibidang pemasaran, meningkatkan produktivitas tanaman dan pemanenan serta menjaga kualitas mutu hasil panen, optimalisasi pemanfaatan pabrik, meningkatkan effisiensi produksi dan mutu hasil olahan, menjaga dan meningkatkan citra perusahaan dan membudayakan pelaksanaan sistem ISO 9002 dan ISO 14002. Untuk industri hilir karet, strategi yang dihasilkan adalah “Seleksi untuk Investasi”. Selanjutnya, implementasi strategik yang dapat dilakukan oleh perseroan guna melaksanakan strategi tersebut adalah : melakukan investasi pada produk resiprene, optimalisasi pendapatan dari rubber thread dan rubber articles, meningkatkan kapasitas produksi dengan cara pengembangan pabrik resiprene, mengalokasikan sebagian besar sumber daya untuk menghasilkan resiprene, melakukan penelitian dan pengembangan untuk dapat menghasilkan produk resiprene yang memiliki spesifikasi yang berbeda dengan kompetitor, melakukan program pelatihan terencana bagi SDM yang terlibat langsung dalam proses produksi Resiprene serta menjaga dan meningkatkan citra perusahaan.

(6)

Berdasarkan kajian diatas dapat disimpulkan daya tarik industri terbesar adalah pasar, tingkat keuntungan dan fluktuasi harga sedangkan yang menjadi kekuatan bisnis terbesar adalah pangsa pasar, profit margin dan kapasitas produksi/produktivitas. Pada saat ini posisi komoditi kelapa sawit berada pada sel investasi dan pertumbuhan, komoditi karet dan industri hilir karet berada pada sel selektif. Pada masa yang akan datang komoditi kelapa sawit, diharapkan berada pada sel investasi dan pertumbuhan, komoditi karet pada sel pertumbuhan selektif dan industri hilir karet pada sel selektif.

Untuk mencapai posisi komoditi kelapa sawit seperti yang diharapkan pada masa mendatang, maka perseroan perlu meningkatkan profit margin yang diperoleh, meningkatkan kualitas komoditi kelapa sawit yang dihasilkan, meningkatkan kapasitas/produktivitas, meningkatkan pemodalan (pendanaan usaha) dan melakukan penelitian dan pengembangan terhadap komoditi kelapa sawit. Sedangkan untuk komoditi karet, kekuatan bisnis yang harus ditingkatkan adalah kapasitas produksi/produktivitas lahan, pangsa pasar serta kemampuan tenaga kerja yang dimiliki oleh perseroan. Untuk industri hilir karet, kekuatan bisnis yang harus ditingkatkan adalah profit margin, pangsa pasar, kapasitas produksi/produktivitas, pemodalan/pendanaan usaha serta melakukan penelitian dan pengembangan terhadap produk industri hilir karet yang dihasilkan.

Akhirnya, guna kesempurnaan penelitian ini, terdapat beberapa saran yang dapat disampaikan, yaitu : (1) Perseroan sebaiknya menutup pabrik Rubber thread dan Rubber articles, (2) Perseroan sebaiknya melakukan portofolio komoditi secara berkala (3) Jika dilakukan penelitian lanjutan, sebaiknya dilakukan pemisahan antara portofolio komoditi dengan portofolio industri hilir karet (4) Sebaiknya dilakukan penelitian dalam bidang SDM untuk mengetahui pengaruh kenaikan gaji terhadap motivasi kerja karyawan dan (5) Sebaiknya dilakukan portofolio terhadap SBU yang dimiliki dengan menggunakan Matriks BCG.

Kata Kunci : Komoditi Perkebunan, PT Perkebunan Nusantara III, Manajemen Strategik, Portofolio Komoditi, Matriks GE, Strategi

Referensi

Dokumen terkait

Pencatatan semua bahaya potensial yang berkaitan dengan setiap tahapan, pengadaan suatu analisa bahaya dan menyarankan berbagai pengukuran untuk mengendalikan

Penyelisikan ini merupakan penyelisikan yang tidak terkait dengan notifikasi rancangan dan regulasi teknis Indonesia, antara lain permintaan informasi mengenai standar

Penggunaan Alat Peraga Papan Geometri Dengan Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Luas Belah Ketupat Dan Layang-Layang, Jurnal

Hal ini sejalan dengan penelitian (Pandiangan RS, 2018) yang menunjukkan nilai p=0,036, artinya terdapat pengaruh sikap terhadap penggunaan alat kontrasepsi IUD

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang rendahnya pengguna KB implant pada wanita pasangan usia subur bahwa ada hubungan antara pendidikan, tingkat ekonomi,

Bahwa setelah perkenalan tersebut, Terdakwa sering berkomunikasi dengan Saksi-1 melalui hand phone, selanjutnya bulan Pebruari 2008 Terdakwa mengajak Saksi-1 kerumah

Faktor yang tidak dapat dikendalikan adalah cuaca, iklim, suhu kandang sedangkan faktor yang dapat dikendalikan adalah komposisi jenis makanan, frekuensi makan sapi,

Sampai akhir abad ke-10 M orang-orang Rusia masih menyembah berhala. Rusia jatuh ke tangan Islam di bawah pimpinan panglima Qutaibah bin Muslim pada masa Khalifah Walid bin Abdul