• Tidak ada hasil yang ditemukan

pertemuan onsep dan struktur pengendalian internal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "pertemuan onsep dan struktur pengendalian internal"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PERTEMUAN

7

KONSEP

DAN

STRUKTUR

PENGENDALIAN

INTERNAL

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Pada pertemuan ini akan dijelaskan mengenai Pengendalian internal yang

meliputi struktur organisasi beserta semua mekanisme dan ukuran-ukuran yang

dipatuhi bersama untuk menjaga seluruh harta kekayaan organisasi dari berbagai

arah. Anda harus mampu:

1. Menjelaskan mengenai konsep, pengertian dan tujuan pengendalian internal

2. Mengetahui unsur dan komponen-komponen pengendalian internal

B. URAIAN MATERI

1. KONSEP DAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERNAL

Pengendalian internal merupakan suatu sistem yang meliputi struktur

organisasi beserta semua mekanisme dan ukuran-ukuran yang dipatuhi bersama

untuk menjaga seluruh harta kekayaan organisasi dari berbagai arah.

2. PENGERTIAN PENGENDALIAN INTERNAL

Menurut Committee on Auditing Procedure American Institute of Carified

Public Accountant (AICPA) pengendalian internal adalah rencana organisasi

organisasi dan semua metode serta tindakan yang telah digunakan dalam

perusahaan untuk mengamankan aktivanya, mengecek kecermatan dan

keandalan data akuntansi, memajukan efisiensi operasi, dan mendorong ketaatan

pada kebijakan yang telah ditetapkan (James Hall, 2009)

Pemahaman yang baik terhadap pengendalian internal sangat diperlukan

baik oleh manajer, user sistem akuntansi, perancang system akuntansi, maupun

evaluator system akuntansi. Para manajer harus mampu menilai sistem internal

karena mereka bertanggung jawab atas pengendalian internal pelaporan

keuangan perusahaan. User sistem juga harus memahami pengendalian internal

perusahaan sehingga mereka dapat menerapkannya secara tepat. Sebagai

(2)

diverifikasi dengan bukti penerimaan barang dan order pembelian. Pengendalian

tersebut menjadi efektif hanya jika orang yang bertanggung jawab merekam

faktur tersebut memahami dan melakukan verifikasi.

Perancang sistem juga penting untuk memahami pengendalian internal

perusahaan karena mereka harus menilai risiko perusahaan tidak dapat mencapai

tujuan perusahaan serta menerapkan pengendalian internal yang dapat

menurunkan risiko tersebut.

3. TUJUAN PENGENDALIAN INTERNAL

Setiap stakeholder, seperti pemegang saham, manajer, pelanggan, dan

karyawan mungkin memiliki tujuan yang berbeda. Pemegang saham mungkin

hanya peduli dengan tujuan yang berkaitan dengan nilai saham. Manajer

pemasaran mungkin hanya tertarik dengan tujuan yang berkaitan dengan pangsa

pasar, penjualan dan kepuaasan pelanggan. Karyawan lebih berfokus pada

kenaikan gaji dan bonus tahunan. Sementara pelanggan barangkali lebih

mengejar diskon dan layanan cepat.Tujuan pengendalian internal meliputi:

1. Efisiensi dan efektivitas operasi.

2. Reliabilitas pelaporan keuangan.

3. Kepatuhan pada peraturan dan hokum berlaku.

4. Menjaga keamanan asset.

Manajemen seharusnya menyusun tujuan pengendalian secara terinci untuk

setiap siklus transaksi yang ada seperti: siklus pembelian, siklus produktif, dan

siklus pendapatan. Berikut contoh tujuan pengendalian dalam setiap siklus.

SIKLUS TUJUAN PENGENDALIAN

Pembelian 1. Pemasok harus diotorisasi sesuai dengan

kriteria manajemen.

2. Akses terhadap catatan karyawan, gaji, dan

pengeluaran diijinkan hanya jika sesuai

dengan kriteria manajemen.

3. Tagihan dari pemasok harus akurat serta

(3)

dilaporkan.

Produksi/Konversi 1. Perencanaan produksi harus diotorisasi

sesuai dengan kriteria manajemen.

2. Harga pokok produk harus akurat serta

segera diklarifikasikan,diringkas, dan

dilaporkan.

Pendapatan 1. Pelanggan harus diotorisasi sesuai dengan

kriteria manajemen.

2. Harga dan persyaratan barang atau jasa

yang akan dijual harus diotorisasi sesuai

dengan kriteria manajemen.

3. Semua pengiriman barang dan

penyampaian jasa harus ditagihkan ke

pelanggan.

4. Penagihan kepada pelanggan harus akurat

serta segera diklarifikasikan, diringkas, dan

dilaporkan.

AICPA merumuskan tujuan dari pengendalian internal, yaitu:

a) Menjaga keamanan harta milik perusahaan

b) Memeriksa ketelitian dan kebenaran informasi akuntansi

c) Meningkatkan efisiensi operasional perusahaan

d) Membantu menjaga kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan.

4. UNSUR SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL

Agar suatu system pengendalian internal dapat berjalan secara efektif seperti

yang diharapkan, harus memiliki unsur pokok yang dapat mendukung prosesnya.

Berikut unsur pokok sistem pengendalian internal:

a) Struktur organisasi: suatu kerangka pemisahan tanggung jawab secara

(4)

b) Sistem wewenang dan prosedur pencatatan dalam organisasi: struktur

organisasi harus dilengkapi dengan uraian tugas yang mengatur hak dan

wewenang masing-masing tingkatan beserta seluruh jajarannya. Uraian

tugas harus didukung petunjuk prosedur berbentuk peraturan

pelaksanaan tugas disertai penjelasan mengenai pihak-pihak yang

berwenang mengesahkan kegiatan, kemudian berhubungan dengan

pencatatan harus disertai pula prosedur yang baku.

c) Pelaksanaan kerja secara sehat: tata cara kerja secara sehat merupakan

pelaksanaan yang dibuat sedemikian sedemikian rupa sehingga

mendukung tercapainya tujuan pengendalian internal yang ditunjukkan

dalam beberapa cara. Unsur kehati-hatian penting dijaga agar tidak

seorang pun menangani transaksi di awal sampai akhir sendirian, harus

rolling antar pegawai, melaksanakan berbagai tugas yang telah diberikan,

memeriksa kekurangan dalam pelaksanaan, serta menghindari

kecurangan.

d) Pegawai berkualitas: secara umum kualitas karyawan ditentukan tiga

aspek, yaitu: pendidikan, pengalaman dan ahklak. Tidak hanya kualitas,

tetapi kesesuaian tanggung jawab dan pembagian tugas perlu

diperhatikan. Pegawai yang berkualitas dapat ditentukan berdasarkan

proses rekruitmen yang dilakukan kepada mereka, apakah berbasis

profesiona atau carity (kedekatan teman).

5. KOMPONEN PENGENDALIAN INTERNAL

Komponen pengendalian internal sangat dipengaruhi oleh kejadian atau

hubungan antar masing-masing komponen dalam sistem pengendalian internal.

Berikut beberapa komponen-komponen tersebut:

a) Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian ini merupakan factor-faktor yang merupakan

fondasi bagi komponen pengendalian internal yang lain. Lingkungan

pengendalian meliputi sebagai berikut:

(5)

Pelanggaran etika dan kurangnya integritas sering sekali terjadi,

misalnya tenaga penjual tidak berkata jujur mengenai produk yang

sedang ia tawarkan kepada konsumen, manajer pembelian menerima

suap dari pemasok agar dapat membeli produk dari pemasok tersebut

walaupun tidak sesuai dengan spesifikasi produk yang dibutuhkan, atau

suatu perusahaan tetap memproduksi asbestos walaupun mengetahui

bahayanta bagi kesehatan, sehingga beberapa karyawannya mengidaa

penyakit kanker. Integritas dan nilai-nilai etika akan terjaga dengan baik

apabila budaya perusahaan yang terbentuk mendukungnya. Budaya

perusahaan meliputi keyakinan umum, praktik dan perilaku dari para

karyawan perusahaan. Apabila budaya perusahaannya bermasalah, maka

budaya perusahaan tersebut justru akan menghambat perilaku etis.

Misalnya, apabila fokus internal perusahaan sangat berlebihan terhadap

target penjualan, deadline yang tidak masuk akal, dan prinsip “asal bos

senang” maka para karyawan akan melakukan segala cara (termasuk cara

yang tidak etis) untuk mencapai tujuannya.

ii. Komitmen terhadap kompetensi.

Kompetensi sangat penting untuk memfungsikan proses pengendalian

internal

iii. Filosofi manajemen dan gaya operasi

Pengendalian yang efektif akan diawali dari filosofi manajemen,

kebijakan dan prosedur pengendalian yang efektif akan diterapkan.

Dengan kesadaran bahwa pengendalian ini sangat penting maka akan

dikomunikasikan ke bawahan melalui gaya operasi manajemen.

Sebaliknya apabila manajemen tidak menganggap penting atas

pengendalian, makan bawahan akan merasakan sikap manajemen

tersebut dan akibatnya tujuan pengendalian tidak akan tercapai.

iv. Struktur organisasi

Struktur organisasi akan ditentukan oleh pola otorisasi dan

(6)

pad gambar dibawah ini menjelaskan bahwa fungsi penagihan adalah

tanggung jawab langsung manajer akuntansi. Manajer akuntasi tersebut

bertanggung jawab kepada controller dan controller bertanggung jawab

kepada presiden direktur.

v. Kebijakan dan praktik sumber daya manusia

Meliputi pembagian tugas, penyeliaan (supervision) dan rotasi

jabatan. Tanggung jawab atas tugas tertentu harus jelas dan tertulis

(7)

Pembagian tugas yang efektif tergantung pada perencanaan atas

semua prosedur secara tepat dan rinci serta penugasan yang tepat ke

karyawan. Prosedur dan instruksi tertulis dapat mencegah duplikasi

pekerjaan, hilangnya fungsi yang penting, kesalahpahaman, atau situasi

lain yang akan memperlemah pengendalian internal.

Penyeliaan (supervision) adalah pemantauan secara langsung

terhadap kinerja karyawan. Penyeliaan yang tepat menjamin bahwa tugas

telah dilaksanakan sesuai dengan penugasan.

Rotasi jabatan membuat karyawan dapat memeriksa atau

memverifikasi pekerjaan karyawan lain selama mereka melaksanakan

tugas dalam periode tertentu.

vi. Penilaian risiko

Penilaian risiko merupakan identifikasi, analisis dan pengelolaan risiko

yang berkaitan dengan pencapaian tujuan pengendalian internal. Contoh

risiko yang relevan dari proses pelaporan keuangan menjadi perubahan

dalam lingkungan operasi organisasi, perubahan personil, perubahan

system informasi, teknologi baru, perubahan industry, lini produk baru

dan peraturan baru. Penilaian risiko dapat dijabarkan secara rinci dalam

siklus transaksi atau dalam system informasi:

a. Penilaian resiko siklus pembelian. Dalam siklus pembelian, risiko

dapat bersumber: penerimaan barang atau jasa yang tidak diotorisasi,

kesalahan dalam hal jenis barang yang diterima, kesalahan dalam hal

kuantitas atau kualitas barang/jasa yang diterima, pembayraran utang

yang tidak diotorisasi, kesalahan dala hal jumlah yang dibayarkan.

b. Penilaian resiko siklus produksi. Dalam siklus produksi, resiko dapat

bersumber: design produk yang kurang bagus sehingga membuat

biayanta melebihi biaya yang dianggarkan, produksi yang jumlahnya

kurang/berlebihan, pencurian persediaan, pencurian asset tetap,

kinerja produksi yang kurang bagus, gangguan produksi.

c. Penilaian resiko siklus pendapatan. Dalam siklus pendapatan, resiko

dapat bersumber: penjualan barang atau penyampaian jasa yang tidak

(8)

yang disampaikan, pengiriman barang ke alamat yang salah,

keterlambatan penagihan atau bahkan tidak tertagih, kesalahan

jumlah yang ditagih.

d. Penilaian resiko sistem informasi. Dalam system informasi, resiko

dikategorikan menjadi dua, yaitu:

• Risiko perekaman: risiko ini terjadi karena tidak terekamnya informasi kejadian secara akurat. Kesalahan dalam perekaman

dapat menyebabkan terjadinya kerugian.Misal, kesalahan

memasukkan kode pelanggan dalam catatan penjualan

mengakibatkan pelanggan tidak akan ditagih dan perusahaan

tidak menerima hasil penjualan.

• Risiko update: adalah risiko apabila summary fields dalam master records tidak diupdate tepat waktu. Misal, order penjualan tidak

dapat dilakukan karena kualitas persediaan dilaporkan nol,

walaupun sebenarnya persediaan produk tersebut tersedia

digudang. Keterlambatan update kas dapat menyebabkan cek

yang dikeluarkan perusahaan tidak dapat diuangkan (cek mundur).

vii. Informasi dan komunikasi

Sistem informasi perusahaan merupakan kumpulan dari prosedur

dan catatan yang dibuat untuk memulai, merekam, memproses, dan

melaporkan kejadian dalam proses bisnis. Komunikasi diperlukan untuk

memberikan pemahaman atas peranan dan tanggung jawab individu.

viii. Pemantauan

Manajemen seharusnya memantau pengendalian internal untuk

memastikan bahwa pengendalian organisasi berfungsi seperti

seharusnya.

ix. Aktivitas Pengendalian

Adalah kebijakan dan prosedur yang dikembangkan oleh

organisasi untuk mengurangi resiko. Aktivitas pengendalian meliputi:

(9)

Untuk mengendalikan suatu proses dari satu kejadian ke kejadian

berikutnya. Pengendalian aliran pekerjaan berfokus pada tanggung

jawab atas kejadian, urut-urutan kejadian, aliran informasi antara

kejadian. Pengendalian aliran pekerjaan meliputi:

• Pembagian tugas

merupakan konsep dasar dalam merancang aktivitas pengendalian

internal. Biasanya kecurangan terjadi apabila karyawan yang memiliki

akses ke asset juga memilki akses ke catatan perusahaan, missal: kasir

mungkin saja mengambil uang hasil penjualan dan membuang faktur

penjualannya

• Urutan-urutan kejadian yang diwajibkan

Perusahaan memiliki kewajiban yang mewajibkan suatu proses

mengikuti urutan tertentu. Misal, sebuah hotel mensyaratkan kartu

kredit sebelum melakukan booking reservasi, meskipun kartu kredit

tersebut tidak akan dipotong sampai pelanggan selesai menginap. Hal

tersebut dilakukan untuk mengurangi risiko pelanggan tidak

membayar biaya menginap.

• Pembatasan akses ke aset dan informasi

Cara paling penting untuk mengamankan aset seperti: kas,

persediaan, dan data adalah dengan membatasi akses hanya bagi

karyawan yang mengerjakan tugasnya. Untuk membatasi akses ke

aset, aset fisik disimpan di tempat yang aman. Sebagai contoh:

gudang hanya boleh dimasuki oleh karyawan yang mengambil,

mengirim, dan menerima barang.

• Rekonsiliasi catatan dengan bukti fisik aset

Aktivitas rekonsiliasi digunakan perusahaan untuk menjamin bahwa

kejadian yang direkam dan data master file berhubungan dengan aset

fisik. Misal, total kas yang direkonsiliasi dengan cash register

menjamin bahwa kas yang dipertanggungjawabkan tidak hilang atau

dicuri.

(10)

Meliputi analisis kinerja, misalnya dengan membandingkan hasil

sesungguhnya dengan anggaran, forecast standar, dan data periode

sebelumnya. Contohnya: manajer pemasaran mereview penjualan

berbagai macam produk untuk menentukan produk mana yang harus

dihentikan produksinya karena kurang laku.

• Pengendalian aplikasi

Berlaku untuk setiap aplikasi SIA, misalnya mengen-try order dan

utang dagang.

• Pengendalian umum

Merupakan pengendalian yang lebih luas yang berkaitan dengan

lingkungan pemrosesan transaksi. Pengendalian terhadap input yang

merupakan bagian dari pengendalian umum dapat digunakan untuk

meningkatkan akurasi dan validitas entry data. Pengendalian terhadap

peralatan termasuk pengendalian umum, seperti prosedur untuk

melindungi peralatan dari kerusakan dan pencurian. Pengendalian

umum juga meliputi pengendalian terhadap proses pengembangan

dan pemeliharaan aplikasi software.

C. LATIHAN / SOAL

1. Apakah yang dimaksud dengan pengendalian internal SIA ? 2. Apakah yang dimaskud dengan ancaman dan resiko ?

3. Sebutkanlah empat kelompok dan klasifikasi pengendalian internal ?

4. Bagaimanakah menilai dan mengetahui resiko perusahaan dalam sistem informasi akuntansi ?

5. Sebutkanlah komponen COSO’s Internal Model ?

D. DAFTAR PUSTAKA

Sumber data:

1. Dr. Mardi, M.Si, Sistem Informasi Akuntansi, Penerbit Ghalia Indonesia, Bogor,

(11)

2. TMbooks, Sistem Informasi Akuntansi – Konsep dan Penerapan, penerbit Andi,

2015.

Referensi buku:

1. Dr. Mardi, M.Si, Sistem Informasi Akuntansi, Penerbit Ghalia Indonesia, Bogor, 2014. 2. TMbooks, Sistem Informasi Akuntansi – Konsep dan Penerapan, penerbit Andi, 2015. 3. Marshall B. romney dan paul john steinbart, Accounting Information System, edisi

sembilan buku satu, penerbit salemba empat

Referensi

Dokumen terkait

Kalender Bali digunakan sebagai sarana dalam menuntukan saat melakukan ibadah karena berbeda dengan kalender masehi pada umumnya, kalender Bali menggunakan

menunjukkan bahwa kemampuan variabel profitabilitas, solvabilitas, ukuran perusahaan dan komite audit menjelaskan variabel audit delay adalah sebesar 13.95% sedangkan

Mengkritik diri sendiri dan atau orang lain, penurunan produktivitas, destruktif yang diarahkan pada orang lain, gangguan dalam berhubungan, rasa diri penting yang

Penggunaan ANN dengan metode backpropagation memberikan kecepatan dan keakuratan tinggi pada proses pengenalan poligon walaupun memerlukan waktu yang relatif lama pada proses

Untuk mengetahui hubungan kondisi rumah (ventilasi, kelembaban dan kepadatan hunian kamar tidur) dan sumber polusi udara dalam ruangan (bahan bakar untuk memasak, kebiasaan

ketergantungan keuangan pemerintah daerah terhadap sumber pendapatan daerah dari pendapatan transfer, khususnya dari tahun 2012 hingga 2015. Hasil ini menunjukan

Melakukan koordinasi dengan semua pihak yang terkait dalam menangani masalah etik di rumah sakit serta pengaturan penyampaian informasi kepada pihak luar seperti

Karya tulis ini membahas tentang pembuatan suatu aplikasi yang berbasiskan sistem pakar yang digunakan untuk mengetahui potensi akademik pengguna dengan tes