• Tidak ada hasil yang ditemukan

GENTLE BIRTH VOLUME 3 NO.2 JUL-DES 2020 ISSN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GENTLE BIRTH VOLUME 3 NO.2 JUL-DES 2020 ISSN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

RENDAHNYA PENGGUNAAN KB IMPLANT PADA WANITA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI WILAYAH KERJA PUSKEMAS BELAWAN

The Low Usage Of Implant KB In Larges Age Women In Working Areas Puskemas Belawan Fina Kusuma Wardani1, Pratiwi Nasution2, Rauda, SST, M.Keb3

1,2Dosen D4 Kebidanan, Fakultas Farmasi Dan Kesehatan Institut Kesehatan Helvetia Medan, Indonesia Abstrak

Pendahuluan; Metode kontrasepsi jangka panjang seperti implan adalah metode kontrasepsi paling efektif yang tahan lama, efisien, nyaman dan biayanya relatif murah dibandingkan non-MKJP. MJKP sayangnya kurang diminati masyarakat. Tujuan; Tujuan penelitian ini untuk faktor yang mempengaruhi rendahnya pengguna KB implant pada wanita pasangan usia subur di Wilayah Kerja Puskesmas Belawan tahun 2019. Metode; Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain deskriptif untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi rendahnya penggunaan KB implant. Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Belawan. Populasi pada penelitian ini adalah jumlah PUS di Puskesmas belawan sebanyak 13.076 PUS dengan jumlah sampel sebanyak 99 orang berdasarkan perhitungan dengan rumus Slovin. Hasil; Berdasarkan hasil penelitian dengan uji statistik chi square diketahui bahwa pendidikan (p=0,021), tingkat ekonomi (p=0,000), sumber informasi (p=0,003), pengetahuan (p=0,001), sikap (p=0,000), dan dukungan suami (p=0.002) terhadap rendahnya penggunaan KB Implant pada wanita pasangan usia subur. Kesimpulan; Kesimpulan dalam penelitian ini ada hubungan umur, pendidikan, tingkat ekonomi, sumber informasi, pengetahuan sikap, dan dukungan suami dengan rendahnya penggunaan KB Implant pada wanita pasangan usia subur di Wilayah Kerja Puskesmas Belawan.

Kata Kunci : Umur, Pendidikan, Pendapatan Keluarga, Sumber Informasi, Pengetahuan, Sikap, Dukungan Suami dan KB Implant.

Abstract

Background; Long-term contraceptive methods such as implants are the most effective

contraceptive method that is long-lasting, efficient, comfortable and relatively inexpensive compared to non-MKJP. MJKP is unfortunately not very attractive to the public. Objectives;The purpose of this study is for factors that affect the low number of users of implant KB in women of childbearing age in the Belawan Community Health Center in 2019. Method; The research design used in this study is a descriptive design to find out the factors that influence the low use of implant KB. The location of this research will be carried out in the working area of ​ ​ Belawan Health Center. The population in this study is the number of EFAs in Belawan Health Center as many as 13,076 EFAs with a total sample of 99 people based on calculations with the Slovin formula. Data collection using a questionnaire.Results; Based on the results of research with chi square statistical tests it is known that education (p = 0,021), economic level (p = 0,000), sources of information (p = 0,003), knowledge (p = 0,001), attitudes (p = 0,000), and husband’s support (p = 0,002) towards the low use of family planning Implants in women of childbearing age. Conclusion; The conclusion in this study there is a relationship of age, education, monthly income, sources of information, knowledge, attitudes, and husband’s support with the low use of family planning implants in women of childbearing age in Belawan Puskesmas Work Area.

Keywords : Age, Education, Family Income, Information Sources, Knowledge, Attitudes, Husnband’s Support, Family Planning Implants.

(2)

PENDAHULUAN

Program untuk kelangsungan hidup para ibu adalah keharusan hak asasi manusia, dan itu adalah prioritas dalam pembangunan. Konferensi Internasional tentang Penduduk dan Pembangunan dan Tujuan Pembangunan Milenium menganjurkan untuk mencapai pengurangan 75% dalam kematian ibu antara tahun 1990 dan 2015 ini tetap menjadi agenda yang belum selesai (1).

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang baru, juga dikenal sebagai Tujuan Global, menganjurkan agar rasio kematian ibu turun menjadi 70 kematian per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030. Cara terbaik untuk mencapai target ini adalah untuk: memastikan semua wanita memiliki akses menggunakan kontrasepsi untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan (1).

Tetapi penurunan yang signifikan dalam mortalitas ibu adalah mungkin, dan itu terjadi. Rasio kematian ibu global telah turun dari 385 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1990 menjadi 216 kematian per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Di banyak negara - termasuk Kuba, Mesir, Jamaika, Malaysia, Maroko, Sri Lanka, Thailand dan Tunisia – kematian ibu telah menurun karena perempuan telah memperoleh akses ke keluarga berencana dan persalinan terlatih dengan perawatan kebidanan darurat cadangan. Banyak dari negara-negara ini telah mengurangi separuh kematian ibu mereka dalam waktu satu dekade. (2)

Wanita usia reproduksi di negara berkembang yang ingin menghindari kehamilan tidak menggunakan metode

kontrasepsi modern sebanyak 214 juta. Beberapa metode keluarga berencana, seperti kondom, membantu mencegah penularan HIV dan infeksi menular seksual lainnya. Keluarga berencana/ kontrasepsi dapat mengurangi aborsi, terutama aborsi yang tidak aman. (2)

Keluarga berencana memperkuat hak orang untuk menentukan jumlah dan jarak anak-anak mereka. Dengan mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, keluarga berencana/kontrasepsi mencegah kematian ibu dan anak. Keluarga berencana memungkinkan orang untuk mencapai jumlah anak yang diinginkan dan menentukan jarak kehamilan. Ini dicapai melalui penggunaan metode kontrasepsi dan pengobatan infertilitas (lembar fakta ini berfokus pada kontrasepsi). (2)

Promosi keluarga berencana dan memastikan akses ke metode kontrasepsi pilihan untuk wanita dan pasangan sangat penting untuk mengamankan kesejahteraan dan otonomi wanita, sambil mendukung kesehatan dan pengembangan masyarakat. Kemampuan seorang wanita untuk memilih apakah dan kapan untuk hamil memiliki dampak langsung pada kesehatan dan kesejahteraannya (3).

Keluarga berencana memungkinkan jarak kehamilan dan dapat menunda kehamilan pada wanita muda dengan peningkatan risiko masalah kesehatan dan kematian akibat persalinan dini. Ini mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, termasuk wanita yang lebih tua yang menghadapi peningkatan risiko terkait kehamilan. Keluarga berencana memungkinkan wanita yang ingin membatasi ukuran keluarga mereka untuk melakukannya. Bukti menunjukkan bahwa wanita yang

(3)

memiliki lebih dari 4 anak berisiko lebih tinggi mengalami kematian ibu (3).

Data BKKBN 2019 menunjukan bahwa pengguna alat kontrasepsi implant di seluruh Indonesia masih di bawah alat kontrasepsi suntik, pil dan IUD. Persentase pengguna alat konrasepsi KB suntik yaitu 78.184 orang, KB pil yaitu 33.755 orang, KB IUD yaitu 5482, MOWS yaitu sebanyak 1.047, MOP yaitu sebanyak 31 orang, kondom yaitu sebanyak 2.479, sedangkan KB Implant 11.828 (4).

Keluarga Berencana merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk meningkatkan ketahanan keluarga, kesehatan dan keselamatan ibu, anak serta perempuan. Program KB dilakukan diantaranya dalam rangka mengatur jumlah kelahiran atau menjarangkan kelahiran. Sasaran program ini adalah pasangan usia subur (PUS) yang lebih menitiberatkan pada kelompok wanita usia subur (WUS) yang berada pada kisaran usia 15-49 tahun (5).

Tingkat pencapaian pelayanan Keluarga Berencana dapat dilihat dari cakupan Pasangan Usia Subur (PUS/ pasangan suami istri, istri berusia 15 sampe dengan 49 tahun)yang sedang menggunakan alat/metode kontrasepsi (KB Aktif) serta metode kontrasepsiyang paling banyak digunakan Pasangan Usia Subur (PUS) (5).

Peserta KB aktif adalah pasangan usia subur yang saat ini menggunakan salah satu alat kontrasepsi tanpa diselingi kehamilan. Dari metode kontrasepsi yang paling banyak digunakan peserta KB aktif adalah suntikan (33.9%), PIL (30.1%), , Implant (10%), IUD

(12%), MOW (5%), sedangkan metode yang paling sedikit adalah Metode Operasi Pria (MOP) sebanyak 1%. Sedangkan untuk peserta KB baru adalah pasangan usia subur yang baru pertama kali menggunakan alat/cara kontrasepsi dan atau pasangan usia subur yang kembali menggunakan metode kontrasepsi setelah melahirkan/keguguran. Untuk penggunaan KB suntik (39%), Pil (29%), Implant 10%, Kondom (9%), IUD (6%), MOW (5%), dan paling sedikit MOP (2%) (5).

Keluarga berencana (KB) adalah proses yang biasanya melibatkan diskusi antar wanita, pria, dan pelayanan KB terlatih berfokus pada kesehatan keluarga dan keinginan pasangan untuk membatasi keluarga mereka. Ada yang berbeda metode yang digunakan. Metode kontrasepsi yang digunakan untuk KB dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori secara terprogram, yaitu metode jangka panjang dan permanen (alat kontrasepsi, implan, dan sterilisasi) dan metode jangka pendek (pil, kondom, spermisida, injeksi, metode modern lainnya, dan semua metode tradisional). Metode jangka panjang dan permanen, metode in biasanya digunakan untuk membatasi persalinan, sedangkan metode jangka pendek lebih cocok untuk wanita yang ingin untuk menunda tetapi tidak kehilangan memiliki anak. (6)

Meskipun pelayanan KB sudah digalakkan oleh pemerintah Indonesia, dalam kenyataannya laju pertumbuhan penduduk Indonesia masih tinggi. Salah satu faktor penyebabnya adalah pemilihan metode kontrasepsi yang tidak tepat. Dalam kenyataannya, banyak kesulitan yang dialami

(4)

para wanita dalam menentukan alat kontrasepsi yang sesuai untuk dirinya. Kendala yang sering ditemukan timbul akibat kurangnya pengetahuan. Banyak aspek yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan kontrasepsi yang meliputi derajat status kesehatan, kemungkinan munculnya efek samping, kemungkinan kegagalan atau kehamilan yang tidak dikehendaki, jumlah kisaran keluarga yang diharapkan, persetujuan dari suami atau istri, nilai-nilai budaya, lingkungan serta keluarga dan lain sebagainya (7).

Kenyataannya banyak kesulitan yang dialami para wanita dalam menentukan alat kontrasepsi yang sesuai untuk dirinya. Kendala yang sering ditemukan timbul akibat kurangnya pengetahuan. Banyak aspek yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan kontrasepsi yang meliputi derajat status kesehatan, kemungkinan munculnya efek samping, kemungkinan kegagalan atau kehamilan yang tidak dikehendaki, jumlah kisaran keluarga yang diharapkan, persetujuan dari suami atau istri, nilai-nilai budaya, lingkungan serta keluarga dan lain sebagainya (7).

Metode kontrasepsi jangka panjang IUD dan implan adalah metode kontrasepsi paling efektif yang tahan lama, efisien, nyaman dan biayanya relatif murah dibandingkan non-MKJP. Tingkat kegagalan MKJP pada setahun pertama sangatlah rendah yakni 0,05% untuk implan dan 0,1% sampai 0,8% untuk IUD. MKJP tidak bergantung pada kemampuan mengingat kalender haid ataupun kepatuhan minum pil atau kunjungan suntikan ke dokter. (8)

MJKP sayangnya kurang diminati masyarakat. Cakupan preferensi MKJP di Indonesia dari tahun 2009 sampai 2012 hanya berkisar antara 12,60% sampai 25,37%. Persentase peserta MKJP baru tahun 2012 adalah implant 10,65%, IUD 7,15% dan MOW atau MOP 1,71%. (9)

Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013-2018, penggunaan metode kontrasepsi didominasi oleh metode kontrasepsi modern (59,3%). Jenis kontrasepsi yang rata-rata digunakan di Indonesia antara lain suntik (48,5%), pil (8,5%), Intra Uterine Devices (6,6%), implant (4,7%), Metode Operatif Wanita (MOW) (3,7%), Metode Operatif Pria (MOP) (0,4%), metode kalender (1,6%), metode senggama terputus (1,5%), dan kondom (0,9%). (10)

Berdasarkan data Puskemas Belawan (2018) jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) sebanyak 13076 orang, yang menggunakan KB implant (864 orang), penggunaan KB suntik (4768 orang), pengguna KB PIL (2920 orang), penggunaan KB IUD sebanyak (122 orang). Pengguna KB Kondom (225 orang) pengguna KB MOW (377 orang) dan pengguna KB MOP (162 orang). Adapun faktor yang di perkirakan tinggi nya yang mempengaruhi rendahnya penggunaan KB Implant pada wanita pasangan usia subur di puskesmas belawan adalah tingkat Pendidikan formal, tingkat ekonomi, sumber informasi, tingkat pengetahuan, sikap, dan dukungan suami.

Berdasarkan latar belakang masalah maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang rendahnya penggunaan KB

(5)

Implant pada wanita pasangan usia subur di wilayah kerja Puskesmas Belawan.

METODE PENELITIAN

Desain penelitian merupakan bagian penelitian yang berisi uraian-uraian tentang gambaran alur penelitian yang menggambarkan pola pikir peneliti dalam melakukan penelitian yang lazim disebut paradigma penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain deskriptif untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi rendahnya penggunaan KB implant di wilayah kerja Puskesmas Belawan tahun 2019.(27) Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Belawan. Peneliti tertarik melakukan penelitian di Puskesmas tersebut karena tempatnya yang strategis, belum pernah dilakukan penelitian sebelumnya, mudah dijangkau oleh peneliti, dan karena banyak ibu yang memakai KB implant di wilayah kerja Puskesmas tersebut. Waktu yang akan digunakan untuk penelitian ini adalah dari bulan April-Mei 2019. Populasi pada penelitian ini adalah jumlah PUS di wilayah kerja Puskesmas belawan sebanyak 13.076.

HASIL PENELITIAN

Karakteristik Responden; Tabel 1 pada kategori umur menunjukkan bahwa dari 99 responden yang diteliti diketahui responden

yang umur beresiko sebanyak 36 orang (36,4%) dan responden yang berumur tidak beresiko sebanyak 63 orang (63,6%). Kategori pendidikan dari 99 responden yang diteliti diketahui responden yang berpendidikan rendah sebanyak 62 orang (62,6%), dan responden yang berpendidikan tinggi sebanyak 37 orang (37,4%). Kategori tingkat ekonomi dari 99 responden yang diteliti diketahui responden yang memiliki tingkat ekonomi kurang dari UMR (<2.700.000) sebanyak 63 orang (63,6%) dan responden yang memiliki tingkat ekonomi sesuai dengan UMR (2.700.000) sebanyak 36 orang (36,4%). Kategori sumber informasi dari 99 responden yang diteliti diketahui responden yang memiliki sumber informasi kurang sebanyak 67 orang (67,7%), dan responden yang memiliki sumber informasi baik sebanyak 32 orang (32,3%). Kategori pengetahuan dari 99 responden yang diteliti diketahui responden yang berpengetahuan kurang sebanyak 60 orang (60,6%), responden yang berpengetahuan baik sebanyak 39 orang (39,4%). Kategori sikap dari 99 responden yang diteliti diketahui responden yang bersikap negatif sebanyak 57 orang (57,6%) dan responden yang bersikap positif sebanyak 42 orang (42,4%). Kategori penggunaan KB Implant dari 99 responden yang diteliti diketahui responden tidak menggunakan KB Implant sebanyak 57 orang (57,6%) dan responden menggunakan KB Implant sebanyak 42 orang (42,4%).

(6)

Tabel 1. Analisa Univariat

Karrakteristik Responden f Jumlah %

Umur Beresiko 36 36,4 Tidak beresiko 63 63,6 Pendidikan Rendah 62 62,6 Tinggi 37 37,4 Tingkat Ekonomi

Kurang dari UMR (< 2.700.000) 63 63,6

Sesuai UMR (2.700.000) 36 36,4 Sumber Informasi Kurang 67 67,7 Baik 32 32,3 Pengetahuan Kurang 60 60,6 Baik 39 39,4 Sikap Negatif 57 57,6 Positif 42 42,4 Dukungan Suami Baik 47 47,5 Kurang 52 52,5 Penggunaan KB Implant Tidak Menggunakan 57 57,6 Menggunakan 42 42,4

Analisa Bivariat; Tabel 2 menunjukkan bahwa 99 responden yang diteliti diperoleh bahwa responden yang berpendidikan rendah sebanyak 62 orang (62,6%) dengan tidak menggunakan KB Implant sebanyak 49 orang (49,5%) dan yang menggunakan KB Implant sebanyak 13 orang (13,1%), sedangkan responden yang berpendidikan tinggi sebanyak 37 orang (37,4%) dengan tidak menggunakan KB Implant sebanyak 8 orang (8,1%) dan yang menggunakan KB Implant sebanyak 29 orang (29,3%). Berdasarkan hasil uji statistik

chi-square dengan batas kemaknaan 95% atau nilai

sig α (0,05), diperoleh nilai p-value 0,021 < 0,05, yang artinya ada hubungan antara pendidikan dengan rendahnya pengguna KB

Implant pada wanita pasangan usia subur. Dari 99 responden yang diteliti diperoleh bahwa responden yang tingkat ekonomi kurang dari UMR sebanyak 63 orang (63,6%) dengan tidak menggunakan KB Implant sebanyak 49 orang (49,5%) dan yang menggunakan KB Implant sebanyak 14 orang (14,1%), sedangkan responden yang memiliki tingkat ekonomi sesuai dengan UMR sebanyak 36 orang (36,4%) dengan tidak menggunakan KB Implant sebanyak 8 orang (8,1%) dan yang menggunakan KB Implant sebanyak 28 orang (28,3%). Berdasarkan hasil uji statistik

chi-square dengan batas kemaknaan 95% atau nilai

sig α (0,05), diperoleh nilai p-value 0,000 < 0,05, yang artinya ada hubungan antara ekonomi keluarga dengan rendahnya pengguna

(7)

KB Implant pada wanita pasangan usia subur. Dari 99 responden yang diteliti diperoleh bahwa responden yang memiliki sumber informasi kurang sebanyak 67 orang (67,7%) dengan tidak menggunakan KB Implant sebanyak 48 orang (44,4%) dan yang menggunakan KB Implant sebanyak 19 orang (19,2%), sedangkan responden yang memiliki sumber informasi baik sebanyak 32 orang (32,3%) dengan tidak ditemukan yang tidak menggunakan KB Implant sebanyak 9 orang (9,1%) dan yang menggunakan KB Implant sebanyak 23 orang (23,2%). Berdasarkan hasil uji statistik chi-square dengan batas kemaknaan 95% atau nilai sig α (0,05), diperoleh nilai p-value 0,003 < 0,05, yang artinya ada hubungan antara sumber informasi dengan rendahnya pengguna KB Implant pada wanita pasangan usia subur. Dari 99 responden yang diteliti diperoleh bahwa responden yang berpengetahuan kurang sebanyak 60 orang (60,6%) dengan tidak menggunakan KB Implant sebanyak 47 orang (47,5%) dan yang menggunakan KB Implant sebanyak 13 orang (13,1%), sedangkan responden yang berpengetahuan baik sebanyak 39 orang (39,4%) dengan tidak menggunakan KB Implant sebanyak 10 orang (10,1%) dan yang

menggunakan KB Implant sebanyak 29 orang (29,3%). Berdasarkan hasil uji statistik

chi-square dengan batas kemaknaan 95% atau nilai

sig α (0,05), diperoleh nilai p-value 0,001 < 0,05, yang artinya ada hubungan antara pengetahuan dengan rendahnya pengguna KB Implant pada wanita pasangan usia subur. Dari 99 responden yang diteliti diperoleh bahwa responden yang bersikap negatif sebanyak 57 orang (57,6%) dengan tidak menggunakan KB Implant sebanyak 53 orang (53,6%) dan responden yang menggunakan KB Implant sebanyak 4 orang (4,0%), sedangkan responden yang bersikap positif sebanyak 42 orang (42,4%) dengan tidak menggunakan KB Implant sebanyak 4 orang (4,0%) dan yang menggunakan KB Implant sebanyak 38 orang (38,4%). Berdasarkan hasil uji statistik

chi-square dengan batas kemaknaan 95% atau nilai

sig α (0,05), diperoleh nilai p-value 0,000 < 0,05, yang artinya ada hubungan sikap dengan rendahnya pengguna KB Implant pada wanita pasangan usia subur. Berdasarkan hasil uji statistik chi square dengan batas kemaknaan

95% atau niali sig α (0,05), diperoleh nilai

p-value 0,002 < 0,05, yang artinya ada hubungan dukungan suami dengan rendahnya pengguna KB Implant pada wanita pasangan usia subur.

(8)

Tabel 2. Analisa Bivariat

Analisa Bivariat Tidak menggunakanPengguna KB ImplantMenggunakan Jumlah Sig.α

f % f % f % Pendidikan Rendah 49 49,5 13 13,1 62 62,6 0,021 Tinggi 8 8,1 29 29,3 37 37,4 Tingkat Ekonomi

Kurang dari UMR 49 49,5 14 14,1 63 63,6

0,000 Sesuai UMR 8 8,1 28 28,3 36 36,4 Sumber Informasi Kurang 48 48,5 19 19,2 67 67,7 0,003 Tinggi 9 9,1 23 23,2 32 32,3 Pengetahuan Kurang 47 47,5 13 13,1 60 60,6 0,001 Baik 10 10,1 29 29,3 39 39,4 Sikap Negatif 53 53,6 4 4,0 57 57,6 0,000 Positif 4 4,0 38 38,4 42 42,4 Dukungan Suami Baik 6 6,1 41 41,4 47 47,6 0,002 Kurang 47 47,4 5 5,0 52 52,55 PEMBAHASAN

Hubungan Pendidikan dengan Rendahnya Penggunaan KB Implant; Berdasarkan berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa responden yang berpendidikan rendah sebanyak 62 orang (62,6%) dengan tidak menggunakan KB Implant sebanyak 49 orang (49,5%) dan yang menggunakan KB Implant sebanyak 13 orang (13,1%), sedangkan responden yang berpendidikan tinggi sebanyak 37 orang (37,4%) dengan tidak menggunakan KB Implant sebanyak 8 orang (8,1%) dan yang menggunakan KB Implant sebanyak 29 orang (29,3%). Berdasarkan hasil uji statistik

chi-square dengan batas kemaknaan 95% atau nilai

sig α (0,05), diperoleh nilai p-value 0,021 < 0,05, yang artinya ada hubungan antara

pendidikan dengan rendahnya pengguna KB Implant pada wanita pasangan usia subur. Hasil multivariat juga menunjukkan bahwa pendidikan mempengaruhi sebesar 6 kali terhadap rendahnya penggunaan KB Implan pada wanita pasangann usia subur.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Medias Imroni dengan judul Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Implan Di Desa Parit Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir, dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pendidikan responden dengan penguna KB Implant di Desa Parit Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir (12).

Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2018), Pendidikan adalah suatu kemahiran menyerap

(9)

pengetahuan. Sesuai dengan meningkatnya pendidikan seseorang, kemampuan ini sangat berhubungan erat dengan sikap seseorang pengetahuan seseorang terhadap pengetahuan yang diserapnya, sedangkan menurut Kamus Besar bahasa Indonesia, Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, pembuatan dan cara mendidik. Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah proses perubahan dan peningkatan pengetahuan, pola pengetahuan, pola fikir dan perilaku masyarakat menuju terbentuknya kepribadian yang utama. (13)

Penelitian ini sependapat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Agnes Montolalu yang menyatakan bahwa umur sangat berperan dalam penentuan untuk menggunakan alat kontrasepsi karena pada fase-fase tertentu dari umur menentukan tingkat reproduksi seseorang. Menurut pendapat peneliti semakin dewasa seseorang maka sangat mempengaruhi keputusannya dalam menggunakan kontrasepsi khususnya kontrasepsi jangka panjang atau MKJP.

Hubungan Tingkat Ekonomi dengan Rendahnya Penggunaan KB Implant; Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa responden yang tingkat ekonomi kurang dari UMR sebanyak 63 orang (63,6%) dengan tidak menggunakan KB Implant sebanyak 49 orang (49,5%) dan yang menggunakan KB Implant sebanyak 14 orang (14,1%), sedangkan responden yang memiliki tingkat ekonomi sesuai dengan UMR sebanyak 36

orang (36,4%) dengan tidak menggunakan KB Implant sebanyak 8 orang (8,1%) dan yang menggunakan KB Implant sebanyak 28 orang (28,3%). Berdasarkan hasil uji statistik

chi-square dengan batas kemaknaan 95% atau nilai

sig α (0,05), diperoleh nilai p-value 0,000 < 0,05, yang artinya ada hubungan antara pendapatan perbulan dengan rendahnya pengguna KB Implant pada wanita pasangan usia subur.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri Anggareini, dimana menunjukkan hasil. Faktor yang memberi peluang akseptor menggunakan MKJP yaitu umur lebih dari 30 tahun, bekerja, berpenghasilan tinggi, telah berdiskusi dengan suami tentang MKJP, memiliki anak hidup 3 atau lebih, memiliki riwayat aborsi dan memanfaatkan pelayanan swasta, sedangkan faktor yang tidak berhubungan yaitu pendidikan dan umur pertama kali melahirkan (14).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Indah Budiarti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) pada akseptor KB di wilayah kerja Puskesmas Kalirejo Kecamatan Negeri Katon Kabupaten Pesawaran Tahun 2017. Dari analisis keeratan hubungan tersebut menunjukkan bahwa responden yang tidak bekerja berpeluang 11,371 kali lebih besar untuk menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) dibandingkan dengan responden yang bekerja (15).

(10)

Menurut Putri Anggreini dari hasil penelitiaan menyatakan bahwa penghasilan yang rendah dapat berpengaruh terhadap pilihan metode kontrasepsi yang akan digunakan karena berkaitan dengan kemampuan akseptor dalam membayar biaya pelayanan. Kelompok penghasilan tinggi memiliki kesempatan lebih besar menggunakan MKJP karena memiliki aksesibilitas yang lebih tinggi khususnya dalam segi finansial untuk membayar biaya pemasangan MKJP. Akseptor KB pengguna non MKJP di wilayah kerja Puskesmas Pamulang yang menjadi sampel lebih banyak pada kategori penghasilan rendah dan sebagian besar mengakses pelayanan swasta.

Hubungan Sumber Informasi dengan Rendahnya Penggunaan KB Implant; Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa responden yang memiliki sumber informasi kurang sebanyak 67 orang (67,7%) dengan tidak menggunakan KB Implant sebanyak 48 orang (44,4%) dan yang menggunakan KB Implant sebanyak 19 orang (19,2%), sedangkan responden yang memiliki sumber informasi baik sebanyak 32 orang (32,3%) dengan tidak ditemukan yang tidak menggunakan KB Implant sebanyak 9 orang (9,1%) dan yang menggunakan KB Implant sebanyak 23 orang (23,2%). Berdasarkan hasil uji statistik chi-square dengan batas kemaknaan 95% atau nilai sig α (0,05), diperoleh nilai p-value 0,003 < 0,05, yang artinya ada hubungan antara sumber informasi dengan rendahnya pengguna KB Implant pada wanita pasangan usia subur.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian dari Ismi Djalva menMetode Kontrasepsi Jangka Panjang di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kalideres Tahun 2015 didapatkan hasil penelitian uji statistik menggunakan uji chisquare, menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara keterpaparan informasi kontrasepsi dengan penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang. (16)

Hubungan Pengetahuan dengan Rendahnya Penggunaan KB Implant; Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa responden yang berpengetahuan kurang sebanyak 60 orang (60,6%) dengan tidak menggunakan KB Implant sebanyak 47 orang (47,5%) dan yang menggunakan KB Implant sebanyak 13 orang (13,1%), sedangkan responden yang berpengetahuan baik sebanyak 39 orang (39,4%) dengan tidak menggunakan KB Implant sebanyak 10 orang (10,1%) dan yang menggunakan KB Implant sebanyak 29 orang (29,3%). Berdasarkan hasil uji statistik chi-square dengan batas kemaknaan 95% atau nilai sig α (0,05), diperoleh nilai p-value 0,001 < 0,05, yang artinya ada hubungan antara pengetahuan dengan rendahnya pengguna KB Implant pada wanita pasangan usia subur.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian dari Siti Handayani tahun 2018 dengan judul Faktor yang Berhubungan dengan Rendahnya Penggunaan KB Implant pada Wanita Usia Subur (WUS) di Desa Partihaman Saroha Kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru Tahun 2017 didapatkan hasil penelitian adalah terdapat

(11)

hubungan faktor pengetahuan dengan rendahnya penggunaan KB Implant, terdapat hubungan faktor paritas dengan rendahnya penggunaan KB implant dan terdapat hubungan faktor dukungan suami dengan rendahnya penggunaan KB Implant. (17)

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Medias Imroni dengan judul Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Implan Di Desa Parit Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir, dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan penguna KB Implant di Desa Parit Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir (12).

Hubungan Sikap dengan Rendahnya Penggunaan KB Implant; Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa responden yang bersikap negatif sebanyak 57 orang (57,6%) dengan tidak menggunakan KB Implant sebanyak 53 orang (53,6%) dan responden yang menggunakan KB Implant sebanyak 4 orang (4,0%), sedangkan responden yang bersikap positif sebanyak 42 orang (42,4%) dengan tidak menggunakan KB Implant sebanyak 4 orang (4,0%) dan yang menggunakan KB Implant sebanyak 38 orang (38,4%). Berdasarkan hasil uji statistik

chi-square dengan batas kemaknaan 95% atau nilai

sig α (0,05), diperoleh nilai p-value 0,000 < 0,05, yang artinya ada hubungan antara pendapatan perbulan dengan rendahnya pengguna KB Implant pada wanita pasangan usia subur.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian dari Ismi Djalva Alfiah tahun

2015 dengan judul Faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kalideres Tahun 2015 didapatkan hasil penelitian uji statistik menggunakan uji chisquare menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang.

Sikap secara nyata menunjukan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu dalam kehidupan sehari-hari. Merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Menurut Newcomb, salah seorang ahli psikologis sosial menyatakan bahwa sikap ini merupakan pelaksanaan motif tertentu, sikap ini merupakan suatu tindakan atau aktivitas akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku.

Hubungan Dukungan suami dengan Rendahnya Penggunaan KB Implant.. Berdasarkan hasil uji statistik chi-square dengan batas kemaknaan 95% atau nilai sig α (0,05), diperoleh nilai p-value 0,002 < 0,05, yang artinya ada hubungan antara dukungan suami dengan rendahnya pengguna KB Implant pada wanita pasangan usia subur.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Laras Tsany Nur Mahmudah yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara partisipasi suami dengan pemilihan menggunakan kontrasepsi. Penelitian ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa seorang istri di dalam mengambil suatu keputusan untuk memakai atau tidak memakai alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari pihak suami karena suami dipandang sebagai

(12)

kepala keluarga, pelindung keluarga, pencari nafkah, dan seseorang yang dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga. Pengetahuan yang memadai dapat memotivasi suami untuk menganjurkan istrinya untuk memakai alat kontrasepsi tersebut (14).

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang rendahnya pengguna KB implant pada wanita pasangan usia subur bahwa ada hubungan antara pendidikan, tingkat ekonomi, sumber informasi, pengetahuan, sikap, dan dukungan suami dengan rendahnya pengguna KB Implant pada wanita pasangan usia subur.

SARAN

Bagi puskesmas agar selalu memberikan penyuluhan, atau promosi kesehatan tentang alat konstrasepsi terutama bagi petugas kesehatan dalam rangka lebih meningkatkan pelayanan KB terutama alat Kontrasepsi Implant kepada masyarakat luas khususnya bagi wanita pasangan usia subur untuk menggunakan KB Implant. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi panduan atau bahan perbandingan untuk penelitian yang akan datang dan sebagai bahan bacaan bagi institusi pendidikan dalam keagiatan proses belajar. Sebagai informasi pengembangan ilmu pengetahuan asuhan kebidanan bagi peneliti berikutnya yang ingin meneliti yang berkaitan dengan rendahnya penggunaan KB pada wanita pasangan usia subur sebagai alat kontrasepsi. Bagi masyarakat dapat menjadi sumber pengetahuan, saran dan masukan bagi

akseptor KB dalam rangka peningkatan pengetahuan mengenai alat kontrasepsi implant.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih penulis ucapkan kepada dr. Adi Raja Brando Lubis, M.Kes, selaku Kepala Puskesmas Belawan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di lokasi tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

1. United Nations Population Fund. World population trends | UNFPA - United Nations Population Fund [Internet]. United Nations Population Fund. 2017.

Available from:

http://www.unfpa.org/world-population-trends

2. UNFPA. Maternal health | UNFPA -United Nations Population Fund [Internet].

2015. Available from:

http://www.unfpa.org/maternal-health 3. Family planning_Contraception.

4. BKKBN. Kualitas Sumber Daya Manusia Dalam Menggapai Bonus Demografi. J Popul. 2015;2(1):102–14.

5. Profil Kesehatan Indonesia. Profil Kesehatan RI 2015. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015. 2016. 125 p. 6. Gebremariam A, Addissie A. Knowledge

and Perception on Long Acting and Permanent Contraceptive Methods in Adigrat Town , Tigray , Northern Ethiopia : A Qualitative Study. 2014;2014. 7. Affandi. Buku panduan praktis

kontrasepsi. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono; 2010.

8. Stoddard A, McNicholas C, Peipert JF. Efficacy and safety of long-acting reversible contraception. Vol. 71, Drugs. 2011. p. 969–80.

9. Indonesia KKR. Indonesia Health Profile 2016. Pus data dan Inf Kementrian Kesehat Ri [Internet]. 2017;1–168.

Available from:

http://www.depkes.go.id/resources/downl oad/pusdatin/lain-lain/Data dan Informasi Kesehatan Profil Kesehatan Indonesia 2016 - smaller size - web.pdf

(13)

2018. Jakarta Badan Penelit dan Pengemb Kesehatan, Kementrian Kesehat Republik Indones. 2018;

11. Arikunto S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2005. 12. Imroni M, Fajar NA, Febry F.

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan Implan di Desa Parit Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2009. J Publ Ilm Fak Kesehat Masy Univ Sriwij. 2015;

13. Prof.DR.Soekidjo Notoatmodjo.S.K.M. MC. Promosi Kesehatan Dan Ilmu Prilaku. Jakarta: PT Rineka Cipta; 2008.

14. Anggraeni P. Determinan Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) Pada Akseptor KB di Wilayah Kerja Puskesmas PamulangTtahun 2014. Kti. 2015;

15. Budiarti I, Nuryani DD, Hidayat R. Determinan Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) Pada Akseptor KB. J Kesehat. 2017;8(2):220–4. 16. Alfiah ID. Faktor-faktor yang

Berhubungan dengan Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kalideres Tahun 2015. 2015.

17. Siti Handayani. Faktor Yang Mempengaruhi Berhubungan Dengan Pengguna KB Implant Pada Wanita Usia Subur (WUS) Di Desa Partihaman Saroha Kecamatan Padang Sidempuan Hutaimbaru. Skripsi Mhs D4 Kebidanan Helv. 2018;

Gambar

Tabel 1. Analisa Univariat
Tabel 2. Analisa Bivariat

Referensi

Dokumen terkait

Tokoh cerita (Character), menurut Abrams dalam Nurgiyantoro (2007: 165) adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama, yang oleh pembaca

Kerjasama Bapak/Ibu/Saudara/i sangat diharapkan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini (± 1 hari). Bila masih ada hal – hal yang belum jelas menyangkut penelitian ini, setiap

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan arsip inaktif pada Subbidang Dokumentasi Bidang Tata Usaha Kepegawaian di Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Daerah Istimewa

Buku Statistik Dinas Kehutanan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2015 ini merupakan Data dan Informasi yang dituangkan dalam Tabel Permenhut

Terkait dengan upaya peningkatan pengetahuan kader mengenai kesehatan gigi dan mulut balita, perlu dikaji lebih lanjut pengaruh pelatihan dengan metode collaborative

(1) Apabila DPRD sampai batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 86 ayat (1) tidak mengambil keputusan bersama dengan Bupati terhadap rancangan peraturan

Pada penganalisisan tersebut diperlukan pemahaman terhadap struktur kalimat, kelas kata dan jenis frase dalam bahasa Jerman.Penelitian ini bertujuan untuk

1) Domisili kantor / tempat calon nasabah bekerja / tempat pembayaran gaji / upah berada dalam wilayah kerja kantor BPRS Jabal Nur Surabaya. 2) Memiliki Asli Surat