ANALISIS ASADDC3M LEMAK OMEGA - 3 DENGAN
ALAT KROMATOGRAFI GAS CAIRAN
FARIHAH WILDAN
Balai Penelftian Temak, PO .Box 221, Bogor 16002
RINGKASAN
Lemak adalah segolongan zat-zat yang tidak larut dalam air, akan tetapi larut dalam kloroform, eter dan benzena . Lemak memiliki banyak kegunaan yaitu sebagai pemasok energi, memperlambat pengosongan lambung, sebagai bantalan organ-organ tubuh dan sebagai penyedia asam lemak .
Asam lemak omega-3 adalah : asam lemak rantai panjang yang mempunyai ikatan rangkap pada atom karbon di posisi ke tiga . Asam lemak omega-3 merupakan asam lemak esensial, salah satu contoh dari asam lemak omega-3 adalah asam Eikosapentanoat (EPA) dan asam Dokosaheksanoat (DHA) . Metoda analisis yang dilakukan adalah dengan kolom gas Gas Kromatografi cairan, menggunakan kolom SP-2330 . Sebelum dilakukan pemisahan pada kolom, contoh dimetilasi dengan sulfat-metanol . Hasil analisis menunjukkan asam lemak omega-3/asam eikosapentanoat (EPA) banyak terdapat pada ikan lemuru 14,38%, diikuti pula oleh minyak ikan lemuru Bali 10,58%, kemudian minyak mata ikan tuna 8,13% dan minyak hati ikan cucut 3,51% . Selain mengandung asam lemak omega-3 (EPA dan DHA), minyak-minyak ikan tersebut mengandung asam lemak omega-7 . Hasil yang diperoleh pada minyak ikan mas, EPA dan DHA sangat kecil (trace), akan tetapi banyak terdapat asam lemak omega-7 (asam oleat omega-7) sebesar 73,27% .
PENDAHULUAN
Banyak orang alergi terhadap kata "lemak" karena kata itu selalu dihubungkan dengan hal-hal negatif, khususnya penyakit jantung dan kegemukan . Tetapi sebenarnya
lemak tidak selalu berkonotasi buruk karena tubuh kita tidak dapat berfungsi normal tanpa kehadiran lemak (Anonim, 1999) .
Lemak adalah segolongan zat-zat yang tidak larut dalam air akan tetapi larut dalam khloroform, eter dan benzena, sesungguhnya lemak memiliki nyak kegunaan bagi tubuh, misalnya sebagai pemasok sebagian energi yang diperlukan untuk melakukan kegiatan sehari-hari, memperlambat waktu pengosongan lambung sebagai bantalan bagi organ-organ tubuh, dan lemak juga berfungsi sebagai penyedia asam lemak .
Asam lemak terdiri dari dua jenis yaitu asam lemak jenuh dan asam leinak tidak jenuh . Sedangkan asam lemak tidak jenuh sendiri ada dua riacam, yaitu memiliki rantai panjang yang juga bersifat non esensial dan rantai panjang yang bersifat esensial .
Lokakaryn Fungsional Non Peneliti 1999
Berbeda dengan asam lemak non-esensial, asam lemak esensial adalah asam lemak yang penting bagi tubuh tetapi tidak dapat diproduksi oleh tubuh sendiri, sehingga harus
diperoleh dari makanan atau minuman yang di konsumsi (Winarno, 1989) .
Dewasa ini asam lemak tidak jenuh rantai panjang banyak dibicarakan mengingat perannya yang sangat penting bagi tubuh kita . Salah satu contoh asam lemak tidak jenuh rantai panjang adalah asam lemak omega-3 (C0 3 ) yang terdiri dari asam
Eikosapentanoat (EPA) dan asam Dokosahexanoat (DHA) .
Asam lemak omega-3 adalah asam lemak tidak jenuh rantai panjang yang mempunyai ikatan rangkap pada atom karbon di posisi ke tiga . Keluarga dan struktur/rumus bangun asam lemak omega-3 diperlihatkan pada Tabel 1 . Adapun fungsi dari EPA dan DHA bagi kesehatan tubuh adalah : Untuk nutrisi pada ibu hamil dan menyusui serta bayi, karena membantu pembentukan organ-organ tubuh seperti : otak, mata, jantung, berat badan rendah pada bayi, mencegah kelahiran prematur, mengatur aliran pembuluh darah pada janin, memberikan pengaruh yang positif terhadap penyakit-penyakit kardiovaskular/ mencegah darah tinggi, (Anonim, 1999) .
Sumber asam lemak omega-3 (EPA dan DHA) diperoleh dari phytoplankton (tumbuhan laut) dan algae (ganggang laut), kemudian phytoplankton dan algae dimakan oleh ikan-ikan laut (Krill) dan hewan laut (Shellfish/mutiara), lalu krill dan shellfish dimakan oleh ikan-ikan yang hidup di laut dalam, kemudian ikan-ikan tersebut dimakan oleh manusia, (ASA, 1992), yang dapat diperlihatkan pada Bagan 1 (Sumber asam lemak omega-3) . Bisa pula ikan-ikan laut tersebut diambil minyaknya atau dijadikan tepung ikan, kemudian ditambahkan ke dalam makanan, makanan ternak atau minuman sehingga banyak makanan atau minuman yang beredar di pasaran mengandung asam lemak omega-3, misalnya : susu bubuk omega-3, telur omega-3, dan lain-lain .
Tujuan tulisan ini adalah melaporkan hasil analisis yang telah dilakukan di laboratorium Instrumentasi Ciawi, dari beberapa minyak ikan yaitu minyak ikan lemuru, minyak mata ikan tuna, minyak ikan hati cucut dan minyak ikan mas yang mengandung asam lemak omega-3, khususnya EPA dan DHA . Analisis asam lemak omega-3 dilakukan dengan memakai alat Kromatografi gas cairan, detektor lonisasi Nyala (FID) dan kolom 10% SP-2330 pada Kromosorb WAW 100/120 mesh .
BAHAN DAN CARA KERJA
Bahan
Larutan 15% sulfat-metanol, yang terdiri dari 15 nil H 2SO, pekat dan 85 ml metanol, kloroform, air suling dan es batu . Contoh minyak ikan lemuru, minyak ikan lemuru Bali, minyak mata ikan tuna, minyak hati ikan cucut dan minyak ikan mas . Standar yang digunakan adalah PUFA-Mix 1 (Polyunsaturated Fatty Acid Mixtures) Marine Source produk- Supelco USA .
Alat
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil analisis yang diperoleh pada minyak ikan laut (minyak hati ikan cucut, minyak ikan lemuru, minyak ikan lemuru Bali, minyak mata ikan tuna), pada umumnya banyak mengandung komponen asam lemak omega-3, khususnya EPA dan DHA . Akan tetapi untuk ikan air tawar (ikan mas), komponen EPA dan DHA kecil sekali/trace . Komposisi asam lemak omega-3 pada beberapa contoh minyak ikan ditunjukkan pada Tabel 2 .
Lokakarva Fungsional Non Peneliti 1999
steel panjang 300 cm, diameter luar 0,4 cm, diameter dalam 0,2 cm, yang diisi dengan 10% SP-2330 pada kromosorb WAW ( 10D/ 120-mesh) produk Chrompack - Alltech USA,
gas hidrogen HP, oksigen (udara tekan) dan nitrogenHP, neraca analitik 4 desimal, gelas beker, gelas ukur, pipet oxford dan tabung pyrex bertutup teflon .
Kondisi alat
Suhu kolom : gradien (suhu awal 190°C selama 10 menit, kenaikan suhu 10°C/menit, suhu akhir 230 ° C selama 26 menit, lama analisis 40 menit) . Kecepatan alir nitrogen HP 30 ml/menit, kecepatan alir hidrogen HP 30 n-d/menit dan kecepatan alir oksigen 300 ml/menit, suhu injektor 230°C, suhu detektor 250°C, kecepatan alir kertas
1 cm/menit, attenuasi 6, Was area 500 dan lebar puncak 0,04 . Cara kerja
Contoh minyak ditimbang ± 0,2 gr di neraca analitik 4 desimal, contoh dimasukkan ke dalam tabung pyrex bertutup teflon, kemudian ditambahkan 15 ml sulfat
- methanol 15%, lalu dimetilasi dengan memanaskan di oven pada suhu 100°C selama 2 jam . Setelah dimetilasi contoh didinginkan di es batu sampai dingin kemudian tambahkan 15 ml kloroform dan 15 ml air suling, lalu dikocok sampai campur . Larutan yang dihasilkan ada dua lapisan, larutan lapisan atas dibuang dan larutan lapisan bawah
di suntikkan ke dalam Kromatografi gas cairan sebanyak 1 mikroliter . (AOAC, 1984) Sebelum menyuntikkan contoh ke alat Kromatografi gas cairan, suntikan dahulu 1 mikroliter standard PUFA Mix-1 disuntikan dahulu kemudian, suntikan larutan contoh dan dilakukan duplo . Kadar asam lemak omega-3 dihitung sebagai persen komposisi (gr/100 gr total asam lemak) .
Perhitungan
Perhitungan asam lemak omega-3 dihitung secara manual, alat diset area 500 dan lebar puncak 0,04 .
komposisi asam lemak contoh =
area contoh
x 100% total area contoh
Keterangan
area contoh
: tinggi x lebar (pada 112 tinggi) total area contoh : jumlah dari area contoh keseluruhan
Lokakarya Fungsional Non Peneliti 1999
Komponen asam lemak
Nama asam Ietnak STD PUFA Mix-1 Mny hati ikan cucut May kan lemuru Mtty ikan lenwru Bali Mny mata ikan tuna Mny ikan ntas 14 :0 Sam miristat G,34 7,G1 27,41 27,34 G,G 0 2.15 ,,, :0 sam palmitat G,47 3G,89 25,G1 2G,4G 22,G0 19,39 16 : 1W, Salll palmitoleat-W, 11,22 4,68 13,48 14 .99 9,14 5,17 (0, Sam oleat-Ny 0,64 - - - - -W, sam oleat -w, 3G,08 32,35 - 14,99 32,40 73,27 18 : 2W~ Sam linoleat -w, tr - 13,37 - -
-20 : 1 wy Sam eicosenoat -wy 28,16 - - - -
-18 : 4 w, Sam stearidonat -w, Is - - - -
-22 : 1 w„ Sam etukat-W„ 5.31 - - - -
-22 : 1 (o, Sam erukatW y tr
20 : 5W, sam Eikosapentanoat (EPA) 3,39 3,51 14,38 10,58 8,13 tr 22 : 5W, Sam dokosapentanoat-W, tr
22 : 6 w, Sam dokosaheksanoat (DHA) 2 .35 14,93 5 .73 5,62 21,60
Keluarga Asam lemak Rumus bangun Sumber
w3
(omega-3)
asam Eikosapentanoad
EPA (Cm: 5 (03) H,C ~1 RCOOH 3
Minyak ikan (marine), ikan (06 asam Linoleat ~ (omega-G) (Cts : 2(06) • w9 asam Oleat H;C RCOOH Minyak sayur (omega-9) (C, s : 1 w9) H~C ISwt ~ RCUOH 9
Minyak sayur
lemak-Tabel 1 . Keluarga dan struktur/rumus bangun asam lemak omega-3 .
Ietnak hewan
Tabel 2 . % Komposisi asam lemak omega-3 pada beberapa contoh minyak ikan
tr
Keterangan :(tr) = trace (jika tinggi pada puncak lebih kecil dari 1 mili meter) (-) = tidak terdapat komponen asam lemak ; (Mny) = Minyak
Komponen asam lemak omega-3 (asam eikosapentanoat acid/EPA) yang paling tinggi diperoleh pada minyak ikan lemuru yaitu 14,38%, diikuti pula oleh minyak ikan lemuru Bali 10,58%, kemudian minyak mata ikan tuna 8,13% dan minyak hati ikan cucut 3,51 % . Sedangkan untuk asam dokosahexsanoat/ DHA yang paling tinggi adalah minyak mata ikan tuna yaitu 21,60% diikuti pula oleh minyak hati ikan cucut 14,93%, minyak ikan lemuru 5,73% dan minyak ikan lemuru Bali 5,62% . Hal ini sesuai dengan sumber asam lemak omega-3 yang berasal dari phyrtoplankton dan algae (ASA, 1992), lalu algae dan phytoplankton dimakan oleh ikan Krill dan Shellfish, kemudian Krill dan Shellfish dimakan oleh ikan-ikan yang hidup di laut dalam seperti : ikan lemuru, ikan tuna, mackerel, herring, cod, sardine dan salmon (Anonim, 1999) .
Untuk ikan yang berasal dari air tawar (ikan mas), diperoleh hasil komponen asam lemak omega-3, khususnya EPA dan DHA sangat kecil (trace), akan tetapi komponen paling tinggi diperoleh pada C 18 : lco atau asam oleat (73,27%) yang juga termasuk asam lemak omega-7 .
Sebetulnya asam lemak omega-3 terdiri dari beberapa famili/keluarga, tergantung dari ikatan rangkap nya berada di posisi ke berapa (n) pada atom karbon, misalnya asam lemak omega-6, asam lemak omega-9 dan seterusnya yang dapat dilihat pada Tabel 1 . (Keluarga dan struktur/rumus bangun asam lemak omega-3) .
Begitu pula pada minyak ikan tuna dan minyak hati ikan cucut, selain mengandung komponen EPA dan DHA, juga mengandung komponen asam oleat C18 1 (07 (asam lemak omega-7), di urutan kedua setelah minyak ikan mas, yaitu masing-masing 32,40% dan 32,35%, kemudian minyak ikan lemuru Bali dan minyak ikan lemuru berada di urutan ke tiga dan ke empat, yaitu masing-masing 14,99% dan 13,37% .
Pada analisis asam lemak omega-3 untuk contoh-contoh yang berupa cairan (minyak) dapat langsung dimetilasi, sedangkan untuk contoh yang berupa padatan seperti : susu bubuk omega-3 atau telur omega-3 harus diambil leniaknya dahulu, kemudian lemak (minyak) yang diperoleh dianalisis sesuai dengan cara kerja sebelunmya . Contoh kromatogram dari salah satu asam lemak omega-3 pada contoh minyak lemuru dapat dilihat pada Gambar 1 . (Kromatogram asam lemak omega-3 pada contoh minyak ikan lemuru) .
C,. :0 C,, : 1 w, C,, : I w, 2 4 6 8 10 12 14 16 18 2 , 0
Lokakarya Fungsionul Non Peneliti 1999
EPA C,, : 5 (0,
Gambar 1 . Kromatogram asam lemak omega-3 pada contoh minyak ikan lemuru
Kowanpn
C . : O - aum miiialat C,. : 1w, = asam Okat -w, C,. : 0 -UMpalmilat C. : 50, = aum cikoupcntanou (EPA)
AOAC, 1984 . Preparation of Methyl Esters H,SO 4-MeOH Method, 10 thn edition, See 26 . 054 . Arlington, Virginia 2220 USA .
Anonim Layanan Konsumen Indomilk, 1999 . Susu buhuk ludumilk omega-3 bangga mencerdaskan Anak Bangsa, Surat Kabar Kompas, Jakarta 2 Mci 1999, hal 5 .
Asa Technical Bulletin . 1992 . Essential Fatty Acids : 'The Importance of n-3 Fatty Acids in the Retina and Brain . Vol . HN 18 .
KESIMPULAN DAN SARAN
•
Analisis asam lemak omega-3 dapat ditetapkan dengan tehnik Gas Kromatografi dengan hasil yang baik, akan tetapi ada cara lain yaitu dengan cara titrasi tetapi diperoleh basil dalam bentuk asam lemak total .
•
Komponen asarn lemak omega-3 khususnya EPA dan DI-IA luanyak terdapat pada minyak ikan laut seperti minyak ikan lemuru, minyak maui ik ;m tuna dan minyak hati ikan cucut .
•
Asam lemak omega-3 berasal dari phytoplankton (tanaman v ;uug ada di laut) dan algae .
•
Perlu dicoba analisis asam lemak omega-3 dengan koloni kapilcr .
DAFTAR BACAAN
Winarno, F .G . 1989 . Kimia Pangan dan Gizi . Jakarta . hal 84 - 89 .