• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. sebagai organisasi yang menaungi program TB Care. Pada bab ini akan dijelaskan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. sebagai organisasi yang menaungi program TB Care. Pada bab ini akan dijelaskan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

41 BAB IV

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

Bab ini akan membahas gambaran umum mengenai lembaga ‘Aisyiyah sebagai organisasi yang menaungi program TB Care. Pada bab ini akan dijelaskan sejarah berdirinya ‘Aisyiyah beserta profilnya. Selanjutnya akan digambarkan struktur organisasi ‘Aisyiyah, penjelasan mengenai pengelolaan program pada

tingkatan daerah dan penjelasan terkait program TB Care. Kemudian akan dipaparkan terkait profil Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) Kota Malang beserta struktur organisasi di dalamnya.

4.1 Gambaran Umum ‘Aisyiyah 4.1.1 Sejarah dan Profil ‘Aisyiyah

Dalam sejarahnya, ‘Aisyiyah telah berdiri sebagai organisasi perempuan

Persyarikatan Muhammadiyah. ‘Aisyiyah merupakan gerakan yang berasazkan Islam dan dakwah amar ma’ruf nahi munkar yang bersumber pada Al-Qur’an dan

As-Sunnah.

Berdirinya ‘Aisyiyah tidak lepas kaitanya dari sejarah. ‘Aisyiyah berdiri

pada tanggal 27 Rajab 1335 Hijriyah yang bertepatan dengan 19 Mei 1917 Masehi. Awal mula didirikannya ‘Aisyiyah yaitu pada perkumpulan gadis-gadis

terdidik di sekitar Kauman atau yang disebut dengan perkumpulan Sapa Tresna tahun 1914. KH Ahmad Dahlan berkeinginan agar perempuan dapat mengenyam pendidikan formal maupun pendidikan agama. Karena pada saat itu, masyarakat menilai bahwa perempuan tidak perlu menempuh pendidikan secara formal. KH Ahmad Dahlan mendukung anak-anak yang berpotensi untuk dididik, dibimbing,

(2)

42

serta dipersiapkan untuk menjadi pemimpin dan pengurus dalam organisasi wanita di Muhammadiyah.

Nama ‘Aisyiyah dibentuk karena inspirasi yang didapat dari nama istri

Rasulullah Muhammad SAW, yang diharapkan dapat meneladani perjuangan Aisyah yang cerdas dalam membantu Rasulullah selama berdakwah memperjuangkan Islam. Ketua pertama ‘Aisyiyah diamanahkan kepada Siti

Bariyah.

‘Aisyiyah telah berkembang pesat dan telah mengembangkan berbagai program pembinaan dan pendidikan wanita. Saat ini ‘Aiysiyah berkembang dan terdiri dari 33 Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) untuk tingkat provinsi, 370 Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) untuk tingkat kabupaten, 2.331 Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah (PCA) untuk tingkat kecamatan dan 6.924 Pimpinan Ranting ‘Aisyiyah untuk tingkat kelurahan.

Dalam perkembangannya, ‘Aisyiyah telah bergerak dalam berbagai bidang

amal usaha yang terdiri dari beberapa bidang yakni, pendidikan, kesehatan, kesejahteraan sosial, ekonomi, dan pemberdayaan masyarakat. Pergerakan dan pencapaian tersebut tentunya tidak lepas dari nilai-nilai dakwah amar ma’ruf nahi mungkar yang telah menjadi identitas ‘Aisyiyah. Pergerakan ‘Aisyiyah tidak lepas visi dan misi yang disusun secara ideal. Adapun visi ‘Aisyiyah adalah

menegakkan agama Islam dan mewujudkan masyarakat Islam yang hakiki. Mewujudkan pencapaian usaha-usaha ‘Aisyiyah yang mengarah pada penguatan dan pengembangan dakwah amar ma’ruf nahi mungkar secara lebih berkualitas menuju masyarakat madani. Misi meliputi beberapa poin: 1) menanamkan

(3)

43

keyakinan, memperdalam dan memperluas pemahaman, meningkatkan pengalaman serta menyebarluaskan ajaran Islam dalam segala aspek kehidupan, 2) meningkatkan harkat dan martabat kaum wanita sesuai dengan ajaran Islam, 3) meningkatkan kualitas dan kuantitas pengkajian terhadap ajaran Islam, 4) meningkatkan semangat ibadah, zakat, infaq shodaqoh, wakaf, hibah, serta membangun dan memelihara tempat ibadah, dan amal usaha yang lain, 5) meningkatkan pendidikan, mengembangkan kebudayaan, memperluas ilmu pengetahuan dna teknologi, serta mendorong semangat penelitian, 6) meningkatkan dan mengembangkan kegiatan dalam bidang-bidang sosial, kesejahteran masyarakat, kesehatan, dan lingkungan hidup. Aisyiyah mewujudkan misi tersebut kedalam bentuk amal usaha, kegiatan, dan program-program. Dengan visi dan misi tersebut, Aisyiyah tmenjadi salah satu organisasi perempuan terbesar di Indonesia. Pergerakannya membantu pemerintah di berbagai bidang dan sektor dengan meninggikan nilai Islam dan amar ma’ruf nahi

mungkar.

4.1.2 Struktur Organisasi ‘Aisyiyah

Dalam menjalankan aktivitas dan programnya, ‘Aisyiyah membentuk

struktur organisasi agar melancarkan koordinasi antar wilayah di seluruh Indonesia. Pimpinan tertinggi adalah pimpinan yang berada di pusat yang memimpin organisasi secara meluas dan menyeluruh. Kemudian, pimpinan wilayah yang berada di tingkat provinsi, pimpinan daerah yang berada di tinngkat kabupaten/kota, pimpinan cabang yang berada di tingkat kecamatan dan pimpinan ranting yang berada di tingkat kelurahan.

(4)

44 Gambar 4.1

Struktur Organisasi ‘Aisyiyah

Garis Pimpinan dan Tanggung Jawab Garis Pengawasan dan Bimbingan Garis Pimpinan Teknis dan Administratif

Berdasarkan gambar diatas, ‘Aisyiyah memiliki majelis dan lembaga yang

bernaung di setiap tingkatan. Delapan majelis yang berdiri dibawah ‘Aisyiyah adalah sebagai berikut:

1. Majelis Tabligh

2. Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah 3. Majelis Kesehatan Pimpinan Pusat Pimpinan Wilayah Pimpinan Daerah Pimpinan Cabang Pimpinan Ranting Majelis Anggota ‘Aisyiyah Majelis Majelis Majelis Majelis Majelis Majelis Majelis Majelis Majelis Majelis Majelis Majelis Majelis Majelis Lembaga Lembaga Lembaga Biro Sumber: www.aisyiyah.or.id

(5)

45

4. Majelis Ekonomi dan Ketenaga Kerjaan 5. Majelis Pembinaan Kader

6. Majelis Kesejahteraan Sosial 7. Majelis Pendidikan Tinggi

8. Majlis Hukum dan Hak Asasi Manusia

Begitu pula dengan lembaga yang bergerak dibawah ‘Aisyiyah berjumlah 3, yaitu:

1. Lembaga Penelitian dan Pengembangan 2. Lembaga Kebudayaan

3. Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana

TB Care adalah program yang berada dibawah Majelis Kesehatan. TB adalah penyakit yang berhubungan dengan permasalahan lain, seperti faktor kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat terkait kesadaran penyakit menular. Maka, majelis yang berkaitan dapat bersinergi untuk menanggulangi permasalahan TB. Begitu pula dengan Majelis Pembinaan Kader untuk melatih kader TB Care sebelum mendampingi pasien TB.

4.1.3 TB Care ‘Aisyiyah

‘Aisyiyah turut berperan dalam pembangunan kesehatan di Indonesia

khususnya dalam penanggulangan penyakit menular dan menghentikan penyebarannya. ‘Aisyiah juga mendukung target pencapaian Sustainability

Development Goals (SDGs) yaitu menghentikan penyebaran virus TB. Bentuk dukungan tersebut diwujudkan melalui program TB Care yang berdiri pada tahun 2008.

(6)

46

Dalam menjalankan program ini, ‘Aisyiyah bekerjasama dengan lembaga

internasional sebagai berikut:

- Program Community Care Round 8 (2008-2013)

Awal mula diadakannya program TB Care adalah ketika ‘Aisyiyah dipercayai sebagai penerima dana langsung (Principal Recipient/PR) dari lembaga donor internasional yaitu Global Fund

- Program Community TB Care SSF (2014-2016)

Program ini merupakan lanjutan dari program pada poin diatas dalam Round Single Funding (SSF)

- Program Community TB Care NFM (2016-2017)

Untuk ketiga kalinya ‘Aisyiyah dipercaya sebagai PR dalam Round New

Funding Model (NFM)

Adapun strategi progam TB Care adalah:

1. Memperkuat jangkauan untuk masyarakat beresiko TB

2. Memantau dan mengawasi pasien TB dan TB-MDR secara langsung hingga sembuh kembali.

3. Memberdayakan potensi masyarakat untuk mendukung kegiatan penanggulangan TB

4. Bekerjasama dengan Rumah Sakit Pemerintah sebagai akses dalam melayani pasien TB

5. Membentuk kelompok Peduli TB (KMP TB) dan KMP TB-MDR dengan menggerakkan masyarakat.

(7)

47

6. Menjadikan program kerja TB menjadi suatu aktivitas yang dimiliki oleh masyarakat maupun organisasi masyarakat.

Saat ini, wilayah program kerja TB Care meliputi 159 kota dari seluruh provinsi di Indonesia. Pada tahun 2017, ‘Aisyiyah mendapatkan penghargaan dari

Museum Rekor –Dunia Indonesia (MURI) atas Gerakan Ketuk Pintu dengan mengunjungi sebanyak 1.000 rumah yang dilakukan di seluruh provinsi di Indonesia.

4.1.4 Pengelolaan Program Tingkatan ‘Aisyiyah

Pengelolaan program TB Care dapat ditinjau berdasarkan tingkat kepemimpinan dalam struktur organisasi. Hal ini agar dapat menjangkau masyarakat secara meluas dan mendalam. Objek pada penelitian ini termasuk dalam lingkup Pimpinan Wilayah Daerah (PDA) yang berlokasi di Kota Malang. Adapun pengelolaan program pada tingkat PDA adalah sebagai berikut:

1. Melakukan pemetaan sosial wilayah rentan TB di tingkat kecamatan untuk membantu mendeteksi wilayah rentan TB 2. Melakukan koordinasi terkait program TB Care dengan PCA

setempat

3. Menyusun program kerja dan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh PDA dan PCA

4. Mendorong PCA melakukan kegiatan penangulangan TB dengan basis komunitas agar program berhasil mencapai target yang signifikan

(8)

48

5. Koordinasi dan melakukan pelaporan ke PWA setiap 3 bulan dengan melaporkan kasus dan kegiatan yang dilaksanakan.

4.2 Profil Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) Kota Malang

Pada tahun 1972, ‘Aisyiyah Kota Malang didirikan oleh salah satu

keponakan dari KH. Ahmad Dahlan yaitu Ibu Jamanah Nur Yatim. Pada saat itu ‘Aisyiyah di Malang masih menjadi satu (saat ini terpisah menjadi 3 bagian yaitu

kota, kabupaten dan kota Batu) dengan mengutamakan bidang tabligh dan pendidikan berdasarkan pemikiran bahwa untuk menguatkan keimana dan kecerdasann masyarakat dapat dimulai dengan kedua bidang tersebut. Dalam bidang pendidikan, ‘Aisyiyah mendirikan Taman Kanak-Kanak (TK) sebagai

generasai awal sebagai generasai awal yang menentukan perkembangan generasi kedepan bangsa. Dalam bidang tabligh, ‘Aisyiyah bertujuan untuk membangun kesadaran, pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang agama berdasarkan nilai amar maruf nahi munkar.

Di umur yang masih muda, ‘Aisyiyah memperjuangkan ide-ide sebagai

upaya dalam memperbaiki situasi dan persoalan yang terjadi ditengah masyarakat. Meskipun saat itu ‘Aisyiyah belum bekerja sama dengan pemerintah, ‘Aisyiyah

mampu betbuat untuk kepentingan bangsa khususnya bagi para wanita.

Periode kepemimpinan ‘Aisyiyah Kota malang yaitu selama 5 tahun dan

pemilihan pemimpin dilakukan dalam Musyawarah Daerah (Musyda). Saat ini PDA Kota Malang telah berkembang dan terdiri dari 5 Cabang dan 56 Ranting. Sehingga, program TB Care dilaksanakan di 5 kecamatan di Kota Malang, yaitu

(9)

49

Kecamatan Lowokwaru, Kecataman Blimbing, Kecamatan Klojen, Kecataman Sukun, dan Kecataman Kedungkandang.

4.2.1 Struktur Organisasi PDA Kota Malang

Adapun susunan tersebut dapat dilihat dalam bagan berikut:

Gambar 4.2

Struktur Organisasi PDA Kota Malang

Ketua Wakil Ketua I Wakil Ketua II Wakil Ketua III Wakil Ketua IV

Berdasarkan surat keputusan yang dikeluarkan oleh Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) Jawa Timur No.26/SK-PWA/A/III/2016, perihal pengesahan

PDA Kota Malang, PWA melantik dan meresmikan susunan PDA Kota Malang periode 2015-2020 sebagai berikut:

Bendahara a

Sekretaris

Wakil Bendahara Wakil Sekretaris

M. Tabligh M. Pendidikan M. Kesehatan M. Kesos M. Ekonomi M. Kader M. HuHam

(10)

50

Ketua : Dra. Hj. Sri Herawati

Wakil Ketua I : Hj. Asmawatie Rosyida, SH, M.Pd Wakil Ketua II : Hj. Umi Akhsanah, S.Ag

Wakil Ketua III : dr. Hj. Irma Suswati, M.Kes Wakil Ketua IV : Hj. Komariah, SH, M. Si, M.Hum Sekretaris : Dra. Ruly Narulita

Wakil Sekretaris : Fauziah, S.Pd

Bendahara : Baroya Mila Shanti, SE, MM Wakil Bendahara : Hj. Umi Salamah Fahmi, SE

Adapun ketua majelis adalah berikut:

Ketua M. Tabligh : Dra. Nur’ainy Almascatty

Ketua M. Pendidikan Dasar : Dr. Ir. Saidatul Idiyah, MP

Ketua M. Kesehatan : Hj. Aisyah Kentjie

Ketua M. Kejahteraan Sosial : Dra. Hj. Lu’lu’atul Ummah Ketua M. Ekonomi dan Ketenagakerjaan : Dra. Hj. Sri Wibawani, M.Si Ketua M. Pembinaan Kader : Aminah Asminingtyas, SP

Ketua M. Hukum dan HAM :Tinuk Dwi Cahyani, M.Hum

Referensi

Dokumen terkait

Kedua kata itu dapat dianggap sebagai padanan meskipun cara mandi antara negara yang satu dengan yang lain sangat berbeda. 3) Kelompok ketiga adalah kelompok kata yang sukar

Prosedur statis dapat digunakan sebagai pengobatan tambahan pada pasien dengan lagophthalmos dan kelemahan kelopak mata yang lebih rendah setelah teknik yang dinamis..

Perspektif financial tetap digunakan karena ukuran financial sangat penting dalam memberikan ringkasan konsekuensi tindakan ekonomis yang sudah diambil. Ukuran kinerja

Dalam penerapannya, muqarnas dapat bertransformasi menjadi bentuk yang benar- benar tiga dimensional, seperti yang terdapat pada kubah-kubah dan relung pintu gerbang, dapat

Penggunaan formula zat pengatur tumbuh yang berbeda berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap laju pertumbuhan harian, laju regenerasi dan panjang tunas yang dihasilkan, tetapi

1) Dokumen laporan dalam bentuk softcopy seperti laporan per-bab, daftar isi, abstrak, sampul, dan sebagainya dikonversikan menjadi format PDF menggunakan software Acrobat PDF. 2)

Ini artinya bahwa semakin tinggi suhu pemanasan, akan diikuti oleh penurunan jumlah titrasi larutan Huble yang menunjukkan penurunan kandungan asam lemak tidak jenuh pada minyak

Hasil dari penelitian ini adalah gaya kepemimpinan memiliki hubungan yang lemah dengan motivasi kerja karyawan dengan korelasi sebesar 0,091, iklim komunikasi memiliki hubungan