• Tidak ada hasil yang ditemukan

Telepon : Fax : Website :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Telepon : Fax : Website :"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

+ 62 21 381 8163 + 62 21 381 8119

(3)

Tinjauan Kebijakan Moneter

September 2010

Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Februari, Maret, Mei, Juni, Agustus, September, November, dan Desember. Laporan ini dimaksudkan sebagai media bagi Dewan Gubernur Bank Indonesia untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat luas mengenai evaluasi kondisi moneter terkini atas asesmen dan prakiraan perekonomian Indonesia serta respon kebijakan moneter Bank Indonesia yang dipublikasikan dalam Laporan Kebijakan Moneter (LKM) secara triwulanan pada setiap bulan Januari, April, Juli dan Oktober. Secara rinci, TKM menyampaikan hasil evaluasi atas perkembangan terkini mengenai inflasi, nilai tukar dan kondisi moneter selama bulan laporan, serta keputusan respon kebijakan moneter yang ditempuh Bank Indonesia.

Dewan Gubernur

Darmin Nasution Gubernur

Hartadi A. Sarwono Deputi Gubernur

S. Budi Rochadi Deputi Gubernur

Muliaman D. Hadad Deputi Gubernur

Ardhayadi Mitroatmodjo Deputi Gubernur

Budi Mulya Deputi Gubernur

(4)

Daftar Isi

I. Statement Kebijakan Moneter ... 3

II. Perkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter ... 6

Perkembangan Ekonomi Dunia ... 6

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ... 9

Inflasi ... 13

Nilai Tukar Rupiah ... 15

Kebijakan Moneter ... 17

Suku Bunga ... 17

Dana, Kredit, dan Uang Beredar ... 19

Pasar Saham ... 21

Pasar SBN ... 22

Pasar Reksadana ... 22

Kondisi Perbankan ... 23

III. Respon Kebijakan Moneter ... 24

(5)

I. STATEMENT KEBIJAKAN MONETER

Proses pemulihan ekonomi global dikhawatirkan terhambat akibat Proses pemulihan ekonomi global dikhawatirkan terhambat akibat Proses pemulihan ekonomi global dikhawatirkan terhambat akibat Proses pemulihan ekonomi global dikhawatirkan terhambat akibat Proses pemulihan ekonomi global dikhawatirkan terhambat akibat melambatnya kegiatan ekonomi di AS, China dan Jepang. melambatnya kegiatan ekonomi di AS, China dan Jepang. melambatnya kegiatan ekonomi di AS, China dan Jepang. melambatnya kegiatan ekonomi di AS, China dan Jepang.

melambatnya kegiatan ekonomi di AS, China dan Jepang. Perlambatan ekonomi di AS terutama disebabkan oleh tingkat pengangguran yang masih tinggi sehingga konsumsi rumah tangga masih lemah. Daya beli rumah tangga yang masih lemah tersebut menyebabkan kegiatan di sektor industri melambat. Di Jepang, perlambatan ekonomi terutama bersumber dari menurunnya kinerja ekspor yang dipicu oleh penguatan yen terhadap dolar AS yang mencapai tingkat tertinggi selama 15 tahun terakhir. Sementara itu pengetatan kebijakan perkreditan telah menurunkan kegiatan investasi dan konsumsi di China. Kebijakan tersebut

menyebabkan perekonomian China mengalami perlambatan meskipun pertumbuhannya masih berada pada level yang relatif tinggi.

Kinerja ekonomi domestik terus membaik, namun belum merata. Kinerja ekonomi domestik terus membaik, namun belum merata. Kinerja ekonomi domestik terus membaik, namun belum merata. Kinerja ekonomi domestik terus membaik, namun belum merata. Kinerja ekonomi domestik terus membaik, namun belum merata. Hal itu ditandai dengan peranan konsumsi rumah tangga yang tinggi, sementara peran investasi meski meningkat namun belum optimal. Dari sisi sektoral, pertumbuhan yang tinggi terjadi pada sektor non-tradable, sementara sektor tradable khususnya sektor industri masih tumbuh terbatas. Beberapa kendala investasi menyebabkan kapasitas ekonomi masih tumbuh terbatas. Dalam kondisi tersebut, upaya mendorong akselerasi sisi permintaan harus disesuaikan sehingga kemampuan sisi penawaran dapat meresponsnya.

Perkembangan inflasi IHK di bulan Agustus 2010 diwarnai oleh Perkembangan inflasi IHK di bulan Agustus 2010 diwarnai oleh Perkembangan inflasi IHK di bulan Agustus 2010 diwarnai oleh Perkembangan inflasi IHK di bulan Agustus 2010 diwarnai oleh Perkembangan inflasi IHK di bulan Agustus 2010 diwarnai oleh meningkatnya tekanan dari sisi fundamental, sementara tekanan meningkatnya tekanan dari sisi fundamental, sementara tekanan meningkatnya tekanan dari sisi fundamental, sementara tekanan meningkatnya tekanan dari sisi fundamental, sementara tekanan meningkatnya tekanan dari sisi fundamental, sementara tekanan nonfundamental, khususnya kelompok

nonfundamental, khususnya kelompok nonfundamental, khususnya kelompok nonfundamental, khususnya kelompok

nonfundamental, khususnya kelompok volatile foodvolatile foodvolatile foodvolatile foodvolatile food, mereda. , mereda. , mereda. , mereda. , mereda. Tekanan inflasi inti di bulan Agustus 2010 terutama bersumber dari penyesuaian biaya pendidikan seiring dengan pola musiman tahun ajaran baru, serta kenaikan tarif angkutan udara. Selain itu, kenaikan kelompok pangan olahan akibat tingginya inflasi kelompok bahan pangan (volatile food) serta pengaruh musiman kenaikan permintaan menjelang hari raya keagamaan turut memberi tekanan pada inflasi kelompok inti. Dari sisi eksternal, dampak imported inflation akibat kenaikan harga komoditas global dan inflasi mitra dagang belum memberikan tekanan berarti pada inflasi inti, seiring dengan tren apresiasi rupiah. Dari sisi nonfundamental, tekanan inflasi selama Agustus 2010 terutama bersumber dari kenaikan tarif dasar listrik untuk rumah tangga. Sementara itu, tekanan inflasi dari

(6)

kelompok volatile food menunjukkan penurunan seiring dengan terjadinya panen pada beberapa komoditas bumbu dan sayur mayur. Dengan berbagai perkembangan tersebut, inflasi IHK pada bulan Agustus 2010 tercatat sebesar 0,76% (mtm), atau menurun dibanding periode

sebelumnya. Namun secara tahunan, tekanan inflasi masih menunjukkan peningkatan, yaitu dari 6,22% (yoy) di Juli 2010 menjadi 6,44% (yoy). Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) diperkirakan masih mencatat surplus. Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) diperkirakan masih mencatat surplus.Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) diperkirakan masih mencatat surplus. Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) diperkirakan masih mencatat surplus.Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) diperkirakan masih mencatat surplus. Hal itu terutama didukung oleh kinerja transaksi modal dan finansial (TMF) terkait dengan meningkatnya aliran modal masuk kelompok investasi portofolio yang cukup tinggi. Sementara dari sisi transaksi berjalan, impor menunjukkan pertumbuhan yang relatif tinggi. Peningkatan impor tersebut merupakan respons dari meningkatnya kegiatan ekonomi domestik, termasuk persiapan menjelang hari raya keagamaan. Dengan berbagai perkembangan tersebut, cadangan devisa per 31 Agustus 2010 mencapai 81,3 miliar dolar AS atau setara dengan 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah.

Selama bulan Agustus 2010, nilai tukar rupiah bergerak dengan Selama bulan Agustus 2010, nilai tukar rupiah bergerak denganSelama bulan Agustus 2010, nilai tukar rupiah bergerak dengan Selama bulan Agustus 2010, nilai tukar rupiah bergerak denganSelama bulan Agustus 2010, nilai tukar rupiah bergerak dengan kecenderungan menguat, ditopang persepsi positif terhadap kecenderungan menguat, ditopang persepsi positif terhadapkecenderungan menguat, ditopang persepsi positif terhadap kecenderungan menguat, ditopang persepsi positif terhadapkecenderungan menguat, ditopang persepsi positif terhadap perekonomian dan imbal hasil instrumen rupiah yang tinggi. perekonomian dan imbal hasil instrumen rupiah yang tinggi. perekonomian dan imbal hasil instrumen rupiah yang tinggi.

perekonomian dan imbal hasil instrumen rupiah yang tinggi. perekonomian dan imbal hasil instrumen rupiah yang tinggi. Kuatnya daya tarik tersebut mendorong kembali masuknya dana asing yang cukup signifikan ke instrumen di pasar keuangan. Pada periode laporan, rata-rata nilai tukar rupiah tercatat sebesar Rp8.972 per USD, atau menguat 0,78% mtm. Pada akhir Agustus 2010, rupiah ditutup pada level Rp9.035 per USD atau melemah 0,95% (point to point) dibandingkan dengan akhir Juli 2010. Penguatan nilai tukar rupiah tersebut dibarengi volatilitas yang sedikit meningkat. Selama Agustus 2010 volatilitas pergerakan rupiah rata-rata mencapai 0,28%, lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang sebesar 0,19%.

Kinerja pasar keuangan domestik membaik, tercermin pada IHSG yang Kinerja pasar keuangan domestik membaik, tercermin pada IHSG yangKinerja pasar keuangan domestik membaik, tercermin pada IHSG yang Kinerja pasar keuangan domestik membaik, tercermin pada IHSG yangKinerja pasar keuangan domestik membaik, tercermin pada IHSG yang meningkat dan yield SUN yang menurun untuk semua tenor

meningkat dan yield SUN yang menurun untuk semua tenormeningkat dan yield SUN yang menurun untuk semua tenor

meningkat dan yield SUN yang menurun untuk semua tenormeningkat dan yield SUN yang menurun untuk semua tenor. Hal itu antara lain dipengaruh oleh besarnya arus masuk modal asing. Dari sisi transmisi kebijakan moneter, kecenderungan penurunan suku bunga perbankan masih berlanjut. Suku bunga perbankan, baik simpanan maupun kredit masih terus turun, meski melambat dan dengan spread yang semakin kecil. Dari jalur kredit, pertumbuhan kredit menunjukkan tren yang meningkat, terutama didorong oleh kredit konsumsi, meskipun kontribusi kredit investasi dan KMK juga menunjukkan peningkatan. Dari sisi

(7)

likuiditas, kondisi likuiditas perekonomian cenderung meningkat seiring dengan meningkatnya aktivitas perekonomian.

Stabilitas sistem keuangan, masih terjaga dan didukung oleh kondisi sektor Stabilitas sistem keuangan, masih terjaga dan didukung oleh kondisi sektor Stabilitas sistem keuangan, masih terjaga dan didukung oleh kondisi sektor Stabilitas sistem keuangan, masih terjaga dan didukung oleh kondisi sektor Stabilitas sistem keuangan, masih terjaga dan didukung oleh kondisi sektor perbankan yang tetap kuat dalam menghadapi berbagai risiko, serta perbankan yang tetap kuat dalam menghadapi berbagai risiko, serta perbankan yang tetap kuat dalam menghadapi berbagai risiko, serta perbankan yang tetap kuat dalam menghadapi berbagai risiko, serta perbankan yang tetap kuat dalam menghadapi berbagai risiko, serta membaiknya fungsi intermediasi perbankan

membaiknya fungsi intermediasi perbankan membaiknya fungsi intermediasi perbankan membaiknya fungsi intermediasi perbankan

membaiknya fungsi intermediasi perbankan. Hal itu antara lain ditunjukkan oleh tingginya rasio kecukupan modal (CAR/Capital Adequacy Ratio) perbankan yang saat ini mencapai 16,6% dan terjaganya rasio kredit bermasalah (NPL/Non Performing Loan) gross di bawah 5,0%. Peningkatan fungsi intermediasi perbankan tercermin pada angka pertumbuhan kredit yang meningkat mencapai 20,3% (yoy) pada Agustus 2010.

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 3 September 2010 Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 3 September 2010 Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 3 September 2010 Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 3 September 2010 Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 3 September 2010 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate pada tingkat 6,50% memutuskan untuk mempertahankan BI Rate pada tingkat 6,50% memutuskan untuk mempertahankan BI Rate pada tingkat 6,50% memutuskan untuk mempertahankan BI Rate pada tingkat 6,50%

memutuskan untuk mempertahankan BI Rate pada tingkat 6,50%. Namun demikian dengan mempertimbangkan adanya potensi tekanan inflasi ke depan, Dewan Gubernur memandang penting untuk menaikkan rasio Giro Wajib Minimum (GWM) Primer dari 5% menjadi 8% DPK (Dana Pihak Ketiga) Rupiah, mengingat kondisi ekses likuiditas perbankan yang masih cukup besar. Atas pemenuhan tambahan GWM Primer sebesar 3% akan diberikan remunerasi sebesar 2,50% p.a. Kombinasi kebijakan tersebut dipandang memadai untuk menjaga stabilitas moneter dan stabilitas sistem keuangan di tengah arus modal yang masih tinggi. Sementara itu, dalam rangka mendorong fungsi intermediasi perbankan, Dewan Gubernur juga menetapkan ketentuan GWM berdasarkan LDR (Loan to Deposit Ratio) agar kredit perbankan tumbuh dengan tetap berlandaskan pada prinsip kehati-hatian, dengan batas bawah LDR 78% dan batas atas LDR 100%. Bank yang memiliki LDR di luar kisaran target LDR akan dikenakan disinsentif berdasarkan selisih LDR terhadap target. Apabila LDR bank melebihi target dengan kondisi permodalan yang memadai bank dapat memperoleh insentif. Kebijakan GWM tersebut dalam

pelaksanaannya akan dilakukan secara bertahap, yaitu GWM Primer mulai berlaku sejak 1 November 2010 dan GWM LDR mulai berlaku sejak 1 Maret 2011.

(8)

II. PERKEMBANGAN EKONOMI DAN

KEBIJAKAN MONETER

Pemulihan ekonomi global terindikasi mengalami perlambatan, terutama dipicu oleh melambatnya laju pemulihan ekonomi AS, China dan Jepang. Indikasi perlambatan pemulihan ekonomi global tersebut memicu pelemahan bursa saham global serta pelemahan harga beberapa komoditas global. Di sisi lain, laju inflasi di emerging markets terus meningkat, sementara di negara-negara maju meskipun inflasi telah mulai meningkat namun masih pada level yang rendah. Kinerja ekonomi domestik terus membaik, dengan kecenderungan penignkatan sisi permintaan yang cukup cepat. Hal ini ditandai dengan peranan konsumsi rumah tangga yang tinggi, sementara peran investasi meski meningkat namun belum optimal. Dari sisi sektoral, pertumbuhan yang tinggi terutama terjadi pada sektor non-tradable, sementara sektor tradable khususnya sektor industri masih tumbuh terbatas.

Perkembangan Ekonomi Dunia

Proses pemulihan ekonomi global dikhawatirkan terhambat akibat Proses pemulihan ekonomi global dikhawatirkan terhambat akibatProses pemulihan ekonomi global dikhawatirkan terhambat akibat Proses pemulihan ekonomi global dikhawatirkan terhambat akibatProses pemulihan ekonomi global dikhawatirkan terhambat akibat melambatnya kegiatan ekonomi di AS, China, dan Jepang. melambatnya kegiatan ekonomi di AS, China, dan Jepang. melambatnya kegiatan ekonomi di AS, China, dan Jepang.

melambatnya kegiatan ekonomi di AS, China, dan Jepang. melambatnya kegiatan ekonomi di AS, China, dan Jepang. Perekonomian AS dan Jepang diindikasikan melambat seiring dengan menurunnya aktivitas industri dan masih lemahnya konsumsi. Sementara itu, pengetatan kebijakan yang dilakukan oleh otoritas China juga mengakibatkan melambatnya perekonomian China, meskipun secara relatif pertumbuhan ekonomi China tetap berada pada level yang tinggi. Secara umum, ekonomi dunia diperkirakan tumbuh melambat

sebagaimana tercermin dari perkiraan berbagai lembaga. Kekhawatiran terhadap perlambatan perekonomian AS dan China mengakibatkan bursa saham global melemah. Pelemahan bursa saham global terutama dipicu oleh rilis data fundamental ekonomi AS, China, dan Jepang yang lebih buruk dari perkiraan pelaku pasar. Namun, keputusan beberapa bank sentral utama yang tetap mempertahankan kebijakan akomodatif mampu meredakan keketatan likuiditas di negara-negara maju. Bursa saham Asia juga relatif resilien terhadap gejolak pasar keuangan global seiring dengan optimisme terhadap perkiraan ekonomi kawasan serta terjaganya persepsi risiko.

(9)

Grafik 2.1.

Income Spending Rumah Tangga AS

Grafik 2.2.

Purchasing Manager Index (PMI) AS

Laju pemulihan ekonomi AS menunjukkan adanya indikasi perlambatan. Laju pemulihan ekonomi AS menunjukkan adanya indikasi perlambatan. Laju pemulihan ekonomi AS menunjukkan adanya indikasi perlambatan. Laju pemulihan ekonomi AS menunjukkan adanya indikasi perlambatan. Laju pemulihan ekonomi AS menunjukkan adanya indikasi perlambatan. Realisasi pertumbuhan ekonomi AS pada triwulan II 2010 hanya tumbuh sebesar 0,4% (qtq), lebih rendah dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya yang mencatat pertumbuhan 0,9% (qtq). Di tengah peningkatan pengeluaran konsumen (consumer spending) sebesar 0,4% (mom) pada Agustus 2010 yang lebih tinggi dari prakiraan analis (Grafik 2.1), rilis angka peningkatan personal income sebesar 0,2%, yang lebih rendah dari proyeksi analis (0,3%), mengkonfirmasi melambatnya laju pemulihan ekonomi di AS. Masih belum membaiknya ketenagakerjaan AS menjadi faktor yang menghalangi peningkatan pendapatan. Sementara itu, aktivitas sektor industri yang mulai melambat terlihat dari level persediaan industri (inventory) yang kembali negatif akibat masih lemahnya permintaan rumah tangga. Indeks produksi dan survey ISM manufaktur (Juli 2010) turun ke level 55,5, meski masih di atas level ekspansi 50 (Grafik 2.2).

Perekonomian Jepang melambat akibat melemahnya kinerja ekspor. Perekonomian Jepang melambat akibat melemahnya kinerja ekspor. Perekonomian Jepang melambat akibat melemahnya kinerja ekspor. Perekonomian Jepang melambat akibat melemahnya kinerja ekspor. Perekonomian Jepang melambat akibat melemahnya kinerja ekspor. Penguatan nilai Yen terhadap dolar AS yang mencapai level tertinggi dalam 15 tahun terakhir berdampak negatif terhadap kinerja ekspor Jepang yang mulai melambat pada Juli 2010. Kondisi ini berimbas kepada industri domestik yang terlihat dari menurunnya beberapa indikator seperti indeks produksi dan survei PMI dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Sementara itu, indikator konsumsi seperti penjualan eceran dan pengeluaran rumah tangga terus tertekan seiring dengan tingkat pengangguran yang cenderung meningkat.

Selama triwulan II 2010, pertumbuhan ekonomi Eropa terutama ditopang Selama triwulan II 2010, pertumbuhan ekonomi Eropa terutama ditopang Selama triwulan II 2010, pertumbuhan ekonomi Eropa terutama ditopang Selama triwulan II 2010, pertumbuhan ekonomi Eropa terutama ditopang Selama triwulan II 2010, pertumbuhan ekonomi Eropa terutama ditopang oleh pertumbuhan negara-negara utama Eropa.

oleh pertumbuhan negara-negara utama Eropa. oleh pertumbuhan negara-negara utama Eropa. oleh pertumbuhan negara-negara utama Eropa.

oleh pertumbuhan negara-negara utama Eropa. Pelemahan nilai Euro memberikan dampak positif bagi kinerja ekspor Eropa sehingga mendukung ekspansi ekonomi sebesar 1,7% (yoy) atau 1,0% (qtq). Membaiknya kinerja ekspor juga berdampak positif terhadap sektor industri yang tercermin dari indeks produksi dan order permintaan baru manufaktur yang meningkat sejalan dengan menguatnya sentimen bisnis Eropa. Namun demikian, konsumsi masih tertekan akibat tingginya pengangguran dan terbatasnya keuangan Pemerintah untuk memberikan stimulus bagi kegiatan perekonomian.

Fundamental ekonomi AS dan China yang melemah menyebabkan Fundamental ekonomi AS dan China yang melemah menyebabkan Fundamental ekonomi AS dan China yang melemah menyebabkan Fundamental ekonomi AS dan China yang melemah menyebabkan Fundamental ekonomi AS dan China yang melemah menyebabkan memburuknya

memburuknya memburuknya memburuknya

memburuknya risk appetite risk appetite risk appetite risk appetite risk appetite investor. investor. investor. investor. Rilis data perekonomian AS daninvestor. China yang mengindikasikan melambatnya laju pemulihan ekonomi memicu aksi flight to quality sebagaimana tercermin dari meningkatnya

0,2 8 4 0 4 8 2008 % mom Sumber: Bloomberg Savings Rate (RHS) Expenditure % 5,9 0,4 Income ...sd Juli 2010 -2.0 -1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0

Jan Apr Jul Oct Jan Apr Jul Oct Jan Apr Jul

2009 2010

expanding

contracting

ISM Manufacture ISM Services

Indeks 65 60 55 50 45 40 35 30

Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul

2008 2009 2010

...sd Juli 2010

(10)

harga emas dan melemahnya bursa saham global. Sementara di pasar keuangan Eropa, kekhawatiran atas meluasnya krisis Yunani relatif mereda seiring dengan rilis PDB Eropa yang mencatat pertumbuhan positif selama triwulan II 2010. Namun demikian, secara umum indikator risiko negara-negara maju cenderung meningkat terlihat dari peningkatan Credit Default Swap (CDS) beberapa korporasi (termasuk perbankan) yang mencerminkan kekhawatiran terhadap double dip recession. Keketatan likuiditas yang terjadi di negara-negara maju semakin mereda. Berbagai kebijakan yang ditempuh bank sentral di negara-negara maju antara lain dengan

melanjutkan program quantitative easing serta menahan suku bunga pada level yang akomodatif sehingga mampu meredakan keketatan likuiditas di pasar uang antar bank. Beberapa indikator counterparty risks juga terus membaik tercermin dari spread highest-lowest kuotasi LIBOR antar bank yang relatif stabil, menyempitnya spread Overnight Index Swap (OIS) 3 bulan dengan suku bunga Libor 3 bulan serta stabilnya TED spread tenor 3 bulan.

Tekanan inflasi global terindikasi mulai meningkat akibat cukup pesatnya Tekanan inflasi global terindikasi mulai meningkat akibat cukup pesatnya Tekanan inflasi global terindikasi mulai meningkat akibat cukup pesatnya Tekanan inflasi global terindikasi mulai meningkat akibat cukup pesatnya Tekanan inflasi global terindikasi mulai meningkat akibat cukup pesatnya pertumbuhan ekonomi negara

pertumbuhan ekonomi negara pertumbuhan ekonomi negara pertumbuhan ekonomi negara

pertumbuhan ekonomi negara emerging markets. emerging markets. emerging markets. emerging markets. emerging markets. Perkiraan laju inflasi negara-negara berkembang pada tahun 2010 (Agustus) berdasarkan Consensus Forecast bulan Agustus 2010 meningkat menjadi sebesar 5,31% (yoy), sementara laju inflasi negara-negara maju untuk tahun 2010 justru diperkirakan menurun menjadi 1,42% (yoy). Sementara itu, tekanan inflasi di negara-negara maju mulai meningkat meskipun masih berada pada level yang rendah. Tekanan inflasi di kawasan Asia pun terus meningkat sejalan dengan pulihnya aktivitas ekonomi di kawasan. Secara umum, respons kebijakan moneter negara-negara maju masih Secara umum, respons kebijakan moneter negara-negara maju masih Secara umum, respons kebijakan moneter negara-negara maju masih Secara umum, respons kebijakan moneter negara-negara maju masih Secara umum, respons kebijakan moneter negara-negara maju masih akomodatif.

akomodatif. akomodatif. akomodatif.

akomodatif. Selama Agustus 2010, beberapa bank sentral di negara-negara maju (AS, Jepang, Inggris, Kanada, dan Eropa) masih

mempertahankan suku bunga kebijakannya seiring dengan tekanan inflasi yang masih moderat dan serta tanda-tanda pelemahan ekonomi yang kembali muncul. Beberapa bank sentral juga masih melanjutkan program quantitative easing sebagaimana dilakukan oleh The Fed yang berjanji akan menambah jumlah pembelian surat-surat berharga (SSB) sebagai contingency plan jika ekonomi AS melemah kembali. Sementara itu, Pemerintah Jepang bekerjasama dengan bank sentral Jepang (BoJ) berupaya menahan laju apresiasi Yen yang mencapai level tertinggi dalam 15 tahun terakhir yang berpotensi mengancam ekspor dan pemulihan ekonomi negara tersebut. Untuk tujuan tersebut, BoJ berkomitmen

(11)

menambah stimulus ke sektor perbankan dari sebelumnya sebesar ∞10 triliun (US$116 miliar) menjadi ∞30 triliun.

Namun demikian, beberapa negara berkembang di kawasan Amerika Latin Namun demikian, beberapa negara berkembang di kawasan Amerika Latin Namun demikian, beberapa negara berkembang di kawasan Amerika Latin Namun demikian, beberapa negara berkembang di kawasan Amerika Latin Namun demikian, beberapa negara berkembang di kawasan Amerika Latin dan Asia mulai meningkatkan suku bunga kebijakan guna meredam dan Asia mulai meningkatkan suku bunga kebijakan guna meredam dan Asia mulai meningkatkan suku bunga kebijakan guna meredam dan Asia mulai meningkatkan suku bunga kebijakan guna meredam dan Asia mulai meningkatkan suku bunga kebijakan guna meredam tekanan inflasi dan

tekanan inflasi dan tekanan inflasi dan tekanan inflasi dan

tekanan inflasi dan asset bubbleasset bubbleasset bubbleasset bubbleasset bubble... Bank Sentral di kawasan Asia yang menaikkan suku bunga pada bulan Agustus adalah Bank of Thailand sebesar +20 bps. Sementara bank sentral di kawasan Amerika Latin yang menaikkan suku bunga diantaranya Banco Central de Chile sebesar +50 bps dan Central Reserve Bank of Peru sebesar +50 bps.

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Setelah tumbuh membaik pada triwulan II 2010, perekonomian Indonesia Setelah tumbuh membaik pada triwulan II 2010, perekonomian Indonesia Setelah tumbuh membaik pada triwulan II 2010, perekonomian Indonesia Setelah tumbuh membaik pada triwulan II 2010, perekonomian Indonesia Setelah tumbuh membaik pada triwulan II 2010, perekonomian Indonesia pada triwulan III 2010 diprakirakan akan tumbuh stabil.

pada triwulan III 2010 diprakirakan akan tumbuh stabil. pada triwulan III 2010 diprakirakan akan tumbuh stabil. pada triwulan III 2010 diprakirakan akan tumbuh stabil.

pada triwulan III 2010 diprakirakan akan tumbuh stabil. Di sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi diperkirakan masih ditopang oleh penguatan permintaan domestik dan masih tingginya permintaan eksternal. Konsumsi rumah tangga diperkirakan akan tumbuh lebih tinggi sejalan dengan masih kuatnya daya beli masyarakat, dukungan kredit konsumsi serta relatif murahnya harga barang impor akibat apresiasi rupiah. Peningkatan pertumbuhan investasi diperkirakan berlanjut pada triwulan III 2010 searah dengan membaiknya perekonomian global, iklim investasi yang cukup kondusif, dan realisasi proyek infrastruktur Pemerintah. Peningkatan investasi tersebut didukung pula oleh pembiayaan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Sementara itu, di sisi eksternal walaupun akan sedikit mengalami perlambatan, kinerja ekspor dan impor diperkirakan masih tumbuh cukup tinggi. Di sisi penawaran, perkembangan berbagai indikator terkini mengindikasikan kinerja sektor tradable yang berpotensi untuk tumbuh lebih tinggi.

Laju pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan III 2010 Laju pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan III 2010 Laju pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan III 2010 Laju pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan III 2010 Laju pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan III 2010 diprakirakan masih akan tumbuh cukup tinggi.

diprakirakan masih akan tumbuh cukup tinggi. diprakirakan masih akan tumbuh cukup tinggi. diprakirakan masih akan tumbuh cukup tinggi.

diprakirakan masih akan tumbuh cukup tinggi. Perkembangan terkini dari indikator penuntun (leading indicator) konsumsi rumah tangga

mengindikasikan pertumbuhan konsumsi rumah tangga masih dalam fase ekspansif. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan laporan ditunjang baik oleh konsumsi makanan maupun nonmakanan. Hal tersebut sejalan dengan perkembangan indikator dini konsumsi seperti penjualan kendaraan bermotor yang masih tinggi pada bulan Juli, serta adanya tendensi peningkatan penjualan barang elektronik (Grafik 2.3 dan 2.4). Sementara itu, indikator konsumsi lainnya seperti indeks

Grafik 2.3.

Pertumbuhan Penjualan Kendaraan PY_Mobil (%,yoy) PY_Motor Sumber : CEIC -50 -30 -10 10 30 50 70 90 110 2008 2009 2010 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 Grafik 2.4.

Pertumbuhan Penjualan Barang Elektronik

% yoy Sumber : EMC -40 -20 0 20 40 60 80 2008 2009 2010

TV Lemari es Mesin Cuci AC

(12)

Grafik 2.5. Indeks Penjualan Eceran Beberapa Kelompok Komoditas

penjualan eceran cenderung stabil (Grafik 2.5). Meskipun dibayangi oleh tekanan kenaikan harga, konsumsi makanan diperkirakan meningkat sejalan dengan persiapan menjelang hari raya Lebaran. Di sisi pembiayaan, potensi kenaikan pertumbuhan konsumsi rumah tangga juga terindikasi dari penyaluran kredit konsumsi oleh perbankan yang masih tumbuh tinggi dan dibarengi dengan lonjakan pertumbuhan pembiayaan konsumen yang bersumber dari multifinance. Memasuki triwulan III 2010, keyakinan konsumen menunjukkan sedikit penurunan merespons perkembangan dari tekanan harga. Kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) per 1 Juli 2010,

meningkatnya pengeluaran konsumen untuk biaya pendidikan (tahun ajaran baru), dan kenaikan harga komoditas bahan pokok selama Juli 2010 ditengarai menyebabkan penurunan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Agustus 2010 (Grafik 2.6). Pola yang sama juga ditunjukkan oleh hasil Survei Tendensi Konsumen BPS, dimana keyakinan konsumen untuk triwulan III 2010 sedikit menurun pada level 104,34 dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 105,32. Namun demikian, adanya perkiraan

peningkatan pendapatan konsumen pada triwulan III 2010 dapat menahan penurunan keyakinan konsumen.

Kinerja investasi yang meningkat diperkirakan terus berlanjut pada Kinerja investasi yang meningkat diperkirakan terus berlanjut pada Kinerja investasi yang meningkat diperkirakan terus berlanjut pada Kinerja investasi yang meningkat diperkirakan terus berlanjut pada Kinerja investasi yang meningkat diperkirakan terus berlanjut pada triwulan III 2010.

triwulan III 2010. triwulan III 2010. triwulan III 2010.

triwulan III 2010. Membaiknya investasi merupakan respons dari tingginya pertumbuhan konsumsi rumah tangga, masih tingginya permintaan eksternal, serta respons dari pernyataan membaiknya kondisi investasi di Indonesia dari berbagai lembaga internasional. Selain itu, meningkatnya tendensi bisnis pada paruh kedua tahun 2010 juga turut mendukung meningkatnya kinerja investasi. Perkembangan terkini berbagai indikator dini juga mengkonfirmasi berlanjutnya peningkatan investasi ke triwulan III 2010, terutama untuk investasi mesin (Grafik 2.7) dan bangunan (Grafik 2.8). Indikasi positif peningkatan investasi bangunan tercermin dari masih tingginya konsumsi semen dan listrik. Sementara itu, indeks produksi mesin dan peralatan, konsumsi listrik sektor bisnis, impor mesin dan impor suku cadang mesin terus meningkat sejak triwulan IV 2009 sejalan dengan perkembangan investasi mesin. Peningkatan impor mesin terjadi baik pada mesin untuk telekomunikasi, transportasi maupun untuk kegiatan

produksi. Tren tersebut diperkirakan masih akan terus berlangsung ke triwulan III 2010. Realisasi investasi baru dan investasi perusahaan yang sudah mendapat ijin usaha (PMA dan PMDN) juga terus meningkat (Grafik 2.9). Peningkatan investasi ini juga didukung oleh sumber pembiayaan yang juga meningkat, baik yang bersumber dari dalam negeri maupun luar negeri (Grafik 2.10).

Grafik 2.6.

Indeks Keyakinan Konsumen √ SK BI

30 20 10 0 10 20 30 40 50 2008 2009 2010

Makanan & Tembakau Pakaian & Perlengkapannya Peralatan tulis INDEKS TOTAL (rhs) % yoy % yoy Sumber : DSM 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7* -60 -40 -20 0 20 40 60 80 100 120 140 (Indeks) Sumber : DSM 60,0 70,0 80,0 90,0 100,0 110,0 120,0 130,0 140,0 2008 2009 2010 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 7 Optimis Pesimis

Indeks Kondisi Ekonomi Saat ini Indeks Ekspektasi Konsumen Indeks Keyakinan Konsumen

8 Grafik 2.7. PMTB √ Mesin -10 -5 0 5 10 15 20 25 30 -100,00 -50,00 0,00 50,00 100,00 150,00 yoy Mesin

IPI Machinery and Equipments

M Suku Cadang & Perlengkapan Barang Modal M Barang Modal Kecuali Alat Angkutan

Kons. Listrik Bisnis s/d Mei (rhs)

% yoy % yoy

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

(13)

Memasuki triwulan III 2010, pertumbuhan ekspor diperkirakan akan Memasuki triwulan III 2010, pertumbuhan ekspor diperkirakan akan Memasuki triwulan III 2010, pertumbuhan ekspor diperkirakan akan Memasuki triwulan III 2010, pertumbuhan ekspor diperkirakan akan Memasuki triwulan III 2010, pertumbuhan ekspor diperkirakan akan melambat, walaupun masih relatif tinggi.

melambat, walaupun masih relatif tinggi. melambat, walaupun masih relatif tinggi. melambat, walaupun masih relatif tinggi.

melambat, walaupun masih relatif tinggi. Perlambatan kinerja ekspor terutama terjadi pada komoditas nonmigas terkait dengan semakin melambatnya pertumbuhan ekonomi di beberapa negara utama tujuan ekspor Indonesia seperti Jepang dan China. Hal tersebut berdampak pada perlambatan kinerja ekspor nonmigas, sedangkan ekspor migas berpotensi menunjukkan peningkatan. Di satu sisi, indikasi perlambatan ekspor nonmigas terutama bersumber dari penurunan ekspor non-SDA dan melambatnya ekspor SDA. Hingga Juli 2010, ekspor SDA mengalami perlambatan karena melambatnya ekspor pertambangan terutama komoditas batubara dan tembaga dibarengi dengan turunnya ekspor pertanian seperti kayu dan udang. Sementara itu, penurunan ekspor non-SDA terjadi khususnya pada komoditas semen, produk kimia dan kertas yang dipengaruhi penurunan produksi pada sektor-sektor tersebut. Di sisi lain, indikasi peningkatan ekspor migas pada triwulan III 2010 sejalan dengan ekspor gas yang cenderung terus meningkat sejak awal tahun serta ekspor minyak yang membaik.

Seiring dengan masih kuatnya permintaan domestik dan eksternal, kinerja Seiring dengan masih kuatnya permintaan domestik dan eksternal, kinerja Seiring dengan masih kuatnya permintaan domestik dan eksternal, kinerja Seiring dengan masih kuatnya permintaan domestik dan eksternal, kinerja Seiring dengan masih kuatnya permintaan domestik dan eksternal, kinerja impor pada triwulan III 2010 diperkirakan masih tumbuh tinggi.

impor pada triwulan III 2010 diperkirakan masih tumbuh tinggi. impor pada triwulan III 2010 diperkirakan masih tumbuh tinggi. impor pada triwulan III 2010 diperkirakan masih tumbuh tinggi. impor pada triwulan III 2010 diperkirakan masih tumbuh tinggi. Pergerakan indikator penuntun impor juga mengindikasikan bahwa pertumbuhan impor masih berada pada fase ekspansi. Data nilai riil pertumbuhan impor sepanjang semester I 2010 (rata-rata sampai dengan Juni 2010) mencapai 31,3% (yoy), meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mengalami penurunan sebesar -28,5% (yoy). Memasuki triwulan III 2010, masih tingginya pertumbuhan impor lebih diperkirakan didorong oleh terus membaiknya konsumsi dan investasi serta nilai tukar yang masih cenderung apresiatif dibandingkan tahun 2009. Menurut golongan penggunaanya, tingginya impor masih didorong oleh impor bahan baku, diikuti oleh impor barang modal, dan impor barang konsumsi.

Secara sektoral, pada triwulan III 2010 perkembangan berbagai indikator Secara sektoral, pada triwulan III 2010 perkembangan berbagai indikator Secara sektoral, pada triwulan III 2010 perkembangan berbagai indikator Secara sektoral, pada triwulan III 2010 perkembangan berbagai indikator Secara sektoral, pada triwulan III 2010 perkembangan berbagai indikator terkini mengindikasikan kinerja sektor

terkini mengindikasikan kinerja sektor terkini mengindikasikan kinerja sektor terkini mengindikasikan kinerja sektor

terkini mengindikasikan kinerja sektor tradabletradabletradabletradabletradable yang berpotensi untuk yang berpotensi untuk yang berpotensi untuk yang berpotensi untuk yang berpotensi untuk dapat tumbuh tinggi.

dapat tumbuh tinggi. dapat tumbuh tinggi. dapat tumbuh tinggi.

dapat tumbuh tinggi. Beberapa indikator dini sektor industri seperti penjualan kendaraan bermotor, indeks produksi, impor bahan baku dan mesin industri, serta konsumsi listrik masih menunjukkan perkembangan yang positif hingga Juli 2010. Sektor pertambangan diprakirakan akan tumbuh stabil terindikasi dari indikator lifting minyak mentah yang cenderung stabil serta mulai membaiknya ekspor beberapa komoditas

Grafik 2.8. Pertumbuhan Investasi Bangunan √ Nonbangunan

Grafik 2.9.

Realisasi PMA dan PMDN (BKPM)

Grafik 2.10. Pertumbuhan Kredit Investasi dan Leasing -5 0 5 10 15 20 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

PMTB (rhs) Alat Angkutan Mesin Bangunan (rhs)

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

-40,00 -20,00 0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 % yoy % yoy 40% 30% 20% 10% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 200,0% 0,0% 100,0% 200,0% 300,0% 400,0% 500,0% yoy,nom 100,0% yoy,nom 2007 2008 2009 2010 I II III IV I II III IV I II III IV I II PMTB PMA Total PMA dan PMDN PMDN (rhs)

% yoy Sumber : DPNP, DSM -20 -10 0 10 20 30 40 2008 2009 2010

Kredit Investasi Riil Leasing Riil

(14)

pertambangan. Sementara, sektor pertanian diprakirakan akan tumbuh melambat terutama disebabkan oleh melambatnya pertumbuhan sektor tanaman bahan pangan karena berlalunya musim panen dan faktor cuaca. Sementara itu, kinerja subsektor perkebunan dan kehutanan masih mengindikasikan perkembangan yang positif sehingga dapat menahan laju perlambatan lebih lanjut. Perkembangan berbagai indikator pada sektor nontradable juga mengindikasikan arah yang membaik. Berbagai indikator dini sektor perdagangan, hotel, dan restoran seperti PPN impor, tingkat hunian hotel, serta jumlah wisatawan mancanegara menunjukkan perkembangan yang membaik. Selain itu, dampak hari raya Lebaran juga diperkirakan dapat menjadi pendorong kinerja sektor ini pada triwulan III 2010.

Kinerja sektor pengangkutan dan komunikasi juga diprakirakan tumbuh membaik yang terindikasi dari membaiknya beberapa indikator dini yaitu jumlah penumpang dan angkutan barang, impor alat transportasi serta perkembangan subsektor komunikasi yang masih tinggi. Faktor hari raya Lebaran juga berpotensi untuk mendorong peningkatan angkutan penumpang dan barang serta trafik komunikasi seluler baik percakapan, sms, maupun data. Di sektor keuangan, pemberian kredit yang meningkat oleh bank dan lembaga keuangan nonbank berpotensi untuk mendorong sektor ini tumbuh tinggi. Sementara, sektor bangunan diprakirakan juga akan tumbuh membaik tercermin dari membaiknya penjualan semen, impor bahan bangunan, serta kredit properti. Selain itu, peningkatan realisasi pengeluaran Pemerintah pada triwulan III 2010 juga menjadi faktor positif terhadap kinerja sektor bangunan. Namun demikian, pertumbuhan sektor listrik, gas, dan air bersih berpotensi tertahan karena adanya indikasi melambatnya pertumbuhan konsumsi listrik. Selain itu, kenaikan TDL dan masih terbatasnya pembangunan jaringan gas kota diperkirakan dapat berdampak negatif terhadap kinerja sektor ini.

(15)

I n f l a s i

Inflasi IHK pada Agustus 2010 diwarnai oleh meningkatnya tekanan dari Inflasi IHK pada Agustus 2010 diwarnai oleh meningkatnya tekanan dari Inflasi IHK pada Agustus 2010 diwarnai oleh meningkatnya tekanan dari Inflasi IHK pada Agustus 2010 diwarnai oleh meningkatnya tekanan dari Inflasi IHK pada Agustus 2010 diwarnai oleh meningkatnya tekanan dari sisi fundamental, sementara tekanan nonfundamental khususnya sisi fundamental, sementara tekanan nonfundamental khususnya sisi fundamental, sementara tekanan nonfundamental khususnya sisi fundamental, sementara tekanan nonfundamental khususnya sisi fundamental, sementara tekanan nonfundamental khususnya kelompok

kelompok kelompok kelompok

kelompok volatile foodvolatile foodvolatile foodvolatile foodvolatile food mulai mereda. mulai mereda. mulai mereda. mulai mereda. Tekanan inflasi inti pada Agustus mulai mereda. 2010 terutama bersumber dari penyesuaian biaya pendidikan seiring dengan pola musiman tahun ajaran baru serta kenaikan tarif angkutan udara. Kenaikan kelompok bahan pangan olahan akibat masih tingginya inflasi kelompok volatile food serta pengaruh musiman kenaikan

permintaan menjelang hari raya keagamaan turut memberi tekanan pada inflasi kelompok inti. Di sisi eksternal, dampak imported inflation akibat kenaikan harga komoditas global dan inflasi mitra dagang belum

memberikan tekanan berarti pada inflasi inti, seiring dengan tren apresiasi rupiah. Dari sisi nonfundamental, tekanan inflasi selama bulan Agustus terutama bersumber dari dampak langsung kenaikan tarif dasar listrik untuk rumah tangga. Sementara tekanan inflasi dari kelompok volatile food menunjukkan penurunan seiring dengan terjadinya panen pada beberapa komoditas bumbu dan sayur-mayur. Dengan berbagai perkembangan tersebut, inflasi IHK pada bulan laporan tercatat sebesar 0,76% (mtm) atau menurun dibandingkan dengan periode sebelumnya. Namun secara tahunan, tekanan inflasi masih menunjukkan peningkatan, yaitu dari 6,22% (yoy) pada Juli 2010 menjadi 6,44% (yoy) (Grafik 2.11 dan 2.12).

Laju inflasi Laju inflasi Laju inflasi Laju inflasi

Laju inflasi administered prices administered prices administered prices administered prices pada Agustus 2010 mengalami kenaikanadministered prices pada Agustus 2010 mengalami kenaikanpada Agustus 2010 mengalami kenaikanpada Agustus 2010 mengalami kenaikanpada Agustus 2010 mengalami kenaikan terkait dengan dampak langsung kenaikan tarif dasar listrik pada inflasi terkait dengan dampak langsung kenaikan tarif dasar listrik pada inflasi terkait dengan dampak langsung kenaikan tarif dasar listrik pada inflasi terkait dengan dampak langsung kenaikan tarif dasar listrik pada inflasi terkait dengan dampak langsung kenaikan tarif dasar listrik pada inflasi bulan Agustus 2010.

bulan Agustus 2010. bulan Agustus 2010. bulan Agustus 2010.

bulan Agustus 2010. Penyesuaian tarif dasar listrik (TDL) per 1 Juli lalu tercatat pada penagihan listrik rumah tangga pada bulan Agustus. Selain TDL, beberapa komoditas dalam kelompok administered prices yang turut memberikan dampak inflasi antara lain kelompok rokok. Sementara itu, perkembangan harga komoditas energi relatif terkendali sejalan dengan pelaksanaan program konversi yang cukup lancar. Dengan perkembangan tersebut, kelompok administered prices mencatat inflasi bulanan sebesar 1,09% (mtm) sehingga inflasi secara tahunan bergerak meningkat cukup tinggi menjadi sebesar 4,67% dibandingkan inflasi bulan sebelumnya yaitu 3,74% (yoy).

Di tengah meningkatnya permintaan domestik di bulan puasa, inflasi Di tengah meningkatnya permintaan domestik di bulan puasa, inflasi Di tengah meningkatnya permintaan domestik di bulan puasa, inflasi Di tengah meningkatnya permintaan domestik di bulan puasa, inflasi Di tengah meningkatnya permintaan domestik di bulan puasa, inflasi kelompok

kelompok kelompok kelompok

kelompok volatile foodvolatile foodvolatile foodvolatile foodvolatile food memberikan tekanan yang relatif minimal. memberikan tekanan yang relatif minimal. memberikan tekanan yang relatif minimal. memberikan tekanan yang relatif minimal. Selama memberikan tekanan yang relatif minimal. Agustus 2010, kenaikan laju inflasi terjadi khususnya pada komoditas aneka daging dan beras, sedangkan tekanan inflasi dari komoditas aneka

Grafik 2.11. Perkembangan Inflasi

Grafik 2.12. Perkembangan Inflasi Menurut Kelompok Barang dan Jasa (%, mtm)

%, yoy 2007 2008 2009 2010 24 18 12 6 -1 -7 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 CPI Core Volatile Food Administered Prices 8 4,67 4,53 6,44 15,09 Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga Kesehatan Sandang Perumahan, Listrik, Air, Gas, dan Bahan Bakar Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau Bahan Makanan % Sumbangan (mtm) Inflasi (mtm) 0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 0,06 0,09 0,11 0,67 0,39 1,59 0,01 0,27 1,27 0,09 0,36 0,01 0,06 0,47

(16)

bumbu mengalami penurunan. Meningkatnya permintaan sepanjang bulan Ramadhan, telah mendorong lonjakan harga pada komoditas daging. Untuk komoditas beras, meskipun kondisi pasokan diperkirakan mencukupi, di tengah pelaksanaan operasi pasar yang intensif disertai oleh penyaluran raskin yang dipercepat dan diperbanyak, adanya kenaikan permintaan selama bulan Ramadhan, menyebabkan harga beras masih meningkat. Dengan berbagai perkembangan tersebut, kelompok volatile food mencatat inflasi sebesar 0,45% (mtm) atau 15,09% (yoy), menurun dari sebelumnya 5,46% (mtm) atau 16,18% (yoy).

Tekanan inflasi inti pada Agustus 2010 terindikasi mulai meningkat terkait Tekanan inflasi inti pada Agustus 2010 terindikasi mulai meningkat terkait Tekanan inflasi inti pada Agustus 2010 terindikasi mulai meningkat terkait Tekanan inflasi inti pada Agustus 2010 terindikasi mulai meningkat terkait Tekanan inflasi inti pada Agustus 2010 terindikasi mulai meningkat terkait pola musiman.

pola musiman. pola musiman. pola musiman.

pola musiman. Peningkatan inflasi inti selama bulan Agustus terutama karena dampak dari inflasi biaya pendidikan seiring dengan pola musiman tahun ajaran baru, maupun kenaikan tarif angkutan udara. Lebih lanjut, kenaikan harga komoditas aneka bumbu yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir telah mendorong kenaikan inflasi komoditas pangan olahan yang terdapat dalam kelompok inti. Selain itu, meningkatnya permintaan selama bulan Ramadhan yang disertai oleh aksi pedagang untuk

meningkatkan marjin keuntungan, turut menyebabkan beberapa

komoditas makanan mengalami kenaikan harga. Dengan perkembangan tersebut, kelompok inti mencatat peningkatan inflasi dibandingkan periode bulan sebelumnya yaitu dari sebesar 0,49% (mtm) atau 4,15% (yoy) menjadi 0,80 (mtm) atau 4,53% (yoy). Dari sisi eksternal, seiring dengan tren apresiasi rupiah, dampak inflasi impor akibat kenaikan harga komoditas global dan inflasi mitra dagang belum memberi tekanan yang berarti pada inflasi inti. Dari sisi eksternal, pengaruh terhadap kenaikan inflasi inti lebih disebabkan oleh komoditas emas sejalan dengan peningkatan harga emas di pasar internasional (Grafik 2.13).

Grafik 2.13. Perkembangan Harga Emas Domestik & Internasional

Emas Internasional Emas Domestik (kanan)

1800 1600 1400 1200 1000 800 600 500000 450000 400000 350000 300000 250000 200000 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 2008 2009 2010

(17)

Nilai Tukar Rupiah

Fundamental perekonomian yang solid serta imbal hasil yang masih tinggi Fundamental perekonomian yang solid serta imbal hasil yang masih tinggi Fundamental perekonomian yang solid serta imbal hasil yang masih tinggi Fundamental perekonomian yang solid serta imbal hasil yang masih tinggi Fundamental perekonomian yang solid serta imbal hasil yang masih tinggi menjadi daya tarik berinvestasi di instrumen domestik yang mampu menjadi daya tarik berinvestasi di instrumen domestik yang mampu menjadi daya tarik berinvestasi di instrumen domestik yang mampu menjadi daya tarik berinvestasi di instrumen domestik yang mampu menjadi daya tarik berinvestasi di instrumen domestik yang mampu menopang kinerja nilai tukar selama Agustus 2010.

menopang kinerja nilai tukar selama Agustus 2010. menopang kinerja nilai tukar selama Agustus 2010. menopang kinerja nilai tukar selama Agustus 2010.

menopang kinerja nilai tukar selama Agustus 2010. Rata-rata nilai tukar selama Agustus 2010 tercatat sebesar Rp8.972 per dolar AS atau menguat 0,78% dibandingkan Juli 2010. Pada akhir bulan Agustus 2010 rupiah ditutup pada level Rp9.035 per dolar AS atau melemah 0,95% (point to point) dibandingkan dengan Juli 2010 (Grafik 2.14). Dengan

perkembangan tersebut, nilai tukar rupiah secara rata-rata menguat 13,4% selama tahun 2010 ke level Rp9.137 per dolar AS dari Rp10.361 per dolar AS pada tahun 2009. Apresiasi rupiah selama Agustus disertai dengan volatilitas yang sedikit meningkat. Tingkat volatilitas pergerakan nilai tukar rupiah selama Agustus 2010 mencapai 0,28%, lebih tinggi dari bulan sebelumnya (0,19%, Grafik 2.15). Meningkatnya volatilitas

pergerakan rupiah antara lain dipengaruhi oleh kembali masuknya dana asing dalam jumlah yang cukup besar.

Dari sisi eksternal, risiko perlambatan proses pemulihan ekonomi global Dari sisi eksternal, risiko perlambatan proses pemulihan ekonomi global Dari sisi eksternal, risiko perlambatan proses pemulihan ekonomi global Dari sisi eksternal, risiko perlambatan proses pemulihan ekonomi global Dari sisi eksternal, risiko perlambatan proses pemulihan ekonomi global menjadi faktor pendorong mengalirnya arus modal ke kawasan. menjadi faktor pendorong mengalirnya arus modal ke kawasan. menjadi faktor pendorong mengalirnya arus modal ke kawasan. menjadi faktor pendorong mengalirnya arus modal ke kawasan. menjadi faktor pendorong mengalirnya arus modal ke kawasan.

Melemahnya berbagai indikator perekonomian AS serta tingginya angka pengangguran semakin menambah keyakinan akan terhambatnya laju pemulihan ekonomi di AS. Sementara di Eropa, kecemasan meningkat pasca penurunan credit rating Irlandia yang selanjutnya berimbas pada meningkatnya yield spread negara PIIGS terhadap obligasi Jerman. Hal tersebut dikhawatirkan akan semakin mempersulit upaya negara PIIGS dalam menurunkan defisit fiskal. Di sisi lain, negara-negara Asia masih menjadi yang terdepan dalam perbaikan ekonomi. Hal tersebut

mendorong naiknya ancaman inflasi di kawasan sehingga beberapa bank sentral kawasan harus menaikkan suku bunga kebijakannya. Kondisi tersebut menjadi faktor penarik bagi para investor untuk masuk ke instrumen keuangan kawasan emerging markets. Selama Agustus 2010, mayoritas nilai tukar kawasan Asia bergerak menguat terhadap dolar AS (Grafik 2.16).

Dari sisi domestik, solidnya fundamental perekonomian domestik Dari sisi domestik, solidnya fundamental perekonomian domestik Dari sisi domestik, solidnya fundamental perekonomian domestik Dari sisi domestik, solidnya fundamental perekonomian domestik Dari sisi domestik, solidnya fundamental perekonomian domestik mendorong perbaikan indikator risiko investasi Indonesia. mendorong perbaikan indikator risiko investasi Indonesia. mendorong perbaikan indikator risiko investasi Indonesia. mendorong perbaikan indikator risiko investasi Indonesia.

mendorong perbaikan indikator risiko investasi Indonesia. Pada akhir Agustus 2010, EMBIG spread turun ke kisaran 307 bps sementara yield spread Global Bond Indonesia dengan US T-Note turun ke 160 bps (Grafik 2.17). Hal tersebut mencerminkan kepercayaan terhadap surat utang Indonesia. Terjaganya persepsi risiko domestik menyebabkan spread suku

Grafik 2.14. Pergerakan Nilai Tukar Rupiah

Rp/USD 8500 9000 9500 10000 10500 11000 11500 12000 12500

Feb Apr JunAgsOkt Des

2008 2009 2010

Kurs Harian Rata-rata bulanan Rata-rata Triwulanan

Feb Apr JunAgsOkt DesFeb Apr Jun Ags 9,110 9,007 9256 9224 10937 11317 10527 9973 9459 9254

Grafik 2.15. Volatilitas Nilai Tukar Rupiah

8900 9400 9900 10400 10900 11400 11900 12400 2 4 6 8 10 12 Vol harian Rata2 Volatilitas Kurs Harian (Rp/USD) - rhs

% IDR/USD

Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags

Grafik 2.16.

Apresiasi/Depresiasi Nilai Tukar Asia

2,31 -0,93 0,49 3,16 -0,95 0,53 1,32 -2,49 2,62 1,99 1,58 1,81 0,78 2,45 1,64 1,02 -3,00 -2,00 -1,00 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 JPY KRW SGD THB IDR PHP MYR EUR Rata-rata Point-to-point %

(18)

bunga yang sudah mempertimbangkan resiko (CIP, Covered Interest Parity) mengalami kenaikan ke level 4,6% (Agustus 2010) dari 4,1% (Juli 2010), serta masih relatif lebih tinggi dibandingkan beberapa negara kawasan Asia (Grafik 2.18).

Kinerja nilai tukar rupiah masih kondusif dalam menopang keseimbangan Kinerja nilai tukar rupiah masih kondusif dalam menopang keseimbangan Kinerja nilai tukar rupiah masih kondusif dalam menopang keseimbangan Kinerja nilai tukar rupiah masih kondusif dalam menopang keseimbangan Kinerja nilai tukar rupiah masih kondusif dalam menopang keseimbangan eksternal perekonomian.

eksternal perekonomian. eksternal perekonomian. eksternal perekonomian.

eksternal perekonomian. Tren apresiasi rupiah hingga data terkini belum memperlihatkan dampak negatif bagi kinerja ekspor (Grafik 2.23). Di sisi lain, apresiasi tersebut dapat memfasilitasi kenaikan impor bahan baku yang diperlukan untuk kegiatan produksi domestik

Grafik 2.18.

Indikator CIP Negara di Kawasan Asia

Grafik 2.19.

Nilai Tukar dan Ekspor-Impor Nonmigas

4,62 2,47 2,32 0,47 -6,0 -4,0 -2,0 -0,0 2,0 4,0 6,0 8,0

Indonesia Philipina Malaysia Korea %

Feb Mei Ags Nov Feb Mei Ags Nov Feb Mei Ags Nov Feb Mei Ags

2007 2008 2009 2010

Impor Nonmigas Ekspor Nonmigas Nilai tukar rupiah-rhs

USD juta Rp/$ 4.000 5.000 6.000 7.000 8.000 9.000 10.000 11.000 12.000

Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul

2008 2009 2010 8.000 8.500 9.000 9.500 10.000 10.500 11.000 11.500 12.000 Grafik 2.17.

Indikator Persepsi Risiko Indonesia

2,31 -0,93 0,49 3,16 -0,95 0,53 1,32 -2,49 2,62 1,99 1,58 1,81 0,78 2,45 1,64 1,02 -3,00 -2,00 -1,00 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 JPY KRW SGD THB IDR PHP MYR EUR Rata-rata Point-to-point %

(19)

Kebijakan Moneter

Suku Bunga

Perkembangan suku bunga PUAB selama Agustus 2010 relatif stabil. Perkembangan suku bunga PUAB selama Agustus 2010 relatif stabil. Perkembangan suku bunga PUAB selama Agustus 2010 relatif stabil. Perkembangan suku bunga PUAB selama Agustus 2010 relatif stabil. Perkembangan suku bunga PUAB selama Agustus 2010 relatif stabil. Suku bunga PUAB O/N bergerak di sekitar BI Rate dengan rata-rata sebesar 6,20%, sedikit lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 6,17%. Meningkatnya rata-rata suku bunga PUAB O/N tersebut disebabkan oleh meningkatnya penarikan uang kartal menjelang Lebaran. Persepsi risiko di PUAB O/N relatif terjaga sebagaimanantercermin pada rata-rata spread suku bunga tertinggi dan terendah sebesar 33bps, tidak jauh berbeda dari bulan sebelumnya yakni sebesar 30bps. Perkembangan suku bunga PUAB dengan tenor yang lebih panjang juga stabil. Rata-rata suku bunga PUAB tenor di atas ON bergerak pada kisaran 2bps, kecuali untuk tenor 27- 30 hari dan di atas 30 hari. Dengan perkembangan demikian, struktur suku bunga PUAB menjadi semakin mendatar yang mencerminkan menurunnya persepsi risiko ke depan.

Di sisi suku bunga perbankan, penurunan suku bunga deposito dan suku Di sisi suku bunga perbankan, penurunan suku bunga deposito dan suku Di sisi suku bunga perbankan, penurunan suku bunga deposito dan suku Di sisi suku bunga perbankan, penurunan suku bunga deposito dan suku Di sisi suku bunga perbankan, penurunan suku bunga deposito dan suku bunga kredit masih terus terjadi, meskipun relatif terbatas.

bunga kredit masih terus terjadi, meskipun relatif terbatas. bunga kredit masih terus terjadi, meskipun relatif terbatas. bunga kredit masih terus terjadi, meskipun relatif terbatas.

bunga kredit masih terus terjadi, meskipun relatif terbatas. Pada Juli 2010, rata-rata suku bunga deposito seluruh tenor menurun sebesar 5bps, lebih besar dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang justru meningkat sebesar 2bps (Tabel 2.1). Namun demikian, suku bunga deposito 1 bulan pada Juli 2010 tidak menunjukkan perubahan dari bulan sebelumnya. Sementara itu, rata-rata suku bunga kredit (rata-rata suku bunga KMK, KI dan KK) pada Juli 2010 turun lebih sedikit dibandingkan dengan bulan sebelumnya1 yakni sebesar 4bps. Suku bunga KMK, KI dan KK pada Juli

2010 masing-masing tercatat sebesar 13,21%, 12,60% dan 14,92% (Grafik 2.20). Walaupun cenderung menurun, suku bunga kredit yang masih relatif tinggi diharapkan akan terus mengalami penurunan sehingga mampu mendorong penyaluran kredit, terutama ke sektor-sektor yang produktif.

Berdasarkan kelompok bank, penurunan suku bunga deposito terbesar Berdasarkan kelompok bank, penurunan suku bunga deposito terbesar Berdasarkan kelompok bank, penurunan suku bunga deposito terbesar Berdasarkan kelompok bank, penurunan suku bunga deposito terbesar Berdasarkan kelompok bank, penurunan suku bunga deposito terbesar disumbang oleh kelompok bank swasta

disumbang oleh kelompok bank swasta disumbang oleh kelompok bank swasta disumbang oleh kelompok bank swasta

disumbang oleh kelompok bank swasta sebesar 35bps. Sementara itu, kelompok bank asing dan campuran menurunkan suku bunga deposito sebesar 4bps. Penurunan suku bunga deposito tersebut terutama terjadi

Grafik 2.20.

Perkembangan Berbagai Suku Bunga

6,79 13,21 12,60 14,92 2008 2009 2010 % 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 BI Rate* Kredit Konsumsi Kredit Investasi Kredit Modal Kerja Deposito 1 bln

6 8 10 12 14 16 18 20

(20)

pada tenor 12 dan 24 bulan. Dengan perkembangan tersebut, maka secara rata-rata suku bunga deposito terendah berada pada kelompok bank asing dan campuran (6,89%), diikuti oleh kelompok bank persero (6,98%), bank swasta (7,46%) dan BPD (8,46%).

Untuk suku bunga kredit, penurunan suku bunga terbesar terjadi pada Untuk suku bunga kredit, penurunan suku bunga terbesar terjadi padaUntuk suku bunga kredit, penurunan suku bunga terbesar terjadi pada Untuk suku bunga kredit, penurunan suku bunga terbesar terjadi padaUntuk suku bunga kredit, penurunan suku bunga terbesar terjadi pada kelompok bank asing dan campuran, khususnya pada suku bunga KK dan kelompok bank asing dan campuran, khususnya pada suku bunga KK dankelompok bank asing dan campuran, khususnya pada suku bunga KK dan kelompok bank asing dan campuran, khususnya pada suku bunga KK dankelompok bank asing dan campuran, khususnya pada suku bunga KK dan KI.

KI. KI.

KI. KI. Pada Juli 2010, kelompok bank asing dan campuran merupakan kelompok bank yang melakukan penurunan suku bunga kredit terbesar, yakni sebesar 14bps. Sementara itu, kelompok bank lainnya yakni bank persero dan bank swasta masing-masing hanya menurunkan suku bunga kredit sebesar 2bps dan 6bps. Suku bunga KI terendah disediakan oleh kelompok bank persero (11,71%), diikuti oleh kelompok bank asing dan campuran (11,74%). Sementara itu, suku bunga KMK terendah disediakan oleh kelompok bank asing dan campuran (10,56%), diikuti oleh kelompok bank persero (13,36%).

Tabel 2.1

Perkembangan Berbagai Suku Bunga

BI Rate 6,75 6,50 6,50 6,50 6,50 6,50 6.50 6.50 6.50 6.50 6.50 6.50 6.50

Penjaminan Deposito 7,25 7,00 7,00 7,00 7,00 7,00 7.00 7.00 7.00 7.00 7.00 7.00 7.00

Dep 1 bulan (Weighted Average) 8,31 7,94 7,43 7,38 7,16 6,87 7.09 6.93 6.77 6.89 6.76 6.79 6.79

Base Lending Rate 13,20 13.00 12,96 13,01 12,94 12,83 12.65 12.66 12.58 12.62 12.58 12.50 12.39

Kredit Modal Kerja (KMK) 14,45 14,30 14,17 14,09 13,96 13,69 13.75 13.68 13.54 13.42 13.26 13.17 13.21

Kredit Investasi (KI) 13,58 13,48 13,20 13,20 13,03 12,96 13.24 13.21 12.72 12.62 12.59 12.70 12.60

Kredit Konsumsi (KK) 16,66 16,62 16,67 16,53 16,47 16,42 16.32 16.36 15.42 15.34 15.23 14.99 14.92

Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul

2 0 0 9 2 0 10

(21)

Dana, Kredit, dan Uang Beredar

Pertumbuhan DPK meningkat. Pertumbuhan DPK meningkat. Pertumbuhan DPK meningkat. Pertumbuhan DPK meningkat.

Pertumbuhan DPK meningkat. Pada Juli 2010, pertumbuhan DPK mencapai 15,3% (yoy) atau lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 14,9% (yoy) (Grafik 2.21). Meskipun secara pertumbuhan mengalami peningkatan, DPK pada Juli 2010 mengalami penurunan sebesar Rp13,4 triliun sesuai pola historisnya. Dengan demikian, selama tahun 2010 DPK telah meningkat sebesar Rp109,6 triliun (5,6%, ytd) menjadi Rp2.082,2 triliun.

Meningkatnya pertumbuhan DPK pada Juli 2010 terutama ditopang oleh pertumbuhan tabungan dan deposito. Pertumbuhan tabungan dan deposito masing-masing meningkat menjadi 20,2% dan 12,0% (yoy) dari bulan sebelumnya sebesar 18,6% dan 11,7% (yoy). Sementara itu, komponen lainnya, giro, mengalami sedikit perlambatan menjadi 16,0% (yoy) dari 16,8% (yoy) pada bulan sebelumnya.

Pertumbuhan kredit mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi. Pada Juli Pertumbuhan kredit mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi. Pada Juli Pertumbuhan kredit mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi. Pada Juli Pertumbuhan kredit mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi. Pada Juli Pertumbuhan kredit mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi. Pada Juli 2010, pertumbuhan kredit terus meningkat menjadi 18,8% (yoy)

2010, pertumbuhan kredit terus meningkat menjadi 18,8% (yoy) 2010, pertumbuhan kredit terus meningkat menjadi 18,8% (yoy) 2010, pertumbuhan kredit terus meningkat menjadi 18,8% (yoy) 2010, pertumbuhan kredit terus meningkat menjadi 18,8% (yoy) dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 18,0% (yoy) dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 18,0% (yoy) dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 18,0% (yoy) dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 18,0% (yoy) dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 18,0% (yoy). Kredit (dengan channeling) meningkat sebesar Rp11,5 triliun pada Juli 2010 atau meningkat sebesar Rp156,5 triliun selama tahun 2010 (10,6%, ytd). Pencapaian tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan kredit pada periode yang sama tahun 2009, dan bahkan hampir menyamai pola pertambahan kredit di tahun 2008. Berdasarkan data indikasi sementara, pertumbuhan kredit pada Agustus 2010 diperkirakan dapat mencapai 20,3% (yoy).

Berdasarkan jenis penggunaannya, Kredit Modal Kerja (KMK) Berdasarkan jenis penggunaannya, Kredit Modal Kerja (KMK) Berdasarkan jenis penggunaannya, Kredit Modal Kerja (KMK) Berdasarkan jenis penggunaannya, Kredit Modal Kerja (KMK) Berdasarkan jenis penggunaannya, Kredit Modal Kerja (KMK)

menunjukkan peningkatan pertumbuhan yg paling besar pada Juli 2010. menunjukkan peningkatan pertumbuhan yg paling besar pada Juli 2010. menunjukkan peningkatan pertumbuhan yg paling besar pada Juli 2010. menunjukkan peningkatan pertumbuhan yg paling besar pada Juli 2010. menunjukkan peningkatan pertumbuhan yg paling besar pada Juli 2010. Pertumbuhan KMK meningkat menjadi 13,9% (yoy) dari bulan sebelumnya yang sebesar 12,7% (yoy). Dengan pangsa KMK yang mencapai 47,4% dari total kredit, maka kontribusi pertumbuhan KMK terhadap

pertumbuhan kredit juga semakin besar (Grafik 2.22). Pertumbuhan Kredit Konsumsi (KKI relatif stabil dibandingkan dengan bulan lalu yakni sebesar 25,6% (yoy) (bulan sebelumnya sebesar 25,0% (yoy)). Terkait Kredit Investasi (KI), pertumbuhan KI pada Juli 2010 justru sedikit melambat menjadi 23,6% (yoy) dari bulan sebelumnya sebesar 25,2% (yoy). Berdasarkan valutanya, pertumbuhan kredit valas pada Juli 2010 Berdasarkan valutanya, pertumbuhan kredit valas pada Juli 2010 Berdasarkan valutanya, pertumbuhan kredit valas pada Juli 2010 Berdasarkan valutanya, pertumbuhan kredit valas pada Juli 2010 Berdasarkan valutanya, pertumbuhan kredit valas pada Juli 2010 menunjukkan peningkatan.

menunjukkan peningkatan. menunjukkan peningkatan. menunjukkan peningkatan.

menunjukkan peningkatan. Pertumbuhan kredit valas mencapai 20,4% (yoy), meningkat dari bulan sebelumnya 17,6% (yoy). Akselerasi kredit

Grafik 2.21.

Pertumbuhan Kredit, DPK, dan BI Rate

% % 0 5 10 15 20 25 30 35 40 2008 2009 2010 3 4 5 6 7 8 9 10 Kredit DPK BI Rate

Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul

Grafik 2.22.

Pertumbuhan Kredit per Jenis Penggunaan -5 0 5 10 15 20 25 % Kontribusi Pertumbuhan

Jan Mei Sep Jan Mei Sep Jan Mei

KMK KI KK 2008 2009 2010 KMK KI KK 13,9% 23,6% 25,6% 47,4% 21,2% 31,3% % yoy Pangsa yoy

(22)

valas tersebut sejalan dengan meningkatnya kegiatan impor khususnya untuk barang modal berupa kendaraan penumpang dan peningkatan DPK valas. Sementara itu pertumbuhan kredit rupiah sedikit meningkat

mencapai 21,8% (yoy) dibandingkan dengan bulan sebelumnya (21,5% yoy).

Likuiditas perekonomian cenderung meningkat seiring perbaikan aktivitas Likuiditas perekonomian cenderung meningkat seiring perbaikan aktivitas Likuiditas perekonomian cenderung meningkat seiring perbaikan aktivitas Likuiditas perekonomian cenderung meningkat seiring perbaikan aktivitas Likuiditas perekonomian cenderung meningkat seiring perbaikan aktivitas ekonomi.

ekonomi. ekonomi. ekonomi.

ekonomi. Pada Agustus 2010, pertumbuhan base money mencapai 19,4% (yoy), meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 14,2% (yoy) (Grafik 2.23). Peningkatan base money pada Agustus cukup signifikan terutama didorong oleh meningkatnya permintaan uang kartal masyarakat terkait dengan persiapan menjelang hari raya Idul Fitri. Pertumbuhan uang kartal pada Agustus 2010 mencapai 24,0% (yoy) meningkat dari bulan sebelumnya sebesar 13,8% (yoy).

Likuiditas perekonomian M1 dan M2 meningkat. Likuiditas perekonomian M1 dan M2 meningkat. Likuiditas perekonomian M1 dan M2 meningkat. Likuiditas perekonomian M1 dan M2 meningkat.

Likuiditas perekonomian M1 dan M2 meningkat. Pada Juli 20102,

pertumbuhan likuiditas perekonomian khususnya M1 meningkat menjadi 14,6% (yoy), dari bulan sebelumnya sebesar 12,4% (yoy). Sementara itu, pertumbuhan M2 meningkat menjadi 15,2% (yoy) dari bulan sebelumnya sebesar 14,5% (yoy) (Grafik 2.24). Secara tren, sejak awal tahun

pertumbuhan M1 dan M2 cenderung stabil, meskipun masih tumbuh lebih rendah dari pola sebelum krisis. Pertumbuhan M1 yang sejalan dengan pertumbuhan PDB dapat menjadi indikasi awal perbaikan kondisi ekonomi.

Grafik 2.23.

Pertumbuhan Base Money dan Currency

Grafik 2.24.

Pertumbuhan Uang Beredar

2 Data LBU Lama sampai dengan Juni 2010. Data LBU lama berbeda dengan data SEKI. Data LBU lama tidak termasuk data BPR.

% yoy -20 -10 0 10 20 30 40 50 2006 2007 2008 2009 2010 24,0 31,5 19,4 M0 M0 (GWM 5%) Currency

Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Data DSM, olah Tim 4-BKM

14,6 15,2 15,0 % Y-o-Y % 0 4 8 12 16 20 24 28 2005 2006 2007 2008 2009 2010 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 M1 M2 M2 Rp 7

(23)

Pasar Saham

Perkembangan kondisi fundamental perekonomian Indonesia memberikan Perkembangan kondisi fundamental perekonomian Indonesia memberikan Perkembangan kondisi fundamental perekonomian Indonesia memberikan Perkembangan kondisi fundamental perekonomian Indonesia memberikan Perkembangan kondisi fundamental perekonomian Indonesia memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap kenaikan IHSG pada bulan kontribusi yang cukup signifikan terhadap kenaikan IHSG pada bulan kontribusi yang cukup signifikan terhadap kenaikan IHSG pada bulan kontribusi yang cukup signifikan terhadap kenaikan IHSG pada bulan kontribusi yang cukup signifikan terhadap kenaikan IHSG pada bulan Agustus 2010.

Agustus 2010. Agustus 2010. Agustus 2010.

Agustus 2010. Meskipun sempat mengalami koreksi pada awal bulan, IHSG kembali menguat selama bulan Agustus 2010 sehingga ditutup pada level 3081,8. Perkembangan beberapa indikator penting dari sisi makro ekonomi seperti nilai tukar yang relatif stabil, perekonomian yang semakin membaik serta suku bunga yang relatif rendah semakin menambah kepercayaan investor luar negeri khususnya untuk menempatkan dananya di pasar saham. Dalam perkembangannya, IHSG menguat 0,41% dan mampu mencapai rekor level tertinggi di level 3.145,13 (Grafik 2.25).

Dari sisi mikro emiten, fundamental emiten masih cukup terjaga. Hal tersebut diantaranya tercermin pada laporan keuangan semester I 2010 beberapa emiten yang menunjukkan perolehan keuntungan yang cukup tinggi. Selain itu, kinerja emiten yang cukup baik juga tercermin pada indikator Return On Asset (ROA) di beberapa sektor yang menunjukkan peningkatan. Pembagian dividen oleh beberapa emiten juga merupakan indikator masih cukup kuatnya fundamental emiten 2010.

Kondusifnya perekonomian Indonesia mendorong investor asing untuk Kondusifnya perekonomian Indonesia mendorong investor asing untuk Kondusifnya perekonomian Indonesia mendorong investor asing untuk Kondusifnya perekonomian Indonesia mendorong investor asing untuk Kondusifnya perekonomian Indonesia mendorong investor asing untuk terus menanamkan modalnya di pasar saham Indonesia.

terus menanamkan modalnya di pasar saham Indonesia. terus menanamkan modalnya di pasar saham Indonesia. terus menanamkan modalnya di pasar saham Indonesia.

terus menanamkan modalnya di pasar saham Indonesia. Kepercayaan investor asing terus tumbuh sebagaimana tercermin pada transaksi asing yang selalu mencatat beli neto pada 3 (tiga) bulan terakhir. Rata-rata beli asing neto selama Agustus 2010 tercatat sebesar Rp90 miliar per hari. Maraknya transaksi perdagangan oleh investor asing memberikan kontribusi positif terhadap meningkatnya transaksi perdagangan secara keseluruhan.nTransaksi perdagangan saham selama bulan Agustus 2010 tercatat sebesar Rp2,5 triliun per hari dengan rata-rata saham yang ditransaksikan sebesar 4 miliar saham per hari (Grafik 2.26).

Grafik 2.25.

IHSG dan Indeks Regional

Grafik 2.26.

Nilai dan Volume Perdagangan IHSG

-15% -10% -5% 0% 5% 10% Sumber: Bloomberg

Data per 31Agustus 2010

Indonesia (IHSG) Vietnam Thailand (SET) Philipina Kuala Lumpur (KLCI) Strait Times (STI) Shanghai (SHCOMP) Hong Kong (Hang Seng) India (SENSEX) Inggris (FTSE) Jepang (Nikkei) AS (Dow Jones) EM ASIA Dunia 0,41% -7,86% 6,70% 4,06% 4,52% -1,25% 0,05% -2,35% 0,58% -1,98% -7,48% -4,37% -0,92% -3,39% 6.000.000 5.000.000 4.000.000 3.000.000 2.000.000 1.000.000 0 3.500.000 3.000.000 2.500.000 2.000.000 1.500.000 1.000.000 500.000 0 Volume Perdagangan (RHS) Nilai Perdagangan

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags

2010

(24)

Pasar SBN

Kinerja SBN yang semakin membaik didorong oleh prospek ekonomi dan Kinerja SBN yang semakin membaik didorong oleh prospek ekonomi dan Kinerja SBN yang semakin membaik didorong oleh prospek ekonomi dan Kinerja SBN yang semakin membaik didorong oleh prospek ekonomi dan Kinerja SBN yang semakin membaik didorong oleh prospek ekonomi dan persepsi risiko eksternal yang masih positif.

persepsi risiko eksternal yang masih positif. persepsi risiko eksternal yang masih positif. persepsi risiko eksternal yang masih positif.

persepsi risiko eksternal yang masih positif. Dari sisi makroekonomi, faktor di balik penguatan kinerja SBN tersebut yakni nilai tukar yang relatif stabil, serta prospek pertumbuhan ekonomi yang positif. Di samping itu, kinerja SBN juga ditopang oleh relatif terbatasnya risiko fiskal serta

kesinambungan fiskal yang masih terjaga. Faktor-faktor positif tersebut mendorong yield jangka pendek dan panjang terus menurun masing-masing sebesar 4bps, dan 8bps. Di sisi lain, yield jangka menengah justru mengalami kenaikan sebesar 18bps akibat aksi jual asing pada tenor tersebut. Dengan perkembangan tersebut, secara umum yield naik tipis 5bps dan ditutup pada level 7,9% (Grafik 2.27).

Peningkatan arus modal masuk di pasar SBN selama Agustus 2010 Peningkatan arus modal masuk di pasar SBN selama Agustus 2010 Peningkatan arus modal masuk di pasar SBN selama Agustus 2010 Peningkatan arus modal masuk di pasar SBN selama Agustus 2010 Peningkatan arus modal masuk di pasar SBN selama Agustus 2010 mendukung perbaikan kinerja SBN, khususnya di jangka pendek dan mendukung perbaikan kinerja SBN, khususnya di jangka pendek dan mendukung perbaikan kinerja SBN, khususnya di jangka pendek dan mendukung perbaikan kinerja SBN, khususnya di jangka pendek dan mendukung perbaikan kinerja SBN, khususnya di jangka pendek dan panjang

panjang panjang panjang

panjang. Perilaku pelaku asing tersebut didorong oleh persepsi positif terhadap relatif tingginya imbal hasil yang ditawarkan dibandingkan dengan negara kawasan dan ekspektasi atas pencapaian level investment grade yang lebih cepat.

Posisi beli neto investor asing di pasar SBN diikuti dengan membaiknya Posisi beli neto investor asing di pasar SBN diikuti dengan membaiknya Posisi beli neto investor asing di pasar SBN diikuti dengan membaiknya Posisi beli neto investor asing di pasar SBN diikuti dengan membaiknya Posisi beli neto investor asing di pasar SBN diikuti dengan membaiknya aktivitas perdagangan.

aktivitas perdagangan. aktivitas perdagangan. aktivitas perdagangan.

aktivitas perdagangan. Kondisi tersebut sejalan dengan kepercayaan pelaku pasar yang relatif stabil. Volume perdagangan selama Agustus 2010 tercatat meningkat menjadi sebesar Rp5,5 triliun per hari dari Rp3,6 triliun per hari. Meningkatnya aktivitas perdagangan tersebut turut meningkatkan frekuensi rata-rata harian perdagangan menjadi 280 kali perhari pada Agustus 2010 dibandingkan dengan bulan sebelunya yang hanya sebesar 202 kali per hari (Grafik 2.28). Meskipun demikian kecenderungan investor asing menggunakan strategi ≈buy and hold (termasuk Hold to Maturity)Δ masih cukup besar mengingat tipisnya aksi jual di pasar SBN. Kondisi tersebut sedikit mengurangi aktivitas pada pasar sekunder.

Pasar Reksadana

Pergerakan Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksadana tidak searah dengan kinerja Pergerakan Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksadana tidak searah dengan kinerja Pergerakan Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksadana tidak searah dengan kinerja Pergerakan Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksadana tidak searah dengan kinerja Pergerakan Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksadana tidak searah dengan kinerja underlying

underlying underlying underlying

asset-underlying asset-nya.nya.nya.nya.nya. Pada Juli 2010, Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksadana tumbuh negatif menjadi -0,6% dari bulan sebelumnya 1,1%.

Pertumbuhan tersebut tidak sejalan dengan perkembangan kinerja

Grafik 2.27.

Yield SBN dan BI Rate

Grafik 2.28.

Nilai dan Volume Perdagangan IHSG

% 6 8 10 12 14 16 18 20 22 2005 2006 2007 2008 2009 2010 BI Rate Yield Govt Bond 10 YR

Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul

Rp, Triliun % 0 2 4 6 8 10 2008 2009 2010 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 5 10 15 20

Daily Average-Trading Volume Govt Bond Average Yield (RHS)

Gambar

Grafik 2.5. Indeks Penjualan Eceran Beberapa Kelompok Komoditas
Grafik 2.8. Pertumbuhan Investasi Bangunan √ Nonbangunan
Grafik 2.11. Perkembangan Inflasi
Grafik 2.13. Perkembangan Harga Emas Domestik & Internasional
+2

Referensi

Dokumen terkait

Penanda genetik env SU dengan metode RT- PCR atau PCR dapat digunakan untuk mendeteksi dan mengidentifikasi sapi Bali yang dicurigai terin- feksi penyakit

10/11/PBI/2008 tentang SBI Syariah ini berjudul “Pengendalian Inflasi Melalui Instrumen Kebijakan Moneter Pada Operasi Pasar terbuka : Studi Terhadap Sertifikat Bank Indonesia

Akuntan Publik yang menghilangkan data atau catatan pada kertas kerja dan tidak membuat kertas kerja yang berkaitan dengan jasa yang diberikan akan dipidana penjara paling lama

Selama kerja praktek, Baitussalam (PT. Papua Tour & Travel) pratikan memposisikan sebagai seorang desain grafis yang di tempatkan dibawah divisi marketing yang

dilakukan dengan berpedoman pada masa manfaat asset tetap sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.

Pada waktu melakukan pembacaan pada termometer mata harus sejajar dengan tinggi permukaan air raksa atau alkohol yang ada dalam pipa kapiler untuk menghindari kesalahan

Ruang lingkup penelitian ini mengacu pada topik mengenai pengendalian kualitas dengan mencapai standar mutu kualitas yang baik dan pengurangan produk cacat pada S.E.P.P

Sebagaimana telah penulis jelaskan bahwa Rumah Sakit Roemani didirikan tidak semata-mata hanya untuk memperoleh keuntungan saja, tetapi tujuan yang lebih utama