• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kegiatan perkembangan perekonomian di Indonesia kini semakin meningkat. Perekonomian Indonesia yang diukur berdasarkan besaran produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga berlaku triwulan III-2015 mencapai Rp. 2.982,6 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp. 2.311,2 triliun.

Ekonomi Indonesia triwulan III-2015 terhadap triwulan III-2014 (y-on-y) tumbuh 4,73 persen meningkat di banding triwulan II-2015 yang tumbuh 4,67 persen, namun melambat di banding capaian triwulan III-2014 yang tumbuh 4,92 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan di dorong oleh hampir semua lapangan usaha, dimana pertumbuhan tertinggi dicapai informasi dan komunikasi yang tumbuh 10,83 persen. Dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 6,56 persen diikuti oleh komponen pengeluaran konsumsi LNPRT dan komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga. (sumber : http://bps.go.id/brs/view/1200)

Aspek kualitas menjadi salah satu faktor paling penting dalam persaingan global saat ini. Peningkatan permintaan oleh pelanggan untuk kualitas yang lebih baik dari produk di pasar telah mendorong banyak perusahaan untuk memberikan kualitas produk dan layanan yang baik agar dapat bersaing di pasar. Untuk memenuhi tantangan persaingan global, banyak perusahaan yang telah mempraktekan manajemen kualitas total atau biasa dikenal dengan total quality management dalam operasi bisnis mereka.

Persoalan kualitas bukan hanya persoalan produksi saja, misalnya ada bagian quality control (QC) di divisi produksi. Selain itu, kualitas bukan hanya menjadi tanggung jawab quality control atau produksi, melainkan juga menjadi tanggung jawab semua komponen perusahaan. Oleh karena itu, disebut total quality management.

Sioen Industries adalah suatu jenis perusahaan industri yang berlokasi di Belgia. Sioen Industries memiliki 3 divisi yaitu technical textiles, chemicals dan protective clothing. Sioen Industries memutuskan untuk memulai sebuah divisi pakaian di Indonesia. Perusahaan ini adalah jenis perusahaan distribusi dan logistik ekspor ke beberapa dunia. Perusahaan ini mempunyai sebuah pabrik yang berlokasi

(2)

di Marunda, Jakarta Utara. PT. Sioen Indonesia adalah sebuah anak perusahaan dari PT. Sioen Group Belgium yang dimiliki oleh Mrs. Zoeto Jacqueline Sioen bertempat di Belgia. PT.Sioen Indonesia mendapatkan bahan baku melalui supplier lalu proses manufaktur dilakukan di Marunda setelah menjadi produk finished good maka produk dikirim ekspor ke Belgia. Penjualan produk ini 100 persen dilakukan di Head Office Belgia.

Pakaian pelindung adalah jenis pakaian yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang dengan kegunaannya yaitu mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya yang akan terjadi pada orang tersebut. Pakaian pelindung juga berfungsi untuk melindungi badan dari bahaya temperatur panas atau dingin yang ekstrim, pajanan api, benda-benda tajam, percikan dari bahan kimia, uap panas, binatang, radiasi dan benturan dari mesin. Alat-alat pelindung diri yang dipasang atau dilapisi pada product protective clothing harus memenuhi ketentuan dari standar yang ada seperti dapat dipakai secara fleksibel dan memberikan perlindungan efektif terhadap bahaya yang akan terjadi.

PT. Sioen Indonesia memproduksi sebuah produk pakaian pelindung atau yang dikenal dengan product protective clothing dengan menggunakan high technology, mengembangkan beberapa produk serbaguna dan dikombinasikan dari lapisan fleeces, softshells serta lapisan lainnya. Fleeces adalah lapisan insulasi yang terdiri dari lapisan dasar berbahan bulu dengan kegunaan mampu menahan terpaan air dan dapat menjaga suhu badan agar tetap hangat. Softshells adalah lapisan yang memiliki kegunaan seperti lebih tahan air, ketahanan tinggi terhadap angin dan memiliki bahan lapisan yang sangat lembut sehingga memberikan kenyaman pada saat dipakai.

Produk pakaian pelindung ini terbagi menjadi beberapa macam seperti S.E.P.P (sioen extreme protection program), sio-fit, sip-protection dan mullion (life jacket). Sio-fit adalah produk pakaian dalam bentuk t-shirt dan celana (trouser). S.E.P.P (Sioen extreme protection program) adalah produk pakaian pelindungan ekstra yang dibuat oleh Sioen. S.E.P.P adalah rangkaian lengkap dari pakaian jaket yang dibuat dengan berbagai macam warna dan gaya serta menawarkan perlindungan khusus pada lapisan pakaiannya.

Sio-Fit dikenal sebagai body wear. Keunggulan dari produk ini adalah menyerap keringat serta mengangkutnya dari kulit para pengguna dan benang yang berbeda serta serat yang digunakan dalam produk ini telah dirancang khusus. Pakaian

(3)

ini dapat menjaga suhu tubuh para penggunanya agar tetap nyaman, Benang yang digunakan pada pakaian ini memiliki sifat anti mikroba. Sio-Fit Body wear memiliki lapisan dengan sifat pelindung anti statis. Produk pakaian ini sangat cocok digunakan pada berbagai macam kondisi cuaca karena anti air, penghangat tubuh dan memberikan kenyamanan untuk bernafas. Di beberapa daerah, cuaca dapat berubah dengan cepat sehingga masyarakat membutuhkan pakaian pelindung yang dapat disesuaikan ke beberapa kondisi.

Sip-protection adalah produk pakaian pelindung untuk rimbawan dalam bentuk celana (trouser) yang memiliki perlindungan khusus pada bagian kaki agar pada saat seseorang sedang melakukan penebangan pohon, kaki dapat terlindung dan tidak mudah terluka akibat dari kegiatan tersebut. Mullion adalah produk pakaian pelindung yang dikhususkan untuk life jacket. Produk pakaian ini sering disebut sebagai life jacket atau yang dikenal dengan pelampung. Life jacket adalah perangkat penyelamat yang paling penting saat terjadi kecelakaan di laut

Perusahaan ini menawarkan solusi pakaian untuk berbagai lingkungan di mana keselamatan, kenyamanan dan keamanan merupakan hal yang paling diutamakan. Peneliti berfokus untuk menganalisa produk pakaian S.E.P.P (Sioen extreme protection program) karena S.E.P.P merupakan bisnis inti atau core business pada safety product di PT. Sioen Indonesia. Menurut penjelasan yang peneliti dapatkan melalui wawancara pada PT. Sioen Indonesia adalah standar untuk keselamatan seseorang di negara asing sangat tinggi. Bagi mereka, keselamatan adalah suatu hal yang penting dan pemerintahan di negara asing sangat memperhatikan keselamatan masyarakatnya sehingga banyaknya industri yang membuat produk pakaian pelindung atau product protective clothing sejenis S.E.P.P. Melalui pengamatan yang dilakukan di pabrik PT. Sioen Indonesia, ditemukan bahwa S.E.P.P adalah jenis produk pakaian pelindung yang paling banyak memiliki produk cacat selama proses produksi.

Seiring dengan observasi yang dilakukan beserta dengan dukungan data-data yang ada, ditemukan adanya produk cacat selama proses produksi. Produk cacat merupakan produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar kualitas yang sudah ditentukan perusahaan. Pada proses manufaktur dari PT. Sioen Indonesia, produk cacat menjadi permasalahan utama karena jumlah produk cacat yang dihasilkan terus meningkat setiap tahunnya. Dapat dilihat dari data jumlah defect per tahun yang

(4)

dihasilkan dalam pembuatan S.E.P.P (Sioen extreme protection program) sebagai berikut:

Tabel 1.1 Jumlah Produksi S.E.P.P dan Defect per Tahun Tahun Jumlah Produksi S.E.P.P

(unit) Produk Defect (unit) 2013 36.140 103 2014 93.455 209 2015 25.970 2.113 Total 155. 565 2.425

Sumber : PT. Sioen Indonesia, 2015

Dari data jumlah produksi S.E.P.P dan produk defect, di tahun 2013 terdapat 36.140 unit produksi S.E.P.P dengan 103 unit produk defect, tahun 2014 terdapat 93.455 unit produksi S.E.P.P dengan 209 unit produk defect dan tahun 2015 terdapat 25.970 unit produksi S.E.P.P dengan 2.113 unit produk defect. Peneliti menemukan bahwa adanya peningkatan secara terus-menerus pada produk defect, yang dihasilkan setiap tahunnya dalam memproduksi S.E.P.P. Dapat disimpulkan bahwa masih banyak produk yang tidak memenuhi standar kualitas dari perusahaan yang berdampak tidak dapat diterima atau disalurkannya produk ke Head Office di Belgia sehingga perlu dilakukannya peningkatan kualitas dan pengendalian mutu. PT. Sioen Indonesia menggunakan inspeksi atau quality control selama proses produksi guna mengurangi tingkat produk cacat. Dalam land quality control terdapat 21 operator yang bertugas untuk proses pengecekan terhadap kualitas produk yang dihasilkan. Saat ini, perusahaan menggunakan metode check sheet (lembar pemeriksaan) untuk penentuan produk cacatnya.

Oleh karena itu, perusahaan menginginkan adanya pengurangan cacat produksi sampai pada tingkat nol cacat (zero defect). Berbekal untuk membantu perusahaan dalam mengurangi masalah kecacatan produksi dari data yang ada guna meningkatkan kualitas produksi dengan mengurangi jumlah cacat produksi, maka peneliti menetapkan seven tools of quality control dengan menggunakan alat dan teknik seperti flow chart (diagram alur), check sheet (lembar pemeriksaan), histogram, pareto diagram, scatter diagram, control chart (peta kendali) dan

(5)

fishbone diagram (diagram sebab akibat) sebagai alat yang tepat dalam menangani masalah tersebut.

Dengan melihat permasalahan yang ada diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Pengendalian Kualitas Produksi Sioen Extreme Protection Program Menggunakan Metode Seven Tools Pada PT. SIOEN Indonesia”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis mengungkapkan beberapa masalah yang dapat dirumuskan dan diidentifikasi adalah sebagi berikut :

1. Faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya produk cacat (defect product) pada S.E.P.P di PT. Sioen Indonesia?

2. Bagaimana cara melakukan penurunan tingkat produk cacat dengan penerapan seven tools of quality control selama proses produksi S.E.P.P pada PT. Sioen Indonesia?

1.3 Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini mengacu pada topik mengenai pengendalian kualitas dengan mencapai standar mutu kualitas yang baik dan pengurangan produk cacat pada S.E.P.P dengan menggunakan seven tools of quality control agar proses hasil produksi dapat mencapai standar mutu yang ditetapkan dan meningkatkan kualitas produk dari PT. Sioen Indonesia sehingga dapat mengurangi cacat (defect) pada produk S.E.P.P.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai oleh peneliti berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan diatas, antara lain adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya produk cacat (defect product) pada S.E.P.P di PT.Sioen Indonesia.

2. Untuk mengetahui bagaimana cara melakukan penurunan tingkat produk cacat dengan penerapan seven tools of quality control selama proses produksi S.E.P.P pada PT. Sioen Indonesia.

(6)

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Bagi perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi suatu masukan atau pertimbangan yang bermanfaat dan membantu perusahaan agar dapat mengambil langkah yang tepat dalam melakukan pengendalian mutu serta meningkatkan kualitas pada produk perusahaan sehingga dapat mengurangi jumlah produk yang cacat (defects).

2. Bagi pembaca

Dengan membaca hasil penelitian ini, penulis berharap agar pembaca mendapatkan informasi dan ilmu pengetahuan mengenai pentingnya pengendalian mutu suatu produk pada perusahaan dan bagaimana cara mengendalikannya dengan menggunakan seven tools of quality control. 3. Bagi penulis

Dengan adanya penelitian ini, penulis dapat menambah pengetahuan, informasi dan lebih memahami tentang pengendalian kualitas pada suatu produk dengan menerapkan metode seven tools of quality control yang telah didapatkan selama perkuliahan guna memecahkan permasalahan yang ada di dalam lingkungan perusahaan.

1.6 State of The Art

Sebuah penelitian yang berkualitas apabila telah memilki tolok-ukur yang disebut state of the art. State of the art pada sebuah penelitian dapat di definisikan sebagai nilai tambah dalam bentuk kompleksitas kasus yang diselesaikan, metode yang digunakan, kesimpulan dan saran yang bersifat solutif serta menggambarkan atau menginformasikan bahwa area penelitian yang dibahas sangat bermanfaat.

Tabel 1.2 State of The Art

Subjek Pengarang Jurnal Keterangan

Statistical Process Control Ajit Pal Singh, Wassihun Quality Improvement Using Statistical Process Control Tools In Glass

Hasil dari penelitian ini adalah perusahaan harus berusaha untuk

(7)

Subjek Pengarang Jurnal Keterangan Yimer Amedie dan Yonatan Mengesha Awaj Bottles Manufacturing Company (International Journal for Quality Research vol 7(1) 107-126 ISSN 1800-6450, 29 January 2013) pelaksanaan alat SPC untuk peningkatan produktivitas. Implementasi SPC penting karena dapat meningkatkan kinerja proses dengan mengurangi variabilitas produk dan meningkatkan efisiensi produksi dengan mengurangi scrap dan pengerjaan ulang. Seven Tools Quality Control Dr. Villas B Shinde, Varsha M Magar Application of 7 Quality Control Tools for

Continuous Improvement Manufacturing Processes (International Journal of Engineering Research and General Science vol 2(4) ISSN 2091-2730, June-July 2014)

Dalam jurnal ini, membahas tentang penggunaan sistematis tujuh alat quality control. Pekerjaan menunjukkan penggunaan terus menerus dari alat ini upgrade karakteristik personil dari orang yang terlibat. Hal ini meningkatkan kemampuan mereka untuk berpikir menghasilkan ide-ide, memecahkan masalah dan melakukan perencanaan yang

(8)

Subjek Pengarang Jurnal Keterangan tepat. Pengembangan masyarakat meningkatkan lingkungan internal organisasi, yang memainkan peran utama dalam total budaya mutu. Seven Tools Quality Control Chiragkumar S. Chauhan, Sanjay C. Shah, Shrikant P. Bhatagalikar Quality Improvement by Apply Seven Quality Control Tool in Process Industry (International Journal for Scientific Research&Development vol 1 (10) ISSN online, 2013)

Dalam jurnal ini, membahas tentang pentingnya tujuh alat kualitas dasar (7 quality control tools) dalam sistem manajemen mutu. Dalam proses produksi modern perlu untuk menerapkan sistem yang terintegrasi kualitas manajemen yang melibatkan manajemen mutu, kinerja lingkungan yang bertanggung jawab dan lingkungan kerja yang aman. Aplikasi sistematis dari 7 alat QC akan memungkinkan proses peningkatan kualitas sukses. Tekanan

(9)

Subjek Pengarang Jurnal Keterangan kertas pada

penggunaan tujuh alat kualitas dasar untuk memperbaiki proses dan untuk memecahkan masalah. Seven Tools of Quality Ade Momon S,. Ir, Mt Implementasi Sistem Pengendalian Kualitas dengan Metode Seven Tools Terhadap Produk Shotblas pada proses Cast Wheel di PT. XYZ vol 10 (21) ISSN 1412-86676, Februari 2012)

Hasil dari penelitian ini adalah

mendeskripsikan bahwa jenis repair heatchek menduduki posisi yang sangat tinggi dengan total produk repair sekitar 37529 pcs dengan presentase sekitar 20.03%. Hasil analisis antara variabel infeksi dengan produk yang di repair

menunjukkan

hubungan yang sangat kuat dengan koefisen korelasi mendekati 0.91, dan setelah diimplementasikan dengan menggukan grafik peta kontrol menunjukan bahwa banyak sekali produk yang berada diluar batas kendali dengan

(10)

Subjek Pengarang Jurnal Keterangan rata-rata repair hampir 50% dari produk yang

diinspeksi oleh final setiap harinya. Alternatif untuk menyelesalikan kondisi ini dengan mengimplementasikan konsepsi diagaram tulang ikan dengan lima faktor utama cara membuat, bahan baku, lingkungan, alat dan manusia. Pengendalian Kualitas Produk Ni Luh Putu Hariastuti Analisis Pengendalian Mutu Produk Guna Meminimalisasi Produk Cacat (Seminar Nasional IENACO ISSN 2337-4349, 2015)

Hasil dari penelitian ini adalah Terdapat 8 jenis cacat pada produk packaging tube yang

teridentifikasi, yaitu jenis cacat Register 'R', Gores, Welding fail, Kotor Tinta, Potongan tidak rata, Gearmark, Varnish tidak rata, Leleh. Dari keseluruhan jenis cacat, yang paling dominan adalah cacat Register 'R' dengan prosentase kecacatan

(11)

Subjek Pengarang Jurnal Keterangan yang terjadi sebesar 25.28% dari

keseluruhan cacat yang ada. Dan Faktor penyebab terjadinya kecacatan pada produk packaging tube

khususnya pada faktor dominan Cacat

Register 'R'

berdasarkan analisa FMEA adalah karena web gate geser dengan RPN 432 dan material web bergelombang dengan nilai RPN sebesar 384 Sumber : Peneliti, 2015

Gambar

Tabel 1.1 Jumlah Produksi S.E.P.P dan Defect per Tahun  Tahun  Jumlah Produksi S.E.P.P

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang dilakukan di TK AndiniSukarame Bandar Lampung betujuan meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal konsep bilangan melalui media gambar pada usia

Ketersediaan informasi lokasi rumah sakit, fasilitas dan layanan yang tersedia di rumah sakit dan tempat kejadian dapat tersedia secara jelas dan terkini sehingga penentuan

Alhamdulillahirobbil’alamin segala puji syukur dan sembah sujud, penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat, hidayah, dan kasih sayang-Nya sehingga penyusun

H1: (1) Terdapat perbedaan produktivitas kerja antara karyawan yang diberi insentif dengan karyawan yang tidak diberi insentif (2) Terdapat perbedaan

7.4.4 Kepala LPPM menentukan tindakan perbaikan yang harus dilakukan pada periode Pelaporan Hasil Pengabdian kepada masyarakat berikutnya.. Bidang Pengabdian kepada masyarakat

Ketika orang-orang dari budaya yang berbeda mencoba untuk berkomunikasi, upaya terbaik mereka dapat digagalkan oleh kesalahpahaman dan konflik bahkan

Dengan cara yang sama untuk menghitung luas Δ ABC bila panjang dua sisi dan besar salah satu sudut yang diapit kedua sisi tersebut diketahui akan diperoleh rumus-rumus

Dari teori-teori diatas dapat disimpulkan visi adalah suatu pandangan jauh tentang perusahaan, tujuan-tujuan perusahaan dan apa yang harus dilakukan untuk