• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. lambang (simbol- simbol) ini memiliki bentuk dan makna (bersisi dua), atau dikatakan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. lambang (simbol- simbol) ini memiliki bentuk dan makna (bersisi dua), atau dikatakan"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Suatu kenyataan bahwa manusia mempergunakan bahasa sebagai alat sarana komunikasi vital dalam hidup ini. Bahasa adalah milik manusia. Bahasa adalah salah satu ciri pembeda utama kita umat manusia dengan makhluk lainnya di dunia ini. (Tarigan, 1986 : 3)

Kemampuan menguasai dan menggunakan bahasa merupakan ciri yang membedakan manusia dengan makhluk lain. Dengan bahasa, manusia dapat berfikir dan mengkomunikasikan pikirannya. Manusia berinteraksi dengan sesamanya juga dengan menggunakan bahasa. Ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan keberadapan pun pada dasarnya dipelajari dan diwariskan dari generasi kegenerasi dengan menggunakan bahasa (Asrori, 2004 :4).

Bahasa merupakan alat komunikasi yang terdiri atas tanda & lambang. Lambang- lambang (simbol- simbol) ini memiliki bentuk dan makna (bersisi dua), atau dikatakan memiliki expressions and contents atau signifier dan sigfied (Djajasudarma 1993 : 23).

Menurut Sudaryat (2008 : 2) bahasa ialah sebuah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh masyarakat untuk tujuan komunikasi. Sebagai sebuah sistem, bahasa, bersifat sistematis dan sistemis. Dikatakan sistematis karena bahasa memiliki kaidah atau aturan tertentu. Bahasa juga bersifat sistemis karena memiliki subsistem, yakni : subsistem fonologis, subsistem gramatikal, dan subsistem leksikal. Ketiga subsistem itu bertemu dalam dunia bunyi dan dunia makna.

Kajian makna dalam Bahasa Indonesia disebut Semantik. Menurut Tarigan (1985 : 7) semantik yaitu telaah makna. Makna dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia merupakan arti atau maksud (sesuatu kata) Misalnya : mengetahui lafal dan maknanya ; bermakna ; berarti ; mengandung arti yang penting (dalam);~ berbilang, mengandung beberapa arti. Menurut Kridalaksana (1982 : 15) dalam Aminuddin (1985: 50) arti merupakan kata yang telah mencakup makna dan pengertian.

(2)

‘ilmu al-mā‘nī fahuwa dirāsatun mā yastafādu min al-kalāmi amnan bima‘ūnati al-qara`ina, fa`innahu yurika `anna al-kalāma yufīdu bi`ali wai‘ihi ma‘nan

Ilmu Ma’ani itu adalah mempelajari rahasia yang terdapat dalam suatu kalimat melalui qarinah- qarinah yang ada, karena ilmu Ma’ani mengajarkan bahwa asal penyusunan suatu kalimat itu untuk menunjukkan makna ( Al-Jarim dan Amin, 2010:374).

Menurut Verhaar (1996 : 385) semantik adalah cabang linguistik yang meneliti arti atau makna. Arti merupakan hubungan antara tanda yang berupa lambang bunyi ujaran dengan hal (peristiwa) atau barang yang dimaksudkan. Arti leksikal adalah arti kata yang sesuai dengan apa yang kita jumpai didalam leksikon (kamus). Secara operasional di dalam kalimat, arti- arti leksikal dapat bergeser, berubah, atau menyimpang. Karena hal tersebut beberapa ahli bahasa berpendapat bahwa arti (meaning- bahasa inggris) dibedakan dari makna (sense- bhs. Inggris). Arti adalah apa yang disebut arti leksikal (dapat dicari dalam kamus), dan makna adalah hubungan yang ada di antara satuan bahasa (Djajasudarma 1993 : 34).

Pada penjelasan diatas bahwasanya arti dan makna mempunyai perbedaan dan ada juga yang mengatakan arti dan makna itu mencakup satu pengertian.

Allah menyuruh manusia menghayati kandungan ayat Al-Qur’an, sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur’an pada surat An-Nisa Surat (4) :82

//afalā yatadabbarūna al-qur`āna walau kāna min ‘indi ghairi allahi lawajadū fīhi ikhtilafān kașīrān//

Artinya: Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur'an? Kalau kiranya Al Qur'an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya. (Annisa : 82).

(3)

Berdasarkan penjelasan ayat tersebut sudah sepantasnya kita mengetahui makna kata dari al-Qur’an, dan ini juga bagian dari menghayati kandungan Al-

Qur’an. Salah satu kata itu adalah kata /Wajhun/ dan /wujūhun/ mempunyai

beberapa makna yang terkandung di dalam Al-qur’an sangat bervariasi. Penelitian mengenai hal tersebut merupakan suatu hal yang penting maka hal tersebut dapat dijadikan sebagai pelajaran yang berharga dalam kehidupan kita.

Bahasa Arab merupakan bahasa kaya akan kosa kata serta memiliki berbagai macam makna, seperti makna leksikal dan makna gramatikal serta makna lainnya.

Salah satu kosa kata yang peneliti lihat pada Al-Qur’an adalah kata

/Wajhun/.

Balā man `aslama wajhahu lillahi wahuwa musinun falahu `ajruhu ‘inda rabbihi walā khaufun ‘alaihim wa lā hum yazanūna

Artinya : “(Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati” ( Al- Baqarah : 112).

Contoh Kata /Wajhun/ yang terdapat di dalam ayat tersebut merupakan diri

bukan diartikan sebagai wajah. Dan Ali juga menyimpulkan bahwa wajah mengesankan kepribadian atau diri seseorang (Ali, 2009 : 53).

(4)

Pada ayat di atas, terjadi perubahan makna asli kata menjadi makna diri disebabkan proses gramatikal yaitu penggabungan kata wajah dengan domir hu, proses gramatikal ini disebut komposisi.

Berdasarkan contoh diatas penulis tertarik untuk meneliti tentang makna Kata /wajhun/ yang terdapat dalam AL-Qur’an yang jumlahnya 57 kata dari 35 surat yang memiliki arti yang bervariasi dari hasil penelitian yang peneliti lakukan. Sehingga penulis mengetahui perbedaan antara makna satu dengan makna yang lain.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan berbagai macam buku untuk menjadi sumber referensi, diantaranya adalah Software Al- Qur’an Player Versi 2.0.1.0 copyright c 2005-2007 Wawan Sajcriyanto, Tafsir Yusuf Ali dan Teori Pengantar Semantik Bahasa Indonesia karya Abdul Chaer dan Djajasudarma serta buku- buku pendukung lainnya seperti Kamus –Kamus Bahasa Arab, Kitab- Kitab Tafsir Qur’anul Karim, Kamus Besar Bahasa Indonesia, serta karya Henry Guntur Tarigan dan Pengajaran Semantik.

Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan pembahasan pada makna kata

/wajhun/dan jamaknya didalam Al-Qur’an pada ilmu ma’ani (semantik).

1.2 BATASAN MASALAH

Agar pembahasan ini tidak menyimpang dari pembahasan yang tidak dikehendaki, maka penulis membuat batasan masalah yang meliputi :

1. Apa saja makna leksikal pada kata

/wajhun/ dan

/wujūhun/

yang terdapat dalam Al-Qur’an?

2. Bagaimanakah proses makna gramatikal kata

/wajhun/ dan

(5)

3. Bagian gramatikal mana yang paling dominan pada kata

/wajhun/

dan

/wuj

ūhun/ dalam Al-Qur’an?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apa saja makna leksikal kata

/wajhun/ dan

/wujūhun/ yang terdapat dalam Al-Qur’an

2. Untuk mengetahui proses makna gramatikal kata

/wajhun/ dan

/wuj

ūhun/ yang terdapat dalam Al-Qur’an.

3. Untuk mengetahui bagian gramatikal kata

/wajhun/ dan

/wuj

ūhun/ yang paling dominan dalam Al-Qur’an.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini dapat dibedakan menjadi manfaat secara teoritis dan praktis. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi mengenai makna kata /wajhun/ dalam Al-Qur’an di Program

Studi Sastra Arab, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara ini. Manfaat lainnya adalah untuk meningkatkan pemahaman dan wawasan peminat bahasa dan sastra Arab mengenai makna kata /wajhun/ yang terdapat dalam Al-Qur’an.

Secara praktis, dengan mengetahui dan memahami kandungan makna yang terdapat dalam setiap makna kata /wajhun/ tersebut maka penelitian ini diharapkan

(6)

1.5 METODE PENELITIAN

Adapun penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (Library Research). Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode Analisis Deskriptif, yaitu suatu metode mengumpulkan dan menganalisis data seperti kondisi apa adanya dan dideskripsikan sesuai dengan ciri alamiah naskah tersebut dan juga dengan menggunakan kamus.

Dalam memindahkan tulisan Arab ke dalam tulisan latin, peneliti menggunakan Sistem Transliterasi Arab Latin berdasarkan SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 158/1987 dan No. 0543 b/U/1987 tertanggal 22 Januari 1988.

Adapun tahap-tahap yang akan dilakukan peneliti dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Mengumpulkan buku dan bahan referensi lainnya yang berkaitan dengan kata

/wajhun/ dan /wujūhun/.

2. Mengumpulkan ayat-ayat kata /wajhun/ dan /wujūhun/ dalam

Qur’an dengan menggunakan CD Qur’an dan tetap berpedoman pada Al-Qur’an.

3. Membaca dan memahami buku-buku dan bahan referensi lainnya yang berkaitan dengan kata /wajhun/ dan /wujūhun/.

4. Mengklasifikasi dan menganalisis data yang telah diperoleh.

5. Menyusun hasil penelitian secara sistematis yang akan disajikan dalam bentuk skripsi.

Referensi

Dokumen terkait

Dari data tersebut dapat kita lihat bahwa jumlah pasien lebih banyak dibanding jumlah perawat sehingga mempengaruhi proses pelayanan terhadap tingkat kepuasan

(5) Tahap ketiga dilakukan dalam formasi berbanjar, pada tahap ini yang telah melakukan gerakan berpindah tempat, fokuskan perhatian pada gerakan lengan mendorong bola ke depan

[r]

[r]

Oleh karena itu, lahirnya UU No 22/1999 tentang Pemerintahan Daerah dilengkapi dengan lahirnya UU No 25/1999 tentang Central dan Proporsi Keuangan Daerah, dan update dari UU No

Pengembangan game edukasi ini dapat dijadikan sebagai media bantu pembelajaran yang menarik dan efektif meningkatkan prestasi belajar siswa

Hasil penelitian menunjukkan pemanfaatan situs sejarah peninggalan peradaban Islam di Kota Malang sebagai sumber belajar dan basis aktifitas pembelajaran merupakan

Dalam ekonomi islam, bisnis dan etika tidak harus dipandang sebagai dua hal yang bertentangan, sebab, bisnis yang merupakan simbol dari urusan duniawi juga dianggap sebagai