• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESAIN PERENCANAAN BANGUNAN MASA DEPAN M

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "DESAIN PERENCANAAN BANGUNAN MASA DEPAN M"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

DESAIN PERENCANAAN BANGUNAN MASA DEPAN: Masalah Perubahan Iklim pada Kenaikan Muka Air Laut

Oleh: Azhar Firdaus (NPM. 1106143415)

1. Arsitektur Secara Umum

Arsitektur identik dengan bagaimana bangunan itu dibangun dan model apa saja yang dapat digunakan untuk bangunan yang akan dibangun. Sejarah arsitektur dimulai ketika manusia pertama kali ada di bumi. Manusia membangun bangunan untuk dapat dihuni dan melindungi diri dari ancaman yang ada di sekitar. Baik itu ancaman dari alam maupun ancaman yang berasal dari orang lain. Perkembangan arsitektur dibagi menjadi empat tahap yaitu primitif, tradisional, klasik barat dan modern.

Ada beberapa tokoh arsitektur yang mendefinisikan atau menjabarkan mengenai arsitektur. Pertama, Augustus Welby Plugin (1812052), Inggris, mengatakan bahwa kriteria utama dari keindahan dalam arsitektur adalah adaptasi dari bentuk kepada fungsi. Karya-karya dari Augustus Welby Pelgin yaitu Gedung Parlemen Inggris, Katedral, dan bangunan Sekolah. Kedua, John Ruskin mengatakan bahwa setiap bangunan harus sesuai dengan fungsinya, sebuah rumah hendaknya berbeda dengan kantor atau gereja. Ketiga, murid dari John Ruskin yang bernama William Moris mengatakan bahwa seni adalah untuk semua bukan hanya untuk kaum elit. (Program Studi Ilmu Perpustakaan FIB UI, 2009)

(2)

Fungsi utama dari arsitektur (Irfandi, 2009) adalah harus dapat menciptakan lingkungan hidup yang lebih baik dengan cara yaitu menentang dan menyesuaikan dengan kondisi iklim yang ada. Sulit untuk mecapai kondisi keseimbangan antara iklim dan arsitektur, karena terdapat banyak cabang ilmu yang saling terkait. Hal ini telah diungkapkan oleh Richard Neutra dalam bukunya Survival Through Design yaitu

“….. Untuk perencanaan di masa mendatang, selain art dan sains, masih banyak lagi hal-hal yang diperlukan guna menyatukan semua hal yang membentuk lingkungan manusia tidak akan mungkin berhasil dengan baik tanpa menggunakan sains yang ada…..”

Proses perancangan arsitektur yang berdasarkan pengaruh iklim diutamakan pada aspek kenyamanan manusia yang menempati bangunan tersebut. Aspek kenyamanan yang dimaksud adalah: radiasi matahari, pergerakan udara, kelembaban udara, curah hujan, dan suhu udara rata-rata. Sebuah rancangan arsitektur harus mempunyai pengetahuan hubungan antara manusia dengan lingkungan fisik sekitarnya. Ketika rancangan arsitektur dapat melihat kondisi bangunan dan lingkungan sekitarnya, dapat dipastikan manusia mendapatkan kenyamanan yang menjadi tujuan utama. Bagian selanjutnya akan membahas mengenai kondisi pembangunan arsitektur sekarang ini, baik dalam ruang lingkup dunia maupun Indonesia.

2. Pembangunan Arsitektur Sekarang

Ada beberapa rancangan bangunan arsitektur dunia yang dapat menjadi contoh bagi pembangunan arsitektur laut di Indonesia. Terdapat 2 contoh rancangan arsitektur yang penulis ambil untuk menjadi acuan:

(1) Mobilizing Villages

(3)

(2) Pulau Buatan

Manfaat dari Pulau Buatan salah satunya adalah untuk melakukan proyek reklamasi tanah (Wikipedia). Salah satu Negara yang membangun Pulau Buatan adalah di Dubai, Uni Emirat Arab. Pulau-pulau Buatan di Dubai terdiri dari tiga pulau, yaitu Palm Jumeirah, Palm Jebel Ali dan Palm Deira. Pembangunan Palm Jumeirah telah dimulai sejak tahun 2001, dan terhitung pada tahun 2010, pembangunan Palm Jumeirah masih terus dilakukan. Jika Palm Jumeirah sudah selesai, akan menjadi rumah 32 hotel berbintang lima dengan jumlah pengguna hotel sebesar 25.000 orang, 20.000 pengunjung setiap harinya dan seitar 60.000 warga yang menempati apartemen dan villa. Penduduknya akan mempunyai 5 resort pantai, 4 marina, monorail dan hamparan luas unit ritel dan komersial yang mereka miliki. (Basheer, 2010)

Palm Jumeirah

(4)

Palm Jebel Ali

(5)

Palm Deira

3. Kondisi dan Harapan Arsitektur di Indonesia

Selama ini kita melihat bahwa Indonesia memiliki pertumbuhan pada jumlah bangunan. Mulai dari bangunan untuk perkantoran sampai pada bangunan untuk tempat tinggal. Indonesia sendiri memiliki karakteristik yang berbeda dengan Negara lainnya. Indonesia memiliki 70% permukaan air yang suhu udaranya selalu moderat dan memiliki kelembapan udara tinggi dan curah hujan yang tinggi. Indonesia pun memiliki kurang lebih 17.000 pulau besar dan kecil dan kurang lebih 70% wilayahnya adalah perairan marin. Sebesar 60% wilayah perairan marinnya berupa laut dangkal, sisanya perairan marin dalam.

(6)

dilihat dari kondisi Indonesia sekarang ini. Perencanaan arsitektur pada bagian sebelumnya, penulis mengambil dan cocok untuk Indonesia adalah Rumah Terapung dan Pulau Buatan.

3.1. Rumah Terapung

Rumah Terapung menurut penulis adalah solusi utama yang harus dilakukan untuk mengatasi perubahan iklim pada aspek kenaikan muka air laut. Selain kenaikan muka air laut, Indonesia memiliki daerah vulkanik dan geologik aktif. Daerah vulkanik dan geologik yang masih aktif tersebut mengakibatkan suatu saat ke depannya akan terjadi bencana gempa dan kemungkinan akan menimbulkan Tsunami seperti yang terjadi di Aceh pada tahun 2004 lalu. Fungsi Rumah Terapung untuk Indonesia adalah untuk menyesuaikan segala bentuk perubahan dari tinggi air muka laut. Jika kita masih tinggal di daratan, ada kemungkinan rumah tempat kita tinggal terendam, dan kita harus pindah ke tempat yang daratannya lebih tinggi. Hal seperti ini membuat individu dari tiap masyarakat memiliki dampak negatif, yaitu rugi waktu dan rugi uang. Pembangunan rumah terapung ini diharapkan dapat mengatasi persoalan tersebut.

Contoh rumah terapung yang sudah dilakukan terdapat di Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Masyarakat Kalimantan Tengah menyebutnya dengan Rumah Lanting. Rumah lanting ini menjadi bagian dari kebudayaan kota Palangkaraya untuk dijadikan sebagai obyek wisata yang bernilai ekonomis. Lokasi dari Rumah Lanting ini berada di tepian sungai. Keberadaan Rumah Lanting sendiri ditangani oleh dinas budaya pariwisata. Alasan masyarakat sekitar membangun Rumah Lanting adalah karena profesi masyarakat sebagian besar adalah memelihara ikan yang diaruh di dalam kotak, dan kemudian dijual. Selain menjual ikan yang mereka pelihara, warga di Rumah Lanting menawarkan jasa transportasi penyebrangan bagi masyarakat sekitar. (Kompas, 2009)

(7)

Pembangunan Rumah Lanting atau Rumah Terapung yang berada di Kalimantan menurut penulis masih minim fasilitas. Rumah Lanting selama ini hanya dibangun berdasarkan keinginan masyarakat yang berada di tepian sungai. Dinas budaya pariwisata menjadikan Rumah Lanting menjadi obyek wisata, tetapi aspek mengenai arsitektur belum dapat dikenalkan pada Rumah Lanting. Seperti contoh rencana Rumah Terapung yang akan dibangun di Vietnam. Mulai dari bahan bangunan sampai penggunaan energi yang ramah lingkungan. Pemerintah daerah di Palangkaraya dan Pemerintah Indonesia belum memperhatikan prospek lebih lanjut untuk menangani kondisi Rumah Terapung. Maka dari itu, Indonesia perlu bergerak untuk mengatasinya dengan mengikutsertakan arsitek dan dinasi pariwisata budaya kota setempat untuk memanfaatkan obyek wisata yang strategis ini. Agar ke depannya, potensi Rumah Lanting di Pangkalaraya dapat berlanjut sebagai obyek wisata yang dapat dikenal bagi masyarakat dan ramah lingkungan.

3.2. Pulau Buatan

Alternatif kedua setelah Rumah Terapung yang tepat untuk dilaksanakan di Indonesia adalah Pulau Buatan. Pembuatan Pulau Buatan ini akan dilakukan di Teluk Jakarta. Kondisi Teluk Jakarta sampai saat ini telah terkontaminasi akibat adanya pencemaran. Kegiatan reklamasi lahan dengan pembangunan pulau buatan diharapkan dapat mengatasi pencemaran tersebut. Pulau buatan yang akan dibuat di Teluk Jakarta sebanyak 17 pulau. Pulau-pulau ini akan memiliki bandara, pelabuhan, dan cadangan air hingga 3 miliar kubik. Pembuatan pulau-pulau buatan ini akan membuat Laut Jakarta bersih dari pencemaran air. (Kompas, 2013)

Perencanaan pembangunan pulau-pulau buatan ini nantinya akan menjadi tempat tinggal berupa rumah susun. Selain berupa rumah susun, pulau-pulau buatan ini akan menjadi tempat warga yang berprofesi sebagai nelayan. Selain untuk mengatasi pencemaran air dengan dibangunnya pulau-pulau buatan, manfaat lain adalah dengan dijadikannya objek wisata. Serta mamsing-masing dari pulau-pulau buatan ini akan terhubung satu sama lain. (Detiknews, 2013)

(8)

ini terjadi. Peristiwa yang dimaksud adalah oknum-oknum untuk menghambat pembangunan Pulau Buatan ini. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah mengajak pihak swasta untuk bekerja sama dalam pembangunannya, dana APBD tidak ada yang diambil untuk pembangunan. Hal ini merupakan langkah awal yang baik untuk memulai proses pembangunan Pulau Buatan.

Tiga pulau buatan yang sedang dibangun di Dubai, Uni Emirat Arab, memang ditujukan untuk kalangan masyarakat pada tingkat atas. Diharapkan pembangunan pulau-pulau buatan yang akan dibangun di Teluk Jakarta dapat mencakup semua kalangan. Mulai dari kalangan menengah ke bawah sampai kalangan menengah ke atas.

KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat penulis ambil pada makalah ini adalah:

(1) Rumah Terapung menjadi harapan ke depan yang jelas untuk dapat terealisasikan dalam mengatasi perubahan iklim pada aspek kenaikan muka air laut. Karena rumah terapung dapat menyesuaikan dengan tingginya muka air laut, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir dengan adanya bencana banjir yang selama ini mereka alami jika mereka mendirikan rumah di daratan. (2) Pulau Buatan adalah harapan kedua untuk mengatasi perubahan iklim. Pulau Buatan dibangun

untuk melakukan reklamasi lahan yang sebelumnya telah terkontaminasi oleh limbah. Hanya saja, Pulau Buatan ini dibangun dengan perencanaan yang baik dan biaya yang tidak sedikit.

DAFTAR PUSTAKA

Basheer, S. (2010). The Palm Island - Dubai. (pp. 1-14). Transformia.

Bilqis, M. N. (2013, Maret 5). Pemprov DKI Siapkan Rusun Nelayan di 17 Pulau Buatan di Utara Jakarta. Retrieved from Detik News: http://news.detik.com/

Irfandi. (2009). Pengaruh Iklim dalam Perancangan Arsitektur . NALARs Jurnal Arsitektur, 1-11.

Margianto, H. (2009, September 15). Rumah Lanting, Potensi Wisata Budaya di Tepi Sungai. Retrieved from Kompas: http://travel.kompas.com/

Surya, Y. (n.d.). Kota Terapung. Retrieved from Yohannes Surya: http://www.yohanessurya.com/

Syafitri, A. S. (2013, Maret 5). Basuki: Izin Pulau Buatan Telah Dikeluarkan Fauzi Bowo. Retrieved from Kompas: http://megapolitan.kompas.com/

Referensi

Dokumen terkait

Dan juga mendukung penelitian Sumodiningkrat, (2000) bahwa keterlibatan fasilitator sebagai pelaku pemberdayaan dalam mengawal proses pemberdayaan merupakan sumber

(BPNN) serta tingkat akurasi dari hasil penelitian sebelumnya, maka penulis akan menggunakan metode menerapkan metode Principal Component Analysis (PCA) dan Backpropagation

Melihat keberhasilan Presiden Juan Manuel Santos dalam membawa kelompok gerilya FARC kembali ke meja perundingan setelah 50 tahun lamanya konflik mengalami eskalasi,

didominasi oleh wisman berkebangsaan Singapura dengan persentase sebesar 46,68 persen, disusul Tiongkok 10,41 persen, Malaysia 10,22 persen, India 5,57 persen dan

Lokasi penelitian A merupakan daerah penelitian yang memiliki paling banyak jenis capung, yaitu lima jenis capung pada pagi dan empat jenis pada pengamatan sore, lokasi penelitian

Penelitian yang dilakukan Dinawan (2010), Rosvita (2010) dan Idris (2013) menunjukkan hasil bahwa secara positif citra merek dan kualitas produk berpengaruh terhadap

Pada wanita istilah homoseks ini lebih dikenal dengan sebutan lesbian ( berasal dari kata Lesbos yang merupakan sebuah pulau dikawasan Yunani, tempat seorang penyair

Hasil olah regresi menunjukan pengaruh kompetensi terhadap kinerja guru standartdized coefficient nya 0,560 sedangkan pengaruh kompetensi terhadap kinerja guru jika