• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL STEBC 07 : PERMASALAHAN PELAKSANAAN JEMBATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODUL STEBC 07 : PERMASALAHAN PELAKSANAAN JEMBATAN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

CONSTRUCTION

(AHLI STRUKTUR PEKERJAAN JEMBATAN)

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA

PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN

KONSTRUKSI (PUSBIN-KPK)

MODUL

STEBC – 07 :

PERMASALAHAN

PELAKSANAAN JEMBATAN

(2)

KATA PENGANTAR

Modul ini berisi bahasan tentang permasalahan pelaksanaan jembatan. Pengetahuan ini sangat bermanfaat dalam menunjang tugas-tugas ahli struktur pekerjaan jembatan untuk melaksanakan pekerjaan struktur jembatan berdasarkan gambar kerja sesuai dengan spesifikasi dan dokumen kontrak yang berlaku.

Modul ini disusun dalam rangka membekali seorang ahli struktur pekerjaan jembatan untuk dapat memecahkan suatu permasalahan pelaksanaan jembatan. Disadari bahwa buku ini masih cukup banyak kekurangannya, oleh karena itu berbagai masukan demi sempurnanya buku ini sangat diharapkan. Kepada siapapun yang berkenan untuk memberikan masukan termaksud, kami ucapkan banyak terima kasih.

Jakarta, Desember 2006 Penyusun

(3)

LEMBAR TUJUAN

JUDUL PELATIHAN : Pelatihan Ahli Struktur Pekerjaan Jembatan (Structure Engineer of Bridge Construction) MODEL PELATIHAN : Lokakarya terstruktur

TUJUAN UMUM PELATIHAN :

Setelah modul ini dipelajari, peserta mampu melaksanakan pekerjaan struktur jembatan berdasarkan gambar kerja sesuai dengan spesifikasi dan pengendalian waktu.

TUJUAN KHUSUS PELATIHAN :

Pada akhir pelatihan ini peserta diharapkan mampu:

1. Menerapkan ketentuan UUJK, mengawasi penerapan K3 dan memantau lingkungan selama pelaksanaan pekerjaan jembatan

2. Melakukan survei lapangan untuk memastikan kesesuaian gambar rencana dengan lokasi jembatan di lapangan.

3. Melakukan koordinasi dengan petugas/teknisi laboratorium di lapangan dalam rangka pengujian tanah dan material untuk pekerjaan pondasi, pekerjaan bangunan bawah dan pekerjaan bangunan atas.

4. Menyusun detail jadwal pelaksanaan pekerjaan struktur jembatan sesuai dengan urutan pelaksanaannya.

5. Meneliti kesesuaian gambar kerja dengan metode pelaksanaan yang akan digunakan dalam upaya memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan.

6. Menyiapkan perhitungan volume pekerjaan, penggunaan peralatan, material dan tenaga kerja yang diperlukan untuk kepentingan pelaksanaan pekerjaan.

7. Memecahkan permasalahan konstruksi yang mungkin timbul sesuai dengan metode pelaksanaan selama pekerjaan berjalan.

8. Mengorganisasi alat, bahan dan tenaga pekerjaan struktur jembatan dan membuat laporan.

(4)

NOMOR : STEBC – 07

JUDUL MODUL : PERMASALAHAN PELAKSANAAN JEMBATAN

TUJUAN PELATIHAN :

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)

Setelah modul ini dipelajari, peserta mampu memecahkan permasalahan konstruksi yang mungkin timbul sesuai dengan metode pelaksanaan selama pekerjaan berjalan.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK) Pada akhir pelatihan peserta mampu :

1. Menganalisis semua permasalahan dan memberikan alternatif dengan memperhatikan aspek teknik.

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i LEMBAR TUJUAN ... ii DAFTAR ISI ... iv DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN MODUL

PELATIHAN AHLI STRUKTUR PEKERJAAN JEMBATAN (Structure Engineer of Bridge

Construction) ... vi DAFTAR MODUL ... vi PANDUAN INSTRUKTUR ... vii BAB I : PENDAHULUAN

BAB II : ANALISA PERMASALAHAN TEKNIK

2.1 KELALAIAN YANG DILAKUKAN DAN AKIBAT YANG

DITIMBULKAN ... II-1 2.2 USULAN ALTERNATIF SOLUSI PERMASALAHAN ... II-10 2.2.1 Substansi Staking Out ... II-10 2.2.2 Substansi Pekerjaan Pondasi (Pemancangan Tiang

Pancang) ... II-11 2.2.2.1 Umum ... II-11 2.2.2.2 Penghantar Tiang Pancang (Leads) ... II-13 2.2.2.3 Bantalan Topi Tiang Pancang Panjang (Followers) . II-13 2.2.2.4 Tiang Pancang Yang Naik ... II-13 2.2.2.5 Pemancangan Dengan Pancar Air (Water Jet) ... II-13 2.2.2.6 Tiang Pancang Yang Cacat ... II-14 2.2.2.7 Catatan Pemancangan (Calendering) ... II-14 2.2.2.8 Rumus Dinamis untuk Perkiraan Kapasitas Tiang

Pancang ... II-15 2.2.3 Substansi Pekerjaan Beton ... II-15 2.2.3.1 Pengecoran ... II-15 2.2.3.2 Sambungan Konstruksi (Construction Joint) ... II-17 2.2.3.3 Konsolidasi ... II-18 2.2.4 Substansi Pekerjaan Perletakan Jembatan ... II-19 2.2.4.1 Umum ... II-19

(6)

2.2.4.2 Landasan Perletakan ... II-20 2.2.5 Pemasangan Bangunan Atas Jembatan, Komponen

Bangunan-bangunan Atas dan lain-lain ... II-21 2.2.5.1 Pemberian Tanda Unit-unit Beton Pracetak ... II-21 2.2.5.2 Penanganan dan Pengangkutan... II-21 2.2.5.3 Penyimpanan... II-21 2.2.5.4 Baja Pra-tegang (Pre-stressing Steel) ... II-22

BAB III: ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

3.1 PENERAPAN PEMECAHAN MASALAH ... III-1 3.2 LAPORAN HASIL KERJA PEMECAHAN MASALAH ... III-11 3.2.1 Request ... III-12 3.2.1.1 Definisi ... III-12 3.2.1.2 Tujuan ... III-12 3.2.1.3 Yang Perlu Diperhatikan ... III-12 3.2.1.4 Prosedur ... III-13 3.2.2 Verifikasi (Penutup Request) ... III-18 3.2.2.1 Definisi ... III-18 3.2.2.2 Tujuan ... III-18 3.2.2.3 Hal-hal yang perlu diperhatikan ... III-18 3.2.2.4 Prosedur ... III-18

RANGKUMAN DAFTAR PUSTAKA HAND OUT

(7)

DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN MODUL PELATIHAN

AHLI STRUKTUR PEKERJAAN JEMBATAN

(Structure Engineer of Bridge Construction)

1. Kompetensi kerja yang disyaratkan untuk jabatan kerja Ahli Struktur Pekerjaan

Jembatan (Structure Engineer of Bridge Construction) dibakukan dalam Standar

Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang didalamnya telah ditetapkan unit-unit kerja sehingga dalam Pelatihan Ahli Struktur Pekerjaan Jembatan

(Structure Engineer of Bridge Construction) unit-unit tersebut menjadi Tujuan

Khusus Pelatihan.

2. Standar Latih Kerja (SLK) disusun berdasarkan analisis dari masing-masing Unit Kompetensi, Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja yang menghasilkan kebutuhan pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku dari setiap Elemen Kompetensi yang dituangkan dalam bentuk suatu susunan kurikulum dan silabus pelatihan yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan kompetensi tersebut.

3. Untuk mendukung tercapainya tujuan khusus pelatihan tersebut, maka berdasarkan Kurikulum dan Silabus yang ditetapkan dalam SLK, disusun seperangkat modul pelatihan (seperti tercantum dalam Daftar Modul) yang harus menjadi bahan pengajaran dalam pelatihan Ahli Struktur Pekerjaan Jembatan (Structure

Engineer of Bridge Construction).

DAFTAR MODUL

Jabatan Kerja : Ahli Struktur Pekerjaan Jembatan

(Structure Engineer of Bridge Construction/STEBC) Nomor

Modul Kode Judul Modul

1 STEBC – 01 UUJK, K3 dan Pemantauan Lingkungan 2 STEBC – 02 Survei Lapangan Pekerjaan Jembatan 3 STEBC – 03 Pengujian Tanah dan Material

4 STEBC – 04 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Jembatan 5 STEBC – 05 Gambar Kerja Pekerjaan Jembatan 6 STEBC – 06 Kebutuhan Sumber Daya

7

STEBC – 07 Permasalahan Pelaksanaan Jembatan

(8)

PANDUAN INSTRUKTUR

A. BATASAN

NAMA PELATIHAN : AHLI STRUKTUR PEKERJAAN JEMBATAN

(Structure Engineer of Bridge Construction )

KODE MODUL : STEBC - 07

JUDUL MODUL : PERMASALAHAN PELAKSANAAN JEMBATAN

analisis semua permasalahan dan memberikan alternatif dengan memperhatikan aspek teknik.

Menerapkan alternatif pemecahan masalah yang telah diputuskan bersama.

DESKRIPSI : Materi ini membahas tentang analisis semua permasalahan dan memberikan alternatif dengan memperhatikan aspek teknik, penerapan alternatif pemecahan masalah yang telah diputuskan bersamayang memang penting untuk diajarkan pada suatu pelatihan bidang jasa konstruksi sehingga perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pekerjaan konstruksi betul-betul dapat dikerjakan dengan penuh tanggung jawab yang berazaskan efektif dan efisien, nilai manfaatnya dapat mensejahteraan bangsa dan negara.

TEMPAT KEGIATAN : Ruangan Kelas lengkap dengan fasilitasnya. WAKTU PEMBELAJARAN : 4 (Empat) Jam Pelajaran (JP) (1 JP = 45 Menit)

(9)

B. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Instruktur Kegiatan Peserta Pendukung

1. Ceramah Pembelajaran  Pengantar

 Menjelaskan TIU dan TIK serta pokok pembahasan

 Merangsang motivasi peserta untuk mengerti/memahami dan membandingkan

pengalamannya  Bab I Pendahuluan Waktu = 10 menit

 Mengikuti penjelasan, pengantar, TIU,TIK, dan pokok bahasan.

 Mengajukan pertanyaan apabila kurang jelas atau sangat berbeda dengan pengalaman

OHT

2. Ceramah Bab II Analisa Permasalahan Teknik, membahas mengenai :

 Kelalaian yang dilakukan akibat yang ditimbulkan

 Usulan Alternatif Solusi Permasalahan

Waktu = 110 menit

 Mengikuti ceramah dengan tekun dan memperhatikan hal-hal penting yang perlu di catat

 Mengajukan pertanyaan apabila kurang jelas atau sangat berbeda dengan fakta yang ada di lapangan dan atau pengalaman

OHT

3. Ceramah Bab III Alternatif Pemecahan Masalah, menguraikan tentang :

 Penerapan pemcahan masalah  Laporan hasil kerja pemcahan

masalah

Waktu = 60 menit

 Mengikuti ceramah dengan tekun dan memperhatikan hal-hal penting yang perlu di catat

 Mengajukan pertanyaan apabila kurang jelas atau sangat berbeda dengan fakta dilapangan dan atau pengalaman

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

Modul ini disusun dalam rangka membekali peserta pelatihan dalam mengenali permasalahan pekerjaan jembatan di lapangan. Untuk keperluan pelaksanaan jembatan, sebenarnya cukup banyak manual, pedoman, ataupun referensi yang dapat digunakan. Akan tetapi pengalaman menunjukkan bahwa dalam melaksanakan pembangunan jembatan, pelaksana lapangan sering mengulangi kesalahan-kesalahan yang sama. Bagaimana kita dapat meminimalkan kesalahan-kesalahan berulang seperti ini ?

Pelaksanaan pekerjaan jembatan di lapangan memerlukan tingkat kecermatan dan ketelitian yang harus mendapat perhatian penuh dari structure engineer of bridge

construction. Hal ini dimaksudkan untuk memperkecil kesalahan-kesalahan umum yang

sering dijumpai pada pelaksanaan pekerjaan jembatan’

Dalam pelaksanaan lapangan pekerjaan jembatan, ada 3 (tiga) hal yang saling berkaitan satu sama lain yaitu :

 Jika kurang memahami spesifikasi teknis, tidak mampu menyiapkan gambar kerja, dan tidak mempunyai SDM (Sumber Daya Manusia) lapangan yang tangguh, kontraktor akan sulit menghindar dari kesalahan/kelalaian pelaksanaan lapangan.  Kesalahan/kelalaian pelaksanaan lapangan akan membawa akibat timbulnya

permasalahan-permasalahan teknis di lapangan.

 Setiap ada permasalahan teknis, kontraktor harus segera mengatasinya, sebab kalau tidak, jembatan yang dibangun belum tentu layak digunakan meskipun telah selesai. Mengapa demikian ? Karena bisa saja terjadi, misalnya dalam pekerjaan beton lantai jembatan, tinggi jatuh adukan beton terlalu tinggi. Ini salah, akibatnya akan terjadi

(11)

 Pekerjaan pemasangan bangunan atas jembatan (beton, gelegar baja, maupun rangka baja)

Kelalaian-kelalaian yang terjadi disebabkan karena kurangnya pemahaman aspek teknis pelaksanaan pada level petugas lapangan, namun dapat juga terjadi karena kurangnya pengawasan dari konsultan supervisi. Jadi sebenarnya inti permasalahannya terletak pada

(12)

RANGKUMAN

Untuk keperluan pelaksanaan jembatan, sebenarnya cukup banyak manual, pedoman, ataupun referensi yang dapat digunakan. Akan tetapi pengalaman menunjukkan bahwa dalam melaksanakan pembangunan jembatan, pelaksana lapangan sering mengulangi kesalahan-kesalahan yang sama.

Pelaksanaan pekerjaan jembatan di lapangan memerlukan tingkat kecermatan dan ketelitian yang harus mendapat perhatian penuh dari structure engineer of bridge

construction. Hal ini dimaksudkan untuk memperkecil kesalahan-kesalahan umum yang

sering dijumpai pada pelaksanaan pekerjaan jembatan.

Kelalaian-kelalaian yang terjadi disebabkan karena kurangnya pemahaman aspek teknis pelaksanaan pada level petugas lapangan, namun dapat juga terjadi karena kurangnya pengawasan dari konsultan supervisi. Jadi sebenarnya inti permasalahannya terletak pada

quality assurance terhadap setiap proses pelaksanaan elemen-elemen jembatan.

Daftar inventarisasi kelalaian pelaksanaan di lapangan pembangunan jembatan dapat dikelompokkan ke dalam kegiatan-kegiatan. Dari seluruh daftar kelalaian yang dapat dikumpulkan akan terlihat bahwa penyebab kelalaian adalah penyimpangan aspek teknis yang dilakukan di lapangan. Jadi inti permasalahan nampaknya ada pada kurangnya pemahaman tentang bagaimana mengaplikasikan di lapangan, Spesifikasi Teknis yang dijadikan acuan dalam pelaksanaan pembangunan jembatan.

Aspek teknis yang ada dalam pelaksanaan lapangan sering mendominasi kelalaian pelaksanaan sehingga memerlukan kecermatan dalam pemahamannya. Dari substansi-substansi utama ini diharapkan dapat disiapkan alternatif-alternatif pemecahan masalah.

(13)

Yang perlu diperhatikan dalam persetujuan Verifikasi (penutup Request) :  Tanggal persetujuan

 Penomoran pada Request dan mata pembayaran harus sama dengan yang tercantum pada Verifikasi (penutup Request)

 Lokasi pekerjaan ( stationing/ sta ) sama  Volume pekerjaan setelah diopname bersama  Hasil pengujian pekerjaan

 Sket gambar terlaksana, menjadi disar gambar terlaksana (As Built Drawing)  Lama waktu pelaksanaan

 Catatan tidak sempurna masih dalam toleransi  Arsip (file) data sesuai ISO 9002.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

1. Hand Book Of Soil Mechanics, By Arpad Kezdi.

2. Contruction Planning, Equipment and Method, By R.L.Peurifoy 3. Highway Enggineering Handbook, By Kenneth B Woods

4. Mempersiapkan Lapisan Dasar Konstruksi I & II, Oleh Imam Soekoto 5. Drainage Engineering, By James M Luthin

Referensi

Dokumen terkait

Sebelum melaksanakan pembelajaran dikelas eksperimen, rangkaian persiapan yang harus dibuat lebih banyak dibanding pada kelas kontrol, tidak hanya mempersiapkan

Pengaruh dari (Fe,Mn) 3 SiAl 12 terhadap struktur akan menambah kekuatan dan ketangguhan dari material. Perubahan struktur mikro pada proses pengelasan tidak terlepas

Peningkatan dosis pupuk kalium nitrogen hingga 1600 g/ tanaman/ tahun meningkatkan panjang trubus, jumlah bunga, jumlah bunga dan buah rontok, jumlah buah

ganda (dual culture dual culture) dengan cara memotong biakan murni jamur yang telah ) dengan cara memotong biakan murni jamur yang telah dipersiapkan dengan

Ada 3 (tiga) corak dan trend pemikiran Kalam dan fikih atau juga biasa disebut pemikiran Islam kontemporer yang tersebar luas di komunitas Muslim di manapun

Dengan metode yang diusulkan ini, dapat diketahui pada kebutuhan pelanggan yang mana saja suatu institusi pendidikan tinggi masih rendah kinerjanya relatif terhadap kinerja

Melalui visi, misi dan tujuan satuan pendidikan yang sudah dituliskan, sekolah ini mempunyai berbagai bentuk program pembiasaan sebagai bentuk penerapan dari penguatan

Hasil analisis data menyimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan persepsi dan motivasi mahasiswa terhadap pembelajaran MKU dosen dengan hasil belajar nya, dengan