• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Perkembangan industri sektor pariwisata di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun-ketahun, hal tersebut berdasarkan Gambar I.1 yang menunjukkan bahwa jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dari tahun 2013 hingga 2017 dilihat dari pintu masuk bandara Soekarno-Hatta Jakarta mengalami peningkatan setiap tahunnya. Peningkatan jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia tersebut menyebabkan banyak bermunculan dan menghadirnya tempat rekreasi maupun wisata alam baru dan menarik.

Gambar I.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara Tahun 2013-2017 Dilihat Dari Pintu Masuk Bandara Soekarno-Hatta

(Sumber: Badan Pusat Statistik)

Kebutuhan untuk berwisata sendiri akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk dunia, serta perkembangan penduduk dunia yang membutuhkan refreshing. Refreshing sendiri salah satu kebutuhan sekunder, karena manusia membutuhkan suatu penyegaran dari segala aktivitas yang rutin dilakukan. Biasanya pada hari libur beberapa orang beristirahat dengan berlibur bersama

(2)

2

keluarga atau teman-teman kesuatu tempat. Menurut Fandeli (1995) ada beberapa faktor yang mendorong keinginan manusia untuk berwisata, seperti keinginan orang untuk melepaskan diri dari tekanan hidup sehari-hari di kota, keinginan untuk mengubah suasana dan memanfaatkan waktu sengang, kemajuan pembangunan dalam bidang komunikasi dan transportasi, keinginan untuk memperoleh pengalaman-pengalaman baru mengenai budaya masyarakat lain, dan meningkatnya pendapatan yang dapat memungkinkan sesorang dapat dengan bebas melakukan perjalanan yang jauh dari tempat tinggalnya. (Fandeli, 1995)

Kekayaan alam dan budaya yang beragam menjadi faktor utama dalam meningkatkan indusutri pariwisata di Indonesia. Indonesia sendiri memiliki iklim tropis, 17.508 pulau, dan didukung dengan warisan budaya yang kaya dan mencerminkan sejarah serta keberagaman etnis Indonesia. Selain itu sektor pariwisata juga memberikan dampak yang baik untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal tersebut membuat pemerintah berupaya meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara maupun wisatawan lokal dengan melakukan usaha-usaha baik dalam bidang pembangunan destinasi, pembangunan pemasaran maupun pembangunan industri-industri terkait.

Banyak komponen yang terlibat dalam industri pariwisata, seperti hotel, restoran, objek wisata, tempat hiburan dan salah satu komponen utamanya adalah sarana transportasi. Sarana transportasi sendiri sangat diperlukan untuk menuju tempat-tempat yang ingin wisatawan kunjungi mengingat jarak yang memisahkan antara satu tempat ke tempat lain yang bersifat pribadi maupun umum atau dapat dipergunakan oleh orang banyak. Didalam industri jasa transportasi, terdapat tiga jenis transportasi, yaitu transportasi darat, transportasi laut, dan transportasi udara. Salah satu transportasi darat yang bisa wisatawan gunakan sebagai sarana menuju ketempat-tempat wisata adalah menggunakan bus pariwisata.

Hadirnya sarana trasnportasi untuk wisatawan melahirkan pengusaha-pengusaha yang bergerak dalam bidang sarana trasnportasi wisata, salah satunya yaitu persewaan bus pariwisata. Hal tersebut memberikan dampak yang positif untuk

(3)

3

membatu pemerintah dalam meningkatkan sarana dan prasarana dalam sektor pariwisata, terlebih dalam kota atau daerah tertentu yang memiliki objek wisata banyak dengan keindahan alam serta budaya yang menarik, salah satunya di kota Solo. Kota Solo sendiri terkenal dengan budaya yang unik, serta di kota tersebut dekat dengan objek wisata yang berada di daerah sekitar Solo, seperti Yogyakarta, Ponorogo, Malang, Semarang, Surabaya, dan lain-lain. Peluang terhadap perkembangan pengusaha persewaan bus pariwisata di Solo sendiri sangat terbuka luas, sehingga bermunculan pengusaha-pengusaha baru yang bergerak dalam bidang persewaan bus pariwisata, salah satunya adalah PO. XYZ.

PO. XYZ merupakan salah satu perusahaan startup yang bergerak dalam bidang persewaan bus pariwisata yang berlokasi di Sukoharjo, tepatnya di Jalan Pramuka No. 100 Wirun Sukoharjo. PO. XYZ menawarkan jasa persewaan bus pariwisata beserta dengan sopir dan satu atau lebih crew. Selain itu PO. XYZ juga memberikan fasilitas-fasilitas untuk memuaskan serta memberikan kenyamanan kepada pelanggan, fasilitas yang diberikan seperti bantal, selimut, dan karaoke didalam bus. Rute perjalanan yang dilayani PO. XYZ yaitu ke berbagai kota wisata di pulau Jawa maupun luar Jawa. Selain kunjungan wisata PO. XYZ juga melayani persewaan non wisata seperti kunjungan perusahaan, acara keluarga, ziaroh, dan lain-lain. Usaha yang dirintis pada akhir tahun 2015 ini berkembang dengan pesat, terutama pada tahun 2017. Hal tersebut dapat dilihat dari pendapatan PO. XYZ pada periode Januari 2017 hingga Januari 2018 pada Gambar I.2 yang menunjukkan pendapatan PO. XYZ yang cenderung fluktualif.

(4)

4

Gambar I.2 Data Pendapatan PO. XYZ (Sumber : Data Keuangan PO. XYZ, 2017)

Dalam menjalankan bisnisnya PO. XYZ menargetakan beberapa target pasar. Target pasar dari PO. XYZ sendiri menargetkan dua segmen pasar, yaitu pelanggan individu dan pelanggan korporat. Pelanggan individu memiliki jenis pelanggan yang beragam mulai dari masyarakat umum, anak sekolah, mahasiswa, dan lain-lain. Sedangkan pelanggan korporat terdiri dari agen perjalanan, instansi pemerintah, instansi swasta, dan lain-lain. Dilihat dari segmen pasar secara geomografis, target pasar dari PO. XYZ sendiri menargargetkan warga kota Solo Raya dan sekitarnya yang membutuhkan jasa persewaan bus parisiwata untuk kunjungan ke daerah-daerah Solo maupun ke kota lain. Selain itu PO. XYZ juga menargetkan pelanggan dari luar kota Solo yang membutuhkan sarana transportasi untuk mengunjungi kota Solo dan sekitarnya. Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik usaha sendiri, jumlah pasar yang paling banyak adalah warga kota Solo dan sekitarnya dibandingkan dengan pelanggan luar kota Solo. Perbandingan pelanggan warga kota Solo dengan pelanggan warga kota lain adalah 75% dan 25%.

0 10000000 20000000 30000000 40000000 50000000 60000000

PENDAPATAN KOTOR PO. XYZ DARI

BULAN JANUARI 2016 - DESEMBER 2018

(5)

5

Semakin berkembangnya jumlah penduduk di kota Solo, hal tersebut dapat dilihat pada Gambar I.3 yang menunjukkan semakin meningkatnya jumlah penduduk dikota Solo setiap tahunnya dan semakin besarnya minat masnyarakat menggunakan jasa transportasi darat khususnya jasa transportasi bus untuk melakukan perjalana atau berpergian ke berbagai daerah menyebabkan semakin banyak pula kompotitor yang bergerak dibidang yang sama. Kompetisi jasa transportasi bidang jasa bus pariwisata memang sangat keras, terutama di daerah Solo sendiri baik dari sisi tarif atau harga maupun pengembangan produk atau armada bus.

Gambar I.3 Jumlah Penduduk di Kota Solo (Sumber : Badan Pusat Statistik)

Pertumbuhan ekonomi di Kota Solo juga menunjukkan kecenderungan naik, hal tersebut dapat dilihat pada Gambar I.4 yang menunjukkan pendapatan PDRD perkapita kota Solo yang semakin meningkat setiap tahunnya. Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi suatu daerah adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB dipakai sebagai produktivitas serta mencerminkan nilai tambah yang dihasilkan dari suatu wilayah. Pendapatan PDRB perkapita tersebut dapat mencerminkan tingkat produktivitas tiap penduduk. Dengan

496000 498000 500000 502000 504000 506000 508000 510000 512000 514000 516000 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Jumlah Penduduk di Kota Solo dari Tahun 2011-2016

(6)

6

demikian dengan jumlah penduduk dikota Solo yang terus naik setiap tahunnya dan diimbangi dengan pendapatan perkapita yang terus meningkat setiap tahunnya semakin kuat potensi PO. XYZ untuk mengebangkan usaha persewaan bus pariwisata di kota tersebut, hal tersebut berpotensi semakin besarnya minat masyarakat menggunakan jasa transportasi, khususnya bus pariwisata.

Gambar I.4 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Surakarta (Sumber : Badan Pusat Statistika)

Dalam menjalakan usahanya PO. XYZ saat ini memiliki tiga armada bus dengan jumlah permintaan bulanan sendiri tidak menentu, hal tersebut dapat dilihat pada Gambar I.5 jumlah permintaan persewaan bus dari bulan Januari 2016 hingga Agustus 2018. Dari grafik tersebut memperlihatkan bentuk grafik yang fluktuatif. Fluktuatif sendiri merupakan sebuah keadaan yang tidak stabil atau tidak tetap dan selalu berubah-ubah sesuai dengan keadaan. Keadaan permintaan yang kadang tinggi dan kadang rendah tersebut dapat terjadi seperti ketika musim liburan tiba atau saat weekand pada bulan Desember ke Januari permintaan persewaan akan cenderung tinggi atau pada saat lebaran tiba permintaan persewaan bus akan meningkat. Keadaan weekand dan non weekand tersebut mempengaruhi jenis permintaan perjalanan pelanggan, jenis permintaan perjalanan dari PO. XYZ terdiri

Rp0 Rp5,000,000 Rp10,000,000 Rp15,000,000 Rp20,000,000 Rp25,000,000 Rp30,000,000 Rp35,000,000 Rp40,000,000 Rp45,000,000

Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017

PDRB Kota Surakarta Tahun 2013 - 2017

(7)

7

dari dua yaitu short trip dan long trip. Saat musim liburan permintaan perjalanan akan lebih banyak long trip yaitu perjalanan wisata dengan menempuh waktu lebih dari 24 jam, jika hari biasa atau non weekend permintaan cenderung short trip yaitu perjalanan wisata dengan menempuh waktu kurang dari 24 jam atau hanya sehari. Namun tidak menutup kemungkinan permintaan perjalanan long trip pada waktu

non weekend juga terjadi. Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik usaha.

Gambar I.5 Jumlah Permintaan PO. XYZ Bulan Januari 2016 – Desember 2018 (Sumber : PO.XYZ)

Dilihat dari Gambar I.5 jumlah permintaan pada bus tipe A yaitu Hino R260 tahun 2011 dan tipe B yaitu Mercedes Benz OH 1526 tahun 2012 miliki jumlah permitaan yang tinggi dari pada bus tipe C Mercedes Benz OH 1526 tahun 1997. Dilihat dari sisi tahun pengeluaran tipe bus A dan B memiliki umur lebih muda dibandingkan bus tipe tC. Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik usaha faktor yang paling utama yang mengakibatkan bus tipe C ini memiliki permintaan yang paling sedikit salah satunya karena bus tipe ketiga ini memiliki umur yang lebih tua dan dengan

body bus yang tua mengakibatkan kurang minatnya pelanggan dengan bus tipe C

ini. Selain itu kekhawatiran pelanggan jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18

JUMLAH PERMINTAAN PO. XYZ BULAN

JANUARI 2016-DESEMBER 2018

Hino R260 2011 Mercedes Benz OH 1526 2012

(8)

8

seperti bus mogok dijalan juga menjadi salah satu faktor jumlah permintaan bus tipe C memiliki permintan paling sedikit. Bus tipe C juga tidak disarankan untuk melakukan perjalanan trip panjang dikarenakan umur yang sudah tua, sedangkan dalam menajalankan usaha ini pemilik ingin memaksimalkan keuntungan yang didapat dengan lebih mengusahakann mengambil permintaan trip panjang dari pada trip pendek. Dalam satu bulan bus tipe A dan bus tipe B rata-rata pemintaan trip panjang bisa mencapai 4 permintaan sedangkan untuk bus tipe C dalam satu bulan tidak pasti ada permintaan trip panjang.

Dalam rentang waktu satu minggu armada bus yang tidak beroprasi akan dilakukan kegiatan maintenance atau perbaikkan. Maintenance dan perawatan armada sangat diperlukan untuk mencegah terjadiya kerusakan serta untuk pemeliharaan mesin maupun fasilitas yang menunjang lainnya. PO. XYZ sendiri tidak memiliki jadwal khusus untuk melakukan maintenance teradap armada busnya, namun PO. XYZ menargetkan dalam satu minggu maintanance harus dilakukan sekali untuk bus tipe A dan B, sedangkan untuk bus tipe C maintenance bisa dilakukan sampai dua kali dalam satu minggu, karena mengingat umur bus yang cederung tua sehingga perlu adanya maintenance lebih. Dalam menjalankan kegiatan maintenance sendiri memerlukan pengeluaran biaya, dan kegiatan maintenance tersebut tergolong kedalam biaya tetap atau fixed cost, karena kegiatan maintenance tersebut akan tetap dilaksanakan setiap minggu oleh PO. XYZ untuk semua armada yang dimiliki. Selain kegiatan maintenance biaya tetap yang dikeluarkan oleh PO. XYZ adalah biaya sewa lahan untuk parkir ketiga armada bus dari PO. XYZ, sewa lahan tersebut dibayarkan setiap satu tahun sekali. Untuk menunjang kegiatan oprasional PO. XYZ memiliki satu orang pegawai yang berugas sebagai customer service untuk melayani pelanggan yang ingin memesan sewa bus tersebut. customer service sendiri adalah salah satu pemilik usaha ini. Satu teknisi untuk melakukan kegitan

maintenance, 3 orang supir dan 3 orang kernet.

Selain biaya tetap, terdapat biaya variable yang harus dikeluarkan oleh PO. XYZ dalam menjalankan bisnisnya, biaya variable tersebut meliputi gaji karyawan dan pengeluaran bahan bakar sesuai dengan jauh dekat perjalanan. Dilihat dari gaji

(9)

9

karyawan, setiap karyawan akan digaji berdasarkan tarif sewa bus. Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik usaha, pengeluaran bahan bakar pada bus tipe A dan B lebih hemat dari pada bus tipe C, hal tersebut dikarenakan teknologi pada bus tipe C tidak sebagus tipe A dan B mengingat umur tipe tiga yang sudah tua.

Berdasarkan hasil pemaparan diatas, bus tipe C yaitu Mercedes Benz OH 1526 tahun 1997 memiliki banyak kekuarangan, seperti jumlah permintaan pada bus C lebih sedikit bibandingkan dengan bus A dan B. Dilihat dari tahun keluaran bus C juga memiliki umur yang lelih tua dibandingkan dengan bus lainnya, karena memiliki tahun yang lebih tua bus ini memerlukan biaya maintenance serta biaya pengeluaran untuk bahan bakar yang lebih besar dibandingkan dengan bus lainnya. Dari kekurang tersebut bus tipe C ini memerlukan biaya pengeluaran yang cukup besar, sedangkan pemilik usaha ingin mengoptimalkan keuntungan semaksimal mungkin. Melihat cukup banyakya pengeluaran yang diperlukan untuk merawat bus tipe C dan tidak sebanding dengan pemasukkan yang diperoleh karena kurang minatnya pelanggan dengan bus tipe C ini, maka pemilik ingin menjual bus tipe C dan menggantinya ke bus yang lebih muda untuk dapat mengoptimalkan pendapatan dari PO. XYZ. Namun, pemilik ingin merancang beberpa alternatif penggantian bus, agar pemilik dapat memepertimabngkan dari beberapa aspek. Oleh karena itu, dibutuhkan analisis pemilihan keputusan alternatif pengadaan fasilitas usaha untuk optimalkan dan pengembangan startup PO. XYZ yang paling menguntungkan dengan menggunakan metode Incremental Analysis.

I.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan, terdapat permasalahan pada startup dalam penyewaan bus pariwisata pada PO. XYZ. Permasalahannya yaitu salah satu armada PO. XYZ memiliki jumlah perminatan yang kurang serta banyaknya biaya yang harus dikeluarkan oleh PO. XYZ untuk perawatan armada tersebut mengingat umur armda yang tua. Maka berdasarkan permasalahan yang ada dapat dirumuskan dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Bagaimana rencana alternatif pengadaan fasilitas usaha pada startup persewaan bus pariwisata PO. XYZ?

(10)

10

2. Bagaimana rancangan aspek pasar untuk masing-masing alternatif pada penggantian fasilitas usaha startup persewaan bus pariwisata PO. XYZ? 3. Bagaimana rancangan aspek teknis untuk masing-masing alternatif pada

penggantian fasilitas usaha startup persewaan bus pariwisata PO. XYZ? 4. Bagaimana rancangan aspek finansial untuk masing-masing alternatif pada

penggantian fasilitas usaha startup persewaan bus pariwisata PO. XYZ? 5. Bagaimana memilih alternatif yang paling menguntungkan dan optimal bagi

startup persewaan bus pariwisata PO. XYZ menggunakan metode Incremental Analysis?

I.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Menentukan rencana alternatif pengadaan fasilitas usaha pada startup persewaan bus pariwisata PO. XYZ

2. Merancang aspek pasar untuk masing-masing alternatif pada penggantian fasilitas usaha startup persewaan bus pariwisata PO. XYZ

3. Merancang aspek teknis untuk masing-masing alternatif pada penggantian fasilitas usaha startup persewaan bus pariwisata PO. XYZ

4. Merancang aspek finansial untuk masing-masing alternatif pada penggantian fasilitas usaha startup persewaan bus pariwisata PO. XYZ

5. Memilih alternatif yang paling menguntungkan dan optimal bagi startup persewaan bus pariwisata PO. XYZ menggunakan metode Incremental

Analysis

I.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi peneliti, sebagai pengaplikasian dari ilmu-ilmu yang telah didapatkan selama kuliah dan sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana.

2. Bagi perusahaan, dapat menjadi acuan informasi dan masukan dalam pengambilan keputusan untuk pengembangan usaha.

(11)

11

3. Bagi pembaca, sebagai informasi dan referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya sebagai perbaikan untuk pelatihan selanjutnya.

I.5 Batasan Penelitian

Adapun batasan dalam penelitian ini antara lain:

1. Penelitian dilakukan dilakukan di Solo Jawa Tengah

2. Suku bunga inflasi, pajak dan kondisi ekonomi yang dianggap normal dan stabil pada periode analisis

3. Periode penelitian dibatasi oleh waktu selama 5 tahun

4. Memberikan tiga rancangan alternatif untuk pengadaan fasilitas usaha pada

startup persewaan bus pariwisata PO. XYZ

5. Tidak mengkaji aspek lingkungan, hanya mengkaji dari aspek pasar, aspek teknis, dan aspek finansial

I.6 Sistematika Penulisan

Penuliasn laporan penelitian ini tersusun atas lima bab yang masing-masing terkait satu dengan yang lainnya dan tersusun secara beruntun seperti berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini memaparkan latar belakang penulis dalam melakukan penelitian, serta menjelaskan secara singkat objek yang dikaji dalam penelitian ini dan permasalahan yang ada pada objek yang dikaji, dilanjutkan dengan perumusan permasalahan berserta tujuan, kemudian menjelaskan manfaat dan batasan dari penelitian ini serta sistematika penulisan yang menjabarkan urutan dari penulisan penelitian ini. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini terdiri dari teori-teori yang berhubungan dan melandasi penelitian ini dlama melakukan penyelesaian masalah dan penelitian. BAB III METODELOGI PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang model konseptual penelitian, variable operasional, jenis dan

BAB IV PENGUMPULANDAN PENGOLAHAN DATA

Bab ini mnguraikan data yang telah dikumpulkan dan hasil pengolahan data

(12)

12 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini berisikan analisis data yang telah dikumpulkan dan hasil pengolahan data.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menyajikan kesimpulan yang diperoleh dari hasil pembahasan di bab sebelumnya yang disesuaikan dengan tujuan awal penelitian serta dilengkapi dnegan saran bedasarkan kekurangan.

Gambar

Gambar I.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara Tahun 2013-2017  Dilihat Dari Pintu Masuk Bandara Soekarno-Hatta
Gambar I.2 Data Pendapatan PO. XYZ  (Sumber : Data Keuangan PO. XYZ, 2017)
Gambar I.3 Jumlah Penduduk di Kota Solo  (Sumber : Badan Pusat Statistik)
Gambar I.4 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Surakarta (Sumber : Badan Pusat Statistika)
+2

Referensi

Dokumen terkait

Tinea pedis adalah infeksi dermatofita pada kaki terutama mengenai sela jari kaki dan telapak kaki, dengan lesi terdiri dari beberapa tipe, bervariasi dari ringan, kronis

algoritma kompresi LZW akan membentuk dictionary selama proses kompresinya belangsung kemudian setelah selesai maka dictionary tersebut tidak ikut disimpan dalam file yang

1 M.. Hal ini me nunjukkan adanya peningkatan keaktifan belajar siswa yang signifikan dibandingkan dengan siklus I. Pertukaran keanggotaan kelompok belajar

SEGMEN BERITA REPORTER A Kreasi 1000 Jilbab Pecahkan Muri Rina & Deska. CAREER DAY AMIKOM Adib & Imam Wisuda smik amikom Adib

Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang pemenuhannya setelah kebutuhan primer terpenuhi, namun tetap harus dipenuhi, agar kehidupan manusia berjalan dengan baik. Contoh: pariwisata

Sehingga dapat dilihat hasil penilaian rata – rata yang dicapai nilai dari kegiatan kondisi awal 64,77 dan pada silkus pertama nilai rata – rata yang dicapai 65,45

[r]

- SAHAM SEBAGAIMANA DIMAKSUD HARUS DIMILIKI OLEH PALING SEDIKIT 300 PIHAK & MASING2 PIHAK HANYA BOLEH MEMILIKI SAHAM KURANG DARI 5% DARI SAHAM DISETOR SERTA HARUS DIPENUHI