• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

5

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Teori VHF A/G

Komunikasi lalu lintas penerbangan, yaitu komunikasi timbal balik antara pesawat udara dengan ATC di darat. Dalam komunikasi tersebut pihak-pihak yang membutuhkan secara langsung peralatan radio komunikasi yaitu: pilot, petugas pemandu lalu lintas udara (ATC). Peralatan-peralatan yang digunakan dalam melakukan komunikasi antara pilot dan ATC adalah:

a. High Frequency Air/Ground Communication (HF A/G)

Peralatan transceiver (pemancar dan penerima) yang digunakan untuk komunikasi antara pilot dengan unit - unit ATS (Air Traffic Services) dalam bentuk suara yang bekerja pada frekuensi HF. HF A/G ini digunakan untuk melayani komunikasi suatu sektor udara tertentu yang dibagi atas 2 wilayah, yaitu :

1) RDARA ( Regional and Domestic Air Route Area ), untuk pelayanan penerbangan domestik.

2) MWARA ( Major World Air Route Area ), untuk pelayanan penerbangan Internasional.

b. VHF A/G (AFIS, ADC, APP)

Peralatan transceiver (pemancar dan penerima) yang digunakan untuk komunikasi antara pilot dengan unit ATS atau ATC dalam bentuk suara yang bekerja pada frekuensi VHF.

c. VHF - ER (ACC)

Untuk memenuhi kebutuhan pelayanan ACC yang mempunyai wilayah tanggung jawab yang sangat luas, maka dibeberapa tempat dipasang peralatan VHF-Extended Range (VHF-ER). Pemancar penerima serta tiang antena VHF yang sangat tinggi ditempatkan di daerah pegunungan atau di daerah dataran tinggi. Selanjutnya

(2)

dibangun stasiun radio untuk penempatan peralatan dimaksud, sehingga dapat menjangkau daerah yang sangat luas sesuai kebutuhan.

Gambar 2.1: Komunikasi Air to Ground

Dalam berkomunikasi ATC dan pilot menggunakan frekuensi VHF A/G, dimana dalam Peraturan Menteri Perhubungan nomor : KM 27 Tahun 2005 tentang Pemberlakuan

Standard Nasional Indonesia (SNI) 03-7097-2005, mengenai peralatan komunikasi darat

udara berfrekuensi amat tinggi (VHF-Air-Ground) di bandar udara sebagai standard wajib. Peralatan komunikasi VHF-A/G yaitu, peralatan komunikasi radio yang bekerja pada frekuensi 117,975 Mhz sampai dengan 137 MHz dan digunakan sebagai sarana komunikasi petugas pemandu lalu lintas penerbangan di suatu unit pelayanan lalu lintas penerbangan (Air Traffic services) dengan pilot pesawat udara.

Peralatan VHF-A/G didasarkan pada keperluan pengaturan ruang udara nasional yang disesuaikan dengan jarak dan ketinggian operasional yang menjadi tanggung jawab unit-unit pelayanan lalu lintas udara. Keseragaman peralatan komunikasi VHF-A/G berdasarkan pada penggunaan unit lalu lintas udara secara nasional dan internasional. Hal itu dapat dilihat dari Tabel 2.1 berikut :

Air-to-Ground

Surface

(3)

Tabel 2.1: Keseragaman Peralatan Komunikasi VHF – A/G Berdasarkan Fungsi

(sumber: ICAO Doc.9426-AN/924,ATS Planning Manual) 2.1.1 Klasifikasi VHF Air to Ground

VHF Air to Ground diklasifikasikan berdasarkan penggunaan pada ruang udara yang menjadi kewenangan petugas pengatur lalu lintas udara yang menggunakan.

a. Aerodrome Control Service

Memberikan layanan Air Traffic Control Service, Flight Information Service, dan Alerting Service yang diperuntukkan bagi pesawat terbang yang beroperasi atau No. Komunikasi Darat Udara Simbol

Pelayanan Keterangan Jarak NM Ketinggian Terbang

1. VHF-Aerodrome Control ADC 25 FL 40

2. VHF-Approach Control Low APP-L 25 FL 100

3. VHF-Approach Control High APP-I 40 FL 150

4. VHF-Approach Control High APP-H 50 FL 250

5.

VHF-Area Control Service

(Lower Air Space) ACC-L FIR FL-250

FIR Flight

Information Region

6. VHF-Flight Information

Service (Lower Air Space) AFIS FIR FL 250

7.

VHF Area Control Service (Upper Air Space)

ACC-U UIR FL 450

UIR : Upper Flight

Information Region

(4)

berada di bandar udara dan sekitarnya (vicinity of aerodrome) seperti take off, landing, taxi, dan yang berada di kawasan manoeuvring area, yang dilakukan di menara pengawas (control tower). Unit yang bertanggung jawab memberikan pelayanan ini disebut Aerodrome Control (ADC). Peralatan komunikasi yang digunakan adalah VHF Tower set.

b. Approach Control Service

Memberikan layanan Air Traffic Control Service, Flight Information Service, dan Alerting Service, yang diberikan kepada pesawat yang berada di ruang udara sekitar bandar udara, baik yang sedang melakukan pendekatan maupun yang baru berangkat, terutama bagi penerbangan yang beroperasi terbang instrumen yaitu suatu penerbangan yang mengikuti aturan penerbangan instrumen atau dikenal dengan Instrument Flight Rule (IFR). Unit yang bertanggung jawab memberikan pelayanan ini disebut Approach Control Office (APP). Peralatan komunikasi yang digunakan adalah VHF Tower Set dan voice recorder.

c. Area Control Service

Memberikan layanan Air Traffic Control Service, Flight Information Service, dan Alerting Service, yang diberikan kepada penerbang yang sedang menjelajah (en-route flight) terutama yang termasuk penerbangan terkontrol (controlled flights). Unit yang bertanggung jawab memberikan pelayanan ini disebut Area Control Centre (ACC). Peralatan yang digunakan untuk pelayanan adalah VHF yang untuk memperluas cakupan biasanya menggunakan VHF ER (extended range) yang dioperasikan dari pusat kontrol.

(5)

Gambar 2.2: Struktur Ruang Udara 2.1.2 Spektrum Frekuensi VHF A/G

Berdasarkan Annex 10 dialokasikan pada bidang frekuensi 118 Mhz sampai 136,975 Mhz, dengan pemisah antar kanal (channel spacing) saat ini sebesar 25 khz (ke depannya akan diterapkan channel spacing 8,33 khz).

Kinerja frekuensi peralatan VHF-A/G adalah sebagai berikut:

a. Bidang frekuensi yang digunakan untuk peralatan VHF-A/G adalah 117.978 MHz – sampai dengan 137 MHz, sedangkan batas frekuensi tertingginya adalah 136.975 MHz.

b. Separasi minimal (minimum separation) frekuensi yang telah ditentukan didalam pelayanan dinas bergerak penerbangan adalah 25 KHz dan/atau 8,33 KHz.

2.1.3 Sifat Gelombang VHF

Perambatan gelombang radio frekuensi sangat tinggi (VHF) pada dasarnya dibatasi oleh garis pandang (Line of Sight-LOS). Ada kemungkinan dengan power tinggi jangkauan VHF mencapai jarak lebih jauh atau dibawah horizon namun hal ini tidak terjadi sepanjang waktu.

15.000 feet

7000 feet 10.000 feet 46.000 feet

46.000 FT

imajinasi: struktur ruang udara

ACC

APP

ADC FIS

(6)

2.1.4 Peralatan VHF A/G

Konfigurasi peralatan komunikasi VHF – A/G yang digunakan oleh petugas ATS dan pilot terdiri dari :

a. Pemancar

Pemancar VHF – A/G terdiri atas pemancar utama (main) dan cadangan (standby) dengan keluaran daya (power output) pemancar yang disesuaikan dengan keperluan jarak dan ketinggian ruang udara yang menjadi tanggung jawab unit pemandu lalu lintas udara. Dalam pengoperasiannya pemancar utama dan pemancar cadangan dihubungkan dengan pemindah otomatis (Automatic change over switch) yang dapat memindahkannya secara otomatis sesuai dengan keperluan operasional. b. Penerima

Penerima VHF–A/G terdiri atas penerima utama dan cadangan yang dapat berkerja sama atau bergantian dengan menggunakan pemindah otomatis agar kelangsungan operasionalnya terjamin.

c. ATS voice recorder (perekam suara)

Perekam suara (voice recorder) untuk seluruh percakapan (komunikasi suara) yang terjadi antara pengatur lalu lintas penerbangan dengan pilot pesawat udara melalui peralatan VHF – A/G atau percakapan dengan unit ATS lain dalam rangka koordinasi pengendalian lalu lintas penerbangan.

d. Voice switching communication system

Voice switching communication system (VSCS) merupakan perangkat elektronik yang digunakan petugas ATC untuk mengontrol dan memonitor semua peralatan komunikasi seperti radio, telepon, intercom dalam satu panel. Sehingga petugas dapat dengan tetap menggunakan satu headset/mikrophone.

e. Antenna change over unit

Bagian dari sistem pemancar dan penerima VHF A/G yang berfungsi untuk memindahkan operasi sistem utama ke sistem cadangan. Hal ini dikarenakan persyaratan operasi VHF A/G selalu redundant atau dual sehingga bila terjadi

(7)

kegagalan operasi sistem utama langsung transfer ke sistem cadangan, sehingga operasi peralatan VHF A/G tidak sampai terhenti.

Gambar 2.3: Penempatan Tower Set 2.2 Teori Arduino

Arduino adalah kit elektronik atau papan rangkaian elektronik open source yang di dalamnya terdapat komponen utama yaitu sebuah chip mikrokontroler dengan jenis AVR dari perusahaan Atmel. Mikrokontroler itu sendiri adalah chip atau IC (integrated circuit) yang bisa diprogram menggunakan komputer. Tujuan menanamkan program pada mikrokontroler adalah agar rangkaian elektronik dapat membaca input, memproses input tersebut dan kemudian menghasilkan output sesuai yang diinginkan. Jadi mikrokontroler bertugas sebagai otak yang mengendalikan input, proses dan output sebuah rangkaian elektronik.

TX RX VSCS CONSOLE ACC APP ADC MONITOR DAN CONTROL RUANG ATC(TOWER) RUANG PERALATAN/TEKNISI RUANG PERALATAN/TEKNISI Penempatan Tower Set

(8)

Gambar 2.4: Arduino Uno

Mikrokontroler ada pada perangkat elektronik di sekeliling kita. Misalnya handphone, MP3 player, DVD, televisi, AC, dll. Mikrokontroler juga dipakai untuk keperluan mengendalikan robot. Baik robot mainan, maupun robot industri. Karena komponen utama Arduino adalah mikrokontroler, maka Arduino pun dapat diprogram menggunakan komputer sesuai kebutuhan kita.

Kegunaan Arduino tergantung kepada kita yang membuat program. Arduino bisa digunakan untuk mengontrol LED, bisa juga digunakan untuk mengontrol helikopter. Contoh yang sudah pernah dibuat adalah MP3 player, pengontrol motor, mesin CNC, monitor kelembaban tanah, pengukur jarak, penggerak servo, balon udara, pengontrol suhu, monitor energi, statiun cuaca, pembaca RFID, drum elektronik, GPS logger, monitoring bensin dan masih banyak lagi.

Tidak perlu perangkat chip programmer karena di dalamnya sudah ada bootloader yang akan menangani upload program dari komputer. Sudah memiliki sarana komunikasi USB, sehingga pengguna Laptop yang tidak memiliki port serial/RS323 bisa menggunakan nya. Bahasa pemrograman relatif mudah karena software Arduino dilengkapi dengan kumpulan library yang cukup lengkap. Memiliki modul siap pakai (shield) yang bisa ditancapkan pada board Arduino. Misalnya shield GPS, Ethernet, SD

(9)

Bahasa pemrograman Arduino adalah bahasa C. Tetapi bahasa ini sudah dipermudah menggunakan fungsi-fungsi yang sederhana sehingga pemula pun bisa mempelajarinya dengan cukup mudah.

2.2.1 Arduino UNO

Arduino Uno adalah board berbasis mikrokontroler pada ATMega 328.Board ini memiliki 14 digital input / ouput pin (dimana 6 pin dapat digunakan sebagai ouput PWM), 6 input analog, 16 MHz osilator kristal, koneksi USB, jack listrik dan tombol reset. Pin – pin ini berisi semua yang diperlukan untuk mendukung mikrokontroler, hanya terhubung ke komputer dengan kabel USB atau sumber tekanan bisa didapat dari adaptor AC – DC atau baterai untuk menggunakannya (Arduino, Inc., 2009).

Arduino Uno R3 berbeda dengan semua board sebelumnya karena Arduino Uno R3 ini tidak menggunakan chipdriver FTDI USB-to-serial. Melainkan menggunakan fitur dari ATMega 16U2 yang diprogram sebagai konverter USB-to-serial.

Board Arduino Uno memiliki fitur-fitur baru sebagai berikut:

1. Pin Out : menambahkan SDA dan SCL pin yang deket ke pin aref dan dua pin baru lainnya ditempatkan dekat ke pin RESET, dengan I/O REF yang memungkinkan sebagai buffer untuk beradaptasi dengan tegangan yang disediakan dari board sistem. Pengembangannya, sistem akan lebih kompatibel dengan prosesor yang menggunakan AVR, yang beroperasi dengan 5V dan dengan Arduino karena beroperasi dengan 3,3V, yang kedua adalah pin yang tidak terhubung, yang disediakan untuk tujuan pengembangannya.

2. Sirkuit reset

(10)

2.2.2 Bahasa Pemrograman Arduino

Bahasa pemrograman arduino adalah bahasa pemrograman utama yang digunakan untuk membuat program untuk arduino board. Bahasa pemrograman arduino menggunakan bahasa C sebagai dasarnya.

1. Struktur

Setiap program arduino (biasa disebut sketch) mempunyai dua fungsi yang harus ada. Yaitu sebagai berikut:

a. Void Setup ( ) {}

Semua kode didalam kurung kurawal akan dijalankan hanya ketika arduino dijalakan untuk pertama kalinya.

b. Void Loop ( ){}

setelah fungsi void setup selesai lalu fungsi ini akan dijalankan lagi, dan lagi secara terus menerus sampai catu daya (power) dilepaskan.

2. Syntax

Berikut ini adalah elemen bahasa C yang dibutuhkan untuk format penulisan. a. // (komentar satu baris)

Kadang diperlukan untuk memberi catatan pada diri sendiri apa arti dari kode-kode yang dituliskan.

b. /**/ (komentar banyak garis)

Jika anda punya banyak catatan maka dapat dituliskan pada beberapa baris sebagai komentar.

c. {} (kurung kurawal)

Digunakan untuk mengidentifikasikapan blok program mulai dan berakhir. d. ; (titik koma)

Setiap baris kode harus diakhiri dengan tanda titik koma.

2.2.3 Struktur Pengaturan

Program tergantung pada pengaturan apa yang akan dijalankan pada berikutnya, berikut ini adalah elemen dasar pengaturan antara lain:

1. if..else, dengan format seperti berikut ini: if (kondisi) {}

(11)

else {}

2. for, dengan format seperti berikut ini:

for (int i=0; i < # pengulangan;i++) {}

Digunakan bila ingin melakukan beberapa kali, ganti # pengulangan dengan pengulangan yag diinginkan. Untuk penghitungan ke atas dengan i++ atau ke bawah dengan i-.

a. Digital

pinMode(pin, mode)

Digunakan untuk menetapkan mode dari suatu pin, pin adalah nomor pin yang akan digunnakan dari 0-19. Mode yang bisa digunakan adalah INPUT ataupun

OUTPUT.

digitalWrite(pin, value)

Ketika pin ditetapkan sebagai OUTPUT, pin tersebut dapat dijadikan HIGH (naik 5 Volt) atau LOW (turun menjadi ground).

digitalRead(pin)

Ketika sebuah pin ditetapkan sebagai INPUT maka anda dapat menggunakan kode ini untuk mendapatkan nilai pin tersebut apakah HIGH atau LOW.

b. Analog

analogWrite(pin, value)

Beberapa pin pada arduino mendukung Pulse Width Modulation (PWM) yaitu pin 3, 5, 6, 9, 10, 11. Ini dapat mengubah pin hidup (on) atau mati (off) dengan sangat cepat sehingga membuatnya dapat berfungsi layaknya keluaran analog. Value (nilai) pada format kode tersebut adalah angka antara 0 (0% duty

cycle-0V) dan 255 (100% cycle-5V).

analogRead(pin)

Ketika pin analog ditetapkan sebagai INPUT maka dapat membaca keluaran tegangannya. Keluarannya berupa angka antara 0 (untuk 0 volt) dan 1024 (untuk 5 volt).

(12)

2.3 Handphone GSM

Telepon seluler (ponsel) atau telepon genggam (telgam) atau handphone adalah perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telepon konvensional saluran tetap, namun dapat dibawa ke mana-mana (portabel, mobile) dan tidak perlu disambungkan dengan jaringan telepon menggunakan kabel (nirkabel; wireless). Saat ini Indonesia mempunyai dua jaringan telepon nirkabel yaitu sistem GSM (Global System for Mobile Telecommunications) dan sistem CDMA (Code Division Multiple Access). Badan yang mengatur telekomunikasi seluler Indonesia adalah Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI).

Sebuah ponsel memungkinkan pengguna untuk membuat dan menerima panggilan telepon dari dan ke jaringan telepon publik yang meliputi ponsel lain dan telepon fixed-line di seluruh dunia. Hal ini dilakukan dengan menghubungkan ke jaringan seluler milik operator jaringan mobile. Fitur utama dari jaringan selular adalah bahwa hal itu memungkinkan panggilan telepon mulus bahkan ketika pengguna sedang bergerak di sekitar wilayah yang luas melalui proses yang dikenal sebagai handoff atau handover.

Selain menjadi telepon, Ponsel modern juga mendukung layanan tambahan banyak, dan aksesoris, seperti SMS (atau teks) pesan, e-mail, akses Internet, game, Bluetooth dan inframerah komunikasi nirkabel jarak pendek, kamera, MMS messaging, Player radio, MP3 dan GPS. Ponsel Low-end sering disebut sebagai fitur ponsel, sedangkan ponsel

high-end yang menawarkan kemampuan komputasi yang lebih maju yang disebut sebagai

smartphone.

2.4 Modem GSM

Modem GSM berfungsi sebagai bagian pengirim data. Modem GSM digunakan karena dapat diakses menggunakan komunikasi data serial dengan baudrate yang dapat disesuaikan mulai dari 9600 sampai dengan 115200. Selain itu, modem GSM ini menggunakan catu daya DC 12 V dan tidak memerlukan tombol ON untuk mengaktifkannya, sehingga sangat cocok untuk digunakan pada system yang berjalan secara terus-menerus. Berikut adalah gambar dari modem GSM wavecom:

(13)

Gambar 2.5: Modem GSM Wavecom

Spesifikasi modem GSM Wavecom adalah: • Dual Band GSM/GPRS 900/1800 MHz;

• GSM/GPRS (cl. 10) Data, SMS, Voice dan Fax;

• Open AT: menanamkan program langsung pada modem;

• Keluaran daya maksimum: 2W untuk GSM 900/ 1W untuk GSM 1800 • Masukan tegangan : 5,5 volt s/d 32 volt;

• Antarmuka SIMCard 3volt;

• Dimensi : 73mm x 54,5mm x 25,5 mm; • Bobot: 80g;

• Suhu operasi : -25 OC s/d 70 OC.

GSM Modem ini, menggunakan ATCommand standar, sebagai protokolnya.

2.5 Relay

Relay merupakan suatu piranti yang menggunakan magnet listrik untuk mengopersikan seperangkat kontak atau saklar. Pada dasarnya relai terdiri dari sebuah lilitan kawat tembaga yang terlilit pada sebuah inti dari sebuah besi lunak.

Bila pada kumparan dialiri arus listrik, maka akan menimbulkan medan magnet yang akan menarik setiap benda disekitarnya. Sifat medan magnet tersebut dipergunakan pada relay untuk mengubah posisi kontak yang berfungsi sebagai saklar dalam menghubungkan atau melepaskan pada suatu rangkaian.

Berdasarkan susunan kontaktornya, relay dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu : 1) Normally open atau NO, yaitu relay yang kontaktor-kontaktornya tertutup bila relay

diberi energi. Bila relay tidak mendapatkan energi, maka kontaktor-kontaktornya berada pada posisi terbuka.

(14)

2) Normally Close atau NC, yaitu relay yng kontaktor-kontaktornya akan terbuka bila relay mendapat energi. Dan sebaliknya, bila relay tidak diberi energi maka kontaktor-kontaktornya berada pada posisi tertutup.

3) Change Over atau CO, yaitu relay yang mempunyai kontaktor tengah yang normalnya tertutup. Bila mendapat energi, kontaknya melepaskan diri dari posisi ini dan membuat kontak dengan posisi yang lain.

Konfigurasi dari ketiga relay ditunjukan pada gambar berikut :

Gambar 2.6: Simbol Relay

(a) Relay dengan kontak tertutup (b) Relay dengan kontak buka (c) Relay dua kutub

2.6. LCD (Liquid Cristal Display)

Display elektronik adalah salah satu komponen elektronika yang berfungsi sebagai tampilan suatu data, baik karakter, huruf ataupun grafik. LCD (Liquid Cristal Display) adalah salah satu jenis display elektronik yang dibuat dengan teknologi CMOS logic yang bekerja dengan tidak menghasilkan cahaya tetapi memantulkan cahaya yang ada di sekelilingnya terhadap front-lit atau mentransmisikan cahaya dari back-lit. LCD berfungsi sebagai penampil data baik dalam bentuk karakter, huruf, angka ataupun grafik.

(15)

Gambar 2.7: Pin/ Kaki LCD 2.6.1. Material LCD

LCD adalah lapisan dari campuran organik antara lapisan kaca bening dengan elektroda transparan indium oksida dalam bentuk tampilan seven-segment dan lapisan elektroda pada kaca belakang. Ketika elektroda diaktifkan dengan medan listrik (tegangan), molekul organik yang panjang dan silindris menyesuaikan diri dengan elektroda dari segmen. Lapisan sandwich memiliki polarizer cahaya vertikal depan dan polarizer cahaya horisontal belakang yang diikuti dengan lapisan reflektor. Cahaya yang dipantulkan tidak dapat melewati molekul-molekul yang telah menyesuaikan diri dan segmen yang diaktifkan terlihat menjadi gelap dan membentuk karakter data yang ingin ditampilkan.

2.6.2 Pengendali / Kontroler LCD (Liquid Cristal Display)

Dalam modul LCD terdapat microcontroller yang berfungsi sebagai pengendali tampilan karakter LCD. Microntroller pada suatu LCD dilengkapi dengan memori dan register. Memori yang digunakan microcontroler internal LCD adalah :

1. DDRAM (Display Data Random Access Memory) merupakan memori tempat karakter yang akan ditampilkan berada.

2. CGRAM (Character Generator Random Access Memory) merupakan memori untuk menggambarkan pola sebuah karakter dimana bentuk dari karakter dapat diubah-ubah sesuai dengan keinginan.

3. CGROM (Character Generator Read Only Memory) merupakan memori untuk menggambarkan pola sebuah karakter dimana pola tersebut merupakan karakter dasar

(16)

yang sudah ditentukan secara permanen oleh pabrikan pembuat LCD tersebut sehingga pengguna tinggal mangambilnya sesuai alamat memorinya dan tidak dapat mengubah karakter dasar yang ada dalam CGROM.

Pada LCD display terdapat dua register control yaitu register perintah dan register data. Register perintah yaitu register yang berisi perintah-perintah dari mikrokontroler ke panel LCD pada saat proses penulisan data atau tempat status dari panel LCD dapat dibaca pada saat pembacaan data. Register data yaitu register untuk menuliskan atau membaca data dari atau ke DDRAM. Penulisan data pada register akan menempatkan data tersebut ke DDRAM sesuai dengan alamat yang telah diatur sebelumnya. Pin, kaki atau jalur input dan kontrol dalam suatu LCD diantaranya adalah pin data dan pin RS. Pin data adalah jalur untuk memberikan data karakter yang ingin ditampilkan menggunakan LCD dapat dihubungkan dengan bus data dari rangkaian lain seperti mikrokontroler dengan lebar data 8 bit. Pin RS (Register Select) berfungsi sebagai indikator atau yang menentukan jenis data yang masuk, apakah data atau perintah. Logika low menunjukan yang masuk adalah perintah, sedangkan logika high menunjukan data. Pin R/W (Read Write) berfungsi sebagai instruksi pada modul jika low tulis data, sedangkan high baca data. Pin E (Enable) digunakan untuk memegang data baik masuk atau keluar. Pin VLCD berfungsi mengatur kecerahan tampilan (kontras) dimana pin ini dihubungkan dengan trimpot 5 Kohm, jika tidak digunakan dihubungkan ke ground, sedangkan tegangan catu daya ke LCD sebesar 5 Volt.

Gambar

Gambar 2.1: Komunikasi Air to Ground
Tabel 2.1: Keseragaman Peralatan Komunikasi VHF – A/G Berdasarkan Fungsi
Gambar 2.2: Struktur Ruang Udara  2.1.2  Spektrum Frekuensi VHF A/G
Gambar 2.3: Penempatan Tower Set  2.2 Teori Arduino
+5

Referensi

Dokumen terkait

Saat AC sedang dalam keadaan mati, bukalah jendela agar udara segar dan cahaya matahari dapat menembus ruangan; (2) kurangi menyemprot pewangi ruangan yang mengandung

Dengan demikian maka dalam rentangan sejarah Filsafat Ilmu, Rene Descartes adalah tokoh Filsafat Ilmu pada zaman Pra-Positivisme, Auguste Comte adalah tokoh Filsafat Ilmu

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil berupa sistem aplikasi kasir pada kedai ter_serah.ko Sorong dan buku panduan menggunakan sistem

1) Organisasi mengambil input berupa berbagai sumber dari lingkungannya, kemudian mengolah input itu menjadi output, dan melemparkan output tersebut kepada

Pada indikator ini dapat diinterpretasikan bahwa siswa telah memahami komponen dan alur kerja pembentukan bayangan pada mata, namun belum dapat memberi penjelasan

Sebaliknya individu yang memiliki tingkat pe- ngetahuan tentang agama yang rendah akan melakukan perilaku seks bebas tanpa berpikir panjang terlebih dahulu sehingga

Pada Entity Relational Diagram dijelaskan semua tabel yang akan digunakan pada sistem pakar diagnosis awal demam berdarah..

dihitung dari total pendapatan pengelolaan dana.. Bagi hasil setelah zakat = Rp.. Dengan data ini dapat menghitung berapa presentase bagi hasil BRI Syariah dalam