• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Rencana Strategis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Rencana Strategis"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Balai Besar Pulp dan Kertas Hal 1

KATA PENGANTAR

Industri pulp dan kertas merupakan salah satu industri andalan penghasil devisa negara dari sektor non migas. Sekitar 50% dari produksi pulp dan 40% produksi kertas diekspor dengan total nilai sekitar 5 – 6 milyar US $. Industri pulp dan kertas merupakan industri yang sangat prospektif untuk dikembangkan. Setelah bangkit dari krisis global pada tahun 2008, beberapa tahun ke depan diperkirakan masih terdapat investasi baik berupa pabrik baru maupun ekspansi dari pabrik yang sudah ada.

Dalam era perdagangan bebas saat ini, tantangan terbesar yang dihadapi oleh industri pulp dan kertas adalah persaingan yang semakin ketat serta perkembangan teknologi yang sangat cepat. Untuk itu, strategi pembangunan industri di masa depan lebih diarahkan untuk membangun daya saing internasional yang berkelanjutan.

Balai Besar Pulp dan Kertas (BPPK) sebagai lembaga penelitian dan pengembangan (litbang) di bidang pulp dan kertas dituntut harus mampu berperan dalam melaksanakan kebijakan pembangunan industri nasional, khususnya industri pulp dan kertas. BBPK harus terus meningkatkan kompetensinya baik dalam hal pelaksanaan kegiatan litbangnya yang inovatif dan aplikatif serta pelaksanaan pelayanan jasa teknis yang profesional kepada industri. Untuk dapat menjalankan peran tersebut secara maksimal, maka dipandang perlu menetapkan Rencana Strategis (RENSTRA) BBPK untuk periode tahun 2010 – 2014.

Bandung, Desember 2010

(3)

Balai Besar Pulp dan Kertas Hal 2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... 1 DAFTAR ISI ... 2 DAFTAR TABEL ... 3 DAFTAR GAMBAR ... 4 DAFTAR LAMPIRAN ... 5 PENDAHULUAN... 6 1.1 LATAR BELAKANG ... 6

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN ... 7

1.3 RUANG LINGKUP DAN LANDASAN HUKUM ... 8

TUGAS POKOK DAN FUNGSI ... 9

2.1 TUGAS POKOK DAN FUNGSI ... 9

HASIL ANALISIS STRATEGI ... 14

3.1 KONDISI INTERNAL BALAI... 14

3.2 KONDISI EKSTERNAL (ENVIRONMENTAL SCANNING) ... 41

3.3 ANALISIS SWOT ... 41

3.4 MATRIKS IFE-EFE (DILENGKAPI HASIL SCORING) ... 44

3.5 TOWS MATRIKS ... 49

3.6 PEMILIHAN STRATEGI ... 53

3.7 STRATEGI TERPILIH ... 55

3.8 PEMETAAN STRATEGI ... 57

3.9 VISI, MISI, TUJUAN DAN NILAI ... 57

3.10 SASARAN STRATEGIS (DARI PETA STRATEGIS) ... 58

3.11 KEBIJAKAN DAN PROGRAM (CARA MENCAPAI TUJUAN DAN SASARAN) ... 59

3.12 KONDISI YANG DIHARAPKAN TAHUN 2020 – 2025 ... 69

3.13 KONDISI YANG DIHARAPKAN TAHUN 2010 – 2014 ... 71

PENUTUP ... 73

(4)

Balai Besar Pulp dan Kertas Hal 3

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kekuatan Sumber Daya Manusia BBPK*... 14

Tabel 3.2 Persebaran Usia SDM BBPK ... 15

Tabel 3.3 Peralatan Utama dan Peralatan Penunjang BBPK ... 18

Tabel 3.4 Data Perkembangan Anggaran Tahun 2005 - 2009 ... 21

Tabel 3.5 PNBP BBPK tahun 2005-2009 (dalam ribuan rupiah) ... 22

Tabel 3.6 Kemampuan Laboratorium Uji BBPK Sesuai dengan Status Akreditasinya ... 24

Tabel 3.7 Kemampuan Laboratorium Uji BBPK ... 25

Tabel 3.8 Data Penelitian dan Pengembangan Menggunakan Anggaran DIPA ... 28

Tabel 3.9 Rekapitulasi Litbang BBPK TA 2005 – 2009 ... 30

Tabel 3.10 Kegiatan JPT Penelitian Tahun 2005-2009 ... 32

Tabel 3.11 Kegiatan JPT pelatihan tahun 2005-2009 ... 34

Tabel 3.12 Kegiatan JPT Pengujian Tahun 2005-2009 ... 35

Tabel 3.13 Kegiatan JPT Konsultansi Tahun 2005-2009 ... 36

Tabel 3.14 Kegiatan JPT Standardisasi tahun 2005-2009 ... 37

Tabel 3.15 Kegiatan JPT Kalibrasi Tahun 2005-2009 ... 38

Tabel 3.16 Jenis Besaran yang Dikalibrasi tahun 2006-2009 ... 39

Tabel 3.17 Kegiatan JPT Sertifikasi tahun 2005-2009 ... 39

Tabel 3.18 Penentuan Posisi Unsur Sumber Daya Manusia ... 44

Tabel 3.19 Penentuan Posisi Unsur Kelembagaan ... 45

Tabel 3.20 Penentuan Posisi Unsur Ketatalaksanaan ... 47

Tabel 3.20 Sasaran dan Program BBPK untuk Tahun 2010 – 2014 ... 59

(5)

Balai Besar Pulp dan Kertas Hal 4

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Balai Besar Pulp dan Kertas ... 10 Gambar 3.1 Matriks Internal dan Eksternal ... 48 Gambar 3.2 Peta Strategis Balai Besar Pulp dan Kertas ... 57

(6)

Balai Besar Pulp dan Kertas Hal 5

DAFTAR LAMPIRAN

Daftar Susunan Pegawai Bbpk... 75

Data Laboratorium Riset yang Terakreditasi ... 90

Data Kemampuan Laboratorium Penguji Bbpk Yang Terakreditasi ... 93

Peralatan Standar Kalibrasi Laboratorium : Kalibrasi Tahun : 2009 ... 94

Kemampuan Laboratorium Kalibrasi Tahun 2009 ... 96

Peralatan Laboratorium Uji Udara Tahun 2009... 98

Daftar Peralatan Utama Balai Besar Pulp dan Kertas ... 99

(7)

Balai Besar Pulp dan Kertas Hal 6

BAB

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Balai Besar Pulp dan Kertas (BBPK) sebagai institusi teknis yang menangani industri Pulp dan Kertas, berperan dalam melaksanakan kebijakan pengembangan industri nasional untuk menopang pengembangan industri Pulp dan Kertas di Indonesia. Dengan melaksanakan tugas tersebut maka diharapkan industri pulp dan kertas akan berkembang dengan kuat dan mandiri sehingga dapat memperluas lapangan kerja dan mendorong percepatan pembangunan industri nasional.

Untuk mendorong tumbuhnya industri pulp dan kertas nasional, BBPK harus terus menerus meningkatkan kemampuan diri melalui peningkatan kompetensi serta memberikan jasa layanan teknis yang lebih profesional kepada industri. Pada dasarnya upaya peningkatan kompetensi Balai merupakan inti yang dapat meningkatkan peran BBPK dalam menunjang program pembangunan industri pulp dan kertas maupun meningkatkan jasa pelayanan teknis yang diberikan.

Oleh karena itu untuk meningkatkan kualitas pelayanan, kinerja dan arah litbang BBPK mendatang, maka dipandang perlu untuk menyusun Rencana Strategis (Renstra) 2010 – 2014 yang dimaksudkan sebagai arahan dan gambaran bagi masyarakat mengenai tujuan yang ingin dicapai BBPK 5 (lima) tahun mendatang.

Rencana Strategis (Renstra) Balai Besar Pulp dan Kertas ini merupakan dokumen perencanaan yang berisikan arahan visi, misi, tujuan, target, sasaran, kebijakan, strategi, program dan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh BBPK selama lima tahun ke depan (2010-2014). Dokumen ini disusun berdasarkan analisis strategis atas potensi, peluang, permasalahan mendasar dan tantangan terkini yang dihadapi industri pulp dan kertas selama lima tahun ke depan. Reformasi perencanaan dan penganggaran 2010-2014 mengharuskan Kementerian/Lembaga untuk merestrukturisasi program dan kegiatan dalam kerangka

performance based budgeting. Untuk itu, dokumen ini dilengkapi dengan indikator kinerja

1

(8)

Balai Besar Pulp dan Kertas Hal 7

sehingga akuntabilitas pelaksana beserta organisasinya dapat dievaluasi selama periode tahun 2010-2014.

Oleh karena itu, dokumen Renstra ini seyogyanya dijadikan acuan dan arahan bagi Jajaran Birokrasi di lingkungan BBPK dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan (jangka pendek dan jangka panjang) untuk periode 2010- 2014 secara menyeluruh, terintegrasi, efisien dan sinergi baik di dalam maupun antar sektor terkait. Dengan disusunnya dokumen Renstra ini, BBPK diharapkan lebih mampu untuk menghadapi berbagai perubahan dan perkembangan lingkungan yang sangat dinamis serta persoalan mendasar sektor industri terutama industri pulp dan kertas.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Rencana Strategis merupakan panduan dasar yang berisi rangkaian susunan atau tahapan perencanaan yang berkesinambungan untuk mewujudkan cita-cita organisasi dalam kurun waktu 5 (lima) tahun mendatang dengan memperhitungkan aspek internal dan ekternal organisasi serta Kebijakan Kementerian Perindustrian tentang Kebijakan Mutu Industri. Rencana Strategis memuat Visi, Misi, Tujuan, Nilai, Sasaran, Strategi dan Program pelaksanaannya serta dilengkapi dengan Indikator Pencapaian dan Target yang ingin dicapai tiap tahun.

Dengan demikian, Rencana Strategis BBPK adalah panduan dasar yang berisi gambaran perencanaan strategis selama 5 (lima) tahun mendatang untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh BBPK. Selain itu masyarakat dapat memberikan penilaian terhadap pencapaian kinerja BBPK melalui program dan target yang telah ditetapkan dan masyarakat juga bisa memilah manfaat mana yang bisa dimanfaatkan dari hasil program/ kegiatan yang akan dilaksanakan oleh BBPK 5 (lima) tahun mendatang.

Tujuan penyusunan Renstra adalah:

a. Menyelaraskan program BBPK selalu unit Eselon II pada Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian dengan sasaran Kebijakan Pembangunan Industri Nasional (KPIN) untuk jangka waktu menengah tahun 2010 – 2014 bagi industri Pulp dan Kertas, industri pendukung dan industri terkait

b. Meningkatkan peran Balai untuk mendukung pengembangan industri pulp dan kertas sesuai dengan Kebijakan Industri Nasional

(9)

Balai Besar Pulp dan Kertas Hal 8

c. Mengembangkan kompetensi inti Balai untuk bidang Pulp dan Kertas melalui penguatan kompetensi Bioteknologi dan mendukung pengembangan Nanoteknologi

1.3 RUANG LINGKUP DAN LANDASAN HUKUM

Renstra BBPK disusun untuk jangka waktu 5 tahun yaitu tahun 2010 – 2014 dengan mengikuti sistematika Pedoman LAN 239/2003 sebagai berikut:

I. Pendahuluan, yang memuat latar belakang, maksud dan tujuan, serta ruang lingkup dan landasan hukum.

II. Tugas Pokok dan Fungsi, yang menguraikan tentang tugas pokok dan fungsi BBPK.

III. Hasil Analisis Strategi, berisi kondisi internal balai, kondisi eksternal (environmental scanning) dan analisis SWOT.

IV. Rencana Strategis, menguraikan visi, misi, tujuan dan nilai, sasaran strategis serta kebijakan dan program yang akan disarikan dalam bentuk form RS

V. Penutup, merupakan uraian ringkas dan menyeluruh Renstra Balai

Lampiran

Penyusunan Renstra mengacu kepada pedoman dan peraturan-peraturan yang terdiri atas : a. Keputusan Kepala LAN Nomor : 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman

Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

b. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

c. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional

d. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025.

e. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional

f. Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5. Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (RENSTRA-KL) 2010-2014

g. Renstra Kementerian Perindustrian h. Renstra BPPI/ BP-KIMI

(10)

Balai Besar Pulp dan Kertas Hal 9

BAB

TUGAS POKOK DAN FUNGSI

2.1 TUGAS POKOK DAN FUNGSI

2.1.1 TUGAS POKOK

Balai Besar Pulp dan Kertas yang selanjutnya dalam Peraturan Menteri ini disebut BBPK adalah unit pelaksana teknis di lingkungan Departemen Perindustrian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri. BBPK mempunyai tugas melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan, kerjasama, standardisasi, pengujian, sertifikasi, kalibrasi dan pengembangan kompetensi industri pulp dan kertas sesuai kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri.

2.1.2 FUNGSI

Fungsi Balai Besar Pulp dan Kertas yaitu:

a. penelitian dan pengembangan, pelayanan jasa teknik bidang teknologi bahan baku, bahan pembantu, proses, produk, peralatan dan pelaksanaan pelayanan dalam bidang pelatihan teknis, konsultansi/penyuluhan, alih teknologi serta rancang bangun dan perekayasaan industri, inkubasi, dan penanggulangan pencemaran industri;

b. pelaksanaan pemasaran, kerjasama, pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi; c. pelaksanakan pengujian dan sertifikasi bahan baku, bahan pembantu, dan produk industri

pulp dan kertas, serta kegiatan kalibrasi mesin dan peralatan;

d. pelaksanaan perencanaan, pengelolaan, dan koordinasi sarana dan prasarana kegiatan penelitian dan pengembangan di lingkungan BBPK, serta penyusunan dan penerapan standardisasi industri pulp dan kertas; dan

e. pelayanan teknis dan administrasi kepada semua unsur di lingkungan BBPK.

(11)

Balai Besar Pulp dan Kertas Hal 10

(12)

Balai Besar Pulp dan Kertas Hal 11

2.1.3 STRUKTUR ORGANISASI

Berdasarkan Permen No. 42 Tahun 2006 mengenai Organisasi dan Tata Kerja, BBPK terdiri dari: A. Bagian Tata Usaha;

Bagian Tata Usaha mempunyai tugas memberikan pelayanan teknis dan administratif kepada semua unsur di lingkungan BBPK.

Bagian Tata Usaha menyelenggarakan fungsi : a. penyusunan program, evaluasi dan laporan;

b. pelaksanaan urusan keuangan dan inventarisasi barang milik negara; c. perencanaan, pengembangan dan pelaksanaan urusan kepegawaian;

d. pelaksanaan urusan surat menyurat, kearsipan, perjalanan dinas, rumah tangga, keamanan, serta urusan perlengkapan, pemeliharaan dan perawatan.

B. Bidang Pengembangan Jasa Teknik;

Bidang Pengembangan Jasa Teknik mempunyai tugas melaksanakan pemasaran, kerjasama, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi.

Bidang Pengembangan Jasa Teknik menyelenggarakan fungsi:

a. Perencanaan dan pelaksanaan pemasaran, desiminasi hasil kegiatan, kontrak kerjasama usaha, pelayanan pelanggan dan pengembangan pasar;

b. perencanaan dan pelaksanaan kerjasama dan negosiasi kerjasama usaha; dan

c. pengelolaan, pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi dan perpustakaan.

C. Bidang Sarana Riset dan Standardisasi;

Bidang Sarana Riset dan Standardisasi mempunyai tugas melakukan kegiatan perencanaan, pengelolaan, dan pengkoordinasian penggunaan sarana dan prasarana kegiatan penelitian dan pengembangan di lingkungan BBPK, serta penyusunan dan penerapan standar produk industri pulp dan kertas.

Bidang Sarana Riset dan Standardisasi menyelenggarakan fungsi :

a. perencanaan dan pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan teknologi pulp, kertas dan derivat selulosa;

b. perencanaan, penelitian dan pengembangan industri pulp, kertas dan derivat selulosa; dan

c. perencanaan, pengkajian, penelitian, pengembangan, perancangan, penerapan, dan revisi standar di bidang industri pulp, kertas dan derivat selulosa.

(13)

Balai Besar Pulp dan Kertas Hal 12

D. Bidang Pengujian, Sertifikasi dan Kalibrasi;

Bidang Pengujian, Sertifikasi dan Kalibrasi mempunyai tugas melakukan kegiatan pengujian dan sertifikasi bahan baku, bahan pembantu, dan produk industri pulp dan kertas, serta kegiatan kalibrasi mesin dan peralatan.

Bidang Pengujian, Sertifikasi dan Kalibrasi menyelenggarakan fungsi :

a. perencanaan dan pelaksanaan pengujian bahan baku, bahan pembantu, serta produk dan limbah industri pulp, kertas dan derivat selulosa, melakukan evaluasi hasil pengujian, menerbitkan laporan hasil uji, dan menyusun serta melaporkan kegiatan pengujian produk industri pulp, kertas dan derivat selulosa;

b. perencanaan dan pelaksanaan sertifikasi sistem mutu, mutu produk, keamanan, keselamatan, pengambilan contoh, memberikan jasa pelayanan sertifikasi, evaluasi hasil sertifikasi serta penyusunan dan penerbitan laporan hasil sertifikasi dan memelihara sistem sertifikasi;

c. perencanaan dan pelaksanaan kalibrasi internal dan eksternal untuk mesin dan peralatan, mengevaluasi hasil kalibrasi, menerbitkan sertifikat kalibrasi, melaksanakan sertifikasi ulang, dan menyusun serta melaporkan kegiatan kalibrasi.

E. Bidang Pengembangan Kompetensi dan Alih Teknologi;

Bidang Pengembangan Kompetensi dan Alih Teknologi mempunyai tugas melakukan kegiatan pelayanan dalam bidang pelatihan teknis, konsultansi, alih teknologi, rancang bangun dan perekayasaan industri, inkubasi, dan penanggulangan pencemaran industri. Bidang Pengembangan Kompetensi dan Alih Teknologi menyelenggarakan fungsi:

a. perencanaan dan pelaksanaan konsultansi kepada masyarakat industri pulp, kertas dan derivat selulosa;

b. perencanaan dan pelaksanaan program pelatihan teknis tenaga industri pulp, kertas dan derivat selulosa;

c. perencanaan dan pelaksanaan alih teknologi, rancang bangun dan perekayasaan industri, inkubasi, dan penanggulangan pencemaran industri.

F. Kelompok Jabatan Fungsional.

Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kelompok jabatan fungsional terdiri dari sejumlah jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok jabatan fungsional sesuai dengan bidang keahliannya. Masing-masing

(14)

Balai Besar Pulp dan Kertas Hal 13

kelompok jabatan fungsional dikoordinasikan oleh seorang tenaga fungsional yang dipilih oleh kelompok jabatan fungsional yang bersangkutan dan ditetapkan oleh Kepala BBPK.

(15)

Balai Besar Pulp dan Kertas Hal 14

BAB

HASIL ANALISIS STRATEGI

3.1 KONDISI INTERNAL BALAI

3.1.1 SUMBER DAYA MANUSIA

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan pilar penting bagi BBPK untuk dapat menjalan Tupoksi dan memberikan pelayanan jasa yang optimal kepada IPK. Oleh karena itu, BBPK selama ini melaksanakan kegiatan pengembangan SDM yang dimiliki, diantaranya melalui rekrutmen, training dan pendidikan formal (Tabel 3.1 Kekuatan Sumber Daya Manusia BBPK). Adanya perubahan jumlah dikarenakan adanya pegawai yang memasuki masa pensiun, mutasi pegawai, serta adanya penerimaan pegawai baru melalui seleksi CPNS.

Tabel 3.1 Kekuatan Sumber Daya Manusia BBPK*

Uraian Posisi Awal

31-12-2010 Tambah Kurang Posisi Akhir 01-03-2011 Persentase (%) I. Menurut Jabatan A. Struktural Eselon I Eselon II 1 1 0.71 Eselon III 5 5 3.55 Eselon IV 16 16 11.35 Eselon V B. Fungsional Peneliti 9 9 6.38 Litkayasa 23 23 16.31 Pustakawan 3 3 2.13 Statistisi 2 2 1.42 Pranata Humas 0 0 0 Perekayasa 6 6 4.26 Arsiparis 1 1 0.71 C. Staf Pelaksana 66 9 75 53.19 Jumlah 132 9 141 100.00

II. Menurut Golongan

Golongan IV 15 15 10.64 Golongan III 92 7 99 70.21 Golongan II 25 2 27 19.15 Golongan I Jumlah 132 9 141 100.00

3

(16)

Balai Besar Pulp dan Kertas Hal 15

Tabel 3.1 Lanjutan… Uraian Posisi Awal

31-12-2010 Tambah Kurang Posisi Akhir 01-03-2011 Persentase (%) Menurut Pendidikan Strata-3 (S3) 1 1 0.71 Strata-2 (S2) 19 19 13.48 Strata-1 (S1) 40 7 47 33.33 Diploma (D3/1) 11 2 13 9.22 SLTA 53 53 37.59 SLTP 6 6 4.26 SD 2 2 1.42 Jumlah 132 9 141 100.00

*Keterangan: Data Pegawai TA 2011

Secara umum struktur pegawai BBPK per 31 Desember 2011 masih cukup memadai dalam mendukung pelaksanaan tupoksi dan pelayanan jasa di BBPK. Namun demikian persebaran usia SDM BBPK harus diperhatikan karena hampir sebagian besar pegawainya berusia > 45 tahun yaitu sebanyak 66,7%. Oleh karena itu, proses regenerasi mutlak harus dilakukan jika BBPK ingin dapat terus eksis dalam menjalankan tupoksinya yaitu memberikan pelayanan kepada IPK.

Tabel 3.2 Persebaran Usia SDM BBPK

No. Rentang Usia Jumlah Persentase (%) 1 61 – 65 1 0.8 2 56 – 60 12 9.3 3 51 – 55 45 34.9 4 46 – 50 28 21.7 5 41 – 45 7 5.4 6 36 – 40 9 7.0 7 31 – 35 13 10.1 8 26 – 30 13 10.1 9 21 – 25 1 0.8 Total 129 100.0

Salah satu solusi untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan SDM adalah melalui pendidikan formal maupun non formal berupa diklat dalam negeri maupun di luar negeri, kerjasama dengan luar negeri misalnya dalam bentuk, pelatihan teknis, kerjasama litbang dan lain sebagainya, serta mendatangkan tenaga ahli (expert) dari luar negeri untuk memutakhirkan teknik pengujian dan instrumentasi, sehingga proses kaderisasi dapat berjalan dengan lebih cepat dan dapat mempengaruhi peningkatan kompetensi SDM balai.

(17)

Balai Besar Pulp dan Kertas Hal 16

Saat ini, proses regenerasi SDM mulai dilakukan terutama untuk pegawai jabatan fungsional oleh BBPK seperti jabatan peneliti dan perekayasa, dimana beberapa pegawai baru telah diangkat menjadi peneliti dan perekayasa serta telah mengikuti diklat fungsional peneliti. Akan tetapi, proses regenerasi terutama untuk jabfung litkayasa sebagai salah satu elemen penting dalam struktur SDM BBPK belum terdapat proses pengangkatan baru, hal ini sangat mengkhawatirkan karena hampir seluruh litkayasa di BBPK berusia > 50 tahun sehingga dalam waktu lima tahun mendatang BBPK akan kehilangan teknisi litkayasa jika tidak dilakukan regenerasi sejak dini (Lampiran Daftar Susunan Pegawai). Selain itu, beberapa pegawai juga melanjutkan pendidikan formal ke jenjang yang lebih tinggi dengan beasiswa dari Balai maupun dari institusi lainnya, sehingga diharapkan gap generasi dapat teratasi.

Berdasarkan latar belakang pendidikan (S0 – S3), SDM BBPK sebagian besar berpendidikan teknik yaitu sejumlah 76%, sedangkan 24% sisanya berpendidikan non teknik. SDM berpendidikan teknik yaitu berasal dari Teknik Kimia (25%), Teknik Lingkungan (7%), Biologi dan Bioteknologi (6%), Kimia (12%), dan Teknik lainnya (26%).

3.1.2 SUMBER DAYA

3.1.2.1 SARANA DAN PRASARANA

BBPK berlokasi di Jl. Raya Dayeuhkolot No. 132 Bandung. BBPK memiliki aset total sebesar 62,9 Milyar rupiah yaitu berupa tanah, peralatan-peralatan riset dan penunjang jasa layanan seperti pengujian, kalibrasi, sertifikasi, standardisasi, pelatihan teknis, dan konsultansi, gedung dan bangunan, dan aset lain-lainnya.

BBPK memiliki sarana laboratorium riset pulp, kertas, derivat selulosa dan lingkungan, sarana laboratorium pengujian dan kalibrasi, serta sarana penunjang seperti sarana perpustakaan, sarana teknologi informasi, serta sarana utilitas.

Laboratorium riset BBPK terdiri dari beberapa laboratorium yaitu: 1. Lab riset pulp

a. lab bahan baku b. lab morfologi serat

c. lab analisis komponen kimia d. lab pemasakan dan pemutihan pulp e. lab komposisi kimia dan lindi hitam

(18)

Balai Besar Pulp dan Kertas Hal 17

f. lab pulp plant g. lab pilot plant 2. Lab riset kertas

a. lab stock preparation (2 ruangan) 3. Lab riset lingkungan

a. lab pengolahan air limbah b. lab mikrobiologi

c. lab toksikologi 4. Lab derivat selulosa 5. Lab lainnya

a. lab uji AOX

b. Ruang simpan bahan kimia

Peralatan di laboratorium riset pada umumnya digunakan untuk kegiatan riset baik dari anggaran rutin maupun kegiatan pelayanan jasa teknis seperti riset dan pengujian. Hingga saat ini lab riset BBPK dapat digunakan untuk menguji 9 parameter pengujian sifat fisik kayu dan pulp (2 parameter diantaranya yaitu panjang serat dan penggilingan masuk dalam ruang lingkup akreditasi 17025), 19 parameter pengujian sifat kimia kayu dan pulp (2 parameter diantaranya yaitu kekentalan dan kadar air masuk dalam ruang lingkup akreditasi 17025), 11 parameter pengujian derivat selulosa, 19 parameter pengujian komoditi kertas dan karton (kimia). Selain itu sarana yang ada dapat digunakan untuk uji parameter AOX, uji ketahanan kertas terhadap jamur. Beberapa peralatan seperti terlihat pada Lampiran 2 juga sudah terakreditasi oleh pranata litbang (KNAPPP). Selain peralatan yang digunakan untuk pengujian dan riset kerjasama, masih banyak peralatan yang hanya digunakan untuk keperluan riset yang dibiayai dari anggaran rutin, namun pada dasarnya peralatan-peralatan tersebut dapat dioptimalisasi penggunaannya untuk menunjang kegiatan pelayanan jasa teknis.

Peralatan di lab riset BBPK dapat dikelompokkan menjadi peralatan utama dan peralatan penunjang dengan komposisi sebagai berikut:

(19)

Balai Besar Pulp dan Kertas Hal 18

Tabel 3.3 Peralatan Utama dan Peralatan Penunjang BBPK

No. Peralatan

Kondisi

Baik Rusak ringan Rusak berat

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1. Utama 142 67,94 16 84,21 1 50

2. Pendukung 67 32,06 3 15,79 1 50

Jumlah 209 100 19 100 2 100

Keterangan: data TA 2010

Laboratorium riset pada dasarnya telah memiliki beberapa peralatan uji baru (pengadaan tahun 2007-2009) seperti L&W Bursting strength tester, elrepho, sentrifuse, smart cooker, disintegrator, sheet press, PFI dan sheet former. Namun sebagian besar peralatan yang ada sudah cukup tua dengan teknologi yang konvensional sehingga perlu diremajakan. Umur peralatan di BBPK rata-rata berumur di atas 15 tahun bahkan ada yang sudah berumur 46 tahun (Sumber Data: Kajian Pengembangan Kompetensi BBPK, 2010).

Peralatan yang ada di Pulp Pilot Plant BBPK dan sarana penunjangnya kondisinya juga sudah tua dan tidak mungkin difungsikan sebagaimana mestinya mengingat beban pemakaian listrik yang sangat tinggi. Namun dengan beberapa perbaikan dan modifikasi sederhana, peralatan ini dapat dimanfaatkan sebagai unit pendaur ulang kertas bekas bekerjasama dengan PT. Tetrapak yang bersedia memasok bahan kemasan minuman aseptik bekas untuk didaur ulang dan diambil serat atau pulpnya kembali. Dalam hal ini BBPK bersama pihak industri telah membuktikan komitmennya akan upaya konservasi serat yang merupakan langkah nyata bagi upaya pelestarian lingkungan.

Laboratorium pengujian BBPK dilengkapi dengan peralatan uji pulp dan kertas, peralatan uji lingkungan yang meliputi uji air dan air limbah serta uji udara emisi dan udara ambien. Hingga saat ini seperti yang nampak pada Lampiran 3, peralatan uji yang dimiliki laboratorium pengujian yang terakreditasi mampu menguji 13 parameter uji pulp, 19 parameter uji kertas, 13 parameter uji karton, 9 parameter uji air limbah. Sedangkan untuk laboratorium uji udara yang belum terakreditasi oleh KAN, memiliki kemampuan untuk menguji 9 parameter untuk udara ambien dan 23 parameter untuk emisi udara. Pada umumnya hampir semua peralatan uji yang digunakan sudah cukup tua dan berteknologi konvensional sehingga kinerjanya kurang optimal. Dari peralatan uji yang dimiliki, peralatan uji untuk kertas dan karton sebanyak 68 buah hanya 36 buah (52,9 %) yang masih berfungsi dengan baik sedangkan sisanya dalam keadaan rusak. Peralatan uji untuk air limbah sebanyak 68 buah, 53 buah (77,9%) diantaranya dalam kondisi baik. Adapun laboratorium uji udara memiliki 15 alat uji yang 5 buah (33,3%) diantaranya

(20)

Balai Besar Pulp dan Kertas Hal 19

dalam keadaan rusak. Berdasarkan pertimbangan bahwa pengadaan peralatan uji sangat mahal, maka pengadaan alat uji harus direncanakan dengan baik dan dipertimbangkan dari berbagai aspek baik untuk kepentingan layanan jasa teknis maupun untuk penelitian. Saat ini masih ditemukan peralatan uji yang memiliki fungsi yang sama namun dimiliki oleh laboratorium di bidang SRS dan Laboratorium Pengujian di bidang PASKAL. Hal ini sudah barang tentu akan mengurangi optimasi pemanfaatan peralatan uji dan juga ketidak efisienan dalam penggunaan anggaran baik untuk keperluan pemeliharaan alat maupun untuk pembelian alat.

Peralatan kalibrasi yang dimiliki laboratorium kalibrasi juga masih sangat terbatas sehingga belum memungkinkan untuk memberikan pelayanan jasa kalibrasi yang optimal kepada industri. Berdasarkan data penerimaan order kalibrasi tahun 2009, maka jumlah order layanan kalibrasi terbanyak berturut-turut adalah layanan kalibrasi gaya, dimensi, massa, optik dan suhu. Pada tahun 2009 seperti yang nampak pada Lampiran 4, laboratorium kalibrasi memiliki 4 buah alat kalibrasi gaya, 6 buah alat kalibrasi dimensi, 8 buah alat kalibrasi massa, 2 buah alat kalibrasi optik, 4 buah alat kalibrasi suhu dan 2 buah alat kalibrasi tekanan. Saat ini ruang lingkup kalibrasi yang telah diakreditasi oleh KAN meliputi parameter gaya (tensile tester dan

compression tester), dimensi (panjang dan tebal), suhu (oven dan inkubator), massa (calliper

dan timbangan elektronik) dan tekanan (pressure gauge), sedangkan yang belum terakreditasi oleh KAN meliputi parameter gaya (stiffness tester), optik (brightness tester dan gloss tester) dan volumetrik (pipet ukur, gelas ukur, labu ukur, buret ). Ke depan, pengadaan sarana peralatan kalibrasi perlu diperhatikan dalam rangka pengembangan lingkup layanan jasa kalibrasi baik dalam rangka akreditasi maupun pengembangan potensi pasar seperti penambahan ruang lingkup parameter suhu untuk kalibrasi alat furnace, waterbath dan autoclave. Selain itu laboratorium kalibrasi telah memiliki beberapa pengalaman dalam memperbaiki alat uji milik perusahaan dan untuk mendukung kegiatan ini diperlukan peralatan pendukung. Dengan mengingat bahwa pengadaan peralatan kalibrasi pada umumnya relatif tidak terlalu mahal, maka pengembangan sarana atau peralatan di laboratorium Kalibrasi relatif lebih memungkinkan dibandingkan dengan pengadaan peralatan untuk laboratorium pengujian.

Sarana dan prasarana untuk kegiatan sertifikasi pada umumnya tidak membutuhkan peralatan kecuali alat pengolah data yaitu komputer. Saat ini prasarana ruangan untuk kegiatan sertifikasi masih dirasakan kurang. Kebutuhan akan ruangan untuk penerimaan tamu dan ruangan untuk rapat sangat diperlukan seiring dengan pengembangan sertifikasi ekolabel dan sertifikasi produk.

(21)

Balai Besar Pulp dan Kertas Hal 20

Sarana teknologi informasi internal Balai local area network (LAN) dan koneksi internet telah tersedia dan cukup memadai sehingga pelayanan dan transfer data dan informasi serta komunikasi internal maupun eksternal dapat terlaksana baik, walau pemanfaatannya masih belum optimal. Ke depan, sarana ini merupakan ujung tombak sarana pelayanan jasa teknis terpadu sekaligus sebagai sarana promosi Balai .

Koleksi buku dan majalah ilmiah internasional sudah cukup banyak tersedia di perpustakaan, namun masih terkendala oleh kurangnya buku teks dan jurnal terbitan terkini. Akhir-akhir ini penambahan jumlah buku teks relatif kecil karena keterbatasan dana yang dialokasikan. Demikian pula dengan gedung dan sarana kantor serta prasarana laboratorium relatif sudah tua dan berada di lokasi banjir, sehingga perlu penataan ulang dan renovasi.

3.1.2.2 KEUANGAN

Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya untuk melayani masyarakat, secara umum seluruh pendanaan aktifitas kegiatan BBPK berasal dari 3 (tiga) jenis sumber dana, antara lain:

1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)

Dana APBN merupakan sumber dana bagi BBPK yang berasal dari Pemerintah Pusat. APBN ini berasal dari Pajak dan Retribusi yang dikenakan pemerintah kepada masyarakat. BBPK menggunakan sumber dana APBN ini untuk kegiatan pembayaran gaji pegawai, pemeliharaan sarana/ prasarana, kegiatan rutin lainnya serta untuk kegiatan litbang. 2. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

Dana PNBP merupakan sumber dana yang diperoleh BBPK secara mandiri. PNBP ini berasal dari hasil Pelayanan Jasa yang dilaksanakan oleh BBPK, dimana masyarakat pengguna jasa dikenakan tarif atas jasa yang telah diterima. BBPK menggunakan dana PNBP ini untuk membiayai dan meningkatkan kualitas Jasa Pelayanan Teknis kepada masyarakat.

3. Pinjaman/ Hibah Luar Negeri (PHLN)

Dana PHLN merupakan sumber dana yang berasal dari pinjaman/ hibah dari kerjasama Luar Negeri. Bentuk kerjasama ini dapat berupa kegiatan litbang, pelatihaan dan lain-lain. Dalam hal ini, BBPK pernah menjalin kerjasama dengan SIDA-Swedia dan JICA-Jepang.

Dalam kurun waktu 2005 – 2009, Anggaran BBPK secara jumlah mengalami fluktuasi, dimana terjadi peningkatan jumlah anggaran mulai tahun 2005 dengan nilai total Rp. 7.647.073,- dan terus naikhingga Rp. 16.587.398,- pada tahun2008. Namun pada tahun 2009 terjadi penurunan anggaran menjadi Rp. 12.267.919,-.

(22)

Balai Besar Pulp dan Kertas Hal 21

Alokasi penerimaan PNBP dari tahun 2005 – 2009 tidak terlalu menunjukkan peningkatan yang signifikan dan berkisar pada angka Rp. 2.000.000,- setiap tahunnya. Sedangkan dana PHLN terdapat dalam tahun anggaran 2006 sebesar Rp. 552.664,- tahun 2007 sebesar Rp. 226.316,- dan pada tahun 2008 sebesar Rp. 249.750,-. Sedangkan pada tahun 2005 dan 2009, BBPK tidak memiliki kegiatan yang dananya berasal dari PHLN.

Tabel 3.4 Data Perkembangan Anggaran Tahun 2005 - 2009

No Data Perkembangan Anggaran (Rp.) 2005 2006 2007 2008 2009

1 Rupiah Murni (RM) Target (T) 5.987.323 10.907.622 13.318.503 14.392.612 10.276.105 Realisasi (R) 6.089.402 8.054.630 11.510.354 10.203.440 10.057.977 2 Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Penerimaan (PR) Target (T) 2.300.000 2.253.000 2.018.000 2.018.871 2.099.962 Realisasi (R) 1.749.869 2.409.494 1.932.307 2.035.807 1.885.443 Penggunaan (PG) Target (T) 1.659.750 1.921.506 1.914.900 1.914.900 1.991.814 Realisasi (R) 1.234.147 1.680.023 1.272.913 1.530.211 1.018.871

3 Hibah Luar Negeri (PHLN) Target (T) 0 552.664 226.316 249.750 0

Realisasi (R) 0 296.346 226.292 138.372 0

4 Rupiah Murni Pendamping (RMP)

Target (T) 0 82.709 32.024 30.136 0

Realisasi (R) 0 35.443 29.109 24.419 0

Total PAGU (RM + PNBP Penggunaan) 7.647.073 13.434.501 15.491.743 16.587.398 12.267.919 Total Realisasi (RM + PNBP Penggunaan) 7.323.550 10.031.000 13.009.583 11.983.402 11.076.848

Pendapatan yang diperoleh dari pelaksanaan kegiatan JPT merupakan salah satu sumber anggaran balai yang disebut Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Pada tabel berikut dapat dilihat jumlah target dan pencapaian PNBP BBPK tahun 2005 – 2009.

Dari Tabel 3.5 terlihat bahwa realisasi penerimaan JPT BBPK mengalami peningkatan pada tahun 2006 dan relatif stabil sampai tahun 2008. Pada tahun 2006, realisasi penerimaan melampaui 100% dibanding dengan target penerimaan. Hal ini disebabkan karena pembayaran dana kerjasama riset luar negeri yang berlangsung untuk waktu 3 (tiga) tahun dilaksanakan tahun 2006. Pada tahun 2009, realisasi penerimaan JPT mengalami sedikit penurunan. Hal ini kemungkinan berkaitan dengan terjadinya krisis global pada pertengahan tahun 2008 – 2009 sehingga kondisi industri pulp dan kertas masih belum pulih sepenuhnya dari dampak krisis tersebut. Pada akhir tahun 2009 kondisi industri pulp dan kertas yang semakin membaik, dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan kembali penerimaan JPT BBPK pada tahun-tahun yang akan datang.

(23)

Balai Besar Pulp dan Kertas Hal 22

Tabel 3.5 PNBP BBPK tahun 2005-2009 (dalam ribuan rupiah)

Penerimaan 2005 2006 2007 2008 2009

Target 2.300.000 2.253.000 2.018.000 2.018.871 2.099.962

Realisasi 1.749.869 2.409.495 1.932.307 2.035.807 1.885.453

Realisasi (%) 76,1 106,9 95,8 100,8 89,8

3.1.3 SISTEM MANAJEMEN DAN PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN 3.1.3.1 ISO 9001:2008

Penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008, bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi kinerja BBPK. Disamping itu, penerapan sistem manajemen mutu bertujuan untuk melakukan perbaikan pelayanan kepada pelanggan secara berkesinambungan yang pada akhirnya berdampak kepada meningkatnya kepuasan pelanggan. Kedua tujuan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam pembaharuan budaya kerja di BBPK.

Penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 di BBPK telah berjalan selama 6 tahun dengan kegiatan sebagai berikut :

1. Tahun 2005, Program Jaminan Mutu Pelayanan Jasa BBPK melalui Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008.

2. Tahun 2006, Program Jaminan Mutu Pelayanan Jasa BBPK melalui Surveillance (Pengawasan) Tahap Pertama Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008.

3. Tahun 2007, Program Jaminan Mutu Pelayanan Jasa BBPK Melalui Surveillance (Pengawasan) Tahap Kedua Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008.

4. Tahun 2008, Program Jaminan Mutu Pelayanan Jasa BBPK Melalui Pengawasan Surveillance (Pengawasan) Integrasi ISO 9001:2008 dan ISO 17025:2005

5. Tahun 2009, BBPK berkomitmen mengaplikasikan menerapkan sistem manajemen mutu versi terbaru yaitu ISO 9001 :2008 melalui Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu (LSSMM) MALQA.

6. Tahun 2010, Program Jaminan Mutu Pelayanan Jasa BBPK Melalui Pengawasan Surveillance (Pengawasan) Integrasi ISO 9001:2008 dan ISO 17025:2005

(24)

Balai Besar Pulp dan Kertas Hal 23

Pada tahun 2009, BBPK telah mengintegrasikan dua sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 dan ISO 17025:2005 yang telah berlangsung secara terpisah serta mangakomodir versi terbaru yaitu ISO 9001:2008. Tujuannya adalah untuk efisiensi implementasi sistem, merampingkan struktur organisasi, dan memudahkan proses monitoring dan koordinasi. Hal ini sejalan dengan penjelasan pada persyaratan standar internasional sistem manajemen laboratorium ISO 17025 : 2005. Persyaratan tersebut mengharuskan sebuah organisasi atau lembaga untuk menerapkan prinsip-prinsip sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 di dalam mengimplementasikan sistem manajemen laboratorium ISO 17025:2005.

Upaya BBPK mengintegrasikan kedua sistem tersebut telah dilakukan melalui beberapa proses, mulai dari merevisi dan menetapkan kebijakan mutu, menetapkan sasaran mutu, merevisi dokumen, mendokumentasikan, mensosialisasikan, mengimplementasikan, dan memelihara Sistem Manajemen Mutu Integrasi ISO 9001:2008 dan ISO 17025:2005 secara baik dan sistematis. Serta tidak lupa untuk terus-menerus melakukan perbaikan dan pengembangan untuk melakukan efektivitasnya. Parameter untuk memonitoring efektivitas penerapan dan pemeliharaan sistem manajemen mutu adalah kegiatan audit internal, tinjauan manajemen, dan reassesment oleh LSSMM yang terakreditasi KAN, dalam hal ini LSSMM yang ditunjuk adalah MALQA. Adapun ruang lingkup kegiatan pelayanan BBPK yang tercakup dalam penerapan sistem manajemen mutu Integrasi ISO 9001:2008 dan ISO 17025:2005 adalah : (1) Pelayanan Jasa Riset (2) Pelayanan Jasa Pelatihan dan Alih Teknologi (3) Pelayanan Jasa Konsultansi di bidang Industri Pulp, Kertas, dan Lingkungan.

3.1.3.2 ISO/IEC 17025:2005

Keberhasilan BBPK dalam membangun layanan pengujian yang lengkap dan akurat tidak terlepas dari komitmen terhadap pentingnya mutu layanan. Sistem manajemen laboratorium ISO/IEC 17025 yang diterapkan di Balai menjadi perhatian utama, sehingga sejak tahun 1998 telah memperoleh akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) dengan nomor akreditasi LP – IDN – 046. Status akreditasi ini tetap terpelihara hingga kini sampai dengan tahun 2012 yang selanjutnya akan di re-akreditasi. Lingkup akreditasi laboratorium uji meliputi pengujian pulp, kertas dan karton, serta pengujian air dan air limbah.

Pelanggan utama pelayanan jasa teknis pengujian BBPK adalah industri pulp dan kertas, industri konverter seperti percetakan, produsen kemasan dari kertas/karton, serta produk-produk kertas/karton lainnya, pemasok bahan kimia penolong pulp dan kertas, dan industri terkait lainnya. Jenis produk yang banyak diuji diantaranya kertas cetak, kertas stiker, kertas

(25)

Balai Besar Pulp dan Kertas Hal 24

kraft untuk kantong semen, kertas CBS -1 dan kertas sekuritas lainnya. Laboratorium BBPK selain mampu menguji komoditas pulp dan kertas, juga mampu menguji komoditas air dan air limbah industri baik yang berasal dari industri pulp dan kertas, juga industri tekstil, rumah sakit dan lain-lain. Selain itu laboratorium BBPK memiliki kemampuan melayani pengujian emisi udara terutama yang berasal dari emisi boiler batu bara serta menguji udara ambient. Kemampuan laboratorium uji BBPK sesuai dengan status akreditasinya dapat dilihat pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6 Kemampuan Laboratorium Uji BBPK Sesuai dengan Status Akreditasinya

Pulp Kertas Karton Air limbah

Panjang serat Gramatur Gramatur BOD

Derajat Giling Tebal Tebal pH

Derajat putih Ketahanan tarik, Regang TEA

Ketahanan tarik,Regang TEA

TSS

Ketahanan tarik Ketahanan sobek Ketahanan sobek Fenol

Ketahanan sobek Ketahanan retak Ketahanan retak Minyak dan Lemak Ketahanan retak Ketahanan lipat Ketahanan lipat Krom Total

Noda Derajat putih Derajat putih Amoniak

Gramatur Opasitas Kilap Sulfita

Ketahanan lipat Kilap Kekakuan (Taber) COD

Kadar air Daya serap air (Cobb – 60 )

Daya serap air (Cobb – 60 )

Viskositas Kekakuan (Taber) Kekasaran (Bendtsen) Kadar ekstraktif

(Alcohol benzene)

Porositas( Gurley) Analisa Serat

Kadar ekstraktif (diklormetan)

Porositas (Bendtsen) Kadar air

Kekasaran (Bendtsen) Analisa Serat pH (ekstraksi panas) pH (ekstraksi panas) pH (permukaan) Kadar air

Laboratorium pengujian BBPK telah dilengkapi dengan peralatan uji pulp dan kertas, peralatan uji lingkungan yang meliputi uji air dan air limbah, uji limbah padat serta uji udara emisi dan udara ambien. Hampir semua peralatan uji yang digunakan sudah cukup tua dan berteknologi konvensional sehingga kinerjanya kurang optimal. Namun demikian, sampai dengan saat ini program pemeliharaan dan kalibrasi peralatan yang ditetapkan setiap tahun masih mampu menjaga unjuk kerja peralatan yang baik. Hal ini terbukti dari hasil uji banding antar laboratorium yang relatif cukup bersaing dibandingkan dengan laboratorium sejenis lainnya baik di tingkat nasional maupun internasional. Adapun kapasitas kemampuan laboratorium uji BBPK dapat dilihat pada Tabel 3.7.

(26)

Balai Besar Pulp dan Kertas Hal 25

Pada saat ini BBPK mampu memberikan layanan pengujian sebanyak 51 parameter uji untuk komoditas pulp, kertas, dan karton, 34 parameter uji untuk komoditas air dan air limbah serta 12 parameter uji untuk udara emisi dan udara ambien.

Upaya memberikan pelayanan prima untuk mencapai kepuasan pelanggan jasa pengujian BBPK terus dilakukan secara berkesinambungan guna mempercepat waktu penyelesaian pengujian dan mempertahankan akurasi hasil uji. Dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan tingkat akurasi hasil pengujian, diantaranya dilakukan dengan cara memutakhirkan metode uji, melakukan uji profisiensi ke lembaga internasional dan meningkatkan kompetensi personil.

Tabel 3.7 Kemampuan Laboratorium Uji BBPK

No Komoditi/ SNI Kemampuan Kapasitas Sampel

/Tahun 1 Tisu Muka

SNI 14 – 0173 - 2002

Akreditasi sebagian & mampu sepenuhnya

36

2 Tisu Toilet SNI 0103:2008

Akreditasi sebagian & mampu sepenuhnya

36

3 Tisu Serbet

SNI 14 – 3344 - 2006

Akreditasi sebagian & mampu sepenuhnya

36

4 Kantong teh dari Kertas Kraft (Tea Paper Sack) SNI 14 – 7038 – 2004

Akreditasi sebagian & mampu sepenuhnya

36

5 Kertas Kantong Semen SNI 14 – 0498 – 1999

Akreditasi penuh 48

6 Kertas Cetak A 7274 : 2008

Akreditasi sebagian & mampu sepenuhnya 120 7 Karton Dupleks SNI 0123 : 2008 Akreditasi penuh 36 8 Karton Gelombang SNI 14 - 1434 – 1989

Akreditasi sebagian & mampu sepenuhnya 36 9 Pulp LBKP 6107 : 2009 Akreditasi penuh 12 10 Pulp NBKP 14 – 0938 - 1989 Akreditasi penuh 12 11 Pulp NUKP SNI 14 – 6106 – 1999 Akreditasi penuh 12

12 Kertas Stiker Akreditasi sebagian & mampu sepenuhnya

60

13 Kertas Sekuritas Akreditasi sebagian & mampu sepenuhnya

60

14 Limbah cair (Pulp dan kertas,Tekstil)

Akreditasi penuh 1500

15 Limbah cair Industri Akreditasi sebagian & mampu sebagian

200

16 Limbah padat mampu sebagian 12

17 Udara emisi (Boiler Batubara)

mampu sepenuhnya 60

18 Udara emisi

( kegiatan lain, incinerator)

mampu sebagian 20

(27)

Balai Besar Pulp dan Kertas Hal 26

Kendala yang dihadapi dalam pelayanan jasa pengujian saat ini adalah belum diterapkannya sistem teknologi informasi secara optimal sehingga administrasi layanan belum terpadu. Kendala lainnya adalah peralatan pengujian yang relatif sudah “out of date”.

Laboratorium Uji BBPK bertujuan membantu industri khususnya industri pulp dan kertas baik secara langsung atau tidak langsung dalam proses pengendalian mutu proses maupun produk sehingga produk yang dihasilkan industri dapat dijamin mutunya melalui proses pengujian yang independen. Adapun manfaatnya adalah melalui proses pengujian di laboratorium BBPK yang terakreditasi akan menghasilkan sertifikat uji/ Laporan uji yang dapat dipertanggung jawabkan validitasnya baik untuk kepentingan bisnis, tender/ lelang, ekspor impor, monitoring dan pengawasan baku mutu limbah dalam rangka perlindungan lingkungan dan lain-lain.

3.1.3.3 PRANATA LITBANG

Dalam rangka untuk dapat ikut berperan dalam kegiatan litbang nasional maupun internasional, terutama pengakuan kompetensi litbang serta mendukung industri pulp dan kertas pada umumnya untuk meningkatkan kualitas melalui litbang iptek, Balai Besar Pulp dan Kertas (BBPK) mengajukan akreditasi pranata litbang ke KNAPPP. Pranata Penelitian dan Pengembangan adalah suatu unit kerja yang melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan (litbang) dalam bidang tertentu atau yang spesifik, baik dalam bidang ilmu teknik, ilmu pengetahuan alam maupun ilmu pengetahuan soisial. KNAPPP adalah Komisi Nasional Akreditasi Pranata Penelitian dan Pengembangan yang dibentuk oleh Kementerian Negara Riset dan Teknologi (KNRT) melalui Keputusan Menteri nomor 91/M/Kep/XII/2001 tanggal 31 Desember 2001, yang mempunyai tugas membantu Menteri Negara Riset dan Teknologi dalam pengawasan mutu dan efisiensi seluruh pranata litbang yang ada di Indonesia selain itu untuk mendapatkan gambaran kemampuan nasional dalam melakukan kegiatan litbang di Indonesia.

Untuk dapat ikut berperan dalam kegiatan litbang nasional maupun internasional, terutama pengakuan kompetensi litbang, Balai Besar Pulp dan Kertas (BBPK) telah mengajukan akreditasi pranata litbang ke KNAPPP. Persiapan telah dilakukan meliputi penyiapan sistem manajemen dan penyiapan dokumen yang dipersyaratkan SNI 19-17025-2000/2005 dan pedoman KNAPPP 01, 02, 03 : 2004 meliputi:

(28)

Balai Besar Pulp dan Kertas Hal 27

2. Sistem terdiri dari pola pengelolaan (kepemimpinan, pengorganisasian kegiatan, tata laksana), kerjasama, perencanaan program dan kegiatan

3. Sumber Daya terdiri dari sumber daya manusia, peralatan, sarana dan prasarana dan dana 4. Hasil Penelitian dan Pengembangan terdiri dari keluaran (output), akibatan (outcome),

dampak (impact). Hal yang terpenting adalah Pranata Litbang harus memiliki kebijakan dan prosedur dalam mengatasi kesenjangan antara kompetensi Pranata Litbang dengan perkembangan iptek (competency gaps), dalam hal ini adalah teknologi yang terkait dengan

Core Competency BBPK yaitu Bioteknologi.

Tujuan dari akreditasi pranata litbang adalah:

1. Meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan di bidang tertentu yang telah memenuhi persyaratan atau standar tertentu.

2. Mengarahkan hasil penelitian dan pengembangan agar bisa diaplikasikan atau dikomersialisasikan

3. Meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan melalui ketertelusuran data penelitian

Adapun ruang lingkup kegiatan BBPK yang diakreditasi dalam pranata litbang adalah : 1. Bidang penelitian dan pengembangan pulp dan kertas.

2. Bidang penelitian dan pengembangan ilmu lingkungan yang berhubungan dengan industri pulp dan kertas.

3.1.4 PENELITIAN, PENGEMBANGAN, RANCANG BANGUN DAN PEREKAYASAAN INDUSTRI 3.1.4.1 BERSUMBER DARI ANGGARAN DIPA

BBPK sebagai lembaga litbang telah berperan aktif mendukung pengembangan industri selulosa yang kemudian lebih memfokuskan kepada komoditas pulp dan kertas serta lingkungan. Berbagai penelitian telah dilakukan yang mencakup pengembangan bahan baku dan penolong, proses produksi, pengendalian proses dan kualitas, standardisasi produk, energi dan pengelolaan lingkungan serta rancang bangun dan perekayasaan industri (RBPI).

Seiring dengan semakin berkembangnya teknologi dan kebutuhan industri atas layanan jasa teknis, maka BBPK harus terus menerus meningkatkan kompetensinya. Litbang adalah salah

(29)

Balai Besar Pulp dan Kertas Hal 28

satu kegiatan yang dapat menunjang kemampuan diri dan kinerja yang lebih profesional. Dalam hal ini, dilihat dari perkembangan kegiatan litbang pada kurun waktu lima tahun terakhir menunjukkan peningkatan, berarti terjadi pula peningkatan kompetensi secara signifikan. Data pada Tabel 3.8 menampilkan jumlah kegiatan litbang yang berasal dari anggaran DIPA meningkat, dari 8 judul pada tahun 2005 menjadi 16 – 20 judul pertahun sampai Tahun Anggaran 2009. Realisasi kegiatan litbang yang terbagi atas teknologi pulp, kertas, lingkungan, energi dan RBPI menunjukkan distribusi yang cukup seimbang antara bidang pulp, kertas dan lingkungan.

Dari jumlah rata-rata kegiatan maupun litbang lingkungan masih lebih tinggi daripada lainnya, namun litbang pulp menunjukkan peningkatan cukup pesat bahkan pada tahun 2007 melampaui jumlah kegiatan litbang lingkungan. Sedangkan untuk litbang energi dan RBP kegiatan yang ada masih di bawah target, karena keterbatasan SDM peneliti dan peralatan yang kurang memadai.

Tabel 3.8 Data Penelitian dan Pengembangan Menggunakan Anggaran DIPA Balai Besar Pulp dan Kertas TA. 2005 – 2009

No Kegiatan Litbang Tahun Anggaran

2005 2006 2007 2008 2009 1 Pulp : 1 6 8 4 5 a. Bahan Baku/ Bahan Penolong - - 2 1 2 b. Proses/ Biotek 1 5 4 2 3 c. Derivat Selulosa - 1 2 1 - 2 Kertas : 3 1 3 5 5 a. Bahan Baku/ Bahan Penolong 2 - 3 4 - b. Proses/ Biotek 1 1 - 1 4 c. Kualitas - - - - 1 3 Lingkungan : 2 6 4 4 8 a. Limbah Cair 2 5 2 2 6 b. Limbah Padat - 1 2 2 2 c. Limbah Gas - - - - - 4 Energi 2 2 1 1 1

5 Rancang Bangun dan Perekayasaan (RBP)

- 1 - - 1

Total 8 16 16 14 20

Sesuai dengan arah litbang yang bersifat inovatif dan aplikatif, pada umumnya judul-judul penelitian telah disesuaikan dengan kebutuhan dunia industri dan perkembangan teknologi. Informasi dan data-data yang diperoleh langsung dari industri, serta permasalahan yang

(30)

Balai Besar Pulp dan Kertas Hal 29

dihadapi oleh pihak industri khususnya masalah lingkungan, telah dijadikan dasar perencanaan penelitian. Kondisi ini sudah menjadi bahan pertimbanhgan dalam penentuan judul kegiatan litbang, sehingga hasil litbang merupakan solusi yang dibutuhkan industri.

Beberapa penelitian yang telah dilakukan dalam kurun waktu berjalan lebih fokus kepada pengembangan proses berbasis bioteknologi. Kegiatan litbang teknologi pulp lebih banyak mengembangkan potensi berbagai bahan baku serat kayu dan non kayu dari limbah pertanian. Pengembangan proses produksi telah diarahkan ke teknologi ramah lingkungan melalui aplikasi enzim. Untuk mengantisipasi kebutuhan enzim skala industri, maka telah dilakukan penelitian pembuatan enzim yang bersifat selektif dan dibuat dari limbah yang lebih murah. Pada kegiatan litbang pulp telah dikembangkan pula metoda pengujian untuk mengantisipasi perkembangan sertifikasi ekolabel, SNI dan peraturan lingkungan. Di sisi lain pelaksanaan litbang untuk pengembangan proses derivat selulosa dan diversifikasi produk pulp lainnya menajdi menurun kegiatannya.

Kegiatan litbang teknologi kertas belum menunjukkan adanya terobosan yang bersifat mengatasi masalah di industri. Penelitian yang dilakukan terbatas pada pengembangan bahan penolong dan modifikasinya yang berorientasi kepada peningkatan kualitas. Di bidang lingkungan, kegiatan litbang yang dilakukan umumnya telah melalui pendekatan ke industri sebagai pengguna untuk menggali permasalahan yang dihadapi. Beberapa penelitian berorientasi kepada peningkatan efisiensi pengolahan limbah cair untuk mengantisipasi peraturan baku mutu yang makin ketat. Penelitian penanganan limbah padat khususnya pemanfaatan menjadi produk bernilai ekonomi menjadi fokus kegiatan. Hal ini sejalan dengan kebutuhan di industri, yang berarti kegiatan litbang tersebut sudah aplikatif. Namun demikian, kegiatan litbang belum seluruhnya dioptimalkan kinerjanya, diantaranya bidang energi dan RBP belum menempati kegiatan yang diprioritaskan dalam kurun waktu tersebut.

3.1.4.2 BERSUMBER DANA DARI ANGGARAN PNBP

Pengalaman melakukan kegiatan litbang dan mempublikasikan hasilnya di forum seminar atau

workshop ataupun media cetak jurnal ilmiah telah mengantarkan BBPK sebagai lembaga litbang

yang berkompeten dan berprestasi. Hal ini didukung dengan sistem jaminan mutu melalui penerapan skema Komite Nasional Akreditasi Pranata Penelitian dan Pengembangan (KNAPPP). Kondisi ini akan mampu mengantarkan BBPK untuk meningkatkan ruang lingkup dan keragaman layanan jasa teknis kepada masyarakat industri dan istansi terkait lainnya.

(31)

Balai Besar Pulp dan Kertas Hal 30

Kemampuan dan kinerja BBPK dalam melaksanakan kegiatan litbang telah diwujudkan dengan meningkatnya kerjasama dengan pihak industri, lembaha litbang terkait dan stakeholder lain di dalam maupun luar negeri. Kerjasama litbang di bidang teknologi pulp untuk lima tahun terakhir ini jumlahnya meningkat signifikan dari sebelumnya. Implementasi hasil litbang teknologi pulp berbasis ramah lingkungan menjadi kegiatan unggulan. Diantaranya adalah kerjasama dengan salah satu produsen kemasan minuman terkenal TetraPak, yaitu dengan melakukan litbang daur ulang kemasan bekas yang secara bertahap dapat dikembangkan dalam skala komersial. Kerjasalam lain yang cukup potensial adalah mengembangkan potensi bahan baku serat mengguankan bioteknologi dan pengendalian proses yang dapat mengahsilkan kualitas produk pulp yang lebih baik.

Hasil kegiatan litbang teknologi kertas bila dibandingkan dengan teknologi pulp terlihat belum banyak dimanfaatkan oleh masyarakat industri kertas, namun demikian pengalaman melakukan kegiatan litbang yang dapat meningkatkan kompetensi BBPK dibutuhkan oleh industri dalam bentuk layanan kerjasalam pelatihan. Kegiatan litbang teknologi lingkungan telah menjadikan BBPK berperan aktif dalam membantu industri mengatasi masalah yang dihadapi industri dalam pengelolaan lingkungan. Kerjasama litbang yang banyak dilakukan adalah penanganan limbah padat karena terkait dengan peraturan lingkungan. Dengan dasar kemampuan litbang lingkungan ini, maka BBPK mampu memberikan layanan ke industri dalam bentuk kerjasama konsultasi desain proses dan peningkatan kinerja IPAL.

Tabel 3.9 Rekapitulasi Litbang BBPK TA 2005 – 2009

DIPA Tahun 2005 2006 2007 2008 2009 A. Pulp (1) (6) (8) (4) (5) -BB/ BP - - vv v vv -Proses/ biotek v vvv Enz, Pengj vv Pengj, enz vv

Pengj Enz, v, Enz

- DS - v vv - - B. Kertas (3) (1) (3) (5) (5) -BB/ BP vv - vvv vvvv - -Proses/ biotek v v - Pengj Pengj, vv, Pengj -Kualitas - - - - v C. Lingkungan (2) (6) (4) (4) (8) -LC vv vvvvv vv vv v, pengj, vvv -LP - v vv vv vv -LG - - - - - D. Energi (2) (2) (1) (1) (2) E. RBPI - v - - V Jumlah 8 16 16 14 20

(32)

Balai Besar Pulp dan Kertas Hal 31

3.1.5 Layanan Jasa Teknis

Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, BBPK diantaranya bertugas menyelenggarakan pelayanan jasa kepada industri, instansi dan masyarakat khususnya berkenaan dengan bidang pulp dan kertas. Sebagian besar industri pulp dan kertas di Indonesia telah memanfaatkan jasa layanan yang diberikan oleh BBPK.

Jenis Jasa Pelayanan Teknis (JPT) yang diberikan oleh BBPK dikelompokkan ke dalam tujuh kategori yaitu :

- Penelitian dan pengembangan - Pelatihan teknis operasional

- Pengujian bahan, produk dan lingkungan - Konsultansi keteknikan

- Standardisasi

- Kalibrasi mesin dan peralatan - Sertifikasi

3.1.5.1 PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Sebagai salah satu lembaga penelitian dan pengembangan di lingkungan Departemen Perindustrian, Balai Besar Pulp dan Kertas menyelenggarakan JPT penelitian dan pengembangan kepada industri pulp dan kertas serta industri dan pihak terkait lainnya. JPT penelitian dan pengembangan yang dilaksanakan diantaranya dalam rangka pengembangan bahan baku dan bahan aditif penolong, pengembangan teknologi proses, peningkatan kualitas produk dan efisiensi proses produksi, diversifikasi produk, serta penelitian dan pengembangan dalam rangka pananganan dan pencegahan pencemaran lingkungan yang berkaitan dengan bidang pulp dan kertas.

Kerjasama litbang yang diberikan pada dasarnya dibagi atas tiga bidang, yaitu teknologi pulp, teknologi kertas/karton, dan teknologi lingkungan. Kegiatan kerjasama penelitian dengan industri yang dilaksanakan pada tahun 2005-2009 disajikan pada Tabel 3.10.

(33)

Balai Besar Pulp dan Kertas Hal 32

Tabel 3.10 Kegiatan JPT Penelitian Tahun 2005-2009 Tahun Jumlah Pengguna Jasa Jumlah Kerjasama Penerimaan (Rp.) Pulp Kertas Lingkungan Total

2005 13 8 2 9 19 552.968.149 2006 14 12 1 5 18 844.373.293 2007 15 9 4 5 18 648.067.387 2008 11 5 6 7 18 503.828.886 2009 14 7 5 4 16* 313.547.010 Keterangan :

* : Termasuk 5 kegiatan litbang yang dibiayai melalui anggaran hibah dari Departemen Pendidikan Nasional

Berdasarkan jumlah total kerjasama penelitian, terlihat jumlah yang relatif stabil dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2008 dan sedikit menurun pada tahun 2009. Sementara itu, jumlah pengguna jasa juga cukup stabil sampai dengan tahun 2007, dan mengalami penurunan secara sginifikan pada tahun 2008 dan 2009. Hal ini mungkin masih berhubungan dengan dampak krisis global yang terjadi pada pertengahan tahun 2008. Data 2009 yang tertera pada Tabel 3.10 termasuk lima kegiatan kerjasama riset yang dibiayai dari anggaran hibah Departemen Pendidikan Nasional. Jumlah total biaya penelitian ini mencapai tidak kurang dari Rp. 1,2 milyar, namun secara administrasi keuangan tidak dikelola sebagai PNBP BBPK.

Dilihat dari bidangnya, teknologi pulp dan teknologi lingkungan cukup mendominasi kegiatan kerjasama penelitian. Namun demikian terjadi peningkatan kerjasama penelitian bidang kertas yang cukup konsisten sejak tahun 2007.

Penelitian bidang pulp dan kertas umumnya berkenaan dengan pencarian bahan baku alternatif, serta perbaikan kualitas dan teknologi proses. Penerapan peraturan perundang-undangan lingkungan hidup yang semakin ketat merupakan faktor yang mendukung bagi kerjasama JPT litbang di bidang teknologi lingkungan yang umumnya berkenaan dengan penanganan dan pemanfaatan limbah, baik limbah cair maupun limbah padat.

Jika dilihat dari jumlah kegiatan kerjasama setiap tahunnya yang lebih besar dari pada jumlah pengguna jasa, dapat disimpulkan bahwa dalam tahun yang sama terdapat pengguna jasa yang menggunakan pelayanan jasa riset BBPK yang lebih dari satu kali. Hal ini mengindikasikan adanya kepercayaan yang cukup baik dari pengguna jasa terhadap layanan jasa riset yang disediakan oleh BBPK. Pengakuan yang pernah didapatkan laboratorium riset pulp BBPK, khususnya dari ECONOTECH, Canada, merupakan bukti kesetaraan kompetensi laboratorium BBPK di tingkat internasional.

(34)

Balai Besar Pulp dan Kertas Hal 33

Dari sisi penerimaan, terlihat jumlah penerimaan dari kegiatan JPT penelitian terus mengalami penurunan sejak tahun 2006 dan menurun drastis pada tahun 2009. Hal ini dikarenakan telah selesainya periode kerjasama penelitian SIDA (Swedish International Development Cooperation

Agency)–ARRPET (Asian Regional Research Project on the Environment Technology) yang telah

berlangsung selama 7 tahun sejak tahun 2001. Tahap I tahun 2001-2003 adalah penelitian skala laboratorium mengenai penurunan kadar AOX dalam limbah cair proses pemutihan pulp menggunakan proses UASB (Upflow Anaerobic Sludge Blanket), sedangkan tahap II tahun 2004-2008 merupakan penelitian yang sama dalam skala pilot. Untuk kelanjutan penelitian tersebut telah diusulkan pula kegiatan penelitian tahap III dalam rangka scale up hasil penelitian tahap I dan II ke skala pabrik, namun sampai saat ini usulan tersebut belum mendapat persetujuan.

3.1.5.2 PELATIHAN TEKNIS OPERASIONAL

Kegiatan JPT pelatihan yang diselenggarakan oleh BBPK dibagi kedalam dua jenis program, yaitu :

a. Program pelatihan reguler yang ditetapkan oleh BBPK baik silabus dan jadwal pelaksanaannya

b. Program pelatihan non reguler yang disesuaikan dengan kebutuhan pengguna jasa, baik dalam hal silabus serta pelaksanaannya

Penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar Akademi Teknologi Pulp dan Kertas (ATPK) yang bekerjasama dengan BBPK dikategorikan sebagai kegiatan JPT pelatihan teknis. Program pelatihan reguler yang ditetapkan sebelum tahun 2007 secara umum tidak dapat dijalankan. Hal ini disebabkan karena kurang siapnya paket-paket pelatihan yang ditawarkan. Pengguna jasa pelatihan pada umumnya menyatakan minatnya terhadap suatu program pelatihan reguler pada waktu yang tidak terlalu lama sebelum jadwal pelaksanaan pelatihan sehingga tidak cukup waktu bagi pelaksana JPT untuk melaksanakan persiapan. Penyebab lainnya adalah jumlah peserta pelatihan yang tidak mencapai jumlah minimum yang ditetapkan sehingga menyebabkan pelatihan ditunda atau dibatalkan. Sejak tahun 2007, ditetapkan program pelatihan reguler dilengkapi dengan silabus dan jadwal pelaksanaannya. Selain itu ditetapkan kebijakan bahwa pelatihan akan tetap dilaksanakan walaupun peserta pelatihan reguler yang telah dijadwalkan tidak memenuhi jumlah minimum.

Kegiatan pelatihan yang diselenggarakan oleh BBPK pada tahun 2005-2009 dapat dilihat pada Tabel 3.11.

(35)

Balai Besar Pulp dan Kertas Hal 34

Tabel 3.11 Kegiatan JPT pelatihan tahun 2005-2009

Tahun Topik Penerimaan (Rp.)

P K PK PKL L LL Total 2005 1 3 1 5 111.977.500 2006 1 3 1 1 6 333.166.000 2007 2 7 1 10 253.228.000 2008 5 1 1 3 10 224.440.000 2009 4 1 1 6 247.230.000

Keterangan : P : Pulp; K : Kertas; PK : Pulp & Kertas; PKL : Pulp, Kertas & Lingkungan; L : Lingkungan; LL : Lain-lain

Berdasarkan topik pelatihan yang dilaksanakan terlihat bahwa topik kertas yang paling mendominasi pelaksanaan kegiatan JPT BBPK. Secara keseluruhan pelaksanaan kegiatan JPT pelatihan mengalami peningkatan cukup signifikan pada tahun 2007 dan 2008, dan kembali menurun pada tahun 2009. Ditinjau dari besarnya penerimaan, terjadi peningkatkan yang signifikan pada tahun 2006 walaupun dari jumlah kegiatan lebih rendah dibandingkan tahun 2007. Hal ini mungkin disebabkan karena peningkatan jumlah mahasiswa ATPK yang signifikan pada tahun 2006 yang berdampak meningkatkan pula penerimaan BBPK dari kerjasama penyelenggaraan belajar-mengajar ATPK yang termasuk ke dalam JPT pelatihan.

Pada tahun 2007 jumlah penerimaan mengalami penurunan dan relatif stabil sampai dengan tahun 2009. Pada tahun 2007 dan 2008 pelaksanaan kegiatan JPT pelatihan mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan lebih dominannya pelaksanaan pelatihan reguler dibandingkan dengan pelatihan non-reguler.

3.1.5.3 PENGUJIAN BAHAN, PRODUK DAN LINGKUNGAN

Laboratorium Uji BBPK telah mendapatkan akreditasi dari KAN sejak tahun 1998 dengan nomor akreditasi LP-046-IDN dan sampai dengan saat ini telah diperpanjang sebanyak dua kali. Lingkup akreditasi laboratorium uji meliputi uji pulp, kertas, karton serta air dan air limbah. Pelayanan jasa pengujian yang diberikan meliputi pengujian bahan baku pulp, pengujian pulp, kertas, karton dan pengujian limbah cair, limbah padat maupun udara emisi. Perkembangan pelaksanaan kegiatan pengujian dari tahun 2007 sampai dengan 2009 dapat dilihat pada Tabel 3.12.

(36)

Balai Besar Pulp dan Kertas Hal 35

Tabel 3.12 Kegiatan JPT Pengujian Tahun 2005-2009

Tahun Jenis Sampel Penerimaan

(Rp.) P K A&AL LP U Total 2005 1501 278.691.980 2006 47 212 1007 7 52 1325 318.162.540 2007 16 244 1019 2 58 1339 400.022.455 2008 32 275 882 4 47 1240 528.016.714 2009 11 290 773 6 59 1139 545.579.310

Keterangan : P : Pulp; K : Kertas; A&AL : Air & Air Limbah; LP : Limbah Padat; U : Udara

Ditinjau dari total sampel yang diuji setiap tahunnya terlihat penurunan terus-menerus dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009. Namun sebaliknya, jumlah penerimaan dari kegiatan JPT pengujian terus mengalami peningkatan, bahkan terjadi peningkatan yang signifikan pada tahun 2007 – 2009. Kondisi ini dimungkinkan karena adanya peningkatan tarif pengujian dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor 63 tahun 2007 tentang tarif PNBP di lingkungan Departemen Perindustrian. Diperkirakan pada tahun mendatang peningkatan penerimaan ini akan terus berlanjut mengingat saat ini tengah diusulkan lagi revisi tarif PNBP dalam PP tersebut yang diharapkan dapat disetujui pada tahun 2010.

Dilihat dari jenis sampel yang diterima, walaupun jumlahnya terus mengalami penurunan tapi masih didominasi oleh sampel air dan air limbah. Di sisi lain terlihat peningkatan yang konsisten pada jenis sampel kertas, sementara jumlah sampel pulp, limbah padat dan udara (emisi dan ambien) relatif stabil atau berfluktuasi.

Berdasarkan kondisi di atas perlu ditetapkan program marketing yang efektif untuk meningkatkan kembali volume kegiatan pelayanan jasa pengujian yang pada akhirnya akan meningkatkan jumlah penerimaan JPT BBPK dari sektor layanan jasa pengujian. Selain itu juga perlu diprogramkan perluasan lingkup akreditasi laboratorium untuk memberikan jaminan mutu terhadap JPT pengujian yang potensiel namun sampai saat ini masih belum terakreditasi, seperti uji udara emisi dan limbah padat.

3.1.5.4 KONSULTANSI KETEKNIKAN

Berikut ini ada perkembangan jasa pelayanan teknis konsultansi BBPK dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009.

(37)

Balai Besar Pulp dan Kertas Hal 36

Tabel 3.13 Kegiatan JPT Konsultansi Tahun 2005-2009

Tahun Pengguna Jasa Topik Penerimaan

(Rp.) 2005 PT. Kertas Padalarang Perancangan IPAL

164.186.420 PT. KBT Pemanfaatan limbah padat

PT. Papertech Perancangan IPAL

2006 PT. KBT Pemanfaatan sludge untuk kompos 94.561.250

2007 BBKKP Set up sistem manajemen LSE 21.195.000

2008 PT. IKPP Perawang Pemanfaatan limbah padat

118.726.175 BBKKP Persiapan akreditasi LSE

2009 PT. Cipta Paperia Peningkatan kinerja IPAL

53.312.200 PT. REDECON Kajian restrukturisasi industri kertas

konvensional

PT. Pindo Deli Witness pengujian kertas di Laboratorium PT. Pindo Deli

Dari Tabel di atas, tampak bahwa kegiatan JPT konsultansi keteknikan didominasi oleh bidang lingkungan dengan sedikit sekali kegiatan konsultansi di bidang pengembangan sistem manajemen dan laboratorium. Ditinjau dari jumlah penerimaan terlihat fluktuasi yang signifikan dan mencapai jumlah terendah pada tahun 2007.

Sebelum tahun 2005, kegiatan JPT konsultansi keteknikan BBPK cukup berkembang khususnya berkenaan dengan disain dan rancang bangun IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) pada industri pulp dan kertas. Lebih dari 10 industri telah menggunakan jasa BBPK dalam perancangan unit pengolahan air limbahnya. Sejalan dengan semakin banyaknya industri yang telah memiliki IPAL, kegiatan ini mengalami penurunan. Hal ini terlihat dengan bergesernya topik kegiatan konsultansi keteknikan yang dilaksanakan ke arah peningkatan kinerja IPAL yang telah ada, serta pemanfaatan limbah padat baik limbah padat dari unit IPAL (sludge) atau limbah dari unit lainnya di industri pulp dan kertas. Dengan semakin ketatnya penerapan peraturan perundang-undangan lingkungan hidup, peluang JPT konsultansi keteknikan masih cukup besar. Selain itu perlu dikembangkan jenis layanan konsultansi baru sesuai dengan kebutuhan idustri; salah satu diantaranya adalah jasa konsultansi simulasi proses untuk peningkatan efisiensi proses maupun efisiensi energi.

Gambar

Tabel 3.1 Kekuatan Sumber Daya Manusia BBPK*
Tabel 3.2 Persebaran Usia SDM BBPK
Tabel 3.4 Data Perkembangan Anggaran Tahun 2005 - 2009
Tabel 3.6 Kemampuan Laboratorium Uji BBPK Sesuai dengan Status Akreditasinya
+7

Referensi

Dokumen terkait

Rencana Strategis yang selanjutnya disebut Renstra Perangkat Daerah merupakan dokumen perencanaan jangka menengah yang memuat tujuan, sasaran, program, dan kegiatan

Kosakata Islam dapat dilihat dari suasana bulan ramadhan yang terdapat pada gambar Damar Kurung, sedangkan Damar Kurung dikatakan sebagai budaya lokal karena merupakan

Rencana Strategis (RENSTRA) Kecamatan Balikpapan Timur Kota Balikpapan merupakan penjabaran dari Tujuan, sasaran, program dan kegiatan yang telah ditetapkan dalam

Kemudian terkait dengan apa yang mau dilakukan, apa yang mau untuk mengatasi permasalahan itu, jadi kalau saya menurut saya kalau ada masalah rekomendasi yang

Soekanto, sosiolog Indonesia, -) Interaksi sosial adalah hubungan sosial yg dinamis baik antara orang perorangan, orang dgn kelompok dan kelompok dgn kelompok. Namun inti

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Tata Ruang Kota Bekasi merupakan dokumen perencanaan 5 (lima) tahunan yang memuat tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program dan kegiatan

Rencana Strategis (RENSTRA) merupakan dokumen perencanaan jangka menengah (5 tahun) yang memuat tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan-kegiatan

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Tata Ruang Kota Bekasi merupakan dokumen perencanaan 5 (lima) tahunan yang memuat tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program dan kegiatan