• Tidak ada hasil yang ditemukan

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU MEI 2017 SEBESAR 100,69 NAIK 0,26 PERSEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU MEI 2017 SEBESAR 100,69 NAIK 0,26 PERSEN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

 Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Maluku pada Mei 2017 adalah sebesar 100,69, atau naik sebesar 0,26 persen dibanding April 2017 yang tercatat sebesar 100,43. Peningkatan ini disebabkan oleh naiknya indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 0,80 persen, lebih tinggi dari peningkatan indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang tercatat sebesar 0,54 persen.

 NTP tertinggi pada Mei 2017 masih dicapai subsektor tanaman hortikultura yang mencapai 110,52 sedangkan terendah masih tetap pada subsektor tanaman perkebunan rakyat yang tetap bertahan pada level di bawah 100 yaitu sebesar 91,67.

 Peningkatan NTP pada Mei 2017 utamanya disumbangkan oleh subsektor tanaman pangan dan subsektor tanaman perkebunan rakyat masing-masing sebesar 1,56 persen dan sebesar 0,88 persen. Sedangkan subsektor lainnya yang mengalami penurunan NTP yaitu tertinggi pada subsektor tanaman hortikultura sebesar 1,27 persen, subsektor peternakan sebesar 0,42 persen, dan subsektor perikanan sebesar 0,26 persen.

 NTP Provinsi Maluku tanpa subsektor perikanan berhasil mencapai level 100 pada Mei 2017, tercatat sebesar 100,26 atau naik 0,32 persen dibanding April 2017.

 Pada Mei 2017, terjadi inflasi perdesaan di Provinsi Maluku sebesar 0,69 persen, disumbangkan oleh 5 (lima) kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi perdesaan, yaitu tertinggi pada kelompok bahan makanan sebesar 1,17 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,43 persen, kelompok perumahan sebesar 0,23 persen, kelompok sandang sebesar 0,22 persen, dan kelompok kesehatan sebesar 0,18 persen.

 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Maluku pada Mei 2017 tercatat sebesar 121,36, naik sebesar 0,81 persen dibanding April 2017 yang tercatat sebesar 120,39.

No. 02/06/81/Th.IX, 2 Juni 2017

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU MEI 2017 SEBESAR 100,69 NAIK 0,26 PERSEN

1. Nilai Tukar Petani (It)

Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan Indeks Harga Yang Diterima Petani terhadap Indeks Harga Yang Dibayar Petani (dalam persentase), merupakan salah satu

indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trading) dari harga produk pertanian dengan harga barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat

(2)

Tabel 1. Nilai Tukar Petani Provinsi Maluku Per Subsektor April - Mei 2017 (2012 = 100)

Subsektor April B u l a n Persentase

2017 2017 Mei Perubahan

(1) (2) (3) (4)

1. Indeks yang Diterima (It)

a. Tanaman Pangan 127.59 130.03 1.91

b. Hortikultura 143.65 142.66 -0.69

c. Tanaman Perkebunan Rakyat 116.32 117.87 1.33

d. Peternakan 131.28 131.42 0.11

e. Perikanan 131.03 132.27 0.94

e.1. Perikanan Tangkap 131.81 133.30 1.13

e.2. Perikanan budidaya 127.15 127.15 0.00

f. Gabungan 128.31 129.34 0.80

g. Gabungan Tanpa Ikan 127.99 128.99 0.78

2. Indeks yang Dibayar (Ib)

a. Tanaman Pangan 128.76 129.21 0.35

b. Hortikultura 128.33 129.08 0.58

c. Tanaman Perkebunan Rakyat 128.01 128.58 0.45

d. Peternakan 126.48 127.16 0.54

e. Perikanan 125.30 126.81 1.20

e.1. Perikanan Tangkap 125.79 127.29 1.20

e.2. Perikanan budidaya 122.88 124.39 1.23

f. Gabungan 127.76 128.46 0.54

g. Gabungan Tanpa Ikan 128.06 128.66 0.46

3. Indeks Nilai Tukar Petani (NTP)

a. Tanaman Pangan 99.09 100.63 1.56

b. Hortikultura 111.94 110.52 -1.27

c. Tanaman Perkebunan Rakyat 90.87 91.67 0.88

d. Peternakan 103.79 103.35 -0.42

e. Perikanan 104.57 104.31 -0.26

e.1. Perikanan Tangkap 104.79 104.72 -0.07

e.2. Perikanan budidaya 103.48 102.22 -1.22

f. Gabungan 100.43 100.69 0.26

g. Gabungan Tanpa Ikan 99.94 100.26 0.32

NASIONAL 100.01 100.15 0.14

(3)

Berdasarkan hasil pemantauan harga – harga perdesaan di 42 kecamatan di Provinsi Maluku pada Mei 2017, diketahui bahwa NTP Provinsi Maluku meningkat sebesar 0,26 persen dibanding April 2017, atau naik dari 100,43 pada April 2017 menjadi 100,69 pada Mei 2017. Peningkatan NTP disebabkan indeks harga hasil produksi pertanian mengalami peningkatan sebesar 0,80 persen, lebih tinggi dari peningkatan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga petani maupun untuk keperluan produksi pertanian yang sebesar 0,54 persen.

Peningkatan NTP pada Mei 2017 utamanya disumbangkan oleh subsektor tanaman pangan dan subsektor tanaman perkebunan rakyat masing-masing sebesar 1,56 persen dan sebesar 0,88 persen. Sedangkan subsektor lainnya yang mengalami penurunan NTP yaitu tertinggi pada subsektor tanaman hortikultura sebesar 1,27 persen, subsektor peternakan sebesar 0,42 persen, dan subsektor perikanan sebesar 0,26 persen. Penurunan pada subsektor perikanan disebabkan turunnya NTP pada kelompok perikanan tangkap sebesar 0,07 persen dan perikanan budidaya sebesar 1,22 persen.

NTP Provinsi Maluku tanpa subsektor perikanan berhasil mencapai level 100 pada Mei 2017, tercatat sebesar 100,26 atau naik 0,32 persen dibanding April 2017 yang tercatat sebesar 99,94.

Jika dibandingkan dengan NTP Nasional Mei 2017, maka NTP Provinsi Maluku masih tetap berada di atas level NTP Nasional yang tercatat sebesar 100,15.

2. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)

Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) dari kelima subsektor menunjukkan fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan oleh petani.Data dalam Tabel 1 menunjukan bahwa indeks harga yang diterima petani (it) Provinsi Maluku pada Mei 2017 sebesar 129,34. Peningkatan It disumbangkan oleh naiknya It pada 4 (empat) subsektor, tertinggi pada subsektor tanaman pangan sebesar 1,91 persen, diikuti subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,33 persen, subsektor perikanan sebesar 0,94 persen, dan subsektor peternakan sebesar 0,11 persen.

3. Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib)

Melalui Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh petani meliputi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk konsumsi rumah tangga dan memproduksi hasil pertaniannya.

Pada Mei 2017, Ib Provinsi Maluku tercatat sebesar 128,46, naik 0,54 persen dibanding April 2017 yang tercatat sebesar 127,76. Peningkatan ini disebabkan naiknya Ib pada semua subsektor, yakni tertinggi pada subsektor perikanan sebesar 1,20 persen, diikuti subsektor tanaman hortikultura sebesar 0,58 persen, subsektor peternakan sebesar 0,54 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,45 persen, dan subsektor tanaman pangan sebesar 0,35 persen.

(4)

4. Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P)

Pada Mei 2017, NTP-P mengalami peningkatan tertinggi dibanding subsektor lainnya yaitu mencapai 1,56 persen, karena terjadi peningkatan It mencapai 1,91 persen, lebih tinggi dari peningkatan Ib yang tercatat sebesar 0,35 persen.

Peningkatan It utamanya disumbangkan oleh kelompok palawija (khususnya komoditas kacang hijau dan ubi kayu) sebesar 2,36 persen diikuti kelompok padi sebesar 0,56 persen. Peningkatan Ib disebabkan oleh naiknya Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) dan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) masing-masing sebesar 0,39 persen dan sebesar 0,04 persen.

b. Subsektor Hortikultura (NTP-H)

Pada Mei 2017, NTP-H mengalami penurunan sebesar 1,27 persen dibanding April 2017, karena terjadi penurunan It sebesar 0,69 persen sedangkan Ib justru naik sebesar 0,58 persen.

Penurunan It disebabkan oleh turunnya harga berbagai komoditas di kelompok sayur sayuran ( khususnya komoditas cabai merah, kacang panjang) yang secara rata-rata sebesar 0,40 persen, kelompok buah- buahan (khususnya komoditas pepaya, pisang) secara rata-rata sebesar 0,92 persen dan kelompok tanaman obat (khususnya komoditas jahe dan kunyit) secara rata-rata sebesar 1,63 persen. Peningkatan Ib disumbangkan oleh naiknya IKRT sebesar 0,67 persen sedangkan indeks BPPBM tidak mengalami perubahan dibanding April 2016.

c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-R)

Pada Mei 2017, NTP-R kembali mengalami peningkatan sebesar 0,88 persen dibanding April 2017, karena terjadi peningkatan It sebesar 1,33 persen, lebih tinggi dari peningkatan Ib yang sebesar 0,45 persen.

Peningkatan It disebabkan oleh naiknya indeks kelompok tanaman perkebunan rakyat khususnya komoditas kelapa. Peningkatan pada Ib disebabkan naiknya IKRT sebesar 0,52 persen dan indeks BPPBM sebesar 0,01 persen.

d. Subsektor Peternakan (NTP-T)

Pada Mei 2017, NTP-T mengalami penurunan sebesar 0,42 persen dibanding April 2017, karena terjadi peningkatan It sebesar 0,11 persen, lebih rendah dari peningkatan Ib yang tercatat sebesar 0,54 persen.

(5)

Peningkatan It disumbangkan oleh naiknya indeks pada kelompok ternak besar sebesar 0,70 persen dan kelompok hasil ternak (khususnya komoditas telur ayam ras) sebesar 0,23 persen, sedangkan kelompok ternak kecil dan kelompok unggas mengalami penurunan It masing-masing sebesar 0,25 persen dan sebesar 0,34 persen. Peningkatan Ib disebabkan naiknya IKRT sebesar 0,83 persen sedangkan indeks BPPBM turun sebesar 0,20 persen.

e. Subsektor Perikanan (NTP-NP)

Pada Mei 2017, NTP-NP mengalami penurunan sebesar 0,26 persen dibanding April 2017, karena terjadi peningkatan It sebesar 0,94 persen namun masih lebih rendah dari peningkatan Ib yang tercatat sebesar 1,20 persen.

Peningkatan It disumbangkan oleh turunnya indeks pada kelompok penangkapan sebesar 1,13 persen sedangkan kelompok budidaya tidak mengalami perubahan dibanding April 2017. Peningkatan Ib disumbangkan oleh naiknya IKRT dan indeks BPPBM masing-masing sebesar 1,74 persen dan sebesar 0,06 persen.

e.1.) Kelompok Perikanan Tangkap (NTN)

Pada Mei 2017, NTN turun sebesar 0,07 persen karena terjadi peningkatan It sebesar 1,13 persen, lebih rendah dari peningkatan Ib yang sebesar 1,20 persen. Peningkatan It disebabkan naiknya harga berbagai komoditas ikan pada kelompok perikanan tangkap khususnya ikan tongkol dan ikan kembung.

e.2.) Kelompok Perikanan Budidaya (NTPi)

Pada Mei 2017, NTPi juga turun sebesar 1,22 persen, karena It tidak mengalami perubahan dibanding April 2017 sedangkan Ib justru naik sebesar 1,23 persen. Peningkatan Ib hanya disumbangkan oleh peningkatan IKRT sebesar 1,73 persen.

Tabel 2. Nilai Tukar Petani Provinsi Maluku Per Subsektor dan Perubahannya Mei 2017 (2012=100)

Kelompok dan Sub Kelompok B u l a n Persentase

April 2017 Mei 2017 Perubahan

(1) (2) (3) (4)

1. Tanaman Pangan (NTPP) 99.09 100.63 1.56

a. Indeks Diterima Petani 127.59 130.03 1.91

- Padi 111.91 112.54 0.56

- Palawija 133.81 136.96 2.36

b. Indeks Dibayar Petani 128.76 129.21 0.35

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 132.69 133.21 0.39

(6)

2. Hortikultura (NTPH) 111.94 110.52 -1.27 a. IndeksDiterimaPetani 143.65 142.66 -0.69 - Sayur-sayuran 153.33 152.71 -0.40 - Buah-buahan 136.76 135.50 -0.92 - Tanaman Obat 124.50 122.47 -1.63 b. IndeksDibayarPetani 128.33 129.08 0.58

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 132.53 133.42 0.67

- Indeks BPPBM 105.71 105.71 0.00

3. Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 90.87 91.67 0.88

a. IndeksDiterimaPetani 116.32 117.87 1.33

- Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) 116.32 117.87 1.33

b. IndeksDibayarPetani 128.01 128.58 0.45 - IndeksKonsumsiRumahTangga 132.72 133.42 0.52 - Indeks BPPBM 105.55 105.56 0.01 4. Peternakan (NTPT) 103.79 103.35 -0.42 a. IndeksDiterimaPetani 131.28 131.42 0.11 - Ternak Besar 131.71 132.64 0.70 - Ternak Kecil 132.46 132.13 -0.25 - Unggas 126.45 126.02 -0.34 - Hasil Ternak 130.94 131.24 0.23

b. Indeks Dibayar Petani 126.48 127.16 0.54

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 135.92 137.05 0.83

- Indeks BPPBM 107.78 107.57 -0.20

5. Perikanan (NTNP) 104.57 104.31 -0.26

a. Indeks Diterima Petani 131.03 132.27 0.94

- Penangkapan 131.81 133.30 1.13

- Budidaya 127.15 127.15 0.00

b. Indeks Dibayar Petani 125.30 126.81 1.20

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 133.03 135.35 1.74

- Indeks BPPBM 111.58 111.65 0.06

5.1. Perikanan Tangkap (NTN) 104.79 104.72 -0.07

a. Indeks Harga yang Diterima Petani 131.81 133.30 1.13

- Penangkapan Laut 131.81 133.30 1.13

b. Indeks Harga yang Dibayar Petani 125.79 127.29 1.20

-Indeks Konsumsi Rumah Tangga 133.07 135.39 1.75

- BPPBM 113.18 113.26 0.08

5.1. Perikanan Budidaya (NTPi) 103.48 102.22 -1.22

a. Indeks Harga yang Diterima Petani 127.15 127.15 0.00

- Budidaya Air Tawar 98.80 98.80 0.00

- Budidaya Laut 127.33 127.33 0.00

b. Indeks Harga yang Dibayar Petani 122.88 124.39 1.23

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 132.86 135.16 1.73

- BPPBM 103.64 103.64 0.00

(7)

5. Inflasi Pedesaan

Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi jika terjadi kenaikan dan deflasi jika terjadi penurunan di wilayah perdesaan. Hasil survei harga yang dilakukan di 20 Pasar Tradisonal yang tersebar di 20 Kecamatan di daerah perdesaan Provinsi Maluku pada Mei 2017 menunjukan terjadi peningkatan IKRT atau terjadi inflasi perdesaan di Maluku sebesar 0,69 persen.

Peningkatan IKRT disumbangkan oleh 5 (lima) kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi perdesaan, yaitu tertinggi pada kelompok bahan makanan sebesar 1,17 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,43 persen, kelompok perumahan sebesar 0,23 persen, kelompok sandang sebesar 0,22 persen, dan kelompok kesehatan sebesar 0,18 persen. Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi yaitu kelompok transportasi & komunikasi dan kelompok pendidikan, rekreasi & olahraga masing-masing sebesar 0,07 persen dan sebesar 0,10. Adapun beberapa komoditas yang memberikan andil terbesar terhadap inflasi perdesaan Maluku adalah bawang putih, ikan tembang, ikan selar, ikan ekor kuning, dan ikan cakalang.

Data dalam Tabel 3 juga menunjukan bahwa inflasi perdesaan Provinsi Maluku lebih rendah dibanding angka nasional yang mengalami inflasi sebesar 0,74 persen.

Tabel 3. Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan Menurut Kelompok Pengeluaran Rumah Tangga di Provinsi Maluku

Mei 2017 (2012=100)

K e l o m p ok Perubahan (%)

(1) (2)

Bahan Makanan 1.17

Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 0.43

Perumahan 0.23

Sandang 0.22

Kesehatan 0.18

Pendidikan, Rekreasi & Olahraga -0.07

Transportasi & Komunikasi -0.10

Umum / Gabungan 0,69

(8)

6. Kecepatan Perubahan Harga per Kelompok Pengeluaran

Data dalam Tabel 4 menunjukan kecepatan kenaikan harga per kelompok pengeluaran dari tahun dasar 2012 sampai dengan Mei 2017 yang dirinci dari kelompok pengeluaran tertinggi ke terendah. Kelompok bahan makanan masih menduduki urutan tertinggi dengan nilai indeks sebesar 150,35, diikuti kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau dengan nilai indeks sebesar 126,31, selanjutnya kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 122,89, kelompok sandang sebesar 122,09, kelompok perumahan sebesar 120,85, kelompok kesehatan sebesar 116,73, dan terendah adalah kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 109,71.

Tabel 4. Indeks Harga Per Sub Kelompok Pengeluaran Rumah Tangga ( 2012 = 100 )

U r a i a n April 2017 Mei 2017 Deflasi Inflasi/

(1) (2) (3) (4)

Bahan Makanan 148.61 150.35 1.17

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 125.77 126.31 0.43

Transportasi dan Komunikasi 123.01 122.89 -0.10

Sandang 121.82 122.09 0.22

Perumahan 120.57 120.85 0.23

Kesehatan 116.52 116.73 0.18

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 109.79 109.71 -0.07

GABUNGAN 133.14 134.07 0.69

7. Kebutuhan Petani untuk Biaya Produksi

Kebutuhan petani untuk biaya produksi terdiri dari Bibit, Obat-Obatan dan Pupuk, Sewa Lahan, Pajak dan Lainnya, Transportasi, Penambahan Barang Modal, dan Upah Buruh Tani. Kebutuhan biaya produksi ini dihitung dalam bentuk Indeks Harga Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) seperti yang terlihat pada Tabel 5 secara rata-rata mengalami penurunan sebesar 0,01 persen dibanding April 2017.

Jika dirinci menurut kelompok pengeluaran seperti yang terlihat dalam Tabel 5, maka penurunan indeks BPPBM disumbangkan oleh penurunan pada kelompok bibit dan kelompok obat-obatan dan pupuk masing-masing sebesar 0,05 persen dan sebesar 0,08 persen. Komoditas yang mempunyai andil terhadap penurunan ini yaitu bibit kacang panjang, dedak, dan anti jamur.

(9)

Data dalam Tabel 5 juga menunjukan bahwa kelompok transportasi masih tetap menduduki urutan tertinggi indeks pengeluaran petani untuk ongkos produksi yakni sebesar 114,92 dan terendah adalah kelompok upah buruh tani sebesar 102,02. Hal ini berarti kelompok transportasi adalah yang paling cepat perkembangan harganya dibanding kelompok lainnya.

Tabel 5. Indeks Harga BPPBM dan Laju Inflasi/Deflasi Provinsi Maluku Pada Mei 2017 ( 2012 = 100 ) Kelompok April 2017 2017 Mei Inflasi/Deflasi (1) (2) (3) (4) BPPBM 106.58 106.58 -0.01 Bibit 104.74 104.69 -0.05

Obat-Obatan dan Pupuk 102.95 102.87 -0.08

Sewa Lahan, Pajak dan Lainnya 104.52 104.52 0.00

Transportasi 114.92 114.92 0.00

Penambahan Barang Modal 108.78 108.93 0.13

Upah Buruh Tani 102.02 102.02 0.00

8. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) per Subsektor

Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya.

Data dalam Tabel 6 menunjukan bahwa NTUP Provinsi Maluku pada Mei 2017 mengalami peningkatan sebesar 0,81 persen dibanding April 2017, yaitu dari 120,39 menjadi 121,36. Hal ini terjadi karena It mengalami peningkatan sebesar 0,80 persen sedangkan indeks BPPBM justru mengalami penurunan sebesar 0,01 persen dibanding April 2017.

Peningkatan NTUP pada Mei 2017 utamanya disumbangkan oleh subsektor tanaman pangan sebesar 1,87 persen dan diikuti subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,32 persen, subsektor perikanan sebesar 0,88 persen, dan subsektor peternakan sebesar 0,31 persen. Sedangkan subsektor tanaman hortikultura mengalami penurunan NTP sebesar 0,69 persen dibanding April 2017.

(10)

Tabel 6. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian Provinsi Maluku per subsektor pada April - Mei 2017 ( 2012 = 100 )

Subsektor B u l a n Perubahan

April 2017 Mei 2017 (%)

(1) (2) (3) (4)

a. Tanaman Pangan 120.66 122.91 1.87

b. Hortikultura 135.90 134.96 -0.69

c. Tanaman Perkebunan Rakyat 110.21 111.66 1.32

d. Peternakan 121.80 122.18 0.31

e. Perikanan 117.43 118.46 0.88

e.1. Perikanan Tangkap 116.46 117.69 1.05

e.2. Perikanan Budidaya 122.68 122.68 0.00

f. Gabungan 120.39 121.36 0.81

g. Gabungan Tanpa Ikan 120.77 121.73 0.80

NASIONAL 108.61 109.15 0.49

(11)

Informasi lebih lanjut hubungi:

Ir. Jessica Eliziana Pupella Kepala Bidang Statistik Distribusi

e-mail : chika@bps.go.id Telepon: 0911-361319, 361320

Gambar

Tabel 1. Nilai Tukar Petani Provinsi Maluku Per Subsektor April - Mei 2017  (2012 = 100)
Tabel 2. Nilai Tukar Petani Provinsi Maluku Per Subsektor dan Perubahannya   Mei 2017  (2012=100)
Tabel 3. Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan  Menurut Kelompok Pengeluaran Rumah Tangga di Provinsi Maluku
Tabel 4. Indeks Harga Per Sub Kelompok Pengeluaran Rumah Tangga   ( 2012 = 100 )
+3

Referensi

Dokumen terkait

(1) Atas surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36, Kepala Dinas atau Kepala Suku Dinas bersama-sama dengan penyelenggara pendidikan membentuk Tim Evaluasi Penutupan

Setelah mendeskripsikan bentuk, makna, dan fungsi reduplikasi dalam bahasa Inggris dan bahasa Saluan, serta mengadakan analisis kontrastif kedua bahasa tersebut, maka

Definitions for each outcome Pasien menunjukkan tidur yang efektif, dengan indikator (1-5: ekstrem, berat, sedang, ringan, tidak ada gangguan).

Video Klip Meghan Trainor Dear Future Husband Tuai Kecaman (2014, Oktober). Diakses pada tanggal 25 Oktober 2015 dari

Dalam diagram komunikasi yang dituliskan adalah operasi/metode yang dijalankan antara objek yang satu dengan yang lainnya secara keseluruhan, oleh karena itu dapat

Jenis familia Polypodiaceae banyak ditemukan pada lokasi penelitian ini karena Polypodiaceae memiliki jumlah jenis yang cukup banyak, serta didukung juga dengan

Tugas Akhir dengan judul “ Manajemen Paket Wisata di PT Rayniza Sumber Anugrah ( Rayniza Tour and Travel ) Guna Meningkatkan Pelayanan Terhadap Pelanggan ” yang disusun oleh Yoga

Tujuan pendidikan seni bukan untuk membentuk siswa yang terampil menari, bermusik atau dengan kata lain bukan untuk menjadi seniman, melainkan membentuk pribadi