• Tidak ada hasil yang ditemukan

Revi Yuniar Hajar, Rakatika

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Revi Yuniar Hajar, Rakatika"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

THE DIFFERENCES BETWEEN THE STUDENTS’ LEARNING OUTCOMES USING COOPERATIVE LEARNING MODEL OF THINK PAIR SHARE TYPE AND ROVING GROUPS TYPE IN SUB-CONCEPT OF

ANIMALS RESPIRATION SYSTEM

(An Experimental Study at the Seventh Grade of SMPN 12 Tasikmalaya) Revi Yuniar Hajar, Rakatika

ABSTRACK

The respiratory system or animal respiration is inhaling the oxygen along with releasing the carbon dioxside and the vapor. This material is given for the Junior High School level. This material is considered difficult by most of the students because they are less involved in teaching and learning process taking place fully, so the students are less active and creative in understanding sub-concept of animals respiration system. The use of models, methods, or the learning approaches that are less appropriate will give impact on the students’ learning outcomes that are still low. Among the learning models that can make the students get involved actively and creatively are cooperative learning model of think pair share type and roving groups type. Cooperative learning model of think pair share has the advantages in increasing the students’ intellectual potential. It is because the students have the chances to seek and find by themselves the answers of the problems proposed. In the application of the cooperative learning model of think pair share type, it can increase the students’ intellectual potential and make the students active encouraging and giving the space and the opporunity for the students to take initiative in developing problem-solving skill, it can make the students share their ideas each other in solving the problems with their groups. Besides, the advantages of the cooperative learning model of roving groups type are it can give the chance and stimulate the students to get involved in teaching and learning process directly, and it can make the students are motivated to be more active in learning process.

The problem arising is “Are there the differences between the students’ learning outcomes using cooperative learning model of think pair share type and roving groups type in sub-concept of animals respiration system?”

The research result shows that there are the differences between the students’ learning outcomes using cooperative learning model of think pair share type and roving groups type in sub-concept of animals respiration system.

Key words : cooperative learning model of think pair share type and roving groups type , learning outcomes, animals respiration system.

(2)

2

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES

PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DAN TIPE KELILING KELOMPOK PADA SUB KONSEP SISTEM RESPIRASI PADA HEWAN

(Studi Eksperimen di Kelas VII SMP Negeri 12 Kota Tasikmalaya) Revi Yuniar Hajar, Rakatika

ABSTRAK

Sistem pernapasan atau respirasi pada hewan adalah menghirup oksigen dari udara serta mengeluarkan karbon dioksida dan uap air. Materi ini diberikan pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP). Materi ini dianggap sulit oleh sebagian siwa dikarenakan siswa kurang dilibatkan secara penuh dalam kegiatan belajar mengajar berlangsung, sehingga siswa kurang aktif dan kreatif dalam memahami sub konsep sistem respirasi pada hewan. Penggunaan model, metode, maupun pendekatan pembelajaran yang kurang tepat berdampak pada hasil belajar siswa yang masih rendah. Di antara model pembelajaran yang dapat melibatkan penuh siswa secara aktif dan kreatif yaitu model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dan model pembelajaran kooperatif tipe keliling kelompok. Model pembelajaran kooperatif tipe think pair share memiliki keunggulan dalam meningkatkan potensi intelektual siswa. Hal ini dikarenakan siswa diberi kesempatan untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari permasalahan yang diajukan. Dalam penerapannya model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dapat meningkatkan potensi intelektual siswa dan menjadikan pembelajar aktif yang mendorong dan memberikan ruang dan peluang kepada siswa untuk mengambil inisiatif dalam mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, siswa saling menyampaikan idenya dalam menyelesaikan permasalahan bersama dengan teman kelompoknya. Sedangkan keunggulan model pembelajaran kooperatif tipe keliling kelompok yaitu dapat memberikan kesempatan dan merangsang daya pikir siswa agar dapat terlibat langsung dalam kegiatan belajar mengajar dan siswa termotivasi untuk lebih aktif dalam pembelajaran.

Permasalahan yang timbul adalah “apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dan tipe keliling kelompok pada sub konsep sistem respirasi pada hewan?”. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dan tipe keliling kelompok pada sub konsep sistem respirasi pada hewan.

Kata kunci : model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dan model pembelajaran kooperatif tipe keliling kelompok, hasil belajar, Sitem Pernapasan pada Hewan.

(3)

3 PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Dalam bidang Ilmu Pengetahuan Alam guru tidak hanya memberikan wawasan atau pengetahuan saja melainkan guru harus memberi kesempatan terhadap siswa untuk belajar mandiri, menelaah lebih jauh dan luas tentang ilmu yang dipelajarinya sehingga siswa termotivasi atau terdorong untuk menemukan konsep-konsep materi dari masalah yang dihadapinya, dan proses pembelajaran di dalam kelas lebih bermakna serta disukai oleh siswa.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran IPA kelas VII SMP Negeri 12 Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2013-2014, rata-rata nilai ulangan IPA di kelas tersebut yang telah dikonversikan sebesar 2,52 sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimum adalah 2,67 hal ini menunjukan kurangnya kemampuan pemahaman siswa dalam pembelajaran IPA, sehingga siswa tidak mampu memecahkan dan menyelesaikan soal-soal yang diberikan. Dalam proses pembelajaran di kelas, guru SMP Negeri 12 Kota Tasikmalaya umumnya sudah menggunakan model pembelajaran kooperatif, tetapi dalam penyampaiannya tidak sesuai dengan langkah-langkah kerja dalam model pembelajaran tersebut dan guru kurang cermat dalam memilih model pembelajaran untuk dikaitkan dengan materi yang akan disampaikan, sehingga tujuan dari proses pembelajaran tersebut belum bisa tercapai.

Untuk memecahkan masalah pembelajaran yang demikian, diperlukan upaya berupa pengembangan pembelajaran yang kreatif dan inovatif, serta perlu pengembangan teknik pembelajaran yang berpusat pada siswa, yaitu pembelajaran yang menekan bahwa siswa sendirilah yang membangun pengetahuannya.

Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu pembelajaran kelompok dengan gagasan untuk saling memotivasi antara anggotanya untuk saling membantu agar tercapainya suatu tujuan pembelajaran yang maksimal. Penulis mencoba menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dan tipe keliling kelompok. Kedua model tersebut dapat digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan anak didik, serta merangsang siswa agar lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran mengenai materi sub konsep sistem respirasi pada hewan.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dan tipe keliling kelompok pada sub konsep sistem respirasi pada hewan di kelas VII SMP Negeri 12 Kota Tasikmalaya?”.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dan tipe keliling kelompok pada sub konsep sistem respirasi pada hewan di kelas VII SMP Negeri 12 Kota Tasikmalaya.

(4)

4 Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Teoretis

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dalam memperbaiki kualitas belajar mengajar demi tercapainya mutu pendidikan yang berkompeten khususnya dalam upaya meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran biologi.

2. Kegunaan Praktis a. Bagi Sekolah

Memberikan manfaat dan masukan kepada sekolah mengenai strategi atau cara belajar efektif yang berpengaruh demi tercapainya peningkatan kualitas belajar siswa di sekolah tersebut.

b. Bagi Guru

Memberi masukan bagi guru tentang pentingnya pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Dan memberikan informasi bagi guru dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa dengan membandingkan cara belajar yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dan tipe keliling kelompok dalam pembelajaran biologi khususnya pada sub konsep sistem respirasi pada hewan.

c. Bagi Siswa

Dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa sehingga kegiatan belajar mengajar lebih bermakna dan membantu siswa lebih mudah memahami isi materi.

d. Bagi Peneliti

Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam merancang atau menyiapkan suatu strategi pembelajaran yang efektif. Sehingga akan menjadi bekal kelak ketika terjun langsung ke masyarakat menjadi seorang guru yang profesional.

PROSEDUR PENELITIAN Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre experimental. Pada metode pre experimental seringkali dipandang sebagai eksperimen yang tidak sebenarnya. Oleh karena itu, disebut juga dengan istilah quasi-experimental atau eksperimen pura-pura. Disebut demikian karena eksperimen jenis ini belum memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat dikatakan ilmiah mengikuti peraturan-peraturan tertentu.

Variabel Penelitian 1. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada sub konsep sistem respirasi pada hewan di kelas VII SMP Negeri 12 Kota Tasikmalaya.

2. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dan tipe keliling kelompok.

(5)

5 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 12 Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2014/2015 sebanyak 5 kelas yaitu dari kelas VII A sampai dengan VII E, dengan jumlah siswa sebanyak 157 orang. Populasi dianggap homogen dilihat dari nilai rata-rata raport tiap kelas. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa sebanyak dua kelas yang diambil dari populasi dengan menggunakan teknik cluster random sampling.

Disain Penelitian

Disain yang digunakan pada penelitian ini adalah one shot case study, dimana peneliti hanya mengadakan perlakuan sekali yang diperkirakan sudah memiliki pengaruh, kemudian melakukan evaluasi atau tes.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan teknik tes. Tes yang digunakan adalah tes akhir belajar (post test) yang berupa pilihan ganda dengan 4 option, dan berjumlah 40 butir soal yang dilakukan setelah pelaksanaan proses belajar mengajar. Tujuan dari pelaksanaan tes akhir belajar ini adalah untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan belajar yang telah dicapai siswa.

Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar siswa berupa pilihan ganda sebanyak 50 soal dengan 4 option. Tes dilakukan setelah proses belajar mengajar pada sub konsep sistem respirasi pada hewan. Aspek yang diukur yaitu ranah kognitif yang dibatasi pada jenjang mengingat (C1), mengerti (C2), dan memakai (C3). Selanjutnya setiap jawaban benar diberikan skor 1 (satu) dan apabila salah diberi skor 0 (nol). Kemudian dilakukan uji coba instrumen. Tujuan dilakukan uji coba instrumen ini adalah untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrument yang akan digunakan. Berikut ini rumus perhitungan validitas dan reliabilitas:

1. Uji Validitas Butir Soal

( ) ( )( )

√* ( ) ( ) +* ( ) ( ) + 2. Uji reliabilitas

r11 =

Teknik Analisis Data

Setelah data-data hasil penelitian diperoleh, kemudian dilakukan analisis data dengan menggunakan uji t untuk mengetahui perbedaan rata-rata hasil post test, dan uji t deskriptif untuk mengetahui apakah nilai post test sudah mencapai KKM atau belum pada sub konsep sistem respirasi pada hewan yang proses

      1 k k         

Vt pq Vt

(6)

6

pembelajarnya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dan tipe keliling kelompok.

PEMBAHASAN

Model Pembelajaran Kooperatif

Menurut Parker (Huda, Miftahul, 2011:29) “Mendefinisikan kelompok kecil kooperatif sebagai suasana pembelajaran di mana para siswa saling berinteraksi dalam kelompok-kelompok kecil untuk mengerjakan tugas akademik demi mencapai tujuan bersama”.

Menurut Davidson (Huda, Miftahul, 2011:29) “Pembelajaran kooperatif secara terminologis dan perbedaanya dengan pembelajaran koolaboratif. Menurutnya, pembelajaran kooperatif merupakan suatu konsep yang sebenarnya sudah ada sejak dulu dalam kehidupan sehari-hari. Untuk meningkatkan kinerja kelompok,organisasi, dan perkumpulan manusia”.

Berdasarkan uraian di atas maka model pembelajaran kooperatif merupakan bagaimana proses pembelajaran atau jalan pengajaran dilakukan secara berkelompok sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan bisa tercapai. 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share

Menurut Lyman, frank (Huda, miftahul, 2011:132)

Think pair share merupakan metode yang sederhana namun sangat bermanfaat. Setiap siswa diminta untuk berfikir sendiri-sendiri terlebih dahulu tentang jawaban atas pertanyaan itu, kemudian mendiskusikan hasil pemikirannya dengan pasangan di sebelahnya untuk memperoleh satu konsensus yang sekiranya dapat mewakili jawaban mereka berdua, guru meminta siswa untuk menshare, menjelaskan, dan menjabarkan hasil konsensus atau jawaban yang telah mereka sepakati pada siswa-siswa yang lain di ruang kelas.

Menurut Majid, abdul (2013:191) secara garis besar langkah-langkah penerapan model kooperatif tipe think pair share dalam kelas sebagai berikut:

1) tahap 1 : thinking

guru mengajukan pertanyaan atau isu yang berhubungan dengan pelajaran, kemudian siswa diminta untuk memikirkan pertanyaan atau isu tersebut secara mandiri untuk beberapa saat;

2) tahap 2 : pairing

guru meminta siswa agar berpasangan dengan siswa yang lain untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya pada tahap pertama. Interaksi pada tahap ini diharapkan dapat berbagi jawaban jika telah diajukan suatu pertanyaan, atau berbagi ide jika suatu persoalan khusus telah diidentifikasi. Biasanya guru memberi waktu 4-5 menit untuk berpasangan; dan

3) tahap 3 : sharing

pada tahap akhir, guru meminta kepada pasangan untuk berbagi dengan seluruh kelas tentang apa yang telah mereka bicarakan. Hal ini cukup efektif jika dilakukan dengan cara bergiliran antara pasangan

(7)

7

demi pasangan, dan dilanjutkan sampai sekitar seperempat pasangan telah mendapatkan kesempatan untuk melaporkan.

2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Keliling Kelompok

Menurut Isjoni, (2014:79) “Keliling kelompok dalam teknik ini masing-masing anggota kelompok mendapatkan kesempatan untuk memberikan kontribusi mereka dan mendengarkan pandangan dan pemikiran anggota yang lain”.

Menurut Huda, miftahul (2011:141) langkah-langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe keliling kelompok, yaitu:

a) salah satu siswa dalam masing-masing kelompok memulai dengan memberikan pandangan dan pemikirannya;

b) siswa berikutnya juga ikut memberikan kontribusinya;dan

c) demikian seterusnya, giliran bicara bisa dilaksanakan menurut arah jarum jam atau dari kiri ke kanan.

Hasil Penelitian Tentang Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share dan Tipe Keliling Kelompok pada Sub Konsep Sistem Respirasi Pada Hewan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dan tipe keliling kelompok pada sub konsep sistem respirasi pada hewan.

Berdasarkan uji normalitas data hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share diperoleh χ2hitung = 4,09 dan χ2tabel = 7,81 maka χ2hitung< χ

2

tabel, begitu pula data hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe keliling kelompok diperoleh χ2hitung = 1,05 dan χ2tabel = 7,81 maka χ2

hitung< χ 2

tabel, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kedua data telah diambil dari populasi yang berdistribusi normal. Untuk mengetahui apakah kedua data hasil tes belajar tersebut variansnya homogen atau tidak, dilakukan uji homogenitas dua varians dengan menggunakan uji Fmaksimum, diperoleh Fhitung = 1,59 dan Ftabel = 1,83 maka Fhitung< Ftabel, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok data tersebut variansnya homogen.

Dari pengujian uji t komparatif didapat nilai thitung = 12,49 dan ttabel = 1,99, dimana nilai thitung lebih besar dari ttabel dan berada di daerah penolakan H0, dengan demikian, hipotesis yang diajukan yaitu terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dan tipe keliling kelompok pada sub konsep sistem respirasi pada hewan, dapat diterima.

Selain pengujian dengan uji t komparatif dilakukan juga dengan uji t deskriptif. Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai thitung = 6,67 yang terletak di daerah penerimaan H0. Dengan demikian, nilai post test siswa kelas VII A SMP Negeri 12 Kota Tasikmalaya yang proses pembelajarnya menggunakan model

(8)

8

pembelajaran kooperatif tipe think pair share telah mencapai nilai KKM, dan berarti pula model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada sub konsep sistem respirasi pada hewan dan hasil belajar siswa yang proses pembelajarnya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe keliling kelompok diperoleh nilai thitung = -11,51 yang terletak di daerah penolakan H0. Dengan demikian nilai tes akhir siswa kelas VII B SMP Negeri 12 Kota Tasikmalaya belum mencapai KKM, dan berarti pula model pembelajaran kooperatif tipe keliling kelompok tidak dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada sub konsep sistem respirasi pada hewan.

Berikut ini merupakan diagram rata-rata hasil post test siswa kelas VII SMP Negeri 12 Kota Tasikmalaya:

Sumber : hasil pengolahan data (terlampir)

Diagram Rata-rata Post Test Siswa Kelas VII SMP Negeri 12 Kota Tasikmalaya

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dapat meningkatkan belajar siswa pada sub konsep sistem respirasi pada hewan di kelas VII A SMP Negeri 12 Kota Tasikmalaya. Hal itu ditunjukan dengan hasil nilai rata-rata post test sebesar 31,75 melebihi nilai KKM yang ditentukan sebesar 27,9. Sedangkan Model pembelajaran kooperatif tipe keliling kelompok tidak dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada sub konsep sistem respirasi pada hewan di kelas VII B SMP Negeri 12 Kota Tasikmalaya. Hal itu ditunjukan dengan hasil nilai rata-rata post test sebesar 22,77 belum mencapai nilai KKM yang ditentukan sebesar 27,9. Terdapatnya perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dan tipe keliling kelompok pada sub konsep sistem respirasi pada hewan. Hal ini disebabkan karena pada pelaksanaan dapat meningkatkan potensi intelektual siswa dan menjadikan pembelajar aktif yang mendorong dan memberikan ruang dan peluang kepada siswa untuk mengambil inisiatif dalam mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, siswa saling menyampaikan idenya dalam

27.9 31.75 22.63 0 5 10 15 20 25 30 35

KKM Kelas VII-A Kelas VII-B

Think Pair Share Keliling Kelompok

(9)

9

menyelesaikan permasalahan bersama dengan teman kelompoknya. Selain itu membimbing siswa untuk memiliki tanggung jawab individu dan tanggung jawab dalam kelompok atau pasangannya.Dengan model pembelajaran ini siswa dilatih bagaimana mengutarakan pendapat dan siswa juga belajar menghargai pendapat orang lain dengan tetap mengacu pada materi atau tujuan pembelajaran. Sedangkan pada pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe keliling kelompok terdapat beberapa kendala, terdapat beberapa kendala, diantaranya dalam mengaitkan materi sub konsep sistem respirasi pada hewan kurang efisien karena proses pembelajaran dilakukan di dalam kelas dengan pembentukan kelompok dengan anggota yang terlalu banyak sehingga dalam pelaksanaan diskusi kurang efektif ada siswa yang mengerjakan dan ada siswa yang tidak mengerjakan, sehingga siswa kesulitan untuk mencerna materi yang sedang dipelajari.

Setelah melakukan penelitian dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dan tipe keliling kelompok dapat diketahui kelebihan dan kekurangannya.

Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share

Kelebihan Kekurangan

Dapat meningkatkanpotensi intelektual siswa. Ini dikarenakan siswa diberi kesempatan untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari permasalahan yang diajukan.

Siswa belum terbiasa dengan kemampuan berpikir kritis dan analitis dalam memecahkan suatu permasalahan yang diajukan.

Siswa dilatih untuk bertanggung jawab secara individu maupun secara berkelompok dalam menentukan jawaban, berbagi informasi sesama siswa, serta menggali wawasan yang dimiliki siswa.

Waktu yang di gunakan dalam

mengemukakan hasil

diskusinya dan merumuskan jawaban relatif lama.

Suasana belajar di kelas pun lebih aktif, dan kondusif karena anggota kelompok yang berpasangan. terlibat langsung dalam proses penemuan.

Tidak efisien, khususnya untuk mengajar siswa yang berjumlah besar.

(10)

10

Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Keliling Kelompok

Kelebihan Kekurangan

Bisa saling mendengarkan dan mengutarakan pendapat,

pandangan serta hasil pemikiran

Diperlukan waktu yang cukup lama saat proses pembelajaran berlangsung

Hasil pemikiran yang dikemukakan lebih banyak karena dari beberapa anggota kelompok

Jika guru tidak dapat mengendalikan kelas, maka bisa menciptakan situasi kelas yang kurang kondusif.

Siswa cenderung lebih aktif dalam belajar, karena melibatkan secara penuh aktivitas siswa baik fisik maupun mental.

Guru lebih intensif dalam membimbing. guru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi. Tugas guru adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan pengetahuan dan keterampilan yang baru.

Adanya tanggung jawab setiap kelompok

Guru memerlukan perhatian dan bimbingan yang ekstra terhadap siswa agar tujuan pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis menyarankan: 1. diperlukan persiapan yang matang dalam melaksanakan pembelajaran dengan

berbagai model pembelajaran, sehingga dalam pelaksanaannya guru dan siswa dapat memaksimalkan tahapan-tahapan pembelajaran tersebut untuk mencapai hasil belajar yang sesuai;

2. guru harus panadai memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan tingkat kesukaran materi serta perkembangan siswa agar materi yang disampaikan kepada siswa menjadi efektif dan mudah dipahami;dan

3. guru harus terampil mengefektifkan waktu dalam kegiatan belajar mengajar sesuai dengan tahapan-tahapan pembelajaran dalam model pembelajaran yang digunakan.

PENUTUP Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data pengujian hipotesis, maka diperoleh kesimpulan bahwa:

1. terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dan tipe keliling kelompok pada sub konsep sistem respirasi pada hewan di kelas VII SMP Negeri 12 Kota Tasikmalaya.

(11)

11

2. hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share lebih baik dari pada hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe keliling kelompok pada sub konsep sistem respirasi pada hewan di kelas VII SMP Negeri 12 Kota Tasikmalaya. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis menyarankan:

1. guru harus pandai memilih model-model pembelajaran yang sesuai dengan materi dan keadaan siswa agar menunjang setiap kebutuhan siswa dalam mencapai keberhasilan belajar sehingga siswa tidak merasa bosan;

2. guru harus memperhatikan perkembangan siswa dalam belajar dan selalu memotivasi siswa agar siswa terpacu dan bersemangat dalam menerima materi dari guru;

3. penggunaan model pembelajaran kooperatif sangatlah penting. Karena model pembelajaran kooperatif merupakan bagaimana proses pembelajaran atau jalan pengajaran dilakukan sehingga tujuan yang diharapkan bisa tercapai. Seperti halnya pada penelitian ini, penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dan tipe keliling kelompok dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, memotivasi dan keaktifan siswa dalam belajar sehingga proses pembelajaran lebih bermakna dan menyenangkan;

4. dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dan tipe keliling kelompok diperlukan persiapan yang matang dalam melaksanakan pembelajaran, sehingga dalam pelaksanaannya guru dan siswa dapat memaksimalkan tahapan-tahapan pembelajaran untuk mencapai hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan; dan

5. bagi peneliti selanjutnya, penulis menyarankan untuk mencoba menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dan tipe keliling kelompok atau model pembelajaran kooperatif yang lainnya pada konsep yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Huda, Miftahul. (2011). Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Isjoni. (2014). Cooperative Learning. Bandung : Alfabeta.

Majid, Abdul (2013). Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. RIWAYAT HIDUP

Revi Yuniar Hajar, adalah mahasiswa angkatan 2011 pada program studi pendidikan Biologi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Siliwangi yang sedang melaksnakan penyusunan skripsi untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan (Lulusan tahun 2015).

Gambar

Diagram Rata-rata Post Test Siswa Kelas VII  SMP Negeri 12 Kota Tasikmalaya

Referensi

Dokumen terkait

a. Jasa yang diserahkan adalah Jasa Kena Pajak, b. Penyerahan dilakukkan di dalam Daerah Pabean,.. Penyerahan dilakukan dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya; termasuk dalam

CDI (Capasitor Discharge Lgnition) merupakan sistem pengapian pada mesin pembakaran dalam dengan memanfaatkan energi yang disimpan didalam kapasitor yang digunakan

008 Jumlah alat dan mesin pertanian yang diuji/sertifikasi kesesuaiannya terhadap standar 009 Jumlah teknologi (prototipe, model) mekanisasi pertanian mendukung pengembangan

Dalam rangka pendayagunaan aparatur Bagian Administrasi Kerja Sama Setda Kabupaten Malang dengan tuntutan untuk mewujudkan administrasi pemerintahan yang mampu mendukung

Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi Kompos bunga jantan kelapa sawit pada tanaman kacang hijau memberikan pengaruh yang nyata pada beberapa parameter pengamatan

Saya yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa saya telah mendapat penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penelitian yang akan dilakukan

Jika gambar atau foto juga tidak didapatkan, maka guru berusaha membuat sendiri media sederhana yang dapat menarik perhatian belajar siswa4. Bilamana media sederhana tidak dapat

Guru sebagai tenaga profesional diharapkan bisa merencanakan pembelajaran, melaksanakan atau menerapkan proses pembelajaran, hasil proses pembelajaran, pembimbingan atau