• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITAS PERKEBUNAN DI LAHAN GAMBUT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITAS PERKEBUNAN DI LAHAN GAMBUT"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh :

Direktorat Jenderal Perkebunan*)

Kementerian Pertanian

STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITAS PERKEBUNAN DI LAHAN GAMBUT

---

*) Disampaikan pada “Seminar Pengembangan Nilai Tambah Komoditi Ramah Gambut dan Kesejahteraan

Masyarakat Lokal” Bogor 13 Oktober 2016.

ARAH KEBIJAKAN NASONAL PEMBANGUNAN PERKEBUNAN TAHUN 2015 – 2019 KEBIJAKAN PEMBANGUAN PERKEBUNAN TAHUN 2015 - 2019 KEBIJAKAN UMUM:

UNTUK MENDUKUNG PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI KOMODITAS PERKEBUNAN BERKELANJUTAN

KEBIJAKAN KHUSUS: UNTUK MENDUKUNG 6 SASARAN STRATEGIS KEMENTERIAN PERTANIAN

(2)

ARAH KEBIJAKAN UMUM

1 • PerkebunanPengembangan Komoditas Perkebunan Strategis 2 • Pengembangan Kawasan Berbasis Komoditas Unggulan 3 • Pengembangan Sumber Daya Insani Perkebunan

4

Penguatan Kelembagaan Perkebunan dan Kemitraan Usaha Perkebunan

5

Pengembangan dan Penguatan Sistem Pembiayaan Perkebunan

6

Pengembangan Sarana Prasarana dan Infrastruktur pendukung Usaha Agribisnis Perkebunan

7

Perlindungan, Pelestarian , Pemanfaatan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

8

Peningkatan Upaya Adaptasi, Mitigasi Bencana, Perubahan Iklim dan Perlindungan

ARAH KEBIJAKAN KHUSUS

1. Pemenuhan penyediaan bahan baku tebu dalam rangka peningkatan produksi gula nasional

2. Peningkatan diversifikasi pangan berbasis komoditas perkebunan

3. Peningkatan komoditas perkebunan bernilai tambah dan berorientasi ekspor dalam mewujudkan daya saing sub sektor perkebunan

4. Pemenuhan penyediaan bahan baku bio energy dan pengembangan fondasi sistem pertanian bio-industry

5. Akuntabilitas kinerja aparatur peerintah yang baik

(3)

VISI :

Menjadi Direktorat Jenderal yang profesional dalam mewujudkan peningkatan produksi dan produktivitas tanaman perkebunan secara optimal, berdaya saing dan bernilai tambah tinggi untuk kesejahteraan pekebun dan memperkokoh fondasi sistem pertanian bio-industri berkelanjutan

VISI DAN MISI

DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

MISI :

Mewujudkan peningkatan produksi tanaman perkebunan secara berkelanjutan.

Mewujudkan pelayanan prima dan berkualitas dibidang manajemen dan kesekretariatan.

Mewujudkan peningkatan penyediaan teknologi dan penerapan pascapanen dan pengolahan hasil perkebunan secara berkelanjutan.

Menyediakan fasilitasi pembinaan dan penanganan usaha perkebunan berkelanjutan serta penanganan gangguan usaha dan konfik perkebunan.

Mewujudkan sistem perlindungan perkebunan dan penanganan dampak perubahan iklim yang terpadu, terintegrasi dan berkelanjutan.

(4)

Mewujudkan integrasi antar pelaku usaha budidaya tanaman perkebunan dengan pendekatan kawasan.

Mendorong upaya pemberdayaan petani dan penumbuhan kelembagaan petani.

Mendorong upaya penerapan budidaya tanaman perkebunan dengan baik dan berwawasan lingkungan.

Mewujudkan sistem pertanian bio-industry berbasis pengembangan komoditas perkebunan.

Mendorong pengembangan pemasaran produk perkebunan di tataran domestik dan internasional yang berkualitas dan berdaya saing.

PROGRAM DAN KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

1. Program Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2015 – 2019 adalah : Peningkatan Produksi Komoditas Perkebunan Berkelanjutan

- Peningkatan Produksi tanaman tebu sebesar 7,78 % - Peningkatan tanaman unggulan lainnya sebesar

5,49 %

2. Implementasi Agenda Prioritas NAWACITA 2015-2019

Dari Agenda NAWACITA, Direktorat Jenderal

Perkebunan mendapat amanat untuk melaksanakan:

Pengembangan 150 desa pertanian organik berbasis komoditas perkebunan

(5)

Strategi Direktorat Jenderal Perkebunan dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup ditempuh melalui rencana aksi sebagai berikut:

1) Meningkatkan penerapan sistem pertanian konservasi pada wilayah perkebunan termasuk lahan kritis, termasuk lahan kritis, gambut, DAS Hulu dan pengembangan perkebunan di kawasan penyangga sesuai kaidah konservasi tahan dan air;

2) Meningkatkan penerapan paket teknologi ramah lingkungan;

Strategi Direktorat Jenderal Perkebunan dalam melaksanakan pembangunan perkebunan

3)Meningkatkan pemanfaatan

pupuk organik

,

pestisida nabati, agens pengendali hayati

serta

teknologi pemanfaatan limbah usaha

perkebunan yang ramah lingkungan

;

4)Meningkatkan kampanye peran perkebunan

dalam

kontribusi

penyerapan

karbon,

penyedia oksigen, dan peningkatan peran

serta fungsi hidro-orologis;

5)Meningkatkan upaya penerapan

pembukaan

lahan tanpa bakar

.

(6)

11

• Sumber Pertumbuhan  Pembentukan PDB

• Sumber Devisa dan Penerimaan Negara  Ekspor, Bea Keluar, Cukai, PBB, Pajak Perusahaan dll.

• Bahan Baku Industri industri ban, oleochemical, rokok, minyak makan, gula, coklat dll.

• Bahan Pangan sagu, tebu, kelapa, minyak sawit, kakao, j.mente • Sumber energi  kelapa sawit, kelapa, tebu, sagu, jarak pagar • Kesempatan Kerja dan Sumber Pendapatan Masyarakat • Pengembangan wilayah

• Pelestarian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup  menurunkan emisi gas rumah kaca terutama komoditi yang memanfaatkan lahan marjinal (semak belukar dan alang-alang) dalam pengembangan mengikuti kaidah-kaidah konservasi.

III. PERAN PENTING PERKEBUNAN KEDEPAN:

IV. Tantangan dan Respon Terhadap Usaha Perkebunan

• Keterbatasan

luasan

lahan

untuk

pengembangan dan budidaya perkebunan.

Pengembangan usaha perkebunan diarahkan ke wilayah Indonesia Timur, sekaligus untuk pembukaan akses ke wilayah pedalaman;

• Kehilangan hasil produksi akibat kebakaran

kebun.

Penerapan teknologi Pembukaan Lahan Tanpa Bakar dan kewajiban setiap pelaku usaha perkebunan untuk menyediakan sarana prasarana pengendalian kebakaran; (UU No. 39 Th 2014, Permentan No. 98 Th 2013, Permentan No 14 Tahun 2009)

(7)

Penurunan produksi, produktivitas dan mutu

tanaman perkebunan akibat serangan OPT,

Dampak Perubahan Iklim dan Bencana Alam.

Sistem Pengendalian Hama Terpadu (PHT); SL-PHT; Demplot Mitigasi dan Adaptasi terhadap kekeringan; serta bantuan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana.

Sentimen negatif pasar internasional terhadap

kelapa sawit, karena dianggap tidak ramah

lingkungan.

Sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO)

bagi perusahaan perkebunan;

Konflik usaha perkebunan (tumpang tindih

lahan dan perijinan; penyerobotan lahan;

perusakan sarana produksi).

Penanganan konflik usaha perkebunan berdasarkan Inpres No. 3 Tahun 2013 tentang Penanganan Gangguan Keamanan Dalam Negeri Tahun 2013, Keputusan Menteri Pertanian No. 4027/Kpts/OT.160/ 4/2013, tanggal 1 April 2013 tentang Tim Terpadu Penanganan Gangguan Usaha dan Konflik Perkebunan.

(8)

Upaya Pemenuhan Kebutuhan Lahan

untuk Budidaya Tanaman Perkebunan

• Perlu dilakukan pemetaan gambut di seluruh Indonesia yang sudah ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan, sehingga diperoleh informasi luas lahan gambut mana dan di lokasi mana yang diperbolehkan untuk budidaya.

• Penertiban dan pemanfaatan lahan tidur (PP No. 11 tahun 2010 ).

Menurut catatan BPN terdapat 7,3 juta ha lahan tidur yang tersebar diseluruh Indonesia.

• Optimalisasi pemanfaatan lahan-lahan yang sudah diberi izin.

• Untuk mengejar target produksi akan dilakukan strategi hemat lahan melalui kegiatan intensifikasi dan rehabilitasi serta peremajaan tanaman tua/rusak.

(9)

Strategi Umum Pengembangan

Komoditas Perkebunan di Lahan

Gambut

1. Komoditas dikembangkan di lahan gambut berada di kawasan budidaya dengan ketebalan < 3 m

2. Pembukaan/penyiapan lahan dilakukan tanpa bakar

3. Mengatur tata air sehingga gambut tidak kering/mengkerut

4. Pemilihan jenis/varietas tanaman yang sesuai 5. Penambahan Amelioran

Tanaman Perkebunan Yang Dapat

Dibudidayakan di Lahan Gambut

1. Sagu (

Metroxylon, Spp

)

2. Kelapa Sawit (

Elaeis guineensis

)

3. Kopi Liberika

(10)

Syarat Tumbuh Sagu*

• Daerah dengan iklim Tipe A (Schmidt dan ferguson);

• Genangan tidak permanen setingggi <50 cm;

• Suhu optimum 24,5 s/d 29 C;

• Kelembaban 40-60%;

• Lahan datar, landai hingga bergelombang;

• Tipe lahan rawa dan gambut atau sepanjang aliran

sungai merupakan tempat ideal;

• Ketinggan lahan < 400 M dpl;

• Jenis tanah yang dibutuhkan sagu spektrumnya luas

mulai dari tanah dengan komposisi liat >70%, dengan bahan organik 30% dan pH tanah 5.5 – 6.5, tetapi sagu masih bisa beradaptasi dengan kemasaman lebih tinggi;

*): PERMENTAN Nomor : 134/Permentan/OT.140/12/2013 Tentang Pedoman Budidaya Sagu (Metroxylon spp) Yang Baik

DISTRIBUSI LAHAN SAGU

DI INDONESIA

AREA NATURAL FOREST SEMI CULTIVATION Maluku 50.000 ha 10.000 ha Sulawesi 30.000 ha Kalimantan 20.000 ha Sumatera 30.000 ha Kepulauan Riau 20.000 ha Kepulauan Mentawai 10.000 ha Papua dan Papua Barat 1.200.000 ha 34.000 ha TOTAL 1.250.000 ha 158.000 ha Sumber : Flach, 1997

(11)

Spesifikasi Lahan Gambut Untuk Budidaya Kelapa Sawit Lahan gambut yang dapat digunakan untuk budidaya tanaman kelapa sawit yaitu kawasan gambut yang memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Berada pada kawasan budidaya;

2. Ketebalan lapisan gambut kurang dari 3(tiga) meter dengan proporsi sebaran minimal 70% dari luas yang diusahakan;

3. Lapisan tanah mineral di bawah gambut, tidak boleh terdiri atas pasir kuarsa dan tanah sulfat masam;

4. Tingkat kematangan gambut, Tingkat matang (sapirik) dan setengah matang (hemik);

5. Tingkat kesuburan tanah dalam kategori eutropik. (Permentan No. 14 Tahun 2009)

3. Tanaman Kopi

• Jenis Kopi yang cocok dibudidayakan dilahan gambut jenis kopi Liberioid ( Liberika) karena bisa ditanam pada tanah dengan Ph 4,5-6,5

• Pengelolaan air (drainase) yang baik

• Pemberian amelioran dapat dilakukan untuk memperbaiki sifat tanah gambut agar dapat dimanfaatkan untuk budidaya kopi. • Selain itu, budidaya kopi di lahan gambut juga harus

memperhatikan kelas kesesuaian lahannya.

• Salah satu daerah yang mempunyai lahan gambut luas adalah kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabar), Provinsi Jambi. Lahan gambut di daerah tersebut tersebar di Kecamatan Tungkal Ulu, Kecamatan Pengabuan, Kecamatan Tungkal Ilir, dan Kecamatan Betara.

(12)

1. Teknologi pengelolaan air :

Mengatur drainase dan asam organik

beracun, perlu pengaturan tinggi muka air

tanah agar gambut tidak kering dan terhindar

dari ancaman

kebakaran kebun.

Teknik Budidaya Tanaman Perkebunan

di Lahan Gambut

2. Pemupukan dan ameliorasi lahan:

Tujuan untuk mempertahankan kesuburan lahan dan menetralisir pengaruh asam organik beracun yang merugikan pertumbuhan tanaman.

Ameliorasi berperan untuk memperbaiki kesuburan tanah gambut dan memperbaiki lingkungan akar bagi pertumbuhan tanaman melalui peningkatan pH, meningkatkan ketersediaan hara, dan menurunkan asam organik dan ion-ion toksin.

Amelioran yang digunakan pupuk gambut, pupuk anorganik, dolomit,zeolit dan slag yang kaya silikat (Si) dan besi.

(13)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil kesimpulan, penulis dapat memberikan beberapa saran sebaga berikut: Pertama , diharapkan dengan adanya peraturan perundang-undangan yang mengatur

Ingat kembali langkah membuat model matematika dalam Persamaan Linear satu Variabel, buatlah model matematika dari informasi penting yang diperoleh pada penyelesaian nomor

Data yang digunakan dalam penelitian tersebut merupakan data sekunder yang berasal dari dua sumber utama, yaitu data survei resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan data Komite

Terkait dengan analisis data yang digunakan dalam artikel ini, narrative review mengacu pada teknik informal yang digunakan untuk mensintesis temuan dari

Relevansi yang sinergi antara hukum pidana Islam dan sistem kehidupan masyarakat Indonesia dari aspek nilai ilahiyah merupakan nilai tambah bagi kontribusi hukum

Bangunan pembawa mempunyai fungsi membawa/mengalirkan air dari sumbernya menuju petak irigasi. Bangunan pembawa meliputi saluran primer, saluran sekunder, saluran tersier

Bahwa untuk menjamin keselamatan bahan pertanggungjawaban nasional sebagaimana dalam Undang-undang Nomor : 7 Tahun 1971, maka standarisasi Prasarana dan Sarana Kearsipan

Premis P 1 : Jika prestasi belajar siswa tidak tinggi, maka bebera siswa belajar tidak dengan.. sungguh-sungguh, maka prestasi belajar