• Tidak ada hasil yang ditemukan

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA JUNI 2016 SEBESAR 97,00 ATAU MENINGKAT SEBESAR 0,38 PERSEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA JUNI 2016 SEBESAR 97,00 ATAU MENINGKAT SEBESAR 0,38 PERSEN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

No.47/07/71/Th.X, 01 Juli 2016

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA JUNI 2016

SEBESAR 97,00 ATAU MENINGKAT SEBESAR 0,38 PERSEN

Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) dan dinyatakan dalam persentase. NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kesejahteraan petani, dengan mengukur kemampuan tukar produk yang dihasilkan/dijual petani dibandingkan dengan produk yang dibutuhkan petani baik untuk proses produksi maupun untuk konsumsi rumah tangga petani. Semakin tinggi NTP dapat diartikan kemampuan daya beli atau daya tukar (term of trade) petani relatif lebih baik dan tingkat kehidupan petani juga lebih baik. Mulai Desember 2013 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan NTP dari tahun dasar 2007=100 menjadi tahun dasar 2012=100. Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan/pergeseran pola produksi pertanian dan pola konsumsi rumah tangga pertanian diperdesaan, serta perluasan cakupan subsektor pertanian dan provinsi dalam penghitungan NTP, agar penghitungan indeks dapat dijaga ketepatannya.

Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari

Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi rumah tangga dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan

produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya.

 Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Sulawesi Utara pada bulan Juni 2016 sebesar 97,00 atau meningkat sebesar 0,38 persen dibanding NTP Mei 2016 yaitu sebesar 96,63. Peningkatan NTP ini disebabkan karena peningkatan indeks harga yang diterima petani (It), sebesar 0,82, lebih tinggi dibandingkan dengan

peningkatan indeks yang dibayar petani (Ib), sebesar 0,44 persen. NTP tahun kalender meningkat sebesar 0,16

persen, sedangkan secara YoY meningkat sebesar 2,44 persen.

 Bulan Juni 2016, di daerah perdesaan Provinsi Sulawesi Utara telah terjadi inflasi sebesar 0,54 persen. Inflasi perdesaan ini disebabkan karena meningkatnya indeks harga pada kelompok pengeluaran rumah tangga, khususnya pada kelompok makanan jadi yang meningkat lebih tinggi dibandingkan kelompok pengeluaran lainnya, sebesar 1,02 persen

 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Sulawesi Utara di bulan Juni 2016 sebesar 107,54 atau meningkat sebesar 0,71 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya, yakni sebesar 106,78.

(2)

Tabel 1

NILAI TUKAR PETANI (NTP) GABUNGAN PROVINSI SULAWESI UTARA DAN PERUBAHANNYA, MEI – JUNI 2016 (2012 = 100)

Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di Provinsi Sulawesi Utara, NTP pada bulan Juni 2016 sebesar 97,00 atau meningkat sebesar 0,38 persen dibanding NTP bulan Mei 2016 sebesar 96,63 persen. Hal ini disebabkan harga-harga yang diterima petani melalui komoditi pertanian yang dihasilkan mengalami peningkatan yang lebih tinggi, sebesar 0,82 persen, dibandingkan dengan harga-harga yang harus dikeluarkan petani untuk rumah tangganya maupun untuk keperluan produksi pertaniannya yang meningkat sebesar 0,44 persen. Di sisi lain NTP Sulawesi Utara masih berada di bawah nilai 100, artinya bahwa daya beli petani di Sulawesi Utara masih belum lebih baik dibandingkan dengan keadaan di tahun dasarnya (Tahun 2012), atau secara sederhana kesejahteraan petani di Sulawesi Utara dapat diindikasikan masih tidak lebih baik dibandingkan tahun dasarnya (Tahun 2012).

Rincian

Indeks Gabungan Sulut Perubahan (%)

Mei’16 Juni’16 Prbhn Mei’16 thd Juni’16 Tahun Kalender YoY [1] [2] [3] [4] [5] [6]

Indeks Harga yang Diterima

Petani 118.78 119.76 0.82 0.34 6.60

Indeks Harga yang Dibayar

Petani 122.92 123.46 0.44 0.18 4.07

Konsumsi Rumah Tangga 127.26 127.95 0.54 0.18 4.95

Bahan Makanan 138.07 139.21 0.82 -0.49 7.75

Makanan Jadi 120.57 121.80 1.02 3.14 6.04

Perumahan 119.31 119.35 0.03 0.79 2.49

Sandang 112.27 112.32 0.05 1.75 2.93

Kesehatan 116.21 116.28 0.06 2.60 4.84

Pendidikan, Rekreasi & Olah raga 107.23 107.26 0.03 0.89 1.68

Transportasi dan Komunikasi 125.42 125.29 -0.11 -3.67 -3.03

BPPBM 111.25 111.37 0.11 0.42 1.34

Bibit 110.10 110.64 0.48 0.79 1.53

Obat-obatan & Pupuk 108.54 108.57 0.03 0.93 2.09

Sewa Lahan, Pajak & Lainnya 108.61 108.60 0.00 0.76 0.89

Transportasi 120.79 120.82 0.02 -7.23 -6.27

Penambahan Barang Modal 108.26 108.74 0.45 1.53 2.12

Upah Buruh Tani 113.84 114.00 0.14 2.39 3.20

Nilai Tukar Petani 96.63 97.00 0.38 0.16 2.44

(3)

Tabel 2

NILAI TUKAR PETANI (NTP) SULAWESI UTARA DAN PERUBAHANNYA, MEI – JUNI 2016 (2012 = 100)

1. Indeks harga yang diterima petani (I

t

)

Indeks harga yang diterima petani (It) adalah indeks yang berasal dari seluruh harga-harga yang

didapatkan petani dari hasil penjualan seluruh komoditi pertanian yang diusahakan. Pada bulan Juni 2016 indeks harga yang diterima petani (It) di Provinsi Sulawesi Utara mencapai nilai 119,76 atau meningkat

sebesar 0,82 persen dibandingkan bulan Mei 2016. Pergerakan indeks It berbeda antar sub sektor pertanian,

dimana indeks It yang mengalami peningkatan terjadi hampir di seluruh sub sektor, kecuali sub sektor

tanaman pangan, dan perikanan budi daya yang mengalami penurunan

Subsektor Bulan % Perub.

Mei’16 Juni’16

[1] [2] [3] [4]

1 Tanaman Pangan

a Indeks Harga yang Diterima (It) 119.44 117.90 -1.28

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 124.55 125.11 0.45

c Nilai Tukar Petani (NTPP) 95.89 94.24 -1.72

2 Hortikultura

a Indeks Harga yang Diterima (It) 125.98 128.02 1.62

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 123.83 124.33 0.40

c Nilai Tukar Petani (NTPH) 101.74 102.97 1.21

3 Tanaman Perkebunan Rakyat

a Indeks Harga yang Diterima (It) 112.97 115.30 2.06

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 123.38 124.07 0.56

c Nilai Tukar Petani (NTPR) 91.57 92.93 1.49

4 Peternakan

a Indeks Harga yang Diterima (It) 120.17 120.96 0.66

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 117.92 118.22 0.25

c Nilai Tukar Petani (NTPT) 101.91 102.32 0.40

5 Perikanan

a Indeks Harga yang Diterima (It) 122.05 122.30 0.20

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 124.03 124.38 0.29

c Nilai Tukar Petani (NTNP) 98.40 98.32 -0.08

5.1. Perikanan Tangkap

a Indeks Harga yang Diterima (It) 125.98 125.87 -0.09

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 124.13 124.48 0.28

c Nilai Tukar Petani (NTN) 101.49 101.12 -0.36

5.2. Perikanan Budidaya

a Indeks Harga yang Diterima (It) 114.96 115.85 0.77

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 123.84 124.22 0.30

(4)

2. Indeks harga yang dibayar petani (Ib)

Indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat menunjukkan fluktuasi harga barang dan jasa yang

dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan, khususnya rumah tangga petani yang merupakan bagian kelompok terbesar yang ada di daerah perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Indeks harga yang dibayar petani (Ib) Sulawesi Utara di bulan Juni 2016

adalah sebesar 123,46 atau meningkat sebesar 0,44 persen dibandingkan bulan Mei 2016, sebesar 122,92. Umumnya indeks harga yang dibayar ini mengalami peningkatan untuk seluruh sub sektor pertanian di Sulawesi Utara.

3. NTP Subsektor

a. Subsektor Tanaman Pangan/Padi & Palawija (NTPP)

NTP sub sektor tanaman pangan pada bulan Juni 2016 mengalami penurunan sebesar 1,72 persen dibandingkan pada bulan sebelumnya, yakni dari nilai 95,89 di bulan Mei 2016, menurun menjadi 94,24 di bulan Juni 2016. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan, sebesar 1,28 persen, sedangkan indeks yang dibayar petani meningkat sebesar 0,45 persen.

Indeks harga yang diterima petani berasal dari kelompok padi dan palawija dimana indeks pada kelompok tanaman padi menurun sebesar 1,28 persen, sedangkan kelompok tanaman palawija juga menurun sebesar 1,68 persen. Komoditi yang memberikan penurunan indeks yang diterima petani disumbang oleh komoditi Gabah dan Jagung, masing-masing sebesar 0,93persen dan 1,67 persen.

b. Subsektor Hortikultura (NTPH)

NTP subsektor Hortikultura mengalami peningkatan sebesar 1,21 persen di bulan Juni 2016. Berbeda halnya dengan subsektor Tanaman Pangan, indeks harga yang diterima petani menglami peningkatan, sebesar 1,62 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar petani juga mengalami peningkatan sebesar 0,40 persen. Nilai NTPH di bulan Mei 2016 sebesar 101,74 meningkat menjadi 102,97 di bulan Juni 2016. Komoditi yang mendominasi dalam peningkatan indeks NTP sub sektor hortikultura adalah Tomat, Bawang Daun, dan Kentang, masing-masing sebesar 4,50%, 0,60%, dan 3,46%.

c. Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPR)

Pada bulan Juni 2016, NTPR mengalami peningkatan sebesar 1,49 persen, dari 91,57 di bulan Mei 2016 meningkat menjadi 92,93 di bulan Juni 2016. Hal ini disebabkan perubahan yang terjadi pada indeks harga yang diterima petani mengalami peningkatan yang lebih besar, yakni 2,06 persen, sedangkan indeks harga dibayar petani juga meingkat, yang hanya sebesar 0,56 persen

Peningkatan yang dialami oleh indeks harga yang diterima petani terjadi pada komoditi Kakao dan Pala Biji, dengan besaran perubahannya masing-masing sebesar 4,11 persen dan 4,78 persen

d. Subsektor Peternakan (NTPT)

NTP subsektor Peternakan di bulan Juni 2016 mengalami peningkatan, sebesar 0,40 persen, yakni dari nilai 101,91 di bulan Mei 2016 meningkat menjadi 102,32 di bulan Juni 2016. Hal ini disebabkan

(5)

pertumbuhan indeks harga yang diterima petani lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan pada indeks yang dibayarkan petani, dengan peningkatan masih-masing sebesar 0,66 persen dan 0,25 persen.

Peningkatan indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh meningkatnya hampir seluruh indeks kelompok komoditi pembentuk It , kecuali untuk kelompok ternak kecil yang mengalami penurunan

sebesar0,58 persen.

e. Subsektor Perikanan (NTNP)

NTNP subsektor perikanan mengalami penurunan sebesar 0,08 persen. Penurunan ini terjadi karena pertumbuhan indeks harga yang diterima petani tidak lebih cepat dibandingkan dengan peningkatan yang dialami indeks yang dibayarkan petani, dimana 0,20 untuk It dan 0,29 untuk Ib. Penurunan indeks harga

yang diterima pada kelompok pembentuk subsektor perikanan lebih disebabkan penurunan yang dalam yang terjadi pada indeks perikanan tangkap sebesar 0,09 persen, sedangkan perikanan budidaya meningkat sebesar 0,77 persen.

1). Kelompok Penangkapan Ikan (NTN)

NTN subsektor perikanan pada kelompok penangkapan ikan mengalami penurunan sebesar 0,36 persen di bulan Juni 2016. Nilai NTN pada subsektor ini di bulan Mei 2016 sebesar 101,49 menurun menjadi 101,12 di bulan Juni 2016. Hal ini terjadi karena indeks yang diterima petani menurun, sedangkan indeks yang dibayarkan petani mengalami kenaikan. Komoditi subsektor yang mempengaruhi perubahan nilai tukar subsektor ini berasal dari komoditi Ikan Cakalang yang menurun sebesar 1,58 persen.

2). Kelompok Budidaya Ikan (NTPi)

NTN subsektor perikanan budi daya di bulan Juni 2016 meningkat sebesar 0,47 persen. Peningkatan nilai tukar ini disebabkan pertumbuhan indeks yang diterima petani, yang meningkat sebesar 0,77 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan indeks yang dibayar petani, sebesar 0,30 persen. Komoditi yang mendominasi peningkatan indeks harga yang diterima sub sektor ini adalah didominasi oleh ikan Nila, sebesar 0,49 persen.

Tabel 3.

NILAI TUKAR PETANI PER SUB SEKTOR DAN PERUBAHANNYA MEI – JUNI 2016 (2012 = 100)

Subsektor dan Kelompok Bulan % Perub.

Mei’16 Juni’16

[1] [3] [4] [5

1 Tanaman Pangan

a Indeks Harga yang Diterima (It) 119.44 117.90 -1.28

- Padi 121.43 120.30 -0.93

- Palawija 117.31 115.34 -1.68

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 124.55 125.11 0.45

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 127.31 128.01 0.55

- Indeks BPPBM 115.10 115.15 0.05

(6)

4. Perbandingan NTP Antar Provinsi di Pulau Sulawesi

Nilai Tukar Petani pada bulan Juni 2016 yang tertinggi di Pulau Sulawesi terjadi di Provinsi Sulawesi Barat, sebesar 107,51, sedangkan yang terendah berada di Provinsi Sulawesi Utara, sebesar 97,00. Petumbuhan berjalan indeks NTP di bulan yang sama mengalami variasi yang cukup beragam diantara

- Sayur-sayuran 127.53 130.22 2.11

- Buah-buahan 117.30 115.96 -1.14

- Tanaman obat 122.56 120.19 -1.93

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 123.83 124.33 0.40

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 126.62 127.20 0.46

- Indeks BPPBM 111.03 111.15 0.10

3 Tanaman Perkebunan Rakyat

a Indeks Harga yang Diterima (It) 112.97 115.30 2.06

- Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) 112.97 115.30 2.06

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 123.38 124.07 0.56

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 126.60 127.40 0.63

- Indeks BPPBM 110.68 110.94 0.24

4 Peternakan

a Indeks Harga yang Diterima (It) 120.17 120.96 0.66

- Ternak Besar 118.77 120.27 1.26

- Ternak Kecil 117.80 117.12 -0.58

- Unggas 121.60 122.77 0.96

- Hasil Ternak 130.27 131.31 0.80

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 117.92 118.22 0.25

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 128.31 128.93 0.48

- Indeks BPPBM 106.94 106.89 -0.04

5 Perikanan

a Indeks Harga yang Diterima (It) 122.05 122.30 0.20

- Tangkap 125.98 125.87 -0.09

- Budidaya 114.96 115.85 0.77

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 124.03 124.38 0.29

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 129.85 130.36 0.39

- Indeks BPPBM 111.42 111.44 0.02

1. Perikanan Tangkap

a Indeks Harga yang Diterima (It) 125.98 125.87 -0.09

- Penangkapan Perairan Umum 107.17 109.17 1.87

- Penangkapan Laut 125.99 125.88 -0.09

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 124.13 124.48 0.28

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 130.12 130.62 0.39

- Indeks BPPBM 111.17 111.17 0.00

2. Perikanan Budidaya

a Indeks Harga yang Diterima (It) 114.96 115.85 0.77

- Budidaya Air Tawar 114.96 115.86 0.78

- Budidaya Air Payau 114.83 114.83 0.00

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 123.84 124.22 0.30

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 129.37 129.88 0.40

- Indeks BPPBM 111.86 111.92 0.06

(7)

seluruh provinsi yang ada di Pulau Sulawesi. Hampir semua provinsi di pulau Sulawesi yang mengalami peningkatan nilai tukar petani, kecuali Provinsi Gorontalo. Peningkatan tertinggi terjadi di Provinsi Sulawesi Tenggara, sebesar 1,10 persen. Jika dilihat dari Nilai Tukar Usaha pertanian (NTUP), Provinsi Gorontalo memiliki indeks yang tertinggi dibandingkan provinsi lainnya di pulau Sulawesi.

Tabel 4.

NTP 6 PROVINSI DI PULAU SULAWESI DAN PERSENTASE PERUBAHANNYA

JUNI 2016 (2012 = 100)

5.

Inflasi/Deflasi Perdesaan

Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/Deflasi di wilayah pedesaan. Pada bulan Juni 2016, di daerah perdesaan Provinsi Sulawesi Utara telah terjadi inflasi sebesar 0,54 persen. Inflasi perdesaan ini umumnya disebabkan oleh meningkatnya indeks kelompok makanan jadi, rokok dan tembakau, seperti terlihat pada Tabel 5.

Tabel 5.

INDEKS HARGA KONSUMEN PERDESAAN DAN PERUBAHANNYA PROVINSI SULAWESI UTARA MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN

MEI – JUNI 2016 (2012 = 100)

No. Provinsi It Ib NTP NTUP

Indeks % Perub Indeks % Perub Indeks % Perub Indeks % Perub

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] 1 Sulawesi Utara 119.76 0.82 123.46 0.44 97.00 0.38 107.54 0.71 2 Sulawes Tengah 123.27 1.25 122.51 0.54 100.62 0.71 110.68 1.07 3 Sulawesi Selatan 128.80 0.95 123.62 0.67 104.19 0.28 113.84 0.76 4 Sulawesi Tenggara 122.57 1.56 121.79 0.45 100.65 1.10 109.30 1.46 5 Gorontalo 130.49 -0.35 123.61 -0.23 105.57 -0.12 118.25 -0.30 6 Sulawesi Barat 127.10 1.28 118.22 0.43 107.51 0.84 116.82 1.37

Kelompok Pengeluaran Mei’16 Juni’16 Prbh Juni’16

thd Mei’16

[1] [2] [3] [4]

Konsumsi Rumah Tangga 127.26 127.95 0.54

Bahan Makanan 138.07 139.21 0.82

Makanan Jadi, Rokok & Tembakau 120.57 121.80 1.02

Perumahan 119.31 119.35 0.03

Sandang 112.27 112.32 0.05

Kesehatan 116.21 116.28 0.06

Pendidikan, Rekreasi, & OR 107.23 107.26 0.03

(8)

6. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Subsektor

Jika dilihat secara umum pada bulan Juni 2016 telah terjadi peningkatan Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP) sebesar 0,71 persen. Peningkatan NTUP per subsektor terjadi hampir pada seluruh subsektor kecuali Subsektor Tanaman Pangan dan Perikanan Tangkap. NTUP yang tertinggi di bulan Juni 2016 terjadi di subsektor perikanan tangkap sebesar 113,32 dan NTUP yang terendah terjadi pada subsektor Hortikultura, sebesar 1,51, seperti yang terdapat pada tabel 6.

Tabel 6.

NILAI TUKAR USAHA RUMAH TANGGA PERTANIAN PER SUBSEKTOR PROVINSI SULAWESI UTARA, MEI – JUNI 2016 (2012=100)

Subsektor Mei’16 Juni’16 Juni’16 thdp Mei’16

[1] [2] [3] [4]

1. Tanaman Pangan 103.77 102.39 -1.33

2. Hortikultura 113.46 115.18 1.51

3. Tanaman Perkebunan Rakyat 102.08 103.93 1.82

4. Peternakan 112.37 113.16 0.70

5. Perikanan 109.54 109.75 0.18

a. Tangkap 113.32 113.22 -0.08

b. Budidaya 102.78 103.51 0.71

(9)

Informasi lebih lanjut hubungi:

Martedhy Mormin Tenggehi, S.Si

Kabid. Statistik Distribusi

BPS Provinsi Sulawesi Utara

Telepon: 0431-847044

Fax.: 0431-862204

Email: bps7100@bps.go.id

Homepage: http://sulut.bps.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Aktual data base keanekaragaman hayati perikanan perairan umum daratan Sulawesi diperoleh dari sejumlah badan air yang sudah diteliti sekitar 214 buah yang terdiri atas 175 buah

Hasil uji t menunjukkan bahwa mekanisme corporate governance yang terdiri dari kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan, sedangkan proporsi

6 Adakan CGC akan mengeluarkan invois cukai pada kadar pro-rata kepada pelanggan jika yuran jaminan yang dikenakan sebelum 1 hb April 2015 tetapi tempoh jaminan

Dilihat dari industri yang pesaingnya sedikit, dibutuhkannya kemampuan dan keahlian yang khusus, dan pelanggan yang relatif price- insensitive ini maka Penulis akan menggali

Berdasarkan hasil perancangan sebelumnya maka terbentuklah sistem managemen rantai pasok yang terdiri dari 8 user dan 1 admin. Masing-masing user memiliki hak akses

Penelitian Fifendy et al .(2011) menyimpulkan bahwa penambahan ekstrak kecambah sebagai sumber nitrogen dapat menghasilkan mutu nata yang lebih baik dibanding dengan

Untuk spesis A, haiwan tersebut memiliki bahagian abdomen yang besar, bagi spesis B, mereka memiliki perut yang bercorak, spesis C mempunyai tangan yang bercorak, spesis

Hal ini biasanya didasarkan pada perselisihan atara suami dan istri, perselisihan tersebut dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang dapat berasal dari salah