• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERIMAAN DIRI PADA ORANG DENGAN HIV DAN AIDS (ODHA) - Unika Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENERIMAAN DIRI PADA ORANG DENGAN HIV DAN AIDS (ODHA) - Unika Repository"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN-LAMPIRAN

This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite.

Please use purchased version to remove this message.

(2)

Pedoman Observasi

Pada penelitian ini panduan observasi penerimaan diri pada

ODHA, sebagai berikut:

g.

Kesan umum: kondisi fisik dan penampilan

h.

Interaksi subyek dengan lingkugan baik keluarga maupun

warga sekitar

i.

Kondisi lingkungan

j.

Ekspresi wajah subyek selama wawancara

k.

Bahasa tubuh atau gerakan tubuh yang mungkin muncul saat

wawancara

(3)

Pedoman Wawancara

Panduan wawancara penerimaan diri pada ODHA, sebagai berikut:

b.

Identitas subyek penelitian

Nama

Jeniskelamin

Usia

Anakke

Pekerjaan

Pendidikan

alamat

c.

Latar belakang subyek

i.

Masa kecil subyek

ii.

Hubungan subyek dengan orangtua dan saudara

d.

Lingkungan subyek

i.

Hubungan social subyek dengan lingkungan sosial

ii.

Perasaan subyek terhadap orang di lingkungannya

e.

Masalah yang diungkap

i.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan diri

1.

Pemahaman diri

2.

Tidak adanya stress emosional

3.

Konsepdiri yang stabil

This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite.

Please use purchased version to remove this message.

(4)

4.

Tidak

hadirnya

hambatan-hambatan

dari

lingkungan

5.

Harapan yang realistis

6.

Sukses yang terjadi

ii.

Aspek penerimaan diri

1.

Aspek penghargaan

2.

Aspek perasaan senang

3.

Aspek perasaan puas

iii.

Ciri-ciri penerimaan diri

g)

Mampu mengendalikan emosi

h)

Berfikir positif dan realistis

i)

Mengenal kelebihan dan kekurangan

j)

Mampu menempatkan diri

k)

Optimis menjalani hidup

l)

Tidak mengharapkan belas kasihan orang lain

iv.

Tahapan Penerimaan diri

a.

Penyangkalan

b.

Kemarahan

c.

Depresi

d.

Sikap tawar menawar

(5)

ODHA

Bagan Penerimaan Diri Pada ODHA

Tahapanpenerimaandiri

1.

Penyangkalan

2.

Kemarahan

3.

Depresi

4.

Sikaptawarmenawar

5.

Penerimaandanpartisipasi

Faktor-faktor yang

memengaruhipenerimaandiri

1.

Pemahamandiri

2.

Harapan

3.

Hambatandalamlingkunga

n

4.

Tekananemosional

5.

Kesuksesan

6.

Konsepdiri

HIV dan AIDS

PENERIMAAN DIRI,

Ciri-ciripenerimaandiri

a)

Mampumengendalikanemosi

b)

Berfikirpositifdanrealistis

c)

Mengenalkelebihandankekurangan

d)

Mampumenempatkandiri

e)

Optimismenjalanihidup

f)

Tidakmengharapkanbelaskasihan

orang lain

Aspekpenerimaandiri

1.

Aspekpenghargaan

2.

Aspekperasaansena

ng

3.

Aspekperasaanpuas

This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite.

Please use purchased version to remove this message.

(6)
(7)

Bagan Penerimaan Diri Pada ODHA (Subyek 1)

Penerimaan Diri,

Ciri-Ciri Penerimaan Diri (subyek 1) - Jika ada orang yang mempertahankan pendapat,

subyek lebih memilih untuk mengalah - Membawa keluarga lebih baik lagi - Tidak setengah-setengah dalam membantu - Ingin melihat adiknya menikah dan mengurus

orang tua

- Tidak mengharapkan belas kasihan orang lain dengan tinggal di kos bersama istrinya

Tekanan emosi Subyek tidak menyukai jika ada orang yang ‘bertopeng’ dan berpura-pura,.

Kesuksesan

Sebagai buddies subyek merasa senang dan bersyukur bahwa masih ada teman-teman sebaya yang mempercayai dirinya

Harapan

Subyek berpikir untuk menjalani dan menikmati hidup. Subyek juga tidak memiliki target dalam menjalani keidupannya sebagai karyawan katering dan buddies.

Hambatan dalam lingkungan:

Subyek merasa marah sampai sekarang, karena di lingkungan sosialnya masih banyak terjadi diskriminasi

Konsep diri:

Subyek memberi contoh dirinya sendiri untuk memberdayakan teman-teman sebaya

Faktor-Faktor Penerimaan Diri

Pemahaman diri: Subyek dapat memandang dirinya sebagai sebab akibat, subyek telah

mendapatkan hasil yang telah subyek perbuat. Tahapan Penerimaan Diri

Aspek penerimaan diri 1. Aspek Penghargaan

-Subyek merasa dianggap orang lain baik karena menyalurkan bantuan dari DinKes

-subyek dapat menjadi pendengar yang baik bagi teman sebaya

2. Aspek perasaan senang

Subyek merasa senang dan bersyukur bahwa masih ada teman-teman sebaya yang mempercayai dirinya dan dapat memberikan solusi

3. Aspek perasaan puas

Subyek merasa puas dengan membantu orang lain, dukungan dari keluarga dan penerimaan keluarga kembali membuat subyek merasa puas.

Denial

- Subyek tidak mengalami denial,karena sudah mengetahui resiko dan sebab akibat yang terjadi meskipun tidak terima cara dokter

menyampaikan hasil lab - Subyek secara pribadi tidak menyangkal, karena subyek tahu bakal seperti ini, dan subyek tahu karena selain itu juga teman-teman subyek satu per satu sudah meninggal terlebih dahulu.

Penerimaan dan Partisipasi - Sudah menerima

diri, tapi subyek masih memiliki kekhawatiran kalau orang lain tahu status HIV yang dideritanya

- Subyek aktif di KDS dengan melakukan kunjungan ke rumah sakit, mengadakan pertemuan, dan menyalurkan bantuan-bantuan dari pihak terkait, seperti nutrisi, vitamin dan lainya Bargaining

- Selain berdoa, subyek juga mulai menjalani ibadah sholat

- Kalau subyek diberi hidup panjang, subyek ingin membantu teman sebaya - Subyek masih ingin mengurus orang tua, subyek ingin menyaksikan adik

perempuannya menikah Anger

- Subyek tidak terima cara dokter

menyampaikan menggunakan kata-kata keras terhadap dirinya.

-subyek merasa bersalah dengan orang tua, karena belum bisa membuat senang hanya membuat susah dengan menambah beban dengan ‘mendapat’ virus HIV Depresi - subyek pada waktu mengalami IO, karena depresi yang berat, subyek bisa dikatakan hampir gila dan berbicara sendiri dengan tembok waktu itu. - Subyek memilih untuk menyendiri selama 1-2 tahun, tidak mau dijenguk siapapun ketika dirawat pertama kali

(8)

Bagan Penerimaan Diri Pada ODHA (Subyek 2)

Penerimaan Diri,

Ciri-Ciri Penerimaan Diri (subyek 2)

- Subyek jarang meminum obat ARV karena merasa bosan - Subyek masih beberapa kali melakukan free sex di

Malang

- Subyek lebih cepat marah ketika ada yang mengunggah tentang dirinya di media sosial

- Subyek memiliki percaya diri yang tinggi dalam pekerjaan maupun di lingkungan tempat tinggalnya

-

Subyek dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari sendiri

Tekanan emosi Subyek bingung cara menyampaikan status HIVnya ke keluarga dan takut menyakiti perasaan ibunya.

Kesuksesan

-

Subyek dapat menjalani pekerjaanya dengan senang hati dan berpenghasilan cukup

-

Subyek juga memilii teman yang baik sebagai PMO. Harapan

Subyek memiliki harapan untuk dapat terus sehat dan melakukan pekerjaan, dan memberitahukan statusnya kepada ibunya di Kupang

Hambatan dalam lingkungan: Subyek jarang mengalami stigma dan diskriminasi sehingga tidak mengalami hambatan dalam lingkungan, namun subyek jarang bergaul dengan lingkungan sosialnya

Konsep diri Subyek memiliki konsep diri yang kurang karena masih ingin menikah lagi padahal subyek memiliki 3 orang istri.

Faktor-Faktor Penerimaan Diri

Pemahaman diri: Subyek bersyukur dengan kejadian yang telah terjadi dan menimpanya, subyek memiliki kelebihan yakni percaya diri melakukan pekerjaannya.

Aspek penerimaan diri

1.

Aspek Penghargaan

Subyek kurang dapat berbicara dengan baik

mengenai dirinya terlebih dengan lingkungan

sekitarnya.

2.

Aspek perasaan senang

Subyek merasa senang jika ada seseorang

yang memperhatikan dirinya di

shelter

.

3.

Aspek perasaan puas

Subyek merasa puas memiliki gaji yang

cukup dan memiliki teman kerja yang baik

Denial

-Pada awal tahu status, subyek tidak langsung percaya terinfeksi HIV positif dan ragu dengan hasil VCT

-Subyek mengalami penolakan dalam dirinya, dan memilih menutup diri dari keluarganya

Penerimaan dan Partisipasi - Subyek menjalani

kehidupan dengan pola hidup yang baik meski masih melakukan beberapa kali free sex dan melupakan masa lalunya serta

menerima status dengan ikhlas.

- Subyek berpikir sudah terlanjur dan dapat menerima sehingga memberitahukan status kepada ketiga istrinya di Kupang.

- Beberapa kali memberi penyuluhan di rumah-rumah tentang HIV dan AIDS dan mengikuti seminar-seminar yang diadakan gereja atau PILKESGA.

Bargaining - Subyek berdoa untuk

meringankan beban dalam dirinya. - Subyek melakukan

pengakuan dosa dalam gerejanya dan berjanji tidak melakukan hubungan bebas kembali.

- Subyek ingin memiliki tubuh yang sehat agar dapat membahagiakan orang tua dan istrinya, namun suyek terkadang tidak rajin meminum obat ARVkarena bosan. Anger

- Subyek tidak marah karena subyek menyadari resiko penyakitnya hasil dari perbuatannya yaitu free sex.

- Subyek tidak marah kepada wanita-wanita yang diajak berhubungan. - Subyek menyesali

perbuatanya dan marah terhadap diri sendiri, sering emosi dalam pekerjaan

Depresi - Subyek sering

mengurung diri di kamar dan ingin meningglkan shelter beberapa kali. - Subyek masih

merasa bersalah dan bingung untuk menyampaikan penyakit yang dialaminya kepada orang tua dan saudara di Kupang - Subyek merasa

bosan dengan rutinitas minum obat ARV Tahapan Penerimaan Diri

(9)

Bagan Penerimaan Diri Pada ODHA (Subyek 3)

Penerimaan Diri,

Ciri-Ciri Penerimaan Diri (subyek 3)

-

Subyek memberi contoh dirinya sebagai

ODHA yang berdaya

-

Subyek tidak langsung marah ketika ada

konflik, diselesaikan dengan diskusi

-

Subyek dapat beradaptasi dengan lingkungan

baru di Malang

-

Subyek yakin akan kesehatannya untuk

menolong teman sebaya

-

Subyek hidup mandiri bersama istrinya dan

bekerja

Tekanan emosi Kehidupan dan pola hidup subyek yang dulu berantakan kini sudah mulai berubah menjadi positif dan berguna bagi orang lain

Kesuksesan

Subyek semangat untuk memberdayakan sesama ODHA saat dalam kondisi drop

sampai kemudian berdaya lagi dan menganggap sebagai saudara.

Harapan

Subyek bersama-sama dengan sesama ODHA, juga keluarga memiliki cita-cita untuk mengikis stigma dan diskriminasi bagi ODHA.

Hambatan dalam lingkungan:

Subyek mendapatkan stigma dan diskriminasi yang berat sampai sekarang. Konsep diri

Subyek berperan aktif sebagai pendamping teman sebaya dan aktif di jaringan ODHA seluruh Indonesia.

Faktor-Faktor Penerimaan Diri

Pemahaman diri:

Subyek memutuskan untuk segera mengkonsumsi ARV dan memulai terapi pengobatan hingga saat ini setelah mengetahui dirinya terinfeksi HIV positif.melakukan pekerjaannya.

Tahapan Penerimaan Diri

Aspek penerimaan diri 1. Aspek Penghargaan

Subyek semangat untuk memberdayakan sesama ODHA saat dalam kondisi drop sampai kemudian berdaya lagi dan menganggap sebagai saudara. 2. Aspek perasaan senang

Kehidupan dan pola hidup subyek yang dulu berantakan kini sudah mulai berubah menjadi positif dan berguna bagi orang lain.

3. Aspek perasaan puas

subyek meolong sesama ODHA dan akhirnya dapat pulih.

Denial

- Merasa kaget dan sedih namun tidak mengalami

penyangkalan, karena subyek sudah tahu informasi sejak awal karena subyek mantan pecandu.

- Subyek punya inisiatif untuk VCT karena melihat teman-temannya meninggal bergantian dalam waktu berdekatan. Penerimaan dan Partisipasi - Subyek menjadikan

dirinya contoh ketika membantu teman-teman sebaya dalam KDS. - Sejak tahun 1998,

subyek aktif melakukan kunjungan rumah sakit pada pasien HIV yang baru saja masuk.

- Subyek ingin membahagiakan keluarga terutama orang tua dengan hidup mandiri. Bargaining

- Subyek merasa yakin akan kesehatannya dan mengendalikan penyakit HIV dengan rutin minum ARV. - Subyek ingin memiliki

kesehatan dalam tubuhnya untuk bisa menolong teman sebayanya. - Subyek menjalaini

kehidupan religius secara naik-turun, sesekali rajin mengikuti ibadah, sesekali jarang. Anger

- pada awal ingin berhenti menjadi pecandu, ingin menularkan virus HIV yang menginfeksi dirinya ke orang lain - Subyek tidak marah,

namun merasa bersalah dengan diri sendiri karena setelah menjadi pecandu subyek kuliahnya tidak selesai, pernah masuk penjara dan sampai terinfeksi HIV.

Depresi - Subyek merasa stres

dan jenuh saat berada dalam penjara - Saat masih menjadi

pecandu, subyek sering merasa depresi karena kesakitan pada tubuhnya jika tidak dapat memiliki obat bius.

- Subyek ingin menyendiri dengan naik gunung dan menjauh dari lingkungan lamanya, kemudian membentuk komunitas baru.

(10)

Bagan Penerimaan Diri Pada ODHA (Subyek 4)

Penerimaan Diri,

Ciri-Ciri Penerimaan Diri (subyek 4) - Subyek tidak mengaitkan status HIV positif

dengan permasalahan yang dihadapi

- Subyek selalu menjaga kesehatan demi anaknya - Subyek optimis dapat melihat anaknya sukses - Subyek merasa seperti layaknya orang normal

dan tidak membutuhkan belas kasihan

Tekanan emosi Subyek merasa stres harus meminum obat ARV setiap hari dan sepanjang umurnya. Dan masih bingung bagaimana cara menyampaikan kepada anaknya mengenai statusnya. Kesuksesan Subyek lebih banyak melakukan hal-hal yang positif di KDS antara lain mendaki gunung bersama ODHA se Indonesia yang hampir 90 persen ODHA Harapan

Subyek berharap teman-teman di dalam

jaringannya menyuarakan Indonesia tanpa stigma dan diskriminasi

Hambatan dalam lingkungan: subyek memiliki ketakutan, status subyek sebagai yang terinfeksi diketahui oleh orang lain, serta mendapat stigma dan diskriminasi Konsep diri

Subyek memberi informasi tentang HIV kepada teman-teman sebaya di KDS. Subyek merasa optimis akan kesehatannya merasa yakin Tuhan akan memberikan kesehatan sampai anaknya sukses.

Faktor-Faktor Penerimaan Diri

Pemahaman diri

Subyek dapat memahami dirinya sendiri dan sekarang ini perasaan subyek biasa saja, meskipun pada awalnya subyek merasa susah sekali untuk menerima keadaan.

Aspek penerimaan diri 1. Aspek Penghargaan

subyek masih memiliki keluarga yang mendukung dan menerima subyek apa adanya,

2. Aspek perasaan senang

Subyek juga dapat bepergian ke luar negeri dan mengikuti pelatihan-pelatihan internasional karena subyek aktif di kegiatan PILKESGA

3. Aspek perasaan puas

Subyek sudah dapat ‘melepaskan’ teman-teman sebaya yang sudah berdaya dan kembali merangkul teman-teman yang baru mengetahui status sebagai terinfeksi.

Denial

- Pada awal tahu status HIV positif, subyek merasa shock karena berpikir itu merupakan penyakitnya perempuan ‘nakal’

- -tidak mengalami penyangkalan, karena subyek menikah dengan suami pilihannya sendiri dan menjalani apapun konsekuensinya. - -menerima hasil LAB,

karena tahu suaminya mantan IDU

Penerimaan dan Partisipasi - Merasa tidak ada

bedanya dengan orang lain, dan merasa bahwa dirinya orang pilihan Tuhan untuk melayani lebih - Masih ada ganjalan,

penyesalan, kalau nanti subyek meninggal ada kekhawatiran tentang anak. - subyek aktif

memberikan pendampngan pasien baru ODHA. Bargaining

- Subyek lebih rajin lagi ke gereja dan berdoa mengharap dapat diberi kesehatan selalu oleh Tuhan - Subyek sudah

menyiapkan surat-surat untuk

pengobatan gratis jika dirinya mengalami kondisi tidak berdaya. - subyek menjaga pola

hidup, dengan tidak keluar malam hari agar tidak terserang bronkitis.

Anger - Menyalahkan Tuhan,

merasa tidak adil karena subyek harus meminum obat ARV seumur hidup sedangkan subyek masih punya anak kecil dan keluarga. Subyek sendiri merasa tidak memiliki keluarga seperti pada umumnya. - Subyek bertanya

‘kenapa saya?’ pada dirinya dan kenapa bukan orang lain.

Depresi - Subyek mengalami hal

dimana dirinya ingin menjauh dari lingkungan selama beberapa bulan saat kondisi drop dan kondisi fisik yang tidak memungkinkan. - subyek

mendiskriminasi diri sendiri, membatasi diri, dan hanya mengurus suami serta anaknya di rumah. -Subyek pernah

kehilangan akal sehat dan berpikir kapan kematiannya datang

Tahapan Penerimaan Diri

(11)

Bagan Penerimaan Diri Pada ODHA (Subyek IN,JL, BE (dan MR)

Penerimaan Diri, Ciri-Ciri Penerimaan Diri (Subyek IN,JL,BE,MR)

-Subyek memberi contoh dirinya sebagai ODHA yang berdaya (BE)

-Subyek selalu menjaga kesehatan demi anaknya (MR) -Subyek optimis dapat melihat anaknya sukses(MR)

-Subyek tidak langsung marah ketika ada konflik, diselesaikan dengan diskusi (BE)

-Membawa keluarga lebih baik lagi (IN)

-Subyek tidak langsung marah ketika ada konflik, diselesaikan dengan diskusi (BE)

-Ingin melihat adiknya menikah dan mengurus orang tua (IN) -Tidak mengharapkan belas kasihan orang lain dengan tinggal di

kos bersama istri (IN)

-Subyek jarang meminum obat ARV karena merasa bosan (JL) -Subyek masih beberapa kali melakukan free sex di Malang (JL)

Tekanan Emosi

- Ketiga subyek tidak

memiliki tekanan emosi

dalam diri.

(IN,JL,BE)

- Subyek merasa stres

harus meminum obat

ARV setiap hari (MR)

Kesuksesan

-

Mengalami peristiwa 1

atau 2 peristiwa yang menjadi peristiwa penting bagi keempat subyek yang merupakan keberhasilan subyek mewujudkan harapannya

(IN,JL,BE,MR)

Harapan

-Harapan hidup lebih baik lagi

-Membahagiakan keluarga -Pola hidup yang

positif

(IN,JL,BE,MR)

Hambatan dalam lingkungan:

- terdapat stigma,

diskriminasi dari orang -

sosial dan pekerjaan (IN,

BE,MR)

- Subyek jarang

mengalami stigma dan

diskriminasi (JL)

Faktor-Faktor Penerimaan Diri

Pemahaman diri: -Mensyukuri peristiwa yang dilalui -mengenali kelebihan dan kekurangan (IN,JL,BE,MR)

Tahapan Penerimaan Diri 1. Penyangkalan () 2. Kemarahan (1,2,3,4) 3. Depresi (2,3,4)

4. Sikap tawar menawar (4) 5. Penerimaan dan

partisipasi (1,2,3,4)

Aspek penerimaan diri

1. Aspek Penghargaan

merasa dianggap orang lain baik karena menyalurkan bantuan

(IN); Subyek kurang dapat berbicara dengan baik mengenai

dirinya (JL); Subyek bangga dianggap menjadi saudara oleh ODHA yang didampinginya (BE); Subyek masih memiliki keluarga yang mendukung dan menerima (MR)

2. Aspek perasaan senang

Subyek merasa senang dan bersyukur bahwa masih ada teman-teman sebaya yang mempercayai dirinya(IN); Subyek merasa senang jika ada seseorang yang memperhatikan dirinya di shelter.

(JL); Subyek senang menjalani pola hidup dan lingkungan

barunya (BE); Subyek bepergian ke luar negeri dan mengikuti pelatihan-pelatihan internasional(MR)

3. Aspek perasaan puas

Subyek merasa puas dengan membantu orang lain, dan dirinya dapat dukungan dari keluarga(IN); Subyek merasa puas memiliki gaji yang cukup dan memiliki teman kerja yang baik(JL); subyek meolong sesama ODHA dan akhirnya dapat pulih.(BE); Subyek sudah dapat ‘melepaskan’ teman-teman sebaya yang sudah berdaya dan kembali merangkul teman-teman yang baru mengetahui status sebagai terinfeksi.(MR)

Konsep diri

- mengembangkan potensi

di bidang masing-masing

(IN ,BE,MR)

- masih melakukan

beberapa kali free sex

(JL) Denial

- Subyek tidak mengalami denial,karena sudah mengetahui resiko dan sebab akibat yang terjadi meskipun tidak terima cara dokter menyampaikan hasil lab (IN)

- Awal tahu status, subyek tidak langsung percaya terinfeksi HIV positif dan ragu dengan hasil VCT

(JL)

- Merasa kaget dan sedih namun tidak mengalami penyangkalan, karena subyek sudah tahu

informasi sejak awal (BE)

- Menerima hasil LAB, karena tahu suaminya

mantan IDU (MR)

Penerimaan dan Partisipasi

- Sudah menerima diri, tapi

subyek masih memiliki kekhawatiran kalau orang lain tahu status HIV yang

dideritanya. (IN)

- Subyek menjalani

kehidupan dengan pola hidup yang baik meski masih melakukan beberapa kali free sex (JL)

- Sejak tahun 1998, subyek aktif melakukan kunjungan rumah sakit pada pasien HIV (BE)

-- Merasa tidak ada bedanya

dengan orang lain, dan merasa bahwa dirinya

orang pilihan Tuhan (MR)

Bargaining

- Kalau subyek diberi

hidup panjang, subyek ingin membantu teman

sebaya (IN)

- Subyek berdoa untuk

meringankan beban

dalam dirinya. (JL)

- Subyek merasa yakin

akan kesehatannya dan mengendalikan penyakit HIV dengan rutin minum ARV.

(BE)

- subyek menjaga pola

hidup, dengan tidak keluar malam hari agar tidak terserang bronkitis.

(MR) Anger

- Subyek tidak terima cara dokter menyampaikan menggunakan

kata-kata keras (IN)

- Subyek tidak marah kepada wanita-wanita yang diajak

berhubungan.(JL)

- Subyek tidak marah,

namun merasa bersalah dengan diri

sendiri (BE)

- Menyalahkan Tuhan, merasa tidak adil karena subyek harus meminum obat ARV

seumur hidup (MR)

Depresi

- Subyek memilih untuk

menyendiri selama 1-2 tahun, tidak mau

dijenguk siapapun (IN)

- Subyek sering

mengurung diri di kamar dan ingin meningglkan shelter

(JL)

- Subyek merasa stres

dan jenuh saat berada

dalam penjara (BE)

- subyek

mendiskriminasi diri sendiri, membatasi diri, dan hanya mengurus suami serta anaknya di

rumah. (MR)

Tahapan Penerimaan Diri

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan analisa pos simpanan nasabah dan simpanan dari bank lain diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan dalam laporan posisi keuangan Bank, kredit

Hasil penelitian menunjukkan bahwa prediksi kebangkrutan, debt default, dan kondisi keuangan berpengaruh terhadap opini audit going concern, sedangkan kualitas audit tidak

Hasil identifikasi cacing dari 60 sampel ikan yang telah diperiksa pada saluran pencernaan ikan salem ( scomber japonicus ) di Pangkalan Pendaratan Ikan.. Muara Angke

Tingginya tingkat insidensi parasit di kolam sidat pada BBAT Tatelu disebabkan oleh kondisi kolam dengan dasar berlumpur, sirkulasi atau pergantian air yang minim

Peneliti menyimpulkan secara keseluruhan bahwa fungsi pengawasan berdasarkan konsep Sarwoto mengenai pengawasan yang diperlukan bagaimana pengawasan itu menjadi lebih

Disamping itu, pemecahan masalah itu juga dapat mendorong untuk melakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasil maupun proses, (f) melalui pemecahan masalah ( problem solving )

Namun dalam hal ini bukan hanya asesmen projek saja yang memiliki pengaruh positif dalam peningkatan hasil dan prestasi belajar tapi asesmen inovatif lainnya seperti

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif karena akan memberikan gambaran tentang permasalahan melalui analisis dengan menggunakan pendekatan ilmiah sesuai dengan