LAMPIRAN-LAMPIRAN
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite.
Please use purchased version to remove this message.
Pedoman Observasi
Pada penelitian ini panduan observasi penerimaan diri pada
ODHA, sebagai berikut:
g.
Kesan umum: kondisi fisik dan penampilan
h.
Interaksi subyek dengan lingkugan baik keluarga maupun
warga sekitar
i.
Kondisi lingkungan
j.
Ekspresi wajah subyek selama wawancara
k.
Bahasa tubuh atau gerakan tubuh yang mungkin muncul saat
wawancara
Pedoman Wawancara
Panduan wawancara penerimaan diri pada ODHA, sebagai berikut:
b.
Identitas subyek penelitian
Nama
Jeniskelamin
Usia
Anakke
Pekerjaan
Pendidikan
alamat
c.
Latar belakang subyek
i.
Masa kecil subyek
ii.
Hubungan subyek dengan orangtua dan saudara
d.
Lingkungan subyek
i.
Hubungan social subyek dengan lingkungan sosial
ii.
Perasaan subyek terhadap orang di lingkungannya
e.
Masalah yang diungkap
i.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan diri
1.
Pemahaman diri
2.
Tidak adanya stress emosional
3.
Konsepdiri yang stabil
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite.
Please use purchased version to remove this message.
4.
Tidak
hadirnya
hambatan-hambatan
dari
lingkungan
5.
Harapan yang realistis
6.
Sukses yang terjadi
ii.
Aspek penerimaan diri
1.
Aspek penghargaan
2.
Aspek perasaan senang
3.
Aspek perasaan puas
iii.
Ciri-ciri penerimaan diri
g)
Mampu mengendalikan emosi
h)
Berfikir positif dan realistis
i)
Mengenal kelebihan dan kekurangan
j)
Mampu menempatkan diri
k)
Optimis menjalani hidup
l)
Tidak mengharapkan belas kasihan orang lain
iv.
Tahapan Penerimaan diri
a.
Penyangkalan
b.
Kemarahan
c.
Depresi
d.
Sikap tawar menawar
ODHA
Bagan Penerimaan Diri Pada ODHA
Tahapanpenerimaandiri
1.
Penyangkalan
2.
Kemarahan
3.
Depresi
4.
Sikaptawarmenawar
5.
Penerimaandanpartisipasi
Faktor-faktor yang
memengaruhipenerimaandiri
1.
Pemahamandiri
2.
Harapan
3.
Hambatandalamlingkunga
n
4.
Tekananemosional
5.
Kesuksesan
6.
Konsepdiri
HIV dan AIDS
PENERIMAAN DIRI,
Ciri-ciripenerimaandiri
a)
Mampumengendalikanemosi
b)
Berfikirpositifdanrealistis
c)
Mengenalkelebihandankekurangan
d)
Mampumenempatkandiri
e)
Optimismenjalanihidup
f)
Tidakmengharapkanbelaskasihan
orang lain
Aspekpenerimaandiri
1.
Aspekpenghargaan
2.
Aspekperasaansena
ng
3.
Aspekperasaanpuas
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite.
Please use purchased version to remove this message.
Bagan Penerimaan Diri Pada ODHA (Subyek 1)
Penerimaan Diri,
Ciri-Ciri Penerimaan Diri (subyek 1) - Jika ada orang yang mempertahankan pendapat,
subyek lebih memilih untuk mengalah - Membawa keluarga lebih baik lagi - Tidak setengah-setengah dalam membantu - Ingin melihat adiknya menikah dan mengurus
orang tua
- Tidak mengharapkan belas kasihan orang lain dengan tinggal di kos bersama istrinya
Tekanan emosi Subyek tidak menyukai jika ada orang yang ‘bertopeng’ dan berpura-pura,.
Kesuksesan
Sebagai buddies subyek merasa senang dan bersyukur bahwa masih ada teman-teman sebaya yang mempercayai dirinya
Harapan
Subyek berpikir untuk menjalani dan menikmati hidup. Subyek juga tidak memiliki target dalam menjalani keidupannya sebagai karyawan katering dan buddies.
Hambatan dalam lingkungan:
Subyek merasa marah sampai sekarang, karena di lingkungan sosialnya masih banyak terjadi diskriminasi
Konsep diri:
Subyek memberi contoh dirinya sendiri untuk memberdayakan teman-teman sebaya
Faktor-Faktor Penerimaan Diri
Pemahaman diri: Subyek dapat memandang dirinya sebagai sebab akibat, subyek telah
mendapatkan hasil yang telah subyek perbuat. Tahapan Penerimaan Diri
Aspek penerimaan diri 1. Aspek Penghargaan
-Subyek merasa dianggap orang lain baik karena menyalurkan bantuan dari DinKes
-subyek dapat menjadi pendengar yang baik bagi teman sebaya
2. Aspek perasaan senang
Subyek merasa senang dan bersyukur bahwa masih ada teman-teman sebaya yang mempercayai dirinya dan dapat memberikan solusi
3. Aspek perasaan puas
Subyek merasa puas dengan membantu orang lain, dukungan dari keluarga dan penerimaan keluarga kembali membuat subyek merasa puas.
Denial
- Subyek tidak mengalami denial,karena sudah mengetahui resiko dan sebab akibat yang terjadi meskipun tidak terima cara dokter
menyampaikan hasil lab - Subyek secara pribadi tidak menyangkal, karena subyek tahu bakal seperti ini, dan subyek tahu karena selain itu juga teman-teman subyek satu per satu sudah meninggal terlebih dahulu.
Penerimaan dan Partisipasi - Sudah menerima
diri, tapi subyek masih memiliki kekhawatiran kalau orang lain tahu status HIV yang dideritanya
- Subyek aktif di KDS dengan melakukan kunjungan ke rumah sakit, mengadakan pertemuan, dan menyalurkan bantuan-bantuan dari pihak terkait, seperti nutrisi, vitamin dan lainya Bargaining
- Selain berdoa, subyek juga mulai menjalani ibadah sholat
- Kalau subyek diberi hidup panjang, subyek ingin membantu teman sebaya - Subyek masih ingin mengurus orang tua, subyek ingin menyaksikan adik
perempuannya menikah Anger
- Subyek tidak terima cara dokter
menyampaikan menggunakan kata-kata keras terhadap dirinya.
-subyek merasa bersalah dengan orang tua, karena belum bisa membuat senang hanya membuat susah dengan menambah beban dengan ‘mendapat’ virus HIV Depresi - subyek pada waktu mengalami IO, karena depresi yang berat, subyek bisa dikatakan hampir gila dan berbicara sendiri dengan tembok waktu itu. - Subyek memilih untuk menyendiri selama 1-2 tahun, tidak mau dijenguk siapapun ketika dirawat pertama kali
Bagan Penerimaan Diri Pada ODHA (Subyek 2)
Penerimaan Diri,
Ciri-Ciri Penerimaan Diri (subyek 2)
- Subyek jarang meminum obat ARV karena merasa bosan - Subyek masih beberapa kali melakukan free sex di
Malang
- Subyek lebih cepat marah ketika ada yang mengunggah tentang dirinya di media sosial
- Subyek memiliki percaya diri yang tinggi dalam pekerjaan maupun di lingkungan tempat tinggalnya
-
Subyek dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari sendiriTekanan emosi Subyek bingung cara menyampaikan status HIVnya ke keluarga dan takut menyakiti perasaan ibunya.
Kesuksesan
-
Subyek dapat menjalani pekerjaanya dengan senang hati dan berpenghasilan cukup-
Subyek juga memilii teman yang baik sebagai PMO. HarapanSubyek memiliki harapan untuk dapat terus sehat dan melakukan pekerjaan, dan memberitahukan statusnya kepada ibunya di Kupang
Hambatan dalam lingkungan: Subyek jarang mengalami stigma dan diskriminasi sehingga tidak mengalami hambatan dalam lingkungan, namun subyek jarang bergaul dengan lingkungan sosialnya
Konsep diri Subyek memiliki konsep diri yang kurang karena masih ingin menikah lagi padahal subyek memiliki 3 orang istri.
Faktor-Faktor Penerimaan Diri
Pemahaman diri: Subyek bersyukur dengan kejadian yang telah terjadi dan menimpanya, subyek memiliki kelebihan yakni percaya diri melakukan pekerjaannya.
Aspek penerimaan diri
1.
Aspek Penghargaan
Subyek kurang dapat berbicara dengan baik
mengenai dirinya terlebih dengan lingkungan
sekitarnya.
2.
Aspek perasaan senang
Subyek merasa senang jika ada seseorang
yang memperhatikan dirinya di
shelter
.
3.
Aspek perasaan puas
Subyek merasa puas memiliki gaji yang
cukup dan memiliki teman kerja yang baik
Denial-Pada awal tahu status, subyek tidak langsung percaya terinfeksi HIV positif dan ragu dengan hasil VCT
-Subyek mengalami penolakan dalam dirinya, dan memilih menutup diri dari keluarganya
Penerimaan dan Partisipasi - Subyek menjalani
kehidupan dengan pola hidup yang baik meski masih melakukan beberapa kali free sex dan melupakan masa lalunya serta
menerima status dengan ikhlas.
- Subyek berpikir sudah terlanjur dan dapat menerima sehingga memberitahukan status kepada ketiga istrinya di Kupang.
- Beberapa kali memberi penyuluhan di rumah-rumah tentang HIV dan AIDS dan mengikuti seminar-seminar yang diadakan gereja atau PILKESGA.
Bargaining - Subyek berdoa untuk
meringankan beban dalam dirinya. - Subyek melakukan
pengakuan dosa dalam gerejanya dan berjanji tidak melakukan hubungan bebas kembali.
- Subyek ingin memiliki tubuh yang sehat agar dapat membahagiakan orang tua dan istrinya, namun suyek terkadang tidak rajin meminum obat ARVkarena bosan. Anger
- Subyek tidak marah karena subyek menyadari resiko penyakitnya hasil dari perbuatannya yaitu free sex.
- Subyek tidak marah kepada wanita-wanita yang diajak berhubungan. - Subyek menyesali
perbuatanya dan marah terhadap diri sendiri, sering emosi dalam pekerjaan
Depresi - Subyek sering
mengurung diri di kamar dan ingin meningglkan shelter beberapa kali. - Subyek masih
merasa bersalah dan bingung untuk menyampaikan penyakit yang dialaminya kepada orang tua dan saudara di Kupang - Subyek merasa
bosan dengan rutinitas minum obat ARV Tahapan Penerimaan Diri
Bagan Penerimaan Diri Pada ODHA (Subyek 3)
Penerimaan Diri,
Ciri-Ciri Penerimaan Diri (subyek 3)
-
Subyek memberi contoh dirinya sebagai
ODHA yang berdaya
-
Subyek tidak langsung marah ketika ada
konflik, diselesaikan dengan diskusi
-
Subyek dapat beradaptasi dengan lingkungan
baru di Malang
-
Subyek yakin akan kesehatannya untuk
menolong teman sebaya
-
Subyek hidup mandiri bersama istrinya dan
bekerja
Tekanan emosi Kehidupan dan pola hidup subyek yang dulu berantakan kini sudah mulai berubah menjadi positif dan berguna bagi orang lain
Kesuksesan
Subyek semangat untuk memberdayakan sesama ODHA saat dalam kondisi drop
sampai kemudian berdaya lagi dan menganggap sebagai saudara.
Harapan
Subyek bersama-sama dengan sesama ODHA, juga keluarga memiliki cita-cita untuk mengikis stigma dan diskriminasi bagi ODHA.
Hambatan dalam lingkungan:
Subyek mendapatkan stigma dan diskriminasi yang berat sampai sekarang. Konsep diri
Subyek berperan aktif sebagai pendamping teman sebaya dan aktif di jaringan ODHA seluruh Indonesia.
Faktor-Faktor Penerimaan Diri
Pemahaman diri:Subyek memutuskan untuk segera mengkonsumsi ARV dan memulai terapi pengobatan hingga saat ini setelah mengetahui dirinya terinfeksi HIV positif.melakukan pekerjaannya.
Tahapan Penerimaan Diri
Aspek penerimaan diri 1. Aspek Penghargaan
Subyek semangat untuk memberdayakan sesama ODHA saat dalam kondisi drop sampai kemudian berdaya lagi dan menganggap sebagai saudara. 2. Aspek perasaan senang
Kehidupan dan pola hidup subyek yang dulu berantakan kini sudah mulai berubah menjadi positif dan berguna bagi orang lain.
3. Aspek perasaan puas
subyek meolong sesama ODHA dan akhirnya dapat pulih.
Denial
- Merasa kaget dan sedih namun tidak mengalami
penyangkalan, karena subyek sudah tahu informasi sejak awal karena subyek mantan pecandu.
- Subyek punya inisiatif untuk VCT karena melihat teman-temannya meninggal bergantian dalam waktu berdekatan. Penerimaan dan Partisipasi - Subyek menjadikan
dirinya contoh ketika membantu teman-teman sebaya dalam KDS. - Sejak tahun 1998,
subyek aktif melakukan kunjungan rumah sakit pada pasien HIV yang baru saja masuk.
- Subyek ingin membahagiakan keluarga terutama orang tua dengan hidup mandiri. Bargaining
- Subyek merasa yakin akan kesehatannya dan mengendalikan penyakit HIV dengan rutin minum ARV. - Subyek ingin memiliki
kesehatan dalam tubuhnya untuk bisa menolong teman sebayanya. - Subyek menjalaini
kehidupan religius secara naik-turun, sesekali rajin mengikuti ibadah, sesekali jarang. Anger
- pada awal ingin berhenti menjadi pecandu, ingin menularkan virus HIV yang menginfeksi dirinya ke orang lain - Subyek tidak marah,
namun merasa bersalah dengan diri sendiri karena setelah menjadi pecandu subyek kuliahnya tidak selesai, pernah masuk penjara dan sampai terinfeksi HIV.
Depresi - Subyek merasa stres
dan jenuh saat berada dalam penjara - Saat masih menjadi
pecandu, subyek sering merasa depresi karena kesakitan pada tubuhnya jika tidak dapat memiliki obat bius.
- Subyek ingin menyendiri dengan naik gunung dan menjauh dari lingkungan lamanya, kemudian membentuk komunitas baru.
Bagan Penerimaan Diri Pada ODHA (Subyek 4)
Penerimaan Diri,
Ciri-Ciri Penerimaan Diri (subyek 4) - Subyek tidak mengaitkan status HIV positif
dengan permasalahan yang dihadapi
- Subyek selalu menjaga kesehatan demi anaknya - Subyek optimis dapat melihat anaknya sukses - Subyek merasa seperti layaknya orang normal
dan tidak membutuhkan belas kasihan
Tekanan emosi Subyek merasa stres harus meminum obat ARV setiap hari dan sepanjang umurnya. Dan masih bingung bagaimana cara menyampaikan kepada anaknya mengenai statusnya. Kesuksesan Subyek lebih banyak melakukan hal-hal yang positif di KDS antara lain mendaki gunung bersama ODHA se Indonesia yang hampir 90 persen ODHA Harapan
Subyek berharap teman-teman di dalam
jaringannya menyuarakan Indonesia tanpa stigma dan diskriminasi
Hambatan dalam lingkungan: subyek memiliki ketakutan, status subyek sebagai yang terinfeksi diketahui oleh orang lain, serta mendapat stigma dan diskriminasi Konsep diri
Subyek memberi informasi tentang HIV kepada teman-teman sebaya di KDS. Subyek merasa optimis akan kesehatannya merasa yakin Tuhan akan memberikan kesehatan sampai anaknya sukses.
Faktor-Faktor Penerimaan Diri
Pemahaman diriSubyek dapat memahami dirinya sendiri dan sekarang ini perasaan subyek biasa saja, meskipun pada awalnya subyek merasa susah sekali untuk menerima keadaan.
Aspek penerimaan diri 1. Aspek Penghargaan
subyek masih memiliki keluarga yang mendukung dan menerima subyek apa adanya,
2. Aspek perasaan senang
Subyek juga dapat bepergian ke luar negeri dan mengikuti pelatihan-pelatihan internasional karena subyek aktif di kegiatan PILKESGA
3. Aspek perasaan puas
Subyek sudah dapat ‘melepaskan’ teman-teman sebaya yang sudah berdaya dan kembali merangkul teman-teman yang baru mengetahui status sebagai terinfeksi.
Denial
- Pada awal tahu status HIV positif, subyek merasa shock karena berpikir itu merupakan penyakitnya perempuan ‘nakal’
- -tidak mengalami penyangkalan, karena subyek menikah dengan suami pilihannya sendiri dan menjalani apapun konsekuensinya. - -menerima hasil LAB,
karena tahu suaminya mantan IDU
Penerimaan dan Partisipasi - Merasa tidak ada
bedanya dengan orang lain, dan merasa bahwa dirinya orang pilihan Tuhan untuk melayani lebih - Masih ada ganjalan,
penyesalan, kalau nanti subyek meninggal ada kekhawatiran tentang anak. - subyek aktif
memberikan pendampngan pasien baru ODHA. Bargaining
- Subyek lebih rajin lagi ke gereja dan berdoa mengharap dapat diberi kesehatan selalu oleh Tuhan - Subyek sudah
menyiapkan surat-surat untuk
pengobatan gratis jika dirinya mengalami kondisi tidak berdaya. - subyek menjaga pola
hidup, dengan tidak keluar malam hari agar tidak terserang bronkitis.
Anger - Menyalahkan Tuhan,
merasa tidak adil karena subyek harus meminum obat ARV seumur hidup sedangkan subyek masih punya anak kecil dan keluarga. Subyek sendiri merasa tidak memiliki keluarga seperti pada umumnya. - Subyek bertanya
‘kenapa saya?’ pada dirinya dan kenapa bukan orang lain.
Depresi - Subyek mengalami hal
dimana dirinya ingin menjauh dari lingkungan selama beberapa bulan saat kondisi drop dan kondisi fisik yang tidak memungkinkan. - subyek
mendiskriminasi diri sendiri, membatasi diri, dan hanya mengurus suami serta anaknya di rumah. -Subyek pernah
kehilangan akal sehat dan berpikir kapan kematiannya datang
Tahapan Penerimaan Diri
Bagan Penerimaan Diri Pada ODHA (Subyek IN,JL, BE (dan MR)
Penerimaan Diri, Ciri-Ciri Penerimaan Diri (Subyek IN,JL,BE,MR)
-Subyek memberi contoh dirinya sebagai ODHA yang berdaya (BE)
-Subyek selalu menjaga kesehatan demi anaknya (MR) -Subyek optimis dapat melihat anaknya sukses(MR)
-Subyek tidak langsung marah ketika ada konflik, diselesaikan dengan diskusi (BE)
-Membawa keluarga lebih baik lagi (IN)
-Subyek tidak langsung marah ketika ada konflik, diselesaikan dengan diskusi (BE)
-Ingin melihat adiknya menikah dan mengurus orang tua (IN) -Tidak mengharapkan belas kasihan orang lain dengan tinggal di
kos bersama istri (IN)
-Subyek jarang meminum obat ARV karena merasa bosan (JL) -Subyek masih beberapa kali melakukan free sex di Malang (JL)
Tekanan Emosi
- Ketiga subyek tidak
memiliki tekanan emosi
dalam diri.
(IN,JL,BE)
- Subyek merasa stres
harus meminum obat
ARV setiap hari (MR)
Kesuksesan
-
Mengalami peristiwa 1atau 2 peristiwa yang menjadi peristiwa penting bagi keempat subyek yang merupakan keberhasilan subyek mewujudkan harapannya
(IN,JL,BE,MR)
Harapan
-Harapan hidup lebih baik lagi
-Membahagiakan keluarga -Pola hidup yang
positif
(IN,JL,BE,MR)
Hambatan dalam lingkungan:
- terdapat stigma,
diskriminasi dari orang -
sosial dan pekerjaan (IN,
BE,MR)
- Subyek jarang
mengalami stigma dan
diskriminasi (JL)
Faktor-Faktor Penerimaan Diri
Pemahaman diri: -Mensyukuri peristiwa yang dilalui -mengenali kelebihan dan kekurangan (IN,JL,BE,MR)
Tahapan Penerimaan Diri 1. Penyangkalan () 2. Kemarahan (1,2,3,4) 3. Depresi (2,3,4)
4. Sikap tawar menawar (4) 5. Penerimaan dan
partisipasi (1,2,3,4)
Aspek penerimaan diri
1. Aspek Penghargaan
merasa dianggap orang lain baik karena menyalurkan bantuan
(IN); Subyek kurang dapat berbicara dengan baik mengenai
dirinya (JL); Subyek bangga dianggap menjadi saudara oleh ODHA yang didampinginya (BE); Subyek masih memiliki keluarga yang mendukung dan menerima (MR)
2. Aspek perasaan senang
Subyek merasa senang dan bersyukur bahwa masih ada teman-teman sebaya yang mempercayai dirinya(IN); Subyek merasa senang jika ada seseorang yang memperhatikan dirinya di shelter.
(JL); Subyek senang menjalani pola hidup dan lingkungan
barunya (BE); Subyek bepergian ke luar negeri dan mengikuti pelatihan-pelatihan internasional(MR)
3. Aspek perasaan puas
Subyek merasa puas dengan membantu orang lain, dan dirinya dapat dukungan dari keluarga(IN); Subyek merasa puas memiliki gaji yang cukup dan memiliki teman kerja yang baik(JL); subyek meolong sesama ODHA dan akhirnya dapat pulih.(BE); Subyek sudah dapat ‘melepaskan’ teman-teman sebaya yang sudah berdaya dan kembali merangkul teman-teman yang baru mengetahui status sebagai terinfeksi.(MR)
Konsep diri
- mengembangkan potensi
di bidang masing-masing
(IN ,BE,MR)
- masih melakukan
beberapa kali free sex
(JL) Denial
- Subyek tidak mengalami denial,karena sudah mengetahui resiko dan sebab akibat yang terjadi meskipun tidak terima cara dokter menyampaikan hasil lab (IN)
- Awal tahu status, subyek tidak langsung percaya terinfeksi HIV positif dan ragu dengan hasil VCT
(JL)
- Merasa kaget dan sedih namun tidak mengalami penyangkalan, karena subyek sudah tahu
informasi sejak awal (BE)
- Menerima hasil LAB, karena tahu suaminya
mantan IDU (MR)
Penerimaan dan Partisipasi
- Sudah menerima diri, tapi
subyek masih memiliki kekhawatiran kalau orang lain tahu status HIV yang
dideritanya. (IN)
- Subyek menjalani
kehidupan dengan pola hidup yang baik meski masih melakukan beberapa kali free sex (JL)
- Sejak tahun 1998, subyek aktif melakukan kunjungan rumah sakit pada pasien HIV (BE)
-- Merasa tidak ada bedanya
dengan orang lain, dan merasa bahwa dirinya
orang pilihan Tuhan (MR)
Bargaining
- Kalau subyek diberi
hidup panjang, subyek ingin membantu teman
sebaya (IN)
- Subyek berdoa untuk
meringankan beban
dalam dirinya. (JL)
- Subyek merasa yakin
akan kesehatannya dan mengendalikan penyakit HIV dengan rutin minum ARV.
(BE)
- subyek menjaga pola
hidup, dengan tidak keluar malam hari agar tidak terserang bronkitis.
(MR) Anger
- Subyek tidak terima cara dokter menyampaikan menggunakan
kata-kata keras (IN)
- Subyek tidak marah kepada wanita-wanita yang diajak
berhubungan.(JL)
- Subyek tidak marah,
namun merasa bersalah dengan diri
sendiri (BE)
- Menyalahkan Tuhan, merasa tidak adil karena subyek harus meminum obat ARV
seumur hidup (MR)
Depresi
- Subyek memilih untuk
menyendiri selama 1-2 tahun, tidak mau
dijenguk siapapun (IN)
- Subyek sering
mengurung diri di kamar dan ingin meningglkan shelter
(JL)
- Subyek merasa stres
dan jenuh saat berada
dalam penjara (BE)
- subyek
mendiskriminasi diri sendiri, membatasi diri, dan hanya mengurus suami serta anaknya di
rumah. (MR)