HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN BELAJAR, DUKUNGAN TEMAN, DAN BIMBINGAN GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
Studi Kasus di “SMP Negeri I Kalibawang”
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh :
MARIA KURNIATUN NIM : 001334011
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
ii
SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN BELAJAR, DUKUNGAN TEMAN, DAN BIMBINGAN GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
Studi Kasus di “SMP Negeri I Kalibawang”
Oleh :
MARIA KURNIATUN NIM : 001334011
Telah disetujui oleh :
Pembimbing
iv
MOTTO
Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang, sebab dari padaNyalah harapanku
( Maz: 55:16)
Kerjakanlah segala sesuatu dengan sepenuh hati, bukan hanya karena orang
lain mengatakan bahwa anda harus mengerjakannya, melainkan karena anda
percaya bahwa anda harus mengerjakannya.
( J. D. Walters )
Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan kamu
akan menerimanya.
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Hasil karya berupa skripsi ini kupersembahkan pada :
Gusti ingkang sampun paring gesang
Bapak dan Ibu yang terkasih, “aku jadi Sarjana”
Mas Andung dan mbak Rita
Yovita
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan daftar pustaka,sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, Agustus 2007
Penulis
vii
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN BELAJAR, DUKUNGAN TEMAN DAN BIMBINGAN GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA
Studi Kasus di “SMP N I Kalibawang”
Maria Kurniatun Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2007
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) hubungan antara kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar IPS siswa 2) hubungan antara dukungan teman dengan prestasi belajar IPS siswa; 3) hubungan antara bimbingan guru dengan prestasi belajar IPS; dan 4) hubungan antara kedisiplinan belajar, dukungan teman dan bimbingan guru dengan prestasi belajar IPS siswa.
Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di SMP N I Kalibawang pada bulan Februari 2007. Penelitian ini dilakukan terhadap seluruh siswa kelas III yang berjumlah 102 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner yang dilengkapi dengan teknik dokumentasi. Untuk mengetahui hubungan antara kedisiplinan belajar, dukungan teman dan bimbingan guru dengan prestasi belajar IPS digunakan teknik analisis korelasi Product Moment, sedangkan untuk mengetahui hubungan antara kedisiplinan belajar, dukungan teman dan bimbingan guru secara bersama-sama dengan prestasi belajar IPS siswa digunakan teknik analisis regresi ganda tiga variabel.
viii
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN LEARNING DISCIPLINE, PEERS’ SUPPORT, AS WELL AS TEACHERS’ GUIDANCE TOWARD STUDENTS’ LEARNING ACHIEVEMENT ON SOCIAL STUDIES
A Case Study at “SMP N I Kalibawang”
Maria Kurniatun Sanata Dharma University
Yogyakarta 2007
This research aimed at examining: 1) the correlation between students’ learning discipline and students’ learning achievement on social studies; 2) the correlation between peers’ support and students’ learning achievement on social studies; 3) the correlation between teachers’ guidance and students’ learning achievement on social studies; and 4) the correlation between students’ learning discipline, peers’ support as well as teachers’ guidance toward students’ learning achievement on social studies .
This case study research was done in SMP N I Kalibawang, conducted on February 2007. This research was held to all of the third grade students in SMP N I Kalibawang that consisted of 102 students. The data collecting techniques used were questionnaires and documentations. To know the correlations between students’ learning discipline, peers’ support as well as teachers’ guidance toward students’ learning achievement on social studies, this research used product moment correlation analysis technique, meanwhile to know the correlations between students’ learning discipline, peers’ support as well as teachers’ guidance taken together toward students’ learning achievement on social studies, this research used multiple regression analysis technique with three variables.
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Pengasih atas
berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi
yang berjudul “ Hubungan Antara Kedisiplinan Belajar, Dukungan Teman dan
Bimbingan Guru dengan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial ”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian penulisan skripsi ini tidak
lepas dari bantuan dan dukungan banyak pihak. Oleh karena itu, penulis ingin
menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada :
1. Bapak T. Sarkim., M.Ed, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Drs. Y. Harsoyo, S.Pd, M.Si. , selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan
Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Akuntansi
4. Bapak Drs. Fx. Muhadi, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing yang dengan sabar
telah memberikan petunjuk, pengarahan, bimbingan dalam penulisan skripsi
dan dengan tulus sehingga penulis berani menyelesaikan skripsi ini
5. Siswa-siswi SMP N I Kalibawang yang telah meluangkan waktu guna mengisi
x
6. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi dan Karyawan
Universitas Sanata Dharma yang telah membantu selama menuntut ilmu di
Sanata Dharma hingga selesai.
7. Bapak dan Ibu yang telah memberikan dorongan dan bantuan untuk
menyelesaikan skripsi ini.
8. Pakde dan bude yang selalu bertanya-tanya kapan aku lulus. Pakde, kula
sampun lulus, terima kasih atas dukungannya selama ini….
9. Mas Andung, Mbak Rita, dan Mas Gothre yang telah memberikan dorongan
dan bantuan untuk menyeleseikan skripsi ini.
10.Yovita keponakanku yang lucu yang selalu menghiburku, de’ mama dah lulus.
11.Masku yang selalu mendampingi dan memotivasi dalam memyelesaikan
skripsi ini.
12.Ari koclox ( thanks ya, aku sering pakai komputermu), She B ( Bhe, akhirnya
aku selesai, maaf aku sering merepotkanmu ).
13.Rekan- rekan kerjaku di PT Studio ’85 dan PT Indie Transindo Utama yang
selalu memberikan dorongan untuk menyeleseaikan skripsi ini.
14.Rekan-rekan seperjuangan, senasib dan sepenanggungan, khususnya
mahasiswa PAK A Angkatan 2000 (Kriwul, Mbokde Ika, Uwiq, Cucu
akhirnya aku bias nyusul kalian). Cu, maafkan aku sampai gak tahu kamu
udah punya baby, duh jadi tante nich…
15.Wida “ Cepuk” dan Mas Eko, makasih selama ini aku udah ngerepotin kalian,
xi
16.Rekan-rekan koorku, kita masih “ sing sip-sip” kan? Mas Cung n Mas Jiek
ayo kapan nyusul?
Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari sepenuhnya bahwa
skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu dengan hati terbuka penulis
menerima segala kritik dan saran serta usulan demi perbaikan skripsi ini.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang membacanya.
Yogyakarta, Agustus 2007
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN MOTTO... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... vi
ABSTRAK... vii
ABSTRACT... viii
KATA PENGANTAR... ix
DAFTAR ISI... xii
DAFTAR TABEL... xv
DAFTAR LAMPIRAN... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 3
C. Batasan Masalah ... 3
D. Rumusan Masalah ... 3
E. Tujuan Penelitian... 4
F. Manfaat Penelitian... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA... 6
A. Tinjauan Teoretik ... 6
1. Prestasi Belajar... 6
a. Pengertian Belajar ... 6
b. Tujuan Belajar... 7
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 8
d. Prestasi Belajar ... 11
2. Kedisiplinan Belajar... 14
xiii
3. Dukungan Teman ... 17
a. Pengertian Dukungan Teman... 17
4. Media Pembelajaran... 20
a. Pengertian ... 20
b. Fungsi Media Pembelajaran... 21
c. Manfaat Media Pembelajaran ... 22
5. Prestasi Belajar... 23
a. Pengertian Prestasi Belajar ... 23
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar .... 24
B. Kajian Penelitian Yang Relevan ... 26
C. Kerangka Berpikir ... 27
D. Hipotesis Penelitian... 29
BAB III METODE PENELITIAN ... 30
A. Jenis Penelitian ... 30
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 30
C. Populasi dan Sampel ... 30
D. Variabel Penelitian dan Pengukuran ... 31
1. Variabel Penelitian ... 31
2. Pengukuran... 32
E. Teknik Pengumpulan data ... 34
F. Teknik Analisis Data ... 39
BAB IV HASIL TEMUAN LAPANGAN... 44
A. Data kelembagaan ... 44
B. Sejarah Singkat Sekolah ... 44
C. Personalia dan Tugasnya ... 45
D. Sarana Sekolah ... 58
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN... 60
xiv
B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 65
1. Uji Normalitas... 65
2. Uji Linearitas... 66
C. Pengujian Hipotesis... 66
1. Hipotesis Pertama ... 67
2. Hipotesis Kedua ... 67
3. Hipotesis Ketiga ... 68
4. Hipotesis Keempat ... 69
D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 72
1. Pengaruh Media Pembelajaran Terhadap Motivasi Kerja Siswa Dalam Praktik Kerja Industri... 72
2. Pengaruh Prestasi Belajar Siswa Terhadap Motivasi Kerja Siswa Dalam Praktik Kerja Industri... 73
3. Pengaruh Lingkungan Kerja Institusi Pasangan Terhadap Motivasi Kerja Siswa Dalam Praktik Kerja Industri ... 74
4. Pengaruh Media Pembelajaran, Lingkungan Kerja Institusi Pasangan dan Prestasi Belajar Siswa Terhadap Motivasi Kerja Siswa Dalam Praktik Kerja Industri ... 75
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 78
A. Kesimpulan... 78
B. Keterbatasan Penelitian ... 80
C. Saran... 80
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Daftar nama-nama guru ... 50
Tabel 4.2 Daftar nama wali kelas SMK Sanjaya ... 53
Tabel 5.1 Pedoman Interpretasi Penilaian Media Pembelajaran... 61
Tabel 5.2 Pedoman Interpretasi Penilaian Prestasi Belajar Siswa ... 62
Tabel 5.3 Pedoman Interpretasi Penilaian Lingkungan Kerja ... 63
Tabel 5.4 Pedoman Interpretasi Penilaian Motivasi Kerja Siswa ... 64
Tabel 5.5 Hasil Korelasi Antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat .. 69
xvi
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan bidang yang terpenting dalam pembangunan
masyarakat suatu negara. Hal ini disebabkan pembangunan di berbagai bidang
membutuhkan manusia yang cerdas, terampil, berbudi pekerti serta takwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Mengingat hal demikian, melalui pendidikan
upaya untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam
pembangunan dapat diwujudkan.
Untuk menjadi insan pembangunan yang kreatif, kompetitif dan memiliki
wawasan yang luas bagi peserta didik perlu ditanamkan semangat untuk terus
berprestasi, karena pada era sekarang ini bagi yang tidak berprestasi tentu saja
akan tertinggal. Untuk mencapai prestasi banyak hal yang mempengaruhi anak
didik antara lain peranan orang tua dalam penanaman nilai disiplin,
kemandirian, peranan guru dalam memotivasi belajar siswa, pengaruh
lingkungan, fasilitas pendukung, bimbingan guru, dukungan teman dan
sebagainya.
Dalam rangka mencapai prestasi, peranan guru dalam belajar siswa sangat
penting, di mana cara mengajar seorang guru sangat membantu dan pada
akhirnya diharapkan akan dapat meningkatkan prestasi siswa. Mengingat hal
demikian, diperlukan bimbingan guru sehingga siswa dapat belajar dengan
Kehadiran teman juga sangat diperlukan karena pada dasarnya manusia
adalah makhluk sosial yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri dan
membutuhkan orang lain. Dalam kegiatan belajarpun siswa sangat
memerlukan kehadiran teman. Kehadiran dan dukungan teman akan
memberikan banyak manfaat terutama berhubungan dengan peningkatan
prestasi belajar. Banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar namun
segala kesulitan tersebut akan menjadi ringan dengan adanya teman yang
selalu siap memberikan dukungan yang sepenuhnya dalam seluruh kegiatan
dan tindakan seseorang.
Siswa yang selalu menerapkan disiplin dalam belajarnya, saling bekerja
sama dengan teman dan selalu memanfaatkan bimbingan dari guru, prestasi
belajarnya cenderung meningkat, akan tetapi ada pula siswa yang prestasi
belajarnya tetap saja bahkan menurun meskipun sudah menerapkan hal
tersebut di atas dalam belajarnya. Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, diduga masalahnya
adalah adanya peranan orang tua dalam penanaman disiplin, kemandirian,
perhatian orang tua dalam penggunaan waktu luang, perhatian orang tua dalam
pemenuhan gizi keluarga, pengaruh lingkungan, peranan guru dalam
memotivasi belajar siswa, dukungan teman dan masalah komunikasi.
C. Batasan Masalah
Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Faktor- faktor
tersebut antara lain adanya peranan orang tua dalam penanaman disiplin,
kemandirian, perhatian orang tua dalam pemenuhan gizi keluarga, pengaruh
lingkungan, peranan guru dalam memotivasi belajar siswa, dukungan teman
dan masalah komunikasi. Dalam penelitian ini penulis membatasi untuk
mengadakan analisis mengenai kedisiplinan belajar, dukungan teman dan
bimbingan guru.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas hal yang menjadi permasalahan
dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah ada hubungan positif antara kedisiplinan belajar dan prestasi
belajar IPS siswa kelas III SMP N I Kalibawang?
2. Apakah ada hubungan positif antara dukungan teman dan prestasi belajar
3. Apakah ada hubungan positif antara bimbingan guru dan prestasi belajar
IPS siswa kelas III SMP N I Kalibawang?
4. Apakah ada hubungan positif antara kedisiplinan belajar, dukungan teman
dan bimbingan guru dengan prestasi belajar IPS siswa kelas III SMP N I
Kalibawang?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan dicapai dalam
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif antara kedisiplinan belajar
dan prestasi belajar IPS siswa.
2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif antara dukungan teman
dan prestasi belajar IPS siswa.
3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif antara bimbingan guru
dan prestasi belajar IPS siswa.
4. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif antara kedisiplinan
belajar, dukungan teman dan bimbingan guru dengan prestasi belajar IPS
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi
penulis sebelum terjun ke dunia pendidikan.
2. Bagi Sekolah
Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan masukan bagi sekolah dalam
mendidik siswa agar siswa lebih disiplin dalam belajar.
3. Bagi Universitas Sanata Dharma
Agar dapat menambah bahan bacaan bagi pihak-pihak yang
membutuhkan.
4. Bagi Siswa
Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi
siswa untuk memiliki disiplin belajar yang tinggi. Siswa diharapkan juga
dapat menjalin kerjasama dengan teman sekelas bila mengalami kesulitan,
khususnya dalam pelajaran IPS. Selain itu juga siswa diharapkan dapat
mengikuti bimbingan guru IPS yang nantinya akan dapat lebih
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teoritik 1. Prestasi Belajar
a. Pengertian Belajar.
Menurut pendapat tradisional, belajar hanyalah dianggap
sebagai pengumpulan sejumlah ilmu saja (S. Nasution dalam
Roestiyah, 1982:149). Belajar tidak demikian halnya, yang hanya
dijuruskan kepada pengumpulan ilmu belaka. Menurut Lester D. Crow
dan Alice dalam Roestiyah (1982:149) “Belajar ialah perubahan
individu dalam kebiasaan , pengetahuan dan sikap.” Dalam definisi ini
dikatakan bahwa seseorang belajar kalau ada perubahan dari tidak
tahu menjadi tahu dalam menguasai ilmu pengetahuan. Belajar di sini
merupakan suatu proses di mana guru terutama melihat apa yang
terjadi selama murid menjalani pengalaman edukatif, untuk mencapai
suatu tujuan. Yang kita perhatikan ialah pola perubahan pada
pengetahuan selama pengalaman belajar itu berlangsung Roestiyah,
b. Tujuan Belajar
Jika dilihat dari tujuannya, maka belajar dapat dibedakan menjadi 3
(tiga) jenis tujuan, yang nantinya dapat mengungkap apa-apa yang
hendak menjadi tujuan belajar yang antara lain sebagai berikut
(Winarno Surakhmad 1978:61):
a. Penanaman konsep dan ketrampilan
Untuk dapat menanamkan konsep diperlukan adanya
ketrampilan. Ketrampilan dapat dicapai dengan suatu didikan
yaitu dengan banyak melatih kemampuan.
b. Pengumpulan data
Pemahaman akan pengetahuan dan kemampuan berpikir
merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Ini dikarenakan
seseorang tidak akan mampu mengembangkan kemampuan
berpikir tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya kemampuan
berpikir akan memperkaya pengetahuan.
c. Pembentukan sikap dan perbuatan
Pembentukan sikap mental dan perilaku anak didik tidak
terlepas dari soal penanaman nilai-nilai, oleh karena itu guru
bukan hanya sekedar sebagai pengajar tetapi juga harus menjadi
c. Faktor – Faktor yang mempengaruhi belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar diklasifikasikan menjadi :
1. Faktor intern: faktor yang berada dalam diri pelajar, faktor ini
berupa (Roestiyah NK, 1982:159):
a) Faktor phisiologis.
b) Faktor psikologis.
Faktor phisik atau faktor yang berasal dari jasmani dan faktor
psikologis adalah faktor yang berasal dari kondisi kejiwaan. Antara
faktor pisik dengan psikis saling berhubungan, namun
dimungkinkan juga masing-masing faktor berdiri sendiri.
Hal-hal yang dapat disebut dan termasuk faktor intern ini antara
lain:
1) Faktor kematangan jiwa dan fisik, seorang siswa akan belajar
dengan baik apabila kematangannya sudah tiba, belajar akan
sukar apabila kematangannya belum tiba.
2) Keadaan fisik atau jasmani. Keadaan fisik yang sehat akan
menguntungkan perbuatan belajar
3) Keadaan psikis. Keadaan psikis yang sehat menguntungkan
perbuatan belajar.
4) Alat-alat inderanya. Panca indera yang berfungsi baik akan
2. Faktor ekstern: faktor yang berada di luar diri pelajar. Faktor ini
dapat berupa manusia dan bukan manusia. Yang termasuk faktor
ini adalah:
a) Adanya orang lain sewaktu belajar akan mengganggu perbuatan
belajar.
b) Letak sekolah yang berada dalam keramaian misalnya pasar atau
tempat pertunjukan akan mengganggu proses belajar mengajar
karena situasi menjadi tidak kondusif lagi untuk bekajar dan
dapat mengganggu konsentrasi baik guru maupun siswa.
c) Tersedianya alat-alat pelajaran, yaitu semua alat yang membantu
terselenggaranya proses belajar
d) Kondisi ekonomi, siswa yang berasal dari keluarga yang kondisi
perekonomiannya mapan dan berkecukupan tentu akan berbeda
dengan siswa yang berasal dari keluarga yang kondisi
ekonominya serba kekurangan karena tentu berbeda dalam
penyediaan sarana dan fasilitas untuk belajar
e) Keadaan iklim, keadaan iklim yang panas tidak begitu
menguntungkan dalam proses belajar mengajar dibandingkan
dengan keadaan iklim yang dingin karena iklim yang panas
biasanya menyebabkan gerah, tidak nyaman, cepat lelah dan
f) Keadaan iklim, keadaan iklim yang panas tidak begitu
menguntungkan dalam proses belajar mengajar dibandingkan
dengan keadaan iklim yang dingin karena iklim yang panas
biasanya menyebabkan gerah, tidak nyaman, cepat lelah dan
mengantuk
g) Keadaan keluarga, siswa yang berasal dari keluarga bahagia
berbeda dengan siswa yang berasal dari keluarga yang kurang
bahagia atau bermasalah karena siswa yang berasal dari
keluarga bahagia akan lebih mampu belajar dengan baik karena
ditunjang dengan lingkungan keluarga yang tenang dan situasi
yang diciptakan bahagia.
h) Keadaan waktu, siswa yang belajar terlalu malam akan
mengalami kesulitan untuk memahami pelajaran yang dipelajari
karena sudah mengantuk, lelah dan pada pagi hari menjadi
kurang segar. Waktu belajar yang paling tepat adalah pukul
19:00 sampai dengan pukul 21:00.
i) Metode belajar, siswa menggunakan metode belajar yang
berbeda satu sama lain ada yang dengan cara meringkas,
menghafal, membuat daftar pertanyaan dan lain-lain. Siswa
sendirilah yang dapat menentukan metode belajar yang tepat
j) Hukuman dan ganjaran, hukuman dan ganjaran berpengaruh
dalam perbuatan belajar. Dengan adanya hukuman dan
ganjaran siswa dapat terpacu untuk belajar.
d. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan oleh nilai
tes atau angka yang diberikan oleh guru, yang selalu dikaitkan
dengan tes hasil belajar atau tes prestasi (Mulyono
1990:700).Selanjutnya, Sunaryo (1983:10) mengemukakan bahwa
prestasi belajar adalah hasil perubahan kemampuan yang meliputi
kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik yang dapat diartikan
sebagai prestasi umum dan dapat pula diartikan sebagai prestasi
mata pelajaran tertentu.
Tingkat penguasaan pengetahuan yang dikembangkan oleh
mata pelajaran dapat diukur dengan tes atau evaluasi hasil belajar.
Menurut Tardif (Syah, 1995:141) evaluasi adalah proses penilaian
untuk menggambarkan prestasi yang dicapai oleh seorang siswa
yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.
Ada dua jenis penilaian atau evaluasi yaitu penilaian proses
dan penilaian hasil belajar ( Masidjo, 1995: 30). Sasaran penilaian
sasaran dari penilaian proses adalah bagaimana kegiatan
instruksional seharusnya berlangsung. Kedua jenis penilaian
tersebut mempunyai hubungan yang erat dan saling melengkapi.
Penilaian hasil berusaha menemukan kekurangan-kekurangan
dalam kegiatan kegiatan instruksional, sementara penilaian proses
berusaha mencari sebab-sebab dari kekurangan tersebut.
Dalam penilaian hasil seorang guru menggunakan alat
pengukur yang disebut tes, sedangkan dalam penilaian proses guru
menggunakan alat ukur yaitu non tes (Masidjo, 1995: 30). Arti dari
tes adalah suatu alat pengukur yang berupa serangkaian pertanyaan
yang harus dijawab dalam situasi yang telah distandarisasikan yang
bertujuan untuk mengukur hasil belajar individu atau kelompok.
Contoh dari tes adalah tes hasil belajar dan tes kemampuan belajar
(bakat umum). Alat ukur non tes adalah serangkaian pertanyaan
atau pertanyaan yang harus dijawab dalam situasi yang kurang
distandarisasikan yang bertujuan untuk mengukur kemampuan atau
hasil belajar yang dapat diamati secara konkrit dari individu atau
kelompok. Contoh dari non tes adalah observasi, daftar cek, skala
nilai, kuesioner dan wawancara.
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes,
karena penulis bermaksud untuk meneliti hasil belajar siswa. Tes
ini akan menghasilkan skor tertentu yang menjadi suatu ukuran
Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Muhibbin
Syah (1997:141) yaitu tes hasil belajar dan tes prestasi belajar
adalah alat-alat ukur yang banyak digunakan untuk menentukan
taraf keberhasilan sebuah proses belajar mengajar atau untuk
menentukan taraf keberhasilan sebuah program pelajaran.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Dimyati Mahmud mengemukakan faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat prestasi yaitu ( Mahmud, 1989: 84-87) :
a) Faktor internal
1. N. Ach ( Need for Achievement) ialah dorongan atau motif
untuk berprestasi. N. Ach adalah suatu motif instrinsik
untuk mencapai prestasi dalam hal tertentu.
2. Takut gagal
Takut gagal yang seringkali berupa perasaan cemas seperti
apabila menempuh ujian, mempelajari suatu yang baru atau
memecahkan masalah yang sulit dapat mengganggu
keberhasilan dalam berprestasi.
3. Takut sukses
Takut sukses mungkin lebih karakteristik pada wanita
merongrong N. Ach seseorang dan melahirkan
perasaan-perasaan negatif terhadap prestasi yang baik.
4. Persepsi
Persepsi seseorang terhadap prestasinya berkait dengan
kombinasi empat faktor: kemampuan, usaha, sukarnya tugas
dan keberuntungan.
b) Faktor eksternal kemampuan dan usaha sangat berpengaruh
terhadap prestasi remaja demikian juga halnya dengan
kesempatan dan faktor-faktor situasional. Banyak perbedaan
dalam prestasi akademik bukan disebabkan oleh berbedanya
lingkungan sekolah, misalnya bervariasi gedungnya,
peralatannya, perpustakaannya, kesempatan untuk memperluas
dan memperkaya pengetahuan, kualitas dan penghasilan
guru-gurunya.
2. Disiplin Belajar
a. Pengertian disiplin belajar
Pengertian disiplin secara umum adalah sikap mental yang
mengandung kerelaan mematuhi suatu ketentuan dan peraturan norma
yang berlaku dalam menunaikan tugas dan tanggung jawab.Pengertian
disiplin yang lebih modern, menitikberatkan pada suatu pengendalian
yang berasal dari sekitar dan dapat pula berasal dari diri individu itu
sendiri.
Menurut Karl, S. Bernhardt (1964:1) discipline is an essential
characteristic of any society . No family, school, club or community
can run smoothly without rules and regulations. Disiplin yang
dimaksud di sini adalah sebuah karakteristik utama pada setiap
masyarakat. Tidak ada keluarga, sekolah dan komunitas yang bisa
berjalan dengan lancar tanpa ketetapan dan peraturan. Karl S.
Bernhardt mengungkapkan bahwa discipline is thought of as a plan of
training, not just as correction or punishment. Disiplin di sini berarti
rencana pelatihan, bukan sebagai aksi pembenaran atau hukuman.
Dalam hal ini pendekatan secara positif lebih di tekankan. Dorongan,
dukungan, bimbingan, arahan, pengawasan dan kasih sayang
diperlukan sebagai dasar dari suatu rencana pelatihan tersebut.
Pada hakekatnya disiplin merupakan pengendalian tingkah
laku . Penanaman disiplin merupakan bagian dari pendidikan peserta
didik yang dapat dilakukan oleh orang tua di rumah, oleh guru di
sekolah maupun lingkungan sosial masyarakat yang bertujuan untuk
membentuk dan mengembangkan kepribadian peserta didik agar
serasi, selaras, seimbang serta mempunyai tanggung jawab yang
dengan disertai disiplin akan membuat peserta didik mempunyai cara
belajar yang baik. Belajar setiap hari secara teratur hanya mungkin
dijalankan apabila peserta didik mempunyai disiplin untuk mentaati
rencana kerja tertentu. Berdisiplin juga dapat membuat peserta didik
memiliki kecakapan mengenai cara belajar yang baik, yang
merupakan suatu proses ke arah pembentukan watak yang baik ( The
Liang Gie, 1975:51 ).
Dalam hubungannya dengan kegiatan belajar yang dimaksud
dengan disiplin belajar adalah pengendalian peserta didik dalam
proses pembelajaran dengan mematuhi peraturan yang telah
ditetapkan, sehingga membentuk kepribadian peserta didik ke arah
perkembangan yang lebih baik. Entang ( 1984:11 ) mengemukakan
sejumlah tujuan khusus disiplin belajar bagi peserta didik agar peserta
didik :
1) Tunduk dan mengikuti peraturan tertentu.
2) Belajar hidup dengan pembiasaan yang baik, positif dan
bermanfaat bagi diri dan lingkungan.
3) Memperoleh kemerdekaan yang lebih besar dalam batas-batas
kemampuan .
4) Mampu mengontrol tingkah laku yang dikehendaki, sehingga
Menurut The Liang Gie (1979:82) bahwa dalam usaha
apapun juga keteraturan dan disiplin akan tetap merupakan kunci
untuk memperoleh hasil yang baik. Dengan jalan berdisiplin
melaksanakan pedoman-pedoman yang baik dalam usaha belajar
barulah seorang pelajar akan mempunyai cara belajar yang baik.
Cara belajar yang baik bukanlah bakat yang dibawa sejak
lahir, yang diwariskan dari orang tua melainkan kecakapan yang
diperoleh melalui latihan. Kalau cara belajar yang baik sudah menjadi
kebiasaan, maka tidak perlu lagi ada resep yang harus diperhatikan
sewaktu belajar. Demikian pula dengan keteraturan dan kedisiplinan
tidak akan terasa lagi sebagai suatu beban yang berat. Ilmu yang
sedang dituntut dapat dimengerti dan dikuasai secara sempurna.
3. Dukungan Teman
a. Pengertian dukungan teman
Teman atau kelompok sebaya sebagai salah satu faktor
lingkungan sosial yang merupakan faktor dari luar diri seseorang yang
bisa mempengaruhi prestasi belajar orang tersebut. Pengertian
kelompok sebaya menurut St. Vembriarto (1993:61) adalah:
1.Kelompok sebaya adalah kelompok primer yang hubungan antar
anggotanya intim.
2. Anggota kelompok sebaya terdiri atas sejumlah individu yang
3. Istilah kelompok sebaya dapat menunjuk kelompok anak-anak,
kelompok remaja atau kelompok orang dewasa.
Menurut St. Vembriarto (1993:62), melalui kelompok
sebaya anak belajar sebagaimana menjadi manusia yang baik sesuai
dengan gambaran masyarakatnya, tentang kejujuran, keadilan,
kerjasama, tanggung jawab tentang peranan sosialnya sebagai pria
dan wanita, memperoleh berbagai macam informasi meskipun
kadang-kadang informasi itu menyesatkan, serta mempelajari
kebudayaan khusus masyarakat yang bersifat etnik, keagamaan,
kelas sosial dan kedaerahan. Melalui kelompok sebaya ini anak
belajar untuk saling mendukung.
Dukungan yang diberikan pada dasarnya merupakan
dorongan moril maupun material dalam hal mewujudkan suatu
rencana. Siswa akan menerima dukungan dari teman sekelasnya
apabila dukungan yang diberikan tersebut dirasa dapat membawa
siswa ke arah yang lebih baik, yaitu meningkatnya prestasi belajar
siswa. Dukungan dari teman sekelas itu dapat berupa kerjasama,
perhatian yang diberikan teman sekelas dan adanya sikap toleransi
antar teman sekelas.
Di dalam kelompok sebaya, dalam hal ini teman sekelas,
apabila siswa kesulitan mengerjakan tugas atau kesulitan di dalam
kepada teman sekelasnya karena kadang kala ada siswa yang malu
kepada gurunya sehingga lebih senang bertanya dan meminta
penjelasan kepada temannya. Dengan demikian ada suatu dukungan
dari teman sekelas yang berupa kerja sama dalam mengerjakan tugas
dan memahami isi pelajaran. Selain kerja sama dukungan teman
sekelas dapat berupa perhatian dan sikap toleransi. Teman yang baik
akan selalu memberikan perhatian kepada teman-teman sekelasnya.
Perhatian yang diberikan tersebut misalnya, siswa memberikan
semangat bagi temannya yang merasa jenuh dengan pelajaran di
kelas, membantu temannya yang merasa kesulitan dalam
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dan memberikan ucapan
selamat bagi teman yang memperoleh nilai yng baik atau sebaliknya
bagi teman yang nilainya masih kurang tetap diberi semangat untuk
terus belajar.
Di dalam kelas tidak semua siswa memiliki minat,
kemampuan dan prestasi yang sama. Oleh karena itu antar teman
sekelas dibutuhkan adanya sikap toleransi. Sikap toleransi itu dapat
dilakukan dengan cara memberikan kebebasan kepada teman sekelas
untuk belajar, misalnya pada saat jam pelajaran kosong atau pada saat
istirahat siswa ingin memperdalam kembali pelajaran yang lalu maka
4. Bimbingan Guru
a. Pengertian Bimbingan
Bimbingan dan penyuluhan merupakan salah satu komponen
dari pendidikan kita, mengingat bahwa bimbingan dan penyuluhan
adalah merupakan suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yang
diberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa pada khususnya
di sekolah dalam rangka meningkatkan mutunya. Hal ini sangat
relevan jika dilihat dari perumusan bahwa pendidikan itu adalah
merupakan usaha sadar yang bertujuan untuk mengembangkan
kepribadian dan potensi-potensinya (bakat, minat dan
kemampuannya). Kepribadian menyangkut masalah perilaku, sikap
mental dan kemampuan meliputi masalah akademik dan ketrampilan.
Tingkat kepribadian dan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang
adalah merupakan suatu gambaran mutu dari orang bersangkutan.
Selain itu W. S Winkel (1991 : 17 ) mendefinisikan bimbingan
sebagai pemberian bantuan kepada seseorang atau sekelompok orang
dalam membuat pilihan-pilihan bijaksana dan dalam mengadakan
penyesuaian diri terhadap tuntutan-tuntutan hidup. Bantuan tersebut
bersifat psikologi dan tidak berupa pertolongan finansial, medis dan
lain sebagainya.
Guru sebagai pengajar memiliki tugas memberikan fasilitas
Menurut Sardiman (1986:2) ada beberapa masalah yang perlu
diperhatikan oleh guru antara lain yaitu:
1) Bagaimana guru harus dapat membimbing atau mengarahkan
belajar siswa agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang
diharapkan.
2) Bagaimana bentuk bimbingan tersebut, terutama untuk menangani
jumlah siswa yang besar.
3) Dapatkah guru menyediakan waktu yang cukup.
Seorang guru harus mampu mengidentifikasi dengan cermat
permasalahan yang dihadapi siswanya, serta dapat menentukan
alternatif penanggulangannya. Bimbingan yang diberikan oleh seorang
guru hendaknya tidak hanya kepada siswa yang menghadapi
permasalahan atau kesulitan, tetapi juga kepada siswa yang tidak
mengalami kesulitan. Adapun tujuan bimbingan terhadap siswa
menurut Sardiman (1986:316) antara lain yaitu:
1) Membantu siswa untuk memahami dirinya sendiri sesuai dengan kecakapan dan tingkat perkembangannya.
2) Membantu proses sosialisasi dan kepekaan terhadap kebutuhan orang lain.
3) Membantu siswa untuk mengembangkan motivasi belajar sehingga mencapai tujuan yang diharapkan.
4) Memberikan dorongan di dalam mengarahkan diri , pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan keterlibatan diri dalam proses pengajaran.
5) Membantu siswa untuk memperoleh kepuasan pribadi dan dalam penyesuaian diri secara maksimum terhadap lingkungannya.
b. Pengertian Bimbingan Guru
Bimbingan dari seorang guru dirasa sangat besar manfaatnya
bagi siswa. Siswa sebagai subjek didik tentunya banyak mengalami
masalah atau kesulitan dalam proses belajar, terutama dari diri para
siswa sendiri. Dengan munculnya berbagai masalah dalam diri siswa
tersebut, maka perlu adanya bimbingan dari guru atau para pendidik,
sebab selama berada di sekolah, gurulah yang bertanggung jawab
kepada siswa. Adakalanya seorang siswa mengalami kesulitan di dalam
memahami materi pelajaran karena siswa tersebut tidak atau kurang
menyukai mata pelajaran tersebut . Dalam hal ini guru harus dapat
memberikan bimbingan kepada siswa tersebut agar siswa dapat lebih
memahami materi pelajaran tersebut.
Untuk menerapkan materi pelajaran yang telah diajarkan, guru
akan memberikan tugas yang harus dikerjakan oleh siswa baik itu di
sekolah maupun di rumah. Menurut Sardiman (1986:144-145 ) selama
siswa mengerjakan tugas, guru hendaknya melakukan hal-hal yang
diperlukan, antara lain:
1) Memberikan bimbingan, barangkali ada siswa yang mengalami
kesulitan, hambatan , atau salah arah dalam mengerjakan tugas.
2) Memberikan dorongan, terutama kepada siswa yang lambat atau
kurang bergairah mengerjakan tugas, misalnya ada siswa yang
siswa tersebut dengan memberikan cara yang termudah yang dapat
dipahami oleh siswa yang bersangkutan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bimbingan guru
merupakan suatu cara bagaimana seorang guru dapat membantu
siswanya dalam memahami materi pelajaran, baik untuk siswa yang
mengalami kesulitan maupun siswa yang tidak mengalami kesulitan.
Bimbingan guru yang diberikan kepada siswa yang mengalami
kesulitan bertujuan untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi
sehingga siswa merasa bahagia dan dapat belajar lagi dengan baik,
penuh semangat konsentrasi dalam mengerjakan setiap tugas-tugas
yang diberikan. Sebaliknya bimbingan guru yang diberikan kepada
siswa yang tidak mengalami kesulitan bertujuan untuk mencegah
jangan sampai menemui kesulitan dalam mengerjakan tugas serta
pengembangan kondisi yang ada ke arah yang lebih baik lagi.
B. Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan
Dian Wasitaningsih (2003:97) dalam penelitiannya yang berjudul
”Hubungan Antara Disiplin Belajar, Motivasi Belajar,dan Perhatian Orang
Tua Dengan Prestasi Belajar Siswa” menyatakan bahwa disiplin belajar
mempunyai pengaruh yang positif terhadap prestasi belajar siswa. Untuk
perlu mempersiapkan terlebih dulu pelajaran yang nantinya akan
disampaikan di kelas oleh guru. Dengan keteraturan dan disiplin segala
usaha yang ingin dicapai hasilnya akan lebih baik.
Gunawati Sinta Dewi (2001:78) dalam penelitiannya yang berjudul
”Hubungan Antara Motivasi Belajar, Dukungan Teman, dan Bimbingan
Guru Terhadap Prestasi Belajar” menyatakan bahwa dukungan teman dan
bimbingan guru mempunyai pengaruh yang positif terhadap prestasi belajar.
Para siswa diharapkan untuk saling memberikan dukungan dalam hal belajar
kepada teman lainnya, sehingga dapat membantu temannya tersebut untuk
lebih berprestasi dalam belajarnya. Bimbingan guru berpengaruh dalam
mempertahankan dan meningkatkan prestasi belajar siswa, sehingga kualitas
para pendidik juga perla ditingkatkan supaya para guru mempunyai banyak
pengalaman dalam hal pendidikan yang pada akhirnya berguna dalam
membimbing para siswa dalam belajar.
Dari hasil kedua penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang positif antara kedisiplinan belajar, dukungan teman dan
bimbingan guru terhadap prestasi belajar. Untuk dapat mencapai prestasi
belajar yang baik diperlukan kedisiplinan belajar yang tinggi, dukungan
C. Kerangka Berpikir
1. Hubungan kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar
Disiplin belajar sangat penting dalam proses belajar mengajar karena
kedisiplinan belajar akan mempengaruhi prestasi belajar. Hal ini sejalan
dengan pendapat The Liang Gie (1979:51) bahwa berdisiplin selain akan
membuat seseorang memiliki kecakapan mengenai cara belajar yang baik,
juga merupakan suatu proses ke arah pembentukan watak yang baik.
Seseorang yang teratur dalam belajarnya maka seseorang tersebut akan
mempunyai sifat yang positif dan merasa senang dan dengan kesadaran
yang penuh untuk belajar sehingga prestasi belajarnya akan meningkat.
Sebaliknya apabila orang tersebut tidak menerapkan disiplin belajar dalam
dirinya maka akan timbul sifat negatif dan mereka tidak merasa senang
untuk belajar sehingga akan mempengaruhi prestasi belajar mereka.
Prestasi belajar mereka akan mengalami penurunan. Maka dapat
disimpulkan bahwa kedisiplinan belajar yang tinggi dapat mempengaruhi
prestasi belajar siswa menjadi lebih meningkat.
2. Hubungan dukungan teman dengan prestasi belajar
Kehadiran dan dukungan teman sangat penting dan dapat
mempengaruhi prestasi belajar seseorang. Dengan adanya dukungan teman
akan mampu membantu dan meringankan tugas seseorang. Seseorang
positif dan lebih bersemangat untuk belajar sehingga prestasi belajarnya
akan meningkat. Sebaliknya, seseorang yang kurang mendapatkan
dukungan teman akan mempunyai sifat negatif dalam belajar, kurang
bersemangat, penuh kesulitan, malas dan merasa berat dalam mengikuti
pelajaran sehingga akan mempengaruhi prestasi belajarnya. Prestasi
belajar mereka akan mengalami penurunan. Maka dapat disimpulkan
bahwa dukungan teman dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa
menjadi lebih meningkat.
3. Hubungan Bimbingan Guru Dengan Prestasi Belajar
Guru adalah pengajar dan pendidik bagi para siswa dalam proses
belajar mengajar. Untuk menjadi pendidik yang baik seorang guru harus
dapat membantu anak didik untuk menuju ke perubahan tingkah laku
yang lebih baik. Salah satu cara adalah dengan memberikan bimbingan
dan pendekatan, mencoba mengetahui seberapa besar kesulitan yang
dialami siswa dan membantu meringankan kesulitan yang dialami siswa
dalam belajar sehingga diharapkan akan berpengaruh bagi prestasi
belajar siswa. Dengan adanya bimbingan guru akan meningkatkan
semangat siswa untuk belajar, membantu meringankan kesulitan belajar
yang dialami siswa dan meningkatkan pemahaman sehingga
perkembangan prestasinya akan menuju kearah yang baik. Sehingga
mendukung belajar anak tersebut akan menghasilkan prestasi belajar
yang baik.
D. Hipotesis
Dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut.
1. Terdapat hubungan positif antara kedisiplinan belajar dan prestasi belajar
IPS.
2. Terdapat hubungan positif antara dukungan teman dan prestasi belajar IPS.
3. Terdapat hubungan positif antara bimbingan guru dan prestasi belajar IPS.
4. Terdapat hubungan positif antara kedisiplinan belajar, dukungan teman
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan studi kasus, yaitu penelitian yang
dilakukan dengan mengambil suatu tempat yang telah ditentukan sebagai
tempat penelitian. Sehingga hasil penelitian hanya berlaku bagi sekolah yang
diteliti (SMP N I Kalibawang) dan tidak berlaku bagi sekolah lainnya.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi penelitian
SMP N I Kalibawang
2. Waktu penelitian
Bulan Februari sampai Maret 2007
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek penelitian
Siswa- siswi Kelas III SMP N I Kalibawang
2. Objek penelitian
Prestasi belajar siswa, kedisiplinan belajar, dukungan teman, dan
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah sekumpulan objek penelitian yang dapat terdiri dari
manusia, benda, hewan, gejala, nilai tes atau peristiwa sebagai sumber data
yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian (APTIK, 1990:
52). Sesuai masalah yang akan diteliti yaitu hubungan antara kedisiplinan
belajar, dukungan teman dan bimbingan guru dengan prestasi belajar IPS
siswa, maka populasi dari penelitian ini adalah siswa siswi kelas III SMP
N 1 Kalibawang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi. Sampel dalam
penelitian ini adalah siswa kelas III SMP N 1 Kalibawang. Dalam
menentukan besar kecilnya sampel, tidak ada ketergantungan mutlak,
dalam bukunya Suharsimi Arikunto mengatakan “ apabila subyeknya
kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya, sehingga penelitian
merupakan penelitian populasi. Selanjutnya bila jumlah subyeknya besar
dapat diambil 10%-15%, atau 20%-25% atau lebih tergantung
setidak-tidaknya dari: a) kemampuan peneliti dilihat segi waktu, tenaga dan
biaya, b) sempit luasnya pengamatan setiap subyek, karena hal itu
menyangkut banyak sedikitnya data”. Dalam penelitian ini peneliti
meneliti dan mengobservasi seluruh subyek dari siswa kelas III SMP N I
Kalibawang yang berjumlah 102, sehingga penelitian yang dilakukan
E. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel
1. Variabel Penelitian
1. Kedisiplinan Belajar
Kedisiplinan belajar adalah pengendalian diri peserta didik dalam
proses pembelajaran dengan mematuhi peraturan yang telah
ditetapkan, sehingga membentuk kepribadian peserta didik ke arah
perkembangan yang lebih baik.
2. Dukungan Teman
Dukungan teman adalah dorongan baik moril maupun material yang
diberikan oleh teman dalam rangka membantu meningkatkan prestasi
belajarnya.
3. Bimbingan Guru
Bimbingan guru adalah proses bantuan yang diberikan oleh guru
kepada siswanya agar mampu mengembangkan potensi (bakat, minat
dan kemampuan) yang dimiliki , mengenali dirinya sendiri, mengatasi
persoalan sehingga mereka dapat menentukan jalan hidupnya secara
bertanggung jawab tanpa bergantung kepada orang lain.
4. Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah hasil perubahan dari kemampuan kognitif,
afektif, dan psikomotorik karena penguasaan yang dikembangkan oleh
2. Pengukuran Variabel
a. Kedisiplinan Belajar
Pengukuran untuk variabel kedisiplinan belajar, menggunakan skala
sikap dari likert yang di dalamnya terdapat pernyataan positif
(mendukung) dan pernyataan negatif (tidak mendukung) dengan
memberi skor 1 sampai dengan 4 pada setiap pernyataan.
Pengukuran tersebut adalah:
Pernyataan positif Pernyataan negatif
STS diberi skor 1 STS diberi skor 4
ST diberi skor 2 ST diberi skor 3
S diberi skor 3 S diberi skor 2
SS diberi skor 4 SS diberi skor 1
b. Dukungan Teman
Pengukuran untuk variabel dukungan teman, menggunakan skala sikap
dari likert yang di dalamnya terdapat pernyataan positif (mendukung)
dan pernyataan negatif (tidak mendukung) dengan memberi skor 1
sampai dengan 4 pada setiap pernyataan.
Pengukuran tersebut adalah:
Pernyataan positif Pernyataan negatif
STS diberi skor 1 STS diberi skor 4
ST diberi skor 2 ST diberi skor 3
S diberi skor 3 S diberi skor 2
c. Bimbingan Guru
Pengukuran untuk variabel bimbingan guru, menggunakan skala sikap
dari likert yang di dalamnya terdapat pernyataan positif (mendukung)
dan pernyataan negatif (tidak mendukung) dengan memberi skor 1
sampai dengan 4 pada setiap pernyataan.
Pengukuran tersebut adalah:
Pernyataan positif Pernyataan negatif
STS diberi skor 1 STS diberi skor 4
ST diberi skor 2 ST diberi skor 3
S diberi skor 3 S diberi skor 2
SS diberi skor 4 SS diberi skor 1
d. Prestasi Belajar
Prestasi belajar siswa adalah sejauh mana anak menguasai dan
memahami materi pelajaran yang ditunjukkan dengan adanya nilai yang
dicapai siswa dengan menggunakan rapor. Prestasi belajar siswa
dikelompokkan dengan menggunakan Penilaian Acuan Patokan tipe II.
Penilaian Acuan Patokan adalah penilaian yang diarahkan pada tujuan
intruksional yang harus dikuasai oleh siswa. Penilaian ini mengacu
pada konsep belajar tuntas atau Mastery Learning, semakin tinggi
kriteria yang digunakan maka semakin tinggi pula derajat penguasaan
belajar yang dituntut dari para siswa sehingga semakin tinggi kualitas
hasil belajar yang diharapkan. Sistem ini merupakan usaha peningkatan
yang dituntut 56%, derajat penguasaan kompetensi minimal 56% diberi
nilai cukup (Masidjo,1995:157)
1). 81% - 100% = A , sangat baik
2). 66% - 80% = B , baik
3). 56% - 65% = C , cukup
4). 46% - 55% = D, kurang
5). dibawah 46% = E, sangat kurang
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Kuesioner
Kuesioner dalam penelitian ini digunakan untuk mengungkap data
tentang kedisiplinan belajar, dukungan teman dan bimbingan guru.
Kuesioner berbentuk pertanyaan tertutup, dimana responden hanya
memilih jawaban yang disediakan. Kisi-kisi perumusan kuesioner
disajikan pada tabel di bawah ini.
Kisi-Kisi Indikator Penelitian
Variabel Bebas Indikator
Item
Positif
Item
Negatif
a. Kedisiplinan Belajar
b. Dukungan Teman
1. Mentaati peraturan
2. Mengerjakan tugas dengan teratur
3. Konsentrasi dalam belajar
1. Perhatian antar teman sekelas 2. Kerja sama dengan teman
sekelas
3. Toleransi antar teman sekelas
1, 3, 4,
8, 9, 12
c. Bimbingan Guru
1. Memberikan bimbingan belajar
2. Perhatian Guru
3. Memberikan bimbingan dalam menentukan pilihan hidup
1, 2, 4, 9
3, 7, 8
5, 6, 10
1,3, 6,
2,7,8, 9
5
10
4
2. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tentang gambaran
umum dan data mengenai prestasi belajar IPS siswa kelas III SMP N 1
Kalibawang.
G. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur
Untuk mencapai tingkat objektivitas hasil yang tinggi, maka perlu diuji
validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu. Pengetahuan tentang validitas dan
reliabilitas alat ukur akan mencegah pengambilan kesimpulan penelitian yang
keliru dan mencegah pemberian gambaran yang jauh berbeda dari keadaan
yang sebenarnya (Azwar,2003:3).
Validitas alat ukur adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan
suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 1999:5). Alat
ukur dikatakan valid bila dapat memberikan hasil pengukuran yang tepat
dan akurat sesuai dengan maksud dan tujuan dilakukannya pengukuran.
Perhitungan validitas kuesioner menggunakan rumus korelasi product
moment (Suharsimi Arikunto,1984:58)yaitu:
( )( )
( )
{
∑
∑
−∑
∑
}
{
∑
∑
−( )
∑
}
− =
2 2
2 2
y y
n x x
n
y x xy n
rxy
rxy = Koefisien korelasi antara skor masing-masing dengan skor total
x = Nilai skor masing-masing item
y = Skor total variabel motivasi belajar dan interaksi belajar n = Jumlah data
Kemudian nilai korelasi yang diperoleh dibandingkan dengan nilai
korelasi pada tabel. Apabila nilai rxy yang diperoleh lebih besar dari nilai r
tabel, berarti ada korelasi yang nyata yang menunjukkan bahwa alat ukur
tersebut valid. Sebaliknya apabila rxy yang diperoleh lebih kecil dari r
tabel, berarti tidak ada korelasi yang nyata yang menunjukkan bahwa alat
ukur tersebut tidak valid. Pelaksanaan perhitungan validitas butir pada
penelitian ini menggunakan bantuan SPSS. Hasil perhitungan sebagai
berikut:
1) Untuk Variabel kedisiplinan belajar
Butir pertanyaan pertama dari variabel kedisiplinan belajar
ternyata mempunyai nilai r hitung sebesar 0,4267 ( seperti pada
30 – 2 = 28 dan taraf signifikansi = 5%) maka r hitung lebih besar
dari pada r tabel. Pada pernyataan ke dua sampai sepuluh, nilai r
hitung juga lebih besar daripada nilai r tabel. Berarti butir
pertanyaan pertama sampai dengan sepuluh dari variabel
kedisiplinan belajar dinyatakan sahih atau valid sehingga dapat
digunakan sebagai alat ukur yang tepat terhadap kedisiplinan
belajar.
2) Untuk Variabel dukungan teman
Butir pertanyaan pertama dari variabel lingkungan kerja
institusi pasangan ternyata mempunyai nilai r hitung sebesar
0,3946 ( seperti pada lampiran 2 ). Jika dibandingkan dengan r
tabel yaitu: 0,239 (df = 30 – 2 = 28 dan taraf signifikansi = 5%)
maka r hitung lebih besar dari pada r tabel. Pada pernyataan ke
dua sampai kesepuluh, nilai r hitung juga lebih besar daripada nilai
r tabel. Berarti butir pertanyaan pertama sampai dengan sepuluh
dari dukungan teman dinyatakan sahih atau valid sehingga dapat
digunakan sebagai alat ukur yang tepat terhadap dukungan teman.
3) Untuk variabel bimbingan guru
Butir pertanyaan pertama dari variabel bimbingan guru
ternyata mempunyai nilai r hitung sebesar 0,4503 ( seperti pada
lampiran 2 ). Jika dibandingkan dengaan r tabel yaitu: 0,239 (df =
dari pada r tabel. Pada pernyataan ke dua sampai sepuluh, nilai r
hitung juga lebih besar daripada nilai r tabel. Berarti butir
pertanyaan pertama sampai dengan sepuluh dari variabel
bimbingan guru dinyatakan sahih atau valid sehingga dapat
digunakan sebagai alat ukur yang tepat terhadap bimbingan guru.
2. Reliabilitas
Reliabilitas didefinisikan sebagai sejauh mana hasil suatu pengukuran
dapat dipercaya. Artinya, apabila alat ukur tersebut diberikan beberapa kali
pada sekelompok subjek yang sama maka akan diperoleh hasil yang relatif
sama selama aspek dalam diri subjek yang diukur memang belum berubah
(Azwar, 1999:7).Metode yang digunakan untuk menguji tingkat reliabilitas
dari kuesioner adalah Koefisien Alpha. Untuk dapat menghitung taraf
reliabilitas (rtt=α
)
suatu kuesioner dengan rumus Koefisien Alphadiperlukan data dari hasil pengukuran sebagai berikut:
a. Jumlah item atau soal dalam suatu kuesioner.
b. Deviasi standar dari skor-skor masing-masing item dan deviasi standar
dari total skor keseluruhan item .
Rumus yang digunakan untuk menghitung koefisien alpha adalah sebagai
rtt =
α
= − −
∑
22 1 1 t i s s n n Keterangan:
rtt : koefisien reliabilitas suatu tes
n : jumlah item
∑
2i
s : jumlah kuadrat S dari masing-masing item
st2 : kuadrat dari S total keseluruhan item
Setelah rtt diperoleh, kemudian dikonsultasikan dengan rtabel dengan
syarat n sampel, pada taraf signifikansi 5%. Instrumen dikatakan handal
jika jika rtt > rtabel.
Untuk proses perhitungan reliabilitas, penulis menggunakan bantuan
komputer program SPSS. Hasil dari perhitungan tesebut adalah sebagai
berikut:
1) Untuk variabel kedisiplinan belajar
Variabel kedisiplinan belajar mempunyai nilai r hitung
sebesar 0, 8393. Kemudiaan dibandingkan dengan r tabel pada
taraf signifikansi 5% dan df= 30 – 2 = 28 yang bernilai 0,239.
Nilai r hitung lebih besar dari r tabel, maka dapat disimpulkan
bahwa instrumen tersebut reliabel atau handal sehingga dapat
dipercaya untuk mengukur kedisiplinan belajar.
2) Untuk variabel dukungan teman
Variabel dukungan teman mempunyai nilai r hitung sebesar
0,7604. Kemudiaan dibandingkan dengan r tabel pada taraf
hitung lebih besar dari r tabel, maka dapat disimpulkan bahwa
instrumen tersebut reliabel atau handal sehingga dapat dipercaya
untuk mengukur dukungan teman.
3) Untuk variabel bimbingan guru
Variabel bimbingan guru mempunyai nilai r hitung sebesar
0,8422. Kemudian dibandingkan dengan r tabel pada taraf
signifikansi 5% dan df= 30 – 2 = 28 yang bernilai 0,239. Nilai r
hitung lebih besar dari r tabel, maka dapat disimpulkan bahwa
instrumen tersebut reliabel atau handal sehingga dapat dipercaya
untuk bimbingan guru.
H. Teknik Analisis Data
Pengujian hipotesis dalam penelitian menggunakan korelasi product
moment dan korelasi ganda. Agar kesimpulan yang ditarik tidak menyimpang
dari seharusnya, maka terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis korelasi
yaitu uji normalitas dan uji linieritas sebagai prasyarat untuk dilakukannya
analisis data.
1. Uji Prasyarat
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui
apakah data yang terjaring berdistribusi normal atau tidak. Apabila
data yang terjaring berdistribusi normal, maka analisis untuk menguji
bahwa asumsi normalitas perlu dicek kebenarannya agar
langkah-langkah selanjutnya dapat dipertanggungjawabkan (Sudjana,
1996:291). Dalam uji normalitas ini digunakan rumus chi-kuadrat
sebagai berikut:
∑
−
=
fh fh fo 2
2 ( )
χ
Dimana :
χ2
: chi-kuadrat
Fo : frekuensi yang diperoleh dari sampel
Fh : frekuensi yang diharapkan dari sampel sebagai pencerminan dari
populasi.
Apabila harga chi-kuadrat yang diperoleh melalui perhitungan
lebih kecil dari harga chi-kuadrat tabel dengan taraf signifikansi 5%
pada derajat kebebasan jumlah kelas interval dikurangi satu (k-1),
maka data dari variabel tersebut berdistribusi normal.
Sebaliknya harga chi-kuadrat melalui perhitungan atau observasi
lebih besar daripada harga chi-kuadrat tabel maka data variabel
tersebut berdistribusi tidak normal.
Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing
variabel bebas mempunyai hubungan linier atau tidak dengan variabel
terikatnya. Untuk uji linieritas ini digunakan rumus persamaan garis
regresi dengan menguji signifikansi nilai F. Adapun rumus yang
digunakan untuk mencari nilai F adalah sebagai berikut
(Sudjana,1996:332):
F = 2
2
Se TC S
Dimana :
S2TC = 2 -k JK(TC)
Se2 = k -n JK(E)
Kriteria pengujian linieritas yaitu jika F hitung lebih kecil
daripada F tabel dengan taraf signifikansi 5% dengan derajat
kebebasan (db) sama dengan k lawan n-k-1 maka kedua variabel
dinyatakan mempunyai hubungan yang linier. Sebaliknya, apabila F
tabel lebih besar daripada F hitung pada taraf signifikansi 5% dengan
db sama dengan k lawan n-k-1 kedua variabel dinyatakan tidak
mempunyai hubungan linier.
2. Uji Hipotesa
a. Pengujian Hipotesis I
H0 = Tidak ada hubungan positif antara kedisiplinan belajar dan
prestasi belajar IPS.
H1 = Ada hubungan positif antara kedisiplinan belajar dengan
prestasi belajar IPS.
2) Penarikan kesimpulan
Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kedisplinan belajar
dan prestasi belajar IPS siswa digunakan teknik analisis korelasi
product moment. Rumus yang digunakan dalam analisis korelasi
product moment yaitu angka kasar.
{
2 2}{
2 2}
) ( ) ( ) ( ) ( y y N x x N y x xy N rxy ∑ − ∑ ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑ = Dimana :
x = tingkat kedisiplinan, dukungan teman dan bimbingan guru
y = prestasi belajar
n = jumlah sampel
Nilai r terletak pada –1 hingga +1. Jika r = 0 atau mendekati nol,
maka korelasi antara variabel bebas dengan variabel terikat lemah
atau tidak ada hubungan.
Jika r = 0 hingga +1, maka korelasi antara variabel bebas dengan
korelasi antara variabel bebas dengan variabel terikat kuat dan
bersifat negatif.
Untuk menguji koefisien korelasi sederhana digunakan tabel t
dengan menggunakan statistik uji t sebagai berikut.
2
1 2
r n r t
− − =
Dimana :
r : koefisien korelasi sederhana
n : jumlah sampel
Ho diterima jika t hitung < t tabel berarti tidak ada hubungan positif
antara variabel x dengan variabel y.
Ho ditolak jika t hitung > t tabel berarti ada hubungan positif antara
variabel x dengan variabel y.
Catatan : Pengujian hipotesis II dan III menggunakan teknik analisis yang
sama dengan pengujian hipotesis I.
b. Pengujian Hipotesis IV
1) Rumusan Hipotesis
H0 = Tidak ada hubungan positif antara kedisiplinan belajar, dukungan
teman,dan bimbingan guru secara bersama-sama dengan prestasi
H1 = Ada hubungan positif antara kedisiplinan belajar, dukungan
teman, dan bimbingan guru secara bersama-sama dengan
prestasi belajar IPS siswa.
2) Penarikan Kesimpulan
Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara variabel kedisiplinan
belajar, dukungan teman dan bimbingan guru secara bersama-sama
dengan variabel prestasi belajar dilakukan analisis korelasi ganda
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. mencari persamaan regresi linier ganda 3 prediktor
Y = a0+a1x1+a2x2+a3x3
2. menghitung koefisien korelasi ganda dengan rumus:
∑
∑
+∑
+∑
= 1 1 2 22 3 3
3 . 2 . 1
y
y x a y x a y x a Ry
Dimana :
Ry123 : Koefisien korelasi antara variabel y dengan x1, x2, x3
a1 : koefisien prediktor x1
a2 : koefisien prediktor x2
a3 : koefisien prediktor x3
∑
x1y:jumlah produkantara x1 dan y∑
x2y:jumlah produk antara x2 dan y∑
x3y:jumlah produk antara x3 dan yy 2 : jumlah kuadrat kriterium y
Untuk menguji signifikan atau tidak koefisien korelasi berganda
F =
) 1 (
) 1 (
2 2
R m
m N R
− − −
F = Harga F garis regresi
N = cacah kasus
M = cacah prediktor
R = koefisien korelasi antara kriterium dengan prediktor-
prediktor
Jika F hitung <F tabel maka hipotesis yang menyatakan ini ditolak.
Jika F hitung >F tabel maka hipotesis yang menyatakan ini diterima.
3. Menghitung sumbangan relatif dan sumbangan efektif
masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat.
a.Sumbangan Relatif
Sumbangan relatif digunakan untuk mengetahui seberapa besar
sumbangan masing-masing variabel bebas dalam perbandingan
terhadap nilai variabel terikat. Besarnya sumbangan relatif
masing-masing variabel diwujudkan dalam bentuk prosentase
dengan rumus sebagai berikut:
SR% =
(reg)
JK xy a
∑
x 100%
Keterangan :
∑xy =Jumlah produk antara variabel bebas(x) dengan variabel
terikat(y)
JK(reg) = Jumlah kuadrat regresi
b. Sumbangan Efektif
Sumbangan efektif digunakan untuk mengetahui seberapa besar
sumbangan masing-masing variabel bebas/ prediktor dalam
menunjang efektivitas garis regresi untuk keperluan pengadaan
prediksi. Besarnya sumbangan efektif masing-masing variabel
diwujudkan dalam bentuk prosentase dengan rumus sebagai
berikut:
SE = SR(%) x R2
Keterangan :
47
BAB IV
HASIL TEMUAN LAPANGAN
Pada bab ini akan membahas tentang data kelembagaan sekolah, sejarah
singkat sekolah, personalia, kegiatan siswa dan sarana yang ada di SMP Negeri
I Kalibawang
A. Data Kelembagaan
1. Nama sekolah
SMP Negeri I Kalibawang
2. Status Sekolah
SMP Negeri I Kalibawang Kulon Progo berstatus disamakan.
3. Alamat sekolah
SMP Negeri I Kalibawang Kulon Progo terletak di, Pantog Wetan,
Banjaroya, Kalibawang, Kulon Progo, Yogyakarta.
B. Sejarah Singkat Sekolah
SMP Negeri I Kalibawang pada mulanya merupakan STN Geologi
Tambang Sentolo yang lokasinya dipindahkan ke Kalibawang. Hal ini
bermula dari permohonan masyarakat Kalibawang, yang menginginkan
berdirinya SMP Negeri di daerahnya. Pemindahan itu dilaksanakan pada
tanggal 1 Februari 1975 dan namanya berubah menjadi SMP Integrasi. Mulai
SMP Negeri di daerahnya terpenuhi. Kurang lebih 4 tahun setelah
dipindahkan turunlah Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
dengan Nomor 030/U/1979 tanggal 17 Februari 1979 yang menyatakan STN
Geologi Tambang Sentolo diubah menjadi SMP Negeri I Kalibawang.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu, maka
tanggal 1 April 1979 ditetapkan sebagai hari lahir atau hari jadi SMP Negeri I
Kalibawang.
C.Personalia dan Tugasnya
1. Kepala sekolah
Sejak tahun 1979 hingga sekarang SMP Negeri I Kalibawang
sudah 8 kali mengalami pergantian kepala sekolah. Berikut ini adalah
daftar kepala sekolah yang memimpin SMP Negeri I Kalibawang yaitu:
a. Periode 1979 – 1981 : Doellah Slamet
b. Periode 1981 – 1984 : Soedadi, B.A.
c. Periode 1984 – 1990 : T. Hardiyanto,
d. Periode 1990 – 1994 : Jasmugi Sofyan Riyadi
e. Periode 1994 – 1998 : Sangadal HS, BA.
f. Periode 1998 – 2002 : Drs. R. Basah Suhartono
g. Periode 2002 – 2005 : Dra. Endang Ratna Purbaningrum
Kepala Sekolah berfungsi dan bertugas sebagai edukator, manajer,
administrator, dan supervisor. Adapun tugas Kepala Sekolah meliputi
beberapa hal antara lain:
a. Merencanakan dan mengatur pelaksanaan program sekolah dan
pengajaran tahunan dengan membagi serta memberikan kepada guru-
guru yang mengajar.
b. Membimbing dan mengawasi pelaksanaan tugas dan kewajiban guru,
karyawan dan para pegawai lainnya.
c. Sebagai pengawas dan menjaga lancarnya tugas-tugas di bidang ketata
usahaan.
d. Sebagai pemimpin rapat guru.
e. Menjalin hubungan dengan lembaga lain di luar sekolah.
2. Wakil Kepala Sekolah
Didalam melaksanakan tugasnya kepala sekolah dibantu oleh empat
Wakil Kepala Sekolah yaitu :
a. Bagian kurikulum / pengajaran : Parjiyana, S.Pd
b. Bidang kesiswaan : Sigit Raharta, S.Pd
c. Bidang humas : Noor Aini, S.Pd
d. Bidang Sarana : Hery Setiyanto, S.Pd
Wewenang dan tugas dari masing-masing bagian adalah sebagai berikut:
a. Wewenang dan tugas Waka Kurikulum / pengajaran:
b) Menyusun pembagian tugas guru dan jadwal pelajaran
c) Mengatur penyusunan program pengajaran ( Program Semester,
PSP,dan Persiapan Mengajar, penjabaran dan penyesuaian
kurikulum
d) Mengatur pelaksanaan kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler
e) Mengatur pelaksanaan program penilaian kriteria kenaikan kelas,
kriteria kelulusan, dan pelaporan kemajuan belajar siwa, serta
pembagian raport dan STTB
f) Mengatur pelaksanaan program perbaikan dan pengajaran
g) Mengatur pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar
h) Mengatur pengembangan MGMP dan koordinator mata pelajaran
i) Mengatur mutasi siswa
k) Melakukan supervisi administrasi dan akademis
b.Wewenang dan tugas Waka Kesiswaan
a) Mengatur program dan pelaksanaan Bimbingan Konseling
b) Mengatur dan mengkoordinasi pelaksanaan 7K ( Keamanan,
Kebersihan, Ketertiban, Keindahan, Kekeluargaan, kerinangan, dan
Kesehatan)
c) Mengatur dan membina program kegiatan OSIS yang meliputi
Kepramukaan, Palang Merah Remaja/ PMR, Kelompok Ilmiah
Remaja/KIR, Usaha Keseha