• Tidak ada hasil yang ditemukan

1.1 Gambaran Umum dan Objek Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1.1 Gambaran Umum dan Objek Penelitian"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum dan Objek Penelitian

Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan salah satu pasar modal yang memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan lainnya. Perusahaan yang terdaftar di BEI hingga bulan Desember 2014 sebanyak 506 emiten. BEI memiliki enam belas indeks, yaitu COMPOSITE, MBX, KOMPAS 100, LQ45, Jakarta Islamic Index (JII), DBX, INFOBANK15, IDX30, PEFINDO25, BISNIS-27, Investor33, SMInfra18, SRI-KEHATI, MNC36, Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI), dan Indeks Sektoral. Indeks Sektoral terdiri dari sembilan sub-sektor, yaitu sektor pertanian; sektor pertambangan; sektor industri dasar dan kimia; sektor aneka industri; sektor industri barang konsumsi; sektor property, real estate dan konstruksi bangunan; sektor infrastruktur, utilitas, dan transportasi; sektor keuangan; sektor perdagangan, jasa dan investasi (www.idx.co.id – akses 18 februari 2015). Berikut adalah gambar pertumbuhan kinerja seluruh sektor yang terdaftar:

Gambar 1.1

Jakarta Composite and Sectoral Indices Movement 30 December 2013 – 30 December 2014

(2)

2 Berdasarkan Gambar 1.1 Jakarta Composite and Sectoral Indiches Movement dapat disimpulkan bahwa perkembangan saham industri property lebih tinggi daripada saham industri yang lain karena memimpin dengan persentase 55,76% selain itu didukung dengan harga tanah yang cenderung meningkat mengingat luas tanah yang bersifat langka dikarenakan jumlah manusia yang memerlukan lahan untuk tempat tinggal kian bertambah dari waktu ke waktu (www.rumah.com, 2012-akses 11 Maret 2015) karena itu Index property dan real estate adalah salah satu sub-sektor dari indeks sektoral yang banyak diminati oleh para investor. Namun kenaikan harga property secara terus menerus dikhawatirkan terjadinya peristiwa property bubble, dimana kenaikan harga yang terjadi bisa saja memicu pengurangan pembelian oleh konsumen (www.lamudi.co.id, 2015-akses 18 Juni 2015).

Menurut PSAK No.44 (SAK per 1 juni 2012) mengatakan aktivitas pengembangan real estate adalah kegiatan perolehan tanah untuk kemudian dibangun perumahan/komersial/industry. Menurut PSAK No.13 (SAK per 1 juni 2012) tentang properti investasi pengertian properti investasi adalah tanah atau bangunan atau bagian dari suatu bangunan atau kedua-duanya yang dikuasai pemilik . Dengan kata lain, property dan real estate memiliki pengertian yang persis merujuk pada bangunan berupa hak kepemilikan beserta tanah tempatnya berada. Terdapat daftar sub-sektor property dan real estate yang terdaftar di BEI hingga akhir desember 2014, sebagai berikut:

Tabel 1.1

Daftar Emiten Subsektor Property danReal Estate di BEI

NO KODE

SAHAM NAMA EMITEN

1 APLN AGUNG PODOMORO LAND Tbk

2 ASRI ALAM SUTERA RALITY Tbk

3 BAPA BEKASI ASRI PEMULA Tbk

4 BCIP BUMI CITRA PERMAI Tbk

5 BEST BEKASI FAJAR INDUSTRIAL ESTATE Tbk

6 BIPP BHUAWANATALA INDAH PERMAI Tbk

7 BKDP BUKIT DARMO PROPERTY Tbk

8 BKSL SENTUL CITY Tbk

9 BSDE BUMI SERPONG DAMAI Tbk

(3)

3 Tabel 1.1 (sambungan)

NO KODE

SAHAM NAMA EMITEN

10 COWL COWELL DEVELOPMENT Tbk

11 CTRA CIPUTRA DEVELOPMENT Tbk

12 CTRP CIPUTRA PROPERTY Tbk

13 CTRS CIPUTRA SURYA Tbk

14 DART DUTA ANGGADA REALTY Tbk

15 DILD INTILAND DEVELOPMENT Tbk

16 DUTI DUTA PERTIWI Tbk

17 ELTY BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk

18 EMDE MEGAPOLITAN DEVELOPMENTS Tbk

19 FMII FORTUNE MATE INDONESIA Tbk

20 GAMA GADING DEVELOPMENT Tbk

21 GMTD GOWA MAKASSAR TOURISM DEVELOPMET

Tbk

22 GPRA PERDANA GAPURAPRIMA Tbk

23 GWSA GREENWOOD SEJAHTERA Tbk

24 JRPT JAYA REAL PROPERTY Tbk

25 KIJA KAWASAN INDUSTRI JABABEKA Tbk

26 LAMI LAMICITRA NUSANTARA Tbk

27 LCGP LAGUNA CIPTA GRIYA Tbk

28 LPCK LIPPO CIKARANG Tbk

29 LPKR LIPPO KARAWACI Tbk

30 MDLN MODERNLAND REALTY Tbk

31 MKPI METROPOLITAN KENTJANA Tbk

32 MTLA METROPOLITAN LAND Tbk

33 MTSM METRO REALTY Tbk

34 NIRO NIRVANA DEVELOPMENT Tbk

35 OMRE INDONESIA PRIMA PROPERTY Tbk

36 PLIN PLAZA INDONESIA REALTY Tbk

37 PUDP PUDJIADI PRESTIGE Tbk

38 PWON PAKUWON JATI Tbk

39 RBMS RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk

40 RDTX RODA VIVATEX Tbk

41 RODA PIKKO LAND DEVELOPMENT Tbk

42 SCBD DANAYASA ARTHATAMA Tbk

43 SMDM SURYAMAS DUTAMAKMUR Tbk

44 SMRA SUMMARECON AGUNG Tbk

45 TARA SITARA PROPERTINDO Tbk

(4)

4 1.2 Latar Belakang Penelitian

Pasar modal adalah tempat transaksi berbagai pihak yang memiliki kepentingan mengenai dana baik pihak yang kelebihan dana maupun kekurangan dana, transaksi yang dilakukan dalam pasar modal melalui berbagai instrument keuangan jangka panjang (biasanya jangka waktu lebih dari satu tahun) yang bisa diperdagangkan, baik surat utang (obligasi), saham, reksa dana maupun instrumen lainnya yang dikeluarkan dan masing- masing risiko yang akan dihadapi mengingat adanya ketidakpastian return yang akan di terima oleh para investor.

Tentunya dalam menginvestasikan hartanya para investor memiliki tujuan tertentu yang dicari yaitu pedapatan (dividend yield) dan selisih harga jual saham terhadap harga belinya (capital gain). Sebagai pemegang saham, investor berharap dividen yang di terima besar atau minimal stabil dari tahun ke tahun dan dapat meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham (Ritha dan Koestiyanto, 2013). Selama ini dividen adalah salah satu penggerak harga saham yang signifikan. Terutama bagi saham dengan dividend yield yang besar yaitu diatas 4% (bei5000.com, 2012-akses 13 maret 2015)

Dividend yield yang tinggi adalah bagian dari yang ditawarkan para emiten namun jika saham- saham memiliki likuiditas minim tentu bukan pilihan bagi para investor. Edhi Santoso Widjojo, President Direktur PT AXA Management Indonesia mengatakan pengambilan keputusan pemilihan yang lalai oleh manajer investasi mengenai saham yang memberikan dividen atau capital gain karena jika dividennya tergolong tinggi, tetapi pertumbuhan labanya rendah dan sahamnya tidak likuid akan menyulitkan disaat para investor melakukan redemption (koran.bisnis.com, 2012 – akses 26 februari 2015).

Departemen Riset Indonesia Finance Today (IFT) mengatakan kinerja emiten property besar dengan aset di atas Rp 5 triliun sepanjang 2010 cukup baik. Diperkirakan tahun 2011 seluruh emiten akan membagikan dividen kepada pemegang saham namun cenderung tidak maksimal karena beberapa emiten sedang agresif melakukan ekspansi usaha termasuk akuisisi lahan-lahan baru. Bahkan ada emiten yang dalam beberapa tahun terakhir jarang membagikan dividen meski kinerjanya meningkat. Pada umumnya, emiten tidak melakukan

(5)

5 pembagian dividen karena laba yang ditahan untuk memenuhi kebutuhan dana ekspansi bisnis. (www.ipotnews.com, 2011- akses 18 Februari 2015).

Tahun buku 2012 emiten property PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) membagikan dividen senilai Rp 14,6 per saham dengan total Rp 286,8 miliar dengan pay out ratio 23,6 persen dari laba bersih pada 2012. Pada tahun buku 2013 emiten tersebut hanya membagikan dividen tunai Rp 135,54 miliar atau 15,5 persen dari total laba bersih senilai Rp 889,6 miliar. Setiap lembar saham akan mendapatkan dividen senilai Rp 7. Hendra Kurniawan sekretaris emiten ASRI mengatakan turunnya nilai dividen dikarenakan keinginan untuk menyiapkan kas yang cukup untuk melakukan ekspansi dan menghadapi kondisi eksternal seperti kenaikan suku bunga. (katadata.co.id, 2014- akses 10 maret 2015).

Silvana, Direktur keuangan PT Pikko Land Tbk (RODA) menjelaskan untuk tidak menyisihkan sebagian laba bersih sebesar Rp 70,90 miliar tahun buku 2012 untuk dibagikan sebagai dividen kepada para pemegang saham. Perusahaan yang semula bernama Royal Oak Development ini sudah mencatatkan laba dua kali tahun buku namun akumulasi rugi yang tercatat sebelum diakuisisi oleh Pikko Group dari Singapura lebih besar (www.rumah.com, 2013- akses 10 maret 2015). Selain itu perubahan current ratio, debt to total asset dan debt to equity dikarenakan total liabilitas yang dibukukan juga semakin meningkat sehubungan dengan kegiatan operasional yang sudah kembali berjalan normal membuat perusahaan tidak dapat membagikan dividen (Annual Report PT Pikko Land Tbk, 2012)

Emiten property PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) mencatatkan kenaikan rugi komprehensif yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tahun 2012 sebesar 1634 persen dari Rp 79 miliar menjadi Rp 1,37 triliun. Sehingga perseroan tidak membagikan dividen untuk tahun buku 2012. (www.tempo.co, 2013- akses 9 maret 2015). Berdasarkan data dari laporan keuangan yang didapatkan dari website Bursa Efek Indonesia (BEI), pada tahun 2014 Emiten property PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) meraih laba sebesar Rp 423 miliar namun memilih untuk tidak membagikan dividen.

Banyak emiten yang kinerja keuangan maupun kinerja sahamnya menurun drastis sehingga terancam delisting paksa oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) , salah

(6)

6 satu faktornya disebabkan oleh hutang, karena itu nasib investor publik menjadi tidak menentu mengingat prospek investasi yang tidak jelas. Felix Sindhunata, analis Henan Putihrai Asset Management berpendapat sebaiknya investor menganalisa kinerja keuangan emiten seperti rasio keuangan (investasi.kontan.co.id, 2013- akses 28 februari 2015). Subramanyam dan Wild (2010:43) mengatakan analisis rasio dapat mengungkapkan hubungan penting dan menjadi dasar perbandingan. Brigham dan Houston (2010) mengklasifikasikan rasio keuangan menjadi lima yaitu : rasio profitabilitas, rasio likuiditas, rasio leverage, rasio manajemen aset, dan rasio nilai pasar.

Beberapa bukti empiris lain telah dilakukan oleh para peneliti dengan menggunakan variable bebas (independen) yang bervariasi dan satu variable terikat (independen) yaitu Dividend Payout Ratio. Beberapa dari penelitian memiliki hasil yang bervariasi baik memiliki pengaruh ataupun tidak. Penelitian tersebut telah dilakukan oleh: Mardaleni (2014) menggunakan variabel debt to equity ratio (DER), return on asset (ROA), dan current ratio (CR). Ano, Rizky rurniawan, Murni, Sri dan Van Rate, Paulina (2014) menggunakan CR, ROA, dan return on equity (ROE). Wibisono (2010) menggunakan variabel profitabilitas (PROF) dengan indikator ROA dan ROE, likuiditas (LIK) dengan indikator CR dan quick ratio (QR), leverage (LEV) dengan indikator debt to total asset ratio (DTA) dan DER. Ritha dan Koestiyanto (2013) menggunakan variabel DTA , cash ratio , ukuran perusahaan (SIZE), ROA, tingkat pertumbuhan (GROWTH), kepemilikan institusional (KI). Mahaputra dan Wirawati (2014) menggunakan variabel ukuran perusahaan dan faktor keuangan dengan indikator cash position, PROF dengan proksi ROA, LIK dengan proksi CR, LEV dengan proksi DER . Rafique (2012) menggunakan variabel earnings, corporate tax (TAX), growth opportunities, SIZE, LEV, dan PROF. John dan muthusamy (2010) menggunakan variabel growth in sales, earning per share (EPS), price earning ratio (PER), market value to book value (MTBV), cash flow (CF), LEV, LIK, ROA. Khan dan Ashraf (2014) menggunakan variabel corporate profitability, CF, TAX, sales growth, DER. Nuhu (2014) menggunakan variabel PROF, investment opportunity sets with MTBV as a proxy, TAX, LEV, SIZE, board size, board independence,

(7)

7 dan audit type. Rechman dan Takumi (2012) menggunakan variabel PROF, operating cash flow per share, TAX, CR, MTBV, DER.

Fahmi (2012:91) menyatakan terlihatnya kinerja keuangan yang baik dan sisi keuntungan yang terus meningkat merupakan bagian dari penilaian seorang investor terhadap suatu saham. Menurut Brigham dan Houston (2010:146) profitabilitas adalah sekelompok rasio yang menunjukan kombinasi dari pengaruh likuiditas, manajemen aset, dan hutang pada hasil operasi atau mencerminkan hasil akhir dari seluruh kebijakan keuangan.

Return On Asset (ROA) merupakan bagian dari rasio profitabilitas yang mengukur pengembalian atas total aset setelah bunga dan pajak dengan membandingkan laba bersih dan total aset . Beberapa penelitian terdahulu mengenai pengaruh profitabilitas khususnya indikator ROA terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) menghasilkan hasil yang berbeda-beda, Penelitian John dan Muthusamy (2010) menyatakan bahwa perusahaan dengan keuntungan yang lebih besar memiliki kemungkinan untuk membayar dividen, sedangkan perusahaan yang menghadapi keraguan tentang keuntungan masa depan akan memakai pembayaran yang lebih rendah. Penelitian Ano et al. (2014) dan Nuhu (2014) menyatakan bahwa ROA berpengaruh signifikan dan menunjukan arah positif terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) penelitian tersebut berbanding terbalik dengan penelitian Ritha dan Koestiyanto (2013) yang menyatakan bahwa ROA tidak berpengaruh signifikan dan menunjukan arah negatif.

Return On Equity (ROE) menurut Brigham dan Houston (2010:149) merupakan bagian dari rasio profitabilitas yang mengukur pengembalian atas uang para pemegang saham dengan membandingkan laba bersih dan ekuitas biasa. Beberapa penelitian yang menggunakan indikator ROE terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) memberikan hasil yang beragam. Ano et al. (2014) menyatakan bahwa perusahaan tidak membagikan laba bersih untuk membayarkan dividen namun menggunakan laba bersih tersebut untuk diputarkan kembali sebagai pendanaan operasi perusahaan dalam bentuk laba ditahan. Penelitian Ano et al. (2014) menyatakan pengaruh yang signifkan dan menunjukan arah negatif, sejalan dengan penelitian Mardaleni (2013) menyatakan pengaruh yang tidak signifikan dan menunjukan arah negatif atas penelitian pengaruh ROE terhadap DPR

(8)

8 sedangkan penelitian dan Wibisono (2010) Menyatakan ROE berpengaruh signifikan dan menunjukan arah yang positif terhadap DPR. Analisis profitabilitas akan difokuskan pada indikator ROA dan ROE.

Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas dalam jangka pendek untuk memenuhi kewajibannya dan bergantung pada arus kas perusahaan serta komponen aset dan kewajibannya (Subramanyam dan Wild, 2010:10). Current ratio (CR) merupakan salah satu dari rasio likuiditas yang menunjukan sampai sejauh mana kewajiban lancar akan ditutupi oleh aset yang diharapkan akan dikonversi menjadi kas dalam waktu dekat dengan membandingkan aset lancar dengan kewajiban lancar (Brigham dan Houston, 2010:134). Analisis likuiditas akan di fokuskan pada indikator CR mengingat penelitian terdahulu menyatakan hasil yang beragam. Ritha dan Koestiyanto (2013) mengatakan bahwa dengan memiliki likuiditas yang baik dan kemudian memperoleh laba, maka laba tersebut digunakan untuk membayar utang, sehingga akan mengurahi proporsi laba yang akan dibagikan kepada pemegang saham. Penelitian Rehman dan Takumi (2013) menyatakan CR memiliki pengaruh yang tidak signifikan dan menunjukan arah positif terhadap DPR berbanding terbalik dengan beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh Ano et al. (2014), Mahaputra dan Wirawati (2014) dan Anjar (2010) berpengaruh signifikan dan menunjukan arah negatif terhadap DPR. Analisis Likuiditas akan difokuskan pada current rasio (CR).

Leverage memiliki fungsi untuk menilai sejauh mana perusahaan menggunakan pendanaan melalui utang biasanya pemegang saham mungkin lebih menginginkan leverage yang tinggi karena akan memperbesar laba yang diharapkan (Brigham dan Houston, 2010:140). Penelitian John dan Muthusamy (2010) menyatakan bahwa leverage memiliki pengaruh yang menunjukan arah negatif terhadap Dividend Payout Ratio (DPR).

Debt to Equity Ratio (DER) adalah salah satu bagian dari leverage yang memiliki fungsi mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai oleh hutang dengan membandingkan total hutang dan total ekuitas. Terdapat beberapa hasil yang beragam mengenai penelitian pengaruh DER terhadap Dividen payout ratio (DPR). Rahmawati et al. (2014) dalam penelitiannya menyatakan bahwa dengan

(9)

9 penurunan hutang maka perusahaan lebih memilih melunaskan hutang terlebih dahulu daripada membayarkan dividen. Penelitian Rachmawati et al. (2014) sejalan dengan penelitian Khan dan Ashraf (2014) yang menyatakan bahwa DER berpengaruh signifikan dan menunjukan arah negatif terhadap DPR. berbanding terbalik dengan penelitian Rehman dan Takumi (2013) dan Mahaputra dan Wirawati (2014) menyatakan hasil berpengaruh signifikan dengan arah positif. Debt to Total Asset ratio (DTA) adalah salah satu bagian dari leverage yang memiliki fungsi berapa banyak hutang yang digunakan untuk membiayai aset perusahaan dengan membandingkan total hutang dan total aset perusahaan (Keown et al, 2011:83) Terdapat hasil yang beragam mengenai penelitian pengaruh DTA terhadap DPR. Penelitian Nuhu (2014) menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki hutang tinggi memilih untuk membayar dividen yang lebih rendah dan menyatakan bahwa DTA memiliki pengaruh yang signifikan dengan arah negatif terhadap DPR, berbanding terbalik dengan penelitian Ritha dan Koestiyanto (2013) yang menyatakan pengaruh signifikan dengan arah positif terhadap DPR Oleh karena itu pada analisis leverage akan di fokuskan pada indikator Debt to Equity Ratio (DER) dan Debt to Total Asset (DTA). Analisis leverage akan difokuskan pada DTA dan DER.

Berdasarkan pada pembahasan tersebut, penulis tertarik untuk menjadikan perusahaan-perusahaan property dan real estate yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai objek penelitian. Peneliti mengambil judul penelitian ini adalah “ Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas dan Leverage terhadap Devidend Payout Ratio pada Subsektor Property dan Real Estate yang Terdaftar di BEI periode 2010-2014”

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah sebagai berikut :

1) Bagaimana Return on Asset, Return on Equity, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Debt to Asset Ratio dan Dividend Payout Ratio pada sub-sektor property dan real estate di BEI periode tahun 2010-2014? 2) Apakah terdapat pengaruh secara parsial?

(10)

10 a. Apakah Return on Asset memiliki pengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio sub-sektor property dan real estate di BEI periode tahun 2010 -2014?

b. Apakah Return on Equity memiliki pengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio sub-sektor property dan real estate di BEI periode tahun 2010 -2014?

c. Apakah Current Ratio memiliki pengaruh signifikan Dividend Payout Ratio sub-sektor property dan real estate di BEI periode tahun 2010-2014?

d. Apakah Debt to Equity Ratio memiliki pengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio sub-sektor property dan real estate di BEI periode tahun 2010 -2014?

e. Apakah Debt to Total Asset memiliki pengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio sub-sektor property dan real estate di BEI periode tahun 2010-2014?

3) Apakah, Return on Asset, Return on Equity, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Debt to Asset Ratio berpengaruh secara simultan terhadap Dividend Payout Ratio pada sub-sektor property dan real estate di BEI periode tahun 2010-2014?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah yang ada, maka tujuan diadakannya penelitian ini adalah:

1) Mengetahui bagaimana Return on Asset, Return on Equity, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Debt to Asset Ratio dan Dividend Payout Ratio pada sub-sektor property dan real estate periode 2010-2014.

2) Mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial

a. Mengetahui pengaruh Return on Asset terhadap Dividend Payout Ratio sub-sektor property dan real estate di BEI periode tahun 2010 -2014?

(11)

11 b. Mengetahui pengaruh Return on Equity terhadap Dividend Payout Ratio sub-sektor property dan real estate di BEI periode tahun 2010 -2014?

c. Mengetahui pengaruh Current Ratio terhadap Dividend Payout Ratio sub-sektor property dan real estate di BEI periode tahun 2010-2014?

d. Mengetahui pengaruh Debt to Equity terhadap Dividend Payout Ratio sub-sektor property dan real estate di BEI periode tahun 2010 -2014?

e. Mengetahui pengaruh Debt to Total Asset terhadap Dividend Payout Ratio sub-sektor property dan real estate di BEI periode tahun 2010-2014?

3) Mengetahui pengaruh Return on Equity, Return on Asset, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Debt to Asset Ratio secara simultan terhadap Dividend Payout Ratio pada sub-sektor property dan real estate di BEI periode tahun 2010-2014.

1.5 Kegunaan Penelitian

Dari data informasi yang dikumpulkan, Adapun manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.5.1 Aspek Teoritis

a. Studi ini memberikan pengetahuan dan wawasan bagi penulis tentang aplikasi dari ilmu dan teori yang diperoleh selama perkuliahan.

b. Studi ini diharapkan berguna sebagai referensi bagi para akademisi untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta dapat sebagi pedoman pustaka untuk penelitian lebih lanjut.

1.5.2 Aspek Praktis

a. Studi ini diharapkan dapat menjadi titik tolak atau acuan bagi pihak perusahaan untuk meningkatkan kinerja perusahaannya dan referensi bagi para manajer keuangan saat menentukan alokasi dividen dan laba ditahan. b. Studi ini diharapkan mampu menjadi bahan pertimbangan mengenai

kondisi keuangan sektor property &real estate yang berguna bagi para investor untuk pegambilan keputusan investasi di pasar modal.

(12)

12 1.6 Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Sistematika penulisan ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dilakukan. Berikut sistematika penulisan dalam penelitian ini:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi gambaran umum objek penelitian, latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan tugas akhir.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN

Pada bab ini berisi rangkuman teori, penelitian terdahulu, kerangka penelitian, hipotesis penelitian, dan ruang lingkup penelitian. BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini menjelaskan mengenai jenis penelitian, variable operasional, tahapan penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data, serta teknik analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini menjelaskan secara rinci mengenai pembahasan pengaruh profitabilitas, likuiditas & leverage terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) pada sub-sektor property & real estate periode 2010-2014.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran dari analisis dan pembahasan sebelumnya.

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan tidak ditemukan anak yang memiliki kemampuan mengutarakan pendapat sangat rendah, tetapi berdasarkan data tersebut dapat ditunjukkan bahwa dari pola asuh

Penyampaian kuesioner dilakukan pada warga yang berada di hulu DAS Kemoning tepatnya pada kelompok tani yang ada di Desa Gunung Kesan Kecamatan Karang Penang dan daerah

Bapak Ahmad Zanin Nu’man selaku guru mata pelajaran al-Qur’an Hadis yang dengan sabar meluangkan waktu pada saat observasi berlangsung, kepada keluarga besar SMK

Ini berarti setiap perjanjian yang telah mencantumkan klausula arbitrase atau suatu perjanjian arbitrase yang dibuat oleh para pihak menghapuskan kewe- nangan

Nilai kini kewajiban imbalan pasti ditentukan dengan mendiskontokan estimasi arus kas di masa depan dengan menggunakan tingkat bunga obligasi pemerintah (dikarenakan tidak

Komponen Utama berupa Elemen Arsitektur rumah tinggal di Kawasan Pecinan Semarang, yang membentuk dan mempengaruhi makna simbolisasi, terdiri dari fenomena fisik

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rasio DAR TJIWI KIMIA tahun 2010, 2011, dan 2012 tidak mengalami perubahan yakni sebesar 0,71 atau 71% ini berarti

 Kelompok terbaik pada hari itu diberikan reward oleh guru  Siswa bersama guru mengevaluasi hasil pembelajaran hari ini.. Rincian Kegiatan