• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MOTIVASI ORANG TUA DAN NASIHAT KYAI TERHADAP ETOS BELAJAR SANTRI( Studi Atas Pondok Pesantren At-thoyyib Dusun Kembaran, Kecamatan, Salaman, Kabupaten Magelang Tahun 2014) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH MOTIVASI ORANG TUA DAN NASIHAT KYAI TERHADAP ETOS BELAJAR SANTRI( Studi Atas Pondok Pesantren At-thoyyib Dusun Kembaran, Kecamatan, Salaman, Kabupaten Magelang Tahun 2014) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

i

Kecamatan, Salaman, Kabupaten Magelang Tahun 2014)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

Akhmad Kafi

NIM 11110052

FAKULTAS TARBIYAH

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

(2)
(3)

PENGARUH MOTIVASI ORANG TUA DAN NASIHAT

KYAI TERHADAP ETOS BELAJAR SANTRI

(Studi Atas Pondok Pesantren At-thoyyib Dusun Kembaran,

Kecamatan, Salaman, Kabupaten Magelang Tahun 2014)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

Akhmad Kafi

NIM 11110052

FAKULTAS TARBIYAH

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

(4)
(5)
(6)
(7)

MOTTO

"Jadilah Kamu Pengajar, Pelajar, Pendengar Atau Penggemar, Dan Janganlah Kamu Jadi Orang Yang Kelima, Maka Kamu Akan Binasa”

(8)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini aku persembahkan untuk :

1. Ayah dan Ibu yang selama ini telah mencurahkan doa dan kasih sayang kepadaku, dan memberikan dukungan, sehingga aku dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Seluruh keluarga besar yang telah memberi motivasi dan semangat. 3. Kepada Siti Fatimah yang selalu memberi semngat untuk menyelesaikan

skripsi ini.

4. Santri-santri Pondok At-thoyyib yang sudah memberikan dukungan. 5. Teman-teman PAI B dan teman-teman IAIN Salatiga yang tidak bias aku

(9)

ABTRAK

Kafi, Akhmad.2015. Pengaruh Motivasi Orang Tua dan Nasihat Kyai Terhadap Etos Belajar Santri (Studi Atas Pondok Pesantren At-thoyyib Dusun, Kembaran, Desa Sidomulyo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang Tahun 2014).Skripsi, Progam studi Pendidikan Agama Islam, fakultasTarbiyah, IAIN Salatiga.

Kata Kunci: Motivasi Orang Tua, Nasihat Kyai, Etos Belajar Santri.

Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui pengaruh motivasi orang tua dan nasihat kyai terhadap etos belajar santri di pondok Pesantren At-thoyyib Dusun, Kembaran, Desa Sidomulyo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang Tahun 2014. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah 1) menganalisis pengaruh motivasi orang tua terhadap etos belajar santri di pondok Pesantren At-thoyyib Dusun, Kembaran, Desa Sidomulyo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang Tahun 2014. 2) menganalisis pengaruh nasihat kyai terhadap etos belajar santri di pondok Pesantren At-thoyyib Dusun, Kembaran, Desa Sidomulyo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang Tahun 2014. 3) menganalisis pengaruh secara bersama-sama pengaruh motivasi orang tua dan nasihat kyai terhadap etos belajar santri di pondok Pesantren At-thoyyib Dusun, Kembaran, Desa Sidomulyo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang Tahun 2014.

Peneliti ini menggunakan rancangan penelitian regresi linear sederhana dengan pendekatan kuantitatif. Populasi sebanyak 120 santri , sedangkan sampel yang diambil adalah 29 siswa yang diambil menggunakan random sampling dimana semua populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel. Data yang dibutuhkan digali melalui angket yang dikembangkan dan disusun oleh peneliti atas dasar bimbingan dari pembimbing serta hasil diskusi teman-teman. Data penelitian ini di analisis dengan teknik regresi.

(10)

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul “ Pengaruh Motivasi Orang Tua dan Nasihat Kyai Terhadap Etos Belajar Santri. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar kesarjanaan S1 Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, tidak akan mungkin penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN. 2. Bapak Suwardi, S.Pd., M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah.

3. Bapak Dr. H. Miftahuddin, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing, memberikan nasihat, arahan serta masukan-masukan yang sangat membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini.

4. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga.

(11)
(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN BERLOGO ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v

HALAMAN PENGESAHAN ... vi

MOTTO ... vii

F. Definisi Operasional ... 7

G.Metode Penelitian ... 11

H.Sistematika Penulisan ... 17

BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Motivasi Orang Tua ... 19

1. Pengertian Motivasi Orang Tua ... 19

2. Kebutuhan Dan Teori Motivasi ... 23

3. Macam-macam Motivasi ... 24

4. Fungsi Motivasi ... 26

(13)

B.Nasihat Kyai ... 29

1. Hubungan Kyai Dengan Santri ... 30

2. Perlunya Nasehat Kyai ... 36

C.Etos Belajar Santri ... 38

1. Pengertian Etos Belajar Santri ... 38

2. Tujuan Belajar ... 40

3. Faktor-faktor Yang Mendorong Etos Belajar ... 44

BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Pondok Pesantren At-thoyyib Dusun Kembaran ... 48

B. Pengaruh Motivasi Orang Tua dan Nasehat Kyai Terhadap Etos Belajar Santri ... 61

BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Pengaruh Motivasi Orang Tua Terhadap Etos Belajar Santri ... 75

B. Analisis Pengaruh Nasehat Kyai Terhadap Etos Belajar Santri ... 77

C. Analisis Pengaruh Motivasi Orang Tua dan Nasehat Kyai Terhadap Etos Belajar Santri ... 79

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 82

B. Saran ... 83

DAFTAR PUSTAKA

(14)

DAFTAR TABEL

1. Tabel 3.1 Daftar Nilai Hasil Angket Tentan Motivasi Orang Tua

Tahun 2014...11

2. Tabel 3.2 Daftar Tentag Distribusi Frekuensi Jawaban Tentang Motivasi Orang Tua Tahun 2014...13

3. Tabel 3.3 Tabel Distribusi Frekuensi Motivasi Orang Tua Ponpes At-thoyyib Tahun 201...14

4. Tabel 3.4 Daftar Nilai Hasil Angket Nasiht Kyai Pondok At-hyyib Tahun 2014...64

5. Tabel 3.5 Daftar Distribusi Frekuensi Jawaban Tentang Nasihat Kyai di Ponpes At-thoyyib Tahun 2014 ...65

6. Tabel 3.6 Tabel Distribusi Nasehat Kyai di Ponpes At-thoyyib Tahun 2014...66

7. Tabel 3.7 Daftar Nilai Hasil Angket Etos Belajar Santri At-thoyyib Tahun 2014 ... ...67

8. Tabel 3.8 Daftar Tentang Distribusi Frekuensi Jawaban Etos Belajar Santri Ponpes At-thoyyib Tahun 201...67

9. Tabel 3.9 Tabel Frekuensi Etos Belajar Santri Tahun 2014...68

10. Tabel 4.1 Persiapan Analisis Satatistik X1 dan Y...72

11. Tabel 4.2 Hasil Analisis Data Motivasi Orang Tua...76

12. Tabel 4.3 Persiapan Analisis X 2 dan Y...82

13. Tabel 4.4 Hasil Analisis Uji Hipotesis Nasehat Kyai...83

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

1. HASIL OUTPUT SPSS 16.0FOR WINDOWS

2. DAFTAR RIWAYAT HIDUP 3. LEMBAR KONSULTASI 4. SURAT TUGAS PENELITIAN 5. SURAT PEMBIMBING

6. DAFTAR SKK

(16)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bagi bangsa Indonesia, sebagian tanggung jawab untuk menghadirkan pendidikan yang berkualitas, berada di pundak lembaga pendidikan Islam, yang sekaligus bagian Integral dari sistem pendidikan Nasional di Negara ini. Pendidikan dan pengajaran adalah suatu proses yang sadar akan tujuan, maksudnya tidak lain bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan suatu peristiwa yang terikat, terarah pada tujuan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan (Sardirman 2009:57). Dalam kegiatan belajar mengajar akan berhasil baik kalau siswa tekun dan mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan berbagai masalah dan hambatan secara mandiri. Siswa yang belajar dengan baik tidak akan terjebak pada suatu yang rutinitas dan mekanis (Sardirman 2009:84).

(17)

anak. Dari beberapa fungsi keluarga salah satunya adalah memberikan pendidikan yang terbaik (Hasan, 1990:30).

Komunikasi orang tua dengan anak mempunyai peran penting dalam membina hubungan keduanya, hal ini dapat dilihat ketika orang tua membimbing, membantu mengarahkan, menasehati dan lain sebagainya. Orang tua yang kurang bias berkomunikasi dengan anaknya akan menimbulkan kerenggangan hubungan, sebaliknya orang tua yang dapat berkomunikasi dengan anaknya, maka anak tersebut cenderung dapat berkembang, menumbuhkan semangat belajar mereka, kreatif, dan lain sebagainya.

Tantangan orang tua dalam mengasuh anak remaja (mengubah perilaku anak) mensyaratkan perubahan perilaku mereka terlebih dahulu. Para orang tua melaporkan anak remaja mereka kurang motivasi belajar dalam sekolah, pemuda-pemuda tersebut sebenarnya menaruh perhatian besar kepada orang tua, yang justru meragukan kemampuan mereka sehingga mempengaruhi anaknya dan merasa kecewa terhadap masa depan mereka.

(18)

remaja mencakup sikap yang terlalu ambisius, harapan yang negatif, membanding bandingkan dengan teman sebaya, terlalu menaruh perhatian kepada kedudukan, terlalu terpaku kepada pendekatan atau penerimaan remaja dengan bersyarat (tidak menerima apa adanya). (Balson, 1987:152).

Karena masalah tersebut maka penulis disini sangat tertarik meneliti betapa besar pengaruh motivasi orang tua dan nasehat kiai terhadap etos belajar santri dalam sebuah pondok pesantren. Oleh karena itu penulis memberikan judul dalam penelitian ini adalah PENGARUH MOTIVASI ORANG TUA DAN NASIHAT KYAI TERHADAP ETOS BELAJAR

SANTRI (Studi Atas Pondok Pesantren AT-THOOYIB Dusun

Kembaran, Desa Sidomulyo, Kecamatan, Salaman, Kabupaten

Magelang Tahun 2014).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang sebagaimana sudah dipaparkan di atas, maka rumusan masalah yang penulis ajukan adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana variasi motivasi orang tua terhadap santri pada Pondok Pesantren At-Thoyyib Kembaran, Sidomulyo, Salaman, Magelang Tahun 2014.

2. Bagaimana variasi nasehat Kyai terhadap santri pada Pondok Pesantren At-Thoyyib Kembaran, Sidomulyo, Salaman, Magelang Tahun 2014. 3. Bagaimana variasi Etos Belajar santri pada Pondok Pesantren

(19)

4. Adakah pengaruh persepsi santri atas motivasi orang tua terhadap etos belajar santri pada Pondok Pesantren At-Thoyyib Kembaran, Sidomulyo, Salaman, Magelang Tahun 2014.

5. Apakah pengaruh persepsi santri atas nasehat kyai terhadap Etos Belajar santri pada Pondok Pesantren At-Thoyyib Kembaran, Sidomulyo, Salaman, Magelang, Tahun 2014.

6. Adakah pengaruh secara bersama-sama persepsi santri atas motivasi orang tua dan nasehat kyai terhadap Etos Belajar santri pada Pondok Pesantren At-Thoyyib Kembaran, Sidomulyo, Salaman, Magelang Tahun 2014.

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang sudah disebutkan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana variasi persepsi santri atas motivasi orang tua pada motivasi orang tua dan nasehat kyai terhadap etos belajar santri pada Pondok Pesantren At-Thoyyib Kembaran, Sidomulyo, Salaman, Magelang Tahun 2014.

2. Bagaimana variasi persepsi santri atas nasehat kyai pada Pondok Pesantren At-Thoyyib Kembaran, Sidomulyo, Salaman, Magelang Tahun 2014.

(20)

4. Adakah pengaruh persepsi santri atas motivasi orang tua terhadap etos belajar santri santri pada Pondok Pesantren At-Thoyyib Kembaran, Sidomulyo, Salaman, Magelang Tahun 2014.

5. Apakah pengaruh persepsi santri atas nasehat Kyai terhadap etos belajar santri pada Pondok Pesantren At-Thoyyib Kembaran, Sidomulyo, Salaman, Magelang, Tahun 2014.

6. Adakah pengaruh secara bersama-sama persepsi santri atas motivasi orang tua dan nasehat kyai terhadap etos belajar santri pada Pondok Pesantren At-Thoyyib Kembaran, Sidomulyo, Salaman, Magelang Tahun 2014.

D. Hipotesis Penelitian

(21)

santri pada Pondok Pesantren At-Thoyyib Kembaran, Sidomulyo, Salaman, Magelang Tahun 2014.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan menambah wacana keilmuan terutama tentang pengaruh motivasi orang tua atas etos belajar santri di pondok pesantren dan nasehat Kyai terhadap etos belajar santri di pondok pesantren. Dengan penelitian ini di harapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran baru, yang terkait dengan motivasi orang tua dan nasehat Kyai terhadap etos belajar santri. Adapun manfaat dan kegunaan dari teori ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

(22)

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan bagi pengasuh dan para pengurus dalam membimbing, mengasuh, dan mengajarkan kepada santri, dengan memberikan teladan serta mengajak santri senantiasa meningkatkan ibadah, dan selalu patuh.

F. Definisi Operasional

Untuk menyamakan persepsi dan menghindari adanya perbedaan pemahaman beberapa istilah dalam penelitian ini, perlu adanya definisi dan batasan istilah sebagai berikut :

1. Motivasi Orang Tua a. Motivasi

Secara etimologi motif berasal dari kata motion, yang artinya gerakan atau sesuatu yang bergerak. Jadi, istilah motif erat kaitannya dengan gerak, yakni gerakan yang dilakukan oleh manusia, atau disebut gerakan tingkah laku.

(23)

Jadi motivasi merupakan sebuah dorongan yang timbul dari dalam diri manusia baik berupa tingkah laku maupun sikap, yang dorongan tersebut mengarah ke suatu hal untuk melakukan kegiatan. b. Orang Tua

Pengertian orang tua adalah ibu bapak kandung kita yaitu orang tua yang tinggal bersamaan dan tidak hanya ayah dan ibu melainkan juga orang tua yang bertanggung jawab terhadap pendidikan, pengajaran, dan perkembangan perilaku serta akhlak anak (Senja, tt :602).

Jadi orang tua merupakan bapak ibu atau orang tua yang merawat dan memberikan pendidikan serta yang memberikan kita pengajaran tentang akhlak dan perilaku yang baik sejak kita masih kecil.

Indikator-indikator dari motivasi orang tua adalah

1) Orang tua mengarahkan anak belajar di pondok pesantren

2) Orang tua memberi dorongan untuk giat belajar di pondok pesantren

3) Orang tua memberi bimbingan saat anak mengalami kesulitan belajar di pondok pesantren

(24)

2. Nasehat Kyai a. Nasehat

Menurut kamus umum bahasa Indonesia adalah ajaran atau pelajaran baik, anjuran (petunjuk peringatan, teguran) (Poerwa Darminto, 1982 :672).

Jadi nasehat adalah bimbingan rohani untuk membawa orang yang dinasehati mendapat jalan yang baik

b. Kyai

Kiai dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:565) adalah sebutan bagi alim ulama (cerdik pandai dalam agama Islam). Sedangkan menurut Dhofier (1982:55) kiai merupakan gelar yang diberikan oleh masyarakat kepada seorang ahli agama Islam yang memiliki atau menjadi pimpinan pesantren dan mengajar kitab-kitab Islam klasik kepada para santrinya.

(25)

Pengertian nasehat kiai dalam penelitian ini adalah menerima nesehat-nasehat kiai dengan baik dalam belajar mengajar di pondok pesantren

Adapun indikator-indikator dari nasehat kiai adalah

1) Kiai memberi arahan tentang tata cara belajar di pondok pesantren 2) Kiai memberi nasehat tentang pentingnya menuntut ilmu di

pondok pesantren

3) Kiai memberi arahan tentang kitab-kitab yang harus di pelajari di pondok pesantren

4) Kyai memberi nasehat untuk berperilaku dan bersikap yang baik 3. Belajar Santri

a. Etos

Berasal dari bahasa Yunani (ethos) yang memberikan arti ciri atau kebiasaan, adat istiadat, tau juaga kecenderungan moral, pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang, suatu golongan suatu bangsa Mochtar Buchori,1994.40). (Muhaimin, 2002:112)..

b. Belajar

Menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu membaca, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.

c. Santri

(26)

kata sastri yang artinya melek huruf . Kaum santri merupakan kaum

literary bagi orang Jawa. Ini disebabkan pengetahuan mereka tantang agama melalui kitab-kitab bertulisan dan berbahasa Arab. Kedua kata santri berasal bahasa Jawa yaitu kata cantrik yang artinya seseorang yang selalu mengikuti seorang guru kemana guru itu pergi menetap. Tentunya dengan tujuan dapat belajar darinya mengenai suatu keahlian.

Dalam penelitian ini peneliti menyimpulkan bahwa etos belajar santri adalah suatu rasa atau berubahnya sikap yang timbul dari dalam diri kita untuk melakukan suatu hal yang mengarah kepada hal-hal yang lebih baik untuk mencapai hal-hal yang diinginkannya.

Adapun indikator-indikator etos belajar santri adalah a. Memiliki antusias dalam belajar

b. Rajin mengikuti pelajaran

c. Mempelajari suatu topik sampai memahami betul d. Tidak mudah patah semangat dalam belajar.

G. Metode Penelitian

(27)

1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif yang bersifat korelasional, untuk mengetahui hubungan setiap variabel penelitian menggunakan analisis statistik prosentase dan teknik analisis regresi

untuk mengetahui besarnya pengaruh antar variabel.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Letak dari Pondok Pesantren At-Thoyyib adalah di Dusun Kembaran, Desa Sidomulyo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Penelitian ini berlangsung selama dua bulan.

3. Populasidan Sampel Penelitian

a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2010:173). Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa atau santri Pondok dan madrasah At-Thoyyib Kembaran. Adapun jumlah keseluruhan santri yang ada 120 siswa dengan perincian 80 santri putra dan 40 santri putri.

b. Sampel

(28)

10-15% atau 20-25% atau lebih. Adapun sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah 29 orang.

4. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis memilih metode penelitian sebagai berikut :

1. Angket atau Kuesioner

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 1998:128).

Dalam penelitian ini penulis menggunakan angket tertutup, sehingga responden tinggal menjawab pertanyaan yang telah disediakan. Kuesioner disini digunakan sebagai metode pokok dalam memperoleh informasi tentang pengaruh motivasi oaring tua dan nasehat kyai terhadap etos belajar santri pada Pondok Pesantren.

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, ledger, agenda dan sebagainya (Arikunto, 1998: 236).

(29)

Pesantren serta gambaran, keadaan, lokasi, dan sarana pra-sarana yang ada di Pondok.

3. Observasi

Menurut Suharsini Arikunto, observasi adalah suatu cara untuk mengumpulkan keterangan-keterangan yang digunakan dengan cara pengamatan secara langsung terhadap obyek yang diteliti (Hadi, 1981: 158).

5. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang akan diteliti. Instrumen yang diperlukan dalam penelitian ini adalah lembar angket yang digunakan untuk mengetahui sebarapa besar motivasi orang tua dan nasehat kyai terhadap etos belajar santri. Angket

dirancang dalam 30 pertanyaan ditujukan untuk para santri pondok pesantren.

Setiap item ditentukan dengan skor 1-3 dengan pengkatagorian bobot yang peneliti tetapkan adalah :

- Untuk pilihan (a) bobot nilai 3 - Untuk pilihan (b) bobot nilai 2 - Untuk pilihan (c) bobot nilai 1

(30)

6. Analisis Data

Dalam skripsi ini penulis menggunakan analisis data, yaitu data yang terkumpul selama penelitian berjalan, dianalisis guna menjawab permasalahan-permasalahan yang telah diajukan sebelumnya. Adapun cara menganalisis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah 1. Analisis Pendahuluan

Setelah semua data yang dibutuhkan terkumpul, langkah berikut yang dilakukan adalah mengadakan analisis terhadap semua data yang telah terkumpul. Cara yang ditempuh peneliti adalah memberikan skor untuk setiap jawaban per item soal dari angket yang disebarkan kepada para responden. Kemudian seluruh skor dijumlahkan secara keseluruhan, dan dianalisis secara statistik. Dari hasil penelitian kemudian dibuat tiga kategori, yaitu tinggi (baik), sedang (cukup baik), dan rendah (kurang baik).

2. Analisis Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknis analisis korelasi berganti (multiple regression analisis) dengan bantuan SPSS 16.0 for windows. Dalam penelitian ini analisis korelasi untuk mengetahui motivasi orang tua (X1)dan nasehat kiai (X2) terhadap etos belajar santri (Y).

(31)

terikat. Angka probabilitas hasil analisa < 0,05 maka hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis kerja (Hk) diterima.

Langkah-langkah menganalisis menggunakan SPSS 16 for windows adalah sebagai berikut :

1. Buka lembar kerja SPSS

2. Buat semua keterangan variabel dari variabel view

3. Klik Data view dan masukkan data

4. Lakukan analisis dengan cara : Klik Analize-Regression-linear. Kemudian akan muncul dialog. Selanjutnya isilah kotak menu Dependent dengan variabel terikat, yaitu variabel Y dan kotak

menu independent dengan variabel bebas, yaitu X1 dan X2.

5. Selanjutnya ketik kotak menu Statistics. Pilih Estimates,

Descriptives, dan Model fit lalu klik continue.

6. Kotak menu plots, berfungsi untuk menampilkan grafik pada

analisis regresi. Klik kotak menu Plots, kemudian klik Normal probability plot yang terletak pada kotak menu Standardized Residual plots. Selanjutnya klik continue.

(32)

D. Sistematika Penulisan

BAB I (PENDAHULUAN)

Pada bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II (KAJIAN PUSTAKA)

Dalam bab ini diuraikan berbagai pembahasan teori yang menjadi landasan teoritik penelitian, khususnya berkaitan dengan variabel penelitian, yaitu teori-teori mengenai motivasi orang tua dan nasehat kiai terhadap etos belajar santri Pondok Pesantren At-Thoyyib Kembaran, Sidomulyo, Salaman, Magelang.

BAB III (HASIL PENELITIAN)

Secara garis besar, bab ini terdiri dari dua bagian, yaitu gambaran umum lokasi penelitian dan penyajian data.

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Pada bagian ini berisi tentang gambaran umum tempat penelitian meliputi sejarah singkat, letak geografis, profil, visi, misi, motto, jadwal keseharian pondok dan lain-lain.

2. Penyajian Data

Bagian ini berisi uraian tentang karakteristik tiap-tiap variabel, berupa skor atau nilai yang diperoleh melalui instrumen penelitian.

(33)

Isi dari bab ini meliputi analisis terhadap tiap-tiap variabel, pengujian hipotesis, dan pembahasan hasil uji hipotesis.

BAB V (PENUTUP)

(34)

19

A. Motivasi Orang Tua

1. Pengertian Motivasi Orang Tua

Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seeorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan seuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Oleh karena itu, perbuatan seseorang yang didasarkan atas motrivasi tertentu mengandung tema sesuai dengan motivasi yang mendasarinya. Motivasi adalah kekuatan, baik dari dalam maupun dari luar yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. (Uno.2011:1)

Banyak sekali kata motiv, diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motiv

(35)

Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului

dengan tanggapan terhadap adanya tujuan (Sardiman:2009:73).

Menurut Sardirman motivasi adalah keinginan atau dorongan untuk belajar

Menurut Malayu S.P Hasibun (1999:92) Motivasi berasal dari kata “movere” yang berarti dorongan atau daya penggerak

Sedangkan menurut Wendy (2013:7) adalah keinginan yang mendorong semua tindakan dan merupakan pelopor sekaligus batu penjuru bagi pembelajaran.

Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi diinterpresentasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu. Motif sendiri adalah daya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktifitas tertentu, demi mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhanaya.

(36)

kebutuhan akan kegiatan dan istirahat, mengambil napas, dan lain sebagainya. (2) motif sosiogenetis, yaitu motif=motif yang berkembang berasal dari lingkungan kebudayaan tempat orang tersebut berada. Jadi motif ini tidak berkembang dengan sendirinya, tetapi dipengaruhi oleh lingkingan kebudayaan. (3) motif teologis, dalam motif ini manusia adalah sebagai makhluk yang berkebutuhan, sehingga ada interaksi antara manusia dengan Tuha-Nya, seperti ibadahnya sehari-hari. (Uno:2011:3).

Dari sudut sumber yang menimbulkanya, motif dibedakan menjadi dua macam, yaitu motif intrinsik dan motif ekstrinsik. Motif intrinsik timbulnya tidak memerlikan rangsangan dari luar karena memang telah ada dalam diri individu sendiri, yaitu sesuai atau sejalan dengan kebutuhanya. Sedangkan motif esktrinsik timbul karena adanya rangsangan dari luar individu, misalnya dalam bidang pendidikan terdapat minat yang positif terhadap kegiatan pendidikan timbul karena melihat manfaatnya (4).

(37)

sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa minat merupakan kecenderungan jiwa seseorang kepada seseorang.

Dalam konteks agama Islam disebutkan bahwa perbuatan seseorang dinilai berdasarkan niatnya. Dinilai disini maksudnya adalah mendapatkan ridho dari Allah Swt. Dalam hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori disebutkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Segala amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Maka barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa yang hijrahnya itu Karena kesenangan dunia atau karena seorang wanita yang akan dikawininya, maka hijrahnya itu kepada apa yang ditujunya”.

(38)

semata. Bukan karena dunia dan juga bukan karena orang lain. Perbuatan yang termotivasi bukan karena mengharap ridho Allah pada hakekatnya perbuatan itu sia-sia.

Memberikan motivasi kepada seorang siswa berarti menggerakkan siswa untuk melakukan sesuatu atau ingin melakukan sesuatu. Pada tahap awalnya akan menyebabkan subjek belajar merasa ada kebutuhan dan ingin melakukan sesuatu kegiatan belajar. (Sardiman:2009:77).

2. Kebutuhan dan Teori Motivasi

Menurut Morgan dan ditulis kembali oleh S. Nasution, manusia hidup dengan memiliki berbagai kebutuhan.

a. Kebutuhan untuk berbuat sesuatu untuk sesuatu aktivitas

Hal ini sangat penting bagi anak, karena perbuatan sendiri mengandung suatu kegembiraan baginya. Bagi orang tua yang memaksa anaknya untuk berdiam diri di rumah saja adalah bertentangan dengan hakikat anak.

b. Kebutuhan untuk menyenangkan orang lain

(39)

c. Kebutuhan untuk mencapai suatu hasil

Suatu pekerjaan atau kegiatan belajar itu akan berhasil baik, kalau disertai dengan pujian. Aspek pujian ini merupakan dorongan bagi seseorang untuk bekerja dan belajar giat.

d. Kebutuhan untuk mengatasi kesulitan

Suatu kesulitan atau hambatan, mungkin cacat, menimbulkan rasa rendah diri, tetapi hal ini menjadi dorongan untuk mencari kompensasi dengan usaha yang tekun dan luar biasa, sehingga tercapai kelebihan atau keunggulan dalam bidang tertentu. Sikap anak terhadap kesulitan atau hambatan ini sebenarnya banyak tergantung pada keadaan dan sikap lingkungan. Sehubungan dengan ini maka peranan motivasi sangat penting dalam upaya menciptakan kondisi-kondisi tertentu yang lebih kondusif bagi mereka untuk berusaha agar memperoleh keunggulan.

Belajar sangat diperlukan adanya motivasi, hasil belajar akan lebih optimal jika terdapat motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan semakin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa.

3. Macam-macam Motivasi

Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya 1) Motif-motif Bawaan

(40)

makan, dorongan untuk minum, dorongan untuk bekerja dan lain sebagainya.

2) Motif-motif yang Dipelajari

Maksudnya adalah motif-motif yang timbul karena di pelajari. Sebagai contoh misalnya: dorongan untuk mengajar sesuatu di dalam masyarakat. Motif ini sering kali disebut dengan motif yang diisyarakat secara sosial, sebab manusia hidup dalam lingkungan sosial dengan sesama manusia yang lain (Sardiman 2009:86).

(a) Motivasi Jasmaniah dan Rohaniah

Ada beberapa ahli yang menggolongkan jenis motivasi ini menjadi dua jenis yakni motivasi jasmaniah dan rohaniah. Yang termasuk motivasi jasmani seperti refleks, insting otomatis, nafsu. Sedangkan yang termasuk motivasi rohaniah adalah kemauan.

(b) Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik (1) Motivasi Intrinsik

(41)

(2) Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya rangsangan dari luar, sebagai contohnya seseorang itu belajar, karena besok paginya akan ada ujian dengan harapan dapat nilai yang baik.

4. Fungsi Motivasi

Sehubungan dengan hal tersebut ada tiga fungsi motivasi

1) Mendorong manusia untuk berbuat baik, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan

2) Menentukan arah perbuatannya, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Peranan motivasi dalam belajar

(42)

sedang belajar (Uno,2011:27). Ada beberapa peranan penting motivasi dalam belajar dan pembelajaran, antara lain :

1) Menentukan hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar 2) Memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai

3) Menentukan ragam kendali terhadap rangsangan belajar 4) Menentukan ketekunan belajar.

Dari beberapa pengertian tersebut di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi adalah “ suatu daya penggerak yang

terdapat dalam diri manusia individu atau subjek untuk melakukan aktivitas”. Motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu akal yaitu tujuan, motivasi memang muncul dari diri manusia, tetapi kemunculannya karena dorongan atau terdorong oleh adanya unsur lain.

Orang tua merupakan pendidik utama dan utama bagi anak-anak, karena merekalah anak mula-mula menerima pendidikan. Orang tua ayah dan ibu memegang peranan yang penting dan amat berpengaruh atas pendidikan anak-anaknya (Darajat dkk:2011:35) .

5. Tanggung Jawab Orang Tua

(43)

Pendidikan orag tua terhadap anak-anaknya adalah pendidikan yang didasarkan pada kasih sayang terhadap anak-anaknya, dan diterimanya dari kodrat. Orang tua adalah pendidik sejati, pendidik karena kodratnya. Oleh karena itu, kasih sayang orang tua terhadap anak-anaknya hendaklah kasih sayang yang sejati pula. Yang berarti pendidik atau orang tua mengutamakan kepentingan dan kebutuhan anak-anak, dengan mengesampingkan keinginan dan kesenangan sendiri.

Peranan seorang ibu terhadap anaknya merupakan pendidikan dasar yang tidak dapat diabaikan sama sekali. Maka dari itu seorang ibu hendaklah seorang yang bijak sana dan pandai mendidik anak-anaknya (Purwanto:2000:82). Tanggung jawab pendidikan yang menjadi beban orang tua sekurang-kurangnya harus dilaksanakan dalam rangka :

a) Memelihara dan membesarkan anak, ini adalah bentuk yang paling sederhana dari tanggung jawab orang tua dan merupakan dorongan alami untuk mempertahankan kelangsungan hidup manusia.

b) Melindungi dan menjalin kesamaan, baik jasmaniah ataupun rohaniah, dari berbagai gangguan penyakit dan dari penyelewengan kehidupan dan tujuan hidup yang sesuai dengan falsafat hidup dan agama yang dianutnya.

(44)

d) Membahagiakan anak, baik dunia maupun akhirat, sesuai dengan pandangan dan tujuan hidup muslim.

B. Nasehat Kyai

Kata “nasehat” berasal dari bahasa arab, dari kata kerja “nasaha” ( حصّ(yang berarti “khalasa” )صيخ( yaitu murni serta bersih dari segala kotoran, juga bisa berarti “khaatha” ( غبخ) yaitu menjahit (Anuz:2005:25).

Kiai (Solihin, 2002:85) adalah orang yang telah diberi sesuatu (anugerah) yang tidak dimiliki oleh semua orang dan orang tersebut telah mengetahui apa yang belum diketahui banyak orang serta telah mengamalkan ilmunya. Karena dikalangan masyarakat awam kiai dianggap mempunyai banyak hal yang tidak dimiliki orang pada umumnya, seperti kedekatannya dengan Tuhan, tingginya ilmu pengetahuan dan lain sebagainya

(45)

Peran kiai sebagai guru tentunya sebagai tempat bertanya, tempat dimana santri mengadu, terutama jika santri mempunyai masalah yang tidak dapat diselesaikan atau dipecahkan sendiri. Kedudukan kiai sebagai orang tua dianggap dapat memecahkan masalah yang di hadapi para santri. Sebagaimana layaknya orang tua, dalam berbagai kesempatan kiai menasehati kepada para santrinya agar dalam belajar mereka harus tekun, menjauhi larangan-larangan dan taatilah serta melakukan apa yang sedang menjadi kewajiban sebagai seorang santri terlebih sebagai seorang muslim.

1. Hubungan Kyai dengan Santri

(46)

Dalam tradisi pesantren, perasaan hormat dan kepatuhan murid kepada gurunya adalah mutlak dan tidak boleh putus, artinya berlangsung seumur hidup santri. Disamping itu rasa hormatnya yang mutlak itu harus ditunjukkan dalam aspek kehidupanya, baik dalam kehidupan masyarakat, maupun pribadinya. Para murid harus menunjukkan hormat dan kepatuhan mutlak kepada gurunya, bukan sebagai manifestasi dari penyerahan total kepada guru yang dianggap memliki otoritas, tapi karena keyakinan murid kepada kedudukan guru sebagai penyalur kemurahan tuhan yang di limpahkan kepada murid-muridnya, baik didunia maupun diakherat. Menurut ajaran islam, si murid harus menganggap gurunya seolah-olah sebagai ayahnya sendiri (Dhofier.t.t.:82)

Berbagai tindakan dari seorang kiai dalam kehidupan sehari-hari dalam berinteraksi dengan santri, khususnya dalam lingkungan belajar mengajar, dapat diwujudkan dalam bentuk usaha-usaha sebagai berikut : a. Memberi Nasehat

(47)

menjadi pihak yang menunggu, maka perlu adanya dorongan dan bimbingan oleh kiai antara lain berupa nasehat.

(48)

َُِإ ِهَيىبِث ْكِرْشُر بَى َيَُْث بَي ُهُظِعَي َىُهَو ِهِْْثبِى ُُبََْقُى َهبَق ْرِإَو

(49)

dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya kepada-Ku tempat kembalimu, maka akan Aku Beritahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.(Luqman berkata), “Wahai anakku! Sungguh, jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di bumi, niscaya Allah akan Memberinya (balasan). Sesungguhnya Allah Maha Halus, Maha Teliti“.Allah Maha Halus” ialah ilmu Allah itu meliputi segala sesuatu bagaimanapun kecilnya.Wahai anakku! Laksanakanlah shalat dan suruhlah (manusia) berbuat yang makruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting.Wahai anakku! Laksanakanlah shalat dan suruhlah (manusia) berbuat yang makruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting.Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri.Dan sederhanakanlah dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai”.ketika berjalan, janganlah terlampau cepat dan jangan pula terlalu lambat.

b. Memberi Perintah dan Larangan

(50)

karena apabila nasehat atau perintah tersebut tidak dilaksanakan takut ilmunya tidak bermanfaat karena mengabaikan gurunya.

Perlu disadari, bahwa memberi nasehat dan melarang santri untuk mengerjakan atau menghindari sesuatu merupakan salah satu wujud perhatian dan kasih sayang kiai terhadap santrinya. Ketergantungan santri terhadap kiai telah menyebabkan proses pembelajaran di pondok pesantren berjalan atas petunjuk kiai, dan ini telah terjadi dari jaman dulu sampai sekarang. Ukuran keberhasilan seorang santri yang mondok atau menuntut ilmu di sebuah pesantren semata-mata tidak di ukur dari kecakapanya menguasai kitab-kitab klasik saja, tetapi juga terletak pada relasinya dengan sesama santri, lingkungan sekitar, dan yang terpenting dengan kiai termasuk mendengarkan nasehat kiai dan laranganya. c. Bertindak Bijaksana

(51)

Banyak sekali kiai yang mendidik santrinya secara keras dengan maksud agar nasehat atau perintah yang diberikan tampak jelas di hadapan para santri. Seorang anak yang diperlakukan dengan baik akan berbuat baik dan sebaliknya anak yang diperlakukan tidak baik akan memusuhi. Maka langkah yang tepat bagi seorang kiai ialah bersikap sedang-sedang saja, artinya mengambil tindakan tegas pada saat yang tepat.

d. Memberikan Keteladanan

Salah satu tindakan penting yang banyak mempengaruhi pola sikap dan tingkah laku santri adalah faktor keteladanan seorang kiai. Keteladanan kiai merupakan bagian dari sejumlah metode yang paling ampuh dalam mempersiapkan santri secara moral, spiritual, dan sosial.

Dalam pondok pesantren santri sangat membutuhkan suri tauladan yang dilihatnya langsung dari sang kiai yang mendidiknya, sehingga ia merasa pasti dengan apa yang dilakukannya. Pada perilaku dan tindakan guru-gurunya, hendaknya anak dapat melihat langsung bahwa tingkah laku utama yang diharapkan mereka melakukannya adalah hal yang tidak mustahil dan memang dalam batas kewajaran.

(52)

Manusia itu memiliki 'aqlun (akal) dan qolbun (hati). Dengan akalnya manusia bisa membedakan yang baik dan buruk, hak dan batil. Tetapi kenyataannya, anugerah yang sangat besar dari Rabbnya berupa akal tersebut tidak dimanfaatkan sama sekali bahkan dinodai dan dikhianatinya dalam bentuk penyelewengan dan tindak kriminal terhadap syariat Allah. Orang-orang yang mengebiri akalnya sendiri dapat dilihat secara nyata dalam kehidupan sehari-hari. Mereka tidak dapat mempertahankan jati dirinya sebagai manusia. Mereka iri terhadap naluri binatang, lalu dengan santainya mencoba melakukan hal-hal yang dilakukan oleh binatang.

(53)

lalu mensinergikan dengan hati yang telah dibersihkan terlebih

dahulu dari dekil-dekil kesombongan

(http://lautanhikmah.weebly.com/nasehat.html di akses tanggal 08 maret 2015 pukul 20.37).

Dalam tradisi pesantren, perasaan hormat dan kepatuhan murid kepada gurunya adalah mutlak dan tidak boleh putus. Di samping itu rasa hormatnya yang mutlak itu harus ditunjukkan dalam seluruh aspek kehidupanya, baik dalam kehidupan keagamaan, kemasyarakatan, maupun pribadi. Melupakan ikatan dengan dengan guru dianggap sebagai suatu aib besar, disamping akan menghilangkan barokah guru. Akibat selanjutnya kehilangan berkah guru adalah pengetahuan santri tidak akan bermanfaat. Dalam kitab Ta‟lim Al Muta‟alim dalam buku Tradisi

Pesantren tertulis ajaran berikut:

“Mereka yang mencari pengetahuan hendaklah selalu ingat

bahwa mereka tidak akan pernah mendapatkan pengetahuan atau pengetahuanya tidak akan berguna, kecuali kalau ia menaruh hormat kepada pengetahuan tersebut dan juga menaruh hormat kepada guru yang mengajarkanya: hormat kepada guru bukan hanya sekedar patuh,,,Sebagaiman dikatakan oleh Sayyidina Ali, Saya ini hamba dari

orang yang mengajar saya, walaupun hambanya satu kata saja”.

(54)

perintah guru yang bertentangan dengan ajaran agama islam (Dhofier.t.t:82)

C. ETOS BELAJAR SANTRI

1. Pengertian Etos Belajar Santri

Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan. Dalam pengertian luas belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya. (Sardirman:20).

Mnurut Clifford T. Morgan belajar adalah perubhan tingkah lku yang relative tetap yang merupaan hasil pengalaman yang lalu. Sedangkan menurut Guilford belajar adalah tingkah lak yang dihaskan dari rangsangan (Mustaqim 2012:33). Secara umum belajar boleh dikatakan juga sebagai suatu proses interaksi antara diri manusia (id-ego-super ego) dengan lingkungannya, yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori. Dalam hal ini terkandung suatu maksud bahwa proses interaksi itu adalah :

a. Proses internalisasi dari suatu ke dalam diri yang belajar dan b. Dilakukan secara aktif, dengan segenap panca indera ikut

(55)

Beberapa prinsip belajar yang penting untuk diketahui antara lain :

a. Belajar hakikatnya menyangkut potensi manusiawi dan kelakuannya

b. Belajar memerlukan proses dan penahapan serta kematangan diri para siswa

c. Belajar akan lebih mantap dan efektif, bila didorong dengan motivasi.

d. Belajar melalui praktik atau mengalami secara langsung akan lebih efektif

e. mampu membina sikap, ketrampilan, cara berfikir kritis dan lain-lain.

Beberapa factor-faktor yang mempengaruhi belajar Menurut uraian H.C Witherington dan Lee J. Cronbach Bapemsi, factor-faktor serta kondisi yang mendorong perbuatan belajar dapat diringkas sebagai berikut: (Mustaqim:69)

a) Situasi belajar (kesehatan jasmani, keadaan psikis, pengalaman dasar).

b) Penguasaan alat-alat intelektual. c) Latihan-latihan yang terpencar. d) Penggunaan unit-unit yang berarti. e) Latihan yang aktif.

(56)

g) Efek penghargaan (reward) dan hukuman. h) Tindakan-tindakan pedagogis.

2. Tujuan Belajar

Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan belajar yang lebih kondusif. Mengenai tujuan belajar sebenarnya sangat banyak dan bervariasi jumlahnya

Menurut Sardiman ditinjau secara umum, maka tujuan belajar ada tiga jenis :

1) Untuk Mendapatkan Pengetahuan

Hal ini ditandai dengan kemampuan berfikir. Pemilikan pengetahuan dan kemampuan berfikir tidak bisa dipisahkan, dengan kata lain tidak dapat mengembangkan kemampuan berfikir tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya kemampuan berfikir akan memperkaya pengetahuan.

2) Penanaman Konsep dan Ketrampilan

(57)

lebih abstrak, menyangkut persoalan-persoalan penghayatan dan ketrampilan berfikir serta kreativitas untuk menyelesaikan dan merumuskan suatu masalah atau konsep.

3) Pembentukan Sikap

Pembentukan sikap mental dan perilaku anak didik, tidak akan terlepas dari soal penanaman nilai-nilai, transfer of values. Oleh karena itu, guru tidak sekedar “pengajar”, tetapi betul-betul sebagai pendidik yang akan memindahkan nilai-nilai itu, anak didik atau siswa akan tumbuh kesadarannya dan kemauannya, untuk mempraktikkan segala sesuatu yang sudah dipelajarinya.

Menurut Sardirman tujuan belajar meliputi :

a. Hal ihwal keilmuan dan pengetahuan, konsep atau fakta (kognitif).

b. Hal ihwal personal, kepribadian atau sikap (efektif)

c. Hal ihwal kelakuan, ketrampilan atau penampilan (psikomotorik).

Menurut Ngalim Purwanto, cara-cara mencapai hasil belajar yang efisien adalah

1) Memiliki dahulu tujuan belajar yang pasti 2) Usahakan adanya tempat belajar yang memadai

3) Jaga kondisi fisik jangan sampai mengganggu konsentrasi dan keaktifan mental

(58)

5) Selingi belajar itu dengan waktu-waktu istirahat yang teratur 6) Selama belajar gunakan metode pengulangan dalam hati

dan lain sebagainya (Asdiqoh:2014:90)

Drs. Slameto juga merumuskan pengertian tentang belajar. Menurutnya belajar adalah suatu proses usaha yan dilakukan individu untuk memperoleh suatau perubahn tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Djamarah.2011.13). Jika hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku, maka ada beberapa perubahan tertentu yang dimasukkan ke dalam ciri-ciri belajar

1) Perubahan yang terjadi secara Sadar

Ini berarti individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya individu merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya

2) Perubahan dalam belajar bersifat fungsional

Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung secara terus menerus dan tidak statistk. Suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya.

3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

(59)

darisebelimnya. Dengan demikian, makin banyak usaha belajar dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh.

4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara

Perubahan yang bersifat sementara (temporer) yang terjadi hanya beberapa saat saja. Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan menetap.

5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah

Perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang dicapai, perubahan terarah pada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari.

6) Perubaha menckup seluruh aspek tingkah laku.

Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar meliputi keseluruhan tingkah laku, jika seorang belajar sesuatu sebagai hasilnya akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, kebiasaan ketrampilan, pengetahuan dan seagainya.(Djamarah:2011:15)

3. Faktor-faktor Yang Mendorong Etos Belajar

(60)

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat memengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor internal ini meliputi Faktor-faktor fisiologis dan Faktor-faktor psikologis. a) Faktor Fisiologis

Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu. Faktor-faktor ini dibedakan menjadi dua macam. Pertama, keadaan tonus jasmani. Keadaan jasmani pada umumnya sangat memengaruhi aktivitas belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu. Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah atau sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal. Oleh karena itu keadaan jasmani sangat mempengaruhi proses belajar, maka perlu ada usaha untuk menjaga kesehatan jasmani.

b) Faktor Psikologis

(61)

kegiatan belajar siswa. Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar. 3). Minat Secara sederhana, minat (interest) kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. 4). Sikap dalam proses belajar, sikap individu dapat memengaruhi keberhasilan proses belajarnya. Sikap adalah gejala internal yang mendimensi afektif berupa kecenderungan untuk bereaksi atau merespons dangan cara yang relatif tetap terhadap obyek, orang, peristiwa dan sebaginya, baik secara positif maupun negatif (Syah, 2003). 4). Bakat secara umum, bakat (aptitude) didefinisikan sebagai kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang (Syah, 2003).

2) Faktor Eksternal

a) Lingkungan Sosial

(62)

b) Lingkungan Nonsosial

Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar yang cukup. Lingkungan alamiah tersebut merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa.

c) Faktor materi pelajaran (yang diajarkan kepada siswa). Faktor ini hendaknya disesuaikan dengan usia perkembangan siswa begitu juga dengan metode mengajar guru, disesuaikan dengan kondisi perkembangan siswa

(

http://patimahahmad.blogspot.com/2013/10/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-belajar.html di akses tanggal 23 maret 2015 pikul 07.03).

.

(63)

48

A. Gambaran Umum Pondok Pesantren At-Toyyib Kembaran

1. Sejarah Singkat Berdirinya Pon-Pes At-Tthoyyib

Pondok Pesantren At-Thoyyib terletak di dusun Kembaran, Sidomulyo, Salaman, Magelang. Desa Sidomulyo pada sasalnya merupakan sebuah desa yang boleh dikatakan sangat kering akan ajaran agama, khususnya ajaran agama Islam. Memang pada dhohirnya penduduknya memeluk agama Islam, namun itu semua hanya dalam pengakuannya saja, tidak dalam masalah „ubudiyahnya. Mereka belum beribadah sebagai mana yang di perintahkan oleh agama Islam

Dengan melihat keadaan yang demikian maka bapak kepala desa Sidomulyo pada saat itu merasa sangat perihatian atas bagai mana yang terjadi di desanya. Sehingga muncul gagasan beliau untuk memperluas ajaran agama Islam yang sesuai dengan fitrohnya dalam masyarakat yang notabenya masih bercampur aduk dengan praktek-praktek yang bercorak animisme dan dinamisme. Gagasan tersebut kemudian di usahakan oleh bapak lurah dengan jalan meminta kepada bapak Kiai Thoyyib yang bertempat tinggal di dusun Punduh Tempuran.

(64)

bersedia untuk berdakwah mengembangkan ajaran agama Islam di desa Sidomulyo, namun beliau mengajukan suatu permintaan kepada bapak lurah yaitu sebidang tanah untuk kemudian di bangun rumah dan masjid sebagai tempat beribadah dan mengajar ngaji ilmu-ilmu agama Islam. Kemudian beliau diberi sebidang tanah oleh bapak kepala desa dan letak tanah tersebut berada di dusun Kembaran, dan di situlah beliau bertempat tinggal, kemudian disamping rumahnya membangun sebuah masjid dengan jalan gotong royong antara masyarakat Sidomulyo dan sekitarnya.

Setelah masjid tersebut selesai dibangun kemudian di gunakan sebagai rutinitas shalat lima waktu dan juga sholat jum‟at, di samping itu

juga diadakan pengajian Al-Qur‟an dan kitab-kitab agama Islam sesudah shalat magrib dan sehabis shalat Isya‟, sehingga banyaklah masyarakat sekitar baik tua atau muda yang ikut mengaji kepada kiai Thoyyib lama-kelamaan masyarakat yang ikut mengaji semakin bertambah banyak, sehingga tempat mengaji terasa sempit dan tidak muat begitu banyak. Tak lama kemudian dibangulah sebuah asrama untuk tempat mengaji masyarakat setempat kepada bapak kiai Thoyyib, walaupun masih sangat sederhana sekali. Asrama itulah yang menjadi cikal bakal pondok pesantren At-Thoyyib

(65)

pesantren “At-Thoyyib” sendiri mulai pertama kali dibangun dan sampai sekarang sudah mengalami lima (5) periode kepengasuhan yaitu:

1. Almaghfurlah KH. Thoyyib (1896-1925) 2. Almaghfurlah KH. Mansyur (1925-1945) 3. Almaghfurlah KH. Toha (1945-1965) 4. Almaghfurlah KH. Bafadlol (1965-2007) 5. BPpk. Kyai Anwar Bafadlol (2007-sekarang)

Pon-pes At-Toyyib sudah berdiri kokoh sejak tahun 1896 M yaitu masa kolonial penjajahan Belanda, di bawah naungan ulama besar di masa itu yang bernama KH. Thoyyib dan diteruskan oleh saudara-saudaranya di antaranya yaitu KH. Bafadhol Mansyur, yang letak perkembangannya tepat di sebuah perkampungan di Dusun Kembaran, Desa Sidomulyo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang.

2. Letak Geografis

Letak geografis pondok pesantren At-Thoyyib Kembaran, Sidomulyo, Salaman, Magelang adalah sebagai berikut :

1. Batas bagian utara : rumah penduduk 2. Batas bagian timur : Jalan dan Persawahan 3. Batas bagian selatan : Jalan dan Perumahan warga 4. Batas bagian barat : jalan dan perumahan warga

Sedangkan letak Pondok Pesantren At-Thoyyib Kembaran 1. Batas bagian utara : Persawahan

(66)

3. Batas bagian selatan : Dusun Sojomerto Kidul 4. Batas bagian barat : Dusun Sojomerto Lor 3. Profil Pondok Pesantren

a. Nomor Statistik : 51003308008 b. Nama Pondok Pesantren : At-Thoyyib

c. Alamat : Kembaran Rt 02 Rw 03

Kecamatan : Salaman

Kabupaten : Magelang

Provinsi : Jawa Tengah

d. Telp. : 0813-2869-8395

e. Tahun Berdiri : 1896

f. Pengelola : Kyai Anwar Sholihin 4. Visi dan Misi Pondok Pesantren

a. Visi

Pondok pesantren At-Thoyyib Kembaran mempunyai Misi pendidikan yang mengarah pada pembinaan dan pengembangan sumberdaya manusia yang sekaligus dapat membentuk santri yang : 1) Menguasai ilmu-ilmu Fiqih, Tasawuf, Nahwu Sorof, dan Tauhid

serta ilmu-ilmu bantu yang lain

2) Memiliki kepedulian yang tinggi terhadap pengembangan akhlak bangsa

(67)

4) Memahami dan mengapresisi ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)

5) Memiliki kepedulian yang tinggi terhadap masalah-masalah lingkungan hidup

b. Misi

1) Menanamkan dan meningkatkan disiplin santri untuk melaksanakan ajaran Islam dalam kehidupan sehari – hari. 2) Mendidik dan mengantarkan santri untuk mampu mengenal jati

diri dan lingkungannya serta mempunyai motivasi dan kemampuan untuk mengembangkan diri sesuai dengan pilihan hidupnya.

3) Mengembangkan Budaya Prestasi dan sikap produktif di kalangan santri dan masyarakat

4) Mendukung, mengamalkan, dan melaksanakan pembangunan Nasional di segala bidang secara pro-aktif, dinamis, ikhlas dan bertanggung jawab

5) Mendidik dan mempersiapkan santri untuk menjadi manusia mandiri dan berkhidmad kepada masyarakat, agama, nusa dan bangsa.

5. Tata Tertib Pondok Pesantren At-Thoyyib Al-Wajibat (Kewajiban) :

(68)

c. Berpeci tanpa miqot

d. Mengikuti dirosah MHM, Musyawarah, Mujahadah Al-Qur‟an, dan Musyafahah

e. Minta ijin pengasuh dan pengurus bila pulang atau bepergian f. Membayar i‟anah syahriyah atau i‟anah lain yang ditentukan g. Saling menghormati dan tolong-menolong

h. Memberitahu pengurus bila ada tamu Al-Manhiyat (Larangan) :

a. Melanggar semua hukum syara‟ b. Bergaul antara ajnabi dan ajnabiyah

c. Menggunakan hak milik orang lain tanpa ijin (ghosop) d. Menonton hiburan tanpa ru’shoh

e. Keluar ma‟had (asrama) setelah pukul 23.00 WIB

f. Memperlihatkan aurat di depan umum dan berpakaian kurang sopan g. Menyalahgunakan kewenangan sarana dan prasarana pondok

h. Masuk kamar lain dalam keadaan kosong

Hal-hal yang belum tercantum di atas menyesuaikan dengan keadaan 6. Keadministrasian

a. Pondok Pesantren At-Thoyyib 1) Kewajiban

(69)

- Santri putra : Rp. 37.000,- - Santri putri : Rp. 40.000,- - Santri berlaptop : Rp. 50.000,-

Pembuatan KTS : gratis 2) Perijinan

Surat ijin pulang : Gratis Suran ijin pergi keluar : gratis Surat ijin dirosah MHM : gratis 3) Ta‟ziran

Musyawarah tanpa ijin : Menyesuaikan Keluar ma‟had tanpa ijin : Ketentuan Pengurus Denda tidak mengikuti MHM : ketentuan pengurus Denda musyawarah : ketentuan pengurus 4) Lain-lain

Perpawonan : menyesuaikan tidak piket pondok : menyesuaikan Pendanaan kamar : Menyesuaikan

7. Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren

(70)
(71)

3. Kelas 3

9. Kegiatan Santri At-Thoyyib Kembaran a. Harian

No. Waktu Kegiatan

1. Setelah Subuh Al-quran dan bandongan 2. Subuh Awal Pengajian Bandongan

Hadarotus Syeikh 3. Subuh Tsani Bandongan 4. 07.00 WIB Piket

5. Subuh Tsalis Pengajian Tafsir jalalain Musyawarah Pelajaran 6. Ba‟da dhuhur Bandongan

(72)

9. Ba‟da Jama‟ah Maghrib Madrasah MHM

1. Jum‟at pagi Ziarah ke Maqbaroh

2. Malam Jum‟at Khitibah dan al-barjanji 4. Ahad pagi Batsul masail

c. Bulanan

No. Waktu Kegiatan

1. Sabtu kliwon Pengajian sabton

2. Malam Jum‟at pahing Mujahadah Dalailul khoirat

3. Malem Seloso pon Mujadah kubro 4. Malam 11 tiap bulan hijriyyah Mujahadah manakib

d. Tahunan

No. Waktu Kegiatan 1. Dzulhijah Takbir Keliling

Qurbanan 2. Robiul Awal Reuni alumni

3. Sya‟ban Pra-Haflah Muwada‟ah Akhirussanah 4. Romadhon Pasan

10.Kegiatan Ekstrakurikuler

(73)

yang ada di Pondok Pesantren At-Thoyyib Kembaran adalah sebagai berikut :

No. Kegiatan Pemandu Waktu

1. Rebana Mawahidul wahib Kamis (ba‟da ashar) 2. Seni baca Al-Qur‟an Akhmad Asmu‟i Ahad pagi

11.Keadaan Para Ustadz

Pondok pesantren Pondok Pesantren At-Thoyyib Kembaran kurang lebih diampu oleh 24 ustadz baik itu barasal dari Dusun Kembaran dan sekitarnya maupun pengurus yang diberi amanat untuk mengajar dengan rincian tugas sebagai berikut :

No. Nama Keterangan Asal 17. Choiruddin pengurus 18. Nurul Aini pengurus 19. Mawahidul Wahib Pengurus 20. Hariyanto Pengurus 21. Akhmad Shohibi Pengurus 22. Yuyun.A.H Pengurus 23. Iswatun Khasanah Pengurus

(74)

a. Struktur Organisasi Pengurus 1) Pengurus Putra

a) Pengasuh : Kyai Anwar Sholihin

b) Ketua : Nurul Aini

c) Wakil ketua : Mawahidul Wahib d) Sekretaris : Ahmad Shohibi e) Bendahara : Akhmad Arifin f) Seksi-seksi

Seksi Dirosah : Saeful Mujab Seksi Keamanan : Amin Sholeh Seksi kebersihan : Ainu Rizkon Seksi Perlengkapan : Agung Maulana Seksi pembangunan : Miftahalul Seksi humas : Ahkmad Fatoni

2) Pengurus Putri

a) Pengasuh : Kyai Anwar Sholihin

b) Ketua : Anisaah Khusna

c) Sekretaris : Yuyun Asri Hidayah d) Bendahara : Iswatun Khasanah

e) Seksi-seksi :

(75)

12.Keadaan Santri Pondok Pesantren

Pada tahun pelajaran 2014/2014 jumlah santri Pondok Pesantren At-Thoyyib Kembaran kurang lebih ada 120 santri, seperti terlihat dalam tabel berikut :

No. Nama Kamar (Santri Putra) Jumlah

1 . A1 5 orang

Jumlah santri putra 64

Santri Putri

No. Nama Kamar (Santri Putri) Jumlah

1 . Kamar A1 10orang

(76)

B. Pengaruh Motivasi Orang Tua dan Nasehat Kiai Terhadap Etos Belajar

Santri

1. Motivasi Orang Tua

Motivasi orang tua dalam penelitian ini diperoleh lewat motivasi yang di berikan orang tua santri kepada anak-anaknya di pondok pesantren. Berdasarkan jawaban angket yang diberikan kepada 29 responden dapat memberikan gambaran tentang kondisi motivasi orang tua di Pondok Pesantren At-Thoyyib Kembaran, Desa Sidomulyo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang. sebagaimana terlihat dari hasil angket di bawah ini.

Tabel 3.1

Daftar nilai hasil angket tentang motivasi orang tua Tahun 2014

No. Nama

Responden

Jawaban angket tentang

motivasi orang tua Skor

(77)

20. NUR 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 26

(78)

Dari data di atas dapat dicari skor tertinggi dan terendah, kemudian dicari intervalnya dengan menggunakan rumus :

=

( )

Keterangan : = interval xt = nilai tertinggi xr = nilai terendah

= kelas interval (tinggi, sedang, rendah)

Maka berdasarkan tabel di atas tersebut dapat diketahui pada variabel motivasi orang tua, nilai tertinggi 30 dan nilai terendah 20. Dalam hal ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

=

( )

=

( )

=

= 3,66= 4

Jadi jelas bahwa pada variabel ini dapat dikategorikan variasi tinggi, sedang, rendah sebagai berikut :

(79)

1. Untuk motivasi orang tua yang tinggi, antara skor 30 sebanyak 1 santri :

P = x 100%

P = x 100% = 3,44%

2. Untuk motivasi orang tua yang sedang, antara skor 25-29 sebanyak 25 santri :

P = x 100% P =

x 100% = 86,20%

3. Untuk motivasi orang tua yang rendah, antara skor 20-24 sebanyak 3 santri :

P = x 100% P =

x 100% = 10,34%

Untuk lebih jelasnya penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi motivasi orang tua.

Tabel 3.3

Tabel distribusi frekuensi motivasi orang tua ponpes At-Thoyyib Tahun 2014

No. Motivasi

Orang Tua Interval Frekuensi Prosentase

1 Tinggi 30 1 3,44%

2 Sedang 25-29 25 86,20%

3 Rendah 20-24 3 10,34%

Jumlah 29 100%

(80)

Distribusi frekuensi di atas menunjukkan bahwa frekuensi data di atas adalah motivasi tertinggi pada kategori sedang, yaitu sebanyak 25 jawaban responden terhadap variabel etos belajar santri dari 29 santri sebagai responden. Karena nilai rata-rata jawaban responden berada pada interval 25-29, hal ini menunjukkan bahwa motivasi orang tua di Pondok Pesantren At-Thoyyib Kembaran, Desa Sidomulyo, Kecamatan, Salaman, Kabupaten Magelang berada pada kategori sedang, yakni sebanyak 86,20%.

2. Nasehat Kiai

(81)

Tabel 3.4

Daftar nilai hasil angket nasehat kiai pondok At-Toyyib Tahun 2014

No. Nama

Resp.

Jawaban angket tentang nasehat kiai di

(82)

Tabel 3.5

Daftar distribusi frekuensi jawaban tentang Nasehat kiai di ponpes At-Thoyyib

Tahun 2014 kemudian dicari intervalnya dengan menggunakan rumus :

=

( )

(83)

Keterangan : = interval xt = nilai tertinggi xr = nilai terendah

= kelas interval (tinggi, sedang, rendah)

Maka berdasarkan tabel di atas tersebut dapat diketahui pada variabel nasehat kiai di pondok pesantren At-Thoyyib, nilai tertinggi 36 dan nilai terendah 24. Dalam hal ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

=

( )

=

( )

=

=4,3

Jadi jelasa bahwa pada variabel ini dapat dikategorikan variasi tinggi, sedang, rendah sebagai berikut :

a. Untuk kategori tinggi dengan jawaban A mendapat nilai 34-36 b. Untuk kategori sedang dengan jawaban B mendapat nilai 29-33 c. Untuk kategori rendah dengan jawaban C mendapat nilai 24-28 Kemudian dicari prosentase frekuensi nasehat kiai di pondok pesantren At-Thoyyib dengan rumus

P = x 100%

1. Untuk nasehat kiai di pondok pesantren yang tinggi, antara skor 34-36 sebanyak 5 santri :

(84)

P = x 100% = 17,24%

2. Untuk nasehat kiai di pondok pesantren yang sedang, antara skor 29-33 sebanyak 21 santri :

P = x 100%

P = x 100% = 72,41%

3. Untuk nasehat kiai di pondok pesantren yang rendah, antara skor 24-28 sebanyak 2 santri :

P = x 100% P =

x 100% = 10,34%

Untuk lebih jelasnya penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi nasehat kiai.

Tabel 3.6

Tabel distribusi frekuensi nasehat kiai di Ponpes At-Thoyyib Tahun 2014

No. Pengamalan Tradisi

Pondok Pesantren Interval Frekwensi Prosentase

1. Tinggi 34-36 5 17,24%

2. Sedang 29-33 21 72,41%

3. Rendah 24-28 3 10,34%

Jumlah 29 100%

Sumber: hasil pengolahan jawaban angket

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2 Daftar tentang distribusi frekuensi jawaban
Tabel distribusi frekuensi motivasi orang tua ponpes At-Thoyyib Tahun 2014
Tabel 3.4 Daftar nilai hasil angket nasehat kiai pondok At-Toyyib
+7

Referensi

Dokumen terkait

Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dan pengambilan sampel dengan teknik sensus sampling pada 75 orang aparat pengawas intern

Dengan melihat hasil yang diperoleh dari siklus kesiklus, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan penerapan model pembelejaran missiouri mathematic project

Demikian juga datang­ nya inspi rasi atau ilham sebagai suatu daya yang menumbuhkan kreativitas kesenian, merupakan hal yang tidak bisa diperhitung­ kan: datangnya bisa

Gambar 14 Komponen jalan (Sumber : James E Russel ,1984) Berdasarkan Pedoman Perencanaan Lingkungan Permukiman Kota, DPU Cipta Karya, lokasi usaha PKL kawasan

Simpulan dalam penelitian ini adalah bahwa basisdata untuk implementasi sistem pakar pergudangan yang dirancang telah dapat mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhan informasi

Adapun judul dari Laporan Akhir ini adalah “Rancang Bangun Simulasi Kerja Hoist dan Trolley Rubber Tyred Gantry (RTG) Crane dengan Sistem Mekanis”.. Tujuan dari

Bantuan dapat diberikan melalui Persembahan Ibadah Hari Minggu tanggal 24 dan 31 Januari 2021, disetor langsung ke kantor Sekretariat GPIB Gideon Depok atau men transfer ke Rek BRI

Sejarah sosial Islam ala Wali Songo yang penuh dengan kelembutan, harmoni, kasih sayang, flowery, friendly dan adaptif terhadap budaya menjadi tren utama