DENGAN SIKAP TAWADHU TERHADAP ORANG TUA PADA
SISWA SMP MUHAMMADIYAH TERSONO KAB. BATANG
TAHUN 2008
S K R I P S I
Diajukan Untuk
Mem/>n,,l,i Kewajiban dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I
Dalam Ilmu Tarbiyah
Disusun Oleh :
1ST I N U R IN D A N A N IM : 121 04 009
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
DEPARTEMEN A G A M A RI
SEKOLAH TING G I A G A M A ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : .vww.sttiinsahiliun.ac.id E-mail : adminislrasMstainsalatiua.ac.id
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian jig a skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Apabila di kenudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqosah skripsi.
Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, 15 Agustus 2008 Penulis,
Isti N ur In d a n a NIM. 121 04 009
JL Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiua.ae.id E-m ail: adniinistrasi@stainsalatiua.ac.id
Muna Erawati, M.Psi
DOSEN STAIN SALATI3A NOTA PEM BIM BIN G Lamp : 3 eksemplar Hal : Naskah skripsi
Saudari Isti N ur Indana
Kepada
Yth. Ketua STAIN Salatiga di Salatiga
Assalantu'alaikur.u Wr. Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudari :
Nama : ISTI NUR INDANA NIM : 121 04 009
Jurusan / Progdi : TARBIYA11 / PAI
Judul : HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MEMBACA AL-QURAN DENGAN SIKAP TAWADHU TERHADAP ORANG TUA PADA SISWA SMP MUHAMMADIYAH TERSONO, KAB. BATANG TAHUN 2008
Dengan ini kami mohon skripsi Saudari tersebut di atas supaya segera dimunaqosyahkan.
Demikian agar menjadi perhatian. Wassalamu'alaikum, wr, wb
Salatiga, 15 Agustus 2008
M una E raw a ti. M.Si
NIP. 150 293
62ADEPARTEMEN A G A M A RI
SEKOLAH TING G I A G A M A ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706
,
323433 Salatiga 50721 Website : www.slainsalatina.ac.id E-m ail: administrasi@stainsalatiua.ac.idP E N G E S A H A N
K > 0 ^ ^ ^ S > s i^u >
fitQ u r 'a n in i adaCaii pedoman 6agi m anusia, p e tu n ju f^d a n rahm at
6agi hgum ya ng m eya kin i
PERSEM BAHAN
S p fip si in ipenuCispersemSafipgn untupi
i: B a p il
^
I6unda tercinta, terpasifi, tersayang yang
seCaiu mem6im6ing, mendo'apan dan mem6eripan
segalanya
6aip^ moraC maupun
sprituaC 6agi
pelancaran stu d y pu,
semoga JtCCah senantiasa
mendfioinya
2. Xapap^
dan
J id ip p u
tersayang
senantiasa
men.beripgn dorongan dan m otivasi
3. (Buat tem an-teman angpatan 2004
4. %e(uarga 6csar (Dot. Com tfia n p sfo r tfieir feCp
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan nikmat-Nya yang tiada terhingga kepada selurui makhluk, zat tempat bergantung dan memohon segala hal dalam kehidupan. Sholawat dan salam kita sanjungkan kepada beliau Nabi Agung Muhammad S^W ,~ keluarga dan sahabatnya yang telah menghantarkan manusia pada jalan yang benar sesuai dengan perintah dan petunjuk Allah SWT.
Penulisan skripsi ini tak mungkin dapat terselesaikan dengan baik tanpa ada bantuan, dorongan serta bimbingan dari pihak-pihak tertentu yang terkait. Namun, kebahagiaan tentu tidak dapat di sembunyikan dari terselesaikannya penulisan skripsi ini.
'l ak lupa penulis ucapankan banyak terima kasih yang sedalam-dalamnya dan setulusnya atas semua bantuan, bimbingan dan partisipasinya, khususnya kepada:
1. Bapak Drs. Imam Sui omo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga.
2. Bapak Fatchurrahman, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam. 3. Ibu Muna Erawati, M.Si selaku pembimbing dalam penulisan skripsi ini yang
telah memberikan bimbingan dengan penuh perhatian dan kesabaran.
4. Bapak dan Ibu Dosen yang dengan tulus mendidik dan memberikan jasanya dalam menuntut ilmu di STAIN Salatiga.
5. Bapak Khumaidi, S .I’d selaku Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah Tersono yang telah memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian.
6. Bapak Ibu, kakek dan adikku yang telah memberikan dorongan moril sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
7. Tak lupa teman-teman (Dot.Com yang juga telah membantu dalam
menyelesaikan skripsi ini.
8. Teman-teman sekelasku dan semua pihak yang telah membantu 'dan
memberikan dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Akhirnya penulis hanya dapat berdoa kepada Allah SWT, semoga semua amal baik dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis senantiasa mendapat balasan yang berlipat ganda dan selalu mendapatkan hidrvah serta ridho dari-Nya. Amin.
Dengan berbagai keterbatasan pengetahuan dan lainnya yang dimiliki penulis, tentunya dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kritik J<..n saran yang bersifat membangun senantiasa penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat membawa manfaat, barokah bagi penulis khususnya dan segenap pembaca pada umumnya, serta bermanfaat bagi nusa, bangsa dan negara.
Am in - amin ya ro b bal 'a lamin
Salatiga, 15 Agustus 2008
viii
ISTI NUR INDANA (NIM 111 04 009) HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MEMBACA AL-QUR'AN DENGAN SIKAP TAWADHU’ TERHADAP ORANG TUA PADA SISWA SMP MUHAMMADIYAH TERSONO KAB. BATANG TAHUN 2008
Penelitian ini !>ertujuan untuk mengetahui: adanya hubungan antara intensitas membaca Al-Our'an dengan sikap tawadhu' terhadap orang tua pada siswa SMP Muhammad yah Tersono tahun 2008. Penelitian ini menggunkan metode observasi, angket, interview, dan dokumentasi, subyek penelitian sebanyak 40 responden, menggunakan teknik populasi dan sampel. Pengumpulan data menggunakan instrumen kuesioner untuk menjaring data X dan data Y.
Data penelitian yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan analisis korelasi. Pengujian hipotesis penelitian menunjukkan adanya hubungan antara intensitas membaca al-qur'an dengan sikap tawadhu' terhadap orang tua pada siswa SMP Muhammad yah Tersono Kab. Batang tahun 2008. Hal ini dapat dilihat dengan hasil angket yang memperoleh kategori A mencapai nilai 47,5% dari 40 responden yang memandang bahwa intensitas membaca Al-Qur'an memiliki kategori tinggi, yaitu berada pada interval 41-46. Sedangkan untuk sikap tawadhu' yang memperoleh kategori B mencapai nilai 55%, berada pada interval 52-57.
Setelah data bei hasil dianalisis, kemudian hasil tersebut dikonsultasikan dengan tabel. Dengan jumlah subyek 40 responden dengan taraf signifikansi 5% dan taraf signifikansi 1%, diperoleh pada tabel N taraf signifikansi 5% = 0,312 dan 1% = 0,403, dan aparila ditunjukkan dengan hasil hitung koefisien korelasi r0 = 0,312 < 0,021 dan r0 = 0,403 < 0,021. Hal ini menunjukkan bahwa dengan demikian ada hubungan positif antara intensitas membaca Al- Qur'an dengan sikap tawadhu', akan tetapi hubungan itu tidak mencapai tingkat maksimal. Berdasarkan hasil peneli ian ini, diharapakan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi para orang tua, bagi anak, bagi masyarakat, dan khususnya bagi penulis yang dapat bermanfaat untuk penulisan skripsi ini.
HALAMAN JUD U L... i
DEKLARASI... ii
NOTA PEMBIMBING... iii
PENGESAHAN... iv
M OTTO... v
PERSEM BAHAN... vi
KATA PENGANTAR... vii
A BSTRA K ... ix
DAFTAR IS I... x
DAFTAR TA B EL... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang M asa lah ... ... 1
B. Rumusan M asalah... 5
C. Tujuan Penelitian... 5
D. Manfaat Penelitian... 5
BAB II LANDASAM TEORI A. Konsep Birui Walidain... 7
B. Sikap Tawadhu'Kepada Orang T ua... 8
1. Pengertian... 8
2. Benluk-bentuk Sikap Tawadhu' Kepada Orang T u a ... 10
3. Faktor-Faktor yang Membentuk Sikap Tawadhu'.. 13
C. Intensitas Membaca Al-Qur’a n ... 14
1. Peng ertian Al-Qur'an... 14
2. Pengertian Intensitas Membaca Al-Qur'an... :... 18
3. Pent ngnya Membaca A l-Q ur'an... 19
DAFTAR ISI
D. Hipotesis... 26
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 27
B. Definisi Operasional V ariabel... 27
C. Populasi dan Sam pling... 28
D. Subyek Penelitian... 30
E. Teknik Pengumpulan D ata... 30
F. Instrume n Pengukuran... 31
G. Teknik A nalisa D ata... 34
BAB IV Hasil dan Pembahasan A. H asil... 35
1. Sejarah Berdirinya SMP Muhammadiyah Tersono 35 2. Visi dan Misi SMP Muhammadiyah Tersono... 35
3. Letac geografi SMP Muhammadiyah Tersono... 36
4. Fasilitas SMP Muhammadiyah Tersono... 37
B. Pembahasan... 38
1. Pen>ajian Data... 38
2. Inter sitas Membaca Al-Qur'an pada Siswa SMP Muhammadiyah Tersono Tahun 2 0 0 8 ... 41
3. Sika? Tawadhu' Terhadap Orang Tua pada Siswa SMF Muhammadiyah Tersono Tahun 2008 ... 48
4. Hubungan Antara Intensitas Membaca Al-Qur'an dengan Sikap Tawadhu' Terhadap Orang Tua pada Siswa SMP Muhammadiyah Tersono Tahun 2008... 55
PENUTUP B A B Y
A. Kesimpulan. B. Saran-Saran
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HI )U P LAMPIRAN-LAMPIRAN
59
60
Tabel I Daftar Name Responden... 39 Tabel II Hasil Jawab:ui Angket Tentang Intensitas Membaca
Al-Q u r'an ... 41 Tabel III Hasil Angket Tentang Intensitas Membaca Al-Qur'an... 43 Tabel IV Distribusi Fiekuensi Jawaban Intensitas Membaca
Al-Qur'an ... * 47 Tabel V Hasil Jawaban Angket Tentang Sikap Tawadhu Terhadap
Orang T u a ... 48 Tabel VI Hasil Angket Tentang Sikap Tawadhu Terhadap Orang
T ua... 50 Tabel VII Distribusi Fiekuensi Jawaban Sikap Taw adhu'... 54 Tabel VIII Persiapan ur tuk Menghitung Korelasi Product M oment... 55
BAB I PENDAHULUAN
A. L a ta r Belakang M asalah
Setiap orang tua memiliki tanggung jawab mengajarkan anak-anaknya Al-Qur'an sejak kecii. Karena pengajaran Al-Qur'an memiliki pengaruh yang cukup besar dalam menanamkan akidah yang l.uat pada jiw a anak. Pada proses pengajaran Al-Qur'an ini, sang anak akan merasakan pengaruh besar. Dimana proses penanaman ruh Al-Qur'an berlangsung di dalarr jiawanya. Secara tidak sadar pola berpikirnya anak dan indra lainnya terarahkan pada pola yang terdapat dalam Al-Qur'an.1
Al-Qur'an adalah sumber dari segala sumber hukum dan satu-satunya kitab suci yang dilegalisasi oleh Allah sebagai penyempurna dari kitab-kitab sebelumnya. Dan Al-Qur'an merupakan petunjuk (hidayah) dan penjelas terhadap jalan hidup man»-1-***
Al-Qur'an sebagai kitab suci, di dalamnya terdapat tuntutan kepribadian bagi orang yang beriman. Dan tuntunan itu mengandung makna tentang bagimana seharusnya orang beriman itu bertingkah laku dan berbuat. Orang yang berkepribadian baik adalah mereka yang rajin beribadah mengerjakan segala yang diperintahkan oleh Allah SWT.2
1 Muhammad Nur Abdul Hafidz, Mendidik Anak Bersama Rasulullah, Al Bayan, 1999, him. 138
" Muhammad Isa Selamat, Penawar Jiwa dan Pikiran, Kalam Mulia, Jakarta, 2001, him,
ibadah ghoiru mahdloh. Bentuk dari ibadah ghoirun makhdloh antara lain adalah membaca Al-Qur'an. Sesuai dengan pengertian Al-Qur'an itu sendiri, yang telah dirumuskan oleh Subhi al Salih yang dapat diterima oleh para ulama bahwa :
Al-Qur'an..adalah firman Allah yang bersifat (berfiingsi) mukjizat (sebagai bukti kebenaran atas kenabian Muhammad) yang diturunkan kepada Nabi Muhammad, yang tertulis di dalam mushaf-mushaf, yang dinukil (diriwayatkan) dengai jalan mutawatir, dan yang membacanya dipandang beribadah.3
Bagi setiap muslim yang membaca Al-Qur'an tidak hanya mempunyai nilai ibadah yang akan mendapatkan pahala dari setiap hurufhya tetapi juga akun mendapatkan kesuksesan yang sejati dalam hidupnya baik di dunia maupun di akhirat, karena di dalam pokok-pokok ibadah mengandung nilai- nilai yang agung membawa efek baik bagi yang melaksanakannya maupun kepada orang yang la n. Islam merupakan manifestasi rohaniah pengagungan terhadap dzat semesta pernyataan kerendahan dan kelemahan di hadapan dzat
3 Masjfuk Zuhdi, Penyanlar Ulumul Al-Qur'an, CV. Karya Abditama, Surabaya, 1995m r ( J ^
3
yang maha perkasa, sehingga dapat menghancurkan kesombongan hati, ia juga merupakan realisasi pernyataan terima kasih kepada Tuhannya.
Orang yang beribadah akan berkesan pada amal perbuatan dan tingkah laku sehari-hari, sabar yakin dan tidak menyakiti orang lain.4 5 Sikap-sikap ini akan tampak atau muncul jika intensitas membaca Al-Qur'an disertai dengan mempelajari makna yang terkandung di dalamnya sebagai contoh anak
mempelajari Al-Quran ayat 15 surat Al-ahqaaf yang di dalamnya memerupakan perintih kepada manusia untuk berbuat baik kepada kedua orang tuanya, sebaga mana ibunya telah mengandungnya dengan susah payah dan melahirkannya kemudian menyapih, serta merawatnya hingga dewasa, maka proses pembentukan kepribadian akan terjadi pada saat itu.
Namun, tidak sedikit generasi muda muslim yang belum bisa menghargai pengorbaian orane tuanya. Dari zama-kezaman panggung dunia
tidak pernah sepi d a -i "Malin Kundang Baru" pengaruh budaya Barat dan lingkungan yang tidak mendukung yang membuat kepayang, menambah panjang deretan orang tua yang demikian menderita akibat ulah anaknya yang tragis, tidak sedikit aiak durhaka yang bukan hanya tidak mengakui ibunya tetapi juga menganiaya, bahkan membunuh hanya karena ibunya tidak menghiraukan permintiannya karena sedang sholat.0
Lain halnya deigan kondisi remaja usia SLTP di Kecamatan Tersono, mereka lebih suka menghabiskan waktunya untuk melakukan hal-hal yang kurang bermanfaat dari pada membaca Al-Qur'an serta mengkaji
4 A i syah Dahl ah, Men. bina Rumah Tangga Bahagia dar Peranan Agama dalam Rumah Tangga, Jakarta, 1969, him. 101
kandungannya. Di masjid-masjid beberapa tahun terakhir ini tidak terlihat lagi anak-anak remaja yarg tadarus sehabis Maghrib, mereka lebih suka kluyuran bersama teman-temannya atau nonton TV, sehingga tidak sedikit remaja yang rusak akhlaknya dan t dak tawadhu' pada orang tuanya.
Dalam hal ini peran orang tua sangatlah dibutuhkan. Pengawasan, komunikasi yang baik, kebersamaan, serta keteladanan akan menunjang keberhasilan proses pembentukan kepribadiannya. Dengan pengawasan, akan mengontrol segala perilaku dan pergaulan anak. Dengan komunikasi dan kebersamaan, akan menciptakan hubungan yang harmonis antara anak dan orang tua. Dengan keteladanan, akan menanamkan kebiasaan positif, seperti contoh membiasakan tadarus bersama setelah shalat maghrib berjamaah. Jika hal itu dapat terealisasi tidak akan ada anak yang berani dengan orang tua, ia akan selalu tawadhu' kepadanya.
Dengan demikian penulis beranggapan bahwa dengan meningkatkan intensitas membaca Al-Qur'an serta dukungan orang tua, maka anak akan lebih tawadhu' kepada orang tua.
Memperhatikan latar belakang di atas dan arti pentingnya membaca Al-Qur'an bagi setiap muslim, terutama pada kalangan remaja yang semakin menurun maka perlu perhatian khusus dari semua pihak terutama para orang tua yang sangat ber.anggung jawab atas pendidikan anak maka penulis mengadakan penelitian dengan judul : "Hubungan Antara Intensitas Membaca Al-Qur'an dengan Sikap Tawadhu' Terhadap Orang Tua pada
5
B. Rumusan Masalah
Mengacu pada latar belakang di atas, maka penulis mengemukakan pokok pembahasan dengan rumusan sebagai b e rik u t:
1. Bagaimana intensitas membaca Al-Qur'an siswa SMP Muhammadiyah Tersono tahun 2008 ?
2. Bagaimana sikap Tawadhu' terhadap orang tua siswa SMP Muhammadiyah Tersono tahun 2008 ?
3. Apakah ada hubur gan antara intensitas membaca Al-Qur'an dengan sikap
tawadhu' terhadap orang tua pada siswa SMP Muhammadiyah Tersono Kab. Batang tahun 2008 ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui intensitas membaca Al-Qur'an siswa SMP Muhammadiyah Tersono tahun 2008.
2. Untuk mengetahu sikap Tawadhu' terhadap orang tua siswa SMP Muhammadiyah Tersono tahun 2008.
D. Manfaat Penelitian
1. Pendidik, hasil ini dapat digunakan untuk mengetahui intensitas membaca Al-Qur'an anak dan hubungannya terhadap sikap tawadhu' kepada orang tuanya, sehingga para pendidik dapat melakukan langkah-langkah berikutnya yang lebih bermanfaat dalam proses pembentukan akhlak anak. Dan juga dapat digunakan sebagai pedoman dalam pengembangan KBM, khususnya pada mata pelajaran agama Islam, seperti halnya tadarus sebelum dimulai pelajaran.
2. Orang tua siswa, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan para orang tua, bahwa intensitas membaca Al-Qur'an dapat mempengaruhi sikap tawadhu' anak terhadap orang tua, oleh karena itu orang tua harus lebih intemsif dalam mendidik putra putrinya.
3. Siswa, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang
adanya hubungan antara intensitas membaca Al-Qur'an dengan pembentukan sikap tawadhu', sehingga siswa dapat meningkatkan intensitas membaca Al-Qur'an itun sendiri.
BAB II
LANDASAN T E O R I
A. Konsep Birui Walidcin
Menurut Hurnaidi Tata Pangarsa dalam bukunya yang beijudul “Akhlak Yang Mulia”, mengatakan bahwa pengertian birui walidain adalah berbuat baik kepada ibu dan bapak hendaklah menjadi prioritas utama dari pada berbuat baik kepada orang lain. Berbuat baik disini mengandung arti luas yang meliputi pekerjaan apa saja yang dapat dianggap baik, baik dalam segi perkataan, perbuatan-J.... !.::•* Ir.in.1
Sedangkan menurut Hasbi Ash Shiddieqy, birui walidain adalah berbakti atau berbuat, baik kepada kepada orang tua yakni dengan menyelesaikan segala yang diwajibkan atas diri kita terhadap ibu dan bapak berdasarkan moral maupun material.2
Berdasarkan pada kriteria pengertian birui walidain di atas maka dapat ditarik kesim pilan bahwa yang di maksud birui walidain adalah suatu kebajikan yang diusahakan baik lahiriah maupun batiniah seorang anak terhadap kedua orang tuanya sesuai ajaran Islam, serta memberikan manfaat yang merekatkan kalbu, menumbuhkan keutamaan, menegakkan bangunan keluarga.
1 Humaidi Tata Pangarsa, Akhlak Yang Mulia, Surabaya, PT. Bina Ilmu, 1980, him. 96 2 Muhammad Hasbi A:;h Shiddieqy, Al Islam Jilid II, Jakarta, PT. Bulan Bintang, 1985
Dari segi agama berbuat baik kepaba orang tua adalah merupakan perintah Allah swt. Berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an seperti surat Luqman a y a t: 14 yaitu :
j ' j£ > j L ? " jL * o il
Z z ‘* z / ^ z z z
S u a a , j i & j
•• *• X X ••X
Dan Kami perintankan kepada manusia kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah ke pada Ku'dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (Q.S. Luqman : 14)3
Dari ayat diatis dapat disimpulkan bahwa berbuat baik kjepada orang tua adalah perintah dari Allah SWT dan merupakan pekerjaan yang disukai oleh Allah SWT.
Sedangkan bentuk-bentuk dari birui walidain itu sendiri antara lain menghormati, menyayangi, mendo’akan dan mematuhi perintah kedua orang tua selama tidak bertentangan dengan syariat agama.
B. Sikap T aw adhu’ K epada O ran g T ua 1. Pengertian
Menurut Sarlinto Wirawan sikap adalah kesediaan dan kesiapan seseorang untuk berbuat secara tertentu.4 Sedangkan menurut Nancy Simanjutak mengemukakan bahwa sikap {aptitude) adalah seperangakat
9
minat tujuan menyangkut harapan dan sualu jenis pengalaman tertentu dan
kesediaan akan sesuatau reaksi yang w a jar/
Syaih Abu Usamah Salim bin ‘Id Al Hilali mengatakan tawadhu'
secara bahasa adalah merendahkan diri atau tunduk, sedangkan tawadhu’
secara istilah adalah kerelaan manusia terhadap kedudukan yang lebih
rendah, atau rendah hati terhadap orang yang beriman atau mau menerima
kebenaran apapun bentuknya dan dari siapapun asalnya.5 6 Tawadhu’ adalah
lawan kata dari kescmbongan yang berasal dari kata adl-Dla’al. Tawadhu’
adalah sikap rendah hati dan lemah lemb ut terhadap sesama manusia.
Jadi yang dimaksud sikap tawadhu’ kepada orang tua adalah
kesediaan dan kesiepan seorang anak untuk berbuat baik kepada orang
tuanya. Setiap berkewajiban tawadhu’ dan berbuat baik kepada kedua
orang tuanya karena tawadhu’ itu sendiri adalah salah satu bentuk berbakti
kepada orang tua bahkan Allah SWT meletakkan kewajiban tersebut
sebagaimana firmanWya dalam surat An-Nisa’ a y a t: 36
> *
C i a, i » ^ a h
» 0 0 / 0 0 0 y 0
J Z t f j J j b \ & j U JIj J . U \ j
' S * s s s s s
^ 5 / s L * ; y y » 51 j i - d c k d . \% j j L i j \ j
* ' / ■ / / / /
> ^
W
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesualupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh uan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Adah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri. (Q.S. An-Nisa : 36)7
Dekat dar jauh di sini ada yang mengartikan dengan tempat, hubungan kekeluargaan, dan ada pula antara yang muslim dan yang bukan muslim, lbnus sabil ialah orang yang dalam perjalanan yang bukan ma'shiat yang kehabisan bekal, termasuk juga anak yang tidak diketahui ibu bapaknya.
Dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwa berbuat baik pada kedua oarang tua adalah perintah Allah SWT dan merupakan pekerjaan yang disukai Allah swt.
2. Bentuk-Bentuk sikip Tawadhu’ Kepada Orang Tua
Tawadhu’ kepada ibu bapak adalah merupakan cermin akhlak seorang anak kepada kedua orang tuanya. Adapun bentuk-bentuk sikap tawadhu’ seoarang anak kepada kedua orang tuanya adalah sebagai berikut:
a. Menunjukkan sikap hormat dan lemah lembut kepada kedua orang tuanya.
Seorang anak tidak boleh menunjukkan sikap marah, bosan dan bermuka masarr dihadapan orang tua, sebab perbuatan yang demikian itu akan menyinggung perasaan mereka. Sedangkan Islam
mengajarkan bahwa sebagai anak hendaklah lemah lembut kepada
keduanya. Firma Allah swt dalam surat Al-Isra’ ayat 23 adalah :
"Dan Tuhanmu Telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain c ia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya, jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia." (Q.S. Al-Isra’: 23)8
Mengucapkar kata ah kepada orang tua tidak dlbolehkan oleh
agama apalagi mengucapkan kata-kata atau memperlakukan mereka
dengan lebih kasar daripada itu.
b. Berkomunakasi Dcnagan Bahasa Yang Sopan
Sebagai seorang anak hendaknya dapat bersikap sopan kepada yang lebih tua, demikian juaga dalam berkomunikasi hendaknya menggunakan bahasa yang sopan dan tutur kata yang halus.
c. Mohon M aaf Bila B e -salah
Salah dan khilaf tidak lepas dari kehidupan manusia sebagaio ihsan yang lemah, namun kadang manusia malu untuk mengakui kesalahannya maupun kekhilafannya dihadapan orang lain, akan tetapi
lain halnya dengan anak yang sholeh, ia dengan sepenuh hati jujur mau
mengakui kesalahannya apalagi terhadap kedua orang tuanya, ia akan
segera minta m aaf atas kesalahannya. Selain itu ai akan merendahkan
diri terhadap ibu bapaknya. Sebagaimana firman Allah SWT dalam
surat Al-Isra’ ayat 24 :
«} - - p '
f
"Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua Telah mendidik Aku waktu kecil". (Q.S. Al-Isra : 24)9
d. Mendo’akan Kedua Orang Tua
Salah Suiu K*... sikap tawadhu’ pada kedua orang tua adalah
mendo’akannya agar mendapat limpahan rahmat dari Allah swl.
Sebagai mana keduanya dulu telah mengasuh dengan penuh kasih
sayang. Dengan mengingat kasih sayang keduanya, kesusahan dalam merawata, mengasuh, mendidik, dan mencukupi keperluan. Maka hendaklah seorang anak menyadari kewajibannya sehingga akan selalu berbakti dan mendTakan dengan penuh kesadaran tulis dari hatinya.
13
3. Faktor-Faktor Yang Membentuk Sikap Tawadhu’
Tawadhu’ adalah satu bentuk budi pekerti yang baik, hal itu bisa
diperoleh bila ada keseimbangan Ftidal antara kekuatan akal dan nafsu.
Faktor-faktor pembentukannya adalah :
a. Berkat anugerah Tuhan atas manusia dan kesempurnaan fitrah manusia
sendiri. Manusioa diciptakan oleh Tuhan, dilengkapi dengan akal,
ghodob atau nafsu amarah. Semua anugerah Tuhan itu berjalan sesuai
dengan hajat hidup manusia, maka diperlukan adanya keseimbangan
sebagaimana ditentukan oleh agama dan syara’.
b. Diperoleh melalui mujahadah, kesungguhan dan melatih batin. Artinya membiasakan diri kepada pekerjaan-pekerjaan yang menghasilkan budi yang ditm tut itu. Misalnya orang yang bermaksud menjadikan dirinya seorang yang tawadhu’, maka jalannya adalah membiasakan beribadah dan Dersiakap tawadhu’. Memnbiasakan diri untuk bersikap rendah diri, sopan, dan bicara lemah lembut sehingga akhirnya menjadi tabiat yang baik. Hal ini memudahkan diri untuk mengerjakan segala aktivitas dan tidak merasa berat. Orang tawadhu’ adalah orang yang merasa lezat merasakan rendah diri dan mengakui kekurangannya di hadapan Allah SWT.
Teori Al-Ghazali dalam upaya menundukkan nafsu adalah dengan kelautan dan latihan. Telah diakui oleh ilmu psikologi modern bahwa yang dinamakan oleh ilmu jiwa, yaitu “oto Sugesti."10
C. Intensitas Mcmbacii A l-Q u r’an
1. Pengertian Al-Qur an
Banyak sekali Ulama yang mendefinisikan Al-Qur’an
berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Hal ini dikarenakan latar belakang
yang berbea-beda, situasi dan kondisinya yang berbeda pula. Berikut ini
ada beberapa definisi tentang Al-Qur’an menurut beberapa Ulama :
a. Menurut Iman' Kholil Al Qolkon.
Al Qur’anul Karim adalah mukjizat Islam yang kekal dan
mukjizatnya selalu diperkuat oleh kemajuan ilmu npengetahuan dan
diturunkan kepada Rasulullah saw untuk mengeluarkan manusia dari
suasana gelap menuju suasana yang terang, serta membi,mbing mereka
ke jalan yang liru sr11
b. Menurut Shubhi Al Asholih
"Al-Our'an a(Llcih kilah yang berfungsi sebagai mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw yang tertulis di dalam mushaf-mushaf dan dinukilkan (di riwayalkan dengan jalan mutawatir dan membacanya dianggap beribadah). "12
n
Manna’ Kholil Al Qo ton, Studi Ilmu-Ilmu al-Qur’an, PT.Litera Antar Nusa,Jakarta, 1994, him. I
12
15
c. Menurut Muhammad Ali Al Shobuni
Al-Qur'an adalah firman Allah SWT yang berfungsi sebagai
mukjizat yang diturunkan kepada penutup para nabi dan rasul
(Muhammad s:iw) dan dinukilkan kepada kita dengan jalan mutawatir
diawali dengar surat Al Fatihah dan ditutup dengan surat An-Nas.
d. Menurut A rif Abdul Al Fath thobaroh dan Abdul Al Wahhab
Khallaf Al-Qur'an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW dengan melalui perantara malaikat Jibril As. Pengertian ini
menunjukkan empat macam unsur Al-Qur’an. Unsur-unsur tersebut
antara lain :
1) Al-Qur'an edalan kitab (wahyu) Allah swt sebagai wahyu ilahi
bukan perkataan siapapun selain Allah swt tersebut dalam surat Al
Haaqqah 4C-46, berbunyi :
Niscaya benar-benar kami pegang dia pada tangan kanannya. Kemudian benar-benar kami potong urat tali jantungnya. Maksudnya kami beri tindakan yang sekeras-kerasnya." (Q.S. Al- 1 Iaaqqah : 40-46)
2) Al-Qur’an adalah la fad arah : firman A'lah SWT itu disampaikan
kepada um.it manusia tersusun atas kebangsaan masing-masing
nabi atau rasul beserta kawan yang menerimanya.sebagaimana
Taurat dalam bahsa Yunani dan Al Quyr’an dalam bahasa arab.
Allah swt berfirman dalam surah Ibrahim ayat : 4
"Kami tide k mengutus seorarg rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang ke peda mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang dia kehendaki, dan Dia-lah Tuhan yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana."
Al Quran diturunkan dalam bahasa Arab itu, bukanlah berarti
bahwa Al Qu'an untuk bangsa Arab saja tetapi untuk seluruh
manusia, disesalkan Allah berarti: bahwa orang itu sesat berhubung
keingkarannya dan tidak mau memahami petunjuk-petunjuk Allah.
17
Kalakanlan: "Siapakah yang lebih Kuai persaksiannya?" Kalakanlan: "Allah", dia menjadi saksi antara Aku dan kamu, dan Al Quran Ini diwahyukan kepadaku supaya dengan dia Aku memberi peringat an kepadamu dan kepada orang-orang yang sampai A ’-Quran (kepadanya). Apakah Sesungguhnya kamu mengakui bahwa ada tuhan-tuhan lain di samping Allah?" Katakanlah: "Aku tidak mengakui." Katakanlah: "Sesungguhnya dia adalah Tuhan yang Maha Esa dan Sesungguhnya Aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan, (dengan Allah)".
4) Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad saw dengan
"Katakanlah: "Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, Maka Jibril itu ‘relah menurunkannya (Al Quran) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman. "13
2. Pengertian Intensitas Membaca Al Q ur’an
a. Pengertian Intensitas
Kata intensitas berasal dari kata bahasa Inggris yaitu intensity
yang berarti kekebalan intensitas.14 Dari pengertian dialas maka dapat disimpulkan bahwa kata intensitas dapat diartikan sebagai suatu kesungguhan y aig pada akhirnya akan menghasilkan hal-hal yang memuaskan.
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intensitas
1) Perhatian atao konsentrasi, menurut Suryabrala, perhatian adalah : a) Pemusatan tenn<»n nesikis tertuju pada objek.
b) Banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai aktivitas yang dilakukai (dilaksanakan).15 16
2) Minat, adakh suatu rasa lebih suka dan ketertarikan pada hal-hal atau aktivitas tanpa adad yang menyuruh.16
3) Keaktifan, adalah keaktifan atau kontuinitas berarti kesinambungan dalam mengikuti suatu aktivitas sehingga keaktifan sangat berpengaruh terhadap hasil yang dikehendaki.
4) Motivasi, adalah (motivation) berarti pemberian akan penumbuhan motiv atau hal yang menjadi motif. Jelasnya motifasi adalah motif
14 Jhon M Echol.Hasan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, PT. Gramedia, Jakarta, 1986, him. 326
15 Sumadi Surya_brata, Psikologo Pendidikan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1995, him. 19
19
atau hal y a ig sudah menjadi aktif pada saat tertentu bila kebutuhan
untuk mencapai tujuan tersa sangat mendesak.
3. Pentingnya Membaca Al Qur’an
Perintah membaca berasal dari kata bahasa arab IQRA sedangkan
yang dimaksud 10 R A ’ adalah kata pertama dari wahyu pertama yang
diterima oleh Nabi Muhammad SAW. Kata ini sedemikian pentingnya
sehiungga diulang sampai dua kali dalam rangkaian wahyu yang pertama.
Perintah ini tidak nanya ditujukan kapada Nabi Muhammad saw semata
tetapi juga untuk jmat manusia sepanjang sejarah kemanusiaan, karena
realisasi perintah lersebut merupakan kunci pembuka jalan kebahagiaan
hidup dunia dan uk'irowi.17
Dalam hal ini IQRA ’ atau perinyah membaca bukan sekedar membaca tetapi dalam kamus-kamus bahasa kata IQRA ’ berarti menyampaikan, merintih, mendalami, meneliti, mengetahui ciri-cirinya dan sebaginya.
Dari penjeksan diatas maka yang dimaksud intensitas membaca Al- Qur’an adalah rutinitas membaca Al-Qur'an yang disertai dengan kesungguhan menela’ah, mendalami, serta meneliti kandungan Al-Qur'an. Perintah membaca Al-Qur'an merupakan perintah yang paling berharga yang dapat diberikan kepada umat manusia, Karena membaca merupakan jalan yang mengantarkan manusia mencapai drajat kemanusiaan yang
sempurna, sehingga tidak berlebihan bila dikatakan bahwa manusia adalah
18 syarat utama guna membangun peradaban.
4. Keistimewaan Al Ciur'an
a. Dari segi bahasa para ulama sepakat bahwa Al-Qur'an memliki
USLUB (gaya bahasa yang tinggi), FASOHAH (ungkapan kata-kata yang jelas), da i BALAGHAH (kefasihan lidah) yang dapat dirasakan oleh jiw a pembacan>a dan pendengarnya yang mempunyai rasa bahasa arab yang tinggi.
Abu Muhammad Al Bagilani (ahli fiqih) menyebutkan bahwa sesungguhnya Al-Qur'an itu sangat indah susunannya. Sedangkan Syekh Muhammad Rasyid Ridho berpendapat bahwa salah satu ketinggian usljb Al-Qur’an adalah seluruh maksud Al-Qur’an itu sendiri bercampur baur dan berpencar dalam banyak surat baik yang pendek maupun yang panjang dengan munasabah (berhubungan atau tautan) yang berbeda-beda, sehingga menjadi ibarah yang sempurna dan menyenangkan hati, kemukjizatan dari segi bahasa dan hanya dapat dihayati oleh mereka yang mengetahui dan mendalami bahasa Arab.
Keistimewaan Al-Qur’an dari segi bahasa telah diakui ahli sastra Arab, baik di masa Nabi Muhammad SAW atau masa sesudahnya. Muhammad Abduh mengemukakan bahwa Al-Qur’an diturunkan paca masa terkenal banyaknya ahli-ahli pidato Arab, akan 18
21
tetapi sejarah membuktikan tidak seorangpun yang mampu membuat
suatu gubahan yang seindah gubahan Al-Qur’an, ini merupakan bukti
bahwa Al-Qu*’an itu benar-benar istimewa dan bermukjizat.
b. Dari segi .kandungan Al-Qur’an dapat dilihat dari tiga aspek yaitu:
pengetahuan walaupun hanya dalam bentuk isyarat ilmiah seperti informasi ilmu pengetahuan alam, antara lain dikatakan bahwa bumi dan angit sebenarnya suatu yang satu padu dan setelah
terpisah dijadikan hidup. Sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah SWT surat Al Anbiyaa’ ayat 30 sebagai b erikut:
"Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, Kemudian kami pisahkan antara keduanya, dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada j'uga beriman?"
Dan dalam firmanNya yang lain surat Fushilat ayat 11 :
1) Merupakan isyarat ilmiah : Al-Qur’an banyak berisi informasi ilmu
suka hati atau terpaksa". Keduanya menjawab: "Kami datang dengan sura hati".
2) Merupakan sumber hukum : Al-Qur’an memberikan andil yang
kuat dalam pertumbuhan hukum bahwa Al-Qur’an tetap
merupakan produk hukum yang ideal hingga masa kini.
3) Menerangkan suatu ibarah dan khabar yang ghaib baik yang terjadi
masa lalau, sekarang maupun masa yang akan datang.
4) Dari segi buku, melihat dari kelengkapan Al-Qur’an sebagai petunjuk ba ji kehidupan di dunia dan akhirat, belum ada dan tidak ada yang rrenandatanginya antara dunia dan akhirat ini dinamai syariat. K iti- kitab yang dahulun justru ditarik dari peredaran karena aturc n-aturan yang terkandung di dalamnya tidak lengkap. Dcngsn ketidak adanya kelengkapan tersebut maka kitab-kitab yang dahulu tidak mampu manahan perkembangan zaman. Oleh karena itu k tab-kitab yang dahulu hanya berlaku pada suatu masa dan untuk siatu bangsa, sedang Al-Qur’an diturunkan untuk semua bangsa dan segala zaman sampai kiamat.19
Kelengkapan dan kesempurnaan itu dijelaskan dalam firman Allah SWT dalam surat Al Maaidah a y a t: 3
n Mahmud Yunus, Tcrj/nuih A t Qur'an Al Karim, P.T. Al ma’arif, Bandung, 1990, him.
23 Telah Ku-cukinkan kepadamu nikmat-Ku, dan Telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu."
Bila dikumpulkan kelengkapan itu terkandung dalam
1) Sistem ketuhanan yang monoteisme
2) Doktrin akhlak yang terpuji agar manusia selalu berlaku baik dan mulia
3) Amaliah yang berkait dengan ibadah khususial (ibadah mahdhah)
dan muamalah (ibadah umumial atau ghairu mahdhah)
4) Muamalah berkait dengan hukum keluarga, perdata, pidana, acara, ketatanegaraan, internasional, ekonomi dan keuangan.20
5. Hikmah Membaca Al Qur’an a. Menjadi amal ifcadah
Membaca Al-Qur’an dalam ajaran Islam dinilai sebagai ibadah, orang yang membacanya dijanjikan pahala disisi Allah SWT. Banyak
hadis Nabi Muhammad saw yang menerangkan keutamaan membaca Al-Qur’an antara lain hadis yang diriwayatkan Bukhari-Muslim yang artinya : ada dua golongan manusia yang sungguh-sungguh dengki
20
kepadanya, >aitu orang-orang yang dianugerahi Allah SWT kekayaan
harta lalu kecayaan itu digunakan untuk sesuatu yang diridhoi Allah
SWT.
Setiap mukmin yakin bahwa membaca Al-Qur’an saja sudah
termasuk amal yang mulia dan akan mendapat pahala suci. Al-Qur’an
adalah bacaar. yang paling oaik bagi orang mukmin baik dikala senang
atau susah, b thkan membaca Al-Qur’an itu bukan saja menjadi amal
ibadah tetapi juga menjadi obat penawar bagi orang-orang yang gelisah
jiwanya, dan juga barang siapa yang tidak pernah membaca Al-Qur’an
dirumahnya maka ia akan mendapati kesusuahan ndalam hidupnya.
Sebagaimana hadis Nabi Muhammad saw yang diriwayatkan oleh
Daru Qutni diiri An Nasro yang artinya : perbanyaklah membaca Al- Qur’an dirumihmu, sesungguhnya di dalam rumah yang tidak ada orang yang m mbaca Al-Qur’an akan sedikit sekali dijumpai kebaikan di rumah itu
penghuninya s b. Terangkat draj Orang baunya harum ra berkata bah kenabianj itu te wahyu secara
dan akan banyak sekali dijumpai kejahatan serta dai u merasa sempit dan susah,
itnya
yang membaca Al-Qur’an selaksa bunga URROJIAL,
maka ia telah meremehkan apa yang telah diagungkan oleh Allah swt
dan membu akan apa yang diremehkan oleh Allah SWT. Dan seorang yang mengerti Al-Qur’an tidak boleh sebagaimana orang-orang yang bodoh, atau menyesalkan dengki seperti orang lain, tetaoi ia harus lapang dada :lan suka memaafkan.
c. Mendapatka i keuntungan di hari kiamat bagi orang-orang yang membaca da i mengajarkan Al Qur’an.
Banyik sekali hadis yang menerangkan betapa pentingnya membaca, )elajar dan mengajarkan Al Qur’an. Belajar dan mengajarkan Al-Qur’an dipandang sebagai kewajiban semua umat Islam. Haj i li dijelaskan dalam hadis Nabi Muhammad saw yang diriwayatkan oleh Ibnu Abas yang menyatakan bahwa Rasulullah saw bersabda : barang siapa yang mempelajari Al-Qur’an dan mengamalkai isinya maka Allah SWT akan memeliharanya dari kesesatan, akan dijauhkan pada hari kiamat dari siksa yang berat, yang dimaksud dengan belajar Al-Qur’an adalah belajar membaca sampai lanear dengan ueapan yang fasih sesuai dengan kaidah-kaidah q ira’ah
(bacaan) dan terkandung d
d. Membentuk sikap tawadhu’
Al ah SWT tidak menetapkan suatu perintah kepada manusia,
sekiranya perintah itu tidak mengandung kemanfaatan. Sebagaimana
Al-Qur’an dan _A1 Hadis yang menyatakan ketika Allah swt
memerintahkan shalat wajib, sekaligus Allah SWT menerangkan
hikmahnya begitu juga di perintah membaca Al-Qur’an, banyak sekali
hikmah ya ig diperoleh dari membaca Al-Qur’an, salah satunya adalah
membentuk sikap tawadhu’
D. Hipotesis
H ipotesis adalah dugaan yang mungkin benar mungkin juga salah. Dia salah atau palsu dan akan diterima jika fakta-fakta Adapun hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian akan ditolak jika
membenarkannya.
ini adalah ada hubm gan antara intensitas membaca Al-Qur’an dengan sikap tawadhu' kepada
Kabupaten Batang.
orang tua pada siswa SMP Muhammadiyah Tersono
him. 63*
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian
hubungan adalah penelitian yang dilakukan untuk
itara dua variabel atau lebih.1 Dalam penelitian ini penulis penelitian korelatif atau hubungan, karena melalui n dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk nalkar, dan mengontrol suatu fenomena yang terjadi.
al V ariabel
ghindari kesalah pahaman terhadap judul yang penulis :las apabila penulis memberikan gambaran penelitian dan
ing istilah yang terdapat dalam judul. . Intensitas Membaca Al-Qur’an
Intensita
usaha.2 Jadi intensitas membaca Al-Qur’an adalah segenap usaha yang di curahkan baik
membaca Al-Qi r
vaktu, perhatian, kesungguhan, ataupun frekuensi dalam
1 Iqbal Hasan, Anal
him. 8
2 Mas’ud Khasan Axlul Yogyakarta, him. 3
adalah kekuatan tenaga yang dikerahkan untuk suatu
an.
sis Data Penelitian Dengan Statisiik, Bumi Aksara, Jakarta, 2006,
Khobar, Kamus Istilah Pengetahuan Populer, Bintang pelajar,
2. Sikap Taw adhj’ Pada Orang Tua
Tawad
lawadlui’ mcr
manusia.
m ' adalah rendah hati, merendahkan diri, patuh, ta a t/ Sikap
ipakan sikap rendah had, lemah lembut terhadap sesama
Jadi si
Dalam pembicaraan metodologi akan dibahas beberapa komponen meliputi :
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.4 Sedangkan Sutr-isno Hadi mengatakan bahwa “semua individu untuk siapa kenyataan- kenyataan diperoleh dari sampel itu hendaknya digeneralisasikan disebut populasi atau u tiverse/
Dari kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruian individu atau penduduk dalam wilayah penelitian yang nantinya akan di teliti hasil penelitiannya. Populasi penelitian ini mencakup semua siswa SMP Muhammadiyah Tersono.
’ Ibnu Miskawaih jnto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta,
29
2. Sampel
Menurut Suharsimi Arikunto sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang 1i selidiki.6 Sutrisno Madi berpendapat bahwa sebagian dari
populasi diseb it sampel, sampel adalah jum lah penduduk yang jumlahnya
kurang dari jumlah populasi.7
ngertian diatas dapat disimpulkan bahwa sampel adalah
populasi yang merupakan wakil dari keseluruhan subyek
lgenai besar keeilnya sampel tidak ada ketentuan, tetapi Dari pt,
sebagian dari penelitian. Me
perlu diingat bahwa semakin besar sampel yang diambil, maka kesimpulan yang diperoleh semakin baik.
Sebubur gan dengan itu, Suharsimi Arikunto mengatakan bahwa untuk sekedar bagai aneer-ancer, apabila subyeknya kurang dari seratus, lebih baik dian bil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian kan jika subyek besar maka dapat diambil antara 10-15%
X lebih sesuai kemampuan.
nelitian ini penulis menetapkan besarnya sampel kurang ri besarnya populasi. Sedangkan teknik pengumpulan data uiakan adalah dengan minta bantuan kepada pihak sekolah siswa yang layak menjadi subyek penelitian dengan kateori t m baca Al-Qur'an.
Suharsimi Ariki ito Sutrisno Hadi Yogyakarta, 1978, him. 22
h Suharsimi Arikuito, Op. Cil, 120
,()p. Cil, him. 117
I). Subyek Penelitian
Subyek pe
variabel penelitian
lelitian adalah benda, hal atau orang, tempat data untuk
mereka dan yang dipermasalahkan.9 Dalam penelitian ini yang menjadi subjiek penelitian adalah siswa SMP Muhammadiyah Tersono
Kabupaten Batang.
E. T eknik Pengum pulan Data
Untuk mempermudah penyusunan dalam pengumpulan data, maka penulis menggunakm beberapa metode pengumpulan data sebagai b e rik u t:
si
i adalah pengamatan atau pencatatan secara sistematis lena yang diteliti.10 Metode ini digunakan untuk ita-data yang mudah diamati secara langsung tentang fis dan situasi secara umum di SMP Muhammadiyah
2. Metode Angket
Metode angket adalah suatu daftar yang berisikan serangkaian pertanyaan yang harus dijawab oleh orang banyak secara tertulis.11 Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang bersumber dari siswa SMP Muhammadiyah Tersono.
him. 136
Sutrisno Madi,
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta, him. 116
Kai t ini Kartono. 1990, him. 78
Metodologi Research, Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1984,
31
Metode Inter /iew
Interview adalah metode pengumpulan data dengan jalan Tanya
jawab sepiha
tujuan peneli
keadaan sisw
4. Metode Doki
k dan dilakukan secara sistematis dan berlandaskan pada ian.12 Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang i SMP Muhammadiyah Tersono.
mentasi
nentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel catatan, buku-buku, surat kabar, prasasti, notulen rapat dan
ik u ra n
merupakan alat bantu bagi peneliti dalam menggunakan metode pengumpulan data. Dengan demikian terdapat kaitan antara metode
dengan instrum m pengumpulan data. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan ins|trumen pengukuran sebagai berikut :
a. Angket
Angket merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dengan rr aksud agar orang yang diberi tersebut bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna. Angket yang penilit gunakan dalam penelit an ini adalah angket tertutup yang disajikan dalam bentuk sedemikian ripa sehingga responden tinggal memberikan tanda centang (V) pada kolon atau tempat yang sesuai.
' l. Sutrisno Ih 'J . Suharsimi
Pada penelitian ini terdiri dari dua variable yaitu :
1. Variable pertaria : Intensitas membaca Al Qur’an
2. Variable kedua : Sikap tawadhu’ pada orang tua
Kemudian yang menjadi indikator dari masing-masing variable
tersebut adalah sebagai b e rik u t:
1. Variable intensitas membaca Al Q ur’an
a. Keaktifan dalam membaca
b. Frekuensi dalam membaca
c. Kesungguh m atau motivasi dalam membaca
d. Keihklasan
2. Variable sikap awadhu’ pada orang tua
a. Bersikap hc rmat pada orang tua
b. Berlaku so j an santun
c. Taat dan patuh
d. Berbicara lemah lembut
e. Mendo’akan kedua orang tua
f. Minta m bila melakukan salah
33
T ab le Kisi - Kisi
Intensitas M em baca Al Q u r’an
No Hesk rip to r B anyaknya B u tir N om or B utir
1 Keaktifan dalam membaca 3 1 ,2 ,3
2 Frekuensi dalam membaca 2 4 ,7
3 Kesungg i nan atau 3 5, 6, 12
4 motivasi 4 8, 9, 10, 11
Keihklasa n
Jumlah 12 12
T abel Kisi - Kisi
* ikap T a w a d h u ’ P ad a O ra n g T u a
No I) •skriptor B anyaknya B utir N om or B utir
1 Bersikap lormat pada 2 1,2
orang tua
2 Berlaku s<ipan 3 3 ,4 ,5
3 Taat dan ] atuh 3 6 ,7 ,8
4 Berbicara lemah lembut 2 9, 10
5 Mendo’ak m 2 11, 12
6 . Minta ma f bila 2 13, 14
melakuka r salah
7 Menyayaij kedua orang 2 15, 16
tua
G. T ek n ik A nalisa Data
ra yang penulis gunakan dalam mengelola data yang sudah
ik Prosentase
14
2. Analisis statis ik dengan menggunakan rumus-rumus korelasi product
Data ini meny angkut hubungan antara intensitas membaca Al Qur’an dengan sikap tawadhu’ kepada orang tua. Dengan menggunakan rumus :
NXxy -
(S
x)(Zy)
Koefisien korelasi variable x dan variable y perkalian antara x dan y
Variabel Intensitas Membaca Al-Qur'an Variabel Sikap Tawadhu'
Jumlah Sampel yang diselidiki Sigma (jumlah)
Suharsimi Ariku ito, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bina Aksara, Jakarta, 1990,
BAB IV
H A SIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Sejarah berdiri iya SMP Muhammadiyah Tersono Kab. Batang
SMP Muhammadiyah Tersono berdiri pada tanggal 30 Juni 1982 yang ditenggarii oleh Pimpinan Muhammadiyah Daerah Batang Majlis PP
dan K bersama-sama Pimpinan Muhammadiyah Cabang Tersono bagian >MP Muhammadiyah Tersono berdiri dengan NSS : /NDS : C0612202. Sebelum mendapat status akreditas dari PP dan K.
202032506029
Majelis Dikdaimen Kabupaten Batang pada awalnya lokasi tersebut merupakan tem
SMP
lat berdirinya MTs Muhammadiyah.
Muhammadiyah berdiri memisah dengan MTs Muhammadiyal karena mengingat bahwa banyak sekali anak-anak yang tidak tertampun
Sebagai
l oleh MTs Muhammadiyah.
lembaga pendidikan yang bersetatus swasta, SMP Muhammadiyag Tersono sudah memadai sebagai pusat proses pendidikan. Hal ini di liha
i Prestasi, Santun dalam Tingkah laku di Landasi Tatanan
b. Misi
1) Menyelenggarakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif
untuk mengoptimalkan potensi akademik yang dimiliki siswa
2) Mendorong dan membantu siswa untuk mengenali potensi dirinya
agar dapat berkomunikasi dengan baik
3) Menyelenggarakan kegiatan penelitian ilmiah remaja berbagai
bidang
4) Melestarikan dan mengembangkan seni dan budaya bangsa
5) Menyelenggarakan pelatihan dan bimbingan untuk berprestasi di
bidang olahraga
6) Mengembangkan budaya kompetitif siswa dalam upaya
peningkatan keterampilan
7) Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut
dan men* iliki budi pekerti yang luhur
8) Menciptjikan lingkungan sekolah yang tertib, bersih dan indah
3. Letak geografi SMP Muhammadiyah Tersono
Lokasi gedung SMP Muhammadiyah Tersono di bangun di atas
tanah hak milik yayasa dengan luas tanah 660 M2 yang terletak di Desa Rejosari Timur Kecamatan Tersono Kabupaten Batang. Tepatnya Jl. Muhammad R idio no. 3 Rejosari Timur Kecamatan Tersono Kabupaten Batang.
37
karena letaknya
dukung fasilitas
(Proses Belajar Mengajar) yang nyaman di lembaga tersebut.
SMP M
yang telah memenuhi syarat membuat pelaksanaan PBM
jhammadiyah Tersono berkompetisi terutama dalam
-va dengan lembaga-lembaga pendidikan yang lain yaitu
Ts Swasta. Sedangkan kondisi ekonomi daerah Tersono
(agraris) dan buruh, sebagian kecil berprofesi guru serta
rakat Desa Tersono masih tergantung dengan area agraris emenuhi kebutuhan perekonomian. Sehingga perhatian gentingnya sebuah pendidikan bagi anak-anaknya berbeda iang orang kota, kondisi lokasinya adalah industri, untuk menuju ke sekolah bisa di jangkau dengan kendaraan, sedangkan masyarakat Tersono cukup di tempuh dengan jalan kaki.
4. Fasilitas SMP-M jhammadiyah Tersono
ihammadiyah Tersono Kecamatan Tersono Kabupaten fasilitas sebagai b e rik u t:
Denga i demikian SMP Muhammadiyah Tersono merupakan lembaga yang memiliki banyak fasilitas sehingga proses PBM bisa menjadi lebih nyamah.
5. Struktur Organiasi
Dalam melaksanakan tugas agar bisa berjalan dengan baik, maka dibutuhkan komponen yang saling mendukung dan saling bekerja sama dalam pelaksanaan tugas sehari-hari tersusun atas komponen-komponen yang tersusun dalam bentuk struktur organiasi. (TERLAMPIR)
B. Pem bahasan 1. Penyajian data
Adapun jumlah sampel yang diteliti sebanyak 40 siswa kelas IX dan VIII, sedaig bentuk angketnya adalah pilihan ganda dengan 28
pertanyaan. Dari hasil penilaian angket tersebut, dicoba untuk menjajaki sampai sejauh mana intensitas membaca Al-Qur'an dengan sikap tawadhu terhadap orang tua.
Angket yang penulis sebarkan menggunakan empat jenjang alternatif jawaban A, B, C dan D penila;annya sebagai berikut:
a. Apabila sisw b. Apabila sisw
39
A dapui data nama responden dan nilai yang penulis berikan
pertanyaan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
TA B EL I
DAFTAR NAMA RESPONDEN
No Nama Kelas Jenis Kelamin
1 Ismi Oktavia IX P
2 Wiwik R IX P
3 Uma Silvia IX P
4 Inban A IX
5 Durrol M IX
6 Ika Y IX P
7 Dina R IX P
8 na M IX P
9 Sevi S IX P
10 Ahdini IX P
11 j'lur Khofiah IX P
12 Riskiwati IX P
13 lju r u l F IX P
14 Nisa'ut F IX P
15 Ayu A IX P
16 Iidra W IX L
17 Hina R
J
IX P18 Eri Kiswanto IX L
No Nam a Kelas Jenis K elam in
20 I n am J VIII L
21 Ri zal Andianto VIII L
22 Ba gas AR VIII L
23 Ki ki VIII P
24 Y()gan VIII L
25 Alimad Syariful VIII L
26 A if K urn i a wan VIII L
27 T )go VIII L
28 G lang AS VIII L
29 Ls.tifatu K VIII P
30 Sh inta ST VIII P
31 M H anif VIII L
32 Ei !is SA VIII P
33 Eiigi Ayu VIII P
34 R ika Fitriana VIII P
35 T Dodi I I VIII L
36 A imad Yani VIII L
37 N Faizal VIII L
38 Ralna Setia R VIII P
39 Arif Handana VIII L
Intensitas mci n baca A l-Q ur’an pada siswa SM I1 Muhammadiyah Tersono
tahun 2008
TA B EL II
H A SIL JAW A BA N AN G KET
TENTANG IN TEN SITA S M EM BACA A L-Q U R ’AN
No No Item
Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 4 2 1 3 4 4 4 4 4 3 4 4
2 4 2 2 2 3 2 4 4 3 3 3 2
3 4 2 2 3 4 4 4 4 4 3 4 4
4 3 1 2 3 4 4 4 3 3 2 2 4
5 3 1 2 3 4 4 4 3 3 2 2 4
6 4 2 3 4 4 4 4 3 4 4 2 4
7 4 2 2 4 3 3 4 4 4 3 3 4
8 4 2 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3
9 3 2 2 4 3 3 4 3 4 4 4 4
10 4 2 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4
11 3
f-J
3 3 4 3 4 3 3 4 4 4
12 3 > 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4
13 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4
14 3 2 3 4 4 4 3 3 4 4 4
15 4 2 4 3 3 3 4 4 3 3 4
16 4 2 4 3 3 4 4 4 3 3 4
No No Item
Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
18 4 2 2 2 3 2 3 4 4 2 2 3
19 2 2 2 3 2 2 3 3 4 2 2 3
20 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4
21 4 2
__
3 2 3 4 4 4 4 4 4 3
22 4 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3
23 3 2 2 2 3 4 3 4 4 2 2 3
24 4 3 2 4 3 4 4 4 4 4 1 4
25 4 1 2 4 3 4 4 3 3 2 2 4
26 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3
27 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3
28 2 2 3 3 2 3 4 3 4 2 2 3
29 4 2 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3
30 4 2 4 _ A T 4 4 3 3 3 3 3
31 4 2 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4
32 3 2 2 2 4 1 4 4 4 4 4 4
33 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4
34 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4
35 3 1 3 3 3 2 4 3 4 3 2 4
36 4 2 2 4 4 4 4 4 2 3 4 4
37 4 2 2 4 3 4 2 4 4 4 4 4
38 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 1 4
39 3 1 4 4 4 1 4 2 4 2 1 4
43
.
Dengar jawaban di atas, maka nilai atau skor hasil angket variabel Intensitas membaca Al-Qur'an adalah sebagai berikut:
No Jaw aban Nilai
Jum lah Nominasi
Resp A 11 C D 4 3 2 1
1 8 1 1 1 32 6 2 1 41 A
2 3 4
1
5 0 12 12 10 0 34 C
3 8 2 2 0 32 6 4 0 42 A
4 4 4 3 1 16 12 6 1 35 B
5 4 4 3 1 16 12 6 1 35 B
6 8 2 2 0 32 6 4 0 42 A
7 6 4 2 0 24 12 4 0 4 0 ' B
8 7 4 1 0 28 12 2 0 42 A
9 6 4 2 0 24 12 4 0 40 B
10 7 4 1 0 28 12 2 0 42 A
11 5 6 1 0 20 18 2 0 40 B
12 5 6 1 0 20 18 2 0 40 B
13 9 1 1 1 36 3 2 1 42 A
14 6 4 2 0 24 12 4 0 40 B
15 5 5 2 0 20 15 4 0 39 B
16 6 4 -c 0 24 12 4 0 40 B
17 9 1 i 1 36 3 2 1 42 A
No Jaw ab an Nilai
Ju m la h N om inasi
Res p A B C: d 4 3 2 1
19 1 4 'l 0 4 12 14 0 30 C
20 10 o ; 0 40 0 4 0 44 A
21 7 3 0 28 9 4 0 41 A
22 1 7 0 4 21 12 0 37 B
23 3 3 0 12 9 2 0 23 D
24 7 3 l 1 28 9 8 1 46 A
25 5 3 3 1 20 9 6 1 36 B
26 7 5 3 0 28 15 0 0 43 A
27 7 4 0 28 12 2 0 42 A
28 3 3 5 0 12 9 12 0 33 C
29 4 6 2 ' u 1 u 18 4 0 38 B
30 4 6 2 0 16 18 4 0 38 B
31 9 1 1 1 36 3 2 1 42 A
32 7 1
j.
3 1 28 3 6 1 38 B
33 7 5 0 0 28 15 0 0 43 A
34 6 5 1 0 24 15 2 0 41 A
35 3 5 2 2 12 15 4 2 33 C
36 8 1 3 0 32 3 6 0 41 A
37 8 1 3 0 32 3 6 0 41 A
38 9 0 2 1 36 0 4 1 41 A
39 6 1 > 3 24 3 4 3 34 C
40 9 2
°
I
Bcrdasa
diperoleh nilai
interval sebagai
• _ (nilai terti
kan nilai hasil angket intensitas membaca Al-Qur'an
ertinggi 46 dan terendah 23, kemudian ditetapkan menjadi
b e rik u t:
Jadi jeles bahwa pada variabel ini dapat dikategorikan variasi
tinggi, sedang, rm dah, rendah sekali sebagai b erik u t:
Kemudian dicari prosentasi frekuensi intensitas membaca Al- Qur'an. Hal ini menggunakan rumus prosentase sebagai berikut:
F
P = — x
Untuk kate >ori sedang tentang intensitas membaca Al-Qur'an antara
skor 35 - 40 ada 14 responden
>ori rendah tentang intensitas membaca Al-Qur'an antara
• ada 6 responden
;ori rendah sekali tentang intensitas membaca Al-Qur'an
47
Untuk le bih jelas penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi intens tas membaca Al-Qur'an.
TABEL IV
DISTRIBUSI FREKUENSI JAWABAN
INTENSITAS MEMBACA AL-QUR’AN
No Bimbin
'jan O ra n g T u a In te rv a l Frekuensi Prosentase
1 Tinggi 41 - 4 6 19 47,5 %
2 Sedang 3 5 - 4 0 14 3 5 %
3 Rendah 2 9 - 3 4 6 15
%-4 Rendah sekali 2 3 - 2 8 1 2,5%
Ju m la h 40 100
Dari has kategori tinggi
I tersebut bahwa tingkat intensitas membaca Al-Qur'an idalah 47,5% dengan jumlah 9 siswa, tingkat intensitas membaca Al-Qu-'an kategori sedang sebanyak 14 siswa dengan persentase 35 %, tingkat in
dengan jumlah kategori rendah
3. Sikap Tawadhil terhadap orang tua pada si ;wa SMP Muhammadiyah
Tersono tahun 2008
T A B E L V
HASIL JAWAI3AN A N G K ET TEN TA N G SIK A P TAW ADHU
TERHA D A P O RAN G TUA
No. N om or Item
Resp 1 2 3 4 5 r 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 3 3 2 3 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4
2 3 3 4 2 j. /i 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 2 3 2 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
4 4 4 2 2 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4
5 4 4 2 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4
6 4 3 2 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
7 4 2 2 2 1 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
8 3 2 2 2 2 3 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4
9 2 3 2 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
10 3 3 2 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 '4 4
11 3 3 2 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4
12 3 3 2 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4
13 4 4 2 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4
14 4 3 2 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4
15 4 3 2 2 2 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4
16 4 4 1 4 3 1 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4
49
No. N om or Item
Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
18 2 3 4 3 3 4 2 4 4 3 3 4 3 4 3 4
19 4 3 2 3 3 4 4 1 3 3 3 4 4 3 4 4
20 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4
21 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
22 4 3 2 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 '1j 4
23 2 3 2 3 3 3 2 2 3 4 4 4 2 3 2 4
24 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4
25 2 3 2 4 3 3 3 4 3 4 2 2 3 4 3 4
26 4 4 1 4 4 4 4 2 3 1 4 4 2 4 4 4
27 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4
28 1 3 1 4 2 2 2 4 2 3 2 2 4 1 4 4
29 4 3 2 3 3 2 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4
30 4 4 J 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
31 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
32 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
33 4 3 2 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4
34 4 3 2 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4
35 4 3 2 3 3 4 3 2 1 4 2 4 3 4 3 4
36 2 4 1 4 3 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4
37 2 4 1 4 3 4 4 4^ 2 3 4 4 4 4 4 4
38 4 4 2 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4
39 4 3 1 3 1 2 4 4 3 3 1 4 3 3 3 4
Dengan jawaban di atas, maka nilai atau skor hasil angket variabel Intensitas membaca Al-Qur'an adalah sebagai berikut:
TA BEL VI
No Jaw ab an Nilai
Ju m la h N om inasi
Resp A B C D 4 3 2 1
22 8 7 1 0 32 21 2 0 55 B
23 4 6 6 0 16 18 12 0 46 D
24 11 5 0 0 44 15 0 0 59 A
25 5 7 4 0 20 21 8 0 49 C
26 11 1 2 2 44 3 4 2 53 B
27 11 5 0 0 44 15 0 0 59 A
28 5 2 6 3 20 6 12 3 41 D
29 9 5 2 0 36 15 4 0 55 B
30 14 0 0 2 56 0 0 2 58 A
31 12 4 0 0 48 12 0 0 60 A
32 10 6 0 0 40 18 0 0 58 A
33 9 6 1 0 36 18 2 0 56 B
34 9 6 1 0 36 18 2 0 56 B
35 6 6 3 1 24 18 6 1 49 C
36 11 2 2 1 44 6 4 1 55 B
37 11 2 2 1 44 6 4 1 55 B
38 11 4 1 0 44 12 2 0 58 A
39 5 7 1 3 20 21 2 3 46 D
40 8 7
—
1 0 32 21 2 0 55 B
Berdasarcan nilai hasil angket sikap tawadhu diperoleh nilai tertinggi 62 dan terendah 41, kemudian ditetapkan menjadi interval sebagai b erikut:
. _ (nilai tertinggi - nilai terendah) + 1 4
( 6 2 - 4 1 ) + 1
i =
i =
21 + 1
22
i = 5
Jadi jelas bahwa pada variabel ini dapat dikategorikan variasi
tinggi, sedang, r<
a. Untuk kateg
b. Untuk kateg
c. Untuk kateg
:ndah, rendah sekali sebagai berik u t:
>ri tinggi dengan jaw aban A mendapat nilai 58 - 62
>ri sedang dengan jawaban B mendapat nilai 5 2 - 57
iri rendah dengan jawaban C mendapat nilai 4 7 - 5 1
d. Untuk kateg >ri rendah sekali dengan jawaban D mendapat nilai 41 - 46
Kemudian menggunakan ru
P = — x l0 0 £
N
dicari prosentasi frekuensi sikap tawadhu. Hal ini lius prosentase sebagai b erikut:
L
1. Untuk kategori tipgg: ♦~nt»ng sikap tawadhu antara skor 58 - 62 ada 11 responden
P = — xl00°,
N
40 x 100%
53
2. Untuk kategori sedang tentang sikap tawadhu antara skor 52 - 57 ada
22 responden
/> = ^ - x100%
22
= — xl00% 40
= 55%
3. Untuk kategori rendah tentang sikap tawadhu antara skor 4 7 - 5 1 ada 4
responden
/> = _ x 100%
N .
= — xl00% •40
=
10
%4. Untuk katcgo
46 ada 3 resp<
p = — x 1003
N
ri rendah sekali tentang sikap tawadhu antara skor 41
>nden
y i
= — x 100% 40
= 7,5%
Untuk lob h jelas penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi
DISTRIBUSI FREKUENSI JAWABAN
SIKAP TAW ADHU T A B E L VII
No Bimbin »an Orang Tua Interval Frekuensi Prosentase
1 Tinggi 5 8 - 6 2 11 27,5%
2 Sedang 5 2 - 5 7 22 55%
3 Rendah 4 7 - 5 1 4 10%
4 Rendah lekali 41 - 4 6 3 7,5%
Jumlah 40 100
Dari hasil tersebut bahwa tingkat sikap tawadhu kategori tinggi adalah 27,5% dengan jumlah 11 siswa, tingkat sikap tawadhu kategori sedang sebanyak 22 siswa dengan persentase 55 %, tingkat sikap tawadhu dengan kategori rendah 10 % dengan jumlah 4 siswa dan tingkat sikap tawadhu katego*i rendah sekali 7,5% dengan jumlah 3 siswa. Dengan demikian tingkal sikap tawadhu adalah sedang.
4. Hubungan antara intensitas membaca Al-Qur’an dengan sikap tawadhu terhadap orang tua pada siswa SMP Muhammadiyah Tersono tahun 2008