• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PENDIDIKAN DI SEKOLAH SIENG PRAKTHIP WITTHAYA DIPATANI THAILAND SELATAN TAHUN 2006-2007 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "SISTEM PENDIDIKAN DI SEKOLAH SIENG PRAKTHIP WITTHAYA DIPATANI THAILAND SELATAN TAHUN 2006-2007 - Test Repository"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

08TD1011748.01

SISTEM PENDIDIKAN DI SEKOLAH

SIENG PRAKTHIP WITTHAYA DI PATANI THAILAND

SELATAN TAHUN 2006-2007

SKRIPSI

Disusun Guna Memenuhi Kewajiban Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1

Dalam Ilmu Tarbiyah

Disusun Oleh

MR. ARMIN SA-I

NIM: 113 03 055

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAIN)

SALATIGA

(2)

J I^ te d io r^ ( ^ ^ ^ a la tig ^ 0 7 2 ^

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara :

Nama : Mr. Armin Sa-i

NIM .*11103055

Jurusan/Program : Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam Judul : SISTEM PENDIDIKAN DI SEKOLAH

SIENG PRAKTHIP WITTHAYA DI

PATANI THAILAND SELATAN

2006-2007

(3)

'K ita w u ju d ka n cita -cita

Id e n tita s m enentu 6angsa

CMelafui m oralitas d iri sendiri

A k u dengar a£u Cupa

A k u medUat a ku ingat

(4)

Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721

Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail: administrasi@stainsalatiga.ac.id

P E N G E S A H A N

Skripsi Saudara : Mr. Atmin Sa'i dengan Nomor Induk Mahasiswa : 111 03 055

yang beijudul : ’’SISTEM PENDIDIKAN DI SEKOLAH SIENG PRATHIP WITTHAYA DI PATANI THAILAND SELATAN TAHUN 2006-2007’’,

Telah dimunaqasahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari: Rabu, 19 Maret 2008 yang bertepatan dengan tanggal 12 Rabiul Awal 1429 H dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.

19 Maret 2008 M Salatiga,

---12 Rabiul Awal 1429 H

(5)

Skripsi ini penutis persemSahkgn kepada:

t*

A lm am aterku T aku [tas T'arSiyah, Jurusan (Pendidikan Agam a Islam

(S T A IN ) Sekolah tinggi agama Islam N ageri Salatiga, yang seCaCu

menjadi kehahagiaanku.

t4

(Bapa dan I6 u tercinta, yang kasih sayang, perhatian, pengertian,

dan d o ’a, takm ungkin ku SaCas dengan apapun juga.

t4

%akgki Adikzadik& u yang selalu ku sayangi

t4

SahaSat-sahaSatku sepetjuangan khususnya anggota P M IP TTyang

selalu memSeriku m otivasi dan 6im6ingan khususnya dalam Sidang

kcpcndidikgn.

SahaSat-sahaSat seperjuangan, sepermainan, seangkatan,

sekpntrakgn yang selalu m em Santuku daCam SerSagai kesulitan.

(6)

Halaman

F. Sistematika Penelitian... 5

BAB II SISTEM PENDIDIKAN A. Pengertian Sistem Pendidikan... 8

B. Unsur-Unsur Sistem Pendidikan... 14

1. T u ju an ... 15

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian... 23

C. Metode atau TeknikPengupulan Data... 24

D. Teknik Analisi Data... 27

E. Tahap-Tahap Penelitian... 28

(7)

Witthaya... 33

1. Tujuan Sekolah... 34

2. Kurikulum Sekolah... 36

3. Jadwal Pembelajaran... 40

4. Keadaan Guru... 44

5. Sistem Pembelajaran... 45

6. Keadaan Siswa... 46

7. Metode Pendidikan... 47

8. Alat atau Prasarana... 51

9. Pembiayaan Pendidikan... 52

C. Faktor Penghambat dalam Pelaksanaan Pendidikan di Sekolah Sieng Prakthip Witthaya... 53

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 55

B. Saran-Saran... 55

C. Kata Penutup... 56 DAFTAR PERPUSTAKAAN

(8)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.

Berbicara tentang dunia pendidikan, salah satu hal yang penting untuk diperhatikan adalah sistem pendidikan. Bahkan sistem yang baik merupakan penunjang kesuksesan tujuan pendidikan.

Tujuan pendidikan sekolah agama Islam menurut pusat pendidikan swasta Departemen Pendidikan dalam bukunya Islam di Muangthai dinyatakan bahwa, “ Pendidikan di Thailand memilki tujuan untuk memperteguh keimanan kepada Allah SWT.

Patuh dan teguh menjalankan perintah Allah SWT serta menjauhi larangannya, menumbuh akhlak yang luhur, sosial yang baik, memiliki ilmu pengetahuan dan kematangan intelektual, mampu berdikari dalam segala aspek khususnya dalam mencari nafkah untuk kehidupan sehari, keluarga, bersedia menikat tanggung jawab agama, pribadi, masyarakat, negara dan seluruh umat manusia.1”

Di Thailand, umat Islam merupakan masyarakat minoritas di kalangan mayoritas Budha. Hal ini sebagaimana yang dijelaskan oleh Sudirman Tebba

1 Surin Pitsuwan, Islam di Muangthai Nasionalisme Masyarakat Patani. Jakarta :LP3ES, 1989, him. 140

(9)

disebabkan kekurangan data yang up to dale mengenai sensus agama, maka jumlah umat Islam di Thailand masih menjadi perdebatan. Menurut data resmi, saat ini terdapat sekitar 2-3 juta jiwa orang Islam di Thailand. Angka resmi ini sangat merendahkan jumlah yang sebenarnya, meskipun hanya dengan mengukurnya secara spekulatif. Dengan mempertimbangkan berbagai faktor demografis, jumlah orang Islam di Thailand paling tidak dua kali lipat dari jumlah diatas, kira-kira lima juta jiw a/

Sebenarnya institusi pengajian seperti pondok-pondok pesantren di Patani begitu penting, namun ciri keaslian pondok itu sekarang telah banyak diubah demi memenuhi kehendak dan dasar pelajaran kebangsaan kerajaan yang memerintah.2 3 Berdasarkan sistem yang ada, penulis berasumsi bahwa Sekolah Sicng Praklhip Witthaya memiliki fungsi atau peranan dalam mencapai tujuan pendidikan agama Islam.

Hal tersebut di alas tentunya harus dimiliki oleh Sekolah-sekolah pendidikan agama Islam di Patani. Mengingat begitu pentingnya sistem yang baik dalam mengelola sebuah lembaga pendidikan di Patani, untuk mewujudkan tujuan pendidikan, khususnya pendidikan agama Islam. Karena bagaimanapun juga, Patani pernah menjadi pusat perkembangan Islam tertua di Asia Tenggara.4

2 Sudirman Tebba, Perkembangan Mutakhir Hukum Islam di Asia Tenggara, Mizan, Bandung, 1993, him 119

3 Mohd, Zamberi A.Malek, Pattani dalam Tamadun Melayu, Dewan Bahasa dan Pustaka, kuala Lumpur, 1994 him, 98

(10)

Demikian kondisi lembaga pendidikan Patani pada umumnya, khususnya pendidikan di sekolah Sieng Prakthip Witthaya. Adapun sistem kegiatan belajar mengajar di sekolah Sieng Prakthip Witthaya menurut penelitian, banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain, faktor siswa, dukungan masyarakat, keguruan, dan faktor sistem dalam pengajaran. Yang menjadi permasalahan paling signifikan adalah masalah menerapkan sistem. Berdasar adanya hal di atas, maka penulis mengadakan penelitian dengan judul SISTEM PENDIDIKAN DI SEKOLAH SIENG PRAKTHIP WITTHAYA DI

PATANI THAILAND SELATAN TAHUN 2006-2007.

B. Penegasan Istilah.

Untuk memudahkan dan memahami, maka perlu di berikan penegasan dan pembatasan istilah-istilah yang dianggap penting.

Adapun istilah-istilah yang perlu di tegaskan sebagai berikut:

1 Sistem

Perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas.5

2. Pendidikan

(11)

Pendidikan secara Istilah adalah proses pengubahan sikap dan tatalaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan/’

3. Sekolah Sieng Prakthip Witthaya

Sekolah Sieng Prakthip Witthaya adalah sebuah lembaga pendidikan Agama Islam yang formal dan kata Sieng itu berasal dari kata Thailand dengan arti Yayasan dan dengan bahasa Inggris Foundation. Terletak di kawasan mukin 5 T.Namdam A. Nongcik Ch. Patani Thailand Selatan yang berdirinya pada tahun 1954 M. Sebagai sebuah lembaga pendidikan Agama Islam oleh seseorang yang beriman, yang bernama H.Abdul bin Abdul- Wahab mereka bertanggung jawab terhadap pendidikan.

4. Patani

Patani dalam tulisan ini merukan nama provinsi (Chang Wat) dari 76 provinsi yang berada di negara Thailand atau negeri gajah putih.* 7

C. Rumusan Masalah

Melihat dari latar belakang dan batasan masalah di atas,maka ada beberapa masalah yang akan dijawab melalui penelitian ini, yaitu :

" Ih id him. 263.

(12)

1. Bagaimana sistem pendidikan di Sekolah Seing Prakthip Witthaya tahun 2006/2007?

2. Faktor-faktor apa yang menghambat kemajuan pendidikan di Sekolah Sicng Prakthip Witthya?

D. Tujuan Penelitian.

Secara spesifik tujuan penelitian yang ingin dicapai oleh penulis adalah untuk mengetahui :

1. Untuk mengetahui sistem pendidikan di sekolah Sieng Prakthip Witthaya Tahun 2006*2007.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat kemajuan sistem pendidikan di Sekolah Sieng Prakthip Witthaya Tahun 2006-2007.

E. Manfaat Penelitian

Sedangkan yang menjadi kegunaan dalam penelitian adalah :

1, Memberi masukan kepada sekolah terkait agar menghasilkan o u tp u t yang

lebih baik.

2. Memberi solusi terhadap faktor-faktor yang mengahambat kemajuan

pendidikan di sekolah Sieng Prakthip Witthaya.

(13)

Secara keseluruhan penulisan skripsi terdiri dari lima bab yang tersusun sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah B. Penegasan Istilah C. Rumusan Masalah D. l'ujuan Penelitian

E. Manfaat Penelitian P. Sistematika Pembahasan

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengertian Sistem Pendidikan B. Unsur-Unsur Sistem Pendidikan

1. Tujuan 2. Guru 3. Murid 4. Kurikulum 5. Sarana Prasarana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

(14)

BAB IV

BAB V

C. Metode Pengumpulan Data D. Teknik Analisa Data E. Tahap-Tahap Penelitian

HASIL PENELITIAN

A. Sejarah Sekolah Sieng Prakthip Withtaya

B. Sistem Pendidikan di Sekolah Sieng Prakthip Withtaya 1. Tujuan Sekolah

2. Kurikulum Sekolah 3. Jadwal Pembelajaran 4. Keadaan Guru 5. Keadaan Siswa 6. Metode Pembelajaran 7. Alat atau Prasarana 8. Pembiayaan Pendidikan

C. Faktor Penghambat dalam Pelaksanaan Pendidikan di Sekolah Sieng Prakthip Withtaya.

PENUTUP

(15)

BAB II

SISTEM PENDIDIKAN

A Pengertian Sistem Pendidikan

I. Pergertian Sistem

Istilah sistem berasal dari bahasa Yunani “systema" yang berarti himpunan bagian.atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan.1 Sistem dapat diartikan suatu kesatuan unsur- unsur yang saling berinteraksi secara fungsional yang memproses masukan menjadi keluaran.2

System is defined in the dictionary as an assemblage o f objects

united by some form o f regular interaction o f interadependence, an organis or

organized whole, as solar system, or a new telegraph system.3 Dalam kutipan tersebut sistem dapat diartikan sebagai suatu himpunan dari obyek-obyek yang disatukan oleh beberapa bentuk interaksi yang teratur atau saling bergantung. Suatu kesatuan menjadi keseluruhan sebagai sistem yang tersendiri. Nanang Fatah mengemukakan bahwa, sistem mengandung elemen-elemen yang saling berkaitan, merupakan suatu kesatuan.4

Sistem dalam definisi tradisional adalah seperangkat komponen- komponen atau unsur-unsur yang saling berhubungan untuk mencapai suatu tujuan.5 Sistem adalah suatu kumpulan bagian-bagian yang bekerja sendiri- sendiri (independen) atau berkerja bersama untuk mencapai hasil atau tujuan

1 Tatang Amirin, Pokok-pokok Teori Sistem, Jakarta: Rajawali, 1997, him. 1

2 Mudhafilr, Teknologi Intruksional, Bandung: Rosda, 1996, him. 20 Banathy, Instructional System, California :Fcarom Publishers. 1987, him. I 4 Zahara Idris, Pengantar Pendidikan I, Jakarta: Grasindo, 1992, him. 37

'Ibid, him. 37

(16)

yang diinginkan berdasarkan kebutuhan.6 Zahrah mengemukan bahwa, sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri atas komponen-koponen atau elemen- elemen atau unsur sebagai sumber-sumber yang mempunyai hubungan fungsional yang teratur tidak sekedar acak, yang saling membutuhkan untuk mencapai suatu hasil.7

Menurut Ahmad pengertian sistem,yaitu :

a. Sistem adalah sebagai suatu kesatuan yang terorganisasir, terdiri atas sejumlah komponen yang saling berhubungan dalam rangka mencapai tujuan yang hendak dicapai

b. Sistem adalah sekelompak objek/bagian/komponen yang independen dan berhubungan satu sama lain

c. Sistem adalah seperangkat bagian yang telah dikordinasikan untuk mencapai seperangkat bagian yang telah dikordinasikan untuk mencapai seperangkat tujuan-tujuan.8

Di dalam istilah sistem mengandung hal-hal berkut: (a) adanya suatu kesatuan yang utuh (b) adanya bagian-bagian yang membentuk kesatuan yang utuh, (c) adanya hubungan keterkaitan antara bagian-bagian satu dengan yang lain maupun antara bagian dengan keseluruhan, (d) adanya gerak atau dinamika dan (e) adanya arah serta produk dari sistem tersebut.9

Menurut Departemen Pendidikan Kebudayaan setiap sistem mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1. Tujuan

2. Fungsi-fungsi yang diperlukan untuk mencapai tujuan

(17)

3. Komponen saling berinteraksi/saling berhubungan 4. Penggabungan yang menimbulkan jalinan panduan 5. Proses tranfomasi

6. Umpan balik untuk koreksi

7. Daerah batasan dan lingkungan.10 11

Mengemukakan karakteristik umum sistem yaitu : cenderung ke arah entropi, hadir dalam ruang dan waktu, mempunyai batas-batas, mempunyai lingkungan, mempunyai variabel dan parameter, mempunyai sub sistem dan mempunyai suprasistem." Mengutip Rasadi, sebuah sistem setidaknya mengandung beberapa prinsip, diantaranya keterintegrasian, keteraturan, keutuhan, keleroganisasian, keterlctakan dan keterhubungan antara komponen lainnya.

Dari beberapa definesi di atas dapat diambil pengertian bahwa dalam suatu sistem terdapat unsur-unsur yang dapat dikenali. Unsur-unsur itu saling berkaitan dan teratur, mekanismenya saling berhubungan dalam satu kesatuan organisasi dalam mencapai suatu tujuan.

2. Pengertian Pendidikan

Pendidikan berasal dari kata didik, kata ini mendapakan awal me,

sehingga mendidik, artinya memelihara dan memberi latihan.12 Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, pendidikan berasal dari kata didik dan diberi awalan

me, menjadi mendidik, yaitu kata kerja yang artinya memelihara dan memberikan latihan (ajaran). Pendidikan sebagai kata benda berarti proses

10 Zahara Idris, up.cil., him. 38-39

11 Reja Mudyahara, Pengatar Pendidikan: Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-dasar Pendidikan pada Umum dan Pendidikan Di Indonesia. Jakarta : Grasindo Persada,, hlm.41 -42.

(18)

perubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.13

Pendidikan adalah pengalaman yang memberikan pergertian, pandangan “insight”, dan penyesuaian bagi seseorang yang menyebabkan dia berkembang.14 Dalam “Dictionary o f Education” dinyatakan pendidikan adalah proses seseorang mengembangkan kemampuan, sikap dan tingkah laku lainnya di dalam masyarakat dimana mereka hidup, proses sosial yang terjadi pada orang dihadapkan kepada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya yang datang dari sekolah), sehingga mereka dapat memperoleh perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimal.15

Pendidikan adalah usaha orang dewasa dalam mengemukakan jasmani dan rohani anak menuju kedewasaan. Mengemukakan pergertian pendidikan secara luas untuk mengembangkan pribadi yaitu mencakup pendidikan oleh diri sendiri, pendidikan oleh lingkungan dan pendidikan oleh orang lain (guru). Sedangkan seluruh aspek mencakup jasmani, akal dan hati.16

Dalam khazanah pendidikan Islam terdapat istilah yang menunjuk langsung pada pengetahuan pendidikan dan pengajaran yaitu tarbiyah, ta’dib dan ta’lim. Istilah tarbiyah diidentikan dengan bentuk madh\-x\ya rabbayam

dalam Surat al-fsra’ a y a t: 24 dan bentuk mudhori-nya murabi dalam Surat al- Syu’ara ay at: 18

13 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 2001

M Crow and Crow Sudaran Bebas, Pengatar Ilmu Pendidikan Edisi III, Yogya Rake Sarasin P.0 Box

83.1990, him 3 .

(19)

U***

<j)A ^

y » j J i j

Artinya : dan ucapkanlah "Wahai Tuhanku” kasihanilah mereka keduanya

(sebagaimana kasihnya mereka) berdua telah mendidik aku waktu kecil.17 *

Artinya : Fir'aun menjawab “bukankah kami telah mengasuhmu di antara

(keluarga ) kami, waktu kanak-kanak dan kamu tinggal (diantara) kami

1 fi

beberapa tahun dari umurmu

Tarbiyah mengandung arti mengasuh, membuat, membesarkan dan menjinakkan. Hanya saja kontek kalimat Surat al-Syu’ara ayat 18 hanya menyangkut aspek jasmani saja.19

Selanjutnya istilah t a ’lim barasal dari kata alam yang barati proses tranmisi ilmu pengetahuan pada jiw a individu tanpa adanya batasan dan ketentuan.20 Hal tersebut didasarkan pada firman Allah dalam Surat al- Baqarah ayat 31 yang berbunyi:

Artinya : dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama benda- benda

seluruhny, kemudian mengemukakan kepada Malaikat lalu: "sebutkanlah

kepada-ku nama- nama itu, jik a kamu memang benar ” 21

17 AI-Qur’an dan Terjemahnya, Djuz I \-D juz 20 Departemen Agama Pepublik Indonesia Surat Al-Baqara’Ayat. 24

IK ib id . Ayat. 18

19 Muhamin, Pemikiran Pendidikan Islam. Bandung: PT. Triganda Karya, 1993, him. 128. 20 Ahmad Supardi, Ilmu pendidikan Islam . Islam. Bandung : IAIN SG D 2000, hlm.23.

21 AL- Qur’an dan Terjemahnya, Djuz \-Djuz 10 Departemen Agama Pepublik Indonesia Surat Al-Baqara’Ayat. 3 1

(20)

Makna la'l ini iiu sebagai proses pengajaran tanpa adanya pengenalan secara mendasar. Dalam pandangannya apabila term taTim disamakan dengan term lerbiyah, maka ta’lim mempunyai makna pengenalan tempat segala suatu, sehingga universal dari pada trem larbiyah, sebab tarhiyah tidak cukup segala ilmu pengenalan dan mengacu pada kondisi eksternal semata.

Begitu juga istilah ta ’dib mengandung pengertian berupa proses pengenalan dan pengakuan secara beransur yang ditanamkan kepada manusia, tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan pencipta. Sehingga membimbing dan mengarahkan kepada perlakuan dan pengenalan kekuasaan tuhan di dalam tatanan wujud dan keberadaannya.22 *

Para ahli berbeda pula dalam mendefinisikan arti pendidikan Islam. A.Tafsir mengartikan pendidikan sebagai bimbingan seseorang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam. Sedangkan menurut Marimba pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum- hukum agama Islam kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran Islam24 *

Nanang Fatah mengemukakan beberapa ciri pendidikan, antara lain yaitu pendidikan mengandung tujuan, yaitu kemampuan untuk berkembang sehingga bermanfaat untuk kepentingan hidup. Untuk mencapai tujuan itu, pendidikan melakukan usaha yang terencana dalam memilih isi (materi) strategis, dan teknik penilaian yang sesuai. Kegiatan pendidikan dilakukan dilingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

22 Al-attas, 1998, hlm.60

-J Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Prespekiif Islam 199;, him 32 24 Marimba, 1994, him. 23

2' Nanang Fatah, op.cit., him. 5

(21)

Dari beberapa pengertian diatas, jika di telaah lebih jauh, pada dasarnya sama bahwa pendidikan merupakan usaha meningkatkan kualitas manusia dalam segala aspeknya. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial ia dapat melakukan interaksi, baik interaksi dengan alam, interaksi sesamanya maupun interaksi dengan Tuhan. Salah satu bentuk interaksi yang dilakukan manusia adalah pendidikan.

Proses pendidikan dengan melibatkan berbagai unsur dan selalu terkait dengan fenomena sosial lain. Oleh karena itu pendidikan dapat pula dipahami dari pendekatan sistemik, bahwa pendidikan merupakan salah satu bentuk sistem sosial.26

Menurut M. Arilin pendidikan Islam adalah sistem pendidikan yang dapat memberikan kemampuan seseorang untuk memimpin kehidupannya sesuai dengan ciri-ciri Islam, karena nilai Islam telah menjiwai dan mewarnai corak kepribadiannya.27

Pendidikan pada hakikatnya adalah sebuah proses atau usaha untuk mencapai suatu tujuan, oleh karena itu pendidikan di pandang sebagai proses melalui sistem yang terdiri sub-sub sistem/komponen yang saling berhubungan tujuannya.

B. Unsur-unsul* Sistem Pendidikan.

I. Tujuan

• Tujuan yaitu sasaran yang akan dicapai oleh seseorang atau kelompok dalam melakukan sesuatu.

Menurut Purwanto, tujuan pendidikan terdiri d ari:

(22)

a. Tujuan umum juga disebut tujuan sempurna , tujuan bulat atau tujuan akhir. Tujuan umum adalah. Tujuan umum adalah tujuan yang telah di tetapkan oleh pendidikan adan selalu di hubungkan dengan kenyataan- kenyataan yang terdapat pada pcrserta didik.

b. Tujuan-tujuan tak sempurna atau tidak lengkap, tujuan itu adalah tujuan-tujuan mengenai segi-segi keperibadian manusia tertentu yang akan dicapai dengan pendidikan itu, yaitu segi-segi yang berhubungan dengan nilai-nilai hidup tertentu.

c. Tujuan sementara, tujuan ini merupakan tempat-tempat perhatian sementara pada jalan menuju ketujuan umum.

d. Tujuan perantara, tujuan ini bergantung pada tujuan-tujuan sementara. e. I'ujuan insidental, tujuan ini hanya kejadian-kejadian yang merupakan

saat-saat yang terlepas pada jalan yang menuju kepada tujuan umum. Sedangkan menurut A.Supardi tujuan pendidikan dapat diklasifikasikan menjadi empat, yaitu :

1) Tujuan umum adalah sesuatu yang akan dicapai dari semua kegiatan pendidikan. Tujuan ini meliputi seluruh aspek kemanusiaan seperti sikap, tingkah laku, penampilan pandangan dan kebiasaan. Tujuan umum berbeda pada tingkat umur, kecerdasan, situasi dan kondisi dengan kerangka yang sama.

2) Tujuan akhir pendidikan pada dasarnya adalah berlangsung seumur hidup, maka tujuan akhir terdapat pada menusia di dunia.

(23)

4) Tujuan operasional, tujuan ini adalah tujuan praktis yang akan dicapai dengan sejumlah kegiatan pendidikan, bahan-bahan yang sudah dipersiapkan untuk mencapai tujuan tertentu.28 *

2. Guru/pendidik

Pendidik adalah orang yang memiliki tanggung jawab untuk membimbing.*; Pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada peserta didik dalam perkembangan jasmasi dan rohaninya agar mencapai kedewasaan, mampu melaksanakan tugasnya sebagai mahkluk Allah, khalifah di muka bumi sebagai mahkluk sosial, sebagai mahkluk individu yang sanggup berdiri sendiri.30

Istilah yang lazim dipergunakan untuk pendidik adalah guru. Pendidik dan guru memiliki persamaan arti. Perbedaannya hanyalah pada pengunaan istilah, guru digunakan di lingkungan pendidikan formal. Sedangkan pendidik dipakai di lingkungan formal, informal dan nonformal.31

Pada dasarnya pendidik yang pertama adalah orang tua, karena dua hal, pertama karena kodrat, yaitu orang tua dari anaknya, dan oleh karena itu ditakdirkan pula bertanggung jawab mendidik anaknya. Kedua, karena kepentingan kedua orang tua yaitu orang yang berkepentingan terhadap kemajuan perkembangan anaknya.32 Karena keterbatasan kemampuan waktu dan sebagainya, orang tua mengalihkan sebagian tanggung jawab kepada orang lain yang memiliki kemampuan dalam mendidik anaknya, berfungsi sebagai pendidik.

28 Ngalim Purwanto, op.cit., hlm.20

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam , Bandung : Kalam Mulia 2002, him. 19.

30 Nur Ubiyati, Ilmu Pendidikan Islam (IPI) 2. Bandung : Cv Pustaka Setia, 1997, him. 71

31 Ibid, him 71. . v.i it.

(24)

Pendidikan dibedakan menjadi dua kategori, yaitu pendidikan menurut kodrat, yaitu orang tua dan pendidikan menurut jabatan. Orang tua sebagai pendidik menurut kodrat adalah pendidik utama dan pertama, karena secara kodrat manusia dilahirkan oleh ibunya oleh ibunya dalam keadaan tidak berdaya. Dan guru sebagai pendidik menurut jabatan adalah menerima tanggung jawab dari tiga pihak yaitu orang tua, masyarakat dan negara.33

Ada tiga hal yang harus dikuasai oleh seorang guru atau pendidik.

Pertama, harus mengenal bidang keilmuan, pengetahuan dan keterampilan yang akan diajarkan kepada peserta didik. Kedua, harus memiliki kemampuan menyampaikan pengetahuan yang dimilikinya secara efektif dan efisien. Dan

ketiga, harus memiliki kepribadian dan budi perkerti yang dapat mendorung para siswa untuk mengamalkan ilmu yang akan diajarkan agar para guru dapat menjadi panutan.34

"Crow and Crow" yang dikutip oleh Abudin Nata seorang pendidik harus memiliki sepuluh ciri sebagai barikut:

a Memiliki perhatian dan kesenangan pada subjek didik

b Memiliki kecakapan dalam merangsang subjek didik untuk belajar dan mendorung untuk berpikir

c Berpenampilan simpatik

d Bersikap jujur dan adil terhadap para siswa

e Dapat menyesuaikan diri dan memperhatikan orang lain f Menampakan kegembiraan dan antusiasme

g Luas perhatian h Adil dalam bertindak

33 Fund Insan, Dasar-dasar Kependidikan, Jakarta : Rineka Cipta 1995, hlm.8.

(25)

i Dapat menguasai diri dan

j. Menguasai ilmu yang diajarkannya 3. Murid/Peserta Didik

Anak didik merupakan “Raw Material’' fbahan materi) di dalam proses trasformasi pendidikan.35 Sedangkan Redja Mudyahardjo mendefinisikan peserta didik adalah semua anak, remaja dan orang dewasa yang terlihat dalam proses tranformasi edukatif yang berusaha belajar yang biasa disebut perserta didik.36 37

Menurut Ramayulis ada empat hal yang harus diperhatikan mengenai peserta didik, yaitu potensi didik, kebutuhan peserta didik, sifat-sifat peserta didik dan potensi peserta didik yang akan dikembangkan.

Manusia sebagai khalifah di muka bumi tidak mungkin melaksanakan tugasnya sebagai khalifah kecuali dibekali potensi yang memungkinkan dirinya mengemban tugas tersebut. . Potensi tersebut menurut Quraish Sliihab yang dikutip Ramayulis bahwasannya untuk mensukseskan tugas-tugasnya selaku khalifah dimuka bumi, Allah melengkapi dengan potensi-potensi tertentu antara lain: kemampuan mengetahui sifat-sifat, fungsi dan kegunaan segala macam benda, ditundukannya bumi, langit dan segala isinya oleh Allah kepada manusia, potensi akal dan pdnca indra dan kekuatan positif untuk merubah kehidupan.38

Al-Qussy membagi kebutuhan manusia ke dalam dua kebutuhan pokok yaitu: kebutuhan primer, yaitu kebutuhan jasmani dan kebutuhan

35 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Kalam Mulia 2002 him. 101

* Redja Mudhaharja, Pengotor Pendidikan Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-Dasar Pendidikan Pada Umumnya dan pendidikan Di Indonesia Jakarta : Raja Grasindo Persada 2002. him .101 37 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Kalam Mulia 2002, him. 101.

(26)

sekunder yaitu enam macam yaitu ; kasih sayang, rasa aman, rasa harga diri, rasa bebas dan sukses serta bimbingan atau pengendalian diri manusia39

Dalam memenuhi kebutuhan peserta didik ada beberapa asumsi mendasar yang harus dipahami, yaitu, anak didik bukanlah miniatur orang dewasa yang mempunyai dunia sendiri sehingga tidak boleh disamakan dengan orang dewasa. Anak didik mengikuti periode-periode perkembangan tertentu, mempunyai pola perkembangan serta tempo dan irama sendiri, implikasinya dalam proses pendidikan dapat disesuaikan dengan pola, tempo irama serta perkembangan anak didik.

Dimensi peserta didik yang harus dikembangkan melalui pendidikan menurut Zakiyah Darajat yang dikutip Ramayalis membagi manusia ke dalam beberapa dimensi pokok, yaitu dimensi fisik, akal, agama, akhlak, kejiwaan, rasa keindahan dan sosial keagamaan. Semua dimensi tersebut harus ditumbuh kembangkan melalui pendidikan Islam.40

4. Kurikulum

Secara etimologis, kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu “Curir” yang artinya pelari dan “Curere ” yang berarti tempat berpacu. Jadi istilah kurikulum berasal dari dunia olah raga yang mengandung pengertian suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis star sampai garis finis41 42 Sedangkan dalam bahasa arab kata kurikulum diungkapkan dengan kata Manhaj atau Minhaj yang berarti jalan yang terang yang dilalui manusia

• 42

dalam berbagai bidang kehidupan.

,9 Ibid.,him 104-105.

40 107 , t I

41 Langulung, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisis Psikologi dan Pendidikan Jakarta Al-I lusna 1986, hlm:176.

(27)

Kurikulum dalam pengertian luas, merupakan pengalaman-pengalaman terorganisasi yang dipelajari peserta didik dibawah bimbingan sekolah. Dalam arti yang lebih sempit, merupakan serangkaian pelajaran yang dikuasai agar memperoleh sertifikasi dalam suatu tingkatan.43

Ahmad Tafsir mengemukakan bahwa kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang ditawarkan oleh lembaga pendidikan atau jurusan yang harus ditempuh atau dipelajari oleh peserta didik 44

Zakiyah Darajat berpandangan bahwa kurikulum adalah suatu program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai jumlah tujuan pendidikan tertentu 45 Sedangkan kurikulum dalam pendidikan Islam sebagaimana yang terdapat dalam kamus Al-tarbiyah adalah seperangkat perencanaan dan media yang dijadikan acuan oleh lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan-tujuan.46

Salah satu kemampuan oprasional sebagai suatu sistem adalah materi. Materi pendidikan adalah semua bahan pelajaran yang disampaikan kepada peserta didik dalam suatu sistem institusional pendidikan. Materi pendidikan ini dikenal dengan istilah kurikulum, kurikulum disusun sistematis untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

Kurikulum merupakan salah satu dari komponen pokok pendidikan, dan kurikulum sendiri juga merupakan sistem yang mempunyai komponen- komponen tertentu. Para pemikir pendidikan berbeda pendapat dalam menentukan jumlah komponen-komponen, meskipun pada dasarnya pemahaman dan pengertiannya hampir sama. Subandijah mengemukakan

41 Rcja Madyaharja, Pengatur Pendidikan Sehuah Studi Awal Tentang Dasar-Dasar Pendidikan Pada Umumnya dan pendidikan Di indonesia Jakarta : Raja Grasindo Persada 2002, him. 68.

44 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Prespektif Islam, Jakata RT Remaja Karja, 1996 hlm.53 45 Zakiyah Darajat, 1996.hlm.123

(28)

komponen-komponen kurikulum yang dikutip oleh Abdullah Idi, yaitu “tujuan isi atau materi, organisasi atau strategi, media, dan komponen proses belajar mengajar” sedangkan komponen-komponen kurikulum menurut Ahmad Tafsir yaitu “tujuan, isi, metode atau proses belajar mengajar dan evaluasi”.

5. Alat / Sarana dan prasarana

Sarana pendidikan merupakan segala alat pendidikan berupa benda atau barang dan informasi yang berfungsi membantu meningkatkan efisiensi dan efektifitas tranformasi.47

Prasarana pendidikan adalah segala yang merupakan penunjang terselenggarannya proses transformasi sistem berfungsi sebagai penunjang

A Q

kelancaran oprasi-oprasi yang berlangsung dalam transformasi. Istilah sarana prasarana bisa juga disebut dengan peralatan atau fasilitas pendidikan yang meliputi hard ware soft ware (perangkap lunak dan keras). Dalam pengertian luas, peralatan pendidikan adalah semua yang dibutuhkan guru dalam proses pendidikan.4<;

Peralatan pendidikan adalah tindakan, perbuatan, situasi atau benda yang sengaja diadakan untuk membantu tercapainya tujuan pendidikan. Dari pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa sarana prasarana pendidikan adalah segala sesuatu yang berupa benda (perangkat keras) dan non benda (perangkat lunat) yang secara langsung serta sengaja disediakan untuk mencapai tujuan pendidikan.

47 Redja Mudyaharja. Pendidikan Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-Dasar Pendidikan Pada Umumnya dan pendidikan Di Indonesia Jakarta :Raja CJrasindo Persada 2001, hlm.68. 48 /6//,him.66

(29)

METODELOGI PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian adalah Sekolah Sieng Prakthip Witthaya.

Sekolah ini terletak di jalan petkasin Km.10-11 NO. 119/1 M 7 Desa Bhothong A Nungcik Ch. Patani 94170. Perbatasan antara propinsi Patani dengan Propinsi Yala.Berjarak 1 kilometer dari Stasiun kerata api, dan jalur lalulintasnya sangat strategis yang di lalui berbagai transportasi seperti jalur Nungcik khopo, Nungcik Patani, Nungcik Yala dan Patani Nungcik.

B. Pendekatan dan jenis Penelitian

Pendekatan penelitian yang di gunakan oleh penulis adalah pendekatan kualitatif.Penelitian kualitatif menurut Kirk dan Miller adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan terhadap sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan terhadap munusia dan kewasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam dalam bahasannya dan dalam

peristilahannya.1 2

Bogdan dan Taylor mendefinisikan metodelogi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriplil berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diam ati.

1 Lex i J.Molong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, B andung: 2003, hlm..3 2 Ibid

(30)

Penelitian kualitatif hasilnya bersifat obyektif, berlaku sesaat dan setempat. Kamudian pada umumnya dilakukan pada penelitian sosial. Sedang kata yang di kumpulkan dinyatakan dalam bentuk nilai yang relatif.3

Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian pada taraf deskriptif merupakan penelitian yang di maksudkan untuk mengupulkan informasi mengenai status adanya pada saat penelitian itu di lakukan.4

Penelitian deskriptif ini melakakan analisa hanya sampai pada taraf deskripsi. Yaitu menganalisa dan menyajikan fakta secara sistematis, sehingga dapat lebih mudah untuk dipahami dan di simpulkan.

C. Metode/Teknik Pengupulan Data. 1. Observasi

Observasi dilakukan pengamatan langsung kelokasi penelian, dilakukan untuk mengetahui kondisi objektif secara konkrit, dan Dilakukan secara menyeluruh untuk mengetahui objektif secara konkrit cara di amati, menyelidiki gajala-gajala yang dipandang sebagai pengamanan dengan diri sendiri.5

Observasi dilakukan oleh penulis adalah pengamatan langsung kelokasi penelitian, untuk mengetahui kondisi objektif, dalam penelitian

1 Sudarumidi, Metodologi Penelitian : Petunjuk Praktis untuk Peneliti Pemula, Gajah Muda University Pess, Yogyakarta : 2004, hlm.l 13

4 Surharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, Rineka Cipta , Jakarta : 2005, him. 234.

(31)

ini di sekolah sing prakthip witthaya menyoroti hambatan-hambatan

yang ada dalam Sekolah Sieng Prakthip Witthaya, mengenai keberadaan, sarana, program pendidikan menajemen pendidikan, serta aktivitas yang ada dalam Sekolah Sieng Prakthip Witthaya. Dan berikut dengan faktor yang ada dalam Sistem Pendidikan di Sekolah Sieng Prakthip Witthaya. Observasi ini di lakukan untuk mengupul data dan untuk mendapat hasil yang valid.

2. Interview

Wawancara atau interview adalah salah satu metode

pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, yaitu suatu kegiatan dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan mengukapkan pertanyaan pada para responden. Wawancara berarti berhadapan langsung antara interwiewer(s) dengan responden, dan kegiatan dilakukan secara lisan.6

Wawancara yang dilakukan oleh penulis terhadap pengurus Sekolah Sieng Prakthip Withaya di lokasi mengenai sejarah pertumbuhan, dan kegiatan belajar mengaja.

a) Sumber Data

Penulisan ini merupakan penelitian lapangan. Penulis menentukan objek penelitian di Thailand, karena penulis sendiri

(32)

peristiwa yang konkrit itu ditarik general i saai-generalisasi yang umum.7

deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan masing-masing penelitian, yaitu

7 Prof. Drs Sutrisno Hadi, M.A., MelodelogiResearch Jilit I, Andi Offset, Y ogyakarta, 1999. him. 42 8 Ib id , him. 32

25

berasal dari negara Thailand. Selain itu, pendidikan Islam yang sedang berlangsung di Thailand Selatan mempunyai kemiripan

dengan pendidikan-pendidikan yang diajarkan di Indonesia. Antara lain, yaitu

(1) . Ada sekolah agama Islam yang tetap melaksanakan pendidikanagama saja tanpa pendidikan umum,

(2) . Ada sekolah agama Islam yang melaksanakan pendidikan agama dan umum {Saman), merupakan sekolah agama Islam yang melaksanakan sistem pendidikan sama dengan sekolah-sekolah

yang ada di Indonesia, yang diterapakan pemererintah pada Sekolah Sieng Prakthip Witthaya.

Dengan demikian dari berbagai bentuk pendidikan berlangsung, maka dalam penelitian ini, peYiulis ingin meneliti pada Sekolah agama Islam yang menjalankan sistem pendidikah yaitu di Sekolah Sieng Prakthip

Witthaya sebagai lokasi penelitian.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah telah sistematis atas catatan-catatan atau dokumem sebagai sumbur data. Meskipun dokumen biasanya berisi kalimat terlulis atau cetak, tapi sebenarnya dokumen tidak terbatas. Dapat berupa gambar,

grafik, lukisan kartu dan sebagainya.

(33)

sekolah Agama Swasta.

Pada tahun 1957 M. Tuan guru H. Abdul-Wahab memrintah kepada Tuan H. Wae-Uma H. Awae untuk mengurus izin dari pemerintah.

Pada tahun 1956 M. Tuan guru H. Abdul-Wahab mendapat izin dari pemerintah yaitu Departemen Pendidikan (kraksuang seksatikan) secara resmi, dan langsung mendapat bantuan dari Departemen Pendidikan Daerah tingkat II Yala. Dan disahkan bahwa Sekolah Sieng Prakthip Witthaya adalah sekolah swasta Agama. Sekolah pertama di propinsi Patani yang dalam kurikulumnya ada pelajaran Agama Islam. Sekolah Sieng Prakthip Witthaya ini diakui oleh penduduk propinsi

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4

Setelah penulis mengadakan penelitian dengan mengumpukan data-data yang ada di Sekolah Sieng Prakthip Witthaya. Maka, dapat ditarik analisis dari data-data tersebut, meskipun hanya bersifat umum. Adapun yang menurut penulis penting untuk dianalisis adalah sebagai berikut:

A. Sejarah Sekolah Sieng Prakthip Witthaya

Sekolah Sieng Prakthip Witthaya adalah lembaga pendidikan pertama dengan model pesantren dengan nama Pondok Pesantren Sieng Prakthip Witthaya. Dirikan oleh Tuan Guru H Abdul Wahab, pada tahun 1498 B./1955 M. Terletak di Patani Thailand Selatan. Dengan luas 17.5 hekter, luas wilayah masyarakat 20.5 hekter, dan mempunyai 140 kepala keluarga.

Adapun periodesasi kepemimpinan di Sekolah Sieng Prakthip Witthaya adalah:

1* Masa Kepemimpinan Tuan Guru H. Abdul-Aziz Bin Adui-Wahab (2496- 2513 B/1980 MT

Sekolah Sieng Prakthip Witthaya merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam bertujuan mencetak, agar alumnus Sekolah Sieng Prakthip Witthaya, mendapat kebahagia dunia dan akhirat. Sekolah Sieng Prakthip Witthaya berdiri pada akhir periode yaitu sesudah Islam di Patani masuk dan berkembang. Ketika Patani itu

(34)

Pulani dan propinsi sekitar. Setiap tahun terus melakukan pembangunan gedung kerena jumlah murid bertambah dan kegiatan belajar mengajar terhadap ilmu agama Islam juga ikut berubah sesuai kurikulum yang berlaku di sekolah-sekolah sebagaimana ditentukan oleh pihak Departemen Pendidikan. Untuk ilmu umum diajarkan pada tahap awal dengan menggunakan kurikulum mengajar orang tua di tingkat dasar. Juga mendapat bantuan tenaga pengajar dari Departemen pendidikan. Khusus sebagai bagian dari ilmu umum dan juga mengadakan kursus, seperti : Modist, ilmu desain seperti pembuatan mebel ( buat kursi, meja ) dan memasak. Kursus ini diharapkan dapat memberikan keterampilan kepada murid dengan melatih

hidup mandiri.

2. Masa kepemimpinan Tuan Guru H. Adullah-Wahab.

Beliau memberikan kekuasaan sepenuhnya kepada puteranya Tuan H. Abdullah- Wahab sekaligus pemilik dan pemimpin sekolah. Setelah Tuan H. Abdullah-Wahab menerima jabatan sebagai pemimpin, beliau langsung menerapkan kurikulum pendidikan ilmu agama dan ilmu umum (saman ).

Pada tahun 1984 terjadi persetujuan antara Dewan Sieng Prakthip Witthaya (

Staf Pengurus ) dan pimpinan sekolah untuk nama menjadi sekolah sieng Prakthip

Witthaya

(35)

saman ) dapat dilaksanakan oleh pihak sekolah. Kurikulum yang di jalankan oleh

sekolah Sieng Prakthip Witthaya itu adalah kurikulum pembelajaran yang dalam bahasa Thailand dinamakan “Buranakam” yaitu di bagi menjadi dua yaitu :

1. Kurikulum Pendidikan Islam tingkat Mattayom Thon Thun tahun 2535 B /1986 M, atau setingkat SMP.

2. Kurikulum Pendidikan Islam tingkat Mattyom Thon Pelai tahun 2535 B/1986 M, atau setingkat SMU sampai sekarang sekolah Sieng Prakthip Witthaya masih tetap baijalan dengan kurikulum Buranakanm

Pada masa kepemimpinan Tuan H. Abdullah-Wahab banyak teijadi perubahan- perubahan. Mutu sekolah makin meningkat karena manajemen semakin teratur, dengan semakin berkembang dan meningkatnya mutu pendidikan, karena manajemen semakin teratur. Sebagai pemimpin tertinggi, beliau sebatas bertanggung jaw ab pada bidang keuangan, kependidikan penbangunan sekolah dan kesiswaan.

B. Sistem Pendidikan di Sekolah Sieng Prakthip Witthaya

Setiap institusi pendidikan harus mempunyai tujuan. Tujuan tersebut adalah sasaran yang hendak dicapai oleh suatu kegiatan. Seperti halnya pada Sekolah Sieng Prakthip Witthaya, yang merupakan Sekolah Pendidikan Agama Islam Swasta di

Patani.

Selanjutnya akan dijelaskan tujuan pendidikan di sekolah Sieng Prakthip Witthaya yang termasuk sekolah pendidikan Agama Islam swasta. Tujuannya sebagai

(36)

1. Tujuan

Tujuan pendidikan dan pengajaran pada Sekolah Sieng Prakthip Witthaya sebagai berikut:

a. Tujuan Pendidikan dari Sieng Prakthip :

1) Meningkatkan aspirasi pendidikan bagi warga negara muslim.

2) Meningkatkan aspirasi dan membantu pendidikan anak-anak miskin dan anak-anak yatim.

3) Memberikan beasiswa kepada siswa yang berperestasi dan tidak mampu

membiayai.

4) Menyebarkan agama Islam (dakwah).

5) Melaksnanakan amalan yang baik dan berkeijasama dengan masyarakat. 6) Mempersiapkan diri sebagai kader Agama sehingga dapat melaksanakan

tugas dengan baik. b. 'Tujuan Kurikuler.

1) Mempunyai ilmu dan keterampilan bidang Agama dan umum sehingga dapat mengikuti perkembangan zaman.

2) Melaksanakanajaran agama berdasarkan Al-qur’an dan Hadist. 3) Dapat membina dan menjaga kesehatan diri sendiri dan masyarakat.

4) Mampu menganalisa masalah di dalam masyarakat, serta mempunyai pemikiran kreatif dan berkembang untuk kemajuan diri sendiri dan

(37)

5) Sebagai warga negara Thailand, dituntut menjadi seorang muslim yang baik sesuai dengan kemampuan.

6) Memahami keadaan dan perubahan dalam masyarakat mengeluarkan pendapat untuk membangun masyarakat, bangsa menjadi waraga masyarakat yang baik, memelihara alam sekitar dan kebudayaannya. 7) Anak didik dapat memahami tentang iman, beriman kepada ajaran islam,

mampu membawa misi Islam dalam pelaksanaan kehidupan.

8) Mengetahuai hak dan kewajibannya terhadap Allah SWT. Diri sendiri dan Masyarakat.

9) Mempunyai displin dan kepercayaan diri sesuai dengan ajaran Islam, rajin ikhlas, mempunyai sikap sukarela mendahulukan kepentingan masyarakat dari pada kepentingan sendiri.

10) Mempunyai pemikiran yang rasional dalam melaksanakan kebenaran Islam.

11) Menyesuaikan diri sebagai penerima, pemimpin dan pengikut yang baik. Kedua tujuan Sekolah Sieng Prakthip Witthaya di atas yaitu, dari segi tujuan umum pendidikan di sekolah hingga tujuan kurikuler telah mencakup keseluruhan aspek. Baik dari aspek penanaman kecintaan kepada ilmu agama, ilmu umum hingga kepada bangsa dan tanah air, serta mengajarkan kepada siswa untuk senantiasa bertanggung jaw ab terhadap ilmu yang telah diterimanya di sekolahan, dengan cara

(38)

Namun dari beberapa poin yang terdapat dalam tujuan kurikuler yaitu poin 10, penulis merasa bahwa dalam ajaran Islam, kebenaran itu tidak harus selalu didasarkan pada pemikiran yang rasional. Contoh kecil, seperti adanya hari kebangkitan manusia di hari akhir setelah jasad dan tubuh manusia hancur. Hal itu, kalau dilogi dan dipikir secara rasional tidak masuk akal, tetapi sebagai umat Islam yang beriman kepada Allah kita harus mempercayainya. Oleh karena itu, pemikiran yang selalu berdasar pada rasional semata tidaklah tepat karena akal manusia memilki kemampuan yang terbatas.

2. Kurikulum

Konsep kurikulum yang digunakan di sekolah Sieng Prakthip Witthaya di

Patani Thailand Selatan, adalah kurikulum yang yang disusun untuk mengembangkan semua potensi perserta didik, sehingga mereka memiliki pengetahuan umum, serta memiliki kerakteristik dan sifat-sifat yang dibutuhkan baik oleh diri pefserta didik maupun masyarakat, agama, bangsa dan negara.

Pada tahun ajaran 2547 B.Menggunakan kurikulum Buranakam. Dengan

adanya kurikulum tersebut bertujuan:

a. Ada ilmu pengetahuan atau pemahaman dan mengikuti ajaran agama

Islam.

b. Ada ilmu pengetahuan terhadap ilmu sain dan Teknologi.

(39)

d. Ada ilmu pengetahuan dan taktik dalam mata pelajaran umum untuk suatu pihak.

e. Bisa menyelesaikan masalah dalam daerah sendiri.

f. Ada kebahgiaan menjadi seorang kebangsaan Thai (orang Siam), berkorban untuk kepetingan umum, tolong menolong terhadap orang lain dengan adil.

g. Ada pemikiran yang baru dan ada solusi atau jalan keluar yang baru untuk praktek dalam masyarakat.

h. Ada kejujuran dalam pelaksanaan kerja dan ada inisiatif dalam keija. i. Ada perasaan kasih sayang terhadap kerja dengan sepenuh hati dalam

kerja dengan orang lain dan ada tehnik dalam pelaksanaan.

j. Mengerti keadaan dan perubahan dalam masyarakat dalam nageri atau

luar negeri.

Selanjutnya adalah tabel yang menunjukan klasifikasi pembagian kurikulum

(40)
(41)

TABEL IV

Struktur Kurikulum Tingkat Tsanawiyah

MATA PELAJARAN

JAM /M INGGU/ TAHUN

K. 8 K.9 K. 10 A. Bidang Keagamaan

Al-Qur'an 2 2 2

Hadis 2 2 2

Fiqh 2 2 2

Mustholah Hadis 1 -

-Bahasa Arab 6 6 6

Sosial 2 3 3

B. Mata Pelajaran Pilihan

Hadis 2 2

-Fiqh 4 4 4

Mustholah Hadis 2 2 2

Bahasa Inggris 2 2 2

Sosial 3 3 3

Bahasa Melayu 2 2 2

(42)

Sekolah Sieng Prakthip Witthaya adalah salah satu lembaga pendidikan Swasta yang berada di N a’kudung Nongcik Patani Thailand Selatan. Lembaga

tersebut tercatat sebagai lembaga pendidikan yang setiap tahunnya mendapatkan

bantuan dana sebesar 10.500 Baht per-siswa. Kurikulum pendidikan juga mengalami

perubahan supaya selaras dengan pendidikan umum. Lembaga pendidikan tersebut pada tahun ajaran 1992, telah mengalami perubahan kurikulum, dari kurikulum tahun

ajaran 2523 B./1980M .

Dari beberapa materi pelajaran yang telah diprogramkan dalam sistem

klasikal di Sieng Prakthip Witthaya tersebut di atas, maka materi pelajaran dapat

dikelompokan menjadi berikut:

a. Meteri Al-Qur'an

Materi al-Qur'an di Sieng Prakthip Witthaya yang telah diprogramkan dalam sistem klasikal yang berbentuk madrasah ini, diadakan setiap

tingkat untuk selanjutnya materi Al-Qur'an diberikan dalam sistem non

klasikal. Untuk program klasikal (Madrasah) materi yang disajikan adalah dalam bentuk membaca serta menghafal surat-surat pendek dengan tujuan

agar murid/siswa mampu membaca Al-Qur'an dengan baik dan lancar.

Sedangkan untuk menambahkan kefasihan dan kebenaran dalam membaca

(43)

yang bertujuan siswa bisa menghafal dan membaca, menurut penulis kurang mencakup kecakapan ilmu al-Qur’an. seperti Asbabul-Nuzul, Mu'jizat al-Qur'an, Ilmu Munasabah dan sebagainya, sekurang-kurangnya materi seperti diatas itu bisa menambahkan wawasan ilmu tentang al- Qur’an yang lebih memuaskan terhadap siswa.

b. Materi Akhlak

Materi Akhlak ini juga disampaikan di Sieng Prakthip Witthaya, yang pembahasannya menyangkut tentang masalah budi pekerti yang baik sifat

terpuji, sifat tercela, adap sopan santun, pergaulan antara sesama dengan

bentuk memberikan bimbingan dan tauladan tentang bagaimana berakhlak yang baik. Demikian materi Akhlak dalam pelaksanaannya menurut

penulis sudah cukup baik, karena siswa dibimbing dan diberi contoh

bagaimana berakhlak mulia.

c. Materi Tauhid

Tujuan diberikan materi Tauhid dalam sistem klasikal yang berbentuk

sekolah, adalah untuk menanamkan perasaan keimanan dan ketaqwaan

kepada Allah swt. Adapun isi pembahasan rriateri Tauhid tersebut befkisar

pada membahas tentang keimanan yang tercakup dalam rukun iman, yang meliputi iman kepada Allah, malaikat, rasulullulah, kitab-kitab Allah dan

(44)

Menurut penulis materi Tauhid yang diberikan di Sieng Prakthip Witthaya dalam pelaksanaannya sudah cukup efektif, karena isi pembahasannya mencakup asas-asas I’tiqad (kepercayaan ) yang sifatnya mendasar bagi seorang muslim.

d. Materi Fiqih (Ibadah dan Syari'ah)

Materi Fiqih yang meliputi pembahasan tentang masalah Syari'ah dan Ibadah yang diberikan di Sieng Prakthip Witthaya merupakan materi yang

utama karena materi khususnya Syari'ah merupakan jalan yang harus dilalui oleh setiap umat Islam untuk menjalankan hukum Islam.

Selanjutnya materi pelajaran yang disampaikan kepada siswa dalam meteri pelajaran Fiqih antara lain membahas tentang Thoharah, Sholat,

mengurus Jenazah, zakat, puasa, haji dan umrah, makanan dan

penyembelehan. Oleh karena itu harus diberikan pada siswa supaya mereka tidak merasakan bahwa ibadah itu sebagai beban yang harus

dikerjakan dan untuk siswa dapat mengamalkan dalam kehidupan sehari-

hari, yang selanjutnya dapat mengamalkan ilmunya kepada orang lain,

setelah siswa mempelajari materi tersebut.

Materi Fiqih yang diterapkan di Sieng Prakthip Witthaya, isi pembahasannya belum mencukupi. Materi Fiqih hanya sebahagian yang

(45)

Mahdoh tidak berikan, Menrut penulis dalam penyajian materi Fiqih harus mencakupi pokok-pokok kesatuan Syari’at Islam yakni “Hablum Minal-Alah" dan "Hablum Minal-Annas isi pembahasannya meliputi ibadah Mahdhoh dan ibadah Ghoirul Mahdhoh.

e. Materi Hadits

Diberikan materi ini bertujuan agar siswa dapat mencontoh perilaku atau akhlak Rasulullah saw dalam kehidupan sehari-hari, dapat mengetahui sumber hukum Islam yang benar, yakin dapat membedakan antara Hadits-

hadits itu sendiri. Adapun pembahasannya menyangkut tentang taubat, tawakal, sabar, yakin, taqwa, halal, haram dan lain-lain.

Materi hadis yang diterapkan di Sieng Prakthip Witthaya, menurut

penulis sudah cukup baik. f. Materi Bahasa Arab

Bahasa Arab merupakan ilmu yang penting untuk menggali ilmu-ilmu

keislaman, oleh karena itu diajar bahasa arab kepada siswa, agar mereka tidak merasakan kesulitan apabila membaca dan menulis. Adapun materi

yang diberikan di Sieng Prakthip Witthaya adalah meliputi Nahwu,

Shorof, Balaghah, Muthala'ah dan sebagainya.

Materi bahasa Arab yang di terapkan di Sieng Prakthip Witthaya,

(46)

guru maupun siswa menyadari bahwa bahasa Arab itu penting untuk mengkaji ilmu-ilmu keislaman.

Sekolah Sieng Prakthip Witthaya menurut penulis telah diakui kredibilitasnya oleh pemerintah, terbukti dengan adanya pemberian subsidi per-siswa 10.500 Baht, serta telah disesuaikan kurikulumnya supaya selaras dengan pendidikan umum. Oleh karena itu menurut hemat penulis, Sekolah Sieng Prakthip Witthaya adalah sekolah yang ideal bagi masyarakat muslim pada khususnya, karena telah memadukan dan menyeimbangkan antara pendidikan agama dengan pendidikan umum, sehingga umat Islam tidak hanya pandai dalam ilmu agama, namun pandai juga dalam ilmu umum dan mampu mengikuti perkembangan zaman.

4. Keberadaan Guru

Keberadaan Guru Di Sekolah Sieng Prakthip Witthaya di lihat dari segi jumlahnya, terdapat jumlah tenaga Guru baik bagian Agama maupun bagian umum (samam) sebanyak 140 orang. Dari jumlah tersebut guru yang mengajar Agama sebanyak 77 orang, dan guru yang mengajar bagian umum sebayak 63 orang.

Guru dan Tenaga Pengajar yang ada dibagi menjadi beberapa kelompok,

a. Guru mengajar tetap, yaitu guru yang di proses oleh pihak Sekolah yang mendapatkan gaji dari pemerintah, maka guru tersebut mendapat gaji

(47)

h. Guru honorer/guru yang di gaji setiap hari/jam yaitu guru yang di gaji oleh sekolah (guru yang di minta oleh sekolah),

c. Guru negeri yang di beri tugas oleh pemerintah untuk membantu dalam proses belajar mengajar. Guru tersebut di gaji sepenuhnya oleh pemerintah, dan mereka hanya mengajar di bidang umum (samam) saja. Guru-guru yang mengajar di bidang agama khusus pada kelas Tsanawiyah rata-rata

saijana (SI) dari luar negeri. Guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, tidak terlepas dari kurikulum yang telah di tetapkan sebagai pedoman di sekolah ini, namun para guru boleh mengembangkan metode sesuai dengan kondisi dan kecakapan siswa.

Bila ditinjau dari segi pendidikan, guru agama maupun guru umum, semuanya cukup baik. Namun ada sedikit perbedaan antara dua edukatif yaitu guru yang mengajar bagian umum berpendidikan paling rendah (S .l) perguruan tinggi dalam negeri yang sesuai dengan pendidikan umum yang ada di sekolah tingkat SMP dan SM A. Sedangkan guru agama yang mengajar di tingkat Ibdaiyah dan Mutiwasithah kebanyakan yang lulusan dari tingkat Aliyah dan jaga sudah pengalaman mengajar minimal enam bulan. Adapun pada tingkat Tsanawiyah sebagaimana telah dijelaskan

pada tabel di atas

5. Metode Pembelajaran.

(48)

Witthaya dengan tujuan agar terciptanya suasana belajar yang kondusif. Adapun jadwal dan waktu pelaksanaan pendidikan pengajaran di Sekolah Sieng Prakthip

Witthaya dapat di klasifikasi menjadi dua bagian yaitu:

а. Untuk pelaksanaan pendidikan agama dibagi menjadi dua :

> Pagi mulai dari jam 08:00 sampai dengan jam 12:00 > Siang mulai dari jam 13:00 sampai dengan jam 16:00

b Untuk pelaksanaan pendidikan umum (saman), di bagi menjadi dua,

y a itu :

> Pagi di mulai dari jam 08:00 sampai dengan jam 12:00 siang

> Siang mulai dari jam 13:00 sampai dengan jam 16:00 sore

Untuk pelajaran kelas Tsanawiyah dipisahkan, karena rata-rata siswa-siswa kelas Tsanawiyah sudah lulus dari pelajaran umum (samam). Adapun kegiatan belajar mengajar pada pagi hari di mulai jam 08:00 sampai dengan jam 12:00 siang, yang di isi materi 4 sampai 5 pelajaran perhari. Dengan ketentuan satu jam pelajaran

adalah 45 menit.

Sekolah Sieng Prakthip Witthaya telah memberikan porsi jam pelajaran yang seimbang antara jam pelajaran pendidikan umum dan jam pendidikan agama. Selain itu juga.siswa tetap terfokus pada satu jenis materi pembelajaran, karena siswa yang boleh mengikuti pembelajaran agama adalah siswa yang telah lulus menempuh

pendidikan umum.

(49)

tujuan yang telah di tetapkan oleh lembaga pendidikan, yang di maksudkan adalah tujuan Sekolah Sieng Prakthip Witthaya.

Adapuan persyaratan bagi calon siswa baru yang akan masuk kesekolah Sieng Prakthip Witthaya adalah sebagai berikut:

a. Foto copi Ijazah pernyataan lulus dari sekolah dasar (SD), atau sekolah menengah pertama (SMP) atau surat keterangan dari sekolah = rangkap 2. b. Foto copi Surat keterangan sebagai warga negara (PKK) = rangkap 2. c. Foto copi kartu tanda penduduk (KTP) orang tua atau penjaminan =

rangkap

d. Foto 4x6 =6 lembar

Dari jumlah siswa tersebut dibagi menjadi dua kelompok:

a. Kelompak siswa yang tinggal di rumah yaitu siswa yang dari sekitar

propinsi Patani Sendiri.

b. Kelompak siswa yang tinggal di asrama yang di sediakan oleh sekolah yaitu siswa yang datang dari jauh yaitu luar propinsi Patani dan luar negeri seperti Malaysia, Indonesia dan sebagainya.

7. Metode Pendidikan

Dalam praktek seorang guru menggunakan beberapa metode dalam

(50)

belajar mengajar, mempunyai peranan yang sangal penting di mana metode merupakan sarana untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Berkaitan dengan proses belajar mengajar dalam rangka pelaksanaan pendidikan Islam di Sieng Prakthip Witthaya yang digunakan pada tingkat Tsanawiyah, maka metode yang diterapkan antara lain :

a. Metode Ceramah

b. Metode 1 lafalan c. Metode Diskusi

d. Metode Pemberian Tugas

Adapun penggunaan masing-masing metode mengajar dalam rangka pelaksanaan pendidikan di Sieng Prakthip Witthaya dapat diuraikan berikut in i:

a. Metode Ceramah

(51)

Sieng Prakthip Witthya menurut pengamatan penulis metode ini berjalan dengan baik.

b. Metode Hafalan

Metode ini selalu dipakai di Sieng Prakthip Witthaya, karena metode ini sangat mempengaruhi daya ingatan yang kuat. Metode ini dilaksanakan menjadi 3 (tiga) tingkat yaitu :

1) Hafalan saja, adalah siswa disuruh menghafal pada apa yang diajarkan tanpa memberi pengertian.

2) Hafalan serta pengertian, pemahaman, adalah siswa disuruh menghafal dan guru memberi penjelasan apa yang dihafalkan.

3) Hafalan, pemahaman serta berfikir adalah siswa disuruh berfikir apa yang telah dihafalkan dan mengkaji lebih dalam.

Metode hafalan ini senantiasa digunakan oleh para guru dalam mengajar materi al-Qur’an, Hadits dan Fiqih mengenai masalah yang penting dalam praktek keagamaan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Menurut penulis tentang metode hafalan yang diterapkan oleh guru di Sieng Prakthip Witthaya sudah cukup efektif, karena ada sifat relavan metode dengan materi

yang diajarkan. c. Metode diskusi

(52)

ditujukan salah seorang di antara siswa menjadi koordinator, kemudian guru memberikan satu permasalahan atau topik untuk didiskusikan bersama. Metode diskusi hanya dipergunakan untuk siswa tingkat Tsanawiyah saja. Menurut penulis metode diskusi yang digunakan oleh guru dalam proses belajar-mengajar di Sieng Prakthip Witthaya sudah cukup baik dan efektif. Namun dalam praktek metode diskusi hanya digunakan pada tingkat Tsanawiyah saja, menurut penulis metode ini bisa diterapkan bagi tingkat Mutawasithoh karena metode ini mempunyai bobot keunggulan tersendiri, misalnya; siswa berani kemukakan pendapat sendiri dan sebagainya.

d. Metode Pemberian Tugas

Metode ini dilaksanakan dengan tujuan mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terdapat pelajaran yang telah disampaikan dan untuk memberi motivasi agar siswa rajin belajar. Dan pemberian lugas pada siswa ada yang langsung kerjakan di sekolah atau di luar sekolah dan hasilnya di periksa pada pertemuan berikutnya. Contoh pelajaran Insya' (karangan bahasa Arab), Imla',

(karangan bahasa melayu) dan sebagainya.

Metode penelitian tugas yang digunakan oleh guru di Sieng Prakthip Witthaya, menurut penulis cukup efektif, supaya membangkitkan perasaan tanggung jawab terhadap pelajaran yang dijalani.

(53)

belajar-mangajar sangat membutuhkan metode yang bersifat relavan, kreasi dan variasi terhadap materi yang disampaikan, agar mencapai tujuan dengan semaksimal mungkin terhadap proses belajar-mengajar

8. Alat / Sarana

Dalam rangka pelaksanaan pendidikan, Seing Prakthip Witthaya juga melibatkan faktor alat sebagai upaya membantu pemahaman siswa. Beberapa alat yang tersedia antara lain :

a. Alat pengajaran di dalam kelas

Yakni alat pengajaran yang dipergunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar. Alat pengajaran di sini dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu :

1) . Alat pengajaran di dalam kelas yang bersifat material, seperti papan tulis, kapur, buku pengajaran, alat audio visual dan sebagainya.

2) . Alat pengajaran di dalam kelas yang bersifat non material seperti memberi nasehat, peritah buat amal yang sholeh, melatih untuk berbuat kebaikan, membiasakan siswa dengan suatu amalan dan sebagainya.

b. Alat pengajaran di luar kelas

(54)

siswa, guru tidak langsung menghukumnya, namun melihat pada kesalahan yang diperbuat oleh siswa yang bersangkutan.

Menurut penulis tentang alat yang dipergunakan dalam membantu proses belajar-mengajar di Seing Prakthip Witthaya cukup baik, namun yang menjadi hambatan dalam menggunakan alat, pihak Seing Prakthip belum mencukupi alat yang tersedia untuk guru maupun siswa dalam membantu proses belajar mengajar.

9. Pembiayaan Pendidikan

Biaya pendidikan sekolah Sieng Prakthip Witthaya dalam semester adalah sebagai berikut:

> Setiap satu semester para siswa harus membayar uang semesteran sebayak 300 bath atau 60 ribu rupiah.

> Biaya olah raga sebayak 50 Bath ( Rp. 10.000).

> Iuran untuk perpustakaan 50 Bath (R p . 10.000).

> Iuran sosial dalam dalam sutu minggu 10 Bath ( Rp. 2.000 ). > Iuran kesehatan Sebayak 50 Bath ( Rp. 10.000 ).

V Biaya ujian dalam 1 semester 100 Bath ( Rp. 20.000 )

(55)

Witthaya

Pelaksana pendidikan di sekolah Sieng Prakthip Witthaya Patani mengalami beberapa hambatan

1. Adapun faktor pengham bat: a. Faktor Sarana Pendidikan

Untuk mewujudkan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan oleh sekolah, proses pembelajaran yang berlangsung harus ditunjang dengan sarana prasarana yang cukup memadai. Misalnya pembelajaran, ruangan, dan sebagainya. Tapi jumlah sarana yang ada di sekolah Seing Prakthip Witthaya sangat kurang jika dibanding dengan jumlah siswa yang ada.

b. Faktor Anak Didik

Anak didik merupakn faktor penting dalam proses pendidikan. Di Seing Prakthip anak didik berasal dari latar belakang ekonomi, pendidikan, kemampuan intelektual yang berbeda-beda. Hal ini, kadang menyulitkan

gurub untuk mengaturnya. c. Faktor Kurikulum

Seing Prakthip mengadopsi total kurikulum Timur Tengah. Sedang perkembangan intelektual dan fisik anak didik di Seing Prakthip sangat

(56)

Guru masih menekankan pada metode ceramah dan hafalan dengan metode yang kurang bervariasi, cenderung membuat anak didik pasif dan bosan.

2. Solusi yang ditawarkan a. Faktor Sarana

Pihak sekolah dapat meminta bantuan dari para donatur atau kepada

pemerintah untuk meminta dana untuk melengkapi sarana prasarana. b. Faktor Anak Didik

Guru perlu kesabaran dan meningkatkan berbagai metode pengajaran dan seni pengelolaan kelas. Agar anak didik mudah diatur.

c. Faktor Kurikulum

Kurikulum harus disesuaikan dengan potensi dan jasmani anak didik.

Kurikulum juga harus disesuaikan dengan perkembangan ilmu dan

teknologi.

d. Faktor Metode Pengajaran

(57)

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian tentang sistem pendidikan di sekolah Sieng Prakthip

Witthaya di Patani Thailand Selatan. Penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut: 1. Sekolah Sieng Prakthip Witthaya berdiri pada tahun 1496, pada awalnya lembaga

ini didirikan oleh Tuan Guru Abdul Aziz, merupakan lembaga pendidikan agama Islam pertama yang ada. Pada tahun 1953 berdasarkan alasan faktor ekonomi, pengurus sekolah tersebut mengambil kebijakan untuk menyerahkan lembaga ini ke pihak pemerintah negara Thailand, agar membina dan mengurus lembaga ini

seterusnya.

2. Sekolah Sieng Prakthip Witthaya memliki sistem khusus kepada bidang agama dan juga bidang umum, karena lembaga ini dibawah pemerintah negara Thailand. 3. Dalam pelaksanaan sistem pendidikan Sieng Prakthip Witthaya, memiliki sistem

pendidikan terbagi kepada tiga tingkat yaitu Ibtida’iah, Mutawasit dan Tsanawiyah. Metode yang digunakan dalam pendidikan adalah metode talaah, eeramah, diskusi percobaan, dan cerita. Pendidikan yang dilaksanakan oleh sekolah Sieng Prakthip Witthaya adalah tujuan untuk membina umat baik dalam

konteks nasional dan institusional.

4. Dalam pelaksanaan sistem pendidikan di sekolah Sieng Prakthip Withaya, memiliki dua faktor yaitu faktor penunjang dan penghambat. Faktor penunjang

(58)

sekolah, dan ruangan pustaka. Adapun faktor penghambat dalam pelaksanaan pendidikan yaitu, faktor kurikulum masih kurang singkron dengan anak didik,, karena siswa yang berada di sekolah Sieng Prakthip Witthaya dari tingkat dan dasar pendidikan yang berbeda.

5. Keberhasilan dalam pelaksanaan sistem pendidikan di sekolah Sieng Prakthip Witthaya dengan meningkat kualitas dan taraf kehidupan masyarakat dengan mengandung nilai keagamaan dan pendidikan diploma untuk menampung pelajar yang tidak mampu untuk melajutkan sekolah di luar negeri atau di perguruan tinggi.

B. Saran-saran

Selanjutnya dari hasil kenyataan tersebut dapat diketahui implikasi pe.ielitian

sebagai berikut:

1. Kegiatan belajar mengajar seharusnya lebih komunikatif, efektif dan efisien supaya tujuan dari sekolah dapat tercapai.

2. Pengunaan kurikulum harus lebih terarah sesuai dengan sitem pendidikan yang telah berlaku di negara-negara maju dan berkembang, dan perlu ada perubahan- perubahan yang mampu meningkatkan keefektifan dan keefesienan terhadap

kurikulum yang ada.

C. Penutup

(59)

tulisan mampu metedelogi. Namum Demikian penulis khususnya, almamater dan masyarakat pada umumnya. Dan semuanya pihak yang memberi bantuan baik secara langsung maupaun tidak langsung dalam menyelsaikan skripsi ini. Dan bayak terima kasih, semoga amal baik mendapatkan imbalan dari Allah SWT, Amin.

Wassalam

penulis

Gambar

TABEL IStruktur Kurikulum Tingkat Mutawasithoh
TABEL IVStruktur Kurikulum Tingkat Tsanawiyah
TABEL IISTRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH SIENG PERAKTHI WITTAYA
TABEL VJumlah Guru yang Mengajar Bagian Agama Pada Tahun 2006-2007

Referensi

Dokumen terkait

Adapun system yang diusulkan ini dapat diharapkan dapat mempermudah pencarian data dan dapat dirasakan langsung oleh berbagai pihak baik pada bagian penjualan, pelanggan

Pada peristiwa tersebut terlihat Mariah mendapatkan diskriminasi berbentuk beban ganda dan diposisikan sebagai objek tidak bisa menampilkan dirinya sendiri dalam

Luas serangan kedua jenis hama pada tegakan damar menunjukan bahwa luas serangan sangat berat pada tegakan damar disebabkan oleh Valanga nigricormis yaitu pada tingkat

Bab empat adalah inti dari penelitian yang merupakan hasil dari analisa penelitian, Bab ini mencakup analisis pembiayaan musyārakah di BMT “Dana Mentari”

Anxiety and Depression – A Suicidal Risk In Patients Chronic Renal Failure On Maintenance Hemodyalisis.. International Journal Of Scientific and Research

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia – nya, serta sholawat dan salam tak lupa penulis sampaikan kepada junjungan nabi besar Muhammad

Studi berjudul Tinjauan Hukum Ekonomi Syariah Terhadap Ganti Rugi Kasus Pembakaran Hutan (Studi Putusan Hakim Pengadilan Tinggi Palembang Nomor 51/PDT/2016/PT.PLG) Kebakaran

Adanya daya hambatan minyak atsiri pada pengujian daya hambat terhadap jamur Malassezia furfur dapat disebabkan senyawa yang terkandung pada bercak dengan Rf 0,80