ABSTRACT
West Java is one of the strategic province to get income, and it has been high population. Because of the high population, the need of houses is urgently needed for the citizen. The needs of houses was responded by property businessman, which the competition is becoming very tight.
ABSTRAK
Jawa Barat sebagai salah satu daerah strategis untuk mencari penghasilan, sudah pasti memiliki jumlah penduduk yang padat, dan tentunya penduduk ini sangat membutuhkan rumah tinggal. Kebutuhan rumah tinggal tersebut direspon oleh para usahawan properti yang sampai saat ini memiliki persaingan yang sangat ketat. Berkenaan dengan hal tersebut maka penelitian ini mencoba menganalisis penjadwalan proyek dalam rangka meminimalisasi waktu penyelesaian proyek pembangunan rumah tinggal. Terdapat empat metode yang dapat digunakan dalam penjadwalan proyek yaitu metode Gantt Chart, metode CPM, metode PERT, dan metode PDM. Melihat ada kegiatan tumpang tindih di kegiatan proyek pembangunan rumah tinggal, maka metode PDM akan lebih tepat digunakan. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan metode PDM akan memberikan waktu penyelesaian yang lebih cepat dibandingkan dengan kebijakan yang dilakukan perusahaan saat ini.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 6
1.3 Tujuan Penelitian ... 8
1.4 Kegunaan Penelitian ... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 10
2.1 Peran Manajemen ... 10
2.2 Pengertian Manajemen Operasi ... 12
2.3 Manajemen Proyek ... 12
2.4 Perencanaan Proyek ... 19
2.5 Pengendalian Proyek ... 21
2.6 Penjadwalan Proyek ... 22
2.6.1 Critical Path Method (CPM) ... 26
2.6.2 Program Evaluation and Review Technique (PERT) ... 29
2.6.3 Preceden Diagram Method (PDM) ... 31
BAB III METODE PENELITIAN ... 38
3.1 Metode Penelitian ... 38
3.2 Jenis Penelitian ... 41
3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 42
3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 45
BAB IV PEMBAHASAN ... 46
4.1 Profil Perusahaan ... 46
4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 46
4.1.2 Lokasi dan Tata Letak Perusahaan... 49
4.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan ... 50
4.1.4 Gagasan dan Rencana Pembangunan ... 55
4.1.5 Spesifikasi Bangunan ... 56
4.1.6 Rangkaian Kegiatan Pembangunan Unit Rumah ... 62
4.1.7 Istilah Dalam Pembangunan Unit Rumah ... 66
4.2 Analisis Pembahasan ... 68
4.2.1 Kebijakan Penjadwalan Proyek Oleh Perusahaan ... 68
4.2.2 Analisis dan Pembahasan Dengan Metode PDM ... 72
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 80
5.1 Simpulan ... 80
5.2 Saran ... 81
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Sasaran Proyek yang Juga Merupakan Tiga Kendala ... 16
Gambar 2 Tanda Dalam Membuat Jaringan Kerja ... 24
Gambar 3 Jaringan Kerja CPM ... 28
Gambar 4 Denah yang Lazim Pada PDM ... 32
Gambar 5 Ilustrasi Gantt Chart ... 34
Gambar 6 Proses Pengelolaan Waktu dan Jadwal ... 34
Gambar 7 Proses Penelitian Menggunakan Metode Saintifik ... 39
Gambar 8 Struktur Organisasi Perusahaan PT. WCMS ... 54
Gambar 9 Gantt Chart Proyek Pembangunan Rumah PT. WCMS ... 70
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Pembangunan rumah tahap pertama PT. Wahyu Citra Megah Selaras ... 7
Tabel 2 Urutan kegiatan proyek ... 27
Tabel 3 Perbandingan PERT versus CPM ... 30
Tabel 4 Penjadwalan proyek PT. Wahyu Citra Megah Selaras ... 69
Bab I Pendahuluan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Penelitian
Negara Indonesia dapat dikatakan sebagai negara yang sedang berkembang,
selalu menghadapi persoalan yang cukup rumit di segala bidang, seperti di
bidang sosial misalnya, dimana pengaruh budaya luar membuat kehidupan moral
masyarakat cenderung menurun. Dari segi teknologi, negara Indonesia selalu
tertinggal dengan negara lain. Begitu pula dari segi politik, maraknya praktek
korupsi serta tindakan yang lebih menguntungkan pihak-pihak tertentu,
menambah permasalahan yang ada. Terakhir dan yang utama dari segi ekonomi,
begitu banyaknya jumlah populasi di negara ini membuat persaingan hidup
semakin berat, terlebih penyebaran penduduk yang tidak merata serta tidak
sebandingya antara jumlah penduduk dengan jumlah lapangan pekerjaan yang
tersedia.
Seiring dengan perekonomian dunia yang berkembang pesat, tentu terdapat
perubahan-perubahan. Perubahan-perubahan tersebut perlu ditanggapi atau
direspon agar negara dapat berkembang. Perubahan demi perubahan di segala
bidang seperti ekonomi, politik, sosial, hingga teknologi, yang selalu terjadi
dalam kehidupan ini, tidak hanya menuntut masyarakat sebagai individu untuk
dapat beradaptasi dan menghadapinya dengan cermat, tetapi juga menuntut
Bab I Pendahuluan
perubahan yang ada, seperti halnya pemerintahan suatu negara, organisasi sosial,
kelompok politik, dan tentu juga perusahaan-perusahaan baik milik swasta
maupun milik negara.
Jawa Barat sebagai salah satu daerah strategis untuk mencari penghasilan,
sudah pasti memiliki jumlah penduduk yang padat dan tentunya penduduk ini
sangat membutuhkan rumah tinggal. Kebutuhan rumah tinggal tersebut terbaca
oleh para usahawan properti, yang sampai saat ini memiliki persaingan yang
sangat ketat, terlebih dengan tuntutan dari masyarakat akan pelayanan yang lebih
baik dan waktu yang lebih cepat dalam menyediakan rumah tinggal, sehingga
perusahan-perusahaan yang bergerak di bidang properti ini mau tidak mau harus
mencari alternatif terbaik dalam rangka memenuhi tuntutan masyarakat tersebut.
Oleh karena hal tersebut, diperlukan suatu penjadwalan proyek yang baik bagi
perusahaan properti. Dengan penjadwalan yang baik, diharapkan tidak hanya
masyarakat saja yang akan merasa dipuaskan, akan tetapi kinerja perusahaan
tersebut juga tentu akan menjadi lebih efektif dan efisien. Proyek memiliki arti
sebagai kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas,
dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk menghasilkan
produk yang kriteria mutunya jelas (Soeharto, 1999:2).
Proyek rumah tinggal yang merupakan bagian dari program pemerintah
pada kenyataannya dipegang oleh developer (tenaga ahli pada pengembang
Bab I Pendahuluan
penjadwalan untuk membangun rumah-rumah tinggal, sehingga pelaksanaan
penyelenggaraan rumah tinggal tersebut lancar dan memenuhi persyaratan.
Penyelenggaraan rumah tinggal yang dilakukan oleh
perusahaan-perusahaan properti umumnya menghasilkan produk rumah dengan tipe 29/72,
tipe 36/72, tipe 45/96, tipe 54/108, tipe 66/120. Tipe rumah menggambarkan luas
bangunan rumah dan luas tanah, seperti pada tipe 36/72 berarti rumah dengan
tipe tersebut memiliki ukuran bangunan rumah seluas 36 meter persegi dengan
luas tanah 72 meter persegi. Ukuran luas pada tiap tipe rumah merupakan suatu
ukuran yang standar, jadi konsumen tidak dapat mengatur sendiri ukuran yang
dikehendaki untuk luas bangun rumah pada saat awal pembelian rumah tinggal,
namun kemudian konsumen dapat memodifikasinya sesuai dengan kebutuhan
setelah seluruh proses surat perijinan dan pembayaran selesai dilakukan.
Pembangunan suatu rumah tentunya memiliki spesifikasi tertentu yang
akan memberikan kemudahan kepada konsumen mengetahui secara lebih
mendalam bahan-bahan yang digunakan developer dalam membangun rumah,
berapa besar kekuatan listrik yang diberikan, apa saja dan berapa banyak ruangan
yang akan tersedia, dan hal lainnya. Spesifikasi ini biasanya dijelaskan pada
suatu brosur yang dimiliki perusahaan. Masing-masing tipe rumah memiliki
beberapa spesifikasi yang berbeda, dimana spesifikasi ini berkaitan dengan:
Pondasi dan kusen yang digunakan.
Jumlah ruangan (ruang tidur, kamar mandi) yang dibangun.
Bab I Pendahuluan
Besar kekuatan listrik yang diberikan.
Instalasi air yang digunakan, dan lain-lainnya.
Dengan adanya spesifikasi yang diberikan perusahaan, maka konsumen dapat
menilai apakah rumah yang dibangun perusahaan memiliki nilai yang cukup
baik. Nilai ini berkaitan dengan harga dan kualitas rumah tinggal yang
ditawarkan.
Waktu penyelesaian antara tipe yang berbeda menghabiskan waktu yang
berbeda pula. Melihat terbatasnya luas area, posisi lokasi yang ada, serta dengan
tingkat jumlah penduduk yang begitu tinggi membuat banyak perusahaan
membangun perumahan sederhana. Hal ini dikarenakan dengan membangun
perumahan sederhana berarti perusahaan dapat membangun rumah dengan
kuantitas yang lebih banyak, serta masih terjangkaunya harga jual yang
disesuaikan dengan lokasi pembangunan rumah tinggal.
Perusahaan manapun dalam menjalankan aktifitasnya tentu tidak akan
melewatkan proses operasi, oleh karena itu proses operasi menjadi salah satu hal
yang esensial dalam kelancaran kegiatan suatu perusahaan. Apabila perusahaan
tidak mampu menjalankan kegiatan operasionalnya dengan baik, tentu ini akan
berpengaruh ke elemen-elemen lainnya, dan pada akhirnya akan menghambat
kelangsungan usaha perusahaan. Terlebih persaingan yang semakin ketat antara
perusahaan sejenis, menuntut adanya rancangan yang baik, agar perusahaan
Bab I Pendahuluan
bahwa bidang operasional ini sangatlah penting dalam kelangsungan usaha suatu
perusahaan.
Pentingnya manajemen operasi dalam suatu perusahaan, dapat dikaitkan
juga dengan pentingnya suatu penjadwalan proyek yang baik, karena
bagaimanapun penjadwalan merupakan langkah awal yang menentukan hasil
akhir akan didapat. Untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai perusahaan
terdapat beberapa batasan yang harus dipenuhi oleh perusahaan seperti anggaran,
jadwal, dan mutu. Ketiga batasan tersebut merupakan parameter penting bagi
penyelenggaraan suatu proyek. Dari segi teknis ukuran keberhasilan proyek
dikaitkan dengan sejauh mana ketiga sasaran tersebut dapat dicapai dan
dipenuhi.
Dalam pelaksanaan pembangunan suatu perumahan, biasanya perusahaan
sudah terlebih dahulu membangun rumah hingga selesai sebelum ditawarkan
kepada konsumen. Hal ini bertujuan ketika terdapat konsumen yang melakukan
pembelian suatu rumah, maka konsumen tidak perlu menunggu waktu terlalu
lama untuk proses pembangunan rumah, karena perusahaan sudah terlebih
dahulu membangunnya. Konsumen dapat langsung menempati rumah setelah
semua perijinan dan proses pembayaran selesai dilakukan. Tidak sedikit pula
dimana perusahaan hanya akan membangun suatu rumah ketika terdapat
konsumen yang melakukan pembelian rumah. Hal terakhir ini memiliki
beberapa kendala yang dapat membuat citra perusahaan menjadi buruk dimata
Bab I Pendahuluan
diberikan perusahaan, seperti adanya keterlambatan waktu penyelesaian yang
dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti faktor tenaga kerja yang kurang
mendukung, faktor aliran dana perusahaan yang tersendat dalam proses
pembangunan, faktor kebijakan perusahaan dalam melakukan rancangan
pembangunan, hingga faktor kondisi alam yang tidak menentu, maupun
buruknya sistem kerja para supplier yang menghambat pembangunan. Semua
kondisi tersebut tidak menutup kemungkinan dialami juga oleh PT. Wahyu Citra
Megah Selaras dalam membangun perumahan Cimareme Indah. Berdasarkan
uraian-uraian yang telah disebutkan tersebut maka akan dilakukan suatu kajian
yang hasilnya akan dilaporkan sebagai karya ilmiah (skripsi) dengan judul
“Analisis Penjadwalan Proyek Pembangunan Perumahan Cimareme Indah
Dalam Rangka Meminimalkan Waktu Penyelesaian Proyek Pada PT. Wahyu
Citra Megah Selaras”.
1.2Identifikasi Masalah
Perusahaan PT. Wahyu Citra Megah Selaras yang berlokasi di Cimareme
terus berupaya mengembangkan usahanya. Terbukti setelah pembangunan rumah
tahap pertama yang terdiri 385 unit rumah dari beberapa tipe yang berbeda
termasuk ruko, saat ini sedang mengembangkan tahap kedua yang juga memiliki
beberapa jenis tipe seperti tahap satu. Berikut akan ditampilkan tipe rumah yang
Bab I Pendahuluan
penelitian ini difokuskan kepada rumah tipe 36/72.
Pelaksanaan pembangunan perumahan tentu membutuhkan suatu
penjadwalan yang baik. Penjadwalan ini haruslah ditelaah sedalam mungkin agar
dapat memberikan hasil yang maksimal yang berujung pada kepuasan konsumen.
Pembangunan proyek sudah pasti tidak lepas dari peran tenaga kerja lapangan
dimana dalam hal ini biasa disebut sebagai kuli bangunan. Pada kenyataannya
peran tenaga kerja lapangan sangat berpengaruh juga terhadap penyelesaian
suatu proyek. Sebaik apapun penjadwalan yang dilakukan, tidak akan
memberikan kontribusi yang berarti jika tenaga kerja yang ada tidak dapat
memberikan kemampuan yang maksimal. Jadi diperlukan suatu koordinasi yang
Bab I Pendahuluan
Dengan proses penjadwalan yang baik maka diharapkan, suatu perusahaan
dapat meraih efek positif yang maksimal, dan tidak hanya menguntungkan dari
sisi perusahaan saja, namun konsumen pun akan merasa diuntungkan. Sejalan
dengan berbagai permasalahan yang muncul secara umum dalam suatu
perusahaan di bidang properti yang terdapat dalam uraian-uraian tersebut maka
dapat diidentifikasikan masalah-masalah seperti:
Bagaimana kebijakan penjadwalan proyek dalam pembangunan
yang dilakukan perusahaan saat ini ?
Metode penjadwalan apa yang sebaiknya digunakan pada proyek
pembangunan rumah tinggal tipe 36/72 ?
Faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap pelaksanaan proyek ?
1.3Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah:
Untuk memberi gambaran mengenai penjadwalan proyek
pembangunan rumah tinggal yang dilakukan oleh PT. Wahyu
Citra Megah Selaras.
Untuk mengetahui metode penjadwalan yang sebaiknya digunakan
pada proyek pembangunan rumah tinggal tipe 36/72
Bab I Pendahuluan
1.4Kegunaan Penelitian
Guna dari penelitian tersebut bagi :
Perusahaan
Menjadi bahan evaluasi bahwa apakah penjadwalan yang saat ini
dilakukan sudah baik apa belum, dan jika ada penjadwalan yang
dapat memberikan kontribusi lebih baik, dapat menjadi bahan
pertimbangan perusahaan untuk mencobanya.
Penulis
Mengetahui hasil perbandingan dari metode yang dijalankan
perusahaan saat ini dengan metode yang digunakan penulis dan
mengetahui bahwa faktor-faktor lain dapat menjadi acuan dalam
menentukan proses penjadwalan yang baik, serta menjadi tolak
ukur dalam penentuan suatu keputusan dalam menjalankan suatu
Bab V Simpulan dan Saran
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis pembahasan yang dilakukan
terhadap PT. Wahyu Citra Megah Selaras, maka dapat diberikan beberapa
simpulan sebagai berikut:
Penjadwalan proyek pembangunan rumah yang dilakukan perusahaan
menggunakan insting semata yang digambarkan dengan Gantt Chart atau
Bar Chart. Kebijakan perusahaan tersebut memberikan waktu
penyelesaian proyek pembangunan rumah tipe 36/72 selama 15 minggu.
Penggunaan metode PDM dalam proses pembangunan rumah tipe 36/72
akan mengemat waktu selama 2 minggu, karena dengan metode tersebut
waktu penyelesaian proyek pembangunan rumah tipe 36/72 akan selesai
selama 13 minggu.
Faktor- faktor yang berpengaruh terhadap pelaksanaan proyek
pembangunan rumah tinggal adalah faktor tenaga kerja, faktor cuaca,
faktor ketersediaan bahan baku, dan faktor non-teknis.
5.2 Saran
Bab V Simpulan dan Saran
Dalam upaya meminimalisasi waktu penyelesaian proyek pembangunan
rumah tinggal tipe 36/72, sebaiknya perusahaan menggunakan metode
PDM, dimana dengan metode tersebut dapat menghemat waktu
penyelesaian proyek pembangunan rumah selama 2 minggu.
Perusahaan sebaiknya memperhatikan aktivitas kritis dari pekerjaan pembangunan rumah tinggal. Karena apabila aktivitas kritis tersebut
terlambat, maka akan memperpanjang waktu penyelesaian proyek
pembangunan rumah tinggal. Peran mandor dalam melakukan pengawasan
sebaiknya lebih ditingkatkan, sehingga waktu penyelesaian pembangunan
DAFTAR PUSTAKA
Hartono, Jogiyanto. (2007). Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah Dan
Pengalaman-Pengalaman. Edisi 2007. BPFE, Yogyakarta.
Heizer, Jay., dan Render, Barry. (2006). Manajemen Operasi. Edisi 7. (Diterjemahkan oleh: Dwianoegrahawati Setyoningsih). Salemba Empat, Jakarta.
Robbins, Stephen P., dan Coulter, Mary. (2007). Manajemen. Edisi 8. (Diterjemahkan oleh: Harry Slamet). Indeks, Jakarta.
Suharto, Iman. (1999). Manajemen Proyek: Dari Konseptual Sampai Operasional. EdisiKedua. Erlangga, Jakarta.
Suliyanto. (2006). Metode Riset Bisnis. Edisi Kesatu. Andi, Yogyakarta.