• Tidak ada hasil yang ditemukan

Determinan Kinerja Dosen Dalam Membentuk Komitmen Keorganisasian (Studi Pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Determinan Kinerja Dosen Dalam Membentuk Komitmen Keorganisasian (Studi Pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan Medan)"

Copied!
170
0
0

Teks penuh

(1)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

HARAPAN MEDAN)

TESIS

OLEH

ILHAM MUBARAQ RITONGA 117019014 / IM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

HARAPAN MEDAN)

TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Manajemen pada Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara

Oleh

ILHAM MUBARAQ RITONGA 117019014 / IM

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

EKONOMI HARAPAN MEDAN) Nama Mahasiswa : Ilham Mubaraq Ritonga

NIM : 117019014 / IM

Program Studi : Ilmu Manajemen

Menyetujui, Komisi Pembimbing :

Prof. Dr. Prihatin Lumbanraja, SE, M.Si Ketua

Dr. Parapat Gultom, MSIE Anggota

Ketua Program Studi,

Prof. Dr. Paham Ginting, M.S

Direktur,

Prof. Dr. Erman Munir, M.Sc

(4)

PANITIA PENGUJI TESIS :

Ketua : Prof. Dr. Prihatin Lumbanraja, SE, M.Si

Anggota : 1. Dr. Parapat Gultom, MSIE

(5)

DETERMINAN KINERJA DOSEN DALAM MEMBENTUK KOMITMEN KEORGANISASIAN (STUDI PADA

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI HARAPAN MEDAN)

Dengan ini penulis menyatakan bahwa tesis ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Sekolah Pascasarjana Magister Ilmu Manajemen Universitas Sumatera Utara adalah benar hasil karya penulis sendiri.

Adapun pengutipan-pengutipan yang penulis lakukan pada bagian-bagian tertentu dari hasil karya orang lain dalam penulisan tesis ini, telah penulis cantumkan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila dikemudian hari ternyata seluruh atau sebagian tesis ini terbukti bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, penulis bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang penulis sandang dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Medan, 22 Agustus 2013 Penulis,

(6)

HARAPAN MEDAN)

ABSTRAK

Penelitian ini ditujukan untuk menguji pengaruh determinan kinerja yang terdiri dari tanggung jawab, kepribadian, proses belajar, kondisi kerja dan nilai sosial terhadap kinerja dosen serta pengaruh kinerja dosen dalam membentuk komitmen keorganisasian. Penggunaan variabel-variabel tersebut dapat memecahkan permasalahan yang terjadi pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan Medan, yaitu adanya permasalahan kinerja dosen dalam melaksanakan proses belajar mengajar serta komitmen dosen dalam berorganisasi. Responden penelitian ini adalah seluruh dosen yang mengajar di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan Medan, sejumlah 107 dosen. Structural Equation Modeling

(SEM) yang dijalankan dengan perangkat lunak AMOS, digunakan untuk menganalisis data. Hasil analisis menunjukkan bahwa tanggung jawab, kepribadian, proses belajar, kondisi kerja dan nilai sosial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja dosen serta kinerja dosen berpengaruh positif dalam membentuk komitmen keorganisasian. Temuan empiris tersebut mengindikasikan bahwa untuk memenuhi dan meningkatkan kinerja serta komitmen dosen berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan Medan, masing-masing pimpinan unit institusi perlu memperhatikan faktor-faktor seperti tanggung jawab, kepribadian, proses belajar, kondisi kerja dan nilai sosial, karena faktor-faktor tersebut terbukti mempengaruhi tinggi rendahnya kinerja dosen dalam melaksanakan proses belajar mengajar serta komitmen dosen dalam berorganisasi.

(7)

ABSTRACT

The objective of the research was to examine the influence of the determinant of performance which consisted of responsibility, personality, learning process, work condition, and social value on instructors’ performance and their influence in the form of organizational commitment. The use of these variables could solve the problem at Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan, Medan. The problem was about the instructors’ performance in carrying out the learning-teaching process and their commitment on how to be active in an organization. The respondents of the research were 107 instructors. The data were gathered by using Structural Equation Modeling (SEM) with an AMOS software program. The result of the analysis of the research showed that responsibility, personality, learning process, work condition, and social value had positive and significant influence on instructors’ performance, and instructors’ performance had positive influence in establishing organizational commitment. The empirical finding indicated that in order to fulfill and to improve instructors’ performance and commitment to active in the organization of Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan, Medan, each unit head of the institution should pay attention to the factors such as responsibility, personality, learning process, work condition, and social value because these factors, in reality, influence the fluctuation of instructors’ performance in carrying out the learning-teaching process and their organizational commitment.

(8)

Bismillahirrohmanirrohim,

Alhamdulillah, puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala karunia rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Tesis ini dapat selesai dengan melampaui berbagai kesulitan. Penulisan tesis ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian dari persyaratan-persyaratan guna memperoleh derajad sarjana S-2 Magister Imu Manajemen di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa baik dalam pengungkapan, penyajian dan pemilihan kata-kata maupun pembahasan materi tesis ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu dengan penuh kerendahan hati penulis mengharapkan saran, kritik dan segala bentuk pengarahan dari semua pihak untuk perbaikan tesis ini.

Banyak pihak yang telah dengan tulus ikhlas memberikan bantuan, baik itu melalui kata-kata ataupun nasihat serta semangat untuk menyelesaikan penulisan tesis ini. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu, khususnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM & H., M.Sc., (CTM)., Sp. A (K) selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Erman Munir, M.Sc selaku Direktur Sekolah Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

(9)

5. Ibu Prof. Dr. Prihatin Lumbanraja, SE, M.Si selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah mencurahkan perhatian dan tenaga serta dorongan kepada penulis hingga selesainya tesis ini.

6. Bapak Dr. Parapat Gultom, MSIE selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah membantu dan memberikan saran-saran serta perhatian sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

7. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, MS juga Ibu Dr. Sitti Raha Agoes Salim, M.Sc serta Ibu Dr. Yenni Absah, M.Si selaku Komisi Pembanding yang telah banyak memberikan masukan, kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan tesis ini pada saat penulis mulai seminar kolokium sampai dengan pelaksanaan sidang ujian tesis.

8. Bapak H. Kersna Minan, SE, M.Si. Ak serta jajaran pimpinan di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan Medan yang telah memberikan izin dan bantuan kepada penulis mulai dari proses pendaftaran kuliah sampai dengan saat ini.

9. Ibu Ani Murwani Muhar, SE, M.Si dan Ibu Audia Junita, S.Sos, M.Si yang telah banyak membantu dan memberikan saran-saran untuk penyelesaian tesis ini.

(10)

terdorong untuk menyelesaikan cita-cita dan memenuhi harapan keluarga. 12. Istriku tercinta Firdani Sartika, SH serta kedua anakku Nayla Asyifa Ritonga

dan Adhyaksa Parlaungan Ritonga yang tiada henti dan lelah selalu mendoakan dan mendukung selama ini, terima kasih atas kesabarannya semoga ayah kalian ini bisa lebih baik lagi dimasa depan.

13. Sahabat ku di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan Medan khususnya bagian Pendidikan dan EDP yang telah banyak membantu dan memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan studi di Program Pascasarjana Magister Ilmu Manajemen Universitas Sumatera Utara.

14. Teman-teman kuliah, yang telah memberikan sebuah persahabatan dan kerjasama yang baik selama menjadi mahasiswa di Program Pascasarjana Magister Ilmu Manajemen Universitas Sumatera Utara.

Hanya doa dan ucapan syukur yang dapat penulis panjatkan semoga Allah SWT berkenan membalas semua kebaikan Bapak, Ibu, Saudara dan teman-teman sekalian. Akhir kata, semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.

Medan, 22 Agustus 2013 Penulis,

(11)
(12)

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vi

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Penelitian Terdahulu ... 7

2.2 Teori Pendidikan dan Pengajaran... 9

2.2.1 Tenaga Pendidik (Dosen) ... 13

2.3 Teori Komitmen Organisasi... 14

2.3.1 Aspek-aspek Komitmen Organisasi ... 17

2.4 Teori Kinerja ... 17

2.4.1 Faktor yang Mempengaruhi Kinerja ... 18

2.4.2 Pengukuran Kinerja Dosen... 19

2.5 Teori Tanggung Jawab ... 19

2.6 Teori Kepribadian ... 21

2.7 Teori Proses Belajar ... 21

2.8 Teori Kondisi Kerja... 23

2.8.1 Jenis Kondisi Kerja ... 24

2.9 Teori Nilai Sosial ... 29

2.9.1 Jenis-jenis Nilai Sosial ... 29

2.10 Teori Hubungan Antar Variabel... 32

2.10.1 Hubungan Tanggung Jawab dan Kinerja ... 32

2.10.2 Hubungan Kepribadian dan Kinerja... 32

2.10.3 Hubungan Proses Belajar dan Kinerja ... 32

2.10.4 Hubungan Kondisi Kerja dan Kinerja ... 33

2.10.5 Hubungan Nilai Sosial dan Kinerja... 34

(13)

2.12 Hipotesis... 36

BAB III METODE PENELITIAN ... 37

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 37

3.2 Jenis Penelitian... 37

3.3 Populasi dan Sampel ... 37

3.4 Teknik Pengumpulan Data... 38

3.5 Sumber Data... 39

3.6 Pengujian Validitas dan Uji Reliabilitas ... 39

3.6.1 Uji Validitas ... 39

3.6.2 Uji Reliabilitas... 40

3.7 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel... 40

3.8 Model Analisis Data... 47

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 55

4.1 Gambaran Umum Institusi ... 55

4.2 Karakteristik Responden ... 65

4.2.1 Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin .... 65

4.2.2 Karakteristik Berdasarkan Masa Kerja ... 67

4.2.3 Karakteristik Berdasarkan Pendidikan ... 68

4.2.4 Karakteristik Berdasarkan Status Dosen ... 69

4.3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen... 70

4.4 Jawaban Responden atas Variabel Penelitian ... 72

4.4.1 Pembahasan Deskriptif Tanggung Jawab... 74

4.4.2 Pembahasan Deskriptif Kepribadian ... 74

4.4.3 Pembahasan Deskriptif Proses Belajar... 75

4.4.4 Pembahasan Deskriptif Kondisi Kerja ... 76

4.4.5 Pembahasan Deskriptif Nilai Sosial ... 77

4.4.6 Pembahasan Deskriptif Kinerja Dosen... 78

4.4.7 Pembahasan Deskriptif Komitmen Keorganisasian ... 79

4.5 Proses Analisis Data dan Pengujian Model Penelitian... 80

4.5.1 Analisis Faktor Konfirmatori ... 82

4.5.2 Analisis SEM... 88

4.5.3 Pengujian Evaluasi Asumsi SEM... 92

4.6 Pengujian Hipotesis... 100

(14)

Terhadap Kinerja Dosen... 103

4.6.3 Analisis Pengaruh Proses Belajar Terhadap Kinerja Dosen... 104

4.6.4 Analisis Pengaruh Kondisi Kerja Terhadap Kinerja Dosen... 105

4.6.5 Analisis Pengaruh Nilai Sosial Terhadap Kinerja Dosen... 107

4.6.6 Analisis Pengaruh Kinerja Dosen Terhadap Komitmen Keorganisasian ... 108

4.7 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung ... 111

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 113

5.1 Kesimpulan ... 113

5.2 Saran ... 113

DAFTAR PUSTAKA ... 116

(15)

1.1 Persentase Jumlah Kehadiran Dosen ... 3

3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian... 46

3.2 Indeks Pengujian Kelayakan Model ... 54

4.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas... 71

4.2 Jawaban Responden ... 73

4.3 Indeks Pengujian Kelayakan Model ... 82

4.4 Indeks Pengujian Kelayakan–Konstruk Eksogen .. 84

4.5 Regression WeightKonstruk Eksogen ... 85

4.6 Indeks Pengujian Kelayakan–Konstruk Endogen .. 87

4.7 Regression WeightKonstruk Endogen ... 88

4.8 Indeks Pengujian Kelayakan Full Model SEM... 90

4.9 Standardized Regression Weightpada SEM... 91

4.10 Normalitas Data ... 92

4.11 Hasil UjiOutliers ... 93

4.12 Standardized Residual Covariances... 96

4.13 Hasil Perhitungan Reliability dan Variance Extract 97 4.14 Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian ... 101

4.15 Simpulan Hipotesis ... 110

4.16 Pengaruh Langsung... 111

(16)

2.1 Kerangka Konseptual ... 35

3.1 Indikator Variabel Tanggung Jawab ... 41

3.2 Indikator Variabel Kepribadian ... 41

3.3 Indikator Variabel Proses Belajar ... 42

3.4 Indikator Variabel Kondisi Kerja... 43

3.5 Indikator Variabel Nilai Sosial ... 44

3.6 Indikator Variabel Kinerja Dosen ... 44

3.7 Indikator Variabel Komitmen Keorganisasian... 45

3.8 Diagram Alur Model Penelitian ... 49

4.1 Struktur Organisasi ... 57

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 66 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja.. 67

4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan .. 68

(17)

1 Kuesioner Penelitian ... 119

2 Data mentah Hasil Jawaban Responden ... 124

3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas... 127

4 Konfirmatori–Konstruk Eksogen ... 130

5 Konfirmatori–Konstruk Endogen... 138

(18)

HARAPAN MEDAN)

ABSTRAK

Penelitian ini ditujukan untuk menguji pengaruh determinan kinerja yang terdiri dari tanggung jawab, kepribadian, proses belajar, kondisi kerja dan nilai sosial terhadap kinerja dosen serta pengaruh kinerja dosen dalam membentuk komitmen keorganisasian. Penggunaan variabel-variabel tersebut dapat memecahkan permasalahan yang terjadi pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan Medan, yaitu adanya permasalahan kinerja dosen dalam melaksanakan proses belajar mengajar serta komitmen dosen dalam berorganisasi. Responden penelitian ini adalah seluruh dosen yang mengajar di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan Medan, sejumlah 107 dosen. Structural Equation Modeling

(SEM) yang dijalankan dengan perangkat lunak AMOS, digunakan untuk menganalisis data. Hasil analisis menunjukkan bahwa tanggung jawab, kepribadian, proses belajar, kondisi kerja dan nilai sosial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja dosen serta kinerja dosen berpengaruh positif dalam membentuk komitmen keorganisasian. Temuan empiris tersebut mengindikasikan bahwa untuk memenuhi dan meningkatkan kinerja serta komitmen dosen berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan Medan, masing-masing pimpinan unit institusi perlu memperhatikan faktor-faktor seperti tanggung jawab, kepribadian, proses belajar, kondisi kerja dan nilai sosial, karena faktor-faktor tersebut terbukti mempengaruhi tinggi rendahnya kinerja dosen dalam melaksanakan proses belajar mengajar serta komitmen dosen dalam berorganisasi.

(19)

ABSTRACT

The objective of the research was to examine the influence of the determinant of performance which consisted of responsibility, personality, learning process, work condition, and social value on instructors’ performance and their influence in the form of organizational commitment. The use of these variables could solve the problem at Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan, Medan. The problem was about the instructors’ performance in carrying out the learning-teaching process and their commitment on how to be active in an organization. The respondents of the research were 107 instructors. The data were gathered by using Structural Equation Modeling (SEM) with an AMOS software program. The result of the analysis of the research showed that responsibility, personality, learning process, work condition, and social value had positive and significant influence on instructors’ performance, and instructors’ performance had positive influence in establishing organizational commitment. The empirical finding indicated that in order to fulfill and to improve instructors’ performance and commitment to active in the organization of Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan, Medan, each unit head of the institution should pay attention to the factors such as responsibility, personality, learning process, work condition, and social value because these factors, in reality, influence the fluctuation of instructors’ performance in carrying out the learning-teaching process and their organizational commitment.

(20)

1.1 Latar Belakang

Seorang karyawan dalam menjalankan pekerjaan pada suatu instansi atau organisasi mempunyai masalah yang sangat mendasar dimana seorang karyawan yang satu dengan yang lain tidak akan sama tingkat komitmen yang dimiliki. Komitmen organisasi yang tinggi pada karyawan biasanya akan meningkatkan kinerja yang tinggi dan sekaligus dapat menurunkan tingkat absensi dan sebaliknya jika seorang karyawan memiliki tingkat komitmen rendah maka kinerjanya juga rendah (Nyhan, 1999). Komitmen merupakan variabel yang dapat memprediksi secara teratur perilaku karyawan dalam kerja terutama diantaranya masalah absensi. Adapun hubungan yang mengatur antara komitmen dan kinerja telah dikemukakan oleh (Benkhoff, 1999) dalam argumentasinya yaitu bahwa komitmen karyawan terhadap organisasi memiliki hubungan positif dengan kinerja, tanpa memperhatikan komitmen karyawan pada organisasi maka kinerja akan memburuk dan pada akhirnya menjadi pemborosan yang sia-sia.

(21)

membuktikan bahwa kinerja salesperson berhubungan positif dengan komitmen organisasi.

Berdasarkan beberapa pemahaman teori diatas membuktikan bahwa komitmen organisasi memberikan dampak signifikan terhadap perilaku kerja seperti kinerja, kepuasan kerja dan turn over karyawan. Begitu juga sebaliknya, kinerja memberikan dampak signifikan terhadap komitmen organisasi. Komitmen berorganisasi dapat terbentuk apabila kinerja meningkat dengan kuat dan dilakukan dengan baik. Terlihat perbedaan yang sangat jelas dari hasil masing-masing penelitian. Karenanya penelitian ini akan melihat kinerja dosen berpengaruh dalam membentuk komitmen keorganisasian.

Kinerja seorang dosen sangat dibutuhkan untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu menciptakan manusia yang berkualitas. Kualitas manusia yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia pada masa yang akan datang adalah mampu menghadapi persaingan yang semakin ketat dengan bangsa lain di dunia. Kualitas manusia Indonesia tersebut dihasilkan melalui penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.

(22)

nilai maka proses pengumuman dan pembagian Kartu Hasil Studi (KHS) juga mengalami keterlambatan.

Bila dilihat dari jumlah rata-rata persentase kehadiran dosen, mengalami penurunan dari tahun akademik 2010/2011 sampai 2011/2012 serta belum mencapai target tatap muka yaitu dibawah 80 %, dapat dilihat dalam tabel

Sumber: Jurnal Kehadiran Dosen STIE Harapan Medan.

Berdasarkan Tabel 1.1 menunjukkan jumlah rata-rata persentase kehadiran dosen mengalami penurunan pada dari 78,8 % pada tahun akademik 2010/2011 menjadi 73,6 % ditahun akademik 2011/2012.

(23)

unsur yang mempunyai peranan sangat penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan tinggi tersebut adalah tenaga pendidik / dosen.

Kinerja dosen merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan proses belajar mengajar di perguruan tinggi. Terdapat hubungan yang erat antara kinerja perseorangan dengan kinerja perusahaan. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa apabila kinerja dosen baik, maka kinerja perguruan tinggi juga akan menjadi baik (Prawirosentono, 1999)

Selanjutnya untuk mengetahui determinan kinerja pegawai, perlu dilakukan pengkajian terhadap beberapa teori kinerja. Dalam mencapai prestasi yang dikerjakan dipengaruhi oleh beberapa variabel yang membentuk kinerja antara lain kemampuan, beban kerja, tanggung jawab, sikap, kepribadian, motivasi, proses belajar, kepemimpinan, kondisi kerja supervisi dan nilai sosial (Gibson, 2000).

(24)

Dilihat dari latar belakang diatas menunjukkan adanya permasalahan kinerja dosen dalam melaksanakan proses belajar mengajar di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan Medan. Karena alasan tersebut selanjutnya perlu dilakukan penelitian tentang determinan kinerja dosen yang paling berpengaruh positif dan signifikan dalam membentuk komitmen keorganisasian di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan Medan.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka pertanyaan penelitian yang diajukan adalah :

1. Apakah tanggung jawab berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja dosen. 2. Apakah kepribadian berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja dosen. 3. Apakah proses belajar berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja dosen. 4. Apakah kondisi kerja berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja dosen. 5. Apakah nilai sosial berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja dosen. 6. Apakah kinerja dosen berpengaruh positif signifikan terhadap komitmen

keorganisasian.

1.3 Tujuan Penelitian

(25)

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat terhadap beberapa pihak, yaitu :

1. Institusi.

Sebagai bahan masukan dalam pembuatan kebijakan komitmen keorganisasian dan strategi penataan serta pengembangan kinerja dosen.

2. Ilmu Pengetahuan.

(26)

2.1 Penelitian Terdahulu

Sudiro (2008), “Pengaruh Komitmen Keorganisasian dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Tenaga Edukatif / Dosen (Studi di Universitas Brawijaya Malang)”. Tujuan penelitian menjelaskan pengaruh variabel komitmen

keorganisasian dan kepuasan kerja terhadap kinerja tenaga edukatif / dosen. Peneliti menggunakan analisis regresi linear berganda untuk metodologi penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan komitmen keorganisasian dan kepuasan kerja secara simultan mempengaruhi kinerja tenaga edukatif / dosen, karena dengan komitmen keorganisasian yang tinggi dan kepuasan kerja yang tinggi akan dapat meningkatkan kinerja seorang tenaga edukatif / dosen.

Muhadi (2007), “Analisis Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Organisasional Dalam Mempengaruhi Kinerja Karyawan (Studi pada Karyawan Administrasi Univeristas Diponegoro). Penelitian ini mempunyai tujuan umum untuk mengatur pengaruh variabel kepuasan kerja terhadap komitmen organisasional dalam mempengaruhi kinerja karyawan. Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan alat analisis SEM dimana untuk menggunakan alat ini diperlukan bantuan program AMOS, hasil analisis berupa statistik deskriptif , uji kualitas data dengan SPSS. Hasil uji hipotesis diketahui dimana tiga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini berpengaruh positif dan signifikan.

Suparman (2007), “Analisis Pengaruh Peran Kepemimpinan, Motivasi dan

(27)

Pegawai (Studi pada Pegawai di Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Sukamara di Propinsi Kalimantan Tengah)”. Tujuan Penelitian untuk menganalisis pengaruh peran kepemimpinan, motivasi dan komitmen organisasi terhadap kepuasan kerja dalam meningkatkan kinerja pegawai. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model kausalitas atau hubungan pengaruh. Untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini maka teknik analisis yang digunakan adalah SEM atau Structural Equation Modeling yang dioperasikan melalui program AMOS. Pengujian hipotesis yang dilakukan membuktikan bahwa ada pengaruh yang positif motivasi dengan kepuasan kerja. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan signifikan antara motivasi dengan kepuasan kerja.

Sedangkan dalam penelitian yang berbeda memberikan hasil yang berbanding terbalik terhadap ketiga penelitian diatas, Brown et al (1993) “ Antecedents and Consequences of Salesperson Job Satisfaction: Meta Analysis

and Assesment of Causal Effects “ Tujuan penelitian ini berbeda dengan ketiga

(28)

signifikansi secara substansial. Kinerja penjualan sangat lemah hubungannya terhadap kepuasan kerja dan komitmen organisasi.

Penelitian berikutnya Johlke et al, (2000) “ An Integrated Model of Sales Manager’s Communication Practices “Tujuan penelitian menjelaskan bahwa

konsisten dengan temuan Brown et al yang mendukung hipotesis bahwa terdapat hubungan positif diantara kepuasan dan kinerja karyawan terhadap komitmen organisasional. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model kausalitas atau hubungan pengaruh. Untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini maka teknik analisis yang digunakan adalah SEM atau Structural Equation Modeling yang dioperasikan melalui program LISREL. Pengujian hipotesis yang dilakukan membuktikan bahwa kinerja salesperson berhubungan positif dengan komitmen organisasi. Meskipun model yang dikembangkan menunjukkan hubungan kausal, tetapi peneliti sendiri tidak dapat menyatakan secara yakin mengenai hubungan kausal tersebut karena tidak digunakannya

longitudinal design.

2.2 Teori Tentang Pendidikan dan Pengajaran

(29)

latihan berhubungan dengan pemberian dan pembentukan ketrampilan kepada peserta didik. Pengajaran titik berat tinjauannya pada segi pendidik (dosen), sedangkan pembelajaran lebih menitikberatkan kepada peserta didik.

Pembelajaran juga merupakan kombinasi yang tersusun atas unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran institusi pendidikan kesehatan memerlukan unsur dan sarana pembelajaran antara lain unsur manusia yang terdiri dari tenaga pendidik (dosen tetap dan tidak tetap), pembimbing praktek klinik, tenaga administrasi dan tenaga penunjang lainnya.

Ada empat teori pendidikan yang banyak dibicarakan para ahli pendidikan dan dipandang mendasari pelaksanaan pendidikan, yaitu pendidikan klasik, pendidikan pribadi, pendidikan interaksional dan teknologi pendidikan.

1. Pendidikan Klasik

Pendidikan klasik atau classical education dapat dipandang sebagai konsep pendidkan tertua. Konsep pendidikan ini bertolak dari asumsi bahwa seluruh warisan budaya, yaitu pengetahuan, ide-ide atau nilai-nilai telah ditemukan oleh para pemikir terdahulu.Pendidikan berfungsi memelihara, mengawetkan dan meneruskan semua warisan budaya tersebut kepada generasi berikutnya. Guru (dosen) atau pendidik tidak perlu susah-susah mencari dan menciptakan pengetahuan, konsep, dan nilai-nilai baru, sebab semuanya telah tersedia, tinggal menguasainya dan mengajarkannya kepada anak.

(30)

ditemukan dan dikembangkan oleh para ahli tempo dulu. Materi ilmu pengetahuan yang diambil dari disiplin ilmu tersebut telah tersusun secara logis dan sistematis.

Kurikulum pendidikan klasik lebih menekankan isi pendidikan, yang diambil dari disiplin ilmu, disusun oleh para ahli tanpa mengikutsertakan guru (dosen) apalagi siswa. Isi disusun secara logis, sistematis, dan berstruktur dengan berpusatkan pada segi intelektual, sedikit sekali memperhatikan segi sosial atau psikologis peserta didik.

Guru (dosen) mempunyai peranan yang sangat besar dan lebih dominan. Dalam pengajaran, ia menentukan isi, metode dan evaluasi. Dialah yang aktif dan bertanggung jawab dalam segala aspek pengajaran. Siswa mempunyai peran yang pasif, sebagai penerima informasi dan tugas-tugas dosen.

2. Pendidikan Pribadi

Pendidikan pribadi lebih mengutamakan peranan siswa. Konsep pendidikan ini bertolak dari anggapan dasar bahwa, sejak dilahirkan, anak telah memiliki potensi-potensi, baik potensi untuk berpikir, berbuat, memecahkan masalah maupun untuk belajar dan berkembang sendiri.

(31)

Kurikulum pendidikan pribadi lebih menekankan pada proses pengembangan kemampuan siswa. Materi ajar dipilih sesuai minat dan kebutuhan siswa. Pengembangan kurikulum dilakukan oleh pendidik dengan melibatkan siswa.Tidak ada kurikulum standar, yang ada adalah kurikulum minimal yang dalam implementasinya dikembangkan bersama siswa. Isi dan proses pembelajarannya selalu berubah sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. 3. Pendidikan Interaksional

Konsep pendidikan ini bertolak dari pemikiran manusia sebagi makhluk sosial. Dalam kehidupannya, manusia selalu membutuhkan manusia lain, selalu hidup bersama, berinteraksi dan bekerjasama. Karena kehidupan bersama dan kerja sama ini, mereka dapat hidup, berkembang, dan mampu memenuhi kebutuhan hidup dan memecahkan berbagai masalah yang dihadapi.

Pendidikan sebagai salah satu bentuk kehidupan juga berintikan kerja sama dan interaksi. Pendidikan interaksional menekankan interaksi dua pihak, dari guru (dosen) kepada siswa dan dari siswa kepada guru (dosen). Lebih luas lagi interaksi ini juga terjadi antar siswa dengan bahan ajar dan dengan lingkungan, antara pemikiran siswa dengan kehidupannya. Interaksi ini terjadi melalui berbagai bentuk dialog.

(32)

sumber-sumber belajar yang lain. Kegiatan penilaian dilakukan untuk hasil maupun proses belajar.

4. Teknologi Pendidikan

Teknologi pendidkan mempunyai persamaan dengan pendidikan klasik tentang peranan pendidikan dalam menyampaikan informasi. Keduanya juga mempunyai perbedaan, sebab yang diutamakan dalam teknologi pendidikan adalah pembentukan dan penguasaan kompetensi bukan pengawetan dan pemeliharaan budaya lama. Mereka lebih berorientasi ke masa sekarang dan yang akan datang, tidak seperti pendidikan klasik yang lebih melihat masa lalu.

2.2.1 Tenaga Pendidik (Dosen)

Berdasarkan Undang-Undang Sistim Pendidikan Nasional No 20 tahun 2003, Tenaga Kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabadikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan, sedangkan pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, “Dosen”, konselor,

pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruksi, fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.

(33)

menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

Lampiran Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No.36/D/O/2001 tentang petunjuk teknis pelaksanaan angka kredit jabatan dosen di lingkungan Departemen Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Dosen adalah pegawai negeri sipil di lingkungan Departemen Pendidikan Nasional yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang mencakup tiga bidang yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat.

Penilaian kinerja dosen dilakukan dengan mengevaluasi aktifitas atau kegiatan (proses) yang dilakukan oleh dosen yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas pokoknya sebagai dosen, yang meliputi aspek-aspek perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pendidikan. Sebagai tenaga kependidikan, dosen bertugas menyelenggarakan kegiatan mengajar, melatih, meneliti, mengembangkan, mengelola dan memberikan pelayanan teknis dalam bidang pendidikan.

2.3 Teori Tentang Komitmen Organisasi

(34)

a. Affective commitment

Affective commitment adalah keterikatan emosional karyawan, identifikasi, dan keterlibatan dalam organisasi.

b. Continuance commitment

Continuance commitment adalah komitmen berdasarkan kerugian yang berhubungan dengan keluarnya karyawan dari organisasi. hal ini mungkin karena kehilangan senioritas atas promosi atau benefit.

c. Normative commitment

Normative commitment adanya perasaaan wajib untuk tetap berada dalam organisasi karena memang harus begitu; tindakan tersebut merupakan hal benar yang harus dilakukan.

Komitmen organisasi secara umum dapat diartikan sebagai keterikatan pegawai pada organisasi dimana pegawai tersebut bekerja. Komitmen dibutuhkan oleh organisasi agar sumber daya manusia yang kompeten dalam organisasi dapat terjaga dan terpelihara dengan baik. Komitmen organisasi didefinisikan sebagai pengukur kekuatan pegawai yang berkaitan dengan tujuan dan nilai organisasi (McNesee-Smith, 1996).

Komitmen dipandang sebagai suatu orientasi nilai terhadap organisasi yang menunjukan individu sangat memikirkan dan mengutamakan pekerjaan dan organisasinya. Individu akan berusaha memberikan segala usaha yang dimilikinya dalam rangka membantu organisasi mencapai tujuannya (Desiana dan Soetjipto, 2006). Komitmen organisasi dan keterlibatannya dalam organisasi dicirikan oleh tiga faktor psikologis:

(35)

2. Keinginan untuk berusaha sekuat tenaga demi organisasi.

3. Kepercayaan yang pasti dan penerimaan terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi.

Luthans (2006) mengatakan sebagai sikap, komitmen organisasi paling sering didefenisikan sebagai berikut:

1. keinginan kuat untuk tetap sebagai anggota organisasi tertentu 2. keinginan untuk berusaha keras sesuai keinginan organisasi 3. keyakinan tertentu, dan penerimaan nilai dan tujuan organisasi.

Dengan kata lain, hal ini merupakan sikap yang merefleksikan loyalitas karyawan pada organisasi dan proses berkelanjutan di mana anggota organisasi mengekspresikan perhatiannya terhadap organisasi dan keberhasilan serta kemajuan yang berkelanjutan.

Steers (1998) mengatakan komitmen organisasi menjelaskan kekuatan relatif dari sebuah identifikasi individu dengan keterlibatan dalam sebuah organisasi. Komitmen menghadirkan sesuatu diluar loyalitas belaka terhadap suatu organisasi. disamping itu, hal ini meliputi suatu hubungan yang aktif dengan organisasi dimana individu bersedia untuk memberikan sesuatu dari diri mereka untuk membantu keberhasilan dan kemakmuran organisasi.

(36)

2.3.1 Aspek-aspek Komitmen Organisasi

Steers (1998) mengelompokkan komitmen organisasi menjadi tiga faktor: a. Identifikasi dengan organisasi yaitu penerimaan tujuan organisasi, dimana

penerimaan ini merupakan dasar komitmen organisasi. Identifikasi pegawai tampak melalui sikap menyetujui kebijaksanaan organisasi, kesamaan nilai pribadi dan nilai-nilai organisasi, rasa kebanggaan menjadi bagian dari organisasi.

b. Keterlibatan yaitu adanya kesediaan untuk berusaha sungguh-sungguh pada organisasi. Keterlibatan sesuai peran dan tanggungjawab pekerjaan di organisasi tersebut. Pegawai yang memiliki komitmen tinggi akan menerima hampir semua tugas dan tanggungjawab pekerjaan yang diberikan padanya. c. Loyalitas yaitu adanya keinginan yang kuat untuk menjaga keanggotaan di

dalam organisasi. Loyalitas terhadap organisasi merupakan evaluasi terhadap komitmen, serta adanya ikatan emosional dan keterikatan antara organisasi dengan pegawai. Pegawai dengan komitmen tinggi merasakan adanya loyalitas dan rasa memiliki terhadap organisasi.

2.4 Teori Tentang Kinerja

(37)

Produktifitas tenaga kerja (kinerja) adalah perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja persatuan waktu, sedangkan peran serta tenaga kerja ialah penggunaan sumber daya secara efisiensi dan efektif. Kinerja tenaga edukatif / dosen adalah hasil kerja secara kuantitas dan kualitas yang dilakukan oleh seorang dosen dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi (Undang-Undang RI No.14, 2005).

2.4.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja.

Kinerja karyawan dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain yang terdiri dari motivasi, kemampuan, pengetahuan, keahlian, pendidikan, pengalaman, pelatihan, minat, sikap kepribadian kondisi-kondisi fisik dan kebutuhan fisiologis, kebutuhan sosial dan kebutuhan egoistik (Sutermeister , 2003)

Faktor yang mempengaruhi kinerja individu tenaga kerja adalah kemampuan mereka, motivasi, dukungan yang diterima, keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan dan hubungan mereka dengan organisasi. Pengamatan dan analisis manajer tentang perilaku dan prestasi individu dalam bekerja memerlukan pertimbangan ketiga perangkat variabel yang secara langsung mempengaruhi perilaku individu dan hal–hal yang dikerjakan oleh pegawai bersangkutan.

(38)

2.4.2 Pengukuran Kinerja Dosen

Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Tugas utama dosen tersebut adalah melaksanakan tridharma perguruan tinggi dengan beban kerja paling sedikit sepadan dengan 12 (dua belas) sks dan paling banyak 16 (enam belas) sks pada setiap semester dengan kualifikasi akademiknya.

Berdasarkan (Undang-Undang RI No.14, 2005). pengukuran hasil kerja secara kuantitas dan kualitas yang dilakukan oleh seorang dosen dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi harus mencakup tiga dari 4 (empat) tugas penting dosen sebagai berikut :

1. Tugas melakukan pendidikan merupakan tugas dibidang pendidikan dan pengajaran.

2. Tugas melakukan penelitian merupakan tugas dibidang penelitian dan pengembangan karya ilmiah.

3. Tugas melakukan pengabdian kepada masyarakat. 4. Tugas penunjang tridharma perguruan tinggi.

2.5 Teori Tentang Tanggung Jawab

(39)

akibatnya. Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.

Seorang mahasiswa mempunyai kewajiban mengajar. Bila mengajar, maka hal itu berarti ia telah memenuhi kewajibannya. Berarti pula ia telah bertanggung jawab atas kewajibannya. Sudah tentu bagaimana kegiatan mengajar si dosen, itulah kadar pertanggung jawabannya. Bila pada ujian mahasiswa dosen yang bersangkutan mendapat nilai A, B atau C itulah kadar pertanggung-jawabannya. Bila mahasiswa malas belajar, dan dosen sadar akan hal itu. Tetapi dosen tetap tidak mau mengajar dengan alasan capek, bosan dan lain-lain. Padahal mahasiswa akan menghadapi ujian, ini berarti dosen tidak memenuhi kewajibannya, berarti pula dosen tidak bertanggung jawab.

Dalam proses belajar mengajar, dosen memiliki tanggung jawab yang besar terhadap kegagalan dalam menjalankan tugasnya pada saat mengajar. Ketepatan waktunya dalam proses mengajar, beban kerja paling sedikit sepadan dengan 12 sks dan paling banyak 16 sks pada setiap semester, serta kesesuaian pemberian nilai pada saat ujian (Pedoman Beban Kinerja Dosen, 2010).

(40)

2.6 Teori Tentang Kepribadian

Sering didefinisikan sebagai gabungan dari semua cara dimana individu bereaksi dan berinteraksi dengan orang lain atau kadang-kadang didefinisikan sebagai organisasi internal dari proses psikologis dan kecenderungan perilaku seseorang. Jadi kepribadian itu merupakan perangkat gambaran diri yang terintegrasi dan merupakan perangkat total dari kekuatan intrapsikis, yang membuat diri kita ini menjadi unik, dengan perilaku yang spesifik.

Kebutuhan pekerjaan dapat menjembatani hubungan antara pemilikan tipe kepribadian tertentu dengan prestasi kerjanya. Teori ini mendasarkan pengertian tentang kecocokan antara ciri-ciri kepribadian seseorang bisa merasa puas dengan pekerjaannya tergantung dari derajat kecocokan antara kepribadian dan lingkungan pekerjaannya.

Kepribadian adalah keseluruhan dari perilaku individu (organisasi dinamis dalam sistem psiko-fisik individu) yang sangat menentukan dirinya secara khas dalam menyesuaikan diri atau berinteraksi dengan situasi atau lingkungannya. Kepribadian seseorang terbentuk dari faktor keturunan maupun faktor lingkungan dalam kondisi situasional. Atribut kepribadian mempengaruhi perilaku organisasi. Penilaian kepribadian hendaknya digunakan bersama dengan informasi lain seperti rasa percaya diri, berwibawa, bijaksana, memiliki ketrampilan, kemampuan dan pengalaman (Suparman, 2007).

2.7 Teori Tentang Proses Belajar

(41)

berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara pendidik/dosen dan peerta didik/mahasiswa merupakan syarat utama berlangsung proses belajar mengajar.

Proses dalam pengertian disini , merupakan interaksi semua komponen atau unsur yang terdapat dalam belajar mengajar yang satu sama lainnya saling berhubungan (interdependent) dalam ikatan untuk mencapai tujuan. Yang termasuk dalam komponen belajar mengajar antara lain tujuan instruksional yang hendak dicapai dalam perencanaan pembelajaran , materi pelajaran, metode mengajar dan alat peraga yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran (proses belajar mengajar) dan evaluasi sebagai tolak ukur tercapai tidaknya tujuan. Dalam Proses belajar mengajar, dosen sebagai pengajar akan menggunkan pedoman dalam kurikulum dalam menjalankan tugasnya. Melalui proses belajar mengajar terjadi penyampaian informasi dan ilmu pengetahuan serta penanaman nilai-nilai maupun sikap. Pada akhir suatu proses pendidikan, khususnya pendidikan tinggi akan diperoleh lulusan (out put) yang dapat mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan (Dirjen Dikti, 2001)

Di dalam perilaku organisasi, proses belajar itu didefinisikan sebagai perubahan perilaku yang relatif permanen yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman hidup. Dapat dikatakan bahwa perubahan-perubahan perilaku itu menunjukkan telah terjadinya proses belajar dan proses belajar itu sendiri adalah perubahan-perubahan yang terjadi sebagai akibat dari proses belajar tersebut.

(42)

mahasiswa seperti, aktualisasi diri, pencapaian prestasi, mampu mengajar dengan baik, jelas dalam mencapai suatu tujuan meskipun kadang–kadang ada perilaku yang kurang puas bagi mahasiswa (Mahmudi, 2005).

2.8 Teori Tentang Kondisi Kerja

Kondisi kerja adalah semua aspek fisik kerja, psikologis kerja dan peraturan kerja yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja dan pencapaian produktivitas kerja. Kondisi fisik kerja mencakup diantaranya penerangan (cahaya), suara dan warna, kenyamanan ruang kerja (Widiastuti, 2005).

Kondisi karyawan akan lebih mudah untuk menyelesaikan pekerjaan mereka apabila kondisi kerja mendukung (seperti bersih,lingkungan menarik), tetapi jika kondisi kerja tidak mendukung (seperti panas,lingkungan ribut,tidak nyaman) pegawai akan sukar untuk melaksanakan tugasnya. Pengertian kondisi kerja adalah “semua aspek fisik kerja, psikologis kerja dan peraturan kerja yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja dan pencapaian produktivitas kerja” (Mangkunegara, 2001).

Menurut Newstrom (1996) Work condition relates to the scheduling of work-the length of work days and the time of day (or night) during which people

(43)

2.8.1 Jenis Kondisi Kerja

1. Kondisi Fisik dari lingkungan kerja.

Kondisi fisik dari lingkungan kerja di sekitar karyawan sangat perlu diperhatikan oleh pihak badan usaha, sebab hal tersebut merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh untuk menjamin agar karuyawan dapat melaksanakan tugas tanpa mengalami gangguan. Memperhatikan kondisi fisik dari lingkungan kerja karyawan dalam hal ini berarti berusaha menciptakan kondisi lingkungan kerja yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan para karyawan sebagai pelaksanan kerja pada tempat kerja tersebut. Kondisi fisik dari lingkungan kerja menurut Newstrom (1996) adalah among the more obvious factors that can affect the behavior of workers are the physical

conditions of the work environment, including the level of lighting, the usual

temperature, the level of noise, the amounts and the types of airbone chemicals

and pollutans, and aesthetic features such as the colors of walls and flors, and

(44)

bau-bauan, warna dan lain-lain yang dalam hal ini berpengaruh terhadap hasil kerja manusia tersebut (Handoko, 2003). Faktor-faktor lingkungan kerja meliputi :

a. Illumination

Cahaya atau penerangan sangat besar manfaatnya bagi para karyawan guna mendapat keselamatan dan kelancaran kerja. Pada dasarnya, cahaya dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu: cahaya yang berasal dari sinar matahari dan cahaya buatan berupa lampu. Oleh sebab itu perlu diperhatikan adanya penerangan (cahaya) yang terang tetpai tidak menyilaukan. Dengan penerangan yang baik para karyawan akan dapat bekerja dengan cermat dan teliti sehingga hasil kerjanya mempunyai kualitas yang memuaskan. Cahaya yang kurang jelas (kurang cukup) mengakibatkan penglihatan kurang jelas, sehingga pekerjaan menjadi lambat, banyak mengalami kesalajhan, dan pada akhirtnya menyebabkan kurang efisien dalam melaksanakan pekerjaan, sehingga tujuan dari badan usaha sulit dicapai.

b.Temperature

Bekerja pada suhu yang panas atau dingin dapat menimbulkan penurunan kinerja. Secara umum, kondisi yang panas dan lembab cenderung meningkatkan penggunaan tenaga fisik yang lebih berat, sehingga pekerja akan merasa sangat letih dan kinerjanya akan menurun.

c. Noise

(45)

pekerjaan, karena konsentrasi perusahaan akan dapat terganggu. Dengan terganggunya konsentrasi ini maka pekerjaan yang dilakukkan akan banyak timbul kesalahan ataupun kerusakan sehingga akan menimbulkan kerugian. d. Motion

Kondisi gerakan secara umum adalah getaran. Getaran-getaran dapat menyebabkan pengaruh yang buruk bagi kinerja, terutama untuk aktivitas yang melibatkan penggunaan mata dan gerakan tangan secara terus-menerus.

e. Pollution

Pencemaran ini dapat disebabkan karena tingkat pemakaian bahan-bahan kimia di tempat kerja dan keanekaragaman zat yang dipakai pada berbagai bagian yang ada di tempat kerja dan pekerjaan yang menghasilkan perabot atau perkakas. Bahan baku-bahan baku bangunan yang digunakan di beberapa kantor dapat dipastikan mengandung bahan kimia yang beracun. Situasi tersebut akan sangat berbahaya jika di tempat tersebut tidak terdapat ventilasi yang memadai.

f. Aesthetic Factors

Faktor keindahan ini meliputi: musik, warna dan bau-bauan. Musik, warna dan bau-bauan yang menyenangkan dapat meningkatkan kepuasan kerja dalam melaksanakan pekerjaannya.

2. Kondisi psikologis dari lingkungan kerja.

(46)

newstrom (1996) Psychological conditions of the work environment that can affect work performance include feelings of privacy or crowding, the status

associated with the amount or location of workspace, and the amount of

control over the work environment. Kondisi psikologis dari lingkungan kerja dapat mempengaruhi kinerja yang meliputi perasaan yang bersifat pribadi atau kelompok, status dihubungkan dengan sejumlah lokasi ruang kerja dan sejumlah pengawasan atau lingkungan kerja. Faktor-faktor dari kondisi psikologis meliputi:

a. Feeling of privacy

Privasi dari pekerja dapat dirasakan dari desain ruang kerja. Ada ruang kerja yang didesain untuk seorang pekerja, adapula yang didesain untuk beberapa orang, sehingga penyelia untuk mengawasi interaksi antar karyawan.

b. Sense of status and impotance

Para karywan tingkat bawah senang dengan desain ruang yang terbuka karena memberi kesempatan kepada karyawan untuk berkomunikasi secara informal. Sebaliknya para manajer merasa tidak puas dengan desain ruang yang terbuka karena banyak gangguan suara dan privasi yang dimiliki terbatas.

3. Kondisi sementara dari lingkungan kerja.

The temporal condition-the time structure of the work day. Some of the more

flexible work schedules have developed in an effort to give workers a greater

(47)

bekerja dengan jadwal 5-9 jam dimana pekerja akan diberi waktu 1 jam untuk istirahat dan makan siang.Faktor-faktor dari kondisi sementara meliputi:

a. Shift

Dalam satu hari sistem kerja shift dapat dibagi menjadi 3 yaitu shift pagi, shift psore, dan shift malam. Dan berdasarkan banyak penelitian bahwa shift malam dianggap banyak menimbulkan masalah seperti stres yang tinggi, ketidakpuasan kerja dan kinerja yang jelek.

b. Compressed work weeks.

Maksudnya adalah mengurangi jumlah hari kerja dalam seminggu, tetapi menambah jumlah jam kerja perhari. Mengurangi hari kerja dalam seminggu mempunyai dampak yang positif dari karyawan yaitu karyawan akan merasa segar kembali pada waktu bekerja karena masa liburnya lebih lama dan juga dapat mengurangi tingkat absensi dari karyawan.

c. Flextime.

(48)

kebisingan, kurangnya penerangan, maupun polusi seta bebas dari gangguan yang bersifat psikologis maupun temporary seperti privasi yang dimiliki karyawan tersebut maupun pengaturan jam kerja.

2.9 Teori Tentang Nilai Sosial

Nilai (value) yang dianut oleh suatu bangsa atau masyarakat tertentu berisikan elemen–elemen yang “jugmental“ seperti segala sesuatu yang dianggap baik, benar dan dikehendaki masyarakat setempat. Nilai penting dalam mempelajari perilaku organisasi karena nilai meletakkan dasar untuk mengerti tentang sikap dan motivasi serta pengaruhnya terhadap persepsi kita (Mangkunegara, 2001). Nilai sosial menempatkan nilai yang tertinggi kepada kecintaannya pada orang lain, mampu menerima kritik, mengenal dengan baik karakter seseorang, mudah bergaul dimasyarakat serta mampu bertoleransi terhadap keberagaman (Widiastuti, 2005).

2.9.1 Jenis-Jenis Nilai Sosial

Di masyarakat kita dapat menjumpai berbagai nilai yang dianut demi kebaikan bersama anggota masyarakat. Di samping beberapa jenis nilai sosial seperti yang diutarakan Notonagoro di atas, masih ada beberapa jenis nilai sosial dilihat dari sifat, ciri, dan tingkat keberadaannya.

a. Berdasarkan Sifatnya

(49)

1. Nilai kepribadian, yaitu nilai yang dapat membentuk kepribadian seseorang, seperti emosi, ide, gagasan, dan lain sebagainya.

2. Nilai kebendaan, yaitu nilai yang diukur dari kedayagunaan usaha manusia untuk mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Biasanya jenis nilai ini disebut dengan nilai yang bersifat ekonomis.

3. Nilai biologis, yaitu nilai yang erat hubungannya dengan kesehatan dan unsur biologis manusia. Misalnya dengan melakukan olahraga untuk menjaga kesehatan.

4. Nilai kepatuhan hukum, yaitu nilai yang berhubungan dengan undang-undang atau peraturan negara. Nilai ini merupakan pedoman bagi setiap warga negara agar mengetahui hak dan kewajibannya.

5. Nilai pengetahuan, yaitu nilai yang mengutamakan dan mencari kebenaran sesuai dengan konsep keilmuannya.

6. Nilai agama, yaitu nilai yang berhubungan dengan agama dan kepercayaan yang dianut oleh anggota masyarakat. Nilai ini bersumber dari masing-masing ajaran agama yang menjelaskan sikap, perilaku, perbuatan, perintah, dan larangan bagi umat manusia.

7. Nilai keindahan, yaitu nilai yang berhubungan dengan kebutuhan akan estetika (keindahan) sebagai salah satu aspek dari kebudayaan.

b. Berdasarkan Cirinya

Berdasarkan cirinya, kita mengenal dua jenis nilai, yaitu nilai yang tercernakan dan nilai dominan.

(50)

mendorong timbulnya tindakan tanpa berpikir panjang. Sebagai contohnya seorang ayah dengan sangat berani dan penuh kerelaan menolong anaknya yang terperangkap api di rumahnya, meskipun risikonya sangat besar.

2. Nilai dominan, yaitu nilai yang dianggap lebih penting daripada nilai-nilai yang lainnya. Mengapa suatu nilai dikatakan dominan? Ada beberapa ukuran yang digunakan untuk menentukan dominan atau tidaknya suatu nilai, yaitu sebagai berikut.

a. Banyaknya orang yang menganut nilai tersebut.

b. Lamanya nilai dirasakan oleh anggota kelompok yang menganut nilai itu. c. Tingginya usaha untuk mempertahankan nilai tersebut.

d. Tingginya kedudukan orang yang membawakan nilai itu. c. Berdasarkan Tingkat Keberadaannya

Kita mengenal dua jenis nilai berdasarkan tingkat keberadaannya, yaitu nilai yang berdiri sendiri dan nilai yang tidak berdiri sendiri.

1. Nilai yang berdiri sendiri, yaitu suatu nilai yang diperoleh semenjak manusia atau benda itu ada dan memiliki sifat khusus yang akhirnya muncul karena memiliki nilai tersebut. Contohnya pemandangan alam yang indah, manusia yang cantik atau tampan, dan lain-lain.

(51)

2.10 Teori Hubungan Antar Variabel

2.10.1 Hubungan Tanggung Jawab dan Kinerja

Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.

Hasil penelitian mengungkapkan karyawan bertanggung jawab atas setiap pekerjaannya ketika manajemennya memiliki visi atas kinerja operasional perusahaan tetapi juga dalam menjalankan aktivitasnya, memperhatikan lingkungan yang ada disekitarnya (Muhadi, 2007).

2.10.2 Hubungan Kepribadian dan Kinerja

Untuk mencapai kinerja kreatif, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Salah satunya adalah kepribadian. Kepribadian itu mempunyai arti yang lebih dari pada hanya sekedar sifat menarik yang tersusun dari semua sifat yang dimilikinya. Sifat tersebut bermacam-macam. Seperti yang berkenaan dengan cara orang berbuat, menggambarkan sikap, berhubungan dengan minat, dan temperamen emosionil (Mahmud, 1990).

Penelitian lain menjelaskan bahwa kepribadian yang baik dari setiap dosen sangat terkait dengan kinerja kreatif dosen dalam berorganisasi (Suparman, 2007).

2.10.3 Hubungan Proses Belajar dan Kinerja

(52)

itu menunjukkan telah terjadinya proses belajar dan proses belajar itu sendiri adalah perubahan-perubahan yang terjadi sebagai akibat dari proses belajar tersebut.

Proses belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progressif. Belajar juga dipahami sebagai suatu perilaku, pada saat orang belajar, maka kinerja menjadi lebih baik. Sebaliknya bila ia tidak belajar, maka kinerjanya menurun (Sagala, 2010).

2.10.4 Hubungan Kondisi Kerja dan Kinerja

Kondisi Kerja adalah Working condition can be defined as series of conditions of the working environment in which become the working place of the

employee who works there. yang kurang lebih dapat diartikan kondisi kerja sebagai serangkaian kondisi atau keadaan lingkungan kerja dari suatu perusahaan yang menjadi tempat bekerja dari para karyawan yang bekerja didalam lingkungan tersebut. Yang dimaksud disini adalah kondisi kerja yang baik yaitu nyaman dan mendukung pekerja untuk dapat menjalankan aktivitasnya dengan baik. Meliputi segala sesuatu yang ada di lingkungan karyawan yang dapat mempengaruhi kinerja, serta keselamatan dan keamanan kerja, temperatur, kelambapan, ventilasi, penerangan, kebersihan dan lain–lain (Stewart and Stewart, 1993).

Menurut (Newstrom, 1996) Work condition relates to the scheduling of work-the length of work days and the time of day (or night) during which people

(53)

atau malam selama orang-orang bekerja. Oleh sebab itu kondisi kerja yang terdiri dari faktor-faktor seperti kondisi fisik, kondisi psikologis, dan kondisi sementara dari lingkungan kerja, harus diperhatikan agar para pekerja dapat merasa nyaman dalam bekerja sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja.

2.10.5 Hubungan Nilai Sosial dan Kinerja

Nilai sosial juga berfungsi sebagai pemersatu yang dapat mengumpulkan orang banyak dalam kesatuan atau kelompok tertentu. Dengan kata lain, nilai sosial menciptakan dan meningkatkan solidaritas antar manusia. Nilai penting dalam mempelajari perilaku organisasi karena nilai meletakkan dasar untuk mengerti tentang sikap dan motivasi serta pengaruhnya terhadap persepsi kita.

Penelitian (Widiastuti, 2005) menyatakan apabila nilai sosial yang dimiliki oleh seseorang seperti kecintaannya pada orang lain, mudah bergaul dan mampu menerima kritikan dapat dilakukan dengan baik akan mengarah pada peningkatan kinerja seseorang. Dengan kata lain, semakin baik nilai sosial yang dimiliki seseorang maka akan semakin baik kinerja yang dapat diberikannya kepada perusahaan.

2. 10.6 Hubungan Kinerja dan Komitmen Keorganisasian

Dalam penelitian (Brown et al,1993) “ Antecedents and Consequences of Salesperson Job Satisfaction: Meta Analysis and Assesment of Causal Effects

(54)

namun karena besarnya ukuran sampel, pengaruhnya dinyatakan lemah dan tidak terdapat signifikansi secara substansial.

Penelitian berikutnya Johlke et al, (2000) “ An Integrated Model of Sales Manager’s Communication Practices “ Pengujian hipotesis yang dilakukan

membuktikan bahwa kinerja salesperson berhubungan positif dengan komitmen organisasi.

2.11 Kerangka Konseptual

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Tanggung

Jawab

Kepribadian

Proses Belajar

Kondisi Kerja

Nilai Sosial

H.1

H.2

H.3

H.4

H.5

H.6

Kinerja Dosen

(55)

2.12 Hipotesis.

H. 1 : Tanggung jawab berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja dosen. H. 2 : Kepribadian berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja dosen. H. 3 : Proses belajar berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja dosen. H. 4 : Kondisi kerja berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja dosen. H. 5 : Nilai sosial berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja dosen. H. 6 : Kinerja dosen berpengaruh positif signifikan terhadap komitmen

(56)

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan Medan. Penelitian mulai dilaksanakan pada bulan Maret 2013 sampai dengan Juli 2013.

3.2 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kausalitas yaitu suatu penelitian yang melihat hubungan pengaruh antara satu variabel terhadap variabel lainnya. Penelitian juga melibatkan pengumpulan data guna menetukan, apakah ada hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini mengungkap pengaruh determinan kinerja dosen dalam membentuk komitmen keorganisasian.

3.3 Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan Medan yang berjumlah 107 orang.

b. Sampel

(57)

3.4 Tehnik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey melalui penyebaran kuesioner. Kuesioner adalah seperangkat pertanyaan tertulis yang disusun oleh peneliti yang berisikan tentang lama mengajar, tanggung jawab, kepribadian, proses belajar, kondisi kerja, nilai sosial, kinerja dosen serta komitmen keorganisasian dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan Medan.

Pertanyaan kuesioner menggunakan skala semantic differential. Skala ini merupakan penyempurnaan dari Skala Likert yang tidak mampu menjangkau respon yang bersifat multidimensi. Skala bentuk ini biasanya digunakan untuk mengukur sikap atau karakteristik tertentu yang dimiliki seseorang. Jawaban yang sangat positif terletak pada kotak paling kanan, dan jawaban yang sangat negative terletak pada kotak bagian kiri, atau sebaliknya (Sugiyono, 2004).

Responden yang memberi penilaian angka 7, berarti jawabannya terhadap pertanyaan pada kuesioner adalah sangat setuju sedangkan responden yang memberikan penilaian angka 1 berarti jawabannya terhadap pertanyaan kuesioner adalah sangat tidak setuju.

1 2 3 4 5 6 7

(58)

3.5 Sumber Data

Sumber data penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang dikumpulkan sendiri oleh perorangan atau suatu organisasi melalui objek penelitian secara langsung, Sugiyono (2004)

3.6 Pengujian Validitas dan Reliabilitas

3.6.1 Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan/kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi yaitu mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Uji validitas pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur tersebut benar–benar mengukur apa yang perlu diukur yaitu dengan melihat antara nilai tiap item pernyataan dengan nilai total uji validitas dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Uji validitas dilakukan dengan bantuan komputer programSPSS for window.

Rumus korelasi produck moment sebagai berikut:

]

X = skor item pertanyaan Y = skor total pertanyaan

(59)

3.6.2 Uji Reliabilitas

Reliabel artinya dapat dipercaya, dapat diandalkan. Uji reliabilitas instrumen pada penelitian ini dengan reliabilitas Alpha Cronbach, oleh karena nilai jawaban diberi skor berskala . Untuk menghitung reliabilitas dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS.

Rumus koefisien reliabilitasAlpha Cronbach, sebagai berikut:

)

α = Koefisian reliabilitas yang dicari k = Jumlah butir pertanyaan / pernyataan

2

i S

 = Jumlah varians butir pertanyaan

2

t

S = Varians total

3.7 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi operasional dari masing-masing variabel adalah:

1. Tanggung Jawab (X1) adalah segala bentuk tindakan yang dilakukan dosen

dalam menjalankan tugasnya pada saat proses belajar mengajar, (Beban Kerja Dosen, 2010). Indikator tanggung jawab (X1) dalam penelitian ini dapat

(60)

Gambar 3.1

Indikator Variabel Tanggung Jawab

Keterangan :

X1.1= Tanggung jawab kegagalan

X1.2= Tepat waktu saat mengajar

X1.3= Kesesuaian penilaian

2. Kepribadian (X2) adalah keseluruhan dari perilaku dosen yang sangat

menentukan dirinya secara khas dalam menyesuaikan diri atau berinteraksi dengan situasi atau lingkungannya, (Suparman, 2007). Indikator kepribadian (X2) dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.2 sebagai berikut :

Gambar 3.2

Indikator Variabel Kepribadian

Tanggung Jawab

X

1.1

X

1.2

X

1.3

Kepribadian

X

2.1

X

2.2

(61)

Keterangan :

X2.1= Kemampuan mengajar

X2.2= Perilaku dikampus

X2.3= Pengendalian diri

3. Proses Belajar (X3) adalah suatu proses yang mengandung serangkaian

perbuatan pendidik dan peserta didik atas hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif, (Dirjen Dikti, 2001). Indikator proses belajar (X3) dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.3 sebagai berikut:

Gambar 3.3

Indikator Variabel Proses Belajar

Keterangan :

X3.1= Penjelasan sistematis

X3.2= Mahasiswa berprestasi

X3.3= Rasa aman mengajar

Proses Belajar

X

3.1

X

3.2

(62)

4. Kondisi kerja (X4) adalah semua aspek fisik kerja, psikologis kerja dan

peraturan kerja yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja dan pencapaian produktivitas kerja (Widiastuti, 2005). Indikator kondisi kerja (X4) dalam

penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.4 sebagai berikut:

Gambar 3.4

Indikator Variabel Kondisi Kerja

Keterangan :

X4.1= Informasi dari institusi

X4.2= Kenyamanan ruang kuliah

X4.3= Kenyamanan ruang dosen

5. Nilai sosial (X5) adalah nilai penting dalam mempelajari perilaku organisasi

karena nilai meletakkan dasar untuk mengerti tentang sikap dan motivasi serta pengaruhnya terhadap persepsi kita, (Mangkunegara, 2001). Indikator nilai sosial (X5) dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.5 sebagai

berikut:

Kondisi Kerja

X

4.1

X

4.2

(63)

Gambar 3.5

Indikator Variabel Nilai Sosial

Keterangan :

X5.1= Waktu untuk konsultasi

X5.2= Bergaul dengan civitas

X5.3= Toleransi dengan keberagaman

6. Kinerja (Y1) adalah hasil kerja secara kuantitas dan kualitas yang dilakukan

oleh seorang dosen dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi (Undang-Undang RI No.14, 2005). Indikator kinerja dosen (Y1) dalam

penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.6 sebagai berikut:

Gambar 3.6

Indikator Variabel Kinerja Dosen

Nilai Sosial

X

5.1

X

5.2

X

5.3

Kinerja Dosen

Y

1.1

Y

1.2

(64)

Keterangan :

Y1.1= Kesesuaian materi kuliah

Y1.2= Penelitian mandiri

Y1.3= Pengabdian masyarakat

6. Komitmen keorganisasian (Y2) adalah kedekatan karyawan dengan organisasi

dimana mereka berada, keterlibatan dan kesetiaan karyawan terhadap organisasinya, Babakus (1996). Indikator komitmen keorganisasian (Y2)

dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.6 sebagai berikut:

Gambar 3.7

Indikator Variabel Komitmen Keorganisasian

Keterangan :

Y2.1= Perasaan emosional mengajar

Y2.2= Kerugian keluar dari institusi

Y2.3= Masa kerja yang panjang

Komitmen Keorganisasian

Y

2.1

Y

2.2

(65)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Penelitian

No Variabel Definisi Indikator Skala

Ukur 2. Menjadi contoh dalam

berperilaku.

3. Mampu mengendalikan diri.

1. Mampu menjelaskan secara sistematis. 2. Bangga dengan prestasi

mahasiswa.

3. Ruang dosen yang baik.

(66)

3.8 Model Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan alat analisis SEM dimana untuk menggunakan alat ini diperlukan bantuan program AMOS, hasil analisis berupa statistik deskriptif , uji kualitas data dengan SPSS. Alasan penggunaan SEM karena alat ini mampu menganalisis multivariate secara bersamaan sedangkan tujuan pengunaan teknik multivariate adalah untuk memperluas kemampuan dalam menerangkan penelitian dan juga mencapai efisiensi stastistik dengan keunggulan yang dimiliki SEM yaitu :

1. Mempunyai metode yang jelas tentang hubungan antar multi relationships

secara simultan dengan cepat.

2. Mempunyai kemampuan untuk mengestimasi hubungan secara komprehensif yang membuat peralihan dariexploratorykeexplanatory( Hair, 2006).

Alat analisis SEM yang digunakan untuk menguji data dan model penelitian terdiri dari beberapa pengujian yaitu :

a. Pengujian data.

Uji normalitas Univariat dan Multivariat : untuk menguji apakah data penelitian bersifat normal secaraunvariatdanmultivariat

UjiOutliers: untuk menguji apakah data penelitian terdapat data ekstrim Uji Korelasi / Kovarians : untuk menguji apakah terdapat multikolienaritas atau singularitas pada masing-masing variabel

b. Pengujian model penelitian.

Gambar

Gambar 2.1Kerangka Konseptual
Gambar 3.1
Gambar 3.6
Gambar 3.7Indikator Variabel Komitmen Keorganisasian
+7

Referensi

Dokumen terkait

yang masuk dari sensor arus, sensor suhu dan pembagi tegangan pada proses pengosongan akumulator akan diproses pada mikrokontroler Arduino yang nantinya akan

STIPLEMEN LAMPIRAN SERTIFIKAT AKREDITASI LABORATORIUM NO. LP-I9s-IDN Nama Laboratorium : Laboratorium PT. Unilab Perdana Jakarta. Alamat

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pemberian ASI eksklusif terhadap kejadian stunting pada Balita usia 24-59 bulan di Posyandu wilayah kerja Puskesmas

Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yaitu kota-kota kabupaten dan kota- kota yang berfungsi sebagai pusat simpul jasa distribusi barang dalam satu kabupaten dan mempunyai potensi

Maka penelitian ini difokuskan pada proses untuk memahami dan menganalisis perlakuan akuntansi yang diterapkan untuk aset bersejarah di Monumen Kapal Selam Surabaya

Berangkat dari latar belakang tersebut, dalam jurnal penelitian ini batasan usia nikah dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) akan diteliti dengan menggunakan metode

Fatwa-fatwa ulama kontemporer untuk tingkat internasional seperti fatwa Sykeh Yusuf Qardhawi, Syekh al-Azhar Mahmud Syaltut, Syekh Jad al-Haq, Syekh Thantawi, Syekh Wahbah

Dengan ini penulis menyatakan bahwa penelitian tesis dengan judul “Peranan Pemerintah Provinsi Papua dalam menanggulangi Kemiskinan demi terwujudnya Millennium Development