• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perilaku Caring Perawat dalam Merawat Pasien Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Prof.Dr.Muh.Ildrem Provsu Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perilaku Caring Perawat dalam Merawat Pasien Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Prof.Dr.Muh.Ildrem Provsu Chapter III V"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian

Desain Penelitian ini menggunakan desain fenomenologi, desain ini digunakan untuk mengungkapkan kajian perilaku caring perawat dalam merawat pasien skizofrenia. Hal ini sesuai dengan asumsi bahwa ilmu pengetahuan tentang perilaku manusia hanya dapat diperoleh melalui penggalian secara langsung terhadap pengalaman yang didefenisikan oleh manusia tersebut Fokus utama dari studi fenomenologi adalah bagaimana orang mengalami suatu pengalaman hidup dan menginterpretasikan pengalamannya (Polit & Beck, 2012 hal 494). Sehingga dari pendekatan fenomenologi ini diharapkan memperoleh pemahaman yang mendalam tentang perilaku caring perawat dalam merawat pasien skizofrenia Rumah Sakit Jiwa Prof.Dr.Muh.Ildrem Provsu.

3.2. Partisipan

Jumlah partisipan yang terlibat dalam penelitian ini sebanyak 10 (Polit & Beck, 2012).Pengambilan sampel pada penelitian kualitatif tidak diarahkan pada jumlah tetapi berdasarkan pada asas kesesuaian dan saturasi data tercapai (Polit & Beck, 2012 hal 521-523).

(2)

yang sedang bekerja di Rumah Sakit Jiwa Prof.Dr.Muh.Ildrem Provsu, 2) komunikatif, 3) bersedia menjadi partisipan yang dinyatakan secara verbal atau dengan menandatangani surat perjanjian penelitian dan 4) mampu menceritakan pengalamannya sehingga diperoleh informasi yang lebih kaya (rich information).

3.3. Tempat dan Waktu Penelitian 3.3.1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Prof.Dr.Muh.Ildrem Provsu.Pemilihan Rumah Sakit Jiwa Prof.Dr.Muh.Ildrem Provsu ini sebagai lokasi penelitian karena Rumah Sakit tersebut merupakan Rumah Sakit pendidikan dan Rumah Sakit rujukan bagi pasien gangguan jiwa di wilayah Sumatera Utara.Rumah Sakit Jiwa Prof.Dr.Muh.Ildrem Provsu juga memiliki partisipan yang sesuai dengan karakteristik yang telah ditetapkan oleh peneliti sebagai partisipan.

3.3.2. Waktu Penelitian

Pengumpulan data dimulai dari bulan Februari 2017 sampai dengan bulan April 2017, yaitu mulai pengumpulan data sampai dengan selesai pengumpulan data.

3.4. Pertimbangan Etik

(3)

penelitian.Apabila calon partisipan bersedia berpatisipasi dalam penelitian, maka partisipan dipersilahkan untuk menandatangani informed consent.

Peneliti tidak memaksa jika partisipan menolak untuk diwawancarai dan menghormati hak-haknya sebagai partisipan dalam penelitian ini. Untuk menjaga kerahasiaan identitas partisipan maka peneliti tidak mencantumkan nama dari partisipan (anonymity). Nama partisipan dibuat dengan inisial. Selanjutnya identitas partisipan juga dirahasiakan (confidentiality) dimana hanya informasi yang diperlukan saja yang dituliskan dan dicantumkan dalam penelitian. Peneliti juga tidak akan merugikan partisipan baik dalam hal fisik maupun psikologis ( non-maleficiency).

3.5. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian pada penelitian ini adalah peneliti sendiri dan tidak dapat diwakilkan atau didelegasikan oleh siapapun.Pada penelitian kualitatif, peneliti terlibat secara langsung dalam pengumpulan data, sehingga peneliti benar-benar mengenal partisipan. Data diperoleh dengan cara pengisian kuesioner data demografi dan wawancara mendalam kepada responden. Proses wawancara direkam dengan

tape recorder.

Kuesioner data demografi berisi pernyataan mengenai data umum responden berupa inisial nama, usia partisipan, jenis kelamin, agama, pendidikan terakhir, dan suku.

(4)

Universitas Sumatera Utara.Teknik pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut.

3.6. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan setelah mendapat izin dari Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan memperoleh ethical clearance dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Selanjutnya peneliti melakukan pilot study untuk menguji apakah peneliti sebagai instrument sudah cukup baik dalam melakukan wawancara dan melakukan analisa data kualitatif, dilakukan dengan mewawancarai partisipan. Proses wawancara dimulai dengan melakukan prolonged engagement yaitu dengan cara mengadakan hanya sekali pertemuan dengan partisipan dikarenakan peneliti sudah membina hubungan yang baik dengan partisipan di rumah sakit saat peneliti berkunjung ke rumah sakit. Dengan demikian, antara peneliti dan partisipan tumbuh hubungan saling percaya dan memiliki keterkaitan yang lama sehingga semakin akrab, semakin terbuka dalam memberikan informasi dan informasi yang diperoleh lebih lengkap.Pada tahap ini, peneliti memperkenalkan diri, menjelaskan maksud, tujuan dan pengumpulan data yang dilakukan terhadap partisipan.

(5)

untuk mendapatkan data dasar kemudian peneliti melakukan wawancara mendalam atau in-depth interview.

Pada metode ini peneliti dan partisipan bertemu secara langsung untuk mendapatkan informasi secara jelas dengan tujuan mendapatkan data yang dapat menjelaskan permasalahan penelitian.

Setelah memperoleh persetujuan dari partisipan untuk melakukan wawancara kemudian partisipan menandatangani inform consent dan mengisi kuesioner data demografi. Selanjutnya peneliti akan memulai melakukan wawancara mendalam atau in-depth interview dengan menggunakan pertanyaan terbuka. Wawancara dilakukan selama kurang lebih 60 menit selama kurang lebih 1 kali pertemuan.Peneliti menggunakan panduan wawancara yang telah dibuat untuk memandu peneliti dalam mengumpulkan informasi. Kemudian peneliti melanjutkan mengajukan berbagai pertanyaan dengan menggunakan teknik probing dan merekam hasil wawancara dengan menggunakan perekam suara.

Langkah selanjutnya adalah peneliti membuat transkrip hasil wawancara setiap kali selesai wawancara.Peneliti mengelompokkan data dan menguraikan data kedalam bentuk narasi kedalam bentuk tema, sub tema dan kategori yang utama.Kemudian peneliti membahas ulang hasil penelitian sesuai dengan analisa data yang telah dilakukan.

3.7. Analisa Data

(6)

hal 497-498) dalam menganalisis data karena metode ini memberikan langkah-langkah yang jelas, sistematis, rinci dan sederhana.Ini adalah salah satu metode yang umum untuk analisis data yang direkomendasikan untuk studi fenomenologi. Proses analisa data dalam penelitian ini meliputi:

1) Membaca transkrip wawancara yang telah dibuat secara berulang-ulang, serta menyadari makna yang ada dalam ungkapan tersebut.

2) Meninjau kembali hasil wawancara kemudian memfokuskan diri terhadap frase dan kalimat yang memiliki hubungan yang signifikan yang menyinggung tentang perilaku caring perawat dalam merawat pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Prof.Dr.Muh.Ildrem Provsu.

3) Mencari arti kata atau makna lain dari transkip yang ada yang dapat diterima secara umum.

4) Membaca ulang transkrip dan kemudian menyusun makna-makna yang signifikan yang telah ditemukan dalam proses sebelumnya kedalam sebuah kelompok tema. Mengelompokkan tema-tema yang sejenis kemudian dibandingkan dengan deskripsi asli dalam transkip. Peneliti merangkai tema yang ditemukan selama proses analisa data dan menuliskannya menjadi sebuah deskripsi yang dalam terkait perilaku caring perawat dalam merawat pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Prof.Dr.Muh.Ildrem Medan.

(7)

“deskripsi lengkap”. Atau dalam arti lain kita dapat mengintegrasikan hasil yang telah kita dapat menjadi deskripsi fenomena yang lengkap.

6) Merumuskan deskripsi lengkap dari fenomena yang diteliti dan kemudian mengidentifikasi struktur dasar atau bisa disebut sebagai esensi dari transkip tersebut.

7) Membawa kembali temuan-temuan yang ada kemudian meminta responden tersebut memvalidasi dari beberapa tema yang ada apakah ada pengubahan dari hasil-hasil ide yang sudah muncul atau dapat disebut dengan “member check”.

3.8. Tingkat Kepercayaan Data

Untuk memperoleh hasil penelitian yang dapat dipercaya maka data divalidasi dengan beberapa kriteria, yaitu Credibility, Transferability, Dependability, Confirmability dan Authenticity (Lincoln & Guba, 1985 dalam Polit & Beck, 2012 hal 584-585).

Credibility merupakan kriteria untuk memenuhi nilai kebenaran dari data dan informasi yang dikumpulkan. Peneliti melakukan teknik prolonged engagement yaitu mengadakan pertemuan dengan partisipan 1-2 kali ditempat yang sudah dijanjikan bersama partisipan, sehingga antara peneliti dan partisipan memiliki keterkaitan yang lama sehingga semakin akrab, semakin terbuka, dan saling mempercayai.

(8)

relevansi dan arti kata, untuk menjamin kenetralan data atau bebasnya data dari pengaruh asumsi peneliti.

Teknik pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan triangulasi. Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan dua jenis triangulasi yaitu triangulasi sumber dan triagulasi teknik.

Triagulasi sumber digunakan untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Sedangkan triangulasi teknik yaitu untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Triangulasi teknik ini akan digunakan oleh peneliti setelah mendapatkan hasil wawancara yang kemudian dicek dengan hasil observasi dan dokumentasi. Dari ketiga teknik tersebut tentunya menghasilkan sebuah kesimpulan terkait perilaku

caring perawat dalam merawat pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa

Prof.Dr.Ildrem.Muh.Provsu.

(9)

melakukan uji keabsahan data, sampai dengan pembuatan kesimpulan yang biasa disebut audit trail sehingga penelitian ini terjamin kebenarannya. Dalam penelitian ini, beberapa catatan yang dapat digunakan untuk memperoleh audit trail yang adekuat adalah data mentah yang diperoleh melalui pengumpulan transkrip-transkrip wawancara, catatan lapangan (field note), hasil analisa data, membuat koding-koding (pengkodean), dan draft hasil laporan penelitian untuk menunjukkan adanya kesimpulan yang ditarik pada akhir penelitian.

Transferability dilakukan dengan cara peneliti menulis laporan penelitian yang diuraikan dengan rinci, jelas, sistematis dan mudah dimengerti oleh pembaca sehingga pembaca dapat memperoleh gambaran yang jelas tentang perilaku caring perawat dalam merawat pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Prof.Dr.Ildrem.Muh Provsu.

(10)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian yang dilakukan serta pembahasan hasil penelitian dengan literatur yang berhubungan dengan perilaku caring perawat dalam merawat pasien skizofrenia.Pada saat melakukan penelitian, karena peneliti baru pertama kali melakukan wawancara langsung dengan perawat yang ada di Rumah Sakit Jiwa Prof.Dr.Muh.Ildrem Provsu peneliti merasa masih ada rasa kurang percaya diri dan grogi.Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi perilaku caring

perawat dalam merawat pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Prof.Dr.Muh.Ildrem Provsu. Hasil penelitian ini memunculkan lima tema yang memberi suatu gambaran atau fenomena perilaku caring perawat dalam merawat pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Prof.Dr.Muh.Ildrem Provsu. Hasil penelitian yang dibahas adalah karakteristik partisipan dan tema hasil analisa data penelitian.

4.1. Hasil penelitian

4.1.1. Karakteristik Partisipan

(11)

perawat berpendidikan sarjana yaitu sebanyak delapan partisipan dan dua perawat berpendidikan D3.Dari kesepuluh partisipan, tiga orang beragama Islam, enam orang beragama Protestan dan satu Katolik.Suku terbanyak partisipan adalah batak yaitu delapan orang, hanya satu melayu dan satu lain-lainnya.

Karakteristik partisipan selengkapnya disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 4.1.1. Karakteristik Partisipan

Karakteristik Frekuensi Persentase (%)

Usia

26-41 tahun 7 70.0

42-57 tahun 3 30.0

Pendidikan

D3 2 20.0

Sarjana 8 80.0

Agama

Islam 3 80.0

Protestan 6 60.0

Katolik 1 10.0

Hindu 0 0.0

Budha 0 0.0

Lain-lain 0 0.0

Suku

Batak 8 80.0

Melayu 1 10.0

Jawa 0 0.0

(12)

4.1.2. Hasil wawancara perilaku caring perawat dalam merawat pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Prof.Dr.Muh.Ildrem Provsu

Tema yang teridentifikasi dari hasil wawancara adalah sebanyak lima tema yang memaparkan berbagai perilaku caring perawat dalam merawat pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Prof.Dr.Muh.Ildrem Provsu. Kelima tema tersebut adalah (1) memenuhi kebutuhan diri pasien, (2) melakukan komunikasi yang efektif kepada pasien, (3) mengenali kebutuhan pasien dengan perasaan empati, (4) melatih keterampilan modality pasien yang bersifat komprehensif, dan(5) memberikan rasa nyaman dan ketenangan bagi pasien dari ancaman yang tidak nyata.

1. Memenuhi kebutuhan diri pasien

Selama bekerja di Rumah Sakit Jiwa Prof.Dr.Muh.Ildrem Provsu perawat membantu pasien memenuhi kebutuhan diri pasien. Adapun tindakan perawat dalam memenuhi kebutuhan diri pasien dengan cara mengupayakan terpenuhinya kebutuhan pasien, memberikan pelayanan yang maksimal, terpenuhinya pola istirahat dan pola tidur dan menjaga kebersihan diri pasien.

a. Mengupayakan terpenuhinya kebutuhan pasien

Tujuh dari sepuluh partisipan mengupayakan terpenuhinya kebutuhan pasien. Hal ini sesuai dengan pernyataan seperti dibawah ini:

“….Kita arahkan, sebisanya kita arahkan bagaimana cara makan yang

baik, bagaimana yang benar yang bersih karena kan diagnosa

keperawatan jiwa ada defisit perawatan diri kan, itu juga mengarah ke

(13)

(Partisipan1)

“….Diajarkan juga kepada mereka kan cara makan yang benar, kadang

ada juga pasiennya yang kidal, gak bisa dia makan, berserak dia kalau

makan kita kasih dia sendok kita ajarkanlah dia cara makan, gak kita

biarkan lah yang seperti itu….”

(Partisipan 6)

“….iya kadang kita ajarkan juga sama pasien baru, tapi kalau udah

tenang biasanya udah enak udah tau dia, obat saya pak katanya….”

(Partisipan 3)

b. Memberikan pelayanan yang maksimal

Empat dari sepuluh partisipan perawat juga memberikan pelayanan yang maksimal kepada pasien. Hal ini sesuai pernyataan seperti dibawah ini:

“….Apa lagi ya, ya pokoknya disini apapun yang dibutuhkan sama

mereka ya kita layanin lah mereka semaksimal mungkin….”

(Partisipan 7)

“….Ya walaupun kan udah agak lumayan kan, namanya kan rumah

sakit jiwa kami itu betul-betul merawat, betul-betul melayani yang

terbaik untuk mereka

(Partisipan 9)

c. Memenuhi istirahat dan pola tidur pasien

(14)

“….Rata-rata selama ini ya bagus tidur orang ini …”

(Partisipan 3)

“….Teratur, teratur lah gak pernah kurang tidur lah, karena efek minum

obatnya kadang ada yang gak minum obat gak bisa tidur dia….”

(Partisipan 6)

d. Menjaga kebersihan diri pasien

Salah satu partisipan mengatakan bahwa mereka menjaga kebersihan diri pasien. Hal ini sesuai dengan pernyataan dibawah ini:

“…perawatan kita sama dia, mungkin dia gak pernah mandi di rumah tapi

disini kan harus wajib kita mandikan ….”

(Partisipan 6)

2. Melakukan komunikasi yang efektif kepada pasien

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan terhadap kesepuluh partisipan, perawat mempertahankan komunikasi dengan cara selalu melakukan komunikasi dan berkomunikasi secara baik agar mudah dipahami pasien.

a. Selalu melakukan komunikasi

Terdapat kesepuluh partisipan, tujuh diantaranya mengatakan bahwa perawat selalu melakukan komunikasi. Hal ini sesuai dengan pernyataan dibawah ini:

….Kalau yang komunikasi sama pasien itu, gimana ya bilangnya, ya harus tetap komunikasi lah dengan mereka kan, walaupum kadang gak

(15)

(Partisipan 6)

“….Ya cemana ya gak lah, kita juga harus ajak ngomong mereka, karena

itu juga udah jadi kewajiban kita, ya walaupun mereka gak dengarkan

ya tetap ngomong aja…”

(Partisipan 7)

“….Gimana ya namanya juga pasien jiwa kan, kadang ada yang ngerti

ada yang enggak, kalau kita ngomong pun kadang didemgarkan pun

enggak, tapi kita harus ajak bicara walaupun kadang gak didengarkan,

udah kewajiban kita itu disini….”

(Partisipan 9)

b. Berkomunikasi baik dan mudah dipahami

Terdapat sepuluh partisipan, enam diantara perawat mengatakan bahwa mereka berkomunikasi dengan baik dengan bahasa yang mudah di mengerti.

Hal ini sesuai dengan pernyataan dibawah ini:

“….Iya diberi tahu, diajarkan dengan bahasa yang mudah sederhana

lah ya yang mereka mengerti,jangan pulak pakek bahasa medis

ini obat skizofrenia gak ngerti nanti dia…”

(Partisipan 1)

“….Terus ngomongnya pun juga pande-pande kita lah yakan jangan

pulak pakek bahasa entah apa-apa udah lah enggak nyambung mereka

ngomongnya ya yang sederhana lah pulak yakan yang mudah di

(16)

(Partisipan 7)

“….Bicaranya gunakan bahasa yang sesederhana mungkin, yang mudah

dimengerti sama mereka…”

(Partisipan 10)

3. Mengenali kebutuhan pasien dengan perasaan empati

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan terhadap kesepuluh partisipan, perawat memiliki perasaan yang empati terhadap pasien dan mampu mengenali kebutuhan pasien.Hal tersebut dapat dilihat dari perhatian perawat kepada pasien.

a. Bentuk perhatian perawat

Tujuh dari kesepuluh partisipan mengatakan perawat memerhatikan pasien. Berikut pernyataan partisipan:

“….iya kalau pasien sakit baru lah dilihatkan tekanan darahnya…”

(Partisipan 3)

“…Ada juga kadang yang nanyak pasien, ini obat apa namanya, ya kita

kasih tau ke mereka…”

(Partisipan 4)

“….Teratur sih mereka tidurnya, kalau tidur siang ya mereka juga tidur

siang sama lah kayak kita juga, namanya juga orang gangguan jiwakan

pasti lebih banyak istirahatnya, terus kalau tidur malam ya mereka tidur

(17)

(Partisipan 9 )

4. Melatih keterampilan modality pasien yang bersifat komprehensif

Wawancara yang dilakukan kepada sepuluh partisipan menyatakan bahwa mereka melakukan pelatihan terhadap pasien yaitu keterampilan sosial, keterampilan itelengensi, ketermapilan emosional dan keterampilan spiritual

a. Melatih keterampilan sosial

Empat dari sepuluh partisipan mengatakan bahwa mereka melatih kerampilan sosial pasien dengan cara mengarahkan temannya. Hal ini sesuai dengan pernyataan dibawah ini:

“….enggak, gak kami, ya instrukturnya mereka juga yang sudah tenang,

yang sudah bisa mengarahkan kawan-kawannya kan gitu…”

(Partisipan 1)

“…Karena udah biasakan nanti ada itu dari mereka yang udah tenang,

yang udah bisa mengarahkan kawan-kawannya…”

(Partisipan 7)

“…Kadang ya kita buat pasien yang udah tenang dialah nanti yang

mengatur kawan yang lain istilahnya dialah yang memimpin gitu…”

(Partisipan 9)

b. Melatih keterampilan intelengensi

(18)

“….Baca-baca buku lah supaya mengembalikan mengembalikan otak

mereka juga kan….”

(Partisipan 6)

“….Nanti kalau uda habis makan siang baca buku lah mereka biar gak

diam aja kan, itu membaca buku kan juga bisa melatih otak mereka

kan…”

(Partisipan 7)

“…Ya harus itu, supaya gak bosan mereka gak bingung makanya selalu

dikasih aktifitas mereka, kayak baca buku itu juga mengasah mereka

juga itu kan…”

(Partisipan 10)

c. Melatih keterampilan emosional

Salah satu dari partisipan mengatakan bahwa mereka melatih keterampilan emosional dengan melakukan kegiatan supaya menjadi percaya diri. Hal ini sesuai dengan pernyataan dibawah ini:

“….Jadi mereka kan ada kegiatan, itulah kita asah mereka, mereka juga

jadi percaya diri….”

(Partisipan 2)

d. Melatih keterampilan spiritual

(19)

“…Ada, mereka lebih tenang lah biasanya, habis dari kegiatan itu, lebih

lebih apa lebih ceria lah gitu lebih tenang lah biasnya…”

(Partisipan 3)

“….Ada ibaratnya sembuh tadi apa lah ya, cuman dia udah mau mengerti

bahwa mungkin dia kan merasa putus asa gitu kan mungkin dia

penyegaran iman, oh kalau orang itu masih biasa merasa bersyukur

gitu kan, itu tadi lah yakan adalah manfaatnya untuk mereka…”

(Partisipan 6)

5. Memberikan rasa nyaman dan ketenangan bagi pasien dari ancaman yang tidak nyata

Dari hasil wawancara perawat memikirkan rasa nayaman pasien yang dalam bentuk kasih sayang, kepedulian dan memberikan ketenangan.

a. Bentuk rasa kasih sayang ke pasien

Salah satu dari sepuluh partisipan menunjukan rasa kasih sayang.Berikut pernyataannya.

“…Ya prinsipnya, pada dasarnya kan kita ee gimana dibilang ya, dengan

dengan kasih sayang lah cara kita…”

(Partisipan 6)

b. Peduli terhadap pasien

Salah satu dari partisipan menunjukkan kepedulian terhadap pasien. Hal ini sesuai dengan pernyataan dibawah ini:

(20)

bisa memanusiakan dia, dia kan juga manusia kan, kalau manusia kan

punya akal budiman, kalau yang ini kan akal budinya gak ada lagi

gimana cara kita agar dia kembali….”

(Partisipan 6)

c. Cara menenangkan pasien

Tiga dari sepuluh partisipan menenangkan pasien dengan cara

menasehati dan memberikan terapi tambahan. Hal ini sesuai pernyataan dibawah ini:

“….Kalok memang da masih sikapnya melawan udah pasti sikap itu

melawan, ya dinasehati lah dia dulukan…”

(Partsipan 2)

“….Kalau dia bisa tidur ya kita biarkan, tapi kalau gak bisa kita kasih

terapi tambahan…”

(21)

Matriks Tema

Perilaku Caring Perawat dalam Merawat Pasien Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Prof.Dr.Muh.Ildrem Provsu

Tema 1: Memenuhi kebutuhan diri Pasien Sub tema:

1. Terpenuhinya kebutuhan pasien

2. Pelayanan yang maksimal

3. Terpenuhinya istirahat dan tidur pasien

4. Menjaga kebersihan diri pasien

Kategori:

a. Membantu cara makan yang baik dan benar

b. Mengajarkan makan yang baik dan benar

c. Mengajarkan cara minum obat

a. Memberikan pelayanan yang maksimal b. Memberikan pelayanan yang terbaik

a. Terpenuhinya istirahat dan tidur pasien

a. Membantu memandikan pasien

Tema 2 : Melakukan komunikasi yang efektif kepada pasien Sub tema:

1. Selalu melakukan komunikasi

2. Komunikasi yang baik dan mudah dipahami

Kategori:

a. Mempertahankan komunikasi ke pasien

a. Berkomunikasi dengan bahasa yang mudah di mengerti pasien

b. Berkomunikasi dengan bahasa yang mudah di pahami pasien

Tema 3 : Mengenali kebutuhanpasien dengan perasaan empati Sub tema:

1. Bentuk perhatian perawat

Kategori:

a. Memperhatikan istirahat pasien b. Memperhatikan kondisi pasien c. Memperhatikan pasien yang aktif Tema 4 : Melatih keterampilan modality pasien yang bersifat komprehensif

Sub tema:

1. Melatih keterampilan sosial

2. Melatih keterampilan intelegensi

3. Melatih keterampilan emosional

4. Melatih keterampilan spiritual

Kategori:

a. Pasien yang tenang mengarahkan temannya

a. Membagikan buku, bagi pasien

yang bisa membaca

b. buku

a. Melakukan kegiatan supaya

Mengasah pasien dengan membaca percaya diri

a. Pasien lebih ceria dan tenang setelah melakukan kegiatan keagamaan

b. Memberikan pengaruh yang baik

(22)

Tema 5 : Memberikan rasa nyaman dan ketenangan bagi pasien dari ancaman yangtidak nyata

Sub tema:

1. Bentuk rasa kasih dan sayang ke pasien

2. Peduli terhadap pasien

3. Cara menenangkan pasien

Kategori:

a. Memberi perhatian ke pasien

a. Memikirkan cara agar pasien sembuh

a. Malam hari menasehati pasien yang susah tidur atau masih bingung b. Memberi obat ke pasien

4.2. Pembahasan

4.2.1. Interpretasi dan Diskusi Hasil

Bagian ini akan diuraikan tentang pembahasan hasil penelitian dengan konsep atau teori yang ada, perbandingan dengan hasil penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya berhubungan dengan perilaku caring perawat dalam merawat pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Prof.Dr.Muh.Ildrem Provsu. Bagian ini akan membahas mengenai keseluruhan tema yang didapatkan dari hasil penelitian

1. Memenuhi kebutuhan diri pasien

Tujuh dari sepuluh partisipan mengupayakan pemenuhan kebutuhan diri pasien, seperti kebutuhan makan dan minum. Pemenuhan kebutuhan diri pasien dalam kebersihan diri seperti mandi juga dilakukan oleh partisipan yang terdiri dari tiga partisipan . Hal ini sesuai dengan pernyataan Trihardani (2009) bahwa dalam proses perawatan kepada pasien skizofrenia dilakukan perawatan yang terdiri dari makan, mandi, dan toileting.

(23)

untuk berhubungan terutama dengan klien untuk melaksanakan pelayanan kesehatan yang optimal.

2. Melakukan komunikasi yang efektif kepada pasien

Partisipan yang mengupayakan tindakan komunikasi kepada pasien terdiri dari selalu melakukan komunikasi dalam setiap tindakan yang terdiri dari tujuh dari sepuluh partisipan dan partisipan dalam berkomunikasi yang baik dan mudah dipahami pasien yang terdiri dari enam dari sepuluh partisipan. Hal ini sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh Chinn & Kramer (2004), dalam Potter & Perry (2009) bahwa hal ini merupakan sentral yang akan menghasilkan kemungkinan untuk beradaptasi, kemampuan untuk berkomunikasi dengan sesama, serta mau memberi dan menerima bantuan.

3. Mengenali kebutuhan pasien dengan perasaan empati

Partisipan mengenali kebutuhan pasien dengan perasaan empati yang terdiri dari bentuk perhatian perawat yang terdiri dari tujuh partisipan dari sepuluh partisipan. Hal ini sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh Watson (1987) dalam Potter & Perry (2009) bahwa perawat perlu mengetahui kebutuhan individu, bagaimana responnya terhadap sesama, kekuatan serta keterbatasan pasien, selain itu perawat membantu serta memberikan perhatian serta empati kepada pasien.

4. Melatih keterampilan modality pasien yang bersifat komprehensif

(24)

keterampilan emosional. Pernyatan ini sejalan dengan Maryatun (2015) bahwa program rehabilitas yang diberikan seperti, keterampilan belajar, keterampilan bekerja dan olahraga bersama.

Enam dari sepuluh partisipan mengajarkan keterampilan spritual.Hal ini sesuai dengan teori yang dinyatakan Watson (1979) bahwa perawat perlu memberikan alternatif-alternatif bagi pasien jika pengobatan modern tidak berhasil; berupa meditasi penyembuhan sendiri, dan spiritual.

5. Memberikan rasa nyaman dan ketenangan bagi pasien dari ancaman yang tidak nyata

(25)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.Kesimpulan

Berdasarkan hasil wawancara yang mendalam yang dilakukan terhadap sepuluh partisipan, maka penelitan ini menemukan 5 tema terkait dengan perilaku

caring perawat dalam merawat pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa

Prof.Dr.Muh.Ildrem Provsu, yaitu (1) memenuhi kebutuhan diri pasien, (2) melakukan komunikasi yang efektif kepada pasien, (3) mengenali kebutuhan pasien dengan perasaan empati, (4) memberikan keterampilan modality pasien yang bersifat komprehensif, (5) dan memberikan rasa nyaman dan ketenangan bagi pasien dari ancaman yang tidak nyata.

5.2. Saran

5.2.1. Bagi Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumber informasi dan sebagai bahan kajian pendidikan untuk pengembangan ilmu perilaku caring perawat dalam merawat pasien skizofrenia.

5.2.2. Bagi Praktek Keperawatan

(26)

5.2.3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Gambar

Tabel 4.1.1. Karakteristik Partisipan

Referensi

Dokumen terkait

Setiap Pemegang saham public DVLA yang secara tegas memberikan suara tidak setuju atas rencana Penggabungan Usaha pada saat RUPSLB DVLA dan bermaksud untuk menjual saham

Dari Tabel 5.4 dapat diketahui bahwa mayoritas tingkat sikap siswi SMKN 8 Medan tentang faktor resiko kanker serviks paling banyak berada pada kategori sedang yaitu sebanyak

merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok

Pulau Sembilan merupakan satu diantara 17 Pulau yang terdapat di wilayah Pantai Timur Sumatera Utara.Hampir sepanjang pantai di Pulau Sembilan di tumbuhi oleh Mangrove.Pulau

[r]

 guru memberikan kesempatan pada siswa lain, apabila ada siswa yang mempunyai pemikiran yang beda antara siswa satu dengan siswa yang telah menyampaikan pendapatnya tadi..  guru

[r]

ajar  Instrumen penilaian pelajaran kewirausa- haan  Laporan kinerja siswa yang dihasilkan dalam SIM kinerja siswa  Buku referensi yang relevan 1.7 Membuat keputusan