MAKALAH
PERCOBAAN GRATIFIKASI DAN PENCEGAHANNYA DALAM IMPLEMENTASI KODE ETIK AKREDITASI
Makalah ini disusun sebagai syarat mengikuti kegiatan Pelatihan Calon Pelatih (Training of Trainers – TOT)
Asesor BAN PAUD dan PNF
Disusun oleh :
RAKHYONO, SH.
ASESOR PROGRAM BAHASA INGGRIS
LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN
PROVINSI JAWA TENGAH
BADAN AKREDITASI NASIONAL
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN NONFORMAL
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
JUDUL MAKALAH :
PERCOBAAN GRATIFIKASI DAN PENCEGAHANNYA DALAM IMPLEMENTASI KODE ETIK AKREDITASI
Disusun oleh :
RAKHYONO, SH.
ASESOR PROGRAM BAHASA INGGRIS
LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN
BADAN AKREDITASI NASIONAL
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN NONFORMAL
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulilah, Puji dan syukur kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga Penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Makalah ini saya susun dalam rangka memenuhi persyaratan mengikuti Pelatihan Calon Pelatih (Training of Trainers – TOT) Asesor BAN PAUD dan PNF tahun 2016.
Penyusun sangat tertarik untuk mengajukan Judul :
PERCOBAAN GRATIFIKASI DAN PENCEGAHANNYA DALAM IMPLEMENTASI KODE ETIK AKREDITASI.
Dalam kesempatan ini, penyusun menghaturkan terima kasih yang dalam kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya makalah ini. Akhirnya penyusun sangat menghargai saran dan kritik pembaca untuk mewujudkan kesempurnaan makalah ini.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
DAFTAR ISI B. Upaya pencegahan percobaan Gratifikasi terkait
implementasi kode etik akreditasi ... C. Kode etik asesor BAN PAUD dan PNF ... D. Tindakan-tindakan yang dapat digolongkan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asesor adalah profesi pilihan dan seseorang dapat dipilih menjadi asesor karena kompetensi dan integritasnya serta memenuhi syarat yang ditentukan sebagai asesor. Asesor adalah jabatan kehormatan, jabatan penghargaan atas kepakaran dan amanahnya. Salah satu ciri utama ke-independenan BAN PNF (BAN PAUD dan PNF) adalah adanya asesor sebagai peer reviewer/consultant yang melakukan asesmen akreditasi secara independen, dan adanya kode etik asesor yang dapat menjamin pelaksanaan akreditasi BAN PNF (BAN PAUD dan PNF) yang dilakukan oleh asesor secara profesional tanpa adanya konflik kepentingan (conflict of interest).
Dalam menjamin pelaksanaan akreditasi yang profesional, dibutuhkan komitmen yang kuat dalam implementasi kode etik asesor. Sehingga asesor benar-benar dapat melaksanakan tugasnya secara obyektif dengan menyetujui dan mematuhi kode etik asesor sebagaimana mestinya. Asesor melaksanakan tugas asesmen dengan menjaga dan memperhatikan apa yang harus dan tidak boleh dilakukan.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penyusun merumuskan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan gratifikasi?
2. Bagaimana upaya pencegahan percobaan gratifikasi terkait implementasi kode etik akreditasi?
3. Apa saja kode etik asesor BAN PAUD dan PNF?
4. Apa saja tindakan-tindakan yang dapat dikatagorikan sebagai percobaan gratifikasi terkait Akreditasi?
BAB II sesuatu yang berarti “gratis dikasih”.
Gratifikasi menurut kamus hukum berasal dari Bahasa Belanda, “Gratificatie” , atau Bahasa Inggrisnya “Gratification“ yang diartikan hadiah uang. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI,1998) Gratifikasi diartikan pemberian hadiah uang kepada pegawai di luar gaji yang telah ditentukan.
Menurut UU No.31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Penjelasan Pasal 12 b ayat (1), Gratifikasi adalah Pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya.
B. Upaya pencegahan percobaan Gratifikasi terkait implementasi kode etik akreditasi.
Upaya prefentif atau pencegahan percobaan Gratifikasi terkait implementasi kode etik akreditasi dimaksud dapat dilakukan antara lain :
mengetahui atau memahami istilah gratifikasi bahkan tindakan yang dapat dikategorikan sebagai gratifikasi tersebut.
2. Asesor memberikan penjelasan dan warning kepada asesi pada kegiatan visitasi akreditasi.
Dengan upaya tersebut, saya memastikan asesor dapat terhindar dari upaya percobaan grataifikasi. Sehingga kewibawaan, nama baik, dan kredibilitas asesor tetap terjaga.
C. Kode etik asesor BAN PAUD dan PNF
Kode etik asesor BAN PAUD dan PNF adalah pedoman nilai-nilai sikap dan moral yang dijunjung tinggi oleh asesor dalam melaksanakan tugas akreditasi program dalam satuan PNF dan bertanggungjawab ke BAN PAUD dan PNF. Adapun kode etik tersebut bertujuan :
- Memberikan pedoman etika dalam pengambilan keputusan pada sikap perilaku untuk melakukan tugas kewajibannya. - Memberikan gambaran nilai-nilai etik tanggungjawab profesi
untuk external dan internal
Adapun sistematika Kode Etik Asesor BAN PNF (BAN PAUD dan PNF) adalah sebagai berikut :
- Mukadimah
- Kewajiban Umum (7)
- Kewajiban Terhadap Lembaga Yang Diakreditasi (4)
- Kewajiban Terhadap Asesor Lain, Ban Pnf, Dan Pihak Terkait Lainnya (3)
- Kewajiban Terhadap Diri Sendiri (3)
Ada beberapa contoh penerimaan gratifikasi, yang dapat terjadi di lapangan diantaranya yakni:
- Seorang asesor menerima “uang terima kasih” dari asesi;
- Pemberian bantuan fasilitas tertentu, seperti: bantuan perjalanan + penginapan,
- Memberikan bingkisan atau oleh-oleh, dll.
Dengan berdalih “sekedar bantuan”, “ikhlas”, “tanpa pamrih”, “rasa simpatik”, dan lain-lain, gratifikasi ini memang sangat mudah untuk disamarkan dan dibalut cantik dengan hal-hal demikian. Hingga pada akhirnya terucap kata “terima kasih karena sudah dibantu”, “lumayan gratis dikasih..”
Dengan beberapa contoh di atas, maka perlu dilakukan upaya prefentif atau pencegahan. Sehingga kejadian-kejadian serupa dapat diantisipasi dan tidak terjadi. Bila tidak dilakukan langkah prefentif, yang terjadi di lapangan adalah membuat asesor cukup rumit untuk menyampaikan penolakan. Karena bila cara dan sikap penolakan tidak tepat, akan dapat menimbulkan rasa tidak nyaman/ tidak enak, atau berkesan tidak menghargai pemberian asesi, dan lain-lain.
E. Waktu yang efektif untuk melakukan upaya pencegahan gratifikasi 1. Pada kegiatan sosialisasi, loka karya (Soslok) dan bimbingan
teknis (Bimtek) /pendampingan akreditasi.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Percobaan gratifikasi adalah upaya pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya.
Dalam hal akreditasi BAN PAUD dan PNF beberapa upaya/percobaan gratifikasi yang cenderung dilakukan/terjadi adalah diantaranya pemberian uang, barang, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, dan fasilitas lainnya.
2. Upaya prefentif atau pencegahan percobaan Gratifikasi terkait implementasi kode etik akreditasi dimaksud dapat dilakukan antara lain :
- Edukasi/penyampaian materi tentang gratifikasi/korupsi/suap kepada masyarakat khususnya pengelola satuan PNF.
- Asesor memberikan penjelasan dan warning kepada asesi pada kegiatan visitasi akreditasi.
3. Kode etik asesor BAN PAUD dan PNF adalah pedoman nilai-nilai sikap dan moral yang dijunjung tinggi oleh asesor dalam melaksanakan tugas akreditasi program dalam satuan PNF dan bertanggungjawab ke BAN PAUD dan PNF, yang bertujuan : - Memberikan pedoman etika dalam pengambilan keputusan
pada sikap perilaku untuk melakukan tugas kewajibannya. - Memberikan gambaran nilai-nilai etik tanggungjawab profesi
untuk external dan internal
adalah antara lain adanya pemberian “uang terima kasih” dari asesi; pemberian bantuan fasilitas tertentu, seperti: bantuan perjalanan + penginapan, memberikan bingkisan atau oleh-oleh, dll. dengan berdalih “sekedar bantuan”, “ikhlas”, “tanpa pamrih”, “rasa simpatik”, dan lain-lain.
5. Waktu yang efektif untuk melakukan upaya pencegahan gratifikasi adalah pada kegiatan sosialisasi, loka karya (Soslok) dan bimbingan teknis (Bimtek) /pendampingan akreditas dan pada kegiatan visitasi, khususnya pada saat opening/pembukaan dan closing/penutupan kegiatan akreditasi/ visitasi.
B. Usul dan Saran
1. Asesor mendapatkan materi tentang gratifikasi/korupsi/suap dari pejabat yang berwenang (KPK) agar asesor memiliki atau memahami istilah gratifikasi bahkan tindakan yang dapat dikategorikan sebagai gratifikasi/suap/korupsi tersebut.
REFERENSI
BAN PNF, 2009, Kode Etik Asesor