• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MTS AR RAISIYAH SEKARBELA M. Fahrurrozi11), A. Ramdani2), L. Japa3) 1)Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mataran 2)3)Dosen Pendidikan Biologi FKIP Univers

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MTS AR RAISIYAH SEKARBELA M. Fahrurrozi11), A. Ramdani2), L. Japa3) 1)Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mataran 2)3)Dosen Pendidikan Biologi FKIP Univers"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA

MTS AR RAISIYAH SEKARBELA

M

. Fahrurrozi 1 1) , A. Ramdani2) , L. Japa 3)

1)Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mataran 2)3)Dosen Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mataram

Jalan Majapahit No. 62, Mataram Email: rozi_scorpio@yahoo.co.id

Abstrak

Penelitian eksperimen semu ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis proyek terhadap motivasi dan hasil belajar IPA siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) Ar Raisiyah Sekarbela. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII MTs Ar Raisiyah Sekarbela. Sampel ditentukan melalui tehnik random sampling sehingga diperoleh 2 kelas sampel yakni kelas VII C (kelas eksperimen) dan VII D (kelas kontrol). Analisis data penelitian ini terdiri dari uji prasyarat analisis dan uji hipotesis. Data dalam penelitian ini terdistribusi normal dan varian data bersifat homogen. Uji hipotesis dianalisis dengan uji-t pooled varians. Analisis data motivasi dan hasil belajar menunjukkan t hitung > t tabel, artinya ada perbedaan signifikan motivasi dan hasil belajar antara siswa yang diajar dengan model pembelajaran berbasis proyek dengan yang diajar menggunakan metode ceramah. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa model pembelajaran berbasis proyek berpengaruh nyata terhadap peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa.

Kata kunci: Model Pembelajaran Berbasis Proyek, Motivasi Belajar, Hasil Belajar

THE EFFECT OF PROJECT BASED LEARNING MODEL TOWARD MOTIVATION AND SCIENCE LEARNING ACHIEVEMENT OF STUDENT IN MTS AR RAISIYAH

SEKARBELA Abstract

(2)

PENDAHULUAN

Pendidikan nasional terus mengalami perkembangan, hal ini dapat dilihat dari terus berkembangnya kurikulum nasional. Kurikulum merupakan semua kegiatan dan pengalaman potensial yang telah disusun secara ilmiah, baik yang terjadi di dalam kelas, di halaman sekolah maupun di luar sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan (Arifin, 2013). Kurikulum yang digunakan pada tahun 2014 masih menggunakan kurikulum 2006, yakni KTSP. Kurikulum ini merupakan sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun dan dilaksanakan pada masing-masing satuan pendidikan di Indonesia.

Kurikulum 2006 menurut Dharma (2008) adalah kurikulum yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengembangkan isi/konten kurikulum sesuai dengan kondisi sekolah, sehingga guru dapat menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif bagi siswa. Melalui kurikulum ini, diharapkan pendidik dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar dari peserta didiknya. Fathurrohman dan Sulistyorini (2012) menjelaskan bahwa motivasi berasal dari kata motif. Motif itu sendiri dapat diartikan sebagai daya penggerak dari dalam diri untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Oleh karena itu, dapat dimaknai bahwa motivasi adalah suatu daya penggerak yang telah menjadi aktif.

Hasil belajar menurut Fathurrohman dan Sulistyorini (2012) adalah suatu hal yang dicapai peserta didik setelah melakukan proses pembelajaran. Pencapaian peserta didik tersebut dapat berupa peningkatan pengetahuan ataupun perubahan tingkah lakunya. Dengan mengetahui hasil belajar ini tentunya pendidik dapat melihat perkembangan dari peserta didiknya itu,

sehingga pendidik dapat mengambil suatu strategi untuk mengembangkan pembelajaran yang ada.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru IPA pada bulan Oktober 2014 di MTs Ar Raisiyah Sekarbela diperoleh informasi bahwa proses pembelajaran IPA masih berpusat pada guru sehingga siswa cenderung pasif. Hasil observasi terhadap rata-rata nilai ulangan Mid Semester Ganjil menunjukkan bahwa, nilai siswa belum mencapai standar KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah.

Pembelajaran yang berpusat pada guru, sebagaimana temuan awal peneliti yang disebutkan di atas, merupakan penyebab rendahnya motivasi dan hasil belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah (selanjutnya ditulis MTs) Ar Raisiyah Sekarbela. Guru belum berinovasi dalam menerapkan model atau metode khusus untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Guru umumnya menyampaikan materi melalui metode ceramah. Hal tersebut dapat diketahui melalui hasil wawancara dengan guru dan dengan melihat RPP guru tersebut. Untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik dibutuhkan model yang tepat untuk membantu siswa dalam proses pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran berbasis proyek atau project base learning (PjBL).

(3)

Menurut Markham dkk. (2003) pembelajaran berbasis proyek memiliki beberapa tahapan, yang pertama, begin with the end, pada tahap ini peserta didik diajak untuk mengembangkan ide proyek yang akan dikerjakan. Ide-ide yang berkembang tadi kemudian akan ditentukan batasannya. Tahap kedua, yakni craft the driving question, pada tahap ini peserta didik akan dilatih untuk memilah tema dan standar pengerjaan proyek. Pada tahap ini peserta didik akan dilatih untuk berfikir kritis dan spesifik terhadap ide proyek yang ada. Tahap ketiga yakni plan the asessment, pada tahap ini peserta didik akan belajar bagaimana untuk mengembangkan produk mereka, sehingga mereka dapat memiliki kesempatan untuk menunjukkan pembelajaran mereka dan bentuk penilaian dari rencana proyek mereka. Pada tahap ini pendidik juga dituntut untuk mampu membuat rubrik yang baik. Tahap keempat, yakni map the project, pada tahap ini pendidik akan menganalisa rencana kegiatan yang dibuat, waktu pelaksanaan pembelajaran dan mempersiapkan semua hal yang dibutuhkan dalam pembelajaran.

Tahap terkahir adalah manage the process, pada tahap ini pendidik yang menggunakan pembelajaran berbasis proyek harus mengatur jalannya proses pembelajaran, pendidik mengatur pembelajaran menggunakan strategi dan instrumen sehingga proses pembelajaran lebih terarah. Adapun beberapa langkah pada tahap ini yakni membahas bersama tujuan dari proyek bersama peserta didik, menggunakan instrumen pemecahan masalah, menentukan hal yang penting dalam pembelajaran serta merencanakan evaluasi dan refleksi terhadap kegiatan yang telah dilakukan peserta didik. Oleh karena itu, tulisan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis proyek terhadap motivasi dan hasil belajar IPA siswa MTs Ar Raisiyah Sekarbela.

METODE

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Quasi experiment merupakan jenis penelitian yang mempunyai kelompok kontrol tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen (Sugiyono, 2010). Penelitian ini menggunakan desain control group pre-test-post-test (Arikunto, 2013).

Penelitian bertempat di MTs Ar Raisiyah Sekarbela, Mataram selama rentang waktu 2 bulan (Februari-Maret) Tahun Ajaran 2014/2015 semester genap. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII MTs Ar Raisiyah Sekarbela yang terdiri dari empat kelas dengan jumlah keseluruhan siswa kelas VII adalah 92 anak. Sedangkan, sampel penelitian berjumlah 44 siswa. Sampel diambil dengan teknik random sampling, yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan kelompok (perkelas) bukan individu.

Teknik pengumpulan data digunakan, yaitu: angket, test (pretest, posttest), dan ob-servasi. Untuk mengukur variabel motivasi belajar siswa digunakan instrumen angket. Assessment hasil belajar siswa menggunakan instrumen tes esai sebelum perlakuan (pretest) dan sesudah perlakuan (posttest). Sedangkan lembar observasi digunakan untuk mengukur aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran. Sebelum digu-nakan, instrumen diuji-coba untuk mengeta-hui validitas dan reliabilitasnya. Uji coba instrumen dilakukan terhadap 22 siswa pada tanggal 11 Desember 2014. Validasi instrumen digunakan rumus korelasi Product Moment, dan reliabilitas digunakan rumus Alpha Cronbach.

(4)

pooled varians, dan uji regresi linier sederhana.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data Motivasi Belajar

Hasil pengumpulan data motivasi belajar siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen yang diperoleh melalui angket yang dianalisis menggunakan program SPSS for Windows versi 16 dapat disajikan dalam Tabel 1 berikut:

Tabel 1 Data Motivasi Belajar Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Deskripsi EksperimenKelas KontrolKelas

Jumlah Terendah 101 96

Jumlah Tertinggi 141 130

Rerata 120 112

Standar Deviasi 9,13 10,52

Berdasarkan pada Tabel 1 di atas, menunjukkan bahwa terdapat jumlah skor yang berbeda pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberikan perlakuan. Jumlah terendah motivasi belajar siswa pada kelas eksperimen adalah 101 dan kelas kontrol adalah 96. Sedangkan, jumlah tertinggi pada kelas eksperimen yakni 141 dan kelas kontrol yakni 130. Rata-rata jumlah nilai angket antara kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-masing adalah sebesar 120 dan sebesar 112. Sedangkan standar deviasi motivasi belajar pada kelas eksperimen 9,13 sementara kelas kontrol 10,52.

Data Hasil Belajar

Hasil pengumpulan data melalui tes awal, sebelum diberikan perlakuan (pretest) diperoleh data mengenai hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, sebagaimana terangkum dalam Tabel 2 berikut:

Tabel 2 Data Pretest Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Deskripsi EksperimenKelas KontrolKelas

Nilai Terendah 4,16 20,83

Nilai Tertinggi 41,66 79,16

Rerata 22,54 47,53

Standar Deviasi 11,50 17,18 Tabel 2 menunjukkan data hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum diberikan perlakuan. Nilai terendah hasil belajar siswa pada kelas eksperimen adalah 4,16 dan kelas kontrol adalah 20,83. Sedangkan, nilai tertinggi pada kelas eksperimen yakni 41,66 dan kelas kontrol yakni 79,16. Rata-rata hasil pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-masing adalah sebesar 22,54 dan sebesar 47,53. Sedangkan standar deviasi data pretest pada kelas eksperimen 11,50 dan kelas kontrol 17,18.

Setelah diberikan perlakuan, diperoleh data posttest mengenai hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yang disajikan pada Tabel 3 berikut:

Tabel 3 Data Posttest Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Deskripsi EksperimenKelas KontrolKelas

Nilai Terendah 50,00 45,83 Nilai Tertinggi 100,00 95,83

Rerata 81,63 72,33

Standar Deviasi 15,36 10,59

(5)

adalah 72,33. Serta, standar deviasi data posttest pada kelas eksperimen 11,36 sementara kelas kontrol 10,59.

Data Aktivitas Belajar Siswa

Data aktivitas siswa meliputi data afektif dan psikomotorik siswa yang terbagi pada dua kelompok, yakni kelas eksperimen dan kelas kontrol. Rangkuman data tersebut disajikan pada Tabel 4 dan Tabel 5 berikut:

Tabel 4 Data Afektif Siswa pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Deskripsi EksperimenKelas KontrolKelas

Nilai Terendah 63,00 37,00 Nilai Tertinggi 94,00 76,00

Rerata 77,27 61,05

Standar Deviasi 8,65 12,15

Berdasarkan Tabel 4 nilai afektif terendah yang diperoleh siswa pada kelas eksperimen dengan model pembelajaran berbasis proyek yakni sebesar 63,00 sedangkan pada kelas kontrol dengan metode ceramah sebesar 37,00. Sedangkan, nilai tertinggi pada kelas eksperimen yakni 94,00 dan kelas kontrol yakni 76,00. Rata-rata nilai yang diperoleh pada kelas eksperimen dengan model pembelajaran berbasis proyek yakni 77,27 dan kelas kontrol dengan metode ceramah adalah 61,05. Adapun standar deviasi data afektif siswa pada kelas eksperimen 8,65 dan kelas kontrol 12,15.

Tabel 5 Data Psikomotorik Siswa pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Deskripsi EksperimenKelas KontrolKelas

Nilai Terendah 69,00 33,00

Nilai Tertinggi 95,00 86,00

Rerata 85,59 62,59

Standar Deviasi 8,13 12,47

Berdasarkan Tabel 5 nilai psikomotorik terendah yang diperoleh siswa pada kelas

eksperimen dengan model pembelajaran berbasis proyek yakni sebesar 69,00 sedangkan pada kelas kontrol dengan metode ceramah sebesar 33,00. Sedangkan, nilai tertinggi pada kelas eksperimen yakni 95,00 dan kelas kontrol yakni 86,00. Rata-rata nilai yang diperoleh pada kelas eksperimen dengan model pembelajaran berbasis proyek yakni 85,59 dan kelas kontrol dengan metode ceramah adalah 62,59. Serta, standar deviasi data psikomotorik siswa pada kelas eksperimen 8,13 sementara kelas kontrol 12,47.

Hasil Uji Hipotesis

Penelitian ini menggunakan uji prasyarat statistik untuk memastikan bahwa data sampel yang diperoleh bisa dilakukan dalam uji statistik parametrik. Uji prasyarat yang dilakukan pada penelitian ini berupa uji normalitas dan uji homogenitas. Uji prasyarat tersebut dilakukan pada data yang diperoleh baik dari kelas eksperimen dengan model pembelajaran berbasis proyek maupun kelas kontrol dengan metode ceramah.

Uji prasyarat pertama yang dilakukan yakni uji normalitas data motivasi belajar dengan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yang menggunakan model PjBL dan kelas control yang menggunakan model konvensional (ceramah). Uji normalitas data digunakan rumus Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan program SPSS for Windows versi 16. Maka, diperoleh nilai hitung lebih kecil dibandingkan dengan Dtabel pada taraf

kesalahan 5%, yang berarti data berdistribusi normal. Rangkuman hasil uji normalitas data tersaji pada Tabel 6.

Tabel 6 Rangkuman Uji Normalitas Data Motivasi Belajar dan Gain Score Hasil Belajar

Model

Dmaks

Dtabel Keterangan

Hasil

belajar Motivasi

PjBL 0,10 0,16

(6)

Setelah melakukan uji normalitas, uji prasyarat selanjutnya, yakni uji homogenitas. Rangkuman hasil uji homogenitas disajikan pada Tabel 7 berikut:

Tabel 7 Rangkuman Uji Homogenitas Data Motivasi Belajar dan Gain Score Hasil Belajar

Aspek Penilaian Fhitung Ftabel Kesimpulan Motivasi Belajar 1,79

2,09 Homogen Hasil belajar 0,81

Tabel 7 menunjukkan hasil uji homogenitas motivasi belajar dan hasil belajar menggunakan gain score. Nilai Fhitung

motivasi belajar pada kelas dengan model pembelajaran berbasis proyek dan kelas dengan metode ceramah menunjukkan bahwa nilai Fhitung yakni 1,79 lebih kecil

daripada nilai Ftabel yakni 2,09, artinya varians

data motivasi belajar dengan model pembelajaran berbasis proyek dan kelas dengan metode ceramah sesudah perlakuan bersifat homogen. Tabel 7 juga menunjukkan hasil uji homogenitas untuk data hasil belajar yakni 0,81 dimana nilai tersebut lebih kecil dari nilai Ftabel yakni 2,09 pada taraf

kesalahan 5% artinya data kelas dengan model pembelajaran berbasis proyek maupun kelas dengan metode ceramah adalah homogen.

Berdasarkan hasil uji normalitas dan homogenitas diperoleh kesimpulan bahwa data motivasi dan hasil belajar pada kelas dengan model pembelajaran berbasis proyek dan kelas metode ceramah terdistribusi normal dan varians data bersifat homogen sehingga uji hipotesis parametrik dapat dilakukan.

Uji hipotesis parametrik yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan uji perbedaan (uji-t). Uji-t bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan motivasi dan hasil belajar siswa yang diberikan perlakuan dengan model pembelajaran berbasis proyek dan metode ceramah. Apabila ada perbedaan

maka dapat dikatakan ada pengaruh model pembelajaran berbasis proyek terhadap motivasi dan hasil belajar siswa ( Telussa dkk., 2013).

Data yang dianalisis pada uji hipotesis adalah nilai motivasi belajar dan gain score hasil belajar baik pada siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran berbasis proyek maupun siswa yang diajarkan dengan metode ceramah. Gain score digunakan karena adanya perbedaan hasil belajar pada hasil pretest. Ketentuan yang digunakan pada uji-t adalah apabila nilai thitung> ttabel pada taraf

kesalahan 5% maka Ho ditolak artinya

terdapat perbedaan yang signifikan terhadap motivasi dan hasil belajar antara siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran berbasis proyek dan metode ceramah. Rangkuman hasil uji-t nilai motivasi dan hasil belajar disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8 Rangkuman Uji-t Data Motivasi Belajar dan Gain Score Hasil Belajar Siswa

Variabel thitung ttabel Keterangan Motivasi Belajar 2,77

1,68

Ada perbedaan signifikan Hasil Belajar 6,01

Berdasarkan Tabel 8 nilai motivasi belajar thitung > ttabel yakni 2,77 > 1,68 pada

taraf kesalahan 5% sehingga Ho ditolak

artinya ada perbedaan motivasi belajar siswa yang signifikan antara siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran berbasis proyek dengan siswa yang diajarkan dengan metode ceramah. Pada Tabel 8 juga dijelaskan, bahwa nilai hasil belajar thitung> ttabel yakni

6,01 > 1,68 pada taraf kesalahan 5% sehingga Ho ditolak, artinya ada perbedaan

(7)

belajar siswa yang diberikan perlakuan dengan metode ceramah. Perbedaan tersebut menunjukkan adanya pengaruh penerapan model pembelajaran berbasis proyek terhadap peningkatan hasil belajar dan motivasi belajar siswa.

Setelah melakukan uji hipotesa menggunakan t-test, dilakukan uji lanjut menggunakan Regresi Linier Sederhana untuk mengetahui hubungan antara nilai pretest hasil belajar dengan gain score hasil belajar baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Ketentuan yang digunakan pada Uji Regresi Linier Sederhana adalah apabila nilai Fhitung> Ftabel pada taraf kesalahan

1% dan 5% maka kesimpulanya adalah ada pengaruh nilai pretest hasil belajar terhadap gain score hasil belajar. Rangkuman hasil uji regresi nilai pretest hasil belajar terhadap gain score hasil belajar disajikan pada Tabel 9.

Tabel 9 Rangkuman Hasil Uji Regresi Nilai Pretest Hasil Belajar terhadap Gain Score Hasil Belajar

Variabel Fhitung Ftabel 1%

Ftabel

5 % Ket. Eksperimen 33,3% 8,68

8,10 4,35

Ada pengaruh signifikan Kontrol 70,8% 48,41

Berdasarkan Tabel 9 menunjukkan Fhitung

> Ftabel pada kelas eksperimen baik pada taraf

kesalahan 1% maupun 5%, besarnya yakni 8,64 > 8,10 untuk taraf kesalahan 1% dan 8,64 > 4,35 untuk taraf kesalahan 5 %. Tabel 9 juga menunjukkan Fhitung > Ftabel pada kelas

kontrol baik pada taraf kesalah 1% maupun 5%, besarnya yakni 48,41 > 8,10 untuk taraf kesalahan 1% dan 48,41 > 4,35 untuk taraf kesaahan 5 %.

Berdasarkan uji regresi linier sederhana

pula didapat pada kelas

eksperimen dan pada kelas

kontrol. menunjukkan besarnya pengaruh

nilai pretest hasil belajar terhadap gain score hasil belajar. Sehingga dapat dijabarkan bahwa pada kelas eksperimen nilai pretest hasil belajar mempengaruhi gain score hasil belajar sebesar 33,3% (kategori sedang) sedangkan pada kelas kontrol nilai pretest hasil belajar mempengaruhi gain score hasil belajar sebesar 70,8% (kategori tinggi). Hubungan antara nilai pretest dan gain score hasil belajar lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.1 dan 4.2 berikut.

(8)

Gambar 4.2 Grafik Hubungan Pretest terhadap Gain Score pada kelas Kontrol Gambar 4.1 dan 4.2 menunjukkan

semakin tinggi nilai pretest maka semakin rendah nilai gain score, sebaliknya semakin rendah nilai pretest maka semakin tinggi nilai gain score. Kedua gambar tersebut juga menunjukkan nilai pretest pada kelas eksperimen lebih rendah sehingga menghasilkan gain score yang lebih tinggi, sebaliknya nilai pretest pada kelas kontrol lebih tinggi sehingga menghasilkan gain score lebih rendah.

Pembahasan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh model pembelajaran berbasis proyek terhadap motivasi dan hasil belajar siswa MTs. Ar Raisiyah Sekarbela. Adanya pengaruh dapat dilihat dari perbedaan nilai angket motivasi belajar dan gain score hasil belajar antara pretest dan posttest yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk dapat melihat perbedaan secara signifikan maka dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji-t. Hasil perhitungan dengan uji-t menunjukkan bahwa ada perbedaan motivasi dan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran berbasis proyek dibandingkan dengan metode ceramah, selain itu berdasarkan perbandingan nilai rata-rata posttest terlihat, bahwa nilai rata-rata posttest kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata posttest kelas kontrol.

Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis proyek juga menunjukkan bahwa

siswa ikut berpartisipasi aktif selama proses pembelajaran. Adanya hubungan antara penerapan model pembelajaran berbasis proyek dengan peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa menunjukkan bahwa semakin optimal guru menerapkan model pembelajaran berbasis proyek di kelas selama proses pembelajaran maka hasil belajar dan motivasi belajar siswa juga akan semakin optimal.

Motivasi dan hasil belajar siswa apabila dikaitkan dengan langkah-langkah pembelajaran model pembelajaran berbasis proyek maka terlihat, bahwa langkah-langkah model pembelajaran berbasis proyek dapat melatih siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran. Adapun langkah-langkah PjBL yang dimaksud menurut Mihardi dkk. (2013) antara lain yakni, pertama tahap menentukan topik (describe the ecosystem), kedua tahap menjelaskan permasalahan yang diangkat (define the problem), ketiga tahap melakukan investigasi (research the problem), keempat tahap telaah lanjutan melalui pencarian informasi yang lebih mendalam (understand stakeholder), kelima tahap siswa memberikan solusi terhadap masalah (determine possible Solution), keenam tahap mengembangkan proyek (develop a plan), ketujuh tahap mengerjakan gagasan proyek (implement a plan) dan terakhir tahap guru melakukan ringkasan, evaluasi serta refleksi pembelajaran (summarize, evaluate and reflect).

(9)

yang dapat dilihat dari perbandingan motivasi belajar pada kelas eksperimen yang lebih tinggi dibandingkan dengan motivasi belajar pada kelas kontrol, namun data perbandingan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol belum dapat menujukkan pengaruh yang nyata antara model pembelajaran berbasis proyek terhadap motivasi belajar karena tidak adanya data awal motivasi siswa sebelum pembelajaran. Motivasi belajar pada kelas eksperimen lebih tinggi dibanding kelas kontrol, karena pembelajaran berbasis proyek siswa dituntut untuk mampu berperan lebih aktif dalam pembelajaran, siswa dieksplorasi kemampuanya melalui kegiatan investigasi dalam memecahakan suatu permasalahan.

Melalui pembelajaran berbasis proyek siswa dilatih untuk memiliki keyakinan tinggi atas usaha mereka, sehingga mereka memiliki kepercayaan dalam diri untuk menuangkan gagasan serta pemahaman mereka melalui proyek yang mereka kerjakan. Pembelajaran berbasis proyek memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan awal mereka dengan pengetahuan baru yang diperolehnya dengan cara memberikan pengalaman langsung dengan obyek atau lingkungan belajarnya. Pengetahuan yang mereka dapatkan tidak semata-mata merupakan pemberian guru, melainkan dengan cara bagaimana dia membentuk suatu ide, konsep, maupun pengetahuan. Pembelajaran seperti itu akan membuat lingkungan belajar yang kondusif sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, hal ini sesuai dengan penjelasan Fathurrohman dan Sulistyorini (2012) bahwa motivasi dapat berbentuk dorongan yang datang dari luar diri seseorang. Jika dorongan itu positif, dorongan itu dapat menggerakkan seseorang untuk lebih terpacu dalam melakukan sesuatu.

Motivasi belajar siswa akan meningkat jika siswa berperan aktif dalam pembelajaran

terutama pembelajaran yang menantang dan menuntut mereka untuk bekerja keras. Motivasi belajar siswa dapat ditingkatkan dari metode atau model yang digunakan seorang guru dalam pembelajaran. Melalui pembelajaran yang menantang siswa dapat ditingkatkan motivasi belajarnya. Salah satu model pembelajaran yang menantang adalah pembelajaran berbasis proyek. Pembelajaran berbasis proyek memungkinkan siswa menemukan hal-hal baru yang membuat mereka lebih tertarik dalam belajar. Hal ini sesuai dengan penjelasan Markham dkk. (2003) bahwa pembelajaran berbasis proyek adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam penyelidikan bersama. Pada pembelajaran berbasis proyek siswa dituntut untuk berkolaborasi, bekerja sama guna merencanakan, mengimplementasi,

mengevaluasi proyek dan

mengaplikasikannya.

Berdasarkan hasil pengamatan di kelas, tampak siswa paling termotivasi pada tahap mengerjakan gagasan proyek (implement a plant), hal ini tampak dari beberapa indikator motivasi yang tampak seperti attention (perhatian), convidence (keyakinan diri / percaya diri) dan satisfaction (kepuasan). Perhatian siswa tampak tinggi karena siswa tampak bersungguh-sungguh mendengar arahan terhadap proyek yang akan dikerjakan dan semangat dalam mengerjakan proyek. Keyakinan diri siswa tampak dari kepercayaan diri mereka dan kelompok mereka dalam mengerjakan dan menyelesaikan proyek. Kepuasan siswa tampak dari semangat mereka dalam menjelaskan dan mempresentasikan proyek yang telah selesai mereka kerjakan di depan kelas.

(10)

psikomotor dengan indikator yang dijabarkan pada kisi-kisi angket, sehingga data pada aktifitas siswa dapat dijadikan pendukung untuk menunjukkan peningkatan motivasi pada kelas eksperimen lebih tinggi dibanding kelas kontrol.

Aspek pertama pada ranah afektif yang memiliki hubungan dengan indikator motivasi yakni aspek keaktifan bertanya, sesuai dengan indikator motivasi tentang perhatian siswa yang dijabarkan lebih lanjut pada diskriptor rasa ingin tahu. Aspek kedua pada ranah afektif yang memiliki hubungan dengan indikator motivasi yakni aspek berfikir bersama kelompok, sesuai dengan indikator motivasi yang berkaitan dengan perhatian siswa yang dijabarkan lebih jauh pada diskriptor rasa senang terhadap pelajaran dan indikator motivasi tentang kepuasan siswa yang dijabarkan lebih lanjut pada diskriptor kesenangan dalam belajar. Melihat hubungan antara aspek penilain ranah afektif dengan indikator motivasi maka jelaslah bahwa data aktifitas siswa pada ranah afektif dapat mendukung kajian tentang peningkatan motivasi belajar pada kelas eksperimen dan kontrol.

Berdasarkan data pada ranah afektif diperoleh kesimpulan bahwa nilai pada kelas eksperimen lebih tinggi dibanding kelas kontrol, hasil tersebut sama dengan hasil angket motivasi yang menunjukka motivasi belajar siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dibanding kelas kontrol, sehingga dapat diketahui bahwa penggunaan model pembelajaran berbasis proyek pada kelas eksperimen dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

Aspek pada ranah psikmotor juga memiliki hubungan dengan indikator pada angket motivasi. Aspek pertama pada ranah psikomotor yang memiliki hubungan dengan indikator motivasi yakni aspek kreatifitas, sesuai dengan indikator motivasi tentang perhatian siswa yang dijabarkan lebih lanjut pada diskriptor perhatian terhadap tugas dan

diskriptor ketepatan waktu mengahasilkan tugas. Aspek kedua pada ranah psikomotor yang memiliki hubungan dengan indikator motivasi yakni aspek proses, sesuai dengan indikator motivasi yang berkaitan dengan perhatian siswa yang dijabarkan lebih jauh pada diskriptor rasa senang terhadap pelajaran dan indikator motivasi tentang kepuasan siswa yang dijabarkan lebih lanjut pada diskriptor kesenangan dalam belajar. Melihat hubungan antara aspek penilain ranah psikomotor dengan indikator motivasi maka jelaslah bahwa data aktifitas siswa pada ranah psikomotor dapat mendukung kajian tentang peningkatan motivasi belajar pada kelas eksperimen dan kontrol.

Berdasarkan data pada ranah psikomotor diperoleh kesimpulan bahwa nilai pada kelas eksperimen lebih tinggi dibanding kelas kontrol, hasil tersebut sama dengan hasil angket motivasi yang menunjukka motivasi belajar siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dibanding kelas kontrol, sehingga dapat diketahui bahwa penggunaan model pembelajaran berbasis proyek pada kelas eksperimen dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

(11)

pula oleh hasil penelitian Yalcin dkk. (2009) yang menyatakan bahwa hasil belajar pada kelas yang diajarkan dengan model pembelajaran berbasis proyek lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang diajarkan dengan metode ceramah. Hal tersebut disebabkan karena siswa dilatih memecahkan masalah dan mengerjakan sebuah proyek dalam pembelajaran.

Pada pembelajaran berbasis proyek pemahaman siswa terhadap materi dimantapkan dengan memberikan permasalahan-permasalahan untuk diinvestigasi kepada siswa. Pemberian masalah tersebut untuk membantu siswa mengingat-ingat kembali konsep yang telah dipahami sebelumnya. Selain itu, pemahaman konsep tersebut digunakan untuk memecahkan permasalahan yang disajikan. Hasil belajar siswa erat kaitannya dengan kemampuan dalam memecakan permasalahan, hal ini sesuai dengan penjelasan Markham dkk. (2003) yang menjelaskan bahwa model pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang meningkatkan kemampuan siswa melalui proses pemecahan masalah.

Penerapan model pembelajaran yang tepat, akan mendorong siswa untuk aktif selama proses pembelajaran. Keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran merupakan salah satu faktor yang mendukung peningkatan hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen karena didukung kondisi pembelajaran yang kondusif melalui penggunaan model pembelajaran berbasis proyek. Oleh karena itu, pembelajaran berbasis proyek jika digunakan dengan baik dalam pembelajaran dapat membantu untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Pengaruh perlakuan pada kelas eksperimen dan kontrol tehadap hasil belajar dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui hubungan nilai pretest dengan gain score,

data yang diperoleh menunjukkan bahwa gain score hasil belajar baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol dipengaruhi oleh nilai pretest. Analisis data tersebut menunjukkan semakin tinggi nilai pretest maka semakin rendah nilai gain score, sebaliknya semakin rendah nilai pretest maka semakin tinggi nilai gain score. Hal ini menunjukkan bahwa hasil analisis data yang menggunakan gain score untuk mengetahui hasil belajar baik pada kelas eksperimen dan kontrol dipengaruhi oleh nilai pretest, sehingga dapat diketahui bahwa hasil belajar baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol selain dipengaruhi oleh perlakuan juga dipengaruhi oleh nilai pretest. Dari paparan tersebut diketahui bahwa pengaruh model pembelajaran berbasis proyek terhadap hasil belajar yang lebih tinggi dibanding kelas kontrol dengan metode ceramah tidak hanya dipengaruhi oleh model pembelajaran berbasis proyek namun juga dipengaruhi oleh nilai pretest yang lebih rendah.

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa: a. Motivasi belajar pada kelas eksperimen lebih tinggi dibanding kelas kontrol, tetapi data motivasi di awal penelitian tidak tersedia, karena itu kesimpulan ini belum memberi bukti yang kuat bahwa model pembelajaran berbasis proyek meningkatkan motivasi belajar.

(12)

Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang dapat disampaikan adalah:

a. Guru sebaiknya menerapkan pembelajaran berbasis proyek pada proses pembelajaran biologi khususnya pada materi ekosistem.

b. Guru memerlukan persiapan yang lebih baik apabila mengajar dengan pembelajaran berbasis proyek agar hasil dan proses pembelajaran lebih baik. c. Untuk penelitian selanjutnya dapat

melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh pembelajaran berbasis proyek terhadap aspek-aspek pembelajaran yang lain.

d. Penelitian selanjutnya dapat membandingkan pengaruh motivasi dan hasil belajar antara model pembelajaran berbasis proyek dengan model-model pembelajaran yang dikembangkangkan untuk persiapan penggunaan kurikulum 2013 seperti model pembelajaran berbasis masalah.

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L.W dan D.R. Krathwhol. 2001. Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen. Agung Prihantoro (penerjemah). 2010. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Arifin, Z. 2013. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Offset.

Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT. Asdi Mahasatya.

Aritonang, K.T. 2008. Minat dan motivasi dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Jurnal Pendidikan Penabur 10 (7) : 11-21.

Damiri, D.J. 2012. Implementation Project Based Learning on local area networking. International Journal of

Basic and Applied Science 1 (1) : 83-88.

Daniarti, R. 2014. Perbedaan Hasil Belajar IPS Model Project Based Learning Berbasis Outdoor Study dengan Konvensional pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Ponorogo. Tesis S2 Program Studi S2 Pendidikan IPS. Universitas Negeri Malang.

Dewi, N.K.N.A.S., N.N. Garminah dan K. Pudjawan. 2012. Pengaruh Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SDN 8 Banyuning. Artikel Skripsi. Universitas Pendidikan Ganesha.

Dharma, S. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Direktorat Tenaga Kependidikan.

F.M dan Sulistriyoni. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta : Sukses Offset.

Hamdu, G dan L. Agustina. 2011. Pengaruh motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar IPA di sekolah dasar. Jurnal Penelitian Pendidikan 12 (1) : 81-86.

Lestari, N.N.S. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Base Learning )dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar fisika bagi siswa kelas VII SMP. Artikel Skripsi Program Studi Teknologi Pembelajaran Program Pasca Sarjana. Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja Bali.

(13)

Markham, T., J. Larmer dan J. Ravitz. 2003. Project Base Learning. California : Buck Institute for Education.

Mihardi, S., M.B. Harahap dan R.A. Sani. 2013. The effect of Project Based Learning Model with KWL worksheet on student creative thinking process in Physic problems. Journal of Education and Practice 4 (25) : 188-200.

Mutoharoh. 2011. Pengaruh Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Base Learning) Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa. Skripsi Program Studi S1 Pendidikan Fisika. Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta.

Riduwan. 2012. Belajar Mudah Untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta. ---. 2011. Statistika Untuk Penelitian.

Bandung : Alfabeta.

Telussa, A.M., E.R. Persulessy., Z.A. Leleury. 2013. Penerapan analisis korelasi parsial untuk menentukan hubungan pelaksanaan fungsi manajemen kepegawaian dengan efektivitas kerja pegawai. Jurnal Barekang7 (1) : 15-18.

Yalcin, S.A., U. Turgut dan E. Buyukkasap. 2009. Pengaruh Project Based Learning terhadap hasil belajar materi Elektrisitas, sikap terhadap pelajaran Fisika dan kemampuan proses Saintifik. International Online Journal of Educational Sciences 1 (1) : 81-105.

Gambar

Tabel  3  Data  Posttest Pada Kelas Eksperimen danKelas Kontrol
Gambar 4.1 dan 4.2 berikut.
Gambar 4.2 Grafik Hubungan PretestGambar  4.1  dan  4.2  menunjukkan terhadap Gain Score pada kelas Kontrolsiswa ikut berpartisipasi aktif selama proses

Referensi

Dokumen terkait

Kabupaten Jayapura secara yuridis sudah dimekarkan sesuai Undang- Undang Nomor 26 Tahun 2002 menjadi 3 (tiga) kabupaten, yaitu Kabupaten Jayapura dengan

Karena munculnya sektor informal di perkota- an tidak dapat dilepaskan dari gejala kesen- jangan yang tajam antara kemajuan ekonomi di perkotaan dan pedesaan, maka munculnya

Sebagai contoh, seorang pekerja yang cuba memenuhi keperluan keyakinan diri atau pengiktirafan dengan memegang jawatan penting di sebuah jabatan secara tiba- tiba mendapat

Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 1998 tentang Perubahan Bentuk Hukum Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat Dari Perusahaan Daerah Menjadi

Dari spektrun yang telah ditemukan maka diperoleh bentuk polinomial karakteristik dan spektrum Adjacency dari graf konjugasi dari beberapa grup dihedral

Kegiatan penyulaman bibit yang ada di persemaian bermaksud agar jumlah bibit yang diperlukan untuk penanaman jumlah bibit cukup selain itu agar bibit untuk penanaman

Implikasi yang mempunyai nilai yang lebih dengan lirik nyanyian indang yang terdapat di Nagari Kuranji Hulu Kecamatan Sungai Geringging Kabupaten Padang Pariaman.Sehingga siswa

[r]