• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PRESTASI BELAJAR, PENGALAMAN PPL 2, DAN JENIS PEKERJAAN ORANG TUA TERHADAP MINAT UNTUK MENJADI GURU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH PRESTASI BELAJAR, PENGALAMAN PPL 2, DAN JENIS PEKERJAAN ORANG TUA TERHADAP MINAT UNTUK MENJADI GURU"

Copied!
158
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PRESTASI BELAJAR, PENGALAMAN PPL 2,

DAN JENIS PEKERJAAN ORANG TUA TERHADAP MINAT

UNTUK MENJADI GURU

Studi Kasus : Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2006-2007 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh: Dwi Setyawati NIM : 061334051

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya tulis ini kupersembahkan sebagai ucapan syukur dan

terimakasih kepada:

Tuhan Yesus ”yang selalu

menyertai, memberikan jalan

terang dan menuntun tiap

langkahku”

Orangtuaku dan Keluargaku “yang

selalu memberikan dorongan dan

semangat”

Sahabat-sahabatku “kalian yang

menjadi motivasiku untuk berjuang

meraih cita-cita”

Almamaterku –Universitas Sanata

Dharma-

(5)

MOTTO

Ketika satu pintu tertutup, pintu lain terbuka, namun terkadang kita melihat dan

menyesali pintu tertutup tersebut terlalu lama hingga kita tidak melihat

pintu lain terbuka.

~Alexander Graham Bell~

Tempat untuk berbahagia itu disini. Waktu untuk berbahagia itu kini.

Cara untuk berbahagia ialah dengan membuat orang lain berbahagia.

~Robert G Ingersoll~

Suatu kehidupan yang penuh kesalahan tak hanya lebih berharga namun juga lebih

berguna dibandingkan hidup tanpa melakukan apapun.

~George Bernard Shaw~

Jika kita sungguh-sungguh menginginkan cinta, maka cintalah pada akhirnya

yang justru menunggu kita.

~Oscar Wilde~

You have to endure caterpillars if you want to see butterflies.

(6)
(7)
(8)

ABSTRAK

PENGARUH PRESTASI BELAJAR, PENGALAMAN PPL 2, DAN JENIS PEKERJAAN ORANG TUA TERHADAP MINAT UNTUK MENJADI

GURU

Studi Kasus: Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2006-2007

Dwi Setyawati Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2011

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan: (1) pengaruh prestasi belajar terhadap minat untuk menjadi guru (2) pengaruh pengalaman PPL 2 terhadap minat untuk menjadi guru (3) pengaruh jenis pekerjaan orang tua terhadap minat untuk menjadi guru.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi FKIP USD. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi angkatan 2006-2007 sejumlah 60 mahasiswa. Penarikan sampel dilakukan berdasarkan teknik purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis uji F, regresi sederhana, dan uji T.

Hasil penelitian menunjukkan (1) tidak ada pengaruh prestasi belajar terhadap minat untuk menjadi guru dengan probabilitas 0,206 > 0,05; (2) tidak ada pengaruh pengalaman PPL 2 terhadap minat untuk menjadi guru (thitung1,856 <

tabel

(9)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF LEARNING ACHIEVEMENT, EXPERIENCE OF THE SECOND FIELD STUDY PROGRAM, AND PARENTS’ OCCUPATION TOWARDS THE INTEREST TO BECOME A TEACHER A Case Study: The Students of Accounting Education Study Program 2006-2007

batch

Dwi Setyawati Sanata Dharma University

Yogyakarta 2011

The purpose of this study is to describe: (1) the influence of the learning achievement towards the interest to become teachers; (2) the influence of the experience of the second field study program towards the interest to become teachers; (3) the influence of parents’occupation towards the interest to become teachers.

The population of this research is students of Accounting Education Study Program, Faculty of Education, Sanata Dharma University. The samples are 60 students of Accounting Education Study Program who belong to 2006-2007 batch. The samples were drawn by applying purposive sampling technique. The data were analysed by the techniques of F test, simple regression analysis and T test.

(10)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih-Nya yang besar, sehingga penulis dapat menyelasikan skripsi dengan judul “PENGARUH PRESTASI BELAJAR, PENGALAMAN PPL 2, DAN JENIS PEKERJAAN ORANG TUA TERHADAP MINAT UNTUK MENJADI GURU”.

Penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan skripsi ini tidaklah mungkin terlaksana dengan baik tanpa bantuan, kerjasama, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

3. Bapak Laurentius Saptono S.Pd., M.Si. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta; 4. Ibu B. Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M.Pd. selaku Dosen

(11)

5. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Penguji yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;

6. Ibu Natalina Premastuti Brataningrum, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Penguji yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;

7. Staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan tambahan pengetahuan dalam proses perkuliahan;

8. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah membantu penulis dalam penelitian;

9. Tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah membantu kelancaran proses belajar selama ini;

10.Seluruh karyawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

11.Orang tuaku tercinta “yang telah memberikan doa, semangat, dukungan dan materi bagi keberhasilan penulis”;

12.Adikku Jenny dan Micco “yang telah memberi warna dalam hidupku”;

13.Buat seseorang yang ku sayangi ”love you ngok....makasih ya pinjaman kalkulator nya...hehehehe, meskipun kau tak selalu disisi

ku setiap saat namun ku tau doa, kasih sayang serta semangat mu

(12)

yach..hehehehe...Bahagiakan lah orang-orang yang menyayangi mu,

karna saat kamu tlah kehilangan dia kamu tak memiliki kesempatan

lagi untuk membuatnya bahagia...jangan lupa ya!!! ”;

14.Untuk keluarga besar ku ”terima kasih atas doa nya selama ini... ” Kakung ”meskipun tak diberi kesempatan untuk melihat cucu mu wisuda tapi paling tidak engkau tau bahwa cucu mu kini

sudah menjadi seorang sarjana...”

15.Teman-teman Pendidikan Akuntansi angkatan 2006, yang telah banyak memberikan kenangan indah selama kuliah, ”ayo semangat...kibarkan kejayaanmu pendidikan akuntansi...”;

16.Teman seperjuangan: Dwi Sulis, Galih, Novi, Putri, Alin ”akhirnya aku bisa menyusul kalian....aku gong nya nech...makasih ya

kerjasamanya selama ini”;

17.Sahabat-sahabatku,, Sisca ”makasii teman...akhirnya kita mampu melewati ini smua...makasii banget slama ini dah banyak banget

membantu aku, nemenin aku mondar mandir selalu kehabisan bensin

saat akan pergi mengajar...hahahaha, dengerin keluh kesah

q...pokoknya tante cizca slalu mampu membuat ku tertawa lebar...”

Retno ”makasii ya teman...slama ini dah banyak banget bantu aku dalam tugas-tugas kuliah, apalagi dalam menyelesaikan skripsi

ini...kamu dah kaya dosen pembimbing kedua deh bagi ku...seneng

banget punya temen belajar kaya kamu ret...jangan lupa kenangan

(13)

Mela ”ga usah buru-buru balik Kalimantan, dah siap kah meninggalkan yogya dan teman-teman yang yang menyenangkan

seperti kami...hehehe semoga sukses disana..” Detha ”ayo det semangat...selangkah lagi trus kita jalan-jalan ke pantai

bareng-bareng...” Suster Eno ”makasii atas doa dan semangat yang suster berikan...sering-sering maen ke kapel ter...byar dapat bunga gratis

terus dari coster..trus kalo pulang ke maumere jangan lupa masak

pakis dan pete ya ter...hehehe” Inggit, Yocep, Lena, Lina ”makasii kalian sudah menemani ku saat panik akan mengahadapi ujian dan

akhirnya aku keluar menjadi Dwi Setyawati. S. Pd., ...sukses ya buat

(14)
(15)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xix

(16)

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Batasan Masalah ... 9

D. Rumusan Masalah ... 9

E. Tujuan Penelitian ... 10

F. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

A. Tinjauan Teoretik ... 11

1. Minat ... 11

2. Definisi Guru ... 20

3. Prestasi Belajar ... 27

4. Pengalaman PPL 2 ... 31

5. Jenis Pekerjaan Orang Tua ... 33

B. Kerangka Berfikir ... 35

C. Hipotesis Penelitian ... 38

BAB III METODE PENELITIAN ... 39

A. Jenis Penelitian ... 39

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 39

C. Populasi dan Sampel ... 39

D. Variabel Penelitian ... 41

E. Teknik Pengumpulan Data ... 46

(17)

1. Pengujian Validitas ... 47

2. Pengujian Reliabilitas ... 50

G. Prasyarat Analisis ... 53

1. Uji Normalitas ... 53

2. Uji Linieritas ... 53

3. Uji Homogenitas ... 55

H. Pengujian Hipotesis ... 55

BAB IV GAMBARAN UMUM ... 59

A. Sejarah Universitas Sanata Dharma ... 59

B. Visi, Misi, dan Tujuan Pendidikan USD ... 63

C. Sejarah Pendidikan Akuntansi ... 66

D. Program dan Fasilitas Pendukung Untuk ... Kesejahteraan Mahasiswa ... 71

BAB V DESKRIPSI, ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 76

A. Deskripsi Data ... 76

1. Deskripsi Prestasi Belajar ... 76

2. Deskripsi Pengalaman PPL 2 ... 77

3. Deskripsi Jenis Pekerjaan Orang Tua ... 78

4. Deskripsi Minat Menjadi Guru ... 78

B. Hasil Pengujian ... 80

1. Uji Normalitas ... 80

2. Uji Linieritas ... 84

(18)

C. Pengujian Hipotesis ... 86

D. Pembahasan Hasil Analisis ... 90

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN ... 93

A. Kesimpulan ... 93

B. Keterbatasan Penelitian ... 93

C. Saran ... 94

(19)

DAFTAR TABEL

3.1 Tabel Kisi-Kisi Kuesioner ... 42

3.2 Tabel Skoring Variabel Minat Menjadi Guru ... 44

3.3 Tabel Skoring Prestasi Belajar ... 45

3.4 Tabel Skoring Variabel Pengalaman PPL 2 ... 45

3.5 Tabel Skoring Variabel Jenis Pekerjaan Orang Tua ... 46

3.6 Tabel Hasil Uji Validitas Instrumen PPL 2 ... 48

3.7 Tabel Hasil Uji Validitas Instrumen Minat Menjadi Guru ... 49

3.8 Tabel Tingkat Keterhandalan Variabel Penelitian ... 51

3.9 Tabel Uji Reliabilitas ... 52

5.1 Tabel Deskripsi Variabel Prestasi Belajar ... 76

5.2 Tabel Deskripsi Variabel Pengalaman PPL 2 ... 77

5.3 Tabel Deskripsi Jenis Pekerjaan Orang Tua ... 78

5.4 Tabel Deskripsi Minat Menjadi Guru ... 79

5.5 Tabel Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Prestasi Belajar ... 80

5.6 Tabel Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Pengalaman PPL 2 ... 81

5.7 Tabel Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Jenis Pekerjaan Orang Tua ... 83

5.8 Tabel Rangkuman Hasil Pengujian Linieritas ... 84

5.9 Tabel Pengujian Homogenitas ... 85

5.10 Tabel Pengujian Hipotesis ditinjau dari Prestasi Belajar ... 86

5.11 Tabel Pengujian Hipotesis ditinjau dari Pengalaman PPL 2 ... 88

(20)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Kuesioner ... 100

Lampiran II Data Penelitian Uji Validitas dan Reliabilitas A. Data PPL 2 ... 107

B. Data Minat Untuk Menjadi Guru ... 111

Lampiran III Data Induk Penelitian ... 116

Lampiran IV PAP II ... 125

Lampiran V Perhitungan SPSS A. Uji Normalitas ... 128

B. Uji Linieritas ... 129

C. Uji Homogenitas ... 130

Lampiran VI Tabel Pengujian A. Tabel t ... 132

B. Tabel r ... 133

C. Tabel F ... 134

(21)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, pendidikan menduduki peranan penting sehingga perlu mendapatkan prioritas tinggi. Perkembangan dan meningkatnya mutu pendidikan di Indonesia tidak terlepas dari jasa yang diberikan oleh guru. Guru adalah satu-satunya komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan.

(22)

Citra guru di masyarakat atau di negara kita berubah-ubah dari waktu ke waktu. Perubahan citra guru tersebut dipengaruhi oleh perubahan aspirasi (penilaian serta penghargaan) warga masyarakat terhadap jabatan guru, unjuk kerja para guru yang telah berkarya dan adanya perubahan persyaratan jabatan guru sebagai dampak kemajuan ilmu serta teknologi era profesionalisasi dan spesialisasi (Samana, 1994:113).

Citra dan wibawa guru pada masa kolonial lebih tinggi dibandingkan dengan guru sekarang ini. Masa itu, guru adalah profesi yang diidam-idam kan. Karena guru menerima gaji 40 gulden, padahal seorang inlander hanya perlu segobang (2,5 sen) untuk hidupnya. Tak heran jika sekolah keguruan menjadi lulusan sekolah terbaik. Di samping fasilitas dan kemudahan yang diperoleh, status guru akan membawanya menuju strata atas dalam kelas masyarakat. Tidak sedikit guru yang kemudian sampai di puncak sebagai pimpinan masyarakat (http://debrito.net/isi).

(23)

profesionalitas yang semakin luntur, sampai penghargaan dan status sosial guru yang semakin merosot di mata masyarakat.

Persoalan mendasar dari mutu pendidikan adalah kesejahteraan guru. Kesejahteraan meliputi aspek material dan non material. Yang non material misalnya kemudahan naik pangkat, suasana kerja yang sejuk, dan perlindungan hukum. Adapun yang temasuk aspek material adalah gaji, tunjangan, dan intensif lainnya. Aspek material, khususnya gaji inilah yang harus secara jujur diakui masih minim. Walaupun secara langsung tidak berpengaruh terhadap kualitas guru, tetapi gaji guru dan mutu pendidikan memang tak terpisahkan.

(24)

mempengaruhi perbedaan minat siswa untuk bekerja menjadi guru (Gilarso, 1995 :5)

Lembaga pendidikan guru (FKIP), bukanlah idola para siswa dan orang tua. Sebab, dalam masyarakat yang cenderung melihat kemampuan ekonomi sebagai ukuran status sosial, status guru dipandang “kurang baik” karena pendapatannya rendah. Sampai saat ini, mereka yang berminat menjadi calon guru, terutama dari keluarga kurang mampu atau kurang mampu secara akademis. Mayoritas mahasiswa FKIP adalah berasal dari masyarakat desa, pinggiran, atau kota lapisan bawah. Mereka memilih FKIP dengan harapan bisa kuliah dan kemudian bisa diangkat menjadi pegawai negri sipil. Namun kenyataannya, masih banyak lulusan FKIP yang tidak dapat di angkat lantaran kemampuannya juga rendah.

(25)

guru itu harus datang dari diri sendiri, tidak bisa dipaksa-paksa. Kebanyakan jaman sekarang ini orang menjadi guru karena terpaksa.

Lahirnya UU Guru dan Dosen No 14 Tahun 2005 diharapkan mampu meningkatkan minat siswa untuk menjadi guru. Dalam UU Guru dan Dosen tersebut dijelaskan bahwa pengakuan dan kedudukan guru dan dosen mempunyai misi yaitu: a) mengangkat martabat seorang guru dan dosen, b) menjamin hak dan kewajiban guru dan dosen, c) meningkatkan kompetensi guru dan dosen, d) meningkatkan mutu pendidikan, e) mengurangi kesenjangan ketersediaaan guru dan dosen antar daerah dari segi mutu, jumlah, kualitas akademik dan kompetensi, f) meningkatkan pelayanan yang bermutu.

(26)

Keberadaan UU Guru dan Dosen membuat posisi guru sebagai sebuah profesi semakin terlindungi, serta kesejahteraan guru semakin terjamin. Tidak hanya program sertifikasi saja yang menyebabkan semakin banyak orang yang menginginkan untuk berprofesi menjadi guru. Belum lama ini pemerintah telah mengeluarkan PP No 10 tahun 2008 tentang gaji PNS, yang menyatakan bahwa mulai April 2008 gaji PNS naik 20% dari gaji pokoknya. Dengan demikian, secara tidak langsung kesejahteraan guru negri juga akan semakin meningkat.

(27)

begitu juga sebaliknya jika pengalaman selama melakukan PPL mahasiswa itu merasa kurang berkesan maka minat untuk menjadi seorang guru akan rendah.

Selanjutnya dalam mengarahkan minat mahasiswa untuk menjadi guru tidak lepas dari faktor lingkungan keluarga yang terkait langsung dengan pekerjaan orang tua serta tidak lepas dari diri mahasiswa itu sendiri yang dapat dilihat dan diukur dari prestasi belajarnya.

(28)

Berdasarkan dari fenomena-fenomena di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Prestasi Belajar, Pengalaman PPL 2 dan Jenis Pekerjaan Orang Tua Terhadap Minat untuk Menjadi Guru”, studi kasus pada mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2006-2007 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan gambaran latar belakang di atas dapat diidentifikasi berbagai masalah yang ada:

1. Adanya pengaruh dari lingkungan luar atau lingkungan sosial mahasiswa terhadap besarnya minat menjadi guru.

2. Adanya pengaruh berkembangnya mutu pendidikan dan meningkatnya kesejahteraan guru terhadap besarnya minat mahasiswa menjadi guru. 3. Adanya pengaruh prestasi belajar terhadap minat mahasiswa untuk menjadi guru.

4. Adanya pengaruh pengalaman PPL 2 terhadap minat mahasiswa untuk menjadi guru.

(29)

C. Batasan Masalah

Banyak faktor yang mempengaruhi minat siswa untuk menjadi guru, baik faktor yang berasal dari diri sendiri (intrinsik) dan faktor yang berasal dari luar individu (ekstrinsik). Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui minat siswa untuk menjadi guru yang ditinjau dari prestasi belajar, pengalaman PPL 2 dan jenis pekerjaan orang tua.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2006-2007 FKIP USD terhadap minat untuk menjadi guru?

2. Apakah ada pengaruh pengalaman PPL 2 mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2006-2007 FKIP USD terhadap minat untuk menjadi guru?

(30)

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi FKIP USD terhadap minat untuk menjadi guru. 2. Untuk mengetahui pengaruh pengalaman PPL 2 mahasiswa Program

Studi Pendidikan Akuntansi FKIP USD terhadap minat untuk menjadi guru.

3. Untuk mengetahui pengaruh jenis pekerjaan orang tua mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi FKIP USD terhadap minat untuk menjadi guru.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak: 1. Bagi Mahasiswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi/gambaran sejauh mana minat mereka untuk berprofesi menjadi guru.

2. Bagi Penulis

Pelaksanaan penelitian ini merupakan kesempatan bagi penulis untuk menambah pengetahuan dan menerapkan teori selama mengikuti kuliah terutama dalam bidang pendidikan.

3. Bagi Universitas Sanata Dharma

(31)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Teoritik

1. Definisi Minat

Minat merupakan faktor psikologis yang dapat menentukan pilihan orang. Minat pada hakekatnya merupakan perhatian, keinginan, rasa suka dan rasa terikat dengan suatu obyek walaupun tidak ada yang menyuruh (Kartono, 1980:109). Secara sederhana minat (interest) merupakan kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat adalah kecenderungan yang agak menetap pada objek untuk merasa tertarik pada bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung pada bidang itu (Winkel, 1983:30). Seseorang yang mengerjakan suatu pekerjaan dengan disertai minat sebelumnya, pada umumnya akan memperoleh hasil yang lebih baik daripada mereka yang tidak berminat sebelumnya.

(32)

Menurut pendapat Witherington (Buchori, 1978:125), minat adalah kesadaran seseorang, bahwa suatu obyek, seseorang, suatu soal atau suatu situasi mengandung sangkut paut dengan dirinya. Di sini minat dibagi menjadi dua macam, yaitu:

a. Minat primitif (biologis), timbul karena jaringan-jaringan tubuh. Ini berkisar pada soal makan dan kebebasan aktivitas.

b. Minat kultural (sosial), berasal dari perbuatan belajar yang tarafnya lebih tinggi. Minat ini merupakan hasil pendidikan.

Sedangkan menurut Mappiare (1982:64), minat dipengaruhi oleh latar belakang lingkungan, tingkat ekonomi, status sosial, dan pengalaman. Selanjutnya Mappiare (1982:78) menjelaskan bahwa minat remaja dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:

a. Minat pribadi, yaitu kecenderungan untuk mengajar hal-hal yang menjadi keinginannya. Minat yang timbul dari individu dapat menimbulkan kepuasan. Minat pribadi meliputi minat memperoleh pengakuan, penghargaan, minat mengembangkan diri, minat untuk sukses, minat untuk sekolah, minat untuk jabatan dan sebagainya. b. Minat terhadap reaksi, yaitu kecenderungan yang ada pada diri

(33)

c. Minat terhadap kelanjutan studi dan jabatan. Dengan tercapainya suatu tingkat pendidikan tinggi bagi individu, maka terbuka peluang untuk mencapai jabatan yang lebih tinggi, memperoleh pekerjaan elit dan pada gilirannya memudahkan bagi individu untuk meningkatkan statusnya.

Minat seseorang dapat di ukur melalui kegiatan-kegiatan yang sering dilakukan dan melalui pertanyaan mengenai senang atau tidak senang terhadap suatu obyek. Super dan Crites (Yahny Kils, 1988:33) mengemukakan bahwa ada 4 cara untuk mengetahui minat seseorang, yaitu:

a. Melalui pertanyaan-pertanyaan mengenai hal-hal yang disenangi dan yang tidak disenangi.

b. Melalui pengamatan mengenai hal-hal yang sering dilakukan. c. Melalui tes obyektif.

d. Melalui tes minat yang telah dipersiapkan secara baku.

Ada tiga cara yang dapat digunakan untuk menentukan minat (Sukardi, (1998:63):

a. Minat yang diekspresikan / Expressed Interest

(34)

b. Minat yang diwujudkan / Manifest Interest

Seseorang yang mengekspresikan minat bukan melalui kata-kata, tetapi melalui tindakan atau perbuatan, ikut serta berperan aktif dalam suatu aktifitas tertentu. Contoh: siswa yang aktif dalam kegiatan drama.

c. Minat yang diinvestasikan / Inventoried Interest

Seseorang dapat di ukur minatnya dengan menjawab terhadap sejumlah pertanyaan tertentu atau urutan pilihannya untuk kelompok aktivitas tertentu.

Guru perlu mengadakan pengukuran terhadap minat peserta didiknya. Adapun tujuan mengadakan pengukuran terhadap minat peserta didik (Nurkancana, 1983:225) sebagai berikut:

a. Untuk meningkatkan minat peserta didik

Setiap guru mempunyai kewajiban untuk meningkatkan minat peserta didiknya. Minat merupakan komponen yang paling penting dalam kehidupan pada umumnya, dan dalam dunia pendidikan khususnya. Guru yang mengabaikan hal ini tidak akan berhasil dalam pekerjaan mengajar.

b. Memelihara minat yang baru timbul

(35)

c. Mencegah timbulnya minat terhadap hal-hal yang tidak baik Tugas guru di sini adalah menghindarkan hal-hal yang tidak baik pada peserta didiknya, sehingga diharapkan mereka tidak tertarik terhadap hal-hal yang tidak baik tersebut.

d. Sebagai persiapan untuk memberikan bimbingan kepada anak tentang study atau pekerjaan yang cocok baginya.

Walaupun minat bukan merupakan indikasi yang pasti, tentang sukses tidaknya anak dalam pendidikan yang akan datang atau dalam jabatan, namun interest merupakan pertimbangan yang cukup berarti kalau dihubungkan dengan data-data lain.

Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Minat berbeda dengan kesenangan. Bila orang melihat bahwa sesuatu akan menguntungkan, biasanya orang merasa berminat untuk memperolehnya. Minat lebih bersifat menetap, tetapi minat bisa padam bila tidak disalurkan karena berbagai hambatan, sedangkan kesenangan merupakan minat yang bersifat sementara atau tidak menetap (Hurlock, 1978:114). Minat dipengaruhi oleh jenis kelamin, kesempatan, lingkungan, dan apa saja yang menjadi minat teman sebayanya (Surachmad, 1978:84).

(36)

a. Secara intrinsik

Minat secara intrinsik merupakan minat yang timbul dari dalam individu sendiri tanpa pengaruh dari luar. Minat intrinsik dapat timbul karena pengaruh sikap, persepsi, prestasi belajar, bakat, jenis kelamin dan intelegensi.

1) Sikap

Sikap adalah cara bertingkah laku yang khas, yang tertuju terhadap orang-orang, rombongan-rombongan atau persoalan-persoalan (Buchori, 1978:126). Sikap merupakan kemampuan internal yang berperanan sekali dalam mengambil tindakan, lebih-lebih bila terbuka berbagai kemungkinan untuk bertindak. Orang yang bersikap tertentu, cenderung menerima atau menolak suatu obyek berdasarkan penilaian terhadap obyek itu, berguna/berharga baginya atau tidak. Bila obyek dinilai ”baik”, maka mempunyai sikap positif dan sebaliknya bila obyek dinilai ”jelek”, maka mempunyai sikap negatif (Winkel, 1987:77).

2) Persepsi

(37)

3) Prestasi Belajar

Prestasi merupakan suatu kemampuan yang dimiliki seseorang yang merupakan hasil dari proses yang dilakukan dan menghasilkan perubahan yang khas, yaitu perubahan dalam sikap dan tingkah laku yang tercapai dan dapat dilihat secara nyata serta dapat diukur dengan menggunakan alat ukur yaitu tes (Winkel, 1986:48).

4) Bakat

Bakat dalam pengertian bahasa atau dalam pengertian yang umum kita pahami, adalah kelebihan/keunggulan alamiah yang melekat pada diri kita dan menjadi pembeda antara kita dengan orang lain.

5) Jenis kelamin

Jenis kelamin adalah suatu komponen yang kritis dalam identitas seseorang, yaitu laki-laki dan perempuan.

6) Intelegensi

Menurut pendapat Wechsler (Winkel, 1987:85), intelegensi adalah kemampuan untuk bertindak dengan mencapai suatu tujuan, untuk berpikir secara rasional dan untuk berhubungan dengan lingkungan secara efektif.

b. Secara ekstrinsik

(38)

lain karena latar belakang ekonomi, minat orang tua dan teman sebaya.

1) Latar belakang ekonomi

Apabila status ekonomi baik, orang cenderung memperluas minat mereka untuk mencakup hal-hal yang semula belum mampu mereka laksanakan. Sebaliknya, kalau status ekonomi buruk atau kurang baik karena tanggungjawab keluarga atau usaha yang kurang maju, maka orang cenderung mempersempit minat mereka.

2) Minat orang tua

Sikap orang tua mempengaruhi sikap anak terhadap pekerjaan dalam dua hal. Pertama, orang tua mendesak anak untuk tertarik pada pekerjaan yang mereka anggap bagus dan bergengsi, tanpa mempedulikan minat dan sikap anak, dan kedua, mereka menganjurkan anaknya untuk menghindari pekerjaan tertentu karena dianggap tidak menguntungkan (Elizabeth B. Hurlock, 1978:144).

3) Minat teman sebaya

(39)

kelompok. Teman sebaya memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan pola kepribadian remaja, karena remaja lebih sering berada di luar rumah bersama dengan teman-teman sebaya pada sikap, pembicaraan, minat, penampilan dan perilaku lebih besar daripada keluarga (Elizabeth B. Hurlock, 1997:235).

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah rasa ketertarikan dan keinginan yang mendalam, dan menimbulkan suatu gairah pada individu untuk mengerjakan dan berkecimpung dalam sesuatu bidang tertentu. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi minat adalah faktor intrinsik (bersumber dari diri sendiri) dan faktor ekstrinsik (bersumber dari lingkungan sosial).

Minat sangat berfungsi bagi manusia karena dapat mengarahkan seseorang untuk mencapai tujuan hidupnya, sehingga dapat membawa manusia pada hal-hal yang dianggap tidak perlu menjadi sesuatu yang bermanfaat dalam dirinya karena timbulnya kesadaran untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa membebani orang lain. Selain itu minat juga dapat memberikan pandangan hidup seseorang atau seluruh perbendaharaan seseorang (Whitherington, 1999:136).

(40)

Minat menjadi guru akuntansi adalah ketertarikan seseorang terhadap profesi guru akuntansi yang ditunjukkan dengan adanya pemusatan pikiran, perasaan senang dan perhatian yang lebih terhadap profesi guru dalam bidang akuntansi. Minat tersebut meliputi: pengetahuan dan informasi mengenai profesi guru akuntansi, perasaan senang dan ketertarikan terhadap profesi guru akuntansi, perhatian yang lebih besar terhadap profesi guru akuntansi serta kemauan dan hasrat untuk menjadi guru akuntansi.

2. Definisi Guru

Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen mengatakan bahwa “ Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”. Sementara itu Ametembun (1973:3), mengemukakan guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggungjawab terhadap pendidikan murid, individual maupun klasikal, baik di sekolah maupun luar sekolah. Guru yang dimaksud di sini mencakup semua guru dan tingkat pra sekolahan (TK) sampai guru besar (Dosen) di perguruan tinggi, baik yang berstatus negeri maupun swasta.

(41)

(Ametembun, 1973:11). Mengingat tugas dan tanggungjawab guru yang begitu kompleks, maka profesi ini tidak bisa dimiliki sembarang orang.

Untuk menjadi seorang guru, mereka harus memiliki pendidikan dan latihan-latihan khusus sebelumnya, sehingga mampu menjalankan profesi mengajar tersebut secara profesional. Seperti yang dijelaskan C. V. Good (Samana, 1987:69) bahwa pekerjaan yang berkualitas profesional memiliki ciri-ciri tertentu, memerlukan persiapan atau pendidikan khusus bagi calon pelakunya (membutuhkan pendidikan pra jabatan yang relevan), memiliki kecakapan prasyarat yang telah ditentukan oleh pihak yang berwenang (misal: organisasi profesional ataupun pemerintah) dan jabatan profesional tersebut harus mendapat pengakuan dari masyarakat atau negara.

a. Tugas guru

Menurut Depdiknas, (2004:8), guru sebagai tenaga profesional bertugas:

1) Merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, 2) Menilai hasil pembelajaran,

3) Melakukan bimbingan dan pelatihan, 4) Melakukan penelitian,

(42)

b. Hak dan kewajiban guru

Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mengatakan bahwa hak dan kewajiban guru adalah sebagai berikut:

Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berhak:

1) memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial,

2) mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja,

3) memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan intelektual,

4) memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi,

5) memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk menunjang kelancaran tugas keprofesionalan,

6) memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan kelulusan, penghargaan, dan/atau sanksi kepada peserta didik sesuai dengan kaidah pendidikan, kode etik guru, dan peraturan perundang-undangan,

7) memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas,

8) memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi, 9) memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan

(43)

10)memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi,

11)memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya.

Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berkewajiban:

1) merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran, 2) meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan

kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, tekhnologi, dan seni,

3) bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran,

4) menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika,

5) memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.

Menurut Supriyadi (1993), untuk menjadi seorang guru yang profesional harus dituntut untuk memiliki lima hal sebagai berikut: 1) Guru menguasai secara mendalam bahan atau mata pelajaran yang

diajarkan serta cara mengajarkannya pada siswa.

(44)

kepentingan siswa. Bagi seorang guru hal ini merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan.

3) Bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai teknik evaluasi. Mulai dari pengamatan dalam perilaku siswa sampai tes hasil belajar.

4) Guru mampu berpikir secara sistematis tentang apa yang dilakukan, dan belajar dari pengalamannnya. Artinya, harus selalu ada waktu untuk mengadakan refleksi terhadap apa yang telah dilakukannya. Untuk bisa belajar dari pengalaman, ia harus tahu mana yang benar dan mana yang salah, serta baik dan buruknya pada proses belajar siswa.

5) Guru seyogianya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya, misalnya PGRI dan organisasi lainnya.

Kematangan profesional guru ditandai dengan perwujudan guru yang memiliki keahlian, rasa tanggungjawab dan rasa kesejawatan yang tinggi (Surya, 2003:30). Selain harus menjalankan tugasnya secara profesional, seorang guru juga harus memiliki kompetensi. Kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai dan diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.

(45)

kekhususan. Memerlukan kelengkapan mengajar dan ketrampilan yang menggambarkan bahwa seseorang melakukan tugas mengajar yaitu membimbing manusia.

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa profesi guru merupakan suatu jabatan atau pekerjaan sebagai guru yang membutuhkan pendidikan atau latihan khusus di bidang keguruan, sehingga mampu mengerjakan tugas mengajarnya secara profesional, dan mendapatkan pengakuan dari masyarakat dan negara.

c. Kompetensi guru

Undang-undang no. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pada Bab IV pasal 10 dan dalam Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pada Bab VI pasal 3 telah menegaskan tentang kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan. Kompetensi tersebut meliputi :

1) kompetensi pedagogik

(46)

2) kompetensi kepribadian

Guru sebagai tenaga pendidik yang tugas utamanya mengajar, memiliki karakteristik kepribadian yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pengembangan sumber daya manusia. Kepribadian yang mantap dari sosok seorang guru akan memberikan teladan yang baik terhadap anak didik maupun masyarakatnya, sehingga guru akan tampil sebagai sosok yang patut “digugu” (ditaati nasehat/ucapan/perintahnya) dan “ditiru” (di contoh sikap dan perilakunya). Kepribadian guru merupakan faktor terpenting bagi keberhasilan belajar anak didik.

3) kompetensi profesional

Menurut Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, kompetensi profesional adalah “kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam”. Surya (2003:138) mengemukakan kompetensi profesional adalah berbagai kemampuan yang diperlukan agar dapat mewujudkan dirinya sebagai guru profesional. Kompetensi profesional meliputi kepakaran atau keahlian dalam bidangnya yaitu penguasaan bahan yang harus diajarkannya beserta metodenya, rasa tanggung jawab akan tugasnya dan rasa kebersamaan dengan sejawat guru lainnya. 4) kompetensi sosial

(47)

kelas merupakan perwujudan interaksi dalam proses komunikasi. Menurut Undang-undang Guru dan Dosen kompetensi sosial adalah “kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar”. Surya (2003:138) mengemukakan kompetensi sosial adalah kemampuan yang diperlukan oleh seseorang agar berhasil dalam berhubungan dengan orang lain. Dalam kompetensi sosial ini termasuk keterampilan dalam interaksi sosial dan melaksanakan tanggung jawab sosial.

3. Prestasi Belajar a. Pengertian belajar

Menurut Winkel (1996:53) belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan nilai-nilai (sikap).

(48)

Dimyati Mahmud (1989:121-122) menyatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku, baik yang dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati secara langsung, dan terjadi dalam diri seseorang karena pengalaman.

Berdasarkan pengertian di atas dapat diidentifikasi ciri-ciri belajar sebagai berikut:

1) Dalam belajar ada perubahan tingkah laku, baik tingkah laku yang dapat diamati maupun tingkah laku yang tidak dapat diamati secara langsung.

2) Dalam belajar,perubahan tingkah laku meliputi tingkah laku kognitif, afektif, psikomotor, dan campuran.

3) Dalam belajar, perubahan terjadi melalui pengalaman atau latihan. 4) Dalam belajar, perubahan tingkah laku menjadi sesuatu yang relatif

menetap.

5) Belajar merupakan suatu proses usaha, yang artinya belajar berlangsung dalam kurun waktu cukup lama.

Menurut Slameto (1988:3), ada enam ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar:

1) Perubahan terjadi secara sadar.

(49)

Sebagai hasil dari belajar, perubahan yang terjadi dalam diri individu akan berlangsung terus-menerus dan tidak statis, serta akan berguna untuk belajar selanjutnya.

3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.

Perubahan-perubahan dalam belajar akan berkembang ke arah yang lebih baik dengan usaha individu tersebut.

4) Perubahan dalam belajar tidak bersifat sementara.

Hal ini berarti bahwa perubahan tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap.

5) Perubahan dalam belajar bertujuan tau terarah.

Hal ini berarti bahwa perubahan tingkah laku yang terjadi karena ada tujuan yang hendak dicapai.

6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.

Jika seseorang belajar mengenai sesuatu maka sebagai hasilnya dia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh baik dalam sikap, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya.

b. Pengertian prestasi

(50)

yang tercapai dan dapat di ukur dengan menggunakan alat ukur yaitu tes (Winkel, 1986:48).

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi perolehan prestasi belajar anatara lain sebagai berikut (Usman, 1993:9):

1) Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa: a) faktor jasmani meliputi seluruh hal yang berkaitan dengan

keadaan jasmani atau fisik siswa, baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh dari pengalaman.

b) faktor psikologis, baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang terdiri atas:

i. faktor intelektif yang meliputi faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat serta faktor kecakapan nyata, yaitu prestasi yang dimiliki.

ii. Faktor non intelektif, yaitu faktor unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, dan penguasaan diri. c) Faktor kematangan fisik maupun psikis

2) Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa yang berpengaruh terhadap perolehan prestasi belajar siswa:

(51)

b) faktor budaya yang ada di sekitar lingkungan hidup siswa seperti adat istiadat yang berlaku di masyarakat, ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.

c) faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah dan fasilitas belajar.

d) faktor lingkungan spiritual atau keagamaan.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah kecakapan nyata dan dapat diukur yang berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai interaksi aktif antara subyek belajar selama berlangsungnya proses belajar mengajar. Prestasi belajar tercermin dalam IPK terakhir yang telah diperoleh mahasiswa.

4. Pengalaman PPL

Program Pengalaman Lapangan (PPL) dirancang untuk melatih calon guru agar memiliki kecakapan keguruan secara lengkap dan terintegrasi. Program ini meliputi latihan mengajar dan latihan melaksanakan tugas-tugas kependidikan di Sekolah selain pembelajaran.

(52)

Kecakapan keguruan mempunyai banyak aspek yang berkaitan, yang harus dilatih secara bertahap dan terintegrasi. Keseluruhan kecakapan keguruan perlu dilandasi dengan nilai serta sikap keguruan yang positif.

Menurut Poerwodarminto (1996:8), “pengalaman adalah suatu keadaan, situasi dan kondisi yang pernah dialami (dirasakan), dijalankan dan ditanggung dalam praktek nyata”. Dari definisi tersebut dapat kita lihat bahwa pengalaman dapat terjadi dimana saja, baik itu di sekolah maupun di luar sekolah.

Selanjutnya menurut Oemar Hamalik (2002:171-172) PPL adalah serangkaian kegiatan yang diprogramkan bagi siswa LPTK, yang meliputi baik latihan mengajar maupun latihan di luar mengajar. Kegiatan ini merupakan ajang untuk membentuk dan membina kompetensi-kompetensi profesional yang dipersyaratkan oleh pekerjaan guru atau tenaga kependidikan yang lain. Sasaran yang ingin dicapai adalah pribadi calon pendidik yang memiliki seperangkat pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap, serta pola tingkah laku yang diperlukan bagi profesinya serta cakap dan tepat menggunakannya di dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran baik di sekolah maupun di luar sekolah.

(53)

a. Mengenal lingkungan sosial sekolah secara cermat dan menyeluruh, meliputi aspek fisik, tata administrasi, serta tata kurikuler dan kegiatan kependidikan.

b. Menerapkan berbagai kecakapan keguruan secara menyeluruh dan terintegrasi dalam situasi nyata di bawah bimbingan Guru Pamong dan Dosen Pembimbing PPL.

c. Mengambil manfaat dari pengalaman ber-PPL agar semakin memiliki kecakapan keguruan secara profesional.

d. Mengembangkan diri agar lebih disiplin karena calon guru menjadi teladan untuk anak didik.

e. Melatih keterampilan pengelolaan kelas.

f. Melatih rasa percaya diri dalam menghadapi siswa yang beraneka ragam atau unik.

5. Jenis Pekerjaan Orang Tua a. Pengertian Jenis Pekerjaan

(54)

dibedakan menjadi dua jenis, yaitu (Biro Pengembangan Sosial Budaya, hal 12):

1) Pekerjaan Pokok

Pekerjaan pokok adalah pekerjaan yang dimiliki seseorang sebagai sumber utama dari penghasilan, yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sifat pekerjaan ini adalah tetap.

2) Pekerjaan sampingan atau sambilan

Pekerjaan sampingan atau sambilan adalah pekerjaan yang dimiliki atau dilakukan oleh seseorang sebagai pekerjaan tambahan untuk memperoleh penghasilan tambahan guna memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Sifat pekerjaan sampingan atau sambilan ini adalah melengkapi pekerjaan pokok.

Dalam penelitian ini penulis membedakan pekerjaan orang tua menjadi dua jenis, yaitu:

a) Guru b) Bukan Guru b. Pengertian Orang Tua

(55)

memegang peranan dalam kelangsungan hidup suatu rumah tangga atau keluarga. Sedangkan semua anak-anaknya yang berada di bawah penguasaan maupun asuhan dan bimbingannya disebut sebagai anggota keluarga.

Oleh sebab itu orang tua mempunyai peranan yang penting dan memiliki tanggung jawab yang besar terhadap semua anggota keluarga yang berada di bawah tanggung jawabnya.

B. Kerangka Berpikir

1. Pengaruh Prestasi Belajar Terhadap Minat untuk Menjadi Guru

Keberhasilan dapat dilihat dari prestasi belajar yang telah dicapai mahasiswa. Indeks Prestasi (IP) adalah nilai kredit rata-rata yang merupakan satuan nilai akhir, menggambarkan kadar daya serap suatu hasil belajar. Indeks Prestasi Komulatif (IPK) menunjukkan penguasaan teori atau pengetahuan materi kuliah. Dengan demikian apabila prestasi belajar mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi FKIP USD tinggi yang ditunjukkan dalam IPK tinggi, maka diduga minat mahasiswa untuk menjadi guru juga tinggi.

2. Pengaruh Pengalaman PPL 2 Terhadap Minat untuk Menjadi Guru

(56)

dan tepat dalam menggunakannya. Dengan adanya kompetensi-kompetensi yang dimiliki bagi para calon guru, kegiatan PPL merupakan kegiatan yang tepat sasaran karena langsung tertuju pada objek yang sebenarnya yaitu para peserta didik. Dengan pengalaman terjun langsung di lapangan maka memungkinkan mahasiswa program studi pendidikan akuntansi FKIP USD untuk lebih berminat menjadi guru.

3. Pengaruh Jenis Pekerjaan Orang Tua Terhadap Minat untuk Menjadi Guru Orang tua memiliki peranan yang sangat penting di dalam keluarga, terutama dalam memberikan perhatian dan dukungan terhadap anak-anak, selain itu orang tua memiliki peranan dalam mencakupi kebutuhan mereka seperti pendidikan, kesehatan, sandang dan juga pangan. Untuk dapat melakukan itu semua, orang tua harus bekerja. Jenis pekerjaan yang dilakukan antara orang tua yang satu dengan yang lain berbeda.

(57)

pengetahuan mereka dari membaca tentang profesi guru dan melihat pengalaman seseorang yang sukses menjadi seorang guru.

Selanjutnya paradigma penelitian ini dapat dilukiskan sebagai berikut:

Gambar 1. Pengaruh Antar Variabel Penelitian Keterangan:

X1 : Variabel Prestasi Belajar X2 : Variabel Pengalaman PPL 2

X3 : Variabel Jenis Pekerjaan Orang Tua Y : Variabel Minat Menjadi Guru

: Pengaruh parsial antara prestasi belajar, pengalaman PPL dan jenis pekerjaan orang tua terhadap minat menjadi guru

X1

X2

Y

(58)

C. Hipotesis Penelitian

1. Terdapat pengaruh prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2006-2007 FKIP USD terhadap minat menjadi guru. 2. Terdapat pengaruh pengalaman PPL 2 mahasiswa Program Studi

Pendidikan Akuntansi angkatan 2006-2007 FKIP USD terhadap minat menjadi guru.

(59)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang ada, penelitian ini merupakan penelitian ex post facto, karena hanya mengungkapkan data yang sudah ada atau dilakukan setelah kejadian berlangsung dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian yang berwujud data kuantitatif akan dianalisis dengan teknik statistik.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Prodi Pendidikan Akuntansi FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan alamat Mrican, Tromol Pos 29, Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober s/d November 2010.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

(60)

kesimpulannya” (Sugiyono, 2003:55). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi yang sudah mengambil mata kuliah PPL 2, karena mahasiswa yang sudah melaksanakan kegiatan PPL 2 lebih mempunyai pengalaman mengenai praktik pengajaran di sekolah-sekolah secara nyata.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi dengan menggunakan cara-cara tertentu (FX. Muhadi, 2002:61). Dalam menentukan besar kecilnya sampel, sebenarnya tidak ada ketepatan yang mutlak. Sehingga dari berbagai pertimbangan menyatakan sebagai berikut : Apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Sebaliknya apabila subjeknya besar dapat diambil 20%-25% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari :

a. Kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga, dan biaya.

b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data.

c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang resikonya lebih besar tentu saja jika sampelnya lebih besar, hasilnya akan lebih baik (Suharsimi, 1997:112).

(61)

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel penelitian ini adalah purposive sampling

dikenal juga dengan sampel pertimbangan, terjadi apabila pengambilan sampel dilakukan berdasarkan pertimbangan peneliti (FX. Muhadi, 2002:168). Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi angkatan 2006 dan 2007 yang diambil dengan pertimbangan mahasiswa angkatan 2006 dan 2007 masih mudah ditemui dan masih banyak yang belum menyelesaikan kuliahnya.

D. Variabel Penelitian dan Pengukurannya

1. Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Suharsimi Arikunto, 1998:99). Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu:

a. Variabel Bebas (independent variable) adalah variabel yang mempengaruhi variabel lainnya. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu :

1) Prestasi Belajar (X1) 2) Pengalaman PPL 2 (X2)

3) Jenis Pekerjaan Orang Tua (X3)

(62)

2. Pengukuran Variabel Penelitian a. Variabel Minat Menjadi Guru

Untuk mengukur minat mahasiswa untuk menjadi guru, cara yang digunakan adalah menggolongkan minat mahasiswa menjadi guru menjadi dua, yaitu secara intrinsik dan secara ekstrinsik (Giyatama, 1990:6).

- Memiliki sikap tertarik terhadap profesi guru.

- Merupakan cita-cita sejak kecil - Senang bergaul dengan banyak orang. - Situasi kerja yang nyaman.

- Siswa memiliki pandangan yang positif terhadap profesi guru.

- Peluang kerja guru. - Jenjang karier guru jelas. - Jam kerja singkat.

- Guru memerlukan kesabaran.

- Ingin berbagi ilmu kepada orang lain.

- Memiliki kemampuan dan ketrampilan mengajar.

- Mampu mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya tentang keguruan.

(63)

Pengalaman

- Memiliki rasa senang bertemu orang-orang baru.

- Sulit berinteraksi dengan orang-orang baru.

- Mahasiswa dibantu oleh guru saat pelaksanaan PPL.

- Mahasiswa PPL sangat dihargai oleh siswa tempat PPL.

- Merasa nyaman berada di lingkungan PPL.

- Mampu bekerjasama dengan guru dan pihak sekolah lainnya.

- Mampu menyiapkan administrasi pembelajaran sebelum mengajar. - Ketrampilan mengajar

- Kemampuan mengelola kelas

- Merasa senang terlibat dalam kegiatan di sekolah tempat PPL.

- Pendampingan belajar

1

Pengukuran variabel minat mahasiswa untuk menjadi guru didasarkan pada indikator-indikatornya. Masing-masing dari indikator dijabarkan dalam bentuk pertanyaan. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi dan minat seseorang atau kelompok orang tentang suatu fenomena sosial. Skor jawaban setiap item

(64)

Tabel 3.2

Skoring Berdasarkan Skala Linkert

Alternatif Jawaban Skor Pernyataan

Positif

Pernyataan Negatif Sangat Setuju (SS) 5 1 Setuju (S) 4 2 Ragu-ragu (R) 3 3 Tidak Setuju (TS) 2 4 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5

b. Variabel Prestasi Belajar

(65)

Tabel 3.3

Operasionalisasi Variabel Prestasi Belajar Mahasiswa

No Prestasi Skor

1. Lebih kecil dari 1,5

1 2 3 4 5

c. Variabel Pengalaman PPL 2

Indikator pengalaman PPL 2 yang terdiri dari kemampuan mengajar, mengelola kelas dan mengerjakan tugas administrasi. Indikator-indikator tersebut dituangkan dalam bentuk kuesioner dan diukur dengan skala Likert. Pemberian skor adalah sebagai berikut :

Tabel 3.4

Skor Variabel Pengalaman PPL 2

Jawaban Pilihan Kuesioner

Positif Negatif

(66)

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5

d. Variabel jenis pekerjaan orang tua

Pekerjaan orang tua adalah pekerjaan pokok yang ditekuni orang tua mahasiswa setiap harinya. Dalam penelitian ini, penulis mengelompokkan ke dalam dua golongan yaitu guru dan bukan guru, yang kemudian diberi skor sebagai berikut:

Tabel 3.5

Jenis Pekerjaan Orang Tua

Jenis Pekerjaan Skor

Guru Bukan Guru

1

2

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuesioner

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi Arikunto 2006:151). 2. Dokumentasi

(67)

responden, yaitu jumlah mahasiswa yang masih aktif di kampus. Selain itu juga untuk mengetahui data prestasi belajar yang dilihat dari IPK.

F. Pengujian Instrumen Penelitian

a. Pengujian Validitas

Validitas instrumen adalah taraf sampai dimana suatu instrumen mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (Masidjo, 1995:242). Pengujian validitas (test of validity) dimaksudkan untuk mengetahui apakah butir-butir pertanyaan mampu mengukur yang seharusnya diukur (sahih) atau tidak. Uji validitas ini dilakukan dengan menggunakan rumus teknik korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh Karl Person (Arikunto, 2002:243):

r

xy

=

{

}

{

r

xy : koefisien korelasi antar variabel X dan Y

N

skor masing-masing item tes ke 1 skor total setiap item tes ke 1

XY : produk dari X dan Y

(68)

Y : jumlah nilai Y

2

X : jumlah X kuadrat

2

Y : jumlah Y kuadrat (Suharsimi Arikunto, 2002:146)

Pelaksanaan perhitungan uji validitas item pada penelitian ini penulis menggunakan program SPSS (Statistical Package for Social Science). Kemudian mencari r tabel yaitu dengan dk= n- dengan taraf signifikansi 5%. Kriteria pengujian adalah apabila rhitung lebih besar dari pada r tabel maka butir soal tersebut dapat dikatakan valid. Sebaliknya apabila rhitung lebih kecil dari rtabel maka butir soal tersebut tidak valid.

Pelaksanaan uji coba instrumen penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma dengan jumlah responden 48 orang. Dari hasil uji coba tersebut diketahui harga kritik Product Moment tabel (r tabel) sebesar 0,284 dengan taraf signifikansi 5%. Adapun hasil uji coba validitas sebagai berikut:

Tabel 3.6

Rangkuman Hasil Pengujian Validitas Item Variabel Pengalaman PPL 2

Butir No.

Nilai r Tabel Nilai r hitung Status

(69)

5 0,284 0,336 Valid

Rangkuman Hasil Pengujian Validitas Item Variabel Minat Menjadi Guru

(70)

Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa keseluruhan nilai rhitung menunjukkan angka yang lebih besar dari pada rtabel (0,284). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan variabel pengalaman PPL 2 dan minat siswa untuk menjadi guru adalah valid.

b. Pengujian Reliabilitas

Menurut Bhuono Agung Nugroho (2005:72), reliabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk kuesioner.

Uji reliabilitas dilakukan untuk menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya. Reliabilitas dinyatakan dengan angka-angka, biasanya sebagai suatu koefisien yang tinggi menunjang reliabilitas yang tinggi pula. Untuk pengujian ini digunakan rumus koefisien Alpha Cronbach (Arikunto, 2002:193).

r11 =

(

)

(71)

σ

2

t

= varian total

Nilai varian butir dapat dicari berdasarkan rumus sebagai berikut:

( )

X = nilai skor yang dipilih (total nilai dari nomor-nomor butir pertanyaan)

Sebagai pedoman untuk menentukan keterhandalan variabel penelitian, digunakan interpretasi nilai r sebagai berikut (Suharsimi Arikunto, 1989:167):

Tabel 3.8

Tingkat Keterhandalan Variabel Penelitian

No Koefisien Alpha Tingkat Keterandalan

1. 0,800-1,00 Sangat Tinggi 2. 0,600-0,799 Tinggi

3. 0,400-0,599 Cukup 4. 0,200-0,399 Rendah

(72)

Menurut pendapat Nunnaly (Ghozali, 2001) jika rhitung lebih besar

dari 0,60 maka butir soal dapat dikatakan reliabel. Sebaliknya, jika rhitung lebih kecil dari 0,60 maka butir soal tersebut tidak reliabel.

Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus

Cronbach-Alpha dan dikerjakan dengan program SPSS for Windows versi 12. Hasil pengujian reliabilitas diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3.9

Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Variabel Kriteria

Reliabilitas

Koefisien Alpha Cronbach

Status

Pengalaman PPL 2 0,6 0,823 Reliabel Minat mahasiswa untuk

menjadi guru

0,6 0,928 Reliabel

(73)

G. Prasyarat Analisis

Untuk mendapatkan suatu kesimpulan yang tepat diperlukan analisis data yang benar. Sebelum data dianalisis maka terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. 1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang digunakan dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui hal tersebut digunakan rumus Kolmogorov-Smirnov

(Sugiyono, 1999:255) yang dinyatakan dalam rumus sebagai berikut : Dmaximum = [Sn(X1)−Sn(X2)]

Keterangan :

Dmaximum : deviasi maximum

Sn(X1) : distribusi kumulatif yang ditentukan

Sn(X2) : distribusi kumulatif yang diobservasi Kriteria penerimaan:

- Jika nilai Fhitung > dari nilai Ftabel pada taraf signifikansi 0,05

maka distribusi data dikatakan tidak normal

- Jika nilai Fhitung < dari nilai Ftabel pada taraf signifikansi 0,05

maka distribusi data dikatakan normal 2. Uji Linieritas

(74)

persamaan regresi dengan menguji signifikansi nilai F. Adapun rumus yang digunakan untuk mencari nilai F adalah sebagai berikut (Sudjana, 1996:332):

S2 = Varian kekeliruan

( )

TC

JK = Jumlah kuadrat tuna cocok

( )

E

JK = Jumlah kuadrat kekeliruan Kriteria yang digunakan yaitu:

- Jika Fhitung < dari nilai Ftabel maka hubungan antar variabel bebas

dengan variabel terikat bersifat linier.

- Jika Fhitung> dari nilai Ftabel maka hubungan antar variabel bebas

(75)

3. Uji Homogenitas

Untuk menggeneralisasikan hasil penelitian maka harus lebih dahulu yakin bahwa kelompok-kelompok yang membentuk sampel berasal dari populasi yang sama. Kesamaan asal sampel ini antara lain dibuktikan dengan adanya kesamaan variasi diantara kelompok sampel, dan ini mengandung arti bahwa kelompok-kelompok tersebut homogen, maka dapat dikatakan bahwa kelompok-kelompok sampel tersebut berasal dari populasi yang sama. Metode yang dipakai dalam pengujian ini adalah uji Barlett (Arikunto, 2004:215). Adapun langkah-langkah uji homogenitas menurut Sudjana (2002: 250) sebagai berikut:

rkecil Varians te

rbesar Varians te F =

Harga Fhitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga

Ftabel dengan dk pembilang n -1 dan dk penyebut n – 1. Dalam hal ini

berlaku ketentuan bila harga Fhitung lebih kecil atau sama dengan

Ftabel ( Fhitung ≤ Ftabel ), maka dapat disimpulkan bahwa varians data

yang akan dianalisis homogen.

H. Pengujian Hipotesis

(76)

a. Perumusan Hipotesis

Dalam penelitian ini rumusan hipotesis yang akan digunakan adalah: 1) Hipotesis 1

Ho = tidak ada pengaruh prestasi belajar mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi angkatan 2006-2007 FKIP USD terhadap minat untuk menjadi guru.

H1 = ada pengaruh prestasi belajar mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi angkatan 2006-2007 FKIP USD terhadap minat untuk menjadi guru.

Untuk menguji hipotesis pertama, digunakan rumus analisis varian Uji F (One Way Anova). Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan (jelas) antara rata-rata hitung tiga kelompok atau lebih.

2) Hipotesis 2

Ho = tidak ada pengaruh pengalaman PPL 2 mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi angkatan 2006-2007 FKIP USD terhadap minat untuk menjadi guru. H1 = ada pengaruh pengalaman PPL 2 mahasiswa Prodi

Pendidikan Akuntansi angkatan 2006-2007 FKIP USD terhadap minat untuk menjadi guru.

(77)

Y= a + bx Keterangan :

Y= kriteria x = prediktor

a = bilangan konstan

b = bilangan koefisien prediktor (Sugiono, 2003 : 244) 3) Hipotesis 3

Ho = tidak ada pengaruh jenis pekerjaan orang tua mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi angkatan 2006-2007 FKIP USD terhadap minat untuk menjadi guru.

H1 = ada pengaruh jenis pekerjaan orang tua mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi angkatan 2006-2007 FKIP USD terhadap minat untuk menjadi guru. Untuk menguji hipotesis ketiga, digunakan rumus uji beda mean yaitu uji t. Pengolahan data ini dilakukan dengan bantuan komputer dengan menggunakan program SPSS versi 12.

b. Penentuan Taraf Signifikansi

(78)

t =

2

1 2

r n r

− −

Keterangan :

t = nilai t hitung r = koefisien korelasi

n = jumlah sampel (Sugiyono, 2003 : 215)

Untuk mengetahui apakah hipotesis ditolak atau diterima, maka harus membandingkan harga t dengan derajat kebebasan pada taraf signifikan 5%.

c. Penarikan kesimpulan

(79)

BAB IV

GAMBARAN UMUM UNIVERSITAS SANATA DHARMA

A. Sejarah Universitas Sanata Dharma 1. PTPG Sanata Dharma (1955-1958)

Rencana untuk mendirikan Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) oleh Prof. Moh. Yamin, S.H. (Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan RI) pada tahun 1950-an disambut baik oleh para iman Katolik, terutama Ordo Societes Jesus (Serikat Yesus yang lazim disingkat S.J.). Waktu itu Ordo ini telah membuka kursus-kursus B1, antara lain B1 Mendidik (Yayasan De Britto) di Yogyakarta yang dikelola oleh Pater H. Loeff, S.J. dan B1 Bahasa Inggris (Yayasan Loyola) di Semarang yang dikelola oleh Pater W.J. Van der Meulen, S.J. dan Patter H. Bastiaanse, S.J.

Berkat dukungan dari Conggregatio de Propaganda Fide, selanjutnya Pater Kester yang waktu itu menjabat sebagai Superior Misionaris Serikat Yesus menggabungkan kursus-kursus ini menjadi sebuah perguruan tinggi dan lahirlah PTPG Sanata Dharma pada tanggal 20 Oktober 1955 dan diresmikan oleh pemerintah pada tanggal 17 Desember 1955.

(80)

Serikat Yesus menunjuk Pater Prof. Nicolaus Driyarkara, S.J. menjadi Dekan PTPG Sanata Dharma dan Pater H. Loeff sebagai Wakil Dekan.

Nama “Sanata Dharma” diciptakan oleh Pater K. Looymans, S.J. yang waktu itu menjadi pejabat Departemen Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan di Kantor Wali Gereja Indonesia. “Sanata Dharma” sebenarnya dibaca “Sanyata Dharma”, yang berarti “kebaktian yang sebenarnya” atau “pelayanan yang nyata”. Kebaktian dan pelayanan itu ditujukan kepada tanah air dan gereja (Pro Patria et Eclessia).

2. FKIP Sanata Dharma (1958-1965)

Untuk menyesuaikan diri dengan ketentuan pemerintah, dalam hal ini Kementrian Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan tentang perubahan PTPG menjadi FKIP, maka PTPG Sanata Dharma pada bulan November 1958 berubah menjadi FKIP (Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan) Sanata Dharma dan merupakan bagian dari Universitas Katolik Indonesia cabang Yogyakarta. Pada masa FKIP ini Sanata Dharma berhasil memperoleh status “disamakan” dengan negeri berdasarkan SK Menteri PTIP No.1 / 1961 pada tanggal 6 Mei 1961 juga No.77 / 1962 tanggal 11 Juli 1962. Walaupun bagian dari Universitas Katolik Indonesia, secara de facto FKIP Sanata Dharma berdiri sendiri. 3. IKIP Sanata Dharma (1965-1993)

(81)

Dharma berubah menjadi IKIP Sanata Dharma berdasarkan SK Menteri PTIP No. 237/ B-SWT/ U/ 1965. Surat Keputusan ini berlaku mulai tanggal 1 September 1965.

Dalam masa IKIP tersebut, banyak hal berkembang di Sanata Dharma. Perkembangannya meliputi berbagai aspek, baik yang menyangkut pembangunan sarana fisik, administrasi, pengajaran, dan penelitian maupun pengabdian pada masyarakat. IKIP Sanata Dharma dilengkapi dengan lembaga-lembaga pendukung, yaitu Pusat Penelitian Sanata Dharma, Pusat Pengabdian pada Masyarakat, dan Pusat Komputer. Di samping itu, IKIP Sanata Dharma didukung pula oleh dua biro administrasi, yaitu Biro Administrasi Umum (BAU) dan Biro Layanan Umum (BLU).

Selain melaksanakan Program S1 (sebelumnya Sarjana Muda dan Sarjana), IKIP Sanata Dharma juga dipercaya pemerintah untuk mengelola Program Diploma I, II, dan III untuk jurusan Matematika, Fisika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPS, dan PMP. Berbagai Program Diploma ini ditutup pada tahun 1990 dan selanjutnya dibuka Program Diploma II PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar) yang sekarang sudah menjadi Program S1 PGSD.

4. Universitas Sanata Dharma (1993–Sekarang)

(82)

menjadi Universitas Sanata Dharma atau lebih dikenal dengan nama USD. Setelah Sanata Dharma menjadi universitas, jurusan dan program studi yang berada di dalam FKIP tetap berstatus “disamakan” sesuai dengan SK Dirjen Dikti No. 266/ Dikti/ Kep/ 1993, tertanggal 10 Mei 1993. Selanjutnya, berdasarkan peraturan baru semua program studi di lingkungan FKIP USD tetap terakreditasi sesuai dengan SK Mendikbud No. 78/ D/ O/ 1997, tertanggal 17 November 1997.

(83)

5. Nama-nama Rektor Sanata Dharma

a. Prof. Dr. N. Drijarkara, S.J. (1955 - 1967) b. Drs. J. Drost, S.J. (1968 - 1976)

c. Prof. Dr. A.M. Kadarman, S.J. (1977 - 1984) d. Drs. F.X. Danuwinata, S.J. (1984 - 1988) e. Drs. A. Tuyoto, M.Sc. (1988 – 1993) f. Dr. M. Sastrapratedja, S.J. (1993 – 2001) g. Dr. Paulus Suparno, S.J., MST (2001 – 2006)

h. Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J., M. Sc. (2006 – sekarang)

B. Visi, Misi dan Tujuan Pendidikan USD 1. Visi

Serikat Yesus Provinsi Indonesia bersama dengan rekan iman dan awam Katolik terpanggil untuk berpartisipasi dalam usaha melindungi dan meningkatkan martabat manusia melalui perpaduan keunggulan akademik dan nilai kemanusiaan, dengan mendirikan Universitas Sanata Dharma.

Gambar

Gambar 1. Pengaruh Antar Variabel Penelitian
Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner
Tabel 3.2
Tabel 3.4 Skor Variabel Pengalaman PPL 2
+7

Referensi

Dokumen terkait

(3) Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah menyiapkan rancangan Renstra-SKPD sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dengan berpedoman pada rancangan

Sehubungan dengan pelaksanaan Seleksi Umum pekerjaan Pembangunan Infrastruktur Jaringan Gas Bumi Untuk Rumah Tangga di Kota Samarinda , Tahun Anggaran 2017, yang

Hasil yang diperoleh sangat menguntungkan dalam desain lapis overlay, karena kekuatan lapis interlayer SAMI-RC akan lebih tinggi dari kekuatan tanah dasar perkerasan kaku

[r]

Sehingga dapat disimpulkan bahwa perusahaan non-keuangan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia tahun 2012 sudah tergolong patuh dalam melakukan

Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial, sehingga mereka mempunyai kebutuhan-kebutuhan sosial antara lain adalah: Kebutuhan akan perasaan diterima di oleh orang lain dimana

Seperti yang dikemukakan oleh Ade Fatma Lubis dalam bukunya yang berjudul Ekonomi Kesehatan (2009:97), analisis biaya rumah sakit ini bertujuan antara lain untuk

Wilayah penyangga (Buffer Zone) Pelabuhan atau Bandar Udara a dalah wilayah yang mengelilingi at au berdampingan dengan Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) Pelabuhan