• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 METODE PENELITIAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan Penelitian

Metode penelitian yang dikemukakan Sugiyono (2012) pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan keguanaan tertentu. Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, karena menurut Suryabrata (2005) dengan penggunaan pendekatan kuantitatif itu dapat diperoleh beberapa keuntungan, seperti misalnya (a) mungkinnya dilakukan pencatatan data hasil penelitian secara eksak, (b) perlunya peneliti mengikuti tata-pikir dan tata-kerja yang pasti dan konsisten, (c) mungkinnya peneliti meringkas data dalam cara dan bentuk yang lebih bermakna dan lebih mudah dianalisis, (d) mungkinnya penggunaan teknik analisis statistik dan matematis yang dapat diandalkan dalam penelitian ilmiah, dan (e) tingginya komunikbilitas yang diperoleh. Jadi dengan pendekatan kuantitatif itu dapat diharapkan bahwa mutu penelitian dan hasilnya dapat lebih dijamin (Suryabrata, 2005).

3.2. Identifikasi Variabel Penelitian

Istilah “variabel” menurut Arikunto (2002) merupakan istilah yang tidak pernah ketinggalan dalam setiap jenis penelitian. Variabel adalah objek penelitian,

(2)

atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2002). Jadi variabel yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012) penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

Dalam penelitian ini melibatkan dua variabel, yaitu variabel terikat dan variabel bebas. Variabel-variabel tersebut adalah:

1. Variabel Bebas : Efektivitas Yoga 2. Variabel Terikat : Self-Regulation

3.3. Definisi Operasional Variabel Penelitian

3.3.1. Efektivitas Yoga

Seperti yang dikatakan Sindhu (2009), yoga merupakan sistem kesehatan menyeluruh (holistik). Melalui yoga seseorang akan lebih baik mengenal tubuhnya, mengenal pikirannya, dan mengenal jiwanya (Sindhu, 2009).

Ada tiga aspek hatha yoga yang dikemukakan Asmarani (2011) yang dapat digunakan sebagai kerangka dalam merancang alat ukur untuk mengukur efektivitas yoga pada ibu rumah tangga adalah sebagai berikut:

1. Asana (posisi tubuh) adalah gerakan lembut dan sistematis yang bermanfaat untuk meningkatkan kelenturan serta kekuatan otot sehingga dapat meregangkan otot yang tegang.

(3)

2. Pranayama (teknik bernapas) adalah meningkatkan asupan oksigen ke dalam tubuh sehingga dapat meningkatkan ketenangan pikiran.

3. Dharana (konsentrasi) adalah mempertajam pikiran dengan cara fokus dan berkonsentrasi.

3.3.2. Self-Regulation

Self-regulation adalah kemampuan untuk berperilaku aktif dengan fleksibel, memonitor, menyesuaikan perilaku seseorang, perhatian, emosi dan strategi kognitif dalam menanggapi sesuatu rangsangan yang berasal dari lingkungan dan umpan balik orang lain, dengan upaya untuk mencapai pribadi yang memiliki tujuan yang relevan (Moilanen, 2006). Self-regulation ini akan dievaluasi melalui evaluasi terstandar dari aspek-aspek yang berlaku pada self-regulation individu itu sendiri. Dengan menggunakan skala self-regulation terstandar yang dimodifikasi ini bersumber dari Moilanen (2006) dengan judul The Adolescent Self-Regulatory Inventory yang terdiri dari aspek short-term self-regulation yaitu menilai dalam langkah-langkah yang tersedia dalam konteks langsung pada fase forethought dan performance. Sedangkan long-term self-regulation yaitu melibatkan kontrol impuls selama periode lebih panjang yang melibatkan pada fase self-reflection.

3.4. Subjek Penelitian

3.4.1. Populasi

Dalam Suharyadi dan Purwanto (2008), populasi adalah kumpulan dari semua kemungkinan orang-orang, benda-benda, dan ukuran lain, yang menjadi

(4)

objek perhatian atau kumpulan seluruh objek yang menjadi perhatian. Sedangkan menurut Sugiyono (2012), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dapat disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian, pernyataan ini ditarik dari pernyataan Arikunto (2002). Maka, populasi dalam penelitian ini adalah para wanita atau khususnya ibu rumah tangga yang mengikuti kelas yoga.

3.4.2. Sampel

Suharyadi dan Purwanto (2008) mengatakan bahwa sampel adalah suatu bagian dari populasi tertentu yang menjadi perhatian. Sedangkan menurut Sugiyono (2012) sampel yaitu bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dan tidak tertinggal pernyataan dari Arikunto (2002) yaitu sampel adalah bagian atau wakil populasi yang diteliti. Jadi, dapat disimpulkan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik populasi tertentu yang menjadi perhatian dalam penelitian.

Dalam penelitian ini menggunakan sampel probabilitas yang merupakan suatu sampel yang dipilih sedemikian rupa dari populasi sehingga masing-masing anggota populasi memiliki probabilitas atau peluang yang sama untuk dijadikan sampel (Suharyadi & Purwanto, 2008). Sedangkan untuk metode yang digunakan yaitu penarikan sampel acak sederhana dimana pengambilan sampel dari populasi secara acak tanpa memerhatikan strata yang ada dalam populasi dan setiap

(5)

anggota populasi memilki kesempatan yang sama untuk dijadikam sampel (Suharyadi & Purwanto, 2008).

Dapat ditarik kesimpulan bahwa responden yang akan terlibat adalah para wanita yang sudah menjadi ibu rumah tangga yang mengikuti kelas yoga.

3.5. Metode Pengumpulan Data

Kualitas pengumpulan data berkenaan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data (dikutip dalam Sugiyono, 2012). Pada metode pengumpulan data ini, metode yang digunakan berupa kuesioner (Arikunto (2002) mendefinisikan kuesioner yaitu sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Begitu pula dengan Sugiyono (2012) yang menyatakan kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Dengan cara peneliti mendatangi beberapa tempat berlatih yoga. Dimana tempat berlatih yoga yang memiliki intruktur yoga yang sudah memiliki sertifikat mengajar yoga dan tidak luput dari berbagai pengalaman dalam memberi pelatihan yoga tersebut. Dan memberikan kuesioner tersebut kepada responden.

3.6. Alat Pengukuran Data

Arikunto (2002) mangatakan “peneliti di dalam menerapkan metode penelitian menggunakan instrumen atau alat, agar data yang diperoleh lebih baik”.

(6)

Maka alat ukur yang digunakan berupa yaitu berupa skala. Dimana menurut Sugiyono (2012), skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.

Dari berbagai jenis skala, dalam penelitian ini menggunakan skala likert. Skala ini tergolong skala untuk orang dan pada rancangan dasarnya disusun untuk mengukur sikap, walaupun kemudian penerapannya juga dilakukkan terhadap hal-hal lain selain sikap (Suryabrata, 2005). Hampir sama dengan pernyataan Sugiyono (2012), skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial.

Pada skala model Likert perangsangnya adalah pernyataan (Suryabrata, 2005). Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif (Sugiyono, 2012), respon yang diberikan dari gradasi jawaban pada setiap item dalam variasi:

[SSS] : Sangat Sesuai Sekali [SS] : Sangat Sesuai [S] : Sesuai

[N] : Antara Sesuai dan Tidak Sesuai [TS] : Tidak Sesuai

[STS] : Sangat Tidak Sesuai [STSS] : Sangat Tidak Sesuai Sekali

(7)

Tingkat kesesuain dengan jawaban dalam bentuk variasi, antara lain berupa:

[SSS] [SS] [S] [N] [TS] [STS] [STSS]

Dalam penelitian ini, skala yang digunakan adalah skala efektivitas yoga dan skala self-regulation.

3.6.1. Skala Efektivitas Yoga

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Efektivitas Yoga. Skala ini mengacu pada aliran hatha yoga yang seringkali disebut dengan “yoga kekuatan”. Aliran hatha yoga ini meliputi aspek asana, pranayama, dan dharana.

Tabel 3.1. Blue print Skala Efektivitas Yoga

Aspek-aspek Indikator perilaku Item Jumlah Favorable Unfavorable ASANA (PosisiTubuh) Meningkatkan kelenturan tubuh 1, 11, 21 6, 16, 26 6 Meningkatkan kekuatan otot dan sendi tubuh

4, 14, 24 9, 19, 29 6 PRANAYAMA (Mengendalikan Pernapasan) Meningkatkan konsentrasi 2, 12, 22 7, 17, 17 6 Meningktakan ketenangan pikiran 5, 15, 25 10, 20, 30 6 DHARANA (Konsentrasi) Memusatkan pikiran menjadi lebih tajam 3, 13, 23 8, 18, 28 6

(8)

Skala Efektivitas Yoga diatas memiliki tujuh buah pilihan jawaban yaitu; sangat sesuai sekali (SSS), sangat sesuai (SS), sesuai (S), antara sesuai dan tidak sesuai (N), tidak sesuai (TS), sangat tidak sesuai (STS), dan sangat tidak sesuai sekali (STSS). Setiap item bersifat favourable dan unfavourable. Dimana item yang bersifat favourable memiliki skor yang bergerak dari tujuh sampai satu. Sedangkan dengan item yang bersifat unfavourable memiliki skor satu sampai tujuh. Dengan demikian, semakin tinggi skor yang dimiliki responden maka semakin tinggi pula tingkat efektivitas yoga terhadap diri responden. Namun sebaliknya, dengan responden memiliki skor yang rendah maka tingkat efektivitas yoga pada responden juga rendah.

3.6.2. Skala Self-Regulation

Skala dalam penelitian ini menggunakan Skala Self-Regulation. Pada dasarnya skala ini adalah bentuk evaluasi diri yang telah memiliki standar dari aspek-aspek yang berlaku pada self-regulation individu itu sendiri. Aspek evaluasi terstandar ini dimodifikasi yang bersumber dari peneliti sebelumnya yaitu Moilanen (2006) yang bernama The Adolescent Self-Regulatory Inventory untuk kuesioner tersebut yang kemudian peneliti modifikasi yaitu sebagai berikut;

Tabel 3.2. Blue print Skala Self-Regulation

Aspek Indikator Item Jumlah Item

Favorable Unfavorable Short-term self-regulation Foretought 9, 10, 11, 17, 22, 32, 33 2, 5, 6, 8, 13, 14, 16, 18, 19, 21, 34, 35 19 Performance Long-term self-regulation Self-reflection 3, 4, 20, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 36 1, 7, 12, 15 17

(9)

Dari evaluasi terstandar tersebut dapat disajikan dalam bentuk model skala likert yang memiliki tujuh buah pilihan jawaban atas kesesuain terhadap pendapat atau penilaian dari dalam diri responden tersebut. Skor akan diuraikan berdasarkan pilihan jawaban dari responden menandai dengan cara member tanda silang yaitu dengan; sangat sesuai sekali (SSS), sangat sesuai (SS), sesuai (S), antara sesuai dan tidak sesuai (N), tidak sesuai (TS), sangat tidak sesuai (STS), dan sangat tidak sesuai sekali (STSS). Dimana setiap item pernyataan ada yang bersifat favourable dan unfavourable. Bagi item pernyataan yang bersifat favourable akan memiliki skor dari angka tujuh sampai skor yang terendah yaitu skor satu. Begitu pula sebaliknya, bagi item pernyataan yang bersifat unfavourable akan diberi skor satu hingga skor tertinggi yaitu skor tujuh. Dari penilaian angka skor tersebut dapat dinyatakan bahwa. Apabila skor yang diperoleh subjek semakin tinggi maka perilaku self-regulation yang dilakukan oleh subjek semakin tinggi. Sebaliknya, bila subjek memiliki skor yang semakin rendah maka perilaku self-regulation pada subjek juga semakin rendah pula.

1.7.

Validitas dan Reliabilitas

1.7.1. Validitas

Arikunto (2002) mengatakan validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu intrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, intrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah (Arikunto, 2002). Validitas

(10)

mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu intrumen pengukur (tes) dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 2011).

Nazir (2003) membagi validitas dengan berbagai jenis. Dengan demikian, pada penelitian ini menggunakan validitas berjenis construct validity yaitu validitas yang berkenaan dengan kualitas aspek psikologis apa yang diukur oleh suatu pengukuran serta terdapat evaluasi bahwa suatu konstruk tertentu dapat menyebabkan kinerja yang baik dalam pengukuran.

1.7.2. Reliabilitas

Azwar (2011) menyatakan pengukuran yang memiliki reliabilitas yang tinggi maksudnya adalah pengukuran yang dapat menghasilkan data yang reliabel. Sedangkan dari Arikunto (2002) sendiri, reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Namun menurut Azwar (2011) ide pokok dalam konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.

1.8.

Metode Analisis Data

Analisis data bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari suatu variabel bebas terhadap variabel tak bebas (Supranto & Limakrisna, 2012).

1.8.1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data ini dapat bertujuan untuk mendistrubusikan normalitas data sampel dari suatu populasi normal. Pada uji normalitas data ini dengan

(11)

menggunakan teknik Kolmogrov Smirnov pada software SPSS 21.0 for Windows. Nazir (2003) mengemukakan bahwa dengan Uji Kolmogorov Smirnov ini diperlukan suatu distribusi kumulatif relatif dari sampel yang dari populasi yang diharapkan

1.8.2. Regresi Linear Sederhana

Untuk mengetahui adanya pengaruh antara variabel efektivitas yoga terhadap variabel self-regulation, peneliti menggunakan persamaan regresi linear sederhana. Menurut Sugiyono (2002) persamaan regresi dapat digunakan untuk melakukan prediksi seberapa tinggi nilai variabel dependen bila nilai variabel independen dimanipulasi. Sedangkan Priyatno (2009) mengatakan regresi linear adalah hubungan secara linier antara variabel dependen dengan variabel independen yang digunakan untuk memprediksi atau meramalkan suatu nilai variabel dependen berdasarkan variabel independen. Analisis regresi linier sederhana dipakai untuk menganalisis hubungan linear antara 1 variabel independen dengan 1 variabel dependen (Priyatno, 2009). Secara umum persamaan regresi sederhana (dengan satu perdiktor dapat dirumuskan sebagai berikut (Sugiyono, 2002):

a + b X

Keterangan:

Y = Nilai yang diprediksi

a = Konstanta atau bila harga X = 0 B = Koefisien regresi

(12)

1.8.3. Independent Samples T Test

Priyatno (2009) mengatakan bahwa Independent Samples T Test atau uji beda dua rata-rata digunakan untuk menguji dua rata-rata pada dua kelompok data yang independen.

Gambar

Tabel 3.1. Blue print Skala Efektivitas Yoga  Aspek-aspek  Indikator  perilaku  Item Jumlah Favorable Unfavorable  ASANA  (PosisiTubuh)  Meningkatkan kelenturan tubuh  1, 11, 21  6, 16, 26  6 Meningkatkan  kekuatan otot  dan sendi tubuh
Tabel 3.2. Blue print Skala Self-Regulation

Referensi

Dokumen terkait

Di era globalisasi saat sekarang ini kemajuan teknologi berkembang sangat pesat, telah banyak diciptakan suatu teknologi baru yang dapat membantu pekerjaan

Pereaksi radikal bebas adalah atom atau gugus atom yang mengandung sebuah elektron yang tidak berpasangan. Pereaksi radikal bebas umumnya digunakan pada reaksi yang

Perangkat Daerah adalah organisasi/lembaga pada Pemerintah Daerah Kota Samarinda yang bertanggung jawab kepada Kepala daerah melalui Sekretaris

Gintings (2012, hlm. 34), menjelaskan bahwa definisi pembelajaran merupakan kegiatan yang memotivasi dan menyediakan fasilitas belajar agar terjadi proses belajar pada

Untuk memperoleh gambaran yang lebh jelas mengenai ciri - ciri program remedial, Izhar Idris (2001:66-67) menjelaskan perbandingan antara program remedial dengan

• Berdasarkan uji kompetensi pejabat administrasi atau pejabat fungsional yang tidak memenuhi standar kompetensi jabatan dapat dipindahkan pada jabatan lain yang sesuai

Kegiatan Pembelajaran siswa MI Miftahul Huda Wonorejo Gandusari dan MI Hidayatul Mubtadiin Sukorame Gandusari Trenggalek, di dalam dan luar kelas4. Observasi dan

Konsep dan pendekatan dalam kebijakan sosial, perlindungan sosial, modal sosial. Negara kesejahteraan serta perannya dalam kebijakan sosial, situasi kesejahteraan