BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Landasan Teori
Dalam era sekarang ini peran prosedur dalam kegiatan ekonomi sangat
penting, karena perkembangan dan kemajuan dalam bidang teknologi
sangatlah cepat. Dimana setiap sektor ekonomi memerlukan prosedur untuk
bisa bertahan dan jika terjadi masalah dapat mengambil keputusan yang tepat.
Kegiatan ekonomi selalu berpedoman pada peraturan yang sudah di buat.
Beberapa pengertian yang dikemukakan para ahli diantaranya:
1. Menurut Zaki Baridwan (1990:3)
Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan keran (klerikal), biasanya
melebihi beberapa orang dalam suatu bagian atau lebih, disusun untuk
menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap transaksi-transaksi
yang terjadi.
2. Menurut Mulyadi (1991)
Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan
beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih disusun untuk
menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap transaksi perusahaan
yang sering terjadi.
3. Menurut Mulyadi (1992)
Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan
beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih yang dibuat untuk
penanganan secara seragam transaksi-transaksi perusahaan yang terjadi
secara berulang-ulang.
4. Menurut W. Geland Cole (1971)
Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal, biasanya melibatkan
beberapa orang atau lebih disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang
5. Menurut Kamarudin (1992)
Prosedur adalah suatu susunan yang teratur dari kegiatan yang
berhubungan satu sama lainnya dan prosedur-prosedur yang berkaitan
melaksanakan dan memudahkan kegiatan utama dari suatu organisasi.
6. Menurut Ismail Masya (1994)
Prosedur adalah suatu rangkaian tugas-tugas yang saling
berhubungan yang merupakan urutan-urutan menurut waktu dan tata cara
tertentu untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang dilaksanakan
berulang-ulang.
2.2.SOP
1. Definisi SOP
Beberapa sumber buku memberikan pengertian yang berbeda tentang
SOP. Beberapa pengertian SOP yang dikemukakan dari sumber
bukudiantaranya :
a. Menurut Sailendra. 2015:11.
StandardOperating Procedures (SOP) merupakan panduan yang
digunakan untuk memastikan kegiatan operasional organisasi atau
perusahaan berjalan dengan lancar.
b. Menurut Moekijat. 2008.
Standard Operating Procedures (SOP) adalah urutan
langkah-langkah (atau pelaksanaan-pelaksanaan pekerjaan), di mana pekerjaan
tersebut dilakukan, berhubungan dengan apa yang dilakukan,
bagaimana melakukannya, bilamana melakukannya, di mana
melakukannya, dan siapa yang melakukannya.
c. Menurut Tjipto Atmoko. 2011.
Standard Operating Procedures (SOP) merupakan suatu
pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai denga
fungsi dan alat penilaian kinerja instansi pemerintah berdasarkan
indikator-indikator teknis, administratif dan prosedural sesuai tata kerja,
d. Menurut Insani. 2010:1.
SOP atau Standard Operating Procedures adalah dokumen yang
berisi serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan mengenai berbagai
proses penyelenggaraan administrasi perkantoran yang berisi cara
melakukan pekerjaan, waktu pelaksanaan, tempat penyelenggaraan dan
aktor yang berperan dalam kegiatan.
e. Menurut Laksmi. 2008:52.
Standard Operating Procedures (SOP) adalah dokumen yang
berkaitan dengan prosedur yang dilakukan secara kronologis untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan yang bertujuan untuk memperoleh hasil
kerja yang paling efektif dari para pekerja dengan biaya yang
serendah-rendahnya. SOP biasanya terdiri dari manfaat, kapan dibuat atau
direvisi, metode penulisan prosedur, serta dilengkapi oleh bagan
flowchart di bagian akhir.
Dari beberapa definisi di atas SOP dapat diartikan sebagai dokumen
yang berkaitan dengan prosedur yang dilakukan secara kronologis untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan yang bertujuan untuk mendapatkan hasil
kerja yang sangat efektif dari para pekerja yang biaya serendah–
rendahnya, setiap perusahaan bagaimanapun bentuk dan apapun jenisnya,
membutuhkan sebuah panduan untuk menjalankan tugas dan fungsi setiap
elemen atau unit perusahaan. Intinya StandardOperating Procedures
(SOP) adalah sistem yang disusun untuk memudahkan, merapihkan dan
menertibkan pekerjaan. Sistem ini berisi urutan proses melakukan
pekerjaan dari awal sampai akhir.
2. Tujuan dan Fungsi SOP
Tujuan pembuatan SOP adalah untuk menjelaskan perincian atau
standar yang tetap mengenai aktivitas pekerjaan yang berulang-ulang yang
diselenggarakan dalam suatu organisasi. SOP yang baik adalah SOP yang
mampu menjadikan arus kerja yang lebih baik, menjadi panduan untuk
mengakibatkan koordinasi yang baik antara bagian-bagian yang berlainan
dalam perusahaan.
a. Tujuan Standard Operating Procedures (SOP) adalah sebagai berikut:
1) Untuk menjaga konsistensi tingkat penampilan kinerja atau kondisi
tertentu dan kemana petugas dan lingkungan dalam melaksanakan
sesuatu tugas atau pekerjaan tertentu.
2) Sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan tertentu bagi sesama
pekerja, dan supervisor.
3) Untuk menghindari kegagalan atau kesalahan (dengan demikian
menghindari dan mengurangi konflik), keraguan, duplikasi serta
pemborosan dalam proses pelaksanaan kegiatan.
4) Merupakan parameter untuk menilai mutu pelayanan.
5) Untuk lebih menjamin penggunaan tenaga dan sumber daya secara
efisien dan efektif.
6) Untuk menjelaskan alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari
petugas yang terkait.
7) Sebagai dokumen yang akan menjelaskan dan menilai pelaksanaan
proses kerja bila terjadi suatu kesalahan atau dugaan mal praktek dan
kesalahan administratif lainnya, sehingga sifatnya melindungi rumah
sakit dan petugas.
8) Sebagai dokumen yang digunakan untuk pelatihan.
9) Sebagai dokumen sejarah bila telah di buat revisi SOP yang baru.
b. Sedangkan fungsi SOP adalah sebagai berikut :
1) Memperlancar tugas petugas/pegawai atau tim/unit kerja.
2) Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan.
3) Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan mudah
dilacak.
4) Mengarahkan petugas/pegawai untuk sama-sama disiplin dalam
bekerja.
3. Manfaat SOP
SOP atau yang sering disebut sebagai prosedur tetap (protap) adalah
penetapan tertulis mengenai apa yang harus dilakukan, kapan, dimana dan
oleh siapa dan dibuat untuk menghindari terjadinya variasi dalam proses
pelaksanaan kegiatan oleh pegawai yang akan mengganggu kinerja
organisasi (instansi pemerintah) secara keseluruhan. SOP memiliki
manfaat bagi organisasi antara lain (Permenpan
No.PER/21/M-PAN/11/2008):
a. Sebagai standarisasi cara yang dilakukan pegawai dalam menyelesaikan
pekerjaan khusus, mengurangi kesalahan dan kelalaian.
b. SOP membantu staf menjadi lebih mandiri dan tidak tergantung pada
intervensi manajemen, sehingga akan mengurangi keterlibatan
pimpinan dalam pelaksanaan proses sehari-hari.
c. Meningkatkan akuntabilitas dengan mendokumentasikan tanggung
jawab khusus dalam melaksanakan tugas.
d. Menciptakan ukuran standar kinerja yang akan memberikan pegawai.
cara konkret untuk memperbaiki kinerja serta membantu mengevaluasi
usaha yang telah dilakukan.
e. Menciptakan bahan-bahan training yang dapat membantu pegawai baru
untuk cepat melakukan tugasnya.
f. Menunjukkan kinerja bahwa organisasi efisien dan dikelola dengan
baik.
g. Menyediakan pedoman bagi setiap pegawai di unit pelayanan dalam
melaksanakan pemberian pelayanan sehari-hari.
h. Menghindari tumpang tindih pelaksanaan tugas pemberian pelayanan.
i. Membantu penelusuran terhadap kesalahan-kesalahan prosedural dalam
memberikan pelayanan. Menjamin proses pelayanan tetap berjalan
dalam berbagai situasi.
4. Prinsip-Prinsip SOP
Dalam PERMENPAN PER/21/M-PAN/11/2008 disebutkan bahwa
dan kejelasan, efisiensi dan efektivitas, keselarasan, keterukuran, dinamis,
berorientasi pada pengguna, kepatuhan hukum, dan kepastian hukum.
a. Konsisten. SOP harus dilaksanakan secara konsisten dari waktu ke
waktu, oleh siapapun, dan dalam kondisi apapun oleh seluruh jajaran
organisasi pemerintahan.
b. Komitmen. SOP harus dilaksanakan dengan komitmen penuh dari
seluruh jajaran organisasi, dari level yang paling rendah dan tertinggi.
c. Perbaikan berkelanjutan. Pelaksanaan SOP harus terbuka terhadap
penyempurnaan-penyempurnaan untuk memperoleh prosedur yang
benar-benar efisien dan efektif.
d. Mengikat. SOP harus mengikat pelaksana dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan prosedur standar yang telah ditetapkan.
e. Seluruh unsur memiliki peran penting. Seluruh pegawai peran-peran
tertentu dalam setiap prosedur yang distandarkan. Jika pegawai tertentu
tidak melaksanakan perannya dengan baik, maka akan mengganggu
keseluruhan proses, yang akhirnya juga berdampak pada proses
penyelenggaraan pemerintahan.
f. Terdokumentasi dengan baik. Seluruh prosedur yang telah distandarkan
harus didokumentasikan dengan baik, sehingga dapat selalu dijadikan
referensi bagi setiap mereka yang memerlukan.
2.3.Pembayaran Tagihan Pihak Ketiga Melalui Mekanisme secara Langsung
(Ls)
1. Pengertian Pembayaran Tagihan Pihak Ketiga Melalui Mekanisme secara
Langsung (Ls)
Merupakan mekanisme pembayaran dari Bendahara Umum Negara
kepada rekanan atau pihak ketiga. Mekanisme pembayaran LS tidak hanya
untuk melakukan pembayaran dengan menggunakan sistem kontrak saja,
tetapi dapat dikembangkan untuk pembayaran langsung pada pihak ketiga/
rekanan tanpa melalui ikatan pekerjaan dengan sistem kontrak, seperti
Rp. 50.000.000 sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 80 tahun 2003
yang mengatur tentangMekanisme Tata Cara Pengadaan Barang dan Jasa
Pemerintah.
2. Dasar Hukum
a. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tanggal 28 Juni 2002
tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara s.t.d.t.d. Keputusan Presiden Nomo 53 Tahun 2010 tanggal 6
Agustus 2010.
b. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tanggal 6 Agustus 2010
tentang Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintahan s.t.d.t.d. Peraturan
Presiden Nomor 70 Tahun 2012.
c. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor 382/ PJ/ 2002 tanggal 13
Agustus 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Pemungutan, Penyetoran,
dan Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas
Barang Mewah bagi Pemungut Pajak Pertambahan Nilai dan Pengusaha
Kena Pajak.
d. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 563/ KMK.03/ 2003 tanggal 24
Desember 2003 tentang Penunjukan Bendaharawan Pemerintah dan
Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara Untuk Memungut, Menyetor,
dan Melaporkan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas
Barang Mewah Beserta Tata Cara Pemungutan, Penyetoran, dan
Pelaporannya.
e. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 170/ PMK.05/ 2010 tanggal 20
September 2010 tentang Penyelesaian Tagihan atas Beban Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara pada Satuan Kerja.
f. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134/ PMK.06/ 2005 tentang
Pedoman Pembayaran dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara.
g. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-66/ PB/ 2005
Pembayaran atas Beban Anggaran dan Belanja Negara s.t.d.d. Peraturan
Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-11/ PB/ 2011.
3. Pihak yang Terkait
a. Pejabat Pembuat Komitmen
PPK adalah pejabat yang diberikewenangan oleh Kuasa Pengguna
Anggaran (KPA) untuk mengambil keputusan dan tindakan yang
berakibat pada pengeluaran anggaran dan bertanggung jawab atas
pelaksanaan pengadaan barang /jasa. Jika kita melihat mekanisme
pencairan anggaran belanja negara, maka peran PPK ada pada
mekanisme uang persediaan dan mekanisme langsung (LS).
b. Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar (SPM)
Orang yang ditunjuk untuk melakukan pengujian bukti-bukti,
menandatangani SPP, Membuat dan menandatangani SPM.
c. Bendahara Pengeluaran
Orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, membayar,
menatausahakan dan mempertanggung jawabkan uang untuk keperluan
belanja negara dalam rangka pelaksanaan APBN” (UU Perbendaharaan
Negara Pasal 1).
d. Pelaksana yang ditunjuk sebagai Petugas Pengantar SPM/ Pengambil
Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
Orang yang ditunjuk untuk menyampaikan Surat Perintah Membayar
(SPM) beserta kelengkapannya ke KPPN dan mengambil Surat Perintah
Pencairan Dana (SP2D) dari KPPN untuk diserahkan kepada Bendahara
Pengeluaran.
e. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN)
Adalah kantor pelayanan perbendaharaan negara, salah satu fungsi dari
KPPN adalah melayani setiap instansi pemerintahan dalam melakukan
pembayaran. Artinya instansi yang berada di bawah naungan
departemen keuangan ini adalah memberikan pelayanan terhadap
f. Pihak Ketiga
Adalah orang yang menawarkan barang/ jasa kepada perusahaan atau
instansi dan mempunyai keterkaitan pekerjaan kontrak dengan suatu