BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
kuantitatif, metode ini disebut sebagai metode positivistik karena berlandaskan
pada filsafat positivisme. Metode ini sebagai metode ilmiah/scientific karena
telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur,
rasional, dan sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery, karena
dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru.
Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa
angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Dalam pendekatan kuantitatif
hakikat hubungan di antara variabel-variabel di analisis dengan menggunakan
teori yang objektif (Sugiyono, 2016 : 7).
B. Populasi dan sampel
Populasi menurut Sugiyono (2016 :80) yaitu wilayah generalisasi yang
terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah 41 perusahaan
manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2012-2016. Dimana populasi targetnya adalah perusahaan yang
Sampel menurut Sugiyono (2016 : 81) adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan
penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi,
misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka penelitian dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari
sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu
sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).
Metode pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
metode judgem sampling, yaitu salah satu bentuk purposive sampling dengan mengambil sampel yang telah ditentukan sebelumnya berdasarkan maksud
dan tujuan penelitian. Sampel dalam penelitian ini yaitu 65 sampel perusahaan
manufaktur aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2012-2016.
Adapaun kriteria-kriteria yang di gunakan dalam penelitian sampel
adalah:
1. Perusahaan manufaktur sektor aneka industri mesin, otomotif, tekstil, alas
kaki, kabel, elektronika yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
2. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan tahuanan seacara
berturut-turut selama periode 2012-2016
3. Perusahaan yang menyediakan data return on assets, current ratio,
inventory turnover, size.
4. Perusahaan yang mengalami laba secara berturut-turut selama periode
C. Metode pengumpulan data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder, yaitu berdasarkan pada laporan keuangan yang dipublikasi oleh
Bursa Efek Indonesia periode 2012-2016. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah laporan keuangan yang dipublikasi oleh Indonesia Stock
Exchange (IDX) atau www.idx.co.id periode 2012-2016, Selain itu
pengumpulan data juga dilakukan dengan melalui studi perpustakaan yaitu
dengan cara membaca dan mempelajari berbagai referensi buku yang relevan
sesuai dengan yang dibahas didalam ruang penelitian ini.
D. Variabel penelitian
a. Variabel Dependen
Menurut Sugiyono (2016 : 39) Variabel dependen sering disebut sebagai
variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering
disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Yang
di teliti dalam penelitian ini adalah Sustainability Report.
b. Variabel Independen
Menurut Sugiyono (2016 : 39) variabel independen yaitu variabel ini
sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas
merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel
independen dalam penelitian ini adalah Profitabilitas (X1), Likuiditas (X2),
E. Definisi operasional
1. Variabel Dependen (Y)
Pengungkapan sustainability report
Sustainability report (laporan berkelanjutan) oleh suatu perusahaan merupakan laporan yang berisi praktik dalalm mengukur dan
mengungkapkan aktivitas sosial dan lingkungan perusahaan, sebagai
tanggung jawab kepada stakeholder internal dan eksternal mengenai kinerja organisasi dalam mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan.
Variabel dependen ini diukur melalui Sustainability Report Disclosure Index (SRDI). SRDI menilai tanggung jawab sosial dan lingkungan yang sesuai dengan kriteria menurut GRI, yakni terdapat 79 item yang
kemudian disesuaikan kembali dengan masing-masing perusahaan.
Perhitungan SRDI dikalukan dengan memberikan skor 1 jika satu item
diungkapkan dan 0 jika tidak diungkapkan. Selanjutnya setiap item
dijumlahkan seluruhnya, kemudian dibagi dengan jumlah total
pengungkapan GRI (79 items) (Jannah dan Kurnia, 2016 : 7).
M V SRD
V : jumlah item yang diungkapkan perusahaan
Indeks pengungkapan GRI 79 Item : Indeks GRI Pengungkapan 79 Item Indikator Kinerja Ekonomi
Aspek: Kinerja Ekonomi
EC1 Perolehan dan distribusi nilai ekonomi langsung, meliputi pendapatan, biaya operasi, imbal jasa karyawan, donasi, dan investasi komunitas lainnya, laba ditahan, dan pembayaran kepada penyandang dana serta pemerintah.
EC2 Implikasi finansial dan risiko lainnya akibat perubahan iklim serta peluangnya bagi aktivitas organisasi.
EC3 Jaminan kewajiban organisasi terhadap program imbalan pasti. EC4 Bantuan finansial yang signifikan dari pemerintah.
Aspek : Kehadiran Pasar
EC5 Rentang rasio standar upah terendah dibandingkan dengan upah minimum setempat pada lokasi operasi yang signifikan.
EC6 Kebijakan, praktek, dan proporsi pengeluaran untuk pemasok lokal pada lokasi operasi yang signifikan.
EC7 Prosedur penerimaan pegawai lokal dan proporsi manajemen senior lokal yang dipekerjakan pada lokasi operasi yang signifikan.
Aspek: Dampak Ekonomi Tidak Langsung
EC8 Pembangunan dan dampak dari investasi infrastruktur serta jasa yang diberikan untuk kepentingan publik secara komersial, natura, atau pro bono.
EC9 Pemahaman dan penjelasan dampak ekonomi tidak langsung yang signifikan, termasuk seberapa luas dampaknya.
Indikator Kinerja Lingkungan
Aspek: Material
EN1 Penggunaan Bahan; diperinci berdasarkan berat atau volume EN2 Persentase Penggunaan Bahan Daur Ulang
Aspek: Energi
EN3 Penggunaan Energi Langsung dari Sumberdaya Energi Primer EN4 Pemakaian Energi Tidak Langsung berdasarkan Sumber Primer EN5 Penghematan Energi melalui Konservasi dan Peningkatan Efisiensi
EN6 Inisiatif untuk mendapatkan produk dan jasa berbasis energi efisien atau energi yang dapat diperbarui, serta pengurangan persyaratan kebutuhan energi sebagai akibat dari inisiatif tersebut.
EN7 Inisiatif untuk mengurangi konsumsi energi tidak langsung dan pengurangan yang dicapai
Aspek: Air
EN8 Total pengambilan air per sumber
EN9 Sumber air yang terpengaruh secara signifikan akibat pengambilan air EN10 Persentase dan total volume air yang digunakan kembali dan didaur ulang Aspek Biodiversitas (Keanekaragaman Hayati)
pelapor yang berlokasi di dalam, atau yang berdekatan dengan daerah yang diproteksi (dilindungi?) atau daerah-daerah yang memiliki nilai keanekaragaman hayati yang tinggi di luar daerah yang diproteksi
EN12 Uraian atas berbagai dampak signifikan yang diakibatkan oleh aktivitas, produk, dan jasa organisasi pelapor terhadap keanekaragaman hayati di daerah yang diproteksi (dilindungi) dan di daerah yang memiliki keanekaragaman hayati bernilai tinggi di luar daerah yang diproteksi (dilindungi)
EN13 Perlindungan dan Pemulihan Habitat
EN14 Strategi, tindakan, dan rencana mendatang untuk mengelola dampak terhadap keanekaragaman hayati
EN15 Jumlah spesies berdasarkan tingkat risiko kepunahan yang masuk dalam Daftar Merah IUCN (IUCN Red List Species) dan yang masuk dalam daftar konservasi nasional dengan habitat di daerah-daerah yang terkena dampak operasi
Aspek: Emisi, Efluen dan Limbah
EN16 Jumlah emisi gas rumah kaca yang sifatnya langsung maupun tidak langsung dirinci berdasarkan berat
EN17 Emisi gas rumah kaca tidak langsung lainnya diperinci berdasarkan berat EN18 Inisiatif untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan pencapaiannya EN19 Emisi bahan kimia yang merusak lapisan ozon (ozone-depleting
substances/ODS) diperinci berdasarkan berat
EN20 NOx, SOx dan emisi udara signifikan lainnya yang diperinci berdasarkan jenis dan berat
EN21 Jumlah buangan air menurut kualitas dan tujuan
EN22 Jumlah berat limbah menurut jenis dan metode pembuangan EN23 Jumlah dan volume tumpahan yang signifikan
EN24 Berat limbah yang diangkut, diimpor, diekspor, atau diolah yang dianggap berbahaya menurut Lampiran Konvensi Basel I, II, III dan VIII, dan persentase limbah yang diangkut secara internasional.
EN25 Identitas, ukuran, status proteksi dan nilai keanekaragaman hayati badan air serta habitat terkait yang secara signifikan dipengaruhi oleh pembuangan dan limpasan air organisasi pelapor.
Aspek: Produk dan Jasa
EN26 Inisiatif untuk mengurangi dampak lingkungan produk dan jasa dan sejauh mana dampak pengurangan tersebut.
EN27 Persentase produk terjual dan bahan kemasannya yang ditarik menurut kategori.
Aspek: Kepatuhan
EN28 Nilai Moneter Denda yang signifikan dan jumlah sanksi nonmoneter atas pelanggaran terhadap hukum dan regulasi lingkungan.
Aspek: Pengangkutan/Transportasi
perusahaan, dan tenaga kerja yang memindahkan. Aspek: Menyeluruh
EN30 Jumlah pengeluaran untuk proteksi dan investasi lingkungan menurut jenis.
Praktek Tenaga Kerja dan Pekerjaan yang Layak
Aspek: Pekerjaan
LA1 Jumlah angkatan kerja menurut jenis pekerjaan, kontrak pekerjaan, dan wilayah.
LA2 Jumlah dan tingkat perputaran karyawan menurut kelompok usia, jenis kelamin, dan wilayah.
LA3 Manfaat yang disediakan bagi karyawan tetap (purna waktu) yang tidak disediakan bagi karyawan tidak tetap (paruh waktu) menurut kegiatan pokoknya.
Aspek: Tenaga kerja / Hubungan Manajemen
LA4 Persentase karyawan yang dilindungi perjanjian tawar-menawar kolektif tersebut.
LA5 Masa pemberitahuan minimal tentang perubahan kegiatan penting, termasuk apakah hal itu dijelaskan dalam perjanjian kolektif tersebut. Aspek: Kesehatan dan Keselamatan Jabatan
LA6 Persentase jumlah angkatan kerja yang resmi diwakili dalam panitia Kesehatan dan Keselamatan antara manajemen dan pekerja yang membantu memantau dan memberi nasihat untuk program keselamatan dan kesehatan jabatan.
LA7 Tingkat kecelakaan fisik, penyakit karena jabatan, hari-hari yang hilang, dan ketidakhadiran, dan jumlah kematian karena pekerjaan menurut wilayah.
LA8 Program pendidikan, pelatihan, penyuluhan/bimbingan, pencegahan, pengendalian risiko setempat untuk membantu para karyawan, anggota keluarga dan anggota masyarakat, mengenai penyakit berat/berbahaya. LA9 Masalah kesehatan dan keselamatan yang tercakup dalam perjanjian resmi
dengan serikat karyawan. Aspek: Pelatihan dan Pendidikan
LA10 Rata-rata jam pelatihan tiap tahun tiap karyawan menurut kategori/kelompok karyawan.
LA11 Program untuk pengaturan keterampilan dan pembelajaran sepanjang hayat yang menujang kelangsungan pekerjaan karyawan dan membantu mereka dalam mengatur akhir karier.
LA12 Persentase karyawan yang menerima peninjauan kinerja dan pengembangan karier secara teratur.
Aspek: Keberagaman dan Kesempatan Setara
LA13 Komposisi badan pengelola/penguasa dan perincian karya¬wan tiap kategori/kelompok menurut jenis kelamin, kelompok usia, keanggotaan kelompok minoritas, dan keanekaragaman indikator lain.
kelompok/kategori karyawan.
Hak Asasi Manusia
Aspek : Praktek Investasi dan Pengadaan
HR1 Persentase dan jumlah perjanjian investasi signifikan yang memuat klausul HAM atau telah menjalani proses skrining/ filtrasi terkait dengan aspek hak asasi manusia.
HR2 Persentase pemasok dan kontraktor signifikan yang telah menjalani proses skrining/ filtrasi atas aspek HAM
HR3 Jumlah waktu pelatihan bagi karyawan dalam hal mengenai kebijakan dan serta prosedur terkait dengan aspek HAM yang relevan dengan kegiatan organisasi, termasuk persentase karyawan yang telah menjalani pelatihan. Aspek: Nondiskriminasi
HR4 Jumlah kasus diskriminasi yang terjadi dan tindakan yang diambil/dilakukan.
Aspek: Kebebasan Berserikat dan Berunding Bersama Berkumpul
HR5 Segala kegiatan berserikat dan berkumpul yang diteridentifikasi dapat menimbulkan risiko yang signifikan serta tindakan yang diambil untuk mendukung hak-hak tersebut.
Aspek: Pekerja Anak
HR6 Kegiatan yang identifikasi mengandung risiko yang signifikan dapat menimbulkan terjadinya kasus pekerja anak, dan langkah-langkah yang diambil untuk mendukung upaya penghapusan pekerja anak.
Aspek: Kerja Paksa dan Kerja Wajib
HR7 Kegiatan yang teridentifikasi mengandung risiko yang signifikan dapat menimbulkan kasus kerja paksa atau kerja wajib, dan langkah-langkah yang telah diambil untuk mendukung upaya penghapusan kerja paksa atau kerja wajib.
Aspek: Praktek/Tindakan Pengamanan
HR8 Persentase personel penjaga keamanan yang terlatih dalam hal kebijakan dan prosedur organisasi terkait dengan aspek HAM yang relevan dengan kegiatan organisasi
Aspek: Hak Penduduk Asli
HR9 Jumlah kasus pelanggaran yang terkait dengan hak penduduk asli dan langkah-langkah yang diambil.
Masyarakat/ Sosial
Aspek: Komunitas
S01 Sifat dasar, ruang lingkup, dan keefektifan setiap program dan praktek yang dilakukan untuk menilai dan mengelola dampak operasi terhadap masyarakat, baik pada saat memulai, pada saat beroperasi, dan pada saat mengakhiri.
Aspek: Korupsi
S02 Persentase dan jumlah unit usaha yang memiliki risiko terhadap korupsi. S03 Persentase pegawai yang dilatih dalam kebijakan dan prosedur antikorupsi. S04 Tindakan yang diambil dalam menanggapi kejadian korupsi.
S05 Kedudukan kebijakan publik dan partisipasi dalam proses melobi dan pembuatan kebijakan publik.
S06 Nilai kontribusi finansial dan natura kepada partai politik, politisi, dan institusi terkait berdasarkan negara di mana perusahaan beroperasi.
Aspek: Kelakuan Tidak Bersaing
S07 Jumlah tindakan hukum terhadap pelanggaran ketentuan antipersaingan, anti-trust, dan praktek monopoli serta sanksinya.
Aspek: Kepatuhan
S08 Nilai uang dari denda signifikan dan jumlah sanksi nonmoneter untuk pelanggaran hukum dan peraturan yang dilakukan.
Tanggung Jawab Produk
Aspek: Kesehatan dan Keamanan Pelanggan
PR1 Tahapan daur hidup di mana dampak produk dan jasa yang menyangkut kesehatan dan keamanan dinilai untuk penyempurnaan, dan persentase dari kategori produk dan jasa yang penting yang harus mengikuti prosedur tersebut
PR2 Jumlah pelanggaran terhadap peraturan dan etika mengenai dampak kesehatan dan keselamatan suatu produk dan jasa selama daur hidup, per produk.
Aspek: Pemasangan Label bagi Produk dan Jasa
PR3 Jenis informasi produk dan jasa yang dipersyaratkan oleh prosedur dan persentase produk dan jasa yang signifikan yang terkait dengan informasi yang dipersyaratkan tersebut.
PR4 Jumlah pelanggaran peraturan dan voluntary codes mengenai penyediaan informasi produk dan jasa serta pemberian label, per produk.
PR5 Praktek yang berkaitan dengan kepuasan pelanggan termasuk hasil survei yang mengukur kepuasaan pelanggan.
Aspek: Komunikasi Pemasaran
PR6 Program-program untuk ketaatan pada hukum, standar dan voluntary codes yang terkait dengan komunikasi pemasaran, termasuk periklanan, promosi, dan sponsorship.
PR7 Jumlah pelanggaran peraturan dan voluntary codes sukarela mengenai komunikasi pemasaran termasuk periklanan, promosi, dan sponsorship, menurut produknya.
Aspek: Keleluasaan Pribadi (privacy) Pelanggan
PR8 Jumlah keseluruhan dari pengaduan yang berdasar mengenai pelanggaran keleluasaan pribadi (privacy) pelanggan dan hilangnya data pelanggan Aspek: Kepatuhan
PR9 Nilai moneter dari denda pelanggaran hukum dan peraturan mengenai pengadaan dan penggunaan produk dan jasa
2. Variabel Independen (X) a. Profitabilitas
Menurut Hanafi (2016 :42) Profitabilitas untuk mengukur
kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada
tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu. Ada tiga rasio yang
sering digunakan, yaitu profit margin, return on asset (ROA), dan
return on equity (ROE). Profitabilitas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan return on asset (ROA). Return On Asset
mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih
berdasarkan tingkat aset yang tertentu. ROA sering juga disebut
sebagai ROI (Return on Investment), penelitian ini akan diukur menggunakan return on asset (ROA)
Aset Total
Bersih Laba
ROA
b. Likuiditas
Menurut Fahmi (2014 : 69) Rasio likuiditas (liquidity ratio)
adalah kemampuan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka
pendeknya secara tepat waktu. Rasio likuiditas merupakan bentuk
risiko yang dialami oleh suatu perusahaan karena ketidak mampuannya
dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, sehingga itu memberi
pengaruh kepada terganggunya aktivitas perusahaan ke posisi tidak
berjalan secara normal, penelitian ini akan diukur menggunakan
Lancar Utang
Lancar Aset
CR
c. Aktivitas Perusahaan
Menurut Fahmi (2014 : 79) Rasio Aktivitas adalah rasio yang
menggambarkan sejauh mana suatu perusahaan mempergunakan
sumber daya yang dimiliki guna menunjang aktivitas perusahaan,
dimana penggunaan aktivitas ini dilakukan secara singkat maksimal
dengan maksud memperoleh hasil yang maksimal. Rasio ini bagi
banyak praktis dan analisis bisnis menyebutkan juga sebagai rasio
pengelolaan aset (asset management ratio), aktivitas dalam penelitian ini akan diukur dengan menggunakan Inventory Turnover (IT).
) (
) (
inventory Persediaan
sales Penjualan IT
d. Ukuran Perusahan
Menurut Halim (2015 :125) Semakin besar ukuran perusahaan,
maka kecenderungan menggunakan modal asing juga semakin besar.
Hal ini disebabkan karena perusahaan besar membutuhkan dana yang
besar pula untuk menunjang operasionalnya, dan salah satu alternatif
pemenuhannya adalah dengan modal asing apabila modal sendiri tidak
mencukupi.
Menurut Sujarweni (2015 :221) ukuran perusahaan merupakan
nilai logaritma natural dari penjualan, variabel ukuran perusahaan
dalam penelitian ini diukur menggunakan Size.
F. Metode analisis data
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
regresi linier berganda dengan melakukan pengujian asumsi klasik terlebih
dahulu, yaitu uji normalitas data, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas,
dan uji autokorelasi. Pengujian dilakukan untuk menguji apakah data dalam
penelitian ini terdistribusi normal dan tidak memiliki gejala multikolinearitas,
gejala heteroskedastisitas, dan gejala autokorelasi. Metode analisis regresi
linier berganda dinilai dari koefisien determinasi, uji t.
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif yaitu memberikan gambaran atau deskripsi
suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,
maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness, (kemencengan
distribusi). Untuk memberikan gambaran analisis statistik deskriptif
(Ghozali, 2016 : 19).
2. Uji Asumsi Klasik
Pada penelitian ini akan dilakukan pengujian penyimpangan
asumsi klasik terhadap model regresi yang telah diolah yang meliputi :
Adapun alat uji yang sering digunakan dalam uji asumsi klasik :
a. Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2016 : 154) Uji normalitas bertujuan untuk
residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan
f mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal.
Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistic menjadi tidak valid untuk
jumlah sampel kecil, uji statistik dapat digunakan untuk menguji
normalitas residual adalah uji statistik non-parametrik
Kolmogorov-Smirnov (K-S). Jika signifikansi pada nilai K-S lebih besar dari 0,05
maka Ho diterima, jika data tersebut terdistribusi normal, Uji
dilakukan dengan membuat hipotesis:
H0 : Data residual berdistribusi normal, artinya jika nilainya >0,05
maka data distribusi normal, dan jika nilainya <0,05 maka
diinterprestasikan sebagai tidak normal.
HA : Data residual berdistribusi tidak normal, artinya jika nilainya
<0,05 maka data tidak normal, dan sebaliknya jika nilai >0,05
maka data dapat dikatakan normal.
b. Uji Multikolonieritas
Menuruut Ghozali (2016 : 103) Uji multikolonieritas bertujuan
untuk menguji apakah model regresi ditemukan adannya korelasi
antara variabel bebas (independen) model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel
independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak
ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai
Multikolinearitas juga dapat dilihat dari (1) nilai tolerance dan
lawannya (2) variance inflantion (VIF). Tolerance mengukur
variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan
oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah
sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai
cutoff yang umum dipakai untuk menunjukan adannya
multikolonieritas adalah nilai Tolerance ≥ 10 .
c. Uji heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2016 : 134) Uji heteroskedastisitas bertujuan
menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance
dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance
dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model
regresi yang baik adalah model regresi homokedastisitas akan
menyebabkan penafsiran koefisien-koefisien regresi menjadi tidak
efisien sehingga hasil taksirannya dapat menjadi kurang dari
semestinya, melebihi atau menyesatkan. Masalah heteroskedastisitas
dalam model pemasaran regresi ini dilakukan dengan metode glejser
test, yaitu dengan cara meregresikan nilai absolute residual terhadap
variabel independen, sehingga dapat diketahui tidaknya derajat
kepercayaan 5%. Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka
tidak terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya, jika nilai signifikan
kurang dari atau sama dengan 0,05 maka terjadi heteroskedastisitas.
Menurut Santoso (2014 :194) Uji autokolerasi bertujuan
menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara
kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu
periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada
problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang
berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalahnya ini
timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu
observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data
runtut waktu (time series) karena “gangguan” pada seseorang
individu/kelompok cenderung mempengaruhi “gangguan” pada
individu/kelompok yang sama pada periode berikutnya.
Pada data cross section, masalah autokolerasi relatif jarang
terjadi karena “gangguan” pada observasi yang berbeda berasal dari
individu kelompok yang berbeda. Model regrersi yang baik adalah
regresi yang bebas dari autokorelasi. Dalam uji autokolerasi yang
digunakan untuk menguji autokolerasi yaitu Uji Durbin-Watson (DW test) yang hanya digunakan untuk autokolerasi tingkat satu (first order autocoleration) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi diantara variabel independen.
Dalam uji ini menggunakan taraf signifikansi 5%. Hipotesis yang akan
di uji adalah :
Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi.
Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
3. Uji Regresi Linear Berganda
Menurut Ghozali (2016 : 93) Analisis regresi berupa koefisien
untuk masing-masing variabel independen. Koefisien ini diperoleh dengan
cara memprediksi nilai variabel dependen dengan satu persamaan.
Koefisien regresi dihitung dengan tujuan meminimumkan penyimpangan
antara lain aktual dan nilai estimasi variabel dependen berdasarkan data
yang ada. Persamaan Regresi Linier Berganda adalah model persamaan
regresi linier dengan variabel bebas lebih dari satu. Bentuk umum
persamaan ini antara lain yaitu :
Y = a + b1 . X1 + b2 . X2 + b3 . X3 + b4 .X4 +Ɛ
Keterangan :
Y = Sustainability Report
a = Koefisien konstanta
b1, b2, b3, b4,= koeisien regresi
X1 = Profitabilitas
X2 = Likuiditas
X3 = Aktivitas Perusahaan
X4 = Ukuran Perusahaan
Ɛ = Eror atau nilai residu
4. Uji Kecocokan Model
dari Goodness of Fitnya. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dari nilai koefisien determinasi, nilai statistik t. Perhitungan statistik tersebut
signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah
kritis (daerah dimana Ho ditolak). Sebaliknya disebut tidak signifikan bila
nilai uji statistiknya berbeda dalam daerah dimana Ho diterima (Ghozali,
2016 : 95).
a. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien deteriminasi adalah antara nol dan satu. Nilai
R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen,
Dalam kenyataan nilai adjusted R2 dapat bernilai negatif,
walaupun nilai yang dikehendaki harus bernilai positif. Jika dalam uji
empiris didapat nilai adjusted R2 negatif , maka nilai adjusted R2
dianggap bernilai nol. Secara matematis jika nilai R2 = 1, maka
Adjusted R2 = (1-k) / (n-k). Jika k > 1, maka adjusted R2 akan bernilai
negatif (Ghozali, 2016 : 95).
b. Uji F (Uji Simultan)
Menurut Ghozali (2016 : 96) Tidak seperti uji t yang menguji
hipotesis terpisah bahwa setiap koefisien regresi sama dengan nol. Uji
F menguji point hipotesis bahwa b1, b2, dan b3 secara simultan sama
dengan nol.
Bila nilai F lebih besar dari pada 4 Ho dapat ditolak pada
derajat kepercayaan 5% , dengan kata lain kita menerima hipotesis
alternatif, yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara
serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen.
Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut
tabel. Bila nilai F hitung lebih besar dari pada nilai F tabel, maka Ho
ditolak dan menerima HA. Hasil uji F dalam penelitian ini didapatkan
berdasarkan kriteria sebagai berikut :
Jika nilai α ≤ 0,05 maka model persamaan regresi dinyatakan layak
Jika nilai α > 0,05 maka model persamaan regresi dinyatakan tidak
layak.
Ftabel Fhitung
Gambar 3.1 Kurva Uji F c. Uji t (Uji Parsial)
Uji statistic t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh
pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Hipotesis nol (Ho) yang
Daerah Penerimaan Ho
hendak diuji adalah apakah suatu parameter (bi) sama denagn nol,
atau:
Ho : bi = 0
Artinya apakah suatu variabel independen bukan merupakan
penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis
alternatifnya (HA) parameter suatu variabel tidak sama dengan nol,
atau :
Artinya, variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan
terhadap variabel dependen (Ghozali, 2016 : 97).
1) Pengujian Hipotesis Pertama
Terdapat pengaruh positif signifikan antara Profitabilitas terhadap
Sustainability Report
a) Langkah pengujian adalah sebagai berikut :
Ho :β1≤ 0, artinya bahwa Profitabilitas tidak berpengaruh
positif terhadap Sustainability Report
Ha : β1 > 0, artinya bahwa Profitabilitas berpengaruh positif
terhadap Sustainability Report
b) Kriteria signifikansi sebagai berikut :
Tingkat signifikan α yang digunakan dalam penelitian ini
ditentukan sebesar 0,05 dan tingkat keyakinan atau
kepercayaan yakni sebesar 95% serta derajat kebebasan (degree of fredom) sebesar (n-k-l) (Ghozali, 2016 :450).
c) Dasar Pengambilan Keputusan
(2) Jika t hitung ≤ t tabel, maka Ho diterima dan Ha diolak.
ttabel thitung
Gambar 3.2 Kurva Uji t Hipotesis Pertama
2) Pengujian Hipotesis Kedua
Terdapat pengaruh positif signifikan antara Likuiditas
terhadap Sustainability Report
a) Langkah pengujian adalah sabagai berikut :
Ho : β2≤ 0, artinya bahwa Likuiditas tidak berpengaruh
positif terhadap Sustainability Report
Ha : β2 > 0, artinya bahwa Likuiditas berpengaruh positif
terhadap sustainability Report
b) Kriteria signifikansi sebagai berikut :
Tingkat signifikan α yang digunakan dalam penelitian ini
ditentukan sebesar 0,05 dan tingkat keyakinan atau
kepercayaan yakni sebesar 95% serta derajat kebebasan (degree of fredom) sebesar (n-k-l) (Ghozali, 2016 :450).
c) Dasar Pengambilan Keputusan
Daerah penolakan Ho
(1) Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak Ha diterima.
(2) Jika t hitung ≤ t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
ttabel thitung
Gambar 3.3 Uji t Hipotesis Kedua
3) Pengujian Hipotesis Ketiga
Terdapat pengaruh positif antara Aktivitas terhadap Sustainabilty Report
a) Langkah pengujian adalah sabagai berikut :
Ho: β3≤ 0, artinya bahwa Aktivitas tidak berpengaruh
positif terhadap Sustainability Report.
Ha : β3 > 0, artinya bahwa Aktivitas berpengaruh positif
terhadap Sustainability Report.
b) Kriteria signifikansi sebagai berikut :
Tingkat signifikan α yang digunakan dalam penelitian ini
ditentukan sebesar 0,05 dan tingkat keyakinan atau
kepercayaan yakni sebesar 95% serta derajat kebebasan
(degree of fredom) sebesar (n-k-l) (Ghozali, 2016 :450). c) Dasar Pengambilan Keputusan
(1) Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak Ha diterima.
Daerah Penerimaan Ho
(2) Jika t hitung ≤ t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
ttabel thitung
Gambar 3.4 Kurva Uji t Hipotesis Ketiga
4) Pengujian Hipotesis Keempat
Terdapat pengaruh positif signifikan antara Ukuran Perusahaan
terhadap Sustainability Report
a) Langkah pengujian adalah sabagai berikut :
Ho: β4≤ 0, artinya bahwa Ukuran Perusahaan tidak
berpengaruh positif terhadap Sustainability Report.
Ha : β4 > 0, artinya bahwa Ukuran Perusahaan berpengaruh
positif terhadap Sustainability Report
b) Kriteria signifikansi sebagai berikut :
Tingkat signifikan α yang digunakan dalam penelitian ini
ditentukan sebesar 0,05 dan tingkat keyakinan atau
kepercayaan yakni sebesar 95% serta derajat kebebasan (degree of fredom) sebesar (n-k-l) (Ghozali, 2016 :450).
c) Dasar Pengambilan Keputusan
Daerah penolakan Ho
(1) Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak Ha diterima.
(2) Jika t hitung ≤ t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
ttabel thitung
Gambar 3.5 Kurva Uji t Hipotesis Keempat
Daerah penolakan Ho