• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Ari Purwanti BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Ari Purwanti BAB I"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mahasiswa merupakan modal utama pembangunan bangsa karena mereka telah ditempatkan sebagai generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan nasional. Oleh karena itu perlu ditingkatkan kualitas dan kemampuannya sehingga dapat menjadi sumber daya manusia yang potensial bagi pembangunan di masa mendatang. Salah satunya dengan memberikan perhatian lebih pada pendidikan dan sumber daya manusia itu sendiri, yaitu dengan kesungguhan dalam belajar dan menyelesaikan pendidikan dengan hasil yang optimal untuk tercapainya suatu perubahan yang lebih maju.

Sumber daya manusia yang berkualitas pada dasarnya ditentukan oleh indikator utama seperti disiplin, kreatif, dan memiliki etos kerja yang tinggi dalam mengerjakan tugas-tugasnya. Sebagai tulang punggung bangsa, mahasiswa memikul tanggungjawab yang tidak ringan, yaitu mengusahakan agar bangsa dan negara ini mencapai kemajuan yang sebesar-besarnya. Oleh karena itu mahasiswa harus menyadari setiap potensi yang ada pada dirinya dan mampu mengembangkan aktivitas dan kreativitasnya ke arah yang positif sehingga dapat meraih prestasi sesuai dengan potensi yang sesungguhnya dimiliki (Handayani, 2002).

(2)

meningkatkan kecerdasan serta harkat dan martabat bangsa, mewujudkan manusia serta masyarakat Indonesia yang beriman dan bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa, berkualitas dan mandiri sehingga mampu membangun dirinya dan masyarakat sekelilingnya serta dapat memenuhi kebutuhan pembangunan nasional. Dan bertanggung jawab terhadap pembangunan bangsa (Wahyuni, 1997). Peran sekolah sangat luas, didalamnya berlangsung beberapa bentuk dasar dari kelangsungan pendidikan pada umumnya, yaitu pembentukan sikap-sikap dan kebiasaan yang wajar, perangsang potensi-potensi, perkembangan dan kecakapan pada umumnya, belajar kerjasama dalam kelompok, memperoleh pengajaran, belajar menahan diri untuk kepentingan orang lain dan sebagainya yang kesemuanya inidapat membentuk kecerdasan otak pada individu (Gerungan, 1996).

(3)

Belajar menuntut ilmu merupakan kegiatan yang paling pokok di dalam proses pendidikan. Soeharjono (1996) mengatakan bahwa ciri-ciri belajar adalah sebagai berikut:

a. belajar adalah aktivitas yang menghasilkan perubahan kemampuan pada diri individu yang belajar

b. perubahan itu pada dasarnya adalah didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama.

c. perubahan itu terjadi karena usaha.Jadi, dengan kata lain, belajar membutuhkan usaha.

Staton (dalam Setyobroto, 2003) mengungkapkan bahwa seseorang akan belajar apabila ia mempunyai kemauan untuk belajar. Adanya kemauan untuk belajar tersebut menunjukkan bahwa individu yang bersangkutan mempunyai motivasi untuk belajar. Menurut Sardiman (2004), motivasi belajar dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri mahasiswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek dapat tercapai. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa yang memiliki motivasi belajar akan dapat meluangkan waktu belajar lebih banyak dan tekun daripada yang kurang memiliki atau sama sekali tidak mempunyai motivasi untuk belajar.

(4)

sesuatu. Dengan kata lain, alasan merupakan sumber daya untuk memulai serangkaian tingkah laku atau perbuatan, sedangkan motivasi adalah dorongan atau usaha yang dilakukan untuk mewujudkan perbuatan atau proses menggerakkan alasan-alasan menjadi perbuatann yata atau tingkah laku dalam mencapai kebutuhan atau mencapai suatu tujuan tertentu (Surya, 2003).

Menurut Ahmadi (1991), motivasi sebagai faktor inner (batin) berfungsi menimbulkan, mendasari, mengarahkan perbuatan belajar. Motivasi dapat menentukan baik-tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan belajarnya. Seseorang yang besar motivasinya akan giat berusaha, tampak gigih, tidak mau menyerah, giat membaca buku-buku untuk memecahkan masalahnya. Sebaliknya mereka yang motivasinya lemah, tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatiannya tidak tertuju pada pelajaran, sering meninggalkan pelajaran akibatnya banyak mengalami kesulitan belajar. Mahasiswa memiliki motivasi yang berbeda-beda ketika mereka belajar di perguruan tinggi. Beberapa diantara mereka datang denganmotivasi belajar yang tinggi, tetapi ada juga diantara mereka yang tidak memiliki motivasi apapun dan sekolah hanya mereka anggap sebagai rutinitas yang harus mereka hadapi setiap hari.

(5)

motivasi yang timbul dari dalam diri mahasiswa sendiri, dan motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang timbul karena faktor di luar diri mahasiswa tersebut (Winkel, 1991).

Mahasiswa merupakan suatu golongan yang sedang mengalami perkembangan dan yang sedang mempersiapkan diri untuk dapat menerima tanggung jawab sebagai orang dewasa sepenuhnya. Salah satu caranya adalah dengan melakukan aktivitas di luar tugas-tugas akademiknya secara kontinyu dan berdaya guna, misalnya dengan bekerja. Pada jaman sekarang ini telah banyak ditemukan mahasiswa yang selain kuliah juga melakukan kegiatan kerja dan umumnya pekerjaan yang diambil adalah pekerjaan part time sehingga mahasiswa masih kurang dapat membagi waktu untuk berkuliah serta bekerja. Bekerja selain merupakan aktivitas manusia untuk mencapai tujuan tertentu dalam memenuhi kebutuhan fisiologis, psikologis, dan sosiologis juga dapat dijadikan sebagai ajang latihan untuk bertanggung jawab karena keterkaitannya dengan orang lain dan lingkungan sosialnya (Orr, 1990).

(6)

Di balik semua manfaat positif yang bisa didapatkan oleh mahasiswa guna mempersiapkan diri menjadi seorang intelektual muda,kegiatan kuliah sambil bekerja merupakan hal yang sulit dilakukan. Mahasiswa harus dapat membagi waktu dan konsentrasinya menjadi dua serta bertanggung jawab terhadap komitmen dari kedua aktivitas tersebut. Dalam menjaga komitmen dibutuhkan motivasi yang tinggi, terutama motivasi belajar karena motivasi belajar mempengaruhi tujuan dalam berprestasi dan usaha-usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan adanya motivasi belajar dapat menggerakkan mahasiswa bekerja untuk lebih rajin belajar dan mengarahkan mahasiswa bekerja untuk mencapai tujuannya, misalnya dengan mengatur atau memanage waktu agar dapat menyelesaikan kuliah tepat waktu (Purwanto, 2000). Arti pentingnya kuliah tepat waktu agar supaya cepat mendapatkan gelar yang lebih tinggi yang akan berimbas pada karirnya nanti.

Mahasiswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan berusaha sebaik mungkin dalam mengatur waktunya. Karena faktor kemampuan mengatur waktu sangat berperan dalam berhasil atau tidaknya mahasiswa yang bekerja mengerjakan semua tugas-tugasnya, baik tugas akademik maupun tugas pada pekerjaannya (Kusuma, 2008).

(7)

seseorang yang memiliki motivasi belajar rendah tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatiannya tidak tertuju pada pelajaran, dan sering meninggalkan pelajaran (Ahmadi, 1991).

Terdapat beberapa penelitian terdahulu tentang motivasi belajar dan manajemen waktu, antara lain penelitian yang dilakukan oleh Dwihandika (2013) tentang hubungan kemampuan manajemen waktu dan motivasi belajar terhadap prestasi matakuliah perancangan gedung 2 mahasiswa program studi S1 PTB Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang. Hasil penelitian ini menyimpulkan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan manajemen waktu dan motivasi belajar baik secara parsial maupun secara bersama-sama terhadap prestasi matakuliah Perancangan Gedung 2 mahasiswa S1 PTB Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang.

Penelitian lain dilakukan oleh Kusuma (2008) tentang manajemen waktu ditinjau dari motivasi belajar pada mahasiswa bekerja. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara motivasi belajar pada mahasiswa bekerja dengan manajemen waktu.

(8)

Sedangkan penelitian Yustedjo (2005) meneliti tentang hubungan antara kemampuan manajemen waktu dengan motivasi belajar pada siswa Kadet AAL. Penelitian ini menyimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kemampuan manajemen waktu dengan motivasi belajar.

Manajemen waktu adalah suatu proses menjadikan waktu menjadi lebih produktif untuk mendapatkan manfaat yang maksimal.Pada saat seseorang mempunyai niat untuk melakukan suatu pekerjaanyang belum pernah dilakukan, seseorang harus dapat menyediakanwaktu sehingga pekerjaan tersebut dapat terlaksana.Semua itu berdasarpada sesuatu yang dikenal dengan manajemen waktu yang efektif (Taylor, 1990).

(9)

Berdasarkan data dari kantor tata usaha FKIP, pada tanggal 15 Desember 2014 diperoleh informasi bahwa jumlah mahasiswa yang bekerja sebanyak 60 orang. Penulis juga sempat mewawancarai empat mahasiswa yang bekerja. Dari hasil wawancara, peneliti mendapat kesimpulan bahwa permasalahan utama mereka adalah hasil indeks prestasi mereka yang menurun karena kurangnya manajemen waktu, terkadang mereka tidak bisa membagi waktu dengan baik karena terdapat jadwal kuliah yang bentrok dengan pekerjaan mereka atau seharusnya mengikuti kuliah namun ada tugas tambahan dipekerjaan yang menyebabkan tidak bisa hadir kuliah ketika terjadi pada waktu yang bersamaan.

Jadwal mata kuliah memang tidak disamakan namun jadwal kuliah mereka adalah di hari Jum’at, Sabtu,dan Minggu yang juga tetap bertepatan dengan waktu bekerja mereka. Ada pula yang waktu kerjanya menggunakan waktu shift. Oleh sebab itu mahasiswa yang bekerja mendapatkan kesulitan untuk mengatur waktu mereka untuk bekerja dan untuk kuliah karena untuk berangkat kuliah mereka harus ijin dari pekerjaan, ketika pekerjaan mereka tidak dapat ditinggalkan mereka harus ijin kuliah.

(10)

mahasiswa yang bekerja membutuhkan motivasi belajar yang tinggi agar dapat menyelesaikan perkuliahan tepat waktu. Dari permasalahan di atas maka timbul keinginan dari penulis untuk mengetahui ―Hubungan antara kemampuan manajemen waktu dengan motivasi belajar pada mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan Pendidikan Bahasa Inggris yang bekerja.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan latar belakang diatas, maka penulis mengemukakan satu permasalahan apakah ada hubungan antara kemampuan manajemen waktu dengan motivasi belajar pada mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan Pendidikan Bahasa Inggris yang bekerja ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji hubungan antara kemampuan manajemen waktu dengan motivasi belajar pada mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan Pendidikan Bahasa Inggris yang bekerja.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

(11)

pendidikan dalam kaitannya antara kemampuan manajemen waktu dengan motivasi belajar.

2. Manfaat Praktis

Referensi

Dokumen terkait

(2) Bank Indonesia mencabut status BDP apabila Bank Indonesia telah menerima surat penetapan dari BPPN yang menyatakan program penyehatan terhadap Bank yang bersangkutan telah

underwear rules ini memiliki aturan sederhana dimana anak tidak boleh disentuh oleh orang lain pada bagian tubuhnya yang ditutupi pakaian dalam (underwear ) anak dan anak

Kedua, kebutuhan yang dipandang perlu dila- kukan sebagai solusi dari masalah-masalah di atas adalah sebagai berikut: (1) guru perlu memberi ke- sempatan siswa

Analisis stilistika pada ayat tersebut adalah Allah memberikan perintah kepada manusia untuk tetap menjaga dirinya dari orang-orang yang akan mencelakainya dengan jalan

Pada tahap pertama ini kajian difokuskan pada kajian yang sifatnya linguistis antropologis untuk mengetahui : bentuk teks atau naskah yang memuat bentuk

Seringkali apabila tunggakan sewa berlaku ianya dikaitkan dengan masalah kemampuan yang dihadapi penyewa dan juga disebabkan faktor pengurusan yang lemah. Ada pula

informasi tentang jenis dan berbagai motif batik store nusantara, dapat melakukan pemesanan batik secara online dengan mendaftarkan data diri pelanggan dan mengisi form